Anda di halaman 1dari 9

KISI KISI PSAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Fastabiqul Khairat: Berkompetisi dalam Kebaikan. Banyak keuntungan saat melakukan


fastabiqul khairat yakni, memanfaatkan waktu dengan cara terbaik, menambah pahala, serta
menjauhkan dari godaan setan yang menyesatkan.

I. Dalil Naqli Berkompetisi dalam Kebaikan.


a. Al-Baqarah: 148
‫َو ِلُك ٍّل ِو ْج َهٌة ُهَو ُمَو ِّليَها َفاْسَتِبُقوْا اْلَخْيَر اِت َأْيَن َم ا َتُك وُنوْا َيْأِت ِبُك ُم ُهّللا َجِم يعًا ِإَّن َهّللا َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد يٌر‬
Artinya “Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Dimana saja kamu berada,
pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 148)

b. Al-Maidah: 48
‫َو َاْنَز ْلَنٓا ِاَلْيَك اْلِكٰت َب ِباْلَح ِّق ُمَص ِّد ًقا ِّلَم ا َبْيَن َيَد ْيِه ِم َن اْلِكٰت ِب َو ُمَهْيِم ًنا َع َلْيِه َفاْح ُك ْم َبْيَنُهْم ِبَم ٓا َاْنَز َل ُهّٰللا َو اَل َتَّتِبْع َاْهَو ۤا َء ُهْم‬
‫َع َّم ا َج ۤا َء َك ِم َن اْلَح ِّۗق ِلُك ٍّل َجَع ْلَنا ِم ْنُك ْم ِش ْر َع ًة َّو ِم ْنَهاًجاۗ َو َلْو َش ۤا َء ُهّٰللا َلَجَع َلُك ْم ُاَّم ًة َّواِح َد ًة َّو ٰل ِكْن ِّلَيْبُلَو ُك ْم ِفْي َم ٓا ٰا ٰت ىُك ْم‬
٤٨ - ‫َفاْسَتِبُقوا اْلَخْيٰر ِۗت ِاَلى ِهّٰللا َم ْر ِج ُع ُك ْم َجِم ْيًعا َفُيَنِّبُئُك ْم ِبَم ا ُكْنُتْم ِفْيِه َتْخ َتِلُفْو َۙن‬
Artinya: "Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad)
dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya
kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan," (QS. Al Maidah: 48)

c. Al-Hadid: 21
‫َس اِبُقْٓو ا ِاٰل ى َم ْغ ِفَرٍة ِّم ْن َّرِّبُك ْم َو َج َّنٍة َع ْر ُض َها َك َع ْر ِض الَّسَم ۤا ِء َو اَاْلْر ِۙض ُاِع َّد ْت ِلَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ِباِهّٰلل َو ُرُس ِلٖۗه ٰذ ِلَك َفْض ُل ِهّٰللا‬
٢١ - ‫ُيْؤ ِتْيِه َم ْن َّيَش ۤا ُء ۚ َو ُهّٰللا ُذ و اْلَفْض ِل اْلَعِظ ْيِم‬
Artinya: "Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan
surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang
beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, yang diberikan kepada
siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. Al Hadid:
21)

d. Al-Muthaffifin: 22-26
‫ۤا‬
‫ ُيْس َقْو َن ِم ْن َّر ِح ْيٍق‬٢٤ - ‫ َتْع ِر ُف ِفْي ُوُجْو ِهِهْم َنْض َر َة الَّنِع ْيِۚم‬٢٣ - ‫ َع َلى اَاْلَر ِٕىِك َيْنُظُرْو َۙن‬٢٢ - ‫ِاَّن اَاْلْبَر اَر َلِفْي َنِع ْيٍۙم‬
٢٦ - ‫ ِخ ٰت ُم ٗه ِم ْسٌك ۗ َو ِفْي ٰذ ِلَك َفْلَيَتَناَفِس اْلُم َتَناِفُسْو َۗن‬٢٥ - ‫َّم ْخ ُتْو ٍۙم‬

