Anda di halaman 1dari 17

KOPERASI

MAKALAH
Dipresentasikan Pada Mata Kuliah Lembaga Keuangan Non-Bank Program Studi
Ekonomi Islam Semester 3 Tahun 2022

Oleh:
1. Muh. Abid Akram
2. Darasia
3. Sahrul Gunawan

Dosen Pengampu:
Dr. Faturrahman M.M

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad Saw, keluarga dan para sahabatnya.
Makalah dengan judul “Koperasi” ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat lulus pada mata kuliah lembaga keuangan non-bank. Penulis menyadari bahwa
penyelesaian makalah ini tidak terwujud tanpa bantuan, bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak.

Samata, 25 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Masalah.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................4

A. Pengertian dan Sejarah Koperasi......................................................................4


B. Perkembangan Koperasi Berdasarkan Undang-Undang ..................................4
C. Prosedur Pendirian Koperasi dan Jenis-Jenis Koperasi....................................5
D. Kepengurusan dan Struktur Kepengurusan .....................................................6
E. Manajemen Operasional Koperasi....................................................................7
F. Koperasi Syariah...............................................................................................7
G. Strategi Pengembangan Koperasi.....................................................................8

BAB III PENUTUP...................................................................................................10

A. Kesimpulan.....................................................................................................10
B. Implikasi.........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membangun sistem perekonomian pasar yang berkeadilan sosial tidaklah


cukup menyerahkan sepenuhnya kepada pasar. Tetapi juga tidaklah bijak apabila
ketidakadilan pasar terhadap ketidakberdayaan menjawab masalah ketikadilan ini
sepenuhnya kepada pemerintah. Adanya koperasi menjadi suatu gerakan yang telah
membuktikan menjawab masalah ketidakadilan pasar. Bukti dari keberhasilan
koperasi dalam membangun posisi tawar bersama dengan menggunakan konstelasi
perundingan. Oleh karenanya, banyak asumsi dari berbagai negara yang menganggap
adanya persamaan tujuan negara dan koperasi sehingga bisa berjalan bersama
mencapai tuuan tersebut. 1

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan, maka pokok masalah yang
diangkat dalam makalah ini adalah bagaimana perkembangan koperasi di Indonesia
yang kemudian seiring perkembangannya menerapkan koperasi yang berbasis
syariah? Adapun sub masalah yang akan dibahas adalah:

1. Apa pengertian koperasi dan bagaimana sejarah perkembangan koperasi?


2. Bagaimanaa perkembangan koperasi yang berdasarkan undang-undang yang
melindunginya?
3. Bagaimana prosedur awal pendirian koperasi dan apa saja jenis-jenis
koperasi?
4. Bagaimana kepengurusan dan struktur kepengurusan di dalam koperasi?
5. Bagaimanaa manajemen operasional dalam koperasi?

1
Kristiyani, ‘Kajian Yuridis Atas Putusan Kepailitan Koperasi Di Indonesia (Studi Kasus
Putusan Nomor: 01/Pailit/2008/Pengadilan Niaga Semarang’, Dissertation Doctoral, Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro, 2008.

1
6. Apa dan bagaimana perkembangan koperasi syariah di Indonesia?
7. Bagaimana strategi pengembangan koperasi syariah?
C. Tujuan Masalah

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dituangkan, maka tujuan penulisan ini
adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengertian dan sejarah perkembangan


koperasi.
2. Untuk menganalisis perkembangan koperasi berdasarkan undang-undang
yang melindunginya.
3. Untuk mengetahui dan menggambarkan prosedur awal pendirian koperasi dan
jenis-jenis koperasi.
4. Untuk memahami bagaimanaa kepengurusan dan struktur kepengurusan di
dalam koperasi.
5. Untuk mengetahui dan menggambarkan manajemen operasional di dalam
koperasi.
6. Untuk mengetahui pengertian dan perkembangan koperasi syariah di
Indonesia.
7. Untuk mengeanalisis strategi perkembangan koperasi syariah.

