Makna Taat
Menurut bahasa, taat artinya mau menerima, mengikuti atau melaksanakan. Adapun menurut
istilah, taat adalah menerima dan melaksanakan semua yang diperintahkan Allah Swt. dan
meninggalkan semua yang dilarang-Nya. Ketaatan terhadap Allah, rasul. dan ulil amri
merupakan hal yang baik untuk amal ibadah kita. Ketaatan kepada Allah Swt tidak hanya asal
taat. Dalam pelaksanaannya, ketaatan kepada Allah Swt harus sungguh-sungguh sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki tanpa alasan apapun.
Hikmah Berperilaku Taat
a. Hati dan pikiran jauh lebih tenang sebab telah menjalankan kewajiban dengan baik.
b. Mendapat kemudahan dalam berbagai urusan,sehingga bisa diraih
c. Hidup menjadi tertata sehingga segala sesuatu lebih efektif dan efisien, tidak membuang
banyak waktu.
d. Tidak akan tererumus pada perbuata yang beresiko merugikan diri dan orang lain.
e. Mendapat penghormatan dari sesama manusia sehingga bisa menjadi teladan yang baik
bagi sesama
f. Mendapatkan kemuliaan juga pahala di sisi Allah SWT
وقل اعملوا فسيرى هللا عملكم ورسوله والمؤمنون ومشاركون إلى عالم الغيب والشهادة مني لكم
ما كلكم تعملون
Terjemahan Ayat
Dan katakanlah "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orung-orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu in, dan kami akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetah
akan yang gath dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kama apa yang telah kamu
kerjakan" (QS. At Taubah (9) 105)
Kandungan Ayat Etos Kerja adalah pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial,
ata semangat kerja yang menjadi keyakinan seseorang kelompok. Jika dikaitkan etos kerja
dengan muslim, maknanya adalah cara pandang seorang muslim, bahwa bekerja itu tidak
hanya bertujuan untuk memuliakan diri, tetapi juga manifestasi amal shaleh yang mempunyai
nilai ibadah di sisi Allah Swt.
ِ ب ِم َّما نَ َز ْلنَا َعلَى َع ْب ِدنَا فََأنوا بِسُو َر ٍة ِمن ِم ْثلِ ِه َوا ْدعُوا ُشهَدَا َء ُك ْم ِم ْن د
ِ ُون هَّللا ٍ وِإن ُكنتُ ْم في َر ْي
َ إن ُكنتُ ْم
)٢٣( : ص ِدقِينَ (البقرة
2.Kitab Zabur
Kata zabur (bentuk jamaknya zubur) berasal dari zabara-yazburu-zabr yang artiny menulis.
Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabur dalam bahasa Arab dikena dengan sebutan
mazmur (jamaknya mazamir), dan dalam bahasa Ibrani disebut mizma yakni nyanyian rohani
yang dianggap suci. Sebagian ulama menyebutnya Mazmur, yait salah satu kitab suci yang
diturunkan sebelum al-Qur'an (selain Taurat dan Injil).Kitab Zabur (Bahasa Qibti),
diwahyukan kepada Nabi Daud a.s. untuk kaum Ba Israil. Nabi Daud a.s. hidup di tanah
Kan'aan sekitar abad ke-10 Sebelum Maschi (SM Kitab Zabur terdapat 150 surah berisi
tentang nasehat, puji-pujian kepada Allah, hikmal zikir, doa, dan seruan Allah SWT. agar
orang-orang Yahudi mentaati syariat yang tela diajarkan Nabi Musa a.s.
3. Kitab Injil
Kitab Injil (Bahasa Suryani), diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Isa as yang hidup di
tanah Kanaan, sekitar abad ke-1 SM. Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan
yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah SWT agar manusia mengesakan dan
tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Ada pula penjelasan, bahwa di dalam Kitab
Injil terdapat keterangan bahwa di akhir zaman akan lahir nabi yang terakhir dan penutup
para nabi dan rasul, yaitu bernama Ahmad atau Muhammad SAW Kitab Injil diturunkan
kepada Nabi Isa as sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia. Kitab Injil
sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur'an, bahwa Isa as untuk mengajarkan tauhid kepada
umatnya atau pengikutnya. Tauhid di sini artinya meng-esa-kan Allah dan tidak
menyekutukan-Nya. Penjelasan ini tertulis dalam Q.S. al-Hadid /57: 27.
4. Kitab Al-Qur'an
Kitab Al-Qur'an (Bahasa Arab), yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. isinya
tentang ajaran-ajaran Allah Swt, untuk memberi petunjuk, pedoman, dan bimbingan yang
benar kepada manusia sepanjang masa, agar bahagia di dunia dan akhirat dan diperuntukkan
untuk seluruh umat manusia. Melalui Al-Qur'an. Allah SWT menyampaikan maksud atau
tujuan-Nya tentang keberadaan alam semesta ini, termasuk manusia (kenapa, untuk apa,
bagaimana cara, dan kemana hidup itu akan berakhir), serta keberadaan makhluk yang lain.