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga


yang penuh) kenikmatan,mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan.Kamu
dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh
kenikmatan.Mereka diberi minum dari khamar murni (tidak memabukkan) yang
(tempatnya) masih dilak (disegel),laknya dari kasturi. Dan untuk yang demikian itu
hendaknya orang berlomba-lomba." (QS. Al Muthaffifin: 22-26)

II. Tujuan Bekerja Keras


Sebagai contoh dalam surat At-Taubah ayat 105, Allah SWT memerintahkan hamba-
Nya agar selalu bekerja. Pekerjaan tersebut bertujuan untuk mencukupi kebutuhan
hidup serta mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, bekerja keras juga bertujuan
demi Meningkatkan Kualitas Hidup.

III. Perilaku Berkompetisi dalam Kebaikan


Ada beberapa contoh perbuatan berlomba-lomba dalam kebaikan yaitu:
- Berakhlak mulia.
- Sabar.
- Memperbanyak sedekah.
- Membantu sesama saudara.
- Membuang sampah pada tempatnya.
- Memberikan komentar positif.
- Juara umum antar kelas.
IV. Perilaku yang Mencerminkan Etos Kerja
Berikut ini beberapa contoh dalam menerapkannya di tempat kerja:
- Bekerja tepat waktu.
- Minimalisir distraksi saat bekerja.
- Selalu teratur dalam bekerja.
- Percaya pada apa yang sedang dikerjakan.
- Selalu tunjukkan rasa hormat.
- Bersikap jujur.
- Bekerja sama dengan orang lain.
- Mengerjakan apa yang harus dikerjakan.
- Memberikan gagasan pengembangan
- Mampu berkolaborasi

V. Dalil Naqli Etos Kerja


a. At-Taubah: 105
‫َو ُقِل اْع َم ُلوا َفَسَيَر ى ُهَّللا َع َم َلُك ْم َو َر ُسوُلُه َو اْلُم ْؤ ِم ُنوَن ۖ َو َس ُتَر ُّد وَن ِإَلٰى َعاِلِم اْلَغْيِب َو الَّشَهاَد ِة َفُيَنِّبُئُك ْم ِبَم ا ُكْنُتْم َتْع َم ُلوَن‬
Artinya: “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105).

b. Al-Jatsiah: 30
Bekerja dan beramal shalih adalah salah satu jalan mendapatkan rahmat dari Allah yang
bisa mengantarkan kepada surga.

‫َفَأَّم ا اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َع ِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َفُيْد ِخ ُلُهْم َر ُّبُهْم ِفي َر ْح َم ِتِهۚ َٰذ ِلَك ُهَو اْلَفْو ُز اْلُم ِبيُن‬
Artinya: “Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh maka Tuhan
mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Itulah keberuntungan yang
nyata.” (QS Al-Jatsiah: 30).
c. Al Bayyinah: 7
Seorang muslim yang beriman dan beramal shalih dengan cara bekerja dan beribadah,
maka ia adalah makhluk yang memiliki harga diri, sehingga terlepas dari hinaan orang
lain seperti penghinaan jika ia meminta-meminta.

‫ِإَّن اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َع ِم ُلوا الَّصاِلَح اِت ُأوَٰل ِئَك ُهْم َخْيُر اْلَبِر َّيِة‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh,
mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (QS. Al-Bayyinah: 7)

d. Al-Buruj: 11
‫ِإَّن اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َع ِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َلُهْم َج َّناٌت َتْج ِر ي ِم ْن َتْح ِتَها اَأْلْنَهاُرۚ َٰذ ِلَك اْلَفْو ُز اْلَك ِبيُر‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang
saleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah
keberuntungan yang besar.” (QS. Al-Buruj: 7)

e. As-Saba’: 10-11
Nabi Daud adalah manusia pertama yang diberikan ilmu oleh Allah untuk bisa
melunakkan atau melebur besi dan membuat baju besi serta perkakas lainnya. Dengan
ilmu tersebut, hingga kini manusia bisa mendapat banyak sekali manfaat.