2
3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah Koperasi


1. Pengertian Koperasi

Koperasi secara etimologis terdiri dari 2 (dua) suku kata yaitu, co dan operation,
yang mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, koperasi
adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang - orang atau badan usaha yang
memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama secara
kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para
anggota.2

2. Sejarah Koperasi Di Dunia


Gerakan koperasi yang ada di dunia muncul dikarenakan salah satu masalah
terbesar yang ada di dunia adalah masalah yang bersangkutan dengan masalah
kemiskinan. Sehingga hal itu membuat bebrapa orang berfikir untuk melakukan gerakan
koperasi untuk pertama kali yang berdasarkan atau berlandasan dengan semangat
individualisme. Koperasi dunia pertama kali lahir yaitu menjadi sebuah alat yang dapat
digunakan untuk memperbaiki bebrapa ketidaksembiangan dan kelemahan dari
perekonomian yang saat itu masih bersifat kapitalisme. Koperasi yang ada untuk
pertama kalinya diinggris selalu berusaha mengatasi masalah yang berkaitan dengan
keperluan konsumsi sehari-hari.3
3. Sejarah Koperasi Di Indonesia
Pada tahun 1896, patih purwokerto yang bernama R. Aria Wiriaatmadja
mendirikan koperasi kredit untuk membantu para rakyat yang terlilit hutang. Lalu pada
tahun 1908, perkumpulan Budi Utomo memperbaiki kesejahteraan rakyat melalui

2
MUHAMAD ARIF DARAINI and CORRY LIANA, ‘Koperasi Sebagai Alat Untuk Melaksanakan
Prinsip Ekonomi Terpimpin Di Indonesia Tahun 1961’, Avatara, 6.2 (2018).
3
Nurintan Permata Sari, ‘KOPERASI SYARIAH DAN UMKM Makalah Ini Dibuat Untuk
Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Koperasi Syariah Dan UMKM’, 2022, 1–13.

4
koperasi dan pendidikan dengan mendirikan koperasi rumah tangga, yang dipelopori
oleh Dr.Sutomo dan Gunawan Mangunkusumo. Setelah Budi Utomo sekitar tahun 1911,
Serikat Dagang Islam (SDI) dipimpin oleh H.Samanhudi dan H.O.S Cokroaminoto
mempropagandakan cita-cita toko koperasi (sejenis waserda KUD), hal tersebut
bertujuan untuk mengimbangi dan menentang politik pemerintah kolonial belanda yang
banyak memberikan fasilitas dan menguntungkan para pedagang asing. namun
pelaksanaan baik koperasi yang dibentuk oleh Budi Utomo maupun SDI tidak dapat
berkembang dan mengalami kegagalan, hal ini karena lemahnya pengetahuan
perkoperasian, pengalaman berusaha, kejujuran dan kurangnya penelitian tentang bentuk
koperasi yang cocok diterapkan di Indonesia.4
Pada tahun 1945, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
pasal 33 yang menetapkan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia, maka
kedudukan hukum koperasi di Indonesia benar benar menjadi lebih mantap. Dan sejak
saat itu Moh.Hatta sebagai wakil presiden Republik Indonesia lebih intensif
mempertebal kesadaran untuk berkoperasi bagi bangsa Indonesia, serta memberikan
banyak bimbingan dan motivasi kepada gerakan koperasi agar meningkatkan cara usaha
dan cara kerja, atas jasa-jasa beliau lah maka Moh.Hatta diangkat sebagai Bapak
Koperasi Indonesia.5
B. Perkembangan Koperasi Berdasarkan Undang-Undang
Dengan adanya Undang Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, pada
pasal 33 yang menetapkan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia, maka
kedudukan hukum koperasi di Indonesia benar benar menjadi lebih mantap. Pada
tanggal 18 Desember 1967, Presiden Soeharto mensahkan Undang-Undang koperasi
no.12 tahun 1967 sebagai pengganti Undang-Undang no.14 tahun 1965. Pada tanggal 21
Oktober 1992, disahkan Undang-Undang no.25 tahun 1992 tentang perkoperasian,

