Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KOPERASI DAN UMKM

Gagasan Dan Sejarah Koperasi


Dosen Pengampu : Suyadi

Disusun oleh :

1. Amelia Niken Cahyanti


2. Sylvia Dwiyanti
3. Trianani
4. Wanda Intan Aghitsni
5. Windah Pebriani

PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mahasiswa
tentang Gagasan dan Sejarah Koperasi.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata dari kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun pandangan terhadap pembaca.

Jakarta, 30 September 2019

Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
I. Kelahiran Koperasi di Rochdale ............................................................................................. 5
II. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Eropa .......................................................................... 6
III. Gagasan dan gerakan Koperasi di Selandia Baru dan Australia ................................... 10
IV. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Amerika ................................................................... 11
V. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Afrika ........................................................................... 12
VI. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Asia ........................................................................... 13
VII. Gerakan Koperasi di Indonesia ............................................................................................ 16
VIII. Gerakan Gerakan Koperasi Internasional ................................................................... 16
BAB III................................................................................................................................................. 21
PENUTUP............................................................................................................................................ 21
1. KESIMPULAN ....................................................................................................................... 21
2. SARAN ..................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 22
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi adalah sebuah organisasi kerjasama antar anggota yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan bagi para anggotanya. Koperasi pada awalnya
terbentuk karena adanya ketidak adilan dalam pelaksanaan system ekonomi. Pada
pertengahan abad ke-18 kemajuan teknologi dan pengetahuan telah mengubah wajah
dunia. Berbagai penemuan di bidang teknologi melahirkan tata dunia ekonomi yang
baru. Tatanan dunia ekonomi menjadi terpusat pada keuntungan perseorangan, yaitu
kaum pemilik modal (kapitalisme).
Dalam kemiskinan dan kemelaratan ini, beberapa orang yang penghidupannya
sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban
ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya
sendiri dan manusia sesamanya dengan mendirikan koperasi. Pertama kali koperasi
muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Pada tahun 1844 lahirlah koperasi pertama di
Inggris yang terkenal dengan nama Koperasi Rochdale di bawah pimpinan Charles
Howart. Di Jerman, Frederich Willhelm Riffeisen dan Hermann Schulze mempelopori
Koperasi Simpan Pinjam. Di Perancis, muncul tokoh-tokoh koperasi seperti Charles
Fourier, Louis Blance, dan Ferdiand Lassalle. Setelah keberhasilan koperasi Rochdale
ini menimbulkan banyak bermunculan koperasi-koperasi baru baik di Eropa maupun
Asia. Koperasi masuk ke Indonesia dejak akhir abad XIX yaitu sekitar tahun 1896 yang
dipelopori oleh R.A.Wiriadmaja. namun secara resmi gerakan koperasi Indonesia baru
lahir pada tanggal 12 Juli 1947 pada kongres I di Tasikmalaya yang diperingati sebagai
Hari Koperasi Indonesia.
Awalnya keberadaan koperasi itu hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok para
anggotanya, sehingga hanya ada koperasi konsumsi atau single purpose. Namun dalam
perkembangannya fungsi koperasi menjadi bermacam-macam antara lain sebagai tolak
ukur kegiatan usaha, sebagai bentuk usaha baru, dan sebagai alternative kegiatan usaha.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah koperasi di dunia?
2. Bagaimana sejarah koperasi di Indonesia?

C. Tujuan
Untuk mengetahui sejarah koperasi di dunia dan di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN
I. Kelahiran Koperasi di Rochdale
Membawa semangat Owen, sebanyak 28 buruh yang dipimpin oleh Charles
Howarth (1814 – 1868) mendirikan koperasi di Rochdale, Inggris. Koperasi tersebut
berupa toko yang bergerak pada penjualan kebutuhan sehari-hari dengan harga murah.
Hal yang menarik adalah mereka menganggap diri mereka sebagai pembeli (konsumen)
dan juga sebagai penjual (produsen). Mereka menjadi majikan atas koperasi yang
mereka dirikan sekaligus menjadi pelayan dengan membagi tugas menggerakan serta
mengawasi toko danberbagai usaha yang mereka buat.
Tujuan utama pendirian koperasi Rochdale adalah menemukan cara-cara yang
dapat memberikan keuntungan kepada anggota. Salah satu caranya adalah dengan
mengumpulkan dana yang cukup untuk modal usaha anggota-anggotanya, yaitu
masing-masing sebagai saham untuk program-program yang akan mereka laksanakan
9M.Firdaus dan Agus Edhi Susanto, 2004). Program-program yang dilakukan seperti :
1. Mendirikan toko-toko yang menjual makanan, minuman, pakaian, dan
sebagainya.
2. Membangun atau membeli rumah-rumah, dimana mereka dapat saling
membantu dalam rangka memperbaiki kehidupannya.
3. Mendirikan pabrik untuk menampung pekerja yang menganggur atau buruh
yang menderita karena penurunan gaji berulang kali.
4. Menyewa atau membeli tanah, dimana buruh-buruh yang diberhentikan dari
pekerjaannya dapat bercocok tanam.
5. Membangun suatu masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri atau
membantu masyarakat lain untuk membentuk masyarakat yang dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri.
6. Membangun hotel-hotel sederhana dalam lingkungan perumahan buruh.

Pada awalnya, koperasi Rochdale memang lebih banyak bergerak pada usaha
pembukaan toko. Namun dengan berjalannya waktu, koperasi ini berkembang
sedemikian rupa dengan berbagai kegiatan produktif lainnya. Pada tahun 1852 atau 8
tahun setelah berdiri, koperasi Rochdale telah berkembang menjadi 100 koperasi
konsumsi di Inggris. Sebagaimana koperasi Rochdale, koperasi-koperasi ini umumnya
juga didirikan oleh kaum buruh dengan motif yang sama, yaitu memerankan diri
menjadi pembeli sekaligus penjual terhadap berbagai produk yang sama-sama mereka
butuhkan. Gerakan koperasi di Inggris berkembang sedemikian rupa, dari sebatas
koperasi penjualan untuk kegiatan-kegiatan konsumsi, berkembang menjadi koperasi
yang bergerak dalam bidang industry, di antaranya adalah industry roti, tekstil, dan
sebagainya.

Guna mengukuhkan koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat, pada tahun


1862, koperasi konsumsi di Inggris menyatukan diri menjadi pusat koperasi pembelian
dengan nama The Cooperative Wholesale Society (CWS). Pada tahun 1945, CWS telah
memiliki sekitar 200 pabrik dan tempat usaha dengan perputaran modal mencapau 55
juta. Suksesnya gerakan ekonomi rakyat ini ditunjukkan dengan angka partisipasi
rakyat Inggris yang ikut sebagai anggota koperasi mencapai 11 juta orang dari total 50
juta penduduk Inggris pada tahun 1950 atau mencapai 22% dari total penduduk Inggris
saat itu.