‫َو َلَقْد آَتْيَنا َداُووَد ِم َّنا َفْض اًل ۖ َيا ِج َباُل َأِّو ِبي َم َع ُه َو الَّطْيَر ۖ َو َأَلَّنا َلُه اْلَحِد يَد‬
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami
berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang
bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya,” (QS. Saba’: 10)

‫َأِن اْع َم ْل َس اِبَغاٍت َو َقِّدْر ِفي الَّسْر ِد ۖ َو اْع َم ُلوا َص اِلًحاۖ ِإِّني ِبَم ا َتْع َم ُلوَن َبِص يٌر‬
Artinya: “(yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan
kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Saba’: 11)

VI. Manfaat Etos Kerja


- Meningkatnya produktivitas perusahaan dan diri sendiri.
- Hasil kerja yang memuaskan.
- Menciptakan reputasi diri yang baik.
VII. Pengertian Iman
Menurut pandangan agama Islam : meyakini
Menurut salah satu hadist : iman adalah tambatan hati yang dilakukan
serta diucapkan, sehingga menjadi satu
kesatuan.
Menurut bahasa Arab : kata iman berakar pada kata amana – yu’minu

imana yang secara harfiah artinya percaya dan

yakin.
Secara bahasa dan istilah : tashdiq atau membenarkan

VIII. Pilar-Pilar Iman


Rukun iman adalah pilar keimanan dalam agama Islam. rukun iman ini wajib diyakini
dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Rukun iman ada 6, yaitu:
1) Allah SWT.
2) Malaikat.
3) Kitab.
4) Rasul.
5) Hari akhir.
6) Qada' dan Qadar.

IX. Hadist Risalah Syu’abul Iman


Syu’ab Al Iman : Cabang-cabang iman.
Hadist : "Iman memiliki tujuh puluh lebih cabang, dan yang paling tinggi
adalah kalimat laa ilaaha illallaah, sedangkan yang paling rendah
adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Malu adalah bagian dari
iman.’’ (HR. Al Bukhari dan Muslim)

X. Menghindari Riya dan Sum’ah


Riya : memperhatikan diri kepada orang lain agar diketahui keberadaannya, baik
melalui ucapan, tulisan, sikap maupun amal perbuatan.
Ayat : Al-Maun (4-6), Al-Baqarah (264)
Adapun cara untuk menghindari sifat riya’ dan sum’ah di antaranya sebagai berikut:
- Meluruskan niat hanya kepada Allah Swt. bukan untuk dipuji orang lain.
- Hindari sikap suka memamerkan sesuatu yang dimiliki, karena hakikatnya
semuanya hanyalah milik Allah.
- Saling menasihati dan mengingatkan jika ada yang berperilaku riya’ dan sum’ah.
- Membiasakan diri bersyukur pada Allah.
- Melakukan ibadah dengan khusyu’ baik di tempat ramai maupun di tempat sunyi.
- Senantiasa berdzikir kepada Allah dan selalu berlindung kepada Allah agar kita
dijauhkan dari sifat riya’ dan sum’ah.

XI. Contoh Riya dan Sum’ah


3 Contoh perbuatan seseorang yang tergolong dalam bagian perbuatan riya adalah:
- Seorang anak yang melakukan salat dengan benar pada saat ada orang lihat.
- Seorang anak yang bersedekah ingin mendapatkan pujian dari orang lain.
- Seorang anak yang membantu orang lain karena diangap sebagai pahlawan.
3 Contoh perbuatan seseorang yang tergolong dalam bagian perbuatan sum'ah adalah:
- Seorang anak yang membaca Al Qur'an dengan suara keras agar orang lain
mendengar dan melihatnya berasal.
- Seorang anak yang berdzikir dengan suara keras-keras agar orang lain mengetahui
bahwa dia sedang beribadah.
- Seorang anak yang suku menceritakan amalan kebaikannya kepada orang lain.

XII. Ciri-Ciri Perilaku Menghindari Foya-Foya


- Belanja sesuai dengan kebutuhan.
- Membiasakan diri sedekah dan membantu orang lain.
- Bergaya hidup sederhana.
- Selalu bersyukur.
- Bertindak selektif dan terencana.
- Bersikap rendah hati.

