Anda di halaman 1dari 18

BAB I

MENJADI MUSLIM YANG TAAT,KOMPETITIF DAN BERETOS


KERJA TINGGI

A. Membaca QS. An-Nisa/4: 59


‫يها الذين امنوا أطيعوا هللا وأطيعوا الرسول وأولى األخر متكضيفان للز ْعلَ ْم في َش ْي ٍء فَ ُر ُّدوة إلى هللا‬
٥٩ ‫)والرسول ِإن ُكنتُ ْم تُْؤ ِمنُونَ باهلل والنوم اآلخر ذلك خير وأحسن تأويال‬
Terjemahan Ayat
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil
Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnah-nya), jika kamu
beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya" (Q.S. an-Nisa'/4: 59).

Isi kandungan QS. An-Nisa'/4: 59


Sesuai dengan pendapat ahli tafsir sebagai berikut:
a. Orang-orang yang beriman wajib taat kepada Allah dan Rasulullah secara mutlak Yakni
mengamalkan Al Quran dan Sunnah Rasulullah Saw.
b. Wajib taat kepada ulil amri selama tidak bertentangan dengan ketaatan kepada Allah dan
Rasul-Nya.
c. Jika ulil amri memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan Al Quran dan Sunnah
Rasulullah atau untuk bermaksiat kepada Allah, maka tidak ada kewajiban taat kepadanya. d.
Al Quran dan hadits adalah sumber hukum Islam. Ketika ada hal-hal yang diperselisihkan,
harus dikembalikan kepada keduanya.
e. Menjadikan Al Quran dan hadits sebagai sumber hukum dan mengembalikan kepada
penilaian keduanya ketika terjadi perselisihan adalah bukti keimanan.
f. Kembali kepada Al Quran dan hadits akan menghasilkan penyelesaian yang lebih baik dan
membawa keberkahan,
g. Jika terdapat masalah yang diperselisihkan dan tidak ada kata sepakat, disebabkan tidak
ada petunjuk yang jelas di dalam Al-Qur'an dan Hadits, maka penyelesaiannya dikembalikan
kepada nilai-nilai dan jiwa Al-Qur'an dan Hadits dengan menggunakan Ijtihad.

Makna Taat
Menurut bahasa, taat artinya mau menerima, mengikuti atau melaksanakan. Adapun menurut
istilah, taat adalah menerima dan melaksanakan semua yang diperintahkan Allah Swt. dan
meninggalkan semua yang dilarang-Nya. Ketaatan terhadap Allah, rasul. dan ulil amri
merupakan hal yang baik untuk amal ibadah kita. Ketaatan kepada Allah Swt tidak hanya asal
taat. Dalam pelaksanaannya, ketaatan kepada Allah Swt harus sungguh-sungguh sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki tanpa alasan apapun.
Hikmah Berperilaku Taat
a. Hati dan pikiran jauh lebih tenang sebab telah menjalankan kewajiban dengan baik.
b. Mendapat kemudahan dalam berbagai urusan,sehingga bisa diraih
c. Hidup menjadi tertata sehingga segala sesuatu lebih efektif dan efisien, tidak membuang
banyak waktu.
d. Tidak akan tererumus pada perbuata yang beresiko merugikan diri dan orang lain.
e. Mendapat penghormatan dari sesama manusia sehingga bisa menjadi teladan yang baik
bagi sesama
f. Mendapatkan kemuliaan juga pahala di sisi Allah SWT

B. Menela'ah QS. Al-Maidah : 48


‫واتركنا إليك الكتاب بالحق مصدقا لما بين يديه من الكتاب و ُمهَ ْي ِمنًا َعلَ ْي ِه فَاحْ ُك ْم بَ ْينَهُ ْم َما انزل هللا‬
‫وال للبيع ألوانهم عما جاءك من الحق لكل فعلنا منكم شرفة و ِم ْنهَاجًا ولو شاء هللا الجعلكم هللا واحده‬
‫ولكن ليبلوكم في ما أتاكم فاستبقوا الخيرات إلى هللا مرجعكم جميعًا في ُك ْم ما كالم فيه الليمون‬
Terjemahan Ayat:
"Dan Kami telah turunkan kepadam Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap kitab-kitab yang lain itu, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah
turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran
yang telah datang kepadamu Untuk tiap-tiap mat di antara kamu, Kami berikan aturan dan
jalan yang terang Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya,
lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkun itu" (QS. Al Maidah
(5): 48)

Kandungan isi Q.S. al-Maidah 5: 48


a Penegasan bahwa Al-Qur'an adalah kitab samawi terakhir yang membawa kebenaran,
mencakup ist, dan membenarkan kitab suci sebelumnya
b. Al-Qur'an menjadi satu-satunya kitab suci yang terpelihara dengan baik, sehingga tidak
akan mengalami perubahan dan pemalsuan
c. Perintah kepada setiap muslim agar memutuskan perkara dengan hukum yang ditetapkan
Allah swt. yang terdapat dalam Al-Qur'an
d. Setiap umat diberi syariat yang berbeda dan diperintahkan untuk menaati dan
mengamalkan isinya.
e. Perintah menggunakan akal dan segala potensi yang telah diberikan oleh Allah swt. agar
menjadi umat pilihan, unggul, maju, dan berkembang menjadi yang terbaik.
f. Allah swt. memberikan syariat kepada setiap umat untuk menguji mereka dalam
mengimplementasikan syariat-Nya sesuai dalam kitab samawi masing-masing
g. Perintah untuk berkompetensi dan menjadi yang terbaik.
h. Peringatan bahwa pada akhirnya manusia akan kembali kepada Allah swt. dan kelak di
akhirat akan mempertanggungjawabkan semua amainya semasa di dunia.
C. Menela'ah QS. At-Taubah/9: 105