Gerakan ekonomi rakyat ini terus berkembang di Inggris Raya. Selain CWS,
terdapat pula Scottish Cooperative Wholesale Society (SCWS0 yang didirikan di
Skotlandia, CWS dan SCWS merupakan dua perkumpulan koperasi terbesar di Inggris
Raya. Pusat koperasi ini secara bersama-sama mengembangkan sayap bisnisnya dalam
berbagai jenis usaha, diantaranya adalah perkebunan teh di Sri Lanka, pabrik tepung,
pabrik sepatu, pabrik susu di berbagai pusat kota dunia, dan kapal penangkapan ikan di
laut utara. Selain itu, besarnya keinginan pemerintah Inggris untuk tidak tergantung
terhadap produk-produk pertanian dari luar negaranya mendorong berkembangnya
koperasi pertanian di Inggris.

Berkembangnya koperasi di Inggris tidak lepas dari peran pemerintah. Salah


satunya adalah perjuangan yang dilakukan Robert Owen dan Sir Robert Peel dengan
membentuk beberapa factory laws yang merupakan campur tangan pemerintah dalam
bidang ekonomi. Pada tahun 1832 melalui wakil rakyat di House of Commons,
disepakati adanya undang-undang hak pilih (Reform Bill) yang merupakan
perlindungan terhadap hak-hak buruh (social legislation). Pada satu sisi, factory laws
bertujuan untuk mengatur pelaku industry guna menumbuh kembangkan industry. Di
sisi lain, factory laws dipeuntukkan bagi perbaikan ekonomi kaum buruh.

Perkembangan koperasi di Inggris menunjukkan bahwa gerakan ekonomi


rakyat melalui wadah koperasi ternyata mampu mengangkat harkat dan martabat kaum
buruh dari keterpurukan dan ketertindasan dengan tetap memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya bagi bisnis individu (swasta) untuk tetap berkesempatan
mengembangkan kegiatan ekonominya tanpa harus mengorbankan hak-hak kaum
buruh dan kegiatan ekonomi yang dilakukan koperasi. Di balik itu semua, koperasi
mampu menciptakan keseimbangan yang diakibatkan oleh distorsi pasar sebagai akibat
kuatnya monopoli kaum kapitalis terhadap sumber-sumber ekonomi.

II. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Eropa


Gerakan koperasi yang diprakarsai Robert Owen dan dimotori oleh berbagai
kelompok buruh di Inggris berkembang dan menjadi tren baru di bidang ekonomi di
berbagai belahan benua, terutama Eropa. Paradigm baru ini merayap ke berbagai negara
yang umumnya menganut system ekonomi kapitalis, terutama di Jerman dalam bentuk
koperasi kredit, di Swedia, Denmark, dan Perancis dalam berbagai bentuk dan jenis
koperasi.

Jerman
Walikota Flammersfeld yang bernama D.W. Raiffesen (1818-1888) yang peduli
dengan nasib kaum tani mempelopori berdirinya koperasi kredit yang diperuntukkan
untuk menolong petani dari jeratan ijon dan lintah darat. Pendirian koperasi
Flammersfeld ini terutama ditujukan untuk menyatukan kaum petani melalui kegiatan
simpan pinjam. Koperasi ini bergerak dengan mekanisme (Revrison Baswir : 2000)
yang meliputi :
1. Anggota koperasi wajib menyimpan sejumlah uang, walaupun dalam jumlah yang
sangat kecil sesuai dengan kemampuan masing-masing.
2. Uang simpanan boleh dikeluarkan sebagai pinjaman bagi anggota yang
membutuhkannya dengan membayar bunga ringan. Penggunaan uang yang
ditujukan untuk kegiatan produktif diawasi.
3. Usaha koperasi mula-mula dibatasi pada desa setempat dan kelompok orang-orang
yang saling mengenal agar terbentuk suatu kerja sama yang erat.
4. Pengurusan koperasi diselenggarakan sendiri oleh anggota yang dipilih tanpa
mendapat upah.
5. Keuntungan yang diperoleh dari perputaran uang simpanan dimiliki koperasi dan
dipergunakan untuk membantu kesejahteraan rakyat setempat.

Pada perkembangan selanjutnya, pada tahun 1968 telah berdiri sebanyak 425 buah
koperasi kredit di Jerman. Selain diperuntukkan bagi pengadaan kredit, koperasi di
Jerman umumnya juga mengadakan peralatan, benih, dan berbagai jasa untuk kegiatan
pertanian.

Jerman menempatkan 26 koperasi terbaiknya dalam 300 koperasi terbaik dunia.


Beberapa di antaranya adalah ReWe Group (Zentral Aktiengesellschaft FU) yang
bergerak di bidang ritel, DZ Bank Group yang bergerak di bidang perbankan, Edeka
Zentrale AG yang bergerak di bidang ritel, dan R+V Versicherung AG yang bergerak
di bidang asuransi.

Swedia

Pelopor koperasi di Swedia bernama Albin Johansson. Salah satu gebrakan


spektakuler Johansson adalah menasionalisasi sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bidang penyaringan minyak bumi dan dikelola secara efisien oleh koperasi. Dukungan
koperasi di Swedia untuk negara ditunjukkan dengan PDB sebesar 13% dari PDB
nasional, disamping menyumbangkan kesempatan kerja bagi rakyat dan
menyelenggarakan berbagai program rehabilitasi pendidikan, kesehatan, dan
sebagainya. Selain itu, di Swedia juga berkembang koperasi konsumen dan mereka
bahkan mampu mendirikan pabrik sendiri. Dalam mengelola usahanya, koperasi
konsumen di Swedia mempunyai lembaga usaha hypermarket sendiri. Hal itu membuat
para produsen dan importer justru meminta agar koperasi menjadi distributor bagi
produknya sehingga koperasi membeli barang konsumsi dalam jumlah besar dan
mendapat potongan harga dan kredit. Potongan harga dan kredit ditawarkan oleh
pabrikan dan importer, bukan diminta oleh koperasi konsumen karena pasar eceran
dikuasai oleh koperasi.

Saat ini terdapat 5 koperasi terbaik yang divatatkan Swedia dalam 300 koperasi
terbaik dunia versi ICA, yaitu Lantmannen yang bergerak di bidang pertanian, KF
Group (The Swedish Cooperative Union) yang bergerak di bidang ritel,
Lansforsakringar yang bergerak di bidang asuransi, Folksam yang bergerak di bidang
asuransi, dan Sodra Skogsagarna yang bergerak di bidang pertanian.

