k. Prinsip tidak saling merusak atau tidak saling merugikan dan tidak ada yang
dibahayakan atau terancam jiwa, agama, pikiran, kehormatan dan hartanya.
al-a’raf ayat 85
ض بَ ْع َد اِصْ اَل ِحهَ ۗا ٰذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم اِ ْن ُك ْنتُ ْم ُّمْؤ ِمنِي َْۚن
ِ َْواَل تُ ْف ِس ُدوْ ا فِى ااْل َر
“Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan)
dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang
beriman.”
Yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan
Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika
kamu mengetahui,
d. Bersifat kemanusiaan dan berfungsi sosial, dengan kesadaran adanya
tanggungjawab sosial bagi masyarakat yang tidak beruntung dan tidak
mampu dengan pelayanan yang terbaik Q.S. al- Baqarah (2): 177; Q.S.
Ali Imran (3): 92.
e. Harus melahirkan sistem sosial yang sehat, melalui interaksi sosial
yang sehat pula. Misalnya; dengan saling menghargai, menjaga sikap
terhadap semua pihak dalam setiap tindakan perekonomian dan
bisnisnya Q.S. adh- Dhariyat (51):19.
4 KONSEP HARTA (AL-AMWAL) DAN HUKUMNYA
1. Ayat-ayat yang membangun konsep harta (al- amwal) dan hukumnya dalam
hukum ekonomi dan Bisnis:
a. Harta terbaik seorang muslim adalah harta yang mampu menjaga
agamanya dari fitnah= Q.S.al-Taghabun (64):14\
ٰيٓاَيُّها الَّذ ْينَ ٰامنُ ْٓوا ا َّن م ْن اَ ْزواج ُكم واَوْ اَل د ُكم َع ُد ًّوا لَّ ُكم فَاحْ َذرُوْ هُ ۚم وا ْن تَ ْعفُوْ ا وتَصْ فَحُوْ ا وتَ ْغفرُوْ ا فَا َّن هّٰللا
َ ِ ِ َ َ َِ ْ ْ ْ ِ َ ْ ِ َ ِ ِ َ ِ َ
14 َّح ْي ٌم ِ َغفُوْ ٌر.
ر
Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu
dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-
hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu
santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.
b. Harta harus didapatkan secara halal=Q.S.al-Taghabun (64):15
هّٰللا
ِ اِنَّ َمٓا اَ ْم َوالُ ُك ْم َواَوْ اَل ُد ُك ْم فِ ْتنَةٌ َۗو ُ ِع ْند ٗ َٓه اَجْ ٌر ع.
15 َظ ْي ٌم
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu),
dan di sisi Allah pahala yang besar.”
c. Harta harus dijadikan sebagai pokok kehidupan (qiyaman)= Q.S. al-
Kahfi (18): 46
َ ِّت َخ ْي ٌر ِع ْن َد َرب
ك ثَ َوابًا َّوخَ ْي ٌر اَ َماًل ُ صلِ ٰح ُ اَ ْل َما ُل َو ْالبَنُوْ نَ ِز ْينَةُ ْال َح ٰيو ِة ال ُّد ْنيَ ۚا َو ْال ٰبقِ ٰي5
ّ ٰ ت ال
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang
terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan.
ض َح ٰلاًل طَيِّبًا ٓ
ِ ْٰياَيُّهَا النَّاسُ ُكلُ ْوا ِم َّما فِى ااْل َر
Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi,”
(2): 168; Q.S. al-Maidah(5): 87,88 dan 90; Q.S. al-Mukminun (23): 51; Q.S. al-
Baqarah (2): 172 dan 173; Ayat Hukum as-sarf (Jual Beli Valuta Asing) Dan
Berinvestasi dalam Hukum Ekonomi Dan Bisnis antara lain; Q.S. al-Kahfi
(18): 19; Q.S.alTawbah (9): 34-35;
b. Inti Ayat-ayat yang membangun Hukum Jual Beli (Hukum Produksi Dan
Hukum Konsumsi) adalah; Q.S. al-Mukminun (23): 51; Q.S. al-Baqarah (2):
168; Q.S. al-Baqarah (2):172; Q.S. al-Baqarah (2):173;
ِ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا ُكلُ ْوا ِم ْن طَيِّ ٰب
ت َما َر َز ْق ٰن ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوا
هّٰلِل ِ اِ ْن ُك ْنتُ ْم اِيَّاهُ تَ ْعبُ ُد ْو َن
“ Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada
kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.”