‫وقل اعملوا فسيرى هللا عملكم ورسوله والمؤمنون ومشاركون إلى عالم الغيب والشهادة مني لكم‬
‫ما كلكم تعملون‬
Terjemahan Ayat
Dan katakanlah "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orung-orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu in, dan kami akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetah
akan yang gath dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kama apa yang telah kamu
kerjakan" (QS. At Taubah (9) 105)
Kandungan Ayat Etos Kerja adalah pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial,
ata semangat kerja yang menjadi keyakinan seseorang kelompok. Jika dikaitkan etos kerja
dengan muslim, maknanya adalah cara pandang seorang muslim, bahwa bekerja itu tidak
hanya bertujuan untuk memuliakan diri, tetapi juga manifestasi amal shaleh yang mempunyai
nilai ibadah di sisi Allah Swt.

Prinsip Etos Kerja Muslim

Prinsip Etos Kerja menurut Islam, dapat diuraikan sebagai berikut:


a. Bekerja, Beraktitas, dan Beramal karena Allah, yaitu seluruh kegiatan hidupnya dilakukan
sebagai perwujudan rasa syukur kepada nikmat Allah Swt.
b. Berorientasi Akhirat, yaitu menetapkan sasaran pencapaian hasil kerjanya kepada
kesuksesan dunia dan akhirat.
c. Berkarakter Kuat, yaitu memiliki reliability, dapat diandalkan, kekuatan fisik, mental dan
spiritual. dan juga memiliki
d. Berkarakter Amanah, yaitu memiliki integritas, jujur, dan dapat memegang amanah
e. Bekerja Kerja Keras, yaitu sikap pantang menyerah, terus mencoba sampai berhasil.
f. Bekerja Cerdas, yaitu memiliki pengetahuan dan keterampilan, terencana, memanfaatkan
segala sumber daya.
BAB II
MENAPAKI KEHIDUPAN YANG BENAR BERSAMA
KITABULLAH

A. Menelaah QS. Al-Isra /17: 9 dan QS. Al-Baqarah/2: 23


ً‫ت أن لهم أجرا كبيرا‬ َّ ‫ان هذا القرآن يهدي للتي هي أقوم وينشر المؤمنين الذين يَ ْع َملُونَ ال‬
ِ ‫صلِ َح‬
٩ : ‫اإلسراء‬

ِ ‫ب ِم َّما نَ َز ْلنَا َعلَى َع ْب ِدنَا فََأنوا بِسُو َر ٍة ِمن ِم ْثلِ ِه َوا ْدعُوا ُشهَدَا َء ُك ْم ِم ْن د‬
ِ ‫ُون هَّللا‬ ٍ ‫وِإن ُكنتُ ْم في َر ْي‬
َ ‫إن ُكنتُ ْم‬
)٢٣( : ‫ص ِدقِينَ (البقرة‬

Terjemahan Ayat Sungguh


Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke Galan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira
kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala
yang besar, (QS. Al-Isra'/17: 9) Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan
kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah
penolong penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (QS. Al-Baqarah
2:23)

Iman Kepada Kitabullah


1. Makna Beriman Kepada Kitabullah Kitabullah adalah kumpulan wahyu-wahyu Allah SWT
yang mengandung petunjuk dan kebenaran. Ajaran-ajaran dalam kitabullah tersebut sesuai
dengan zamannya: Oleh
karena isi kitab-kitab tersebut hanya sesuai untuk zamannya masing-masing, maka isi
kitabullah yang satu berbeda dengan yang lain. (edited)
2. Perbedaan Kitab dan Suhuf Kitab dan Subuf merupakan wahyu Allah SWT yang
disampaikan kepada para rasul untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk dan
pedoman hidup.

Kitab-kitab Allah dan Penerimanya


1. Kitab Taurat
Kata taurat berasal dari bahasa Ibrani, yaitu "thora" yang berarti instruksi. Kitab Taurat
adalah salah satu diantara kitab-kitab Allah. Kitab suci ini diwahyukan Allah SWT. kepada
Nabi Musa as. untuk menjadi petunjuk dan bimbingan baginya beserta Bani Israil.Nabi Musa
as hidup di Mesir, Madyan, dan Sinai sekitar abad ke-14 Sebelum Masehi

2.Kitab Zabur
Kata zabur (bentuk jamaknya zubur) berasal dari zabara-yazburu-zabr yang artiny menulis.
Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabur dalam bahasa Arab dikena dengan sebutan
mazmur (jamaknya mazamir), dan dalam bahasa Ibrani disebut mizma yakni nyanyian rohani
yang dianggap suci. Sebagian ulama menyebutnya Mazmur, yait salah satu kitab suci yang
diturunkan sebelum al-Qur'an (selain Taurat dan Injil).Kitab Zabur (Bahasa Qibti),
diwahyukan kepada Nabi Daud a.s. untuk kaum Ba Israil. Nabi Daud a.s. hidup di tanah
Kan'aan sekitar abad ke-10 Sebelum Maschi (SM Kitab Zabur terdapat 150 surah berisi
tentang nasehat, puji-pujian kepada Allah, hikmal zikir, doa, dan seruan Allah SWT. agar
orang-orang Yahudi mentaati syariat yang tela diajarkan Nabi Musa a.s.

3. Kitab Injil
Kitab Injil (Bahasa Suryani), diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Isa as yang hidup di
tanah Kanaan, sekitar abad ke-1 SM. Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan
yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah SWT agar manusia mengesakan dan
tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Ada pula penjelasan, bahwa di dalam Kitab
Injil terdapat keterangan bahwa di akhir zaman akan lahir nabi yang terakhir dan penutup
para nabi dan rasul, yaitu bernama Ahmad atau Muhammad SAW Kitab Injil diturunkan
kepada Nabi Isa as sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia. Kitab Injil
sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur'an, bahwa Isa as untuk mengajarkan tauhid kepada
umatnya atau pengikutnya. Tauhid di sini artinya meng-esa-kan Allah dan tidak
menyekutukan-Nya. Penjelasan ini tertulis dalam Q.S. al-Hadid /57: 27.