Denmark

Pada tahun 2866, Hans Christian Sonne bersama F.F.Ulrich mempelopori


berdirinya koperasi konsumsi bagi kaum buruh di kota Tristed Jutland, Denmark.
Koperasi ini terus mengalami perkembangan dengan pesat diikuti munculnya koperasi-
koperasi lain di seluruh pelosok Denmark. Secara menakjubkan, koperasi-koperasi di
Denmark berkembang dengan luar biasa dan menjadi tulang punggung perekonomian
bagi Denmark. Pertokoan dan bank di Denmark hamper semuanya milik koperasi. Baik
di Ibukota Denmark, Kopenhagen, maupun di kota-kota besar lainnya, hamper tidak
ada department store maupun toko serba ada yang besar. Tidak heran jika Denmark
mendapat julukan The Mecca of Cooperative World karena koperasi tumbuh dan
berkembang dengan begitu pesat di negara manarki konstitusional ini. Meskipun
Denmark tidak memiliki lahan yang luas untuk kegiatan pertanian, tetapi kegiatan
pertanian dapat dipersatukan melalu koperasi, termasuk dalam distribusi hasil-hasil
pertanian.

Denmark mencatatkan beberapa koperasi terbaiknya di terbaik dunia versi ICA,


yakni Arla Foods yang bergerak di bidang pertanian, Danish Crown yang bergerak di
bidang pertanian, DLG Group yang bergerak di bidang pertanian, dan PFA Pension
yang bergerak di bidang asuransi.

Perancis

Goncangan sosial dan ekonomi yang diderita kaum buruh dan masyarakat kelas
bawah yang tertindas di Perancis mendorong Chorles Fourier, Louis Blanc, dan Henri
de Saint-Simon mencari alternative terhadap berbagai persoalan yang tengah dihadapi
di Perancis. Dengan berbagai gagasan, keempat tokoh ini ternyata mampu
menyadarkan dan membuka cakrawala baru rakyat Perancis terhadap arti penting
berkoperasi sebagai sebuah bentuk perlawanan terhadap kapitalisasi ekonomi dan
distorsi pasar yang selama ini hanya dikuasai oleh segelintir orang.

Louis Blanc mengusulkan kepada pemerintah untuk mendirikan tempat-tempat


kerja untuk kaum buruh dalam bentuk tempat kerja berlandaskan aspek sosial, dimana
kaum buruh mengorganisasi sendiri pekerjaan mereka dengan cara kooperatif dan
diawasi oleh pemerintah. Selain mendpaatkan upah kerja, kaum buruh juga mendapat
bagian dari laba usaha. Henri de Saint-Simon (1760-1825) berpendapat bahwa masalah
sosial dapat diatasi jika masyarakat diatur menjadi “Assoiasi Produktif” yang dipimpin
teknokrat dan ahli-ahli industri.

Koperasi Perancis juga mencatatkan prestasi yang sangat baik dalam catatan
ICA. Terbukti, Perancis menyumbangkan 46 koperasinya di dalam daftar koperasi
terbaik versi ICA pada tahun 2012. Berikut ini daftar koperasi-koperasi Perancis yang
berkinerja baik.

Italia

Awal berkembangnya koperasi di Italia banyak dipengaruhi oleh koperasi kredit


di Jerman (M.Iskandar Soesilo, 2008). Pada tahun 1866, Luzzati, seorang negrawan
yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri, membentuk koperasi kredit di luar kota
Millan yang diberi nama Bance Pepolari (seperti Bank Rakyat). Koperasi ini terbentuk
seperti model koperasi kredit model Schulze-Delitzsch di Jerman. Hal yang
membedakam koperasi di Italia dengan koperasi di negara lain adalah selain bergerak
di bidang agrikultur, perbankan, dan ritel, koperasi di Italia juga bergerak di bidang
industry. Beberapa koperasi Italia yang bergerak di bidang industry, di antaranya adalah
Consorzio Cooperative Costruzioni, SACMI, Manutencoop, CCPL (Consortium Coop
Produz Lav. S.c.r.i) dan CMC (Cooperativa Muratori e Cementisti). Kelima koperasi
yang bergerak di bidang industry tersebut juga masuk ke dalam 300 koperasi terbaik
dunia.

Rusia

Gerakan koperasi di Rusia diawali dengan bentuk pengelolaan pertanian yang


disebut dengan kolkhoz, yaitu sebuah komoditas yang mengelola lahan pertanian secara
bersama-sama dengan jumlah sekitar 75 keluarga. Kalkhoz merupakan sebuah bentuk
komoditas ala Robet Owen di Inggris atau ala Falansteires atau ala Charles Fourier di
Perancis.

Koperasi pertama di Rusia berdiri pada tahun 1854 pada masa pemerintahan
kekaisaran Tsar. Koperasi di Rusia umumnya didirikan oleh kaum buruh, terutama
dalam bentuk koperasi konsumsi, namun pada periode ini, koperasi tidak dapat
berkembang karena selalu dicurigai dan mendapat pengawasan yang ketat dari
pemerintah.

Ketika terjadinya revolusi fisik pada tahun 1905-1914, koperasi berkembang


dengan cukup baik di Rusia. Hal ini ditunjukkan dengan begitu banyaknya koperasi
yang tumbuh saat itu yang mencapai angka 10.000 koperasi dan dengan jumlah anggota
yang mencapau 1,4 juta orang (M.Iskandar Soesila, 2008). Akan tetapi ketika kaum
komunis memenangkan revolusi, gerakan koperasi justru mengalami kemunduran total
karena mendapat tekanan dan pengawasan yang ketat dari pemerintah.
Tekanan dan pengawasan yang ketat dari pemerintah mulai sedikit berkurang
ketika Lenin mendekritkan politik ekonomi baru pada tahun 1921 yang dikenal dengan
New Economis Policy. Gerakan ekonomi baru ini dilakukan guna mendorong produksi
secara besar-besaran serta menasionalisaikan kegiatan ekonomi, baik swasta maupun
koperasi. Pada masa pemerintahan Lenin, koperasi mendapat berbagai fasilitas dan
bantuan dari pemerintah. Tidak heran jika koperasi maju dan berkembang pada masa
pemerintahan Lenin dan mampu bersaing secara setara dengan swasta. Saat itu terdapat
12.000 koperasi pertanian dan lebih dari 1.000 koperasi kredit di 12 wilayah ekonomi
Rusia.