4
Camelia Fanny Sitepu and Hasyim Hasyim, ‘PERKEMBANGAN EKONOMI KOPERASI Di
INDONESIA’, Niagawan, 7.2 (2018), 59–68 <https://doi.org/10.24114/niaga.v7i2.10751>.
5
Sitepu and Hasyim.h62

5
undang-undang ini merupakan landasan yang kokoh bagi koperasi Indonesia di masa
yang akan datang.6

C. Prosedur Pendirian Koperasi dan Jenis-Jenis Koperasi


Tahapan tahapan atau prosedur pendirian koperasi ialah:
1. Tahap Persiapan Pendirian Koperasi
Sekelompok orang bertekad untuk mendirikan sebuah koperasi terlebih dahulu
perlu memahami maksud dan tujuan pendirian koperasi, untuk itu perwakilan dari
pendiri dapat meminta bantuan kepada Dinas Koperasi dan UKM ataupun lembaga
pendidikan koperasi lainnya untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan serta
pelatihan mengenai pengertian, maksud, tujuan, struktur organisasi, manajemen, prinsip-
prinsip koperasi, dan prospek pengembangan koperasi bagi pendiri.
2. Tahap rapat pembentukan koperasi
Setelah tahap persiapan selesai dan para pendiri pembentukan koperasi telah
memiliki bekal yang cukup dan telah siap melakukan rapat pembentukan koperasi.
Rapat pembentukan koperasi harus dihadiri oleh 20 orang calon anggota sebagai syarat
sahnya pembentukan koperasi primer. Selain itu, pejabat desa dan pejabat Dinas
Koperasi dan UKM dapat diminta hadir untuk membantu kelancaran jalannya rapat dan
memberikan petunjuk petunjuk seperlunya.7
Adapun hal hal yang dibahas pada saat rapat ialah, pembuatan dan pengesahan
akta pendirian koperasi, pembuatan anggaran dasar koperasi, nama dan tempat
kedudukan, landasan asas dan prinsip koperasi, maksud dan usaha, maksud dan tujuan,
kegiatan usaha, keanggotaan, perangkat koperasi, ketentuan mengenai permodalan
perusahaan koperasi, ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha (SHU),
pembubaran dan penyelesaian, sanksi sanksi, dan anggaran rumah tangga dan peraturan
khusus.8
6
Sitepu and Hasyim.h62-63
7
Jaime Zabala, ‘PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI’, Laporan Pengabdian Masyarakat, 4
(2017), 9–15.
8
Zabala.

6
Adapun jenis jenis dari koperasi ialah Koperasi konsumen adalah koperasi
yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan dibidang penyediaan barang
kebutuhan anggota dan non anggota, Koperasi produsen adalah koperasi yang
menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan dibidang pengadaan sarana produksi dan
pemasaran produksiyang dihasilkan anggota kepada anggota dan non anggota, Koperasi
Jasa adalah koperasi yang menyelenggaran kegiatan usaha pelayanan jasa non simpan
pinjam yang diperlukan oleh anggota dan non anggota. Dam yamg terakhir yaitu
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam
sebagai salah satu usaha yang melayani anggota.9
D. Kepengurusan dan Struktur Kepengurusan
Jika disederhanakan bahwa struktur organisasi adalah seperangkat susunan
wewenang atau tanggung jawab yang ada di dalam suatu perkumpulan atau perserikatan
orang, maka berarti struktur organisasi bertujuan mengatur dan memudahkan mencapai
maksud dari adanya perkumpulan. Untuk mengetahui struktur organisasi koperasi,
pertama harus diketahui terlebih dahulu bahwa koperasi adalah badan usaha yang
dibentuk untuk tujuan kesejahteraan anggota dan masyarakat, dan koperasi hanya dapat
dibentuk oleh minimal 20 (dua puluh) orang. Selain itu untuk pengembangan manfaat
koperasi agar semakin luas, maka koperasi dapat marger atau mengabungkan diri
dengan koperasi-koperasi yang lainnya untuk bekerja sama dalam menjangkau dan
membesarkan usaha-usahanya.
Struktur organisasi koperasi secara basic tidak jauh berbeda dengan konsep
struktur manajemen modern. Secar sekilas saya juga telah mempostinya di posting
terdahulu mengenai manajemen koperasi yang dilengkai dengan renstra manajemen
koperasi seperti analisa swot koperasi. Perangkat mengandung pengertian sejumlah alat
atau perlengkapan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Dalam konsep koperasi