4. Kitab Al-Qur'an
Kitab Al-Qur'an (Bahasa Arab), yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. isinya
tentang ajaran-ajaran Allah Swt, untuk memberi petunjuk, pedoman, dan bimbingan yang
benar kepada manusia sepanjang masa, agar bahagia di dunia dan akhirat dan diperuntukkan
untuk seluruh umat manusia. Melalui Al-Qur'an. Allah SWT menyampaikan maksud atau
tujuan-Nya tentang keberadaan alam semesta ini, termasuk manusia (kenapa, untuk apa,
bagaimana cara, dan kemana hidup itu akan berakhir), serta keberadaan makhluk yang lain.
Al-Qur'an diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk menghapus sebagian syariat
yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan tuntunan yang sesuai
dengan perkembangan zaman. Al-Qur'an merupakan kitab suci terlengkap dan berlaku bagi
semua umat manusia sampai akhir zaman. Oleh karena itu, sebagai muslim, kita tidak perlu
meragukannya sama sekali.
BAB III
MENJADI PEMBERANI KARENA BENAR

Membaca QS, an-Nisa'/4: 135


‫ إن يكن غنيا ً أو فقيرا فاهلل أولى بهما‬،‫يها الذين دا َمنُوا ُكونُوا قَو ِمينَ بِ ْالقِ ْس ِط شهداء هلل ولو على انفسكم أو الولدين واألقربين‬
)١٣٥( ‫ وإن تلوا أو لغرضوا فإن هللا كان ب َما تَ ْع َملُونَ َخبِيرًا‬،‫فال تتبعوا الهوى أن تعدلوا‬

Terjemahan Ayat
"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum
kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika
kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan" Q.S. an- Nisa /4: 135

Syaja'ah Untuk Kejujuran


1. Pengertian
Penulis kitab al-Manazil mengatakan bahwa jujur adalah istilah untuk mengungkapkan
hakikat sesuatu yang berwujud dan kejadian yang sesuai dengan kenyataannya. Makna lain
kejujuran adalah tercapainya sesuatu dengan sempurna, berikut kekuatan dan seluruh
elemennya. hati Sedangkan Syajd 'ah memiliki arti keberanian, tekun, kegagahannya;
kekuatan menghadapi keputusasaan, tenang, sabar, menguasai diri. Secara istilah syaja'ah
adalah "Kemampuan menundukkan jiwa agar tetap tegar, teguh, dan tetap maju saat
berhadapan dengan problematika hidup, musuh atau musibah Makna lainnya Syaja'ah adalah
beran karma benar, dan berani membela kebenaranSifat Syaja'ah antonim (lawan) katanya al-
jubn yang artinya pengecut. Sikap seperti itu merupakan sikap tercela. Sifat pengecut sangat
berbahaya, terutama pengecut dalam berkomitmen terhadap kebenaran, karena takut celaan
manusia; takut kehilangan harta dunia; atau takut terhadap berbagai resiko perjuangan. Jika
ini terjadi, maka bersiaplah menerima kekalahan, kehinaan, dan kegagalan.

2. Perwujudan Sikap Syaja'ah


Berikut ini, penerapan syaja'ah dalam kehidupan, antara lain sebagai berikut:
1) Memiliki daya tahan yang besar. Seseorang bermental berani, jika memiliki daya tahan
yang besar dalam menghadapi kesulitan, penderitaan, bahaya, dan mungkin saja penyiksaan,
karena ia berada di jalan Allah Swt.
2) Berterus terang dalam menyampaikan kebenaran. Berkata terus terang dan konsisten
menyuarakan kebenaran merupakan indikasi seseorang itu bersikap berani. menyuarakan
kebenaran harus dilakukan kepada siapa saja meskipun memiliki risiko yang besar terhadap
dirinya. Tetapi dalam menyampaikan kebenaran harus tetap dilandasi kesantunan, kesopanan,
dan memperhitungkan kemajemukan di berbagai bidang.
3) Memegang rahasia Kesiapan memegang rahasia menjadi indikasi syaja'ah seorang muslim,
hal ini harus dilakukan meskipun berat dan besar resiko dan akibatnya. Terutama dalam
medan perjuangan menegakkan agama Allah Swt.
4) mengakui kesalahan. Mengakui kesalahan menjadi ciri pribadi pemberani. Sebaliknya,
sikap tidak mau mengakui kesalahan, mencari kambing hitam atau bersikap "lempar batu,
sembunyi tangan", adalah ciri pribadi yang pengecut. Tidak mudah mengakui kesalahan.
Terkadang tumbuh rasa malu, khawatir dikucilkan, bahkan cemas dipandang sinis oleh pihak
lain, meski mengakui kesalahan, itu sangat menguntungkan.
5) bersikap objektif kepada diri sendiri. Orang yang berani akan bersikap objektif terhadap
dirinya, bahwa setiap din memiliki sisi baik dan buruk; kelebihan dan kekurangan. Sikap
seperti ini membuka kesempatan pihak lain berperan untuk saling melengkapi dan menutupi,
bahkan membutuhkan keberadaan orang lain. Di sisi lain, ia pun tidak meremehkan
kemampuan dirinya. Sehingga ia bisa berbuat lebih banyak dan berkontribusi secara optimal
dengan potensi yang dimilikinya.
6) menguasai diri saat marah Pemberani itu jika seseorang mampu melawan nafsu dan
amarah, menekan beragam keinginan, meski ia memiliki kemampuan. Orang seperti inilah
yang bisa dipandang sebagai pemberani, karena kemampuannya menahan diri dan
mengendalikan emosi