Q.S. al- Maidah(5): 88; Q.S. al-Maidah(5): 87; Q.S. al-Baqarah (2):173; Q.S.
al-Maidah(5): 90; Ayat Hukum as-sarf (Jual Beli Valuta Asing) Dan
Berinvestasi dalam Hukum Ekonomi Dan Bisnis adalah; Q.S. al-Kahfi (18): 19;
Q.S.al-Tawbah (9): 34; Q.S.at-Tawbah (9): 35;
c. Ayat-ayat tersebut diatas membangun konsep ;
i. Jual beli adalah transaksi saling menukar kebutuhan, dan saling
mendapatkan keuntungan sesuai kebutuhan masingmasing.
ii. Unsur yang harus ada dalam jual beli adalah; adanya tujuan, dua orang
yang melakukan transaksi, objek yang diperjual belikan, adanya
kesepakatan antara kedua belah pihak untuk memenuhi kebutuhan sesuai
prinsip dan etika dalam melakukan kegiatan ekonomi damn bisnis.
iii. Ketentuan dalam jual beli adalah;
1. Tujuan harus jelas dan sejalan dengan tuntunan syariah (mendukung
pengabdian kepada Sang Pencipta Alam semesta)
2. a) Penjual adalah pemilik barang (pemegang mandat/ kuasa) yang
diperjual belikan. b) Pembeli adalah orang dewasa yang sehat dan tidak
dalam keadaan pailit.
3. Objek yang diperjual belikan adalah barang kebutuhan ekonomi dan
bisnis yang bernilai, berkualitas, dan halal.
4. Harga barang yang diperjual belikan adalah harga pasar (mithil)/
berstandar regional, nasional, atau internasional.
5. Adanya pernyataan serah terima barang dengan baik dan sempurna
sesuai yang disepakati dalam surat/nota perjanjian jual beli, tanpa ada
kedhaliman, dan pengurangan.
iv. As-sarf (Jual Beli Valuta Asing) adalah kegiatan transaksi jual beli mata
uang dengan mata uang yang lain, baik mata uang tersebut satu jenis atau
berlainan jenis. Rukun secara umum sama dengan jual beli biasa, hanya
ketentuannya harus memenuhi sebagai berikut; 1) Serah terima dalam
majlis kontrak 2) Tidak boleh ada khiyar syarat 3) Harus sama kualitas
dan nilainya (kuantitasnya) 4) Tidak untuk spekulasi (untung-untungan) 5)
Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan) 6) Apabila
transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus sama
dan secara tunai (attaqabudh). 7) Apabila berlainan jenis maka harus
dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi
dilakukan dan secara tunai.
v. Berinvestasi dalam Hukum Ekonomi Dan Bisnis adalah pembelian (dan
produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan
untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Atau mengeluarkan
sejumlah uang atau menyimpan uang pada sesuatu dengan harapan suatu
saat mendapat keuntungan finansial. Kegiatan tersebut boleh selama tidak
melupakan fungsi ekonomi dan sosialnya, yakni harus mengeluarkan
zakatnya, dan untuk kebutuhan berjuang di jalan Allah.
i. WADIAH
1. Ayat-Ayat yang membangun hukum wadi’ah (Q.S. al-Baqarah (2): 283; Q.S.
an-Nisa’(4): 58)
2. Inti Ayat-Ayat yang membangun hukum wadi’ah : Q.S. al-Baqarah (2):
283;Q.S. an- Nisa’(4): 58);
3. Wadi’ah adalah amanah yakni sesuatu yang dititipkan oleh pemiliknya kepada
orang lain agar dijaga.
a. Rukun wadi’ah menurut ulama Hanafiah hanya satu ijab qabul , setidaknya
memuat tiga hal; 1) Orang yang berakad wadi’ah 2) Barang yang dititipkan
3) Sigat (akad wadi’ah) yang dapat dipahami secara jelas
oleh kedua pihak yang melakukan akad wadi’ah
b. Syarat wadi’ah ; 1) Orang yang berakad wadi’ah harus berakal, baligh, dan
cerdas, karena akad wadi’ah banyak memuat resiko penipuan 2) Barang
yang dititipkan harus jelas dan dapat dipegang atau dikuasai, yakni harus
jelas identitasnya c. Macam wadi’ah ; Wadi’ah yad al-amanah dan
Wadi’ah yad al-damanah. d. Hukum menerima wadi’ah tergantung dari
kondisi penerimanya, maka status hukumnya adalah; wajib, sunnah,
makruh dan haram.
j. AIRYAH
1. Ayat-ayat yang membangun hukum ariyah adalah Q.S.al-Ma ’u n (107): 7;
Q.S.al-Baqarah (2): 283; Q.S. al-Ma idah (5): 2;
2. Inti Ayat Q.S.al-Ma ’u n (107): 7; Q.S.al-Ma’un (107): 7; Q.S. al-Ma idah (5):
2; Q.S.al-Baqarah (2): 283;
3. Hukum yang termuat di dalam ayat antara lain;
a. Ariyah atau pinjaman adalah Akad memberi pinjaman suatu barang yang
kecil dan remeh kepada pihak yang membutuhkan karena kemiskinan dan
kebutuhannya. b. Peminjam tidak dibebani tanggungjawab terhadap kerusakan
barang yang tidak disebabkan oleh perbuatannya atau kelalaiannya dalam
pemanfaatan barang tersebut, tetapi bila karena kesengajaannya atau
kelalaiannya barang tersebut menjadi rusak, maka ia harus mengganti rugi.