9
Dosen Pengampu, Dra Hj, and Nuraeni Gani, ‘JENIS , BENTUK , DAN CARA PENJENJANGAN
KOPERASI Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Koperasi Syariah Dan
UMKM’, 90500120101, 2023.

7
pernagkat tersebut minimal terdisri atas 3 hal yaitu Rapat anggota, pengurus, dan
pengawas.
Bentuk koperasi berdasarkan Undang-undang No.25 Tahun 1992
mengenal 2 bentuk koperasi yaitu koperasi primer dan koperasi sekunder. Koperasi
primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang.
Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan koperasi. Mengenai syarat pembentukan, koperasi primer dibentuk oleh
sekurang–kurangnya 20 orang. Koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang –kurangnya 3
koperasi. Dalam pasal 15 UU No. 12 Tahun 1992 tentang perkoperasian
disebutkan bahwa koperasi dapat berbentuk koperasi primer atau koperasi
sekunder. Dalam penjelasan pasal 15 UU No.12 Tahun 1992 disebutkan bahwa
pengertian koperasi sekunder meliputi semua koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan koperasi primer dan atau koperasi sekunder, berdasarkan kesamaan
kepentingan dan tujuan efisiensi, baik koperasi sejenis maupun berbeda jenis atau
tingkatan. Koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya tiga koperasi yang
berbadan hukum baik primer maupun sekunder.
E. Manajemen Operasional Koperasi
Manajemen operasional bertanggung jawab untuk memasok produk atau jasa
organisasi sedangkan peran manajer operasional membuat keputusan mengenai fungsi
operasi dan hubungannya dengan fungsi lainnya. Para manajer operasional
merencanakan kontrol proses produk dan interface-nya dalam organisasi dan dengan
lingkungan eksternal. Operasional dapat diukur dari indikator kinerja biaya, mutu dan
waktu dengan merencanakan secara cermat, teliti dan terpadu berkaitan dengan
manajemen operasional perusahaan.10
F. Koperasi Syariah

10
Indrie D. Palandeng3 Christy M. Tumbel1, Altje L. Tumbel2, ‘Penerapan Sistem Manajemen
Mutu Dalam Meningkatkan Kinerja Operasional Koperasi Simpan Pinjam (Studi Pada Koperasi
Glaistygil Manado)’, Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16.3 (2016), 14–26.

8
Dalam Islam, koperasi termasuk kategori Syirkah/Syarikah. Syirkah adalah
kerja sama antara dua orang atau lebih dalam berusaha yang keuntungan dan
kerugiannya ditanggung bersama. Koperasi Syariah secara kasat mata sebenarnya
adalah konversi dari Koperasi Konvensional. Hanya saja dalam pendekatannya,
sejalan dengan teladan ekonomi yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dan
para sahabatnya dengan berlandaskan al-Qur’an dan Hadits.
ۗۡ‫يل َّما هُم‬ َّ ٰ ‫وا ٱل‬
ِ ‫صلِ ٰ َح‬
ٞ ِ‫ت َوقَل‬ ْ ُ‫وا َو َع ِمل‬
ْ ُ‫ض ِإاَّل ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬ ُ ‫يرا ِّمنَ ۡٱل ُخلَطَٓا ِء لَيَ ۡب ِغي بَ ۡع‬
ٍ ‫ضهُمۡ َعلَ ٰى بَ ۡع‬ ٗ ِ‫وَِإ َّن َكث‬

Artinya: “....dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu


sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh, dan Amat sedikitlah mereka ini…..” (Shad
24).