3. Macam-macam Syaja'ah
1) Syaja'ah harbiyah, yaitu keberanian yang terkait dengan peperangan, misalnya keberanian
dalam medan tempur di waktu perang.
2) Syaja'ah nafsiyah, yaitu keberanian yang terkait dengan jiwa, misalnya saat menghadapi
bahaya atau penderitaan dan menegakkan kebenaran Munculnya sikap syaja'ah, tidak terlepas
dari keadaan-keadaan sebagai berikut:
a. Berani membenarkan yang benar dan berani pula mengingatkan yang salah.
b. Berani membela hak milik, akal dan jiwa, serta kehormatan diri dan keluarga
c. Berani membela kesucian agama dan kehormatan bangsa.

4. Hubungan Syaja'ah dengan Kejujuran


Sifat syaja'ah sangat berkaitan dengan nilai kejujuran. Hal ini, berdasarkan uraian sebagai
berikut, yaitu:
a. Konsisten menyuarakan kebenaran, meskipun itu di hadapan penguasa zalim. Itu hanya
dilakukan oleh para pemberani. Sebaliknya, para pengecut hanya menyampaikan yang
diinginkan oleh pengoasa.
b. Setiap manusia pasti pernah bersalah. Itu artinya, dibutuhkan manusia pemberani yang
lantang mengakui kesalahannya. Berani mengakui kesalahan, merupakan indikator sikap
syaja'ah dan jujur. c. Selalu senang berbuat baik. Karena pada dasarnya setiap manusia akan
senang. jika diperlakukan secara jujur, sebaliknya sangat marah dan benci, jika dibohongi
atau dicurangi.
5. Faktor-faktor Seseorang Memiliki Syaja'ah
Berikut ini, faktor-faktor penyebab seseorang memiliki sikap syaja'ah:
a. Adanya perasaan takut hanya kepada Allah Swt. Selama seseorang itu meyakini apa yang
dilakukannya dalam rangka menjalankan perintah-Nya, maka tidak perlu takut kepada siapa
pun, kecuali hanya kepada Allah Swt.
b. Lebih mencintai kehidupan akhirat dibanding dunia. Karena kehidupan dunia bukanlah
tujuan akhir seorang mukmin, dunia hanya sebagai tempat menanam kebaikan, dan mencari
bekal hidup di akhirat.
c. Adanya perasaan tidak takut mati. Setiap manusia tidak ada jaminan, bahwa 'esok' masih
ada dan bernafas, sebab itu jangan menunda-nunda menjadi orang baik, yang tentunya
kriteria baik itu, harus sejalan dengan tuntunan Allah Swt.
d. Tidak pernah ragu dengan kebenaran. Perasaan ragu harus dikikis dengan ilm karena ilmu
itu menerangi, memudahkan jalan-jalan kesusksesan. Sebab i hilangkan sikap ragu, dan
bersamaan dengan itu, pertebal keyakinan agar tergolong menjadi manusia yang berani dan
jujur
e. Tidak menomorsatukan kekuatan materi. Sebab, materi memang diperlukan dalam
perjuangan, tetapi tidak segala-galanya, hanya Allah Swt. yang mamp menentukan segala
sesuatu
f. Terbiasa bertawakal, dan yakin adanya pertolongan Allah Swt. Kewajiba manusia itu
berikhtiar, Allah-lah yang menentukan berhasil tidaknya usaha manusia. Hampir 99%
keberhasilan itu didapat dari ikhtiar yang sungguh- sungguh, tekun, ulet, rajin, dan tentu tidak
melupakan adanya inayah Allah Swt
6. Landasan Syaja'ah untuk Kejujuran
Landasan kejujuran adalah keberanian mengungkap kebenaran. Orang j ditandai dengan
benar perkataannya, yakin akan apa yang diperbuatnya, se memiliki tekad yang utuh untuk
mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. D samping itu, kejujuran menjadi landasan
iman, sedang dusta menjadi bagian da kemunafikan
BAB IV
PENGURUSAN JENAZAH

Membaca Q.S. Ali Imran/3: 185

‫ار‬ َ ‫ت َوِإنَّ َما تُ َوفَّ ْو َن ُأج‬


ِ َّ‫ُور ُك ْم يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة فَ َم ْن ُزحْ ِز َح َع ِن الن‬ ِ ‫س َذاِئقَةُ ْال َم ْو‬ ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬
ِ ‫ع ْال ُغر‬
‫ُور‬ َ َ‫َوُأ ْد ِخ َل ْال َجنَّةَ فَقَ ْد ف‬
ُ ‫از َو َما ْال َحيَاةُ ال ُّد ْنيَا ِإاَّل َمتَا‬
Q.S. al-Jumu'ah/62: 8.
ِ ‫قُلْ ِإ َّن ْال َموْ تَ الَّ ِذي تَفِرُّ ونَ ِم ْنهُ فَِإنَّهُ ُماَل قِي ُك ْم ثُ َّم تُ َر ُّدونَ ِإلَى عَالِ ِم ْال َغ ْي‬
َ‫ب َوال َّشهَا َد ِة فَيُنَبُِّئ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُون‬
Terjemahan Ayat
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam
surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan. Q.S. Ali Imrän/3: 185
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya
kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan" Q.S. al-Jumu'ah/62: 8

Kewajiban Terhadap Jenazah


Kematian memang misteri, namun setiap manusia sudah diingatkan bahwa kematian akan
menjemputnya. Itulah sebabnya, setiap ada kematian, semestinya menjadi pengingat dan
sarana muhasabah diri tentang bekal apa yang sudah dipersiapkan, dan sudah sejauh mana
amal shaleh yang sudah dilakukan.
Ada beberapa langkah atau tindakan yang harus dilaksakaan, saat kematian itu sudah terjadi,
yaitu sebagai berikut:
a. Segera mengatupkan atau memejamkan matanya, karena saat ruh sudah dicabut, mata
jenazah mengikuti arahnya.
b. Melenturkan persendiannya agar tidak menjadi kaku dan keras.
c. Menanggalkan pakaian dan perhiasannya dan diganti dengan pakaian yang menutupi dan
melindungi seluruh tubuhnya.
d. Membetulkan letak anggota tubuhnya serta membujurkannya ke arah kiblat.
e. Menyegerakan seluruh proses pengurusan jenazah.
f. Membayarkan utang-utangnya.