III. Gagasan dan gerakan Koperasi di Selandia Baru dan Australia

Koperasi di Australia dan Selandia Baru umumnya bergerak di bidang


agrobisnis dan peternakan. Produk yang dihasilkan terutama susu, daging, dan
kerajinan yang diolah dari hasil peternakan sapi, biri – biri, maupun kambing.

Saat ini, di Selandia Baru terdapat koperasi yang bernama Fonterra yang
bergerak dibidang industri pengolahaan susu yang menduduki perangkat 33 koperasi
terbaik dunia versi ICA tahun 2012. Gabungan dari berbagai koperasi yang didirikan
pada tahun 2001 ini dengan diawali dengan kerja sama peternak – peternak susu sejak
tahun 1800. Industri ini kemudian diperluas untuk membentuk sebuah koperasi susu
terbesar di dunia.

Catatan Dan Fakta Koperasi Dan Umkm

Koperasi Fonterra yang mempunyai sekitar 15 ribu karyawan ini dapat


memasok 14 miliar liter susu setiap tahunnya ke petani – petani susu yang tersebar di
Selandia Baru dengan nilai omzet sebesar 19,5 miliar dolar Selandia Baruper tahun.
Volume penjualan tercatat sebesar 2,63 metrik ton dengan konsumen mencapai 140
negara. Hasil yang luar biasa ini tidak didapatkan begitu saja oleh Fonterra Cooporative
Group. Fonterra selalu memperhatikan empat aspek dalam menjalankan usahanya.
Keempat aspek tersebut adalah memastikan Fonterra adalah koperasi susu dengan biaya
terendah di dunia, membangun kemitraan dengan kepercayaan pelangan, mengamati
pertumbuhan penjualan susu di pasar – pasar lokal, dan koperasi Fonterra membuat
produk pilihan pertama yang sangat digemari pelanggan dan konsumen di negara
manapun.

Unit usaha Fonterra Coorporative Group terdiri adari berbagai unit usaha.
Fonterra memiliki empat segmen bisnis yang ditentukan oleh jenis produk dan wilayah
geogrfais, yakni komoditas dan bahan (meliputi New Zaeland Milk Supply dan New
Zaeland Manufacture), penjualan dan operasional perencanaan, Fonterra Global Trade.
Dan Global Supply Chain yang beroperasi di Asia, Amerika, Eropa dan Afrika.

Selain Fonterra, terdapat 5 koperasi di Selandia Baru yang masuk ke dalam


daftar 300 koperasi terbaik dunia, yaitu Foodstuffs Ltd. (South Island) yang bergerak
dibidang ritel, Foodstuffs ( Wellington) Coorporative Society Ltd. Yang bergerak di
bidang ritel, PPCS Ltd. Yang bergerak di bidang pertanian / perhutanan , Fodstuff
(Auckland) Ltd. Yang bergerak di bidang ritel. Dan Alliance Group Ltd. yang bergerak
di bidang agrikultur / perhutanan.

Sementara itu di Australia, tidak kurang tercatat sebanyak empat koperasi


masuk ke dalam 300 koperasi terbaik di dunia, yaitu RZB: yang bergerak di bidang
perbankan/kredit, Murray Goulburn Cooperative Co. Ltd yang bergerak di bidang
agrobisnis/kehutanan, Dairy Farmers Group yang bergerak di bidang
agrobisnis/kehutanan, dan HBF yang bergerak di bidang perbankan/kredit.

IV. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Amerika

Gerakan Koperasi dibelahan benua Amerika terutama berkembang di Amerika


Serikat, Kanada, dan Kolombia. Gerakan koperasi di secara fantastis menunjukkan
peranan yang cukup signifikan dalam membangun ekonomi di negara tersebut.

Amerika Serikat

Koperasi di Amerika Serikat dimotori oleh Edward A Filene (1860-1937). Ia


mempolopori berdirinya koperasi simpan pinjam di seluruh Amerika Serikat, khusunya
bagi petani dan buruh. Perjuangan Desjardin dan Filene bersama kaum buruh di
Amerika Serikat melahirkan beberapa undang-undang di beberapa negara bagian,
diantaranya adalah di Michigan pada tahun 1863, di Massachusetts pada tahun 1866,
dan Wisconsin pada tahun 1887.Selanjutnya pada tahun 1923, Pemerintah Federal
mengeluarkan undang-undang tentang pemberian kredit yang dinilai mendukung kredit
bagi petani yang bernaung di koperasi serta melahirkan 12 bank koperasi regional dan
bank koperasi pada tingkat federal/nasional.

Meskipun Amerika Serikat terkenal sebagai negara utama penggagas kapitalis,


tetapi kenyataan menunjukkan bahwa lebih dari 30 koperasi di Amerika Serikat
memiliki sisa hasil usaha (SHU) hingga US$ 1 miliar. Pada 2003, 100 koperasi terbaik
di Amerika Serikat memiliki total SHU sampai US$ 117 miliar. Hampir 30% produk
pertanian Amerika Serikat dijual melalui koperasi pertanian yang berjumlah lebih dari
3.400 unit.

Pada tahun 2012, Amerika Serikat mencatatkan 91 koperasinya dalam 300


koperasi terbaik dunia versi ICA. Beberapa koperasi tersebut adalah CHS Inc yang
bergerak dibidang pertanian, Nationwide Mutual Insurance Company yang bergerak
dibidang asuransi, Land O’Lakes yang bergerak dibidang agrobisnis, Dairy Farmers
Farmers of America yang bergerak dibidang agrobisnis, Wakefern Food Corp yang
bergerak dibidang ritel, Associated Wholesale Grocers yang bergerak dibidang ritel,
Growmark Inc yang bergerak dibidang agrobisnis, Federal Farm Credit Banks Funding
Corporation yang bergerak dibidang perbankan, dan Ag Processing Inc yang bergerak
dibidang agrobisnis.

Dari 91 koperasi asal Amerika Serikat yang masuk kedalam 300 koperasi
terbaik dunia, 24 koperasi diantaranya bergerak dibidang agrobisnis. Tidak heran jika
selain dikenal sebagai negara industri, Amerika Serikat juga dikenal sebagai negara
agrobisnis karena banyaknya ekspor produk agrobisnis, termasuk ke Indonesia.

Kanada

Penggerak awal koperasi di Kanada adalah Moses Michael Coady (1882-1959)


dengan mendirikan Coay International Institute (CII) yang ditujukan untuk
memberikan pendidikan koperasi bagi warga Kanada. Gerakan yang dilakukan Coady
memicu perkembangan koperasi di Kanada, diantaranya ditunjukkan dengan berdirinya
Canadian Cooperative Association (CCA) pada 1987 dengan tujuan mempromosikan
koperasi sebagai perusahaan yang demokratis dan berorientasi pada rakyat.