Al-Qur'an diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk menghapus sebagian syariat
yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan tuntunan yang sesuai
dengan perkembangan zaman. Al-Qur'an merupakan kitab suci terlengkap dan berlaku bagi
semua umat manusia sampai akhir zaman. Oleh karena itu, sebagai muslim, kita tidak perlu
meragukannya sama sekali.
BAB III
MENJADI PEMBERANI KARENA BENAR
Terjemahan Ayat
"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum
kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika
kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan" Q.S. an- Nisa /4: 135
3. Macam-macam Syaja'ah
1) Syaja'ah harbiyah, yaitu keberanian yang terkait dengan peperangan, misalnya keberanian
dalam medan tempur di waktu perang.
2) Syaja'ah nafsiyah, yaitu keberanian yang terkait dengan jiwa, misalnya saat menghadapi
bahaya atau penderitaan dan menegakkan kebenaran Munculnya sikap syaja'ah, tidak terlepas
dari keadaan-keadaan sebagai berikut:
a. Berani membenarkan yang benar dan berani pula mengingatkan yang salah.
b. Berani membela hak milik, akal dan jiwa, serta kehormatan diri dan keluarga
c. Berani membela kesucian agama dan kehormatan bangsa.
1. Memandikan
a. Syarat-syarat jenazah yang wajib dimandikan
1) Islam
2) Didapati tubuhnya (walaupun hanya sebagian)
3) Bukan karena mati syahid
2. Mengkafani
Mengkafani jenazah yaitu membungkus jenazah dengan kain Kafan dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengkafani Jenazah
1) Hukum dan syarat orang yang mengkafani sama dengan ketentuan memandikan jenazah.
2) Kain Kafan diperoleh dengan cara halal yaitu dari harta peninggalan jenazah, ahli waris,
atau diambil dari baitul mal (jika tersedia), atau dibebankan kepada orang Islam yang
mampu.
3) Kain Kafan hendaknya bersih, berwarna putih dan sederhana (tidak terlalu mahal dan tidak
terlalu murah).
4) Kain Kafan minimal satu lapis untuk menutupi seluruh tubuh. Bagi jenazah laki- laki
sebaiknya dibungkus tiga lapis, tanpa ditambah sorban, sarung kopiah dan sebagainya.
Sedangkan untuk jenazah perempuan, sebaiknya lima lapis (termasuk baju bawahan dan
jilbab). Sebagaimana Rasulullah SAW dikafani.
b. Tata Cara Mengkafani Jenazah
1) Hamparkan selembar tikar diatas lantai atau balai.
2) Rentangkan 5 utas tali di atasnya.
3) Susun lapisan kain kafan 3 lapis untuk laki-laki dan 5 lapis untuk wanita.
4) Diatas kain kafan ditaburi dengan kapur barus dan wangi-wangian
5) Jenazah diletakkan di atas kain kafan dengan menempelkan kapas secukupnya pada
lubang-lubang yang ada pada tubuh.
6) Terakhir tubuh jenazah dibungkus dengan kain kafan sampai rapi kemudian diikat dengan
tali dibagian ujung kepala, dada, perut, lutut dan ujung kaki.
3. Menshalatkan
a. Syarat Shalat Jenazah
1) Yang menshalatkan yakni orang Islam, suci dari hadast besar dan kecil, suci badan dan
tempat dari najis, menutupi aurat dan menghadap kiblat.
2) Jenazah dishalatkan setelah dimandikan dan dikafani.
3) Jenazah diletakkan di arah kiblat orang yang menshalatkan, kecuali shalat di atas kubur
atau shalat ghaib.
4. Menguburkan
Tata cara menguburkan:
a. Waktunya
Menguburkan jenazah boleh kapan saja (pagi, siang, sore atau malam), kecuali : Di saat
matahari terbit
Di saat matahari berada
di tengah-tengah
Di saat matahari tenggelam/terbenam
Kaifiatnya
Memasukkan jenazah ke dalam kubur hendaknya dimulai dari kepala terlebih dahulu dan
dilakukan lewat arah kaki.
Didalam liang lahat, jenazah diletakkan dalam posisi miring diatas lambung kanan
bagian bawah menghadap kiblat atau memakai ganjal (gelu dari tanah/batu).
kain Pipi dan kaki jenazah supaya ditempelkan ke tanah dengan membuka kafannya.
Begitu pula tali-tali pengikat dilepas.