Proses pengurusan jenazah seorang muslim/muslimah sesuai dengan ketentuan syari'at


dilakukan dengan cara: memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkannya.
Mengurus jenazah hukumnya fardhu kifayah, artinya jika sebagian kaum muslimin sudah
melaksanakannya, maka kaum muslimin yang lainnya tidak terkena kewajiban dosa. Tetapi
jika diantara kaum muslimin tidak ada yang melaksanakannya maka seluruh kaum muslimin
yang mengetahui kejadian ini mendapat dosa. Cara pengurusan jenazah adalah sebagai
berikut:

1. Memandikan
a. Syarat-syarat jenazah yang wajib dimandikan
1) Islam
2) Didapati tubuhnya (walaupun hanya sebagian)
3) Bukan karena mati syahid

b. Cara memandikan Jenazah


1) Jenazah dibaringkan di tempat yang lebih tinggi (balai-balai) terhindar dari hujan, matahari
dan tertutup (tidak terlihat kecuali oleh orang yang memandikan dan mahramnya).
2) Jenazah dipakaikan kain agar auratnya tertutup.
3) Membersihkan kotoran dan najis yang melekat pada anggota badan jenazah, mengeluarkan
kotoran bagian dalam perut dengan cara menekan bagian bawah perut dan mengangkat
sedikit bagian kepala dan badan supaya kotoran yang mungkin ada didalam perut dapat
keluar.
4) Menyiram air keseluruh badan secara merata dari kepala sampai ke kaki (disunatkan tiga
kali atau lebih), dengan mendahulukan anggota badan sebelah kanan lalu bagian sebelah kiri.
5) Mewudhukan jenazah sebagaimana wudhu akan shalat setelah semuanya bersih.
6) Terakhir disirami dengan larutan kapur barus dan harum-haruman.

c. Yang berhak memandikan jenazah


1) Orang Islam yang berakal sehat dan baligh.
2) Jenis kelamin sama, jenazah laki-laki dimandikan oleh laki-laki, jenazah
3) perempuan dimandikan oleh perempuan, kecuali suami istri atau mahramnya jenazah.
4) Keluarga yang mengetahui tata cara dan mampu memandikan jenazah.
5) Dapat menjaga kerahasiaan jenazah (amanah).

2. Mengkafani
Mengkafani jenazah yaitu membungkus jenazah dengan kain Kafan dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengkafani Jenazah
1) Hukum dan syarat orang yang mengkafani sama dengan ketentuan memandikan jenazah.
2) Kain Kafan diperoleh dengan cara halal yaitu dari harta peninggalan jenazah, ahli waris,
atau diambil dari baitul mal (jika tersedia), atau dibebankan kepada orang Islam yang
mampu.
3) Kain Kafan hendaknya bersih, berwarna putih dan sederhana (tidak terlalu mahal dan tidak
terlalu murah).
4) Kain Kafan minimal satu lapis untuk menutupi seluruh tubuh. Bagi jenazah laki- laki
sebaiknya dibungkus tiga lapis, tanpa ditambah sorban, sarung kopiah dan sebagainya.
Sedangkan untuk jenazah perempuan, sebaiknya lima lapis (termasuk baju bawahan dan
jilbab). Sebagaimana Rasulullah SAW dikafani.
b. Tata Cara Mengkafani Jenazah
1) Hamparkan selembar tikar diatas lantai atau balai.
2) Rentangkan 5 utas tali di atasnya.
3) Susun lapisan kain kafan 3 lapis untuk laki-laki dan 5 lapis untuk wanita.
4) Diatas kain kafan ditaburi dengan kapur barus dan wangi-wangian
5) Jenazah diletakkan di atas kain kafan dengan menempelkan kapas secukupnya pada
lubang-lubang yang ada pada tubuh.
6) Terakhir tubuh jenazah dibungkus dengan kain kafan sampai rapi kemudian diikat dengan
tali dibagian ujung kepala, dada, perut, lutut dan ujung kaki.

3. Menshalatkan
a. Syarat Shalat Jenazah
1) Yang menshalatkan yakni orang Islam, suci dari hadast besar dan kecil, suci badan dan
tempat dari najis, menutupi aurat dan menghadap kiblat.
2) Jenazah dishalatkan setelah dimandikan dan dikafani.
3) Jenazah diletakkan di arah kiblat orang yang menshalatkan, kecuali shalat di atas kubur
atau shalat ghaib.