Aktivitas CCA sendiri adalah menyelenggarakan pendidikan, mengadakan


riset, mewakili sektor koperasi di lembga pemerintah dan sektor publik,
mempromosikan perkembangan koperasi Kanada ke luar negeri, dan sebagainya. Salah
satu prinsip koperasi universal yang dirumuskan pada tahun 1995 adalah kerja sama
antarkoperasi, CCA melaksanakan mitra lokal. CCA beranggapan bahwa dalam
menghadapi pasar bebas yang akan datang, penting bagi koperasi-koperasi untuk
bekerja sama membentuk persekutuan strategis agar dapat bertahan dalam persaingan
dan dapat lebih berkembang.

Kanada mencatatkan delapan koperasi terbaiknya didalam 300 koperasi terbaik


dunia versi ICA, yakni Desjardins Group yang bergerak di bidang pernbankan,
Federated Cooperatives Limited yang bergerak di bidang ritel, Cooperative Federee du
Quebec yang bergeka di agrobisnis, The Co-operators yang bergerak di bidang asuransi,
Agropur yang bergerak di bidang agrobisnis/kehutanan, United Farmers of Alberta
yang bergerak di bidang agrobisnis, La Capitale yang bergerak di bidanng asuransi, dan
Calgary Cooperative yang bergerak di bidang ritel.

V. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Afrika

Meskipun pada tahun 2012 tidak ada koperasi terbaik Afrika yang masuk ke
dalam 300 koperasi terbaik dunia, tetapi dalam General Assembly yang
diselenggarakan ICA pada tahun 2007 menyatakan bahwa gerakan koperasi di Afrika,
terutama di Kenya dan Republik Afrika Selatan, berkembang dengan cukup baik.
Beberapa catatan penting terhadap perkembangan koperasi di Afrika adalah sebagai
berikut.

Kenya

Di Kenya, bisnis koperasi memberikan konstribusi 45% terhadap PDB dan 31%
tabungan nasional. Koperasi juga mendominasi pangsa pasar kopi sebesar 70%, susu
76%, kayu 90%, dan kapas 95%.

Republik Afrika Selatan


Afrika Selatan memiliki lahan pertanian yang luas dan menjadi negara eksportir
hasil-hasil pertanian. Ada lebih dari 1000 koperasi pertanian dan bisns pertanian di
seluruh Afrika. Walaupun sektor pertanian relatif berkembang dengan baik, orang-
orang di area pedesaan tetap bertahan dengan pertanian subsisten. Afrika Selatan adalah
produsen anggur terbesar kedelapan di dunia dan merupakan produsen terbesar
kesebelas untuk benih bunga matahri. Afrika Selatan adalah jaringan pengekspor hasil-
hasil pertanian dan bahan makanan, barang-barang yang diekspor adalah gula, buah
anggur, buah jeruk, nectarines, dan buah-buahan musiman.

Hasil dari pertanian lokal yang terbesar adalah gandum (jagung) dan
diperkirakan menghasilkan 9 juuta ton tiap tahunnya, dengan jumlah 7,4 ton
dikonsumsi sendiri. Perternakan juga sangat terjennal di Afrika Selatan dengan
produksi negara sebesar 85% dari total konsumsi daging. Industri susu terdiri dari
sekitar 4.300 produsen susu yang dapat menyerap 60.000 pekerja pertanian dan
mendukung mata pencaharian untuk 40.000 orang yang lainya.

VI. Gagasan dan Gerakan Koperasi di Asia

Koperasi berkembangan ini terus menyebar di seluruh dunia. tentunya di asia


juga telah lahir lembaga keuangan koperasi. Berikut beberapa perkembangan koperasi
di negara Asia.

Jepang.

Pertama kali berdiri di Negara ini pada tahun 1900 (33 tahun sesudah pembaharuan
oleh Kaisar Meiji), atau bersamaan waktunya dengan pelaksanaan Undang-undang
Koperasi Industri Kerajinan. Cikal bakal kelahiran Koperasi di Jepang mulai muncul
ketika perekonomian uang mulai dikenal oleh masyarakat pedalaman.

Gerakan Koperasi pertanian mengalami kemajuan yang sangat pesat sejak tahun
1930-an, khususnya ketika penduduk Jepanng menghadapi krisis ekonomi yang
melanda dunia dalam periode 1933. Di Jepang ada dua bentuk Koperasi pertanian.
Yang pertama disebut Koperasi Pertanian Umum. Koperasi ini bekerja atas dasar serba
usaha, misalnya menyelenggarakan usaha pemasaran hasil pertanian, menyediakan
kredit untuk usaha perasuransian, pemberian bimbingan dan penyuluhan pertanian bagi
usaha tani. Bentuk Koperasi yang lain disebut Koperasi Khusus. Koperasi ini hanya
menyelenggarakan satu jenis usaha seperti Koperasi buah, Koperasi daging ternak,
Koperasi bunga-bungaan dan sebagainya. Pada umumnya Koperasi-koperasi pertanian
di Jepang menyelenggarakan bentuk usaha Koperasi yang pertama.

Perlu ditambahkan, Koperasi-koperasi yang menyelenggarakan kegiatan serba


usaha juga tergabung dalam sebuah Koperasi Induk yang bernama Gabungan
Perkumpulan Koperasi Pertanian Nasional (Zenkoku Nogyo Kyodokumiai Chuokai).
Titik berat kegiatan Koperasi Gabungan atau ZEN-Noh ini adalah penyaluran sarana
produksi dan pemasaran hasil pertanian. Selain itu di Jepang juga terdapat Induk
Koperasi Asuransi Bersama, Induk Koperasi Perbankan untuk pertanian-kehutanan dan
pusat asosiasi penerbitan. Koperasi pertama kali berdiri di Negara ini pada tahun 1900
(33 tahun sesudah pembaharuan oleh Kaisar Meiji), atau bersamaan waktunya dengan
pelaksanaan undang-undang koperasi industry kerajinan. Cikal bakal kelahiran
koperasi di Jepang mulai muncul ketika perekonomian uang mulai dikenal oleh
masyarakat pedalaman. Gerakan koperasi pertanian mengalami kemajuan yang sangat
pesat sejak tahun 1930-an, khususnya ketika penduduk Jepang menghadapi krisis
ekonomi yang melanda dunia dalam periode 1933. Di Jepang ada dua bentuk koperasi
pertanian. Yang pertama disebut koperasi pertanian umum. Koperasi ini bekerja atas
dasar serba usaha, misalnya menyelenggarakan usaha pemasaran

Hasil pertanian, menyediakan kredit untuk usaha perasuransian, pemberian


bimbingan dan penyuluhan pertanian bagi usaha tani. Bentuk koperasi yang lain
disebut koperasi khusus. Koperasi ini hanya menyelenggarakan satu jenis usaha seperti
koperasi buah, koperasi daging ternak, koperasi bunga-bungaan dan sebagainya. Pada
umumnya koperasi-koperasi pertanian di Jepang menyelenggarakan bentuk usaha
koperasi yang pertama. Anggota koperasi di Jepang 90% adalah wanita yang sebagian
besar ibu rumah tangga, dan pada umumnya mereka langsung mengirim barang
langsung keanggotaan melalui pasar. Jadi produsen dan konsumen bias berkomunikasi
langsung.