Waktu meletakkan jenazah ke liang kubur hendaknya membaca do'a:
بِس ِْم هللاِ َوعَلى ِملَّ ِة َرسُول هللا صلى هللا عليه وسلم
c. Bentuk Kuburan
1) Kuburan harus digali cukup dalam agar aman dari gangguan binatang buas. Sedang
luasnya disesuaikan dengan keadaan (untuk 1 orang saja atau lebih).
2) Liang kuburan dapat dibentuk lahat dan dapat pula berbentuk syaqqu atau dharhu.
3) Tanah di atas kubur sebaiknya diratakan tetapi dapat dibentuk seperti punggung unta
Meletakkan nisan di atas kubur dibolehkan asal hanya sebagai tanda pengenal
4) Jenazah yang jauh dari daratan (meninggal di kapal) maka penguburannya dilakukan
dengan jalan membenamkan di laut.
5) Rasulullah melarang didirikan bangunan di atas kuburan atau ditambah atasnya.
B. Ta'ziah
Ta'ziah berarti menghibur, yaitu mengunjungi dan menghibur keluarga yang dtinggalkan
sebelum jenazah dikuburkan atau dalam waktu tiga hari sesudahnya, tujuannya adalah:
a. Memberikan bantuan moril dan materil untuk mengurangi kesulitan bagi ahli mayit.
b. Memberi hiburan dan nasehat agar ahli mayit sabar dan tabah menerima musibah.
c. Mendo'akan yang meninggal agar diampuni segala dosanya.
d. Sebagai pelajaran dan koreksi bahwa setiap yang bernyawa pasti mati.
C. Ziarah kubur
Ziarah kubur adalah mengunjungi kuburan kaum muslimin/muslimat dengan tujuan dapat
melihat, membersihkan kubur, dan mendo'akan ahli kubur, hukum ziarah kubur adalah
mubah
BAB V
MENEBARKAN ISLAM DENGAN SANTUN DAN DAMAI
MELALUI KHUTBAH,DAKWAH DAN TABLIGH
َض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ِه َوه َُو َأ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِدين
َ ك هُ َو َأ ْعلَ ُم بِ َم ْن ُ َأ ْد
َ َّع ِإلى َسبِ ْي ِل َربِّكَ بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِي ِه َي َأحْ َسنُ ِإ َّن َرب
)١٢٥ :(النحل
Terjemahan Ayat
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang
beruntung."(QS. Al-imran (3):104)
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan
berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang
lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa
yang mendapat petunjuk. "(Q.S. an-Nahl/16: 125)
a. Syarat Khatib
Salah satu syarat sahnya mendirikan sholat jum'at ialah harus didahului 2 khutbah oleh khatib
dengan ketentuan:
1) Muslim yang telah baligh, berakal sehat dan taat beribadah
2) Mengetahui syarat dan rukun dan sunnah khutbah
3) Suci dari hadats dan najis baik badan maupun pakaian serta tertutup auratnya
4) Fasih mengucapkan ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits
5) Memiliki akhlak yang baik, tidak tercela dimata masyarakat dan tidak terbiasa melakukan
dosa
6) Berpenampilan baik rapi dan sopan.
b. Syarat-Syarat Khutbah
1) Disampaikan sesudah waktu masuk dhuhur
2) Berdiri bila mampu
3) Suara khatib harus jelas, keras dan dapat didengar oleh jama'ah agar mendengar nasehat
dan wasiatnya, untuk masa sekarang menggunakan pengeras suara televisi atau monitor
merupakan hal yang tidak dapat dihindari (sehingga jama'ah yang berada jauh atau diruang
lain dapat melihat khatib)
4) Duduk diantara dua khutbah
5) Tertib yakni berturut-turut antara khutbah pertama dan kedua
c. Rukun Khutbah
1) Membaca hamdalah pada kedua khutbah.
2) Membaca Syahadatain
3) Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
4) Berwasiat taqwa kepada jama'ah, berisi ajakan meningkatkan iman, taqwa, ibadah serta
nasihat agar beramal saleh yang bermanfaat bagi kehidupanya.
5) Membaca ayat suci Al-Qur'an
6) Berdo'a pada khutbah kedua memohon ampunan, kesejahteraan dan keselamatan bagi
kaum muslimin dan muslimat dunia dan akhirat
d. Sunnah Khutbah
1) Khutbah disampaikan di tempat yang lebih tinggi atau di atas mimbar.
2) Khutbah disampaikan dengan kalimat yang jelas, sistematis dan temanya sesuai dengan
situasi dan kondisi yang sedang terjadi.
3) Khatib dalam menyampaikan khutbahnya diperpendek, jangan terlalu panjang. sebaliknya
shalat Jum'at yang diperpanjang
4) Khatib membaca surat Al-Ikhlas ketika duduk diantara dua khotbah
5) Khatib hendaknya menertibkan rukun-rukun khutbah, yaitu dari membaca hamdalah
sampai rukun khutbah yang terakhir dengan berdo'a untuk kaum muslimin.