b. Rukun Shalat Jenazah


1) Niat
2) Berdiri bagi yang mampu
3) Takbir empat kali
4) Membaca surat Al-Fatihah
5) Membaca shalawat atas Nabi SAW
6) Mendo'akan jenazah
7) Mendoakan keluarga yang ditinggalkan
8) Mengucapkan salam

c. Sunah Shalat Jenazah


1) Mengangkat tangan pada tiap-tiap takbir.
2) Merendahkan suara bacaan (sirri).
3) Membaca ta'awwudz
4) Disunatkan banyak jama'ahnya (makmum).
5) Memperbanyak shaf minimal 3 shaf

d. Tata Cara Shalat Jenazah


Shalat jenazah dilaksanakan setelah jenazah dimandikan dan dikafani dengan cara sebagai
berikut:
1) Jama'ah berdiri dengan niat melakukan shalat jenazah.
2) Takbiratul Ihram (takbir pertama) membaca surat Al-fatihah
3) Takbir yang kedua, membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW
4) Takbir ketiga, mendo'akan jenazah,
5) Takbir yang keempat, membaca do'a:
ُ‫اللَّهُ َّم اَل تَحْ ِر ْمنَا َأجْ َرهُ َواَل تَ ْفتِنَا بَ ْع َدهُ َوا ْغفِرْ لَنَا َولَه‬
6) Membaca salam dengan memalingkan muka kekanan dan ke kiri.

4. Menguburkan
Tata cara menguburkan:

a. Waktunya
 Menguburkan jenazah boleh kapan saja (pagi, siang, sore atau malam), kecuali : Di saat
matahari terbit
 Di saat matahari berada
 di tengah-tengah
 Di saat matahari tenggelam/terbenam
Kaifiatnya
 Memasukkan jenazah ke dalam kubur hendaknya dimulai dari kepala terlebih dahulu dan
dilakukan lewat arah kaki.
 Didalam liang lahat, jenazah diletakkan dalam posisi miring diatas lambung kanan
bagian bawah menghadap kiblat atau memakai ganjal (gelu dari tanah/batu).
 kain Pipi dan kaki jenazah supaya ditempelkan ke tanah dengan membuka kafannya.
Begitu pula tali-tali pengikat dilepas.
 Waktu meletakkan jenazah ke liang kubur hendaknya membaca do'a:
‫بِس ِْم هللاِ َوعَلى ِملَّ ِة َرسُول هللا صلى هللا عليه وسلم‬

Artinya: "Dengan Nama Allah dan atas agama Rasulullah"


 Tidak ada tuntunan Nabi SAW dalam mengubur jenazah dilakukan adzan dan iqomah.
 Setelah liang lahat ditutup, dianjurkan lepada pengantar untuk memulai menimbun kubur
dengan memasukkan tanah 3 kali ke dalam kubur kemudian dilanjutkan penimbunan. .
 Setelah selesai penguburan diakhiri dengan do'a yang isinya memohon ampunan dan
keteguhan.

c. Bentuk Kuburan
1) Kuburan harus digali cukup dalam agar aman dari gangguan binatang buas. Sedang
luasnya disesuaikan dengan keadaan (untuk 1 orang saja atau lebih).
2) Liang kuburan dapat dibentuk lahat dan dapat pula berbentuk syaqqu atau dharhu.
3) Tanah di atas kubur sebaiknya diratakan tetapi dapat dibentuk seperti punggung unta
Meletakkan nisan di atas kubur dibolehkan asal hanya sebagai tanda pengenal
4) Jenazah yang jauh dari daratan (meninggal di kapal) maka penguburannya dilakukan
dengan jalan membenamkan di laut.
5) Rasulullah melarang didirikan bangunan di atas kuburan atau ditambah atasnya.

B. Ta'ziah
Ta'ziah berarti menghibur, yaitu mengunjungi dan menghibur keluarga yang dtinggalkan
sebelum jenazah dikuburkan atau dalam waktu tiga hari sesudahnya, tujuannya adalah:
a. Memberikan bantuan moril dan materil untuk mengurangi kesulitan bagi ahli mayit.
b. Memberi hiburan dan nasehat agar ahli mayit sabar dan tabah menerima musibah.
c. Mendo'akan yang meninggal agar diampuni segala dosanya.
d. Sebagai pelajaran dan koreksi bahwa setiap yang bernyawa pasti mati.

C. Ziarah kubur
Ziarah kubur adalah mengunjungi kuburan kaum muslimin/muslimat dengan tujuan dapat
melihat, membersihkan kubur, dan mendo'akan ahli kubur, hukum ziarah kubur adalah
mubah
BAB V
MENEBARKAN ISLAM DENGAN SANTUN DAN DAMAI
MELALUI KHUTBAH,DAKWAH DAN TABLIGH

A. Membaca Q.S. Ali-Imran/3: 104, dan Q.S. an-Nahl/16: 125


ِ ‫َو ْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ ِإلَى ْال َخي ِْر َويَْأ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬
)١٠٤ :‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُمن َك ِر َوُأولَبِكَ هُ ُم ْال ُم ْفلِحُونَ (ال عمران‬

َ‫ض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ِه َوه َُو َأ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِدين‬
َ ‫ك هُ َو َأ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬ ُ ‫َأ ْد‬
َ َّ‫ع ِإلى َسبِ ْي ِل َربِّكَ بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِي ِه َي َأحْ َسنُ ِإ َّن َرب‬
)١٢٥ :‫(النحل‬

Terjemahan Ayat
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang
beruntung."(QS. Al-imran (3):104)
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan
berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang
lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa
yang mendapat petunjuk. "(Q.S. an-Nahl/16: 125)

B. Khutbah, Tabligh dan Dakwah


1. Khutbah
Khutbah ialah ceramah yang dilakukan sebelum pelaksanaan sholat jum'at memilki syaraat-
syarat dan rukun tertentu dan dilakukan oleh laki-laki yang disebut Khatib yang

a. Syarat Khatib
Salah satu syarat sahnya mendirikan sholat jum'at ialah harus didahului 2 khutbah oleh khatib
dengan ketentuan:
1) Muslim yang telah baligh, berakal sehat dan taat beribadah
2) Mengetahui syarat dan rukun dan sunnah khutbah
3) Suci dari hadats dan najis baik badan maupun pakaian serta tertutup auratnya
4) Fasih mengucapkan ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits
5) Memiliki akhlak yang baik, tidak tercela dimata masyarakat dan tidak terbiasa melakukan
dosa
6) Berpenampilan baik rapi dan sopan.