Korea
Perkembangan Koperasi di Korea, khususnya Koperasi pedesaan, dimulai pada
awal abad ke-20. Di Korea ada dua organisasi pedesaan yang melayani kebutuhan
kredit petani, yakni Bank Pertanian Korea dan Koperasi Pertanian.

Pada tahun 1961 dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Koperasi pertanian


yang baru, Bank Pertanian Korea dan Koperasi Pertanian digabungkan menjadi satu
dengan nama Gabungan Koperasi Pertanian Nasional (National Agricultural
Cooperative Federation), disingkat NACF. Gabungan ini bekerja atas dasar prinsip-
prinsip Koperasi yang modern dan melakukan kerjanya atas dasar serba usaha (Multi
purpose). NACF bertugas mengembangkan sector pertanian, meningkatkan peran
ekonomi dan social petani, serta menyelenggarakan usaha-usaha peningkatan budaya
rakyat. Perkembangan Koperasi di Korea, khususnya Koperasi pedesaan, dimulai pada
awal abad ke-20. Di Korea ada dua organisasi pedesaan yang melayani kebutuhan
kredit petani, yakni Bank Pertanian Korea dan Koperasi Pertanian.

Thailand
Sejarah perkembangan koperasi di Thailand

a. Pembentukan departemen pada tahun 1915, mengawali kelahiran koperasi pertama


di Thailand
b. Departemen promosi koperasi di Thailand memiliki visi untuk memprmosikan dan
mengembangkan kelompok promosi & kelompok petani menuju ketahanan
& kemandirian.
c. Departemen koperasi memberikan bimbingan dari sisi administrasi, kelembagaan,
dan efisiensi dari kelompok petani tersebut.

India

a. India medirikan koperasi kredit ala Raffesian pada tahun 1907 dan menyusun UU
yang kemudian diperbaharui pada tahun 1912
b. UU koperasi India di adopsi oleh Negara Amerika, Afrika & Asia termasuk
Indonesia.
c. Pada awal pertumbuhan koperasi di india yang menjadi andalan adalah koperasi
perkreditan peternakan sapi perah, pabrik gula dan bank koperasi.

Timur Leste

Sejarah perkembangan koperasi di Timur Leste

a. Pertumuhan koperasi di Timur Leste mengadopsi model koperasi wanita Setia Budi
Wanita (SBW) Jawa Timur, terutama dalam hal manajemen tanggung renteng.
b. Koperasi di Timur Leste merupakan salah satu pilar ekonomi Negara selain sector
pulik dan swasta.
c. Jumlah koperasi di Timur Leste sebanyak 84 unit. Kegiatannya berimbang antara
koperasi simpan pinjam dan koperasi serba usaha. Sampai pada tahun 2017,
pemerintah menargetkan koperasi tumbuh menjadi 300 koperasi.

Filipina

Sejarah perkembangan koperasi di Filipina

a. Lahirnya koperasi di Filipina dipicu oleh lahirnya kebijakan reforma Agraria


b. Koperasi yang berhasil di Filipina adalah Federasi Koperasi Mindanao (FEDCO),
yang memiliki sekitar 20 anggota koperasi dan 3600 petani perorangan. Koperasi
ini mengelola hampir 5000 hektar lahan dengan komoditi pisang.
c. MIDECO adalah salah satu koperasi yang pendiriannya didukung oleh LSM pada
tahun 1986.

Malaysia

Sejarah perkembangan koperasi di Malaysia

a. Gerakan koperasi di Malaysia diperkenalkan pada tahun 1909 oleh pemerintah


colonial. Penciptaan RIDA (Otorita Pengembangan Pedesaan dan Industri) pada
tahun 1990 membantu menfalisitasi melalui pengembangan pedesaan yang
terintegrasi
b. Gerakan koperasi yang terkenal di Malaysia adalah gerakan koperasi
pengembangan perumahan

VII. Gerakan Koperasi di Indonesia

Masa Penjajahan

Di masa penjajahan Belanda, gerakan koperasi pertama di Indonesia lahir dari


inisatif tokoh R. A. Wiriaatmadja pada tahun 1986. Wiriaatmadja, patih Purwokerto
(Banyumas) ini berjasa menolong para pegawai, pedagang kecil dan petani dari
hisapan lintah darat melalui koperasi. Berdirinya Boedi Oetomo, pada tahun 1908
mencoba memajukan koperasi rumah tangga (koperasi konsumsi). Serikat Islam
pada tahun 1913 membantu memajukan koperasi dengan bantuan modal dan
mendirikan Toko Koperasi. Pada tahun 1927, usaha koperasi dilanjutkan oleh
Indonesische Studie Club yang kemudian menjadi Persatuan Bangsa Indonesia
(PBI) di Surabaya. Partai Nasional Indonesia (PNI) di dalam kongresnya di Jakarta
berusah menggelorakan semangat koperasi sehingga kongres ini sering juga disebut
“kongres koperasi”.

Pergerakan koperasi selama penjajahan Belanda tidak dapat berjalan lancar.


Untuk membatasi laju perkembangan koperasi, pemerintah Belanda mengeluarkan
peraturan koperasi Besluit 7 April No. 431 tahun 1915.

Awal Kemerdekaan

Koperasi berfungsi untuk mendistribusikan keperluan masyarakat sehari-hari di


bawah Jawatan Koperasi, Kementerian Kemakmuran. Pada tahun 1946,
berdasarkan hasil pendaftaran secara sukarela yang dilakukan Jawatan Koperasi
terdapat sebanyak 2.500 buah koperasi. Koperasi pada saat itu dapat berkembang
secara pesat. Namun karena sistem pemerintahan yang berubah-ubah maka terjadi
titik kehancuran koperasi Indonesia menjelang pemberontakan G30S / PKI. Partai-
partai memenfaatkan koperasi untuk kepentingan partainya, bahkan ada yang
menjadikan koperasi sebagai alat pemerasan rakyat untuk memperkaya diri sendiri,
yang dapat merugikan koperasi sehingga masyarakat kehilangan kepercayaannya
dan takut menjadi anggota koperasi.