Prinsip operasional koperasi syariah adalah menciptakan kesejahteraan


(falah) bagi pra anggotanya dengan prinsip saling membantu dalam kebaikan (al-
ta’awun al al-birri) secara bersama-sama. Prinsip ini terinternalisasikan ke dalam
manajemen operasional, produk-produk, jasa dan hukum agar pelaku dan obyeknya
sama-sama mendapatkan kemaslahatan bersama. Muara dari prinsip dan konsep utama
Koperasi Syariah ini adalah bagian dari ikhtiar memakmurkan kehidupan para anggota
koperasi yang telah tergabung, bukan semata-mata mengejar profit saja. Hal ini,
sesuai dengan maqashid al-khamsah dalam poin kelima yakni hifdz al-mal (mejaga
harta). 11
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya tidak dapat hidup mandiri
dalam segala aktifitasnya. Di sisi lain, Allah telah menitipkan harta kepadanya
sebagai bekal dalam hidupnya untuk ditumbuh kembangkan sehingga dapat
dijadikan bekal bagi pribadinya sebagai modal ibadah dijalanNya. Secara garis besar,
praktik-praktik dalam Koperasi Syariah dapat diklasifikasikan ke dalam: penghimpunan
dana, penyaluran dana, features produk, dan distribusi bagi hasil. Semua

11
Zainil Ghulam, ‘Implementasi Maqashid Syariah’, Iqtishoduna, 7.1 (2016), 90–112.

9
praktik ini dijalankan berdasarkan ketentuan-ketentuan syariah dengan
memegang teguh prinsip ekonomi Islam.12
G. Strategi Pengembangan Koperasi
Meskipun koperasi memiliki berbagai kelebihan, namun pengembangannya
bagi Negara yang sedang berkembang memang masih memerlukan peran serta dari
pihak luar, masih terdapat kesulitan menumbuhkan koperasi yang sepenuhnya dilakukan
oleh masyarakat lapisan bawah secara alami. Dalam kaitan ini pula peranan pihak ketiga
dari kalangan perguruan tinggi tentu akan sangat bermanfaat. Pengamatan para ahli di
berbagai Negara-negara Asia menunjukkan masih pentingnya peranan pihak ketiga
terutama pemerintah dalam mengembangkan koperasi.13
Meskipun pendekatan pengembangan koperasi melalui prakarsa pemerintah
memiliki beberapa kelemahan sebagai konsekuensi dari top down approach, namun juga
terdapat banyak manfaat yang terkandung di dalamnya yang dapat mendorong
perkembangan koperasi sebagai badan usaha secara lebih cepat. Program unggulan yang
dikembangkan sebagai ujung tombak untuk mempercepat pengembangan koperasi
dilakukan melalui pengembangan kemitraan usaha serta melalui gerakan kewirausahaan.
Kedua program ini tentunya membutuhkan partisipasi yang luas dari seluruh lapisan
masyarakat termasuk para pengusaha dan dunia pendidikan.14