b. Syarat-Syarat Khutbah
1) Disampaikan sesudah waktu masuk dhuhur
2) Berdiri bila mampu
3) Suara khatib harus jelas, keras dan dapat didengar oleh jama'ah agar mendengar nasehat
dan wasiatnya, untuk masa sekarang menggunakan pengeras suara televisi atau monitor
merupakan hal yang tidak dapat dihindari (sehingga jama'ah yang berada jauh atau diruang
lain dapat melihat khatib)
4) Duduk diantara dua khutbah
5) Tertib yakni berturut-turut antara khutbah pertama dan kedua

c. Rukun Khutbah
1) Membaca hamdalah pada kedua khutbah.
2) Membaca Syahadatain
3) Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
4) Berwasiat taqwa kepada jama'ah, berisi ajakan meningkatkan iman, taqwa, ibadah serta
nasihat agar beramal saleh yang bermanfaat bagi kehidupanya.
5) Membaca ayat suci Al-Qur'an
6) Berdo'a pada khutbah kedua memohon ampunan, kesejahteraan dan keselamatan bagi
kaum muslimin dan muslimat dunia dan akhirat

d. Sunnah Khutbah
1) Khutbah disampaikan di tempat yang lebih tinggi atau di atas mimbar.
2) Khutbah disampaikan dengan kalimat yang jelas, sistematis dan temanya sesuai dengan
situasi dan kondisi yang sedang terjadi.
3) Khatib dalam menyampaikan khutbahnya diperpendek, jangan terlalu panjang. sebaliknya
shalat Jum'at yang diperpanjang
4) Khatib membaca surat Al-Ikhlas ketika duduk diantara dua khotbah
5) Khatib hendaknya menertibkan rukun-rukun khutbah, yaitu dari membaca hamdalah
sampai rukun khutbah yang terakhir dengan berdo'a untuk kaum muslimin.

e. Adab shalat Jum'at


1) Hendaklah berangkat ke masjid lebih awal, hindari datang sesudah imam memulai
khutbahnya.
2) Mengisi shaf yang kosong, kemudian mengerjakan shalat "Tahiyatul Masjid" sebanyak
dua rakaat
3) Memperbanyak dzikir, berdoa, membaca shalawat atau membaca Al-Qur'an dengan suara
pelan sebelum imam naik ke mimbar
4) Mendengarkan khutbah, tidak boleh bicara, menegur jama'ah, mengantuk atau tidur
sehingga tidak mengetahui isi khutbah.

f. Mempraktikkan Khutbah Jum'at Khutbah (pertama)


1) Khatib berdiri dimimbar sambil mengucapkan salam.
2) Duduk tatkala dikumandangkan adzan
3) Selesai adzan khatib berdiri dan membaca rangkaian rukun khutbah
4) Memberi wasiat, hendaklah disesuaikan dengan situasi dan kondisi dalam memberi wasiat
ini hendaklah membaca Al-Qur'an dan Hadits sebagai dasar wasiat dalam menyampaikan
khutbah
5) Penutup khutbah I (pertama)

Khutbah II (kedua)
1) Selesai Khutbah pertama khatib duduk sebentar (sebaiknya berdo'a, mohon ampun bagi
kedua orang tua) membaca hamdalah, dua kalimat syahadat dan shalawat Nabi Muhammad
SAW
2) Untuk khutbah kedua boleh menyampaikan kesimpulan khutbah I (pertama) setelah
(seperti pada khutbah pertama diatas).
3) Setelah itu diakhiri dengan membaca do'a:
4) Kalimat penutup khutbah kedua:
5) Khatib turun dari mimbar dan bersamaan dengan itu muadzin mengumandangkan iqamah

2. Dakwah

a. Pengertian
Menurut bahasa dakwah mempunyai arti memanggil, menyeru dan mengajak. Secara istilah
dakwah diartikan semua kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang
untuk beriman serta taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis akidah, syariah dan akhlak
islamiyah dari sini dapat dipahami bahwa dakwah bisa mengajak orang yang berbeda akidah
agar mau menganut akidah islamiyah, bisa mengajak orang yang seakidah agar mau kembali
menjalankan ajaran yang benar. Orang yang melakukan pekerjaan dakwah disebut dengan
da'I
Faktor keberhasilan dakwah, sangat ditentukan oleh amaliah dan akhlakul karimah yang
dipantulkan dari setiap dai/daiyah, tentu ada faktor lain yang juga ikut memengaruhi Hal
yang aneh, jika seorang dai tidak mengamalkan apa yang disampaikan, dan tidak satunya kata
dengan perbuatan.

b. Adab dalam Berdakwah


Ada beberapa adab atau etika dakwah yang harus diperhatikan, antara lain:
1) Dakwah harus dilakukan dengan hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas, dan sikap yang
bijaksana.
2) Dakwah harus dilaksanakan dengan mauidzatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara-
cara persuasif (damai dan menenteramkan, tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan
pengajaran, i'tibar dan pelajaran hidup).
3) Dakwah harus dilakukan dengan memberi teladan yang baik (uswatun hasanah).
4) Dakwah harus dilaksanakan dengan mujadalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang
berjalan secara dinamis dan santun dengan menghargai pendapat orang lain.

Sasaran dan Tujuan Dakwah


Sasaran dakwah sebagai berikut:
1) Memberi semangat kepada manusia agar selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas
amalnya dalam kehidupan sehari-hari
2) Mengubah jalan hidup yang tidak baik menjadi baik, serta yang menyimpang dari aturan
Allah Swt. agar kembali ke jalan-Nya (melalui taubatan nashiha).