VIII. Gerakan Gerakan Koperasi Internasional

1. Internasional Cooperative Alliance [I.C.A.]


Pada Konggres Koperasi sedunia tahun 1895 di London dibentuklah suatu
puncak organisasi Koperasi yang bersifat internasional untuk seluruh dunia, yang
diberi nama INTERNASIONAL COOPERATIVE ALLIANCE, disingkat I.C.A
para pendiri dari badan dunia ini ialah : Inggris, Australia, Belgia, Perancis,
Jerman,, Negeri Belanda, Italia, Negeri Swiss dan Rumania, masing- masing
diwakili oleh kesatuan organisasi Koperasi tingkat nasional.
Dengan demikian I.C.A ini merupakan satu-satunya top (puncak) organisasi
gerakan Koperasi seluruh dunia yang secara khusus mengabdikan diri kepada
pengembangan Koperasi di seluruh bagian dari dunia ini. Melalui badan ini setiap
anggotanya yang terdiri dari puncak organisasi Koperasi dari berbagai negeri, tanpa
perbedaan warna atau kebangsaan, bergabung dan bersatu dalam memperjuangkan
tercapainya cita-cita Koperasi.

Tujuan Menyeluruh Dari I.C.A


Dalam pasal 1 Anggaran Dasar I.C.A disebutkan tujuan menyeluruh dari I.C.A
sebagai berikut:
I.C.A melanjutkan kerja dari para pelopor Rochdale (“Rochdale Pionerers”)
dan sesuai dengan prinsip-prinsipnya, berdaya upaya dengan kebebasan yang
penuh dan dengan metoda- metodanya sendiri untuk menggantikan sistim mencari
keuntungan semata-mata dengan sutu sistm Koperasi yang diorganisasi untuk
kepentingan seluruh masyarakat dan berdasarkan saling bantu membantu.Tujuan
yang demikian murninya hanya dapat dicapai malalui kagiatan- kegiatan yang
memperluas dan memperkokoh ikatan yang mempersatu sistim Koperasi diseluruh
dunia.

Keanggotaan I.C.A
I.C.A menerima sebagai anggota semua perkumpulan Koperasi dari semua jenis
beserta pusat hingga induknya asal saja badan-badan ini “murni” dalam arti kata
memenuhi ketentuan- ketentuan mengenai sendi-sendi dasar Koperasi. Pada
permulaannya memeng keanggotaan terdiri dari kebanyakan jenis koperasi
konsumsi, itupun yang berkadudukan di Eropa saja. Akan tetapi lama-kelamaan
khususnya setelah Perang Dunia Ke II, Koperasi-Koperasi jenis lai juga turut
menjadi anggota sehingga dewasa ini meliputi 63 negara, dengan anggota-anggota
perorangan sebanyak 321 juta orang. Walaupun keanggotaan I.C.A terbuka bagi
semua jenis dan tingkat Koperasi di seluruh dunia, pada umumny6a yang menjadi
anggotanya adalah Koperasi-Koperasi Tingkat Nasional (induk-induk) dan atau
Dewan Koperasinya, seperti misalnya DEKOPIN bagi Indonesia.

Badan-badan administrative I.C.A.


Yang bertanggung jawab atas pelaksanaan keputusan-keputusan Kongres I.C.A
ialah Dewan paripurna (Central Committee) yang juga mempunyai wewenang
untuk mengambil keputusan mengenai hal-hal penting lainnya atas tanggung
jawabnya sendiri. Setiap puncak organisasi nasional Koperasi yang telah menjadi
anggota I.C.A berhak duduk dalam Dewan Paripurna ini. Segera setelah setiap
Kongres berakhir, Dewan peripurna bersidang untuk memilih presiden , 2 orang
wakil presiden serta anggota-anggotanya Dewan Harian (Executive Committee),
kesemuanya mempunyai masa jabatan sampai kongres yang akan datang. Dewan
paripurna mengangkat (menetapkan) para tenaga inti dari I.C.A serta menetapkan
pula tanggal diadakan kongres mendatang menetapkan Tertib Acaranya dan
menyampaikan laporan mengenai semua
hal yang dipertanggung jawabkan kepadanya, kepada Kongres. Dewan Hari
an (Executi Committee) mengadakan pengawasan umum atas segala hal-hal yang
mengenai I.C.A diantara siding-sidang Dewan Paripurna. Selain mengadakan
penelitian mengenai pekerjaan secretariat, Dewan Harian juga menyelidiki
anggaran biaya dan pendapatan yang dipersiapkan oleh secretariat. Dewan Harian
mempunyai wewenang menerima anggota baru maupun menolak permintaan
menjadi anggota I.C.A, akan tetapi hak naik banding Kepada Dewan Paripurna oleh
yang bersangkutan tetap di jamin menurut Anggaran dasar I.C.A. Jabatan
Sekretaris Jendral I.C.A yang sampai tahun 1948 masih dipertahankan, sejak
tahun 1948 sampai tahun 1963 Sekretariat dikepalai oleh seorang Direktur dan
Sekretaris Jendral bersama-sama. Mulai tahun 1963 pekerjaan ini dilakukan oleh
seorang Direktur saja dan jabatan sekretaris jendral ditiadakan.
Disamping Dewan Paripurna dan Dewan Harian serta Sekretaris diatas juga
dibentuk Panitia- Panitia tetap sebagai pembantu Dewan guna mempersoalkan
berbagai masalah penting mengenai kegiatan Koperasi sehingga nanti dapat
dibicarakan pada kongres yang akan datang untuk diambil keputusan tentang
kebijaksanaan yang akan menjadi pedoman I.C.A.
Panitia-panitia pembantu (Auxiliary Committee) ini masing-masing mencakup
masalah: perdagangan internasional, perbankan, peransuransian, produksi dan
kerajinan di kalangan pekerja/karyawan, Koperasi pertanian, pemuda dan wanita,
perumahan dan distribusi eceran.