12
Ghulam.
13
Iman Suhartono, ‘Strategi Pengembangan Koperasi Berorientasi Bisnis’,
Jurnal.Stiema.Ac.Id, 4.7 (2011), 33–47 <https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjN8vP3qevYAhVGvY8KH
UhnAy0QFgg_MAM&url=http%3A%2F%2Fjurnal.stieama.ac.id%2Findex.php%2Fama%2Farticle
%2Fdownload%2F32%2F29&usg=AOvVaw1ijZ86scKBYWTsYEFgOHiM>.
14
Suhartono.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari isi pembahasan pada makalah ini dapat ditarik benang merahnya
bahwa, Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang - orang atau
badan usaha yang memberikan kebebasan masuk dan keluar. Pada tanggal 21
Oktober 1992, disahkan Undang-Undang no.25 tahun 1992 tentang perkoperasian,
undang-undang ini merupakan landasan yang kokoh bagi koperasi Indonesia di masa
yang akan datang. Adapun untuk membentuk koperasi tentu memiliki tahapan
tahapan yang dimulai dari pembuatan dan pengesahan akta koperasi, anggaran dasar
dan lain sebagainya. Selanjutnya Para manajer operasional merencanakan kontrol
proses produk dan interface-nya dalam organisasi dan dengan lingkungan eksternal.
Selanjutnya koperasi dari perspektif Islam, dalam Islam koperasi ini
termasuk kategori Syirkah/Syarikah atau akad Kerjasama antara dua orang atau lebih
dalam hal permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan
pembagian keuntungan berdasarkan nisbah, landasan hukumnya terdapat dalam
Qur’an surah shad ayat 24. Meskipun koperasi memiliki berbagai kelebihan, namun
pengembangannya bagi Negara yang sedang berkembang memang masih
memerlukan peran serta dari pihak luar, masih terdapat kesulitan menumbuhkan
koperasi yang sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat lapisan bawah secara alami.
B. Implikasi

11
Kami sadar bahwa penulisan makalah kami ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan
saran dan masukannya, baik itu berupa kritikan maupun saran yang dapat membuat
kami menjadi termotivasi untuk meningkatkan kualitas dalam pembuatan penulisan
selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

arif Daraini, Muhamad, And Corry Liana, ‘Koperasi Sebagai Alat Untuk
Melaksanakan Prinsip Ekonomi Terpimpin Di Indonesia Tahun 1961’, Avatara,
6.2 (2018)

Christy M. Tumbel1, Altje L. Tumbel2, Indrie D. Palandeng3, ‘Penerapan Sistem


Manajemen Mutu Dalam Meningkatkan Kinerja Operasional Koperasi Simpan
Pinjam (Studi Pada Koperasi Glaistygil Manado)’, Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi, 16.3 (2016), 14–26

Ghulam, Zainil, ‘Implementasi Maqashid Syariah’, Iqtishoduna, 7.1 (2016), 90–112

Kristiyani, ‘Kajian Yuridis Atas Putusan Kepailitan Koperasi Di Indonesia (Studi


Kasus Putusan Nomor: 01/Pailit/2008/Pengadilan Niaga Semarang’,
Dissertation Doctoral, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, 2008

Pengampu, Dosen, Dra Hj, and Nuraeni Gani, ‘JENIS , BENTUK , DAN CARA
PENJENJANGAN KOPERASI Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Pada Mata Kuliah Koperasi Syariah Dan UMKM’, 90500120101, 2023

Sari, Nurintan Permata, ‘KOPERASI SYARIAH DAN UMKM Makalah Ini Dibuat
Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Koperasi Syariah Dan UMKM’,
2022, 1–13

Sitepu, Camelia Fanny, and Hasyim Hasyim, ‘PERKEMBANGAN EKONOMI


KOPERASI Di INDONESIA’, Niagawan, 7.2 (2018), 59–68
<https://doi.org/10.24114/niaga.v7i2.10751>

Suhartono, Iman, ‘Strategi Pengembangan Koperasi Berorientasi Bisnis’,


Jurnal.Stiema.Ac.Id, 4.7 (2011), 33–47

Zabala, Jaime, ‘PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI’, Laporan Pengabdian


Masyarakat, 4 (2017), 9–15

13
14

Anda mungkin juga menyukai