Khutbah II (kedua)
1) Selesai Khutbah pertama khatib duduk sebentar (sebaiknya berdo'a, mohon ampun bagi
kedua orang tua) membaca hamdalah, dua kalimat syahadat dan shalawat Nabi Muhammad
SAW
2) Untuk khutbah kedua boleh menyampaikan kesimpulan khutbah I (pertama) setelah
(seperti pada khutbah pertama diatas).
3) Setelah itu diakhiri dengan membaca do'a:
4) Kalimat penutup khutbah kedua:
5) Khatib turun dari mimbar dan bersamaan dengan itu muadzin mengumandangkan iqamah
2. Dakwah
a. Pengertian
Menurut bahasa dakwah mempunyai arti memanggil, menyeru dan mengajak. Secara istilah
dakwah diartikan semua kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang
untuk beriman serta taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis akidah, syariah dan akhlak
islamiyah dari sini dapat dipahami bahwa dakwah bisa mengajak orang yang berbeda akidah
agar mau menganut akidah islamiyah, bisa mengajak orang yang seakidah agar mau kembali
menjalankan ajaran yang benar. Orang yang melakukan pekerjaan dakwah disebut dengan
da'I
Faktor keberhasilan dakwah, sangat ditentukan oleh amaliah dan akhlakul karimah yang
dipantulkan dari setiap dai/daiyah, tentu ada faktor lain yang juga ikut memengaruhi Hal
yang aneh, jika seorang dai tidak mengamalkan apa yang disampaikan, dan tidak satunya kata
dengan perbuatan.
3. Tabligh
a. Pengertian
Kata Tabligh menurut bahasa berarti menyampaikan. Artinya menyampaikan ajaran-ajaran
Islam yang diterima dari Allah kepada umat manusia sebagai pedoman kebahagiaan dunia
dan akhirat. Karena itu, isi dari tabligh adalah ajakan kepada amar ma'ruf nahi mungkar.
Dalam Islam kegiatan tabligh merupakan hal yang sangat penting.
b. Ketentuan Tabligh
Berikut ini ada beberapa ketentuan dan tata cara yang harus diperhatikan, terkait dengan
pelaksanaan tabligh.
1) Tabligh dilakukan dengan cara yang sopan, lemah lembut, tidak kasar, dan tidak merusak.
2) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh jamaahnya.
3) Mengutamakan musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh kesepakatan bersama.
4) Materi tabligh yang disampaikan harus mempunyai rujukan yang kuat dan jelas
sumbernya.
5) Disampaikan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, sejalan dengan situasi dan kondisi
yang mengitarinya, termasuk aspek psikologis dan sosiologis para jamaahnya.
6) Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, berselisih, merusak, dan mencari- cari
kesalahan orang lain. Adapun tahapan dan Ingkah-langkah yang harus dilakukan dalam
tabligh
7) Tahap persiapan Rujuklah dan pelajari materi tabligh, agar sesuai dengan kebutuhan
jamaah atau audiens
8) Tahap pelaksanaan Sejalan dengan ciri-ciri masyarakat modern, maka informasi yang
disampaikan harus yang praktis, singkat dan serba cepat, dengan tetap mengedepankan
bahasa yang sederhana, mengajak jamaah berdiskusi dan mengandalkan logika dan akal
sehat, melibatkan juga mata hati, serta menghindari gaya yang menggurui, menekan, apalagi
memaksa..
9) Tahap konsolidasi Sebagai tahap akhir, upayakan adanya pemantapan pemahaman materi
tabligh dalam bentuk kesimpulan atau resume, dan hal-hal apa saja yang harus
ditindaklanjuti, biasanya dikenal dengan RTL (Rencana Tindak Lanjut). Hal ini perlu
dilakukan agar setiap jamaah ada kesadaran diri untuk melakukan perbaikan dan peningkatan
kualitas amal, dan tidak kalah pentingnya tidak terjadi bias pemahaman bagi jamaah atau
audiens, sebelum mengakhiri kegiatan tabligh. Di sisi lain, ada beberapa hal yang patut
dijadikan pedoman dalam tabligh, yaitu kekuatan keimanan dan kesabaran menjadi kunci
keberhasilan tabligh. Artinya, kesuksesan tabligh akan didapat jika dilandasi dengan kuatnya
iman, sekaligus dibarengi dengan adanya pola manajemen yang andal. Hal ini dapat kita
contoh dari cara dan strategi yang dilakukan oleh para Wali Songo dan tokoh lainnya dalam
mengislamkan atau menyebarluaskan Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.