Adapun tujuan dakwah antara lain:


1) Mengajak beriman hanya kepada Allah Swt. dan tidak melakukan kemusyrikan
2) menjadikan seluruh aktivitasnya hanya beribadah kepada Allah Swt.
3) mengajak mengerjakan amal shaleh dalam arti yang seluas-luasnya.
4) Berakhlak mulia yang tolak ukumnya dan akhlak Rasulullah Saw
d. Syarat dan Metode Dakwah Syarat menjadi da'i sebagai berikut:
1) Serasi antara perkataan dan perbuatan, tingkah lakunya bisa menjadi teladan.
2) tentang objek dakwahnya sehingga sasaran dakwah sesuai yang dituju.
3) Memiliki keberanian dan ketegasan, namun tetap bijak dan santun dalam berdakwah
4) Memiliki ketabahan dan kesabaran yang tinggi dalam menghadapi segala tantangan dan
rintangan.
5) Sadar sepenuhnya bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan, mengajak, dan menyeru,
terkait hasilnya diserahkan sepenuhnya hanya kepada Allah Swt.
6) Terus berdoa dan memohon kepada Allah Swt. agar dakwah yang dilakukan mencapai
keberhasilan

Sedangkan metode dakwah yang harus dilakukan, antara lain:


1) Meluruskan niat, bahwa dakwah itu harus demi dan bertujuan hanya kepada Allah Swt.
kondisi
2) Dakwah itu harus bijak (hikmah) (bijaksana), mengetahui betul jamaahnya sehingga materi
yang disampaikan tepat mengenai sararan.
3) Mengedepankan cara mau 'idhah hasanah, yaitu cara yang damai, indah, santun,
menenteramkan, dan menyenangkan sehingga materi dakwah tanpa terasa dapat masuk dalam
relung hati yang paling dalam
4) Menghindari cara-cara yang memaksa, menakutkan, apalagi cara terror dan radikal.
5) Lakukan dakwah dengan cara ber-mujadalah, yakni dakwah melalui dialog diskusi, bahkan
boleh juga berdebat, tetapi tetap menggunakan cara yang beradab, berlandaskan etika diskusi
yang baik.

e. Sikap dalam berdakwah


Saat berdakwah Rasulullah Saw menerapkan hal-hal sebagai berikut.
1) Lemah lembut dalam menjalankan dakwah
2) Bermusyawarah dalam segala urusan, termasuk urusan dakwah
3) Menyampaikan dakwah sesuai dengan objek dakwah
4) Lapang dada dan sahar
5) Kebulatan tekad
6) Bertawakal

3. Tabligh

a. Pengertian
Kata Tabligh menurut bahasa berarti menyampaikan. Artinya menyampaikan ajaran-ajaran
Islam yang diterima dari Allah kepada umat manusia sebagai pedoman kebahagiaan dunia
dan akhirat. Karena itu, isi dari tabligh adalah ajakan kepada amar ma'ruf nahi mungkar.
Dalam Islam kegiatan tabligh merupakan hal yang sangat penting.

b. Ketentuan Tabligh
Berikut ini ada beberapa ketentuan dan tata cara yang harus diperhatikan, terkait dengan
pelaksanaan tabligh.
1) Tabligh dilakukan dengan cara yang sopan, lemah lembut, tidak kasar, dan tidak merusak.
2) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh jamaahnya.
3) Mengutamakan musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh kesepakatan bersama.
4) Materi tabligh yang disampaikan harus mempunyai rujukan yang kuat dan jelas
sumbernya.
5) Disampaikan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, sejalan dengan situasi dan kondisi
yang mengitarinya, termasuk aspek psikologis dan sosiologis para jamaahnya.
6) Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, berselisih, merusak, dan mencari- cari
kesalahan orang lain. Adapun tahapan dan Ingkah-langkah yang harus dilakukan dalam
tabligh
7) Tahap persiapan Rujuklah dan pelajari materi tabligh, agar sesuai dengan kebutuhan
jamaah atau audiens
8) Tahap pelaksanaan Sejalan dengan ciri-ciri masyarakat modern, maka informasi yang
disampaikan harus yang praktis, singkat dan serba cepat, dengan tetap mengedepankan
bahasa yang sederhana, mengajak jamaah berdiskusi dan mengandalkan logika dan akal
sehat, melibatkan juga mata hati, serta menghindari gaya yang menggurui, menekan, apalagi
memaksa..
9) Tahap konsolidasi Sebagai tahap akhir, upayakan adanya pemantapan pemahaman materi
tabligh dalam bentuk kesimpulan atau resume, dan hal-hal apa saja yang harus
ditindaklanjuti, biasanya dikenal dengan RTL (Rencana Tindak Lanjut). Hal ini perlu
dilakukan agar setiap jamaah ada kesadaran diri untuk melakukan perbaikan dan peningkatan
kualitas amal, dan tidak kalah pentingnya tidak terjadi bias pemahaman bagi jamaah atau
audiens, sebelum mengakhiri kegiatan tabligh. Di sisi lain, ada beberapa hal yang patut
dijadikan pedoman dalam tabligh, yaitu kekuatan keimanan dan kesabaran menjadi kunci
keberhasilan tabligh. Artinya, kesuksesan tabligh akan didapat jika dilandasi dengan kuatnya
iman, sekaligus dibarengi dengan adanya pola manajemen yang andal. Hal ini dapat kita
contoh dari cara dan strategi yang dilakukan oleh para Wali Songo dan tokoh lainnya dalam
mengislamkan atau menyebarluaskan Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.

Anda mungkin juga menyukai