XIII. Ciri-Ciri Sifat Riya dan Sum’ah


Berikut beberapa ciri-ciri sifat riya' dan sum'ah:
- Selalu menyebut dan mengungkit amal baik yang pernah dilakukan.
- Beramal hanya sekadar ikut-ikutan bersama orang lain.
- Malas atau enggan melakukan amal shaleh apabila tidak dilihat oleh orang lain.
- Melakukan amal kebaikan apabila sedang berada di tengah khalayak ramai.
- Amalannya selalu ingin dilihat dan didengar agar dipuji oleh orang lain.
- Ekspresi amal berbeda karena sedang dilihat oleh orang lain atau tidak.
- Tampak lebih rajin dan bersemangat dalam beramal saat mendapat sanjungan,
sebaliknya semangatnya akan turun apabila mendapat cemoohan dari orang lain.

XIV. Dampak Negatif Hasad


- Sedih.
- Merana.
- Merasa tersiksa.
- Tercabik-cabik dan penuh amarah

XV. Sikap Perilaku Takabur


- Merasa dirinya berada di atas diri orang lain pada sifat-sifat kesempurnaan.
- Menganggap dirinya besar dan hebat.
- Merasa dirinya paling tahu segalanya dan menganggap orang lain bodoh.
- Kerap menghina orang lain.
- Merasa bangga secara berlebihan ketika mencapai tujuan.

XVI. Pengertian Syariah


Menurut Agama Islam : Syariah merupakan aturan yang mengatur hubungan manusia
dengan Allah, dengan manusia lainnya, dan dengan alam.
Syariah bersumber kepada Al-Quran dan hadis.
Menurut KBBI : Syariah adalah hukum agama yang menetapkan peraturan
hidup manusia, hubungan manusia dengan Allah SWT,
hubungan manusia dengan manusia, dan alam sekitar
berdasarkan Al-Qur’an dan hadis.

XVII. Rukun Asuransi Menurut Ahli Fiqih


1) Aqid
Rukun asuransi syariah yang pertama adalah aqid atau orang yang melakukan transaksi.
Orang yang bertransaksi dapat disebut aqid apabila ia merupakan pemberi hak ataupun
penerima hak.
2) Ma'qud ‘alaih
Dalam rukun asuransi syariah, ada ma’qud ‘alaih atau objek transaksi berupa barang
yang hukumnya wajib untuk dipenuhi.

3) Ijab qabul
Ijab qabul merupakan pernyataan yang menjadi tanda kesepakatan antara kedua pihak
yang melakukan akad. Rukun asuransi syariah ini harus diucapkan oleh aqid atau orang
yang bertransaksi.

XVIII. Implementasi Asuransi dalam Kehidupan Sehari-hari


- Asuransi Kendaraan Bermotor.
- Asuransi Properti.
- Asuransi Kecelakaan Diri.

XIX. Perbedaan Asuransi Umum dengan Syariah


Perbedaan paling utama terdapat dari Konsep Pengelolaannya.

XX. Sejarah Islam Masuk ke Indonesia


Islam pertama kali masuk ke wilayah yang sekarang menjadi Indonesia pada abad ke-7
Masehi melalui proses perdagangan dan interaksi budaya.
1) Melalui Jalur Perdagangan : Islam dibawa ke wilayah Indonesia oleh pedagang
Muslim dari Arab, Persia, dan India.
2) Pengaruh Kerajaan Muslim : Hubungan dagang antar kepulauan Indonesia dan India
memainkan peran penting dalam penyebaran Islam
3) Kedatangan Utama : Para ulama Islam juga berperan dalam menyebarkan
agama Islam di Indonesia.
4) Pernikahan : Islam juga menyebar melalui pernikahan antara
pedagang Muslim dan penduduk lokal.
XXI. Tokoh Penyebar Agama Islam
1) Sunan Kalijaga : Cirebon.
2) Sunan Muria : Kudus, Jepara, dan Pati.
3) Sunan Gunungjati : Cirebon, dan Priangan.

Anda mungkin juga menyukai