2. Asean Cooperative Organization [ACO].


Atas prakasa Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) pda tahun 1977 (5 – 7
Desember) telah diselenggarakan Konperensi Pertama Koperasi Negara-Negara
ASEAN di Jakarta, Konperensi tersebut telah berhasil mengambil dua keputusan
penting, ialah :
1) membuat pernyataan bersama wakil-wakil Gerakan Koperasi Negara-
Negara ASEAN (Join declaration of Representatives of ASEAN
Cooperative Movements) yang pada dasarnya sepakat untuk bersama-sama
menumbuhkan dan mengembangkan saling pengertian dan kerja sama yang
efektif antara gerakan Koperasi Negara-Negara ASEAN dan menbentuk
landasan yang kuat bagi kegiatan-kegiatan bersama dan daya- upaya
regional untuk mengembangkan perkoperasian.
2) membentuk Organisasi Koperasi ASEAN ( ASEAN Cooperative
Organization) disingkat ACO sebagai wadah untuk mengembangkan kerja
sama antara gerakan Koperasi di Negara-Negara ASEAN, melalui kegiatan-
kegiatan bersama dan perusahaan- perusahaan patungan meletakkan dasar-
dasar hubungan kerja dan kerja sama regional dan internasional serta
membantu tercapainya tujuan ASEAN seperti tercantum dalam BANGKOK
DECLARATION 8 AGUSTUS 1967. Konstitusi ACO telah ditandatangani
oleh Wakil gerakan KOperasi Indonesia, Malaysia, Pilipina, Singapura dan
Thayland tanggal 6 Desember 1977 di Jakarta.

Keanggotaan ACO terdiri dari Koperasi-Koperasi tingkat Nasional dan Dewan


Koperasi di masing-masing Negara ASEAN. Pimpinan ACO berada ditangan
sebuah Dewan Pimpinan (ACO – COUNCIL) yang terdiri dari 3 unsur, yaitu :
1) Presidium sebanyak 2 orang wakil gerakan Koperasi dari tiap Negara
ASEAN, sejumlah 10 orang.
2) Dewan Pejabat sebanyak 1 orang yang mewakili Departemen yang
membawahi perkoperasian di masing-m,asing Negara ASEAN, sejumlah 5
3) Seorang Sekretaris

Presidium dan Dewan Pejabat dipilih tiap tahun dan Sekretaris Jendral
untuk waktu 2 tahun. Berturut-turut selama 2 tahun pertama (1977/78 dan 1979)
telah terpilih wakil DEKOPIN sebagai Ketua ACO-Counsil dan Sekretaris Jendral
DEKOPIN sebagai Sekretari Jendral ACO. Dari akhir tahun 1977 hingga tahun
1979 telah tiga kali diadakan siding ACO-Counsil, masing-masing di Jakarta,
Kuala Lumpur dan Manila dan dua kali diadakan di ACO Conference, masing-
masing di Jakarta (1977) dan di Manila (1979). Perlu diketahui, bahwa siding
ACO-Counsil hanya dihadiri oleh presidium, Dewan Pejabat dan Sekretaris
Jendral, sedang ACO-Conference mencakup ACo-Council beserta wakil-wakil
dari Koperasi-Koperasi tingkat Nasional di Negara- negara ASEAN.

3. Europian Coorperative Society


ECS atau masyarakat koperasi Eropa didirikan pada tahun 2006. Menurut Komisi
Uni Eropa, ada sekitar 300.000 koperasi di Eropa dengan jumlah pekerja sebanyak 2.3
juta orang yang memberikan pelayanan bagi 83.500.000 anggota. ECS dapat didirikan dan
beroperasi di berbagai seluruh wilayah Eropa. ECS diatur oleh seperangkat aturan dan
prinsip-prinsip yang dilengkapi oleh undang-undang tentang koperasi di setiap negara
anggota.
4. International Labor Organization (ILO)
ILO didirikan pada tanggal 11 april 1919 dan bermarkas di 154 Rue de
Lausanne. ILO adalah salah satu badan dibawah naungan PBB yang bertujuan
memberikan pedoman dalam menciptakan undang-undang perburuhan
berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban buruh. Usaha yang telah dilakukan
ILO, antara lain; mengadakan perjanjian tentang upah, jumlah jam kerja, dan
umur minimal-maksimal bagi pekerja (buruh); memberikan jaminan
kesejahteraan untuk hari tua, serta ketentuan tentang cuti atau libur pegawai
negeri; dan mengusulkan agar Negara-negara anggota menentukan undang-
undang perburuhan.

5. Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin)


Berdiri pada tahun 1968. Dekopin dinyatakan sebagai satu-satunya wadah
tunggal gerakan koperasi Indonesia saat itu Dekopin telah beberapa kali
mengalami perubahan. Yang terakhir adalah yang disepakati berdasarkan hasil
MUNAS Ke XI yang berlangsung di Jakarta pada tahun 1983 Dekopin
mempunyai kedudukan sebagai organisasi gerakan koperasi yang melaksanakan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Memperjuangkan dan menyalurkan aspirasi koperasi.

b. Meningkatkan kesadaran berkoperasi dikalangan masyarakat.c. Melakukan


pendidikan perkoperasian bagi anggota dan masyarakat.d. Mengembangkan
kerja sama antar koperasi dan antara koperasi dengan badan usaha lain, baik
pada tingkat nasional maupun internasional.
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Koperasi yaitu suatu perkumpulan yang memiliki kemampuan dalam bidang


ekonomi yang berjuang untuk memperjuangkan kesejahteraan anggotanya pada
khususnya dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Masing-masing anggota
koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta mengawasi jalannya koperasi.
Koperasi sebagai bentuk usaha merupakan organisasi ekonomi rakyatyang bersifat
sosial. Koperasi berfungsi sebagai alat ekonomi yang dapat mensejahterakan
rakyat. Koperasi pun memiliki peranan yang besar dalam pembangunan nasional.
Sebagai usaha bersama yang berasaskan kekeluargaan, koperasi haruslah dikelola
dengan prinsip-prinsip manajemen secara tepat.

2. SARAN

Ada pembahasan ini menjelaskan pengertian koperasi dari berbagai


pandangan para ahli dan dari undang-undang koperasi itu sendiri, termasuk juga
prinsip-prinsip dan asas koperasi. Dengan demikian diharapkan mahasiswa
khususnya dan masyarakat pada umumnya menjadi paham tentang bagaimana
melakukan kegiatan usaha dengan berkoperasi, dan dapat membandingkan dengan
kegiatan usaha yang bukan koperasi. Demikianlah makalah ini penulis buat,
semoga apa yang disajikan memberikan ilmu dan informasi. Selanjutnya
kesempurnaan makalah ini penulis mohon saran dan kritik guna memperbaiki
kesalahan dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

DRS.Subandi,M.M.2011.Ekonomi Koperasi.Bandung: Alfabeta, CV.Indrawan.

M. Azrul Tanjung. 2017. Koperasi dan UMKM. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai