Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MATA KULIAH

EKONOMI KOPERASI DAN UKM


Dosen Pengampu : Dr. Abd. Rahman Razak, S.E., MS.

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah minggu ke-1


“SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI DAN UKM”

Oleh:
DZOCHRA MILTAZ YAOUMIEL
(A011191063)

PRODI ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
DAFATR ISI

DAFATR ISI ................................................................................................ i

BAB I ......................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Definisi .......................................................................................... 1

1.3 Rumusan Masalah ........................................................................ 2

1.4 Tujuan ........................................................................................... 2

BAB II ........................................................................................................ 3

ISI PEMBAHASAN .................................................................................... 3

2.1 Sejarah Perkembangan Koperasi di Dunia ................................... 3

2.2 Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia ........................... 10

BAB III ..................................................................................................... 16

PENUTUP ................................................................................................ 16

3.1 Kesimpulan ................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 18

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi mulai muncul dan berkembang di Inggris pada tahun 1844 di
kota Rochdale yang dipelopori oleh Charles Howard sekitar awal abad ke
XIX. Namun ternyata, sebelum koperasi benar-benar berkembang seperti
saat itu ternyata inspirasi gerakan koperas sudah mulai ada sejak abad ke
VIII pada saat revolusi industri dengan penerapan sistem ekonomi kapitalis.
Setelah perkembangan yang pesat di Inggris, kemudian
perkembangannya menyebar ke berbagai negara di Eropa, Amerika, dan
bahkan masuk di Asia termasuk Indonesia yaitu pada tahun 1986 oleh R.A.
Wiriaatmadja di Purwokerto, Banyumas, namun secara resmi gerakan
koperasi Indonesia baru lahir pada tanggal 12 Juli 1947 pada kongres I di
Tasikmalaya yang diperingati hingga saat ini sebagai Hari Koperasi
Indonesia.
Mendengar kata koperasi umumnya orang-orang memiliki definisinya
masing-masing. Mulai dari anggapan bahwa koperasi adalah organisasi
sosial yang kegiatan ekonominya tidak mencari keuntungan. Ada juga yang
mengartikan bahwa koperasi didirikan hanya untuk memenuhi kebutuhan
anggota dan memakmurkan pengurusnya. Namun pada faktanya, koperasi
adalah suatu badan yang bentuk kegiatannya begitu komplit dan ideal,
dimana anggotanya juga bertindak sebagai produsen, konsumen bahkan
sebagai pemilik. Di Indonesia sendiri keberadaan koperasi di mata hukum
adalah suatu badan yang syah dimana keberadaannya di akui oleh UUD
1945.

1.2 Definisi
Secara umum, koperasi dapat didefinisikan sebagai badan usaha yang
dimiliki serta dikelola para anggotanya. Namun, ada beberapa pengertian
koperasi dari beberapa tokoh yang berbeda, yakni sebagai berikut :
1. Mohammad Hatta, yakni yang kita kenal sebagai Bapak Koperasi
Indonesia menuturkan bahwa koperasi adalah usaha bersama guna

1
memperbaiki atau meningkatkan kehidupan atau taraf ekonomi
berlandaskan asas tolong menolong.
2. Arifinal Chaniago mengartikan koperasi sebagai suatu perkumpulan
yang bekerja sama dalam menjalankan sebuah usaha secara
kekeluargaan guna meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Pengelolaan sebuah koperasi, para anggotanya dapat dengan bebas
untuk keluar dan masuk dari badan usaha tersebut.
3. Munkner mengartikan koperasi sebagai organisasi berasaskan tolong
menolong yang mengelola ‘urusniaga’ secara berkelompok. Tujuannya
meningkatkan urusan ekonomi, berbeda dengan asas gotong royong
yang bertujuan membangun kebutuhan sosial.

Selain dari beberapa tokoh di atas, pengertian koperasi juga dijelaskan


dalam Undang-undang (UU) Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian,
pada Pasal 1 dijelaskan bahwa “koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasar prinsip koperasi, sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat atas asas kekeluargaan. Sedangkan
perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan
koperasi”.
Dari beberapa pengertian di atas, bisa kita simpulkan bahwa koperasi
adalah suatu badan usaha yang beranggotakan oleh orang-seorang atau
badan usaha lainnya yang didirikan demi kepentingan bersama serta
berlandaskan asas gotong royong dan kekeluargaan untuk memenuhi
kebutuhan bersama.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah perkembangan koperasi di dunia?
2. Bagaimanakah sejarah perkembangan koperasi di Indonesia?

1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan koperasi di dunia.
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan koperasi di
Indonesia.

2
BAB II
ISI PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Koperasi di Dunia


Dalam perjalanan sejarahperkembangan koperasi, dimana koperasi
tumbuh dan berkembang ke seluruh dunia berdampingan dengan badan
usaha lainnya. Setengah abad setelah pendirian Koperasi Rochdale, di
Inggris, seiring dengan berkembangnya koperasi di berbagai negara, para
pelopor koperasi sepakat untuk membentuk International Cooperative
Alliance (IC – Persekutuan Koperasi Internasional) dalam Kongres
Koperasi Internasional yang pertama pada tahun 1896, di London. Dengan
terbentuknya ICA, maka koperasi telah menjadi suatu gerakan
internasional.
Perkembangan koperasi ini juga bisa kita lihat sejarahnya di berbagai
negara di dunia. Uraiannya yakni sebagai berikut:
1. Sejarah Koperasi di Inggris
Gerakan Koperasi di dunia, dimulai pada pertengahan abad 18 dan awal
abad 19 di Inggris. Lembaga ini sering disebut dengan “KOPERASI
PRAINDUSTRI”. Dari sejarah perkembangannya, dimulai dari munculnya
revolusi industri di Inggris tahun 1770 yang menggantikan tenaga manusia
dengan mesin-mesin industri yang berdampak pada semakin besarnya
pengangguran hingga revolusi Perancis tahun 1789 yang awalnya ingin
menumbangkan kekuasaan raja yang feodalistik, ternyata memunculkan
hegemoni baru oleh kaum kapitalis. Semboyan Liberte-Egalite-Fraternite
(kebebasan-persamaan-kebersamaan) yang semasa revolusi didengung-
dengungkan untuk mengobarkan semangat perjuang rakyat berubah tanpa
sedikitpun memberi dampak perubahan pada kondisi ekonomi rakyat.
Manfaat Liberte (kebebasan) hanya menjadi milik mereka yang memiliki
kapital untuk mengejar keuntungan sebesar-besarnya. Semangat Egalite
dan Fraternite (persamaan dan persaudaraan) hanya menjadi milik lapisan
masyarakat dengan strata sosial tinggi (pemilik modal kapitalis).

3
Di masa itu, nasib sebagian rakyat sangat memilukan mereka yang pada
umumnya rakyat biasa semakin tertindas serta makin miskin hidupnya dan
akhirnya menggantungkan nasib mereka pada kaum pemodal (kaum
kapitalis) yang tidak seberapa jumlahnya.
Penderitaan yang dalami oleh kaum buruh di berbagai Negara di Eropa
pada awal abad ke 19 juga di alami oleh para pendiri koperasi konsumsi di
Rochdale, Inggris pada tahun 1844.
Pada mulanya Koperasi Rochdale hanya bergerak dalam usaha
pemenuhan kebutuhan konsumsi seperti roti. Namun kemudian berhasil
dikembangkan dengan melakukan berbaga usaha – usaha produktif.
Dengan berpegang teguh pada asas – asas Roshdale, para pelopor
Koperasi Rochdale mengembangkan toko kecil mereka itu menjadi usaha
yang mampu mendirikan pabrik, menyediakan, perumahan bagi para
anggotanya dan bahkan menyelenggarakan pendidikan dalam rangka
untuk meningkatkan pengetahuan anggota dan pengurus Koperasi.
Berangkat dari kesuksesan Koperasi Rochdale, pada tahun 1852 telah
banyak berdiri koperasi konsumsi di Inggris sekitar 100 koperasi. Tidak jauh
beda dari Koperasi Rochdale, bahwa koperasi – koperasi ini juga berdiri
berangkat dari para pelaku ekonomi yakni si konsumen.
Dalam rangka untuk memperkuat Gerakan Koperasi, pada tahun 1862,
koperasi – koperasi konsumsi di Inggris menyatukan diri menjadi pusat
Koperasi Pembelian dengan nama The Corporative Whole-sale Society
yang kemudian diingkat C.W.S yang kemudian perkembangannya begitu
pesat. Pada tahun 1945, C.W.S. telah memiliki sekitar 200 buah pabrik dan
tempat usaha dengan total 9000 pekerja, yang perputaran modalnya
mencapai 5.500.000 Poundsterling. Sedangkan pada tahun 1950 jumlah
anggota Koperasi di seluruh wilayah Inggris telah berjumlah lebihdari
11.000.000 orang dari sekitar 50.000.000 orang penduduk Inggris pada
masa itu.
2. Sejarah Koperasi di Perancis
Sejarah perkembangan koperasi di Perancis hampir mirip dengan di
Inggris. Kemelaratan dan ketimpangan bangsawan dan rakyat jelata

4
mendorong terciptanya ledakan Revolusi Perancis. Selain itu revolusi
industri yang terjadi di Inggris berdampak besar pada perekonomian
Perancis. Agar mampu menghadapi serangan industri Inggris, Perancis
berusaha mengganti mesin – mesin yang digunakan dengan mesin – mesin
modern agar lebih efisien. Efisiensi ini justru menyebabkan banyak
tenaga kerja kehilangan pekerjaan, akibatnya pengangguran meningkat
secara dramatis. Kondisi inilah yang mendorong munculnya pelopor-
pelopor koperasi. Charles Forier, Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle,
menyadari perlunya perbaikan nasib rakyat dan pengusaha kecil di
Perancis. Mereka pun kemudian membangun koperasi – koperasi yang
bergerak di bidang produksi.
Charles Fourier (1772-1837) menyusun suatu gagasan untuk
memperbaiki hidup masyarakat dengan fakanteres, yakni suatu
perkumpulan yang terdiri dari 300 sampai 400 keluarga yang bersifat
komunal. Fakanteres dibangun di atas tanah seluas lebih kurang 3 mil yang
akan digunakan sebagai tempat tinggal bersama, dan dikelilingi oleh tanah
pertanian seluas lebih kurang 150 hektar. Di dalamnya terdapat juga usaha-
usaha kerajinan dan usaha lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pengurus perkampungan ini dipilih dari para anggotanya. Namun, cita – cita
Fourier tidak berhasil dilaksanakan karena pengaruh liberalisme yang
sangat besar pada waktu itu. Louis Blanc (1811-1880) menyusun gagasan
yang lebihkonkrit dalam bukunya “Organization Labour”.
Blanc mengatakan bahwa persaingan merupakan sumber keburukan
ekonomi, kemiskinan, kemerosotan moral, kejahatan, krisis industri, dan
pertentangan nasional. Untuk mengatasinya, perlu didirikan social work-
shop (etelier socialux). Dalam perkumpulan ini, para produsen perorangan
yang mempunyai usaha yang sama disatukan. Blanc mendirikan koperasi
yang mengutamakan kualitas barang. Dengan demikian, bisa dikatakan
perkumpulan ini adalah koperasi produsen. Pada tahun 1884, kaum buruh
di Perancis menuntut pemerintah untuk melaksanakan gagasan Lois Blanc
untuk mendirikan koperasi, tetapi koperasi ini kemudian bangkrut.

5
Koperasi di Perancis perkembangannya juga begitu peat. Koperasi –
koperasi tersebut kemudian bergabung membentuk Koperasi Konsumi
Nasional Perancis (Federation Nationale Dess Cooperative de
Consommation) dengan jumlah anggota mencapai 3.460.000 orang dari
476 koperasi, 9.900 buah toko dan memiliki perputaran modal sebesar
3.600 Milyar Franch per tahun.
3. Sejarah Koperasi di Jerman
Berdirinya koperasi di Jerman yang dipelopori oleh Herman Schultz-
Delitsch (1808-1883) juga menggunakan prinsip-prinsip yang sama dengan
koperasi buatan Inggris. Dimana pelopor koperasi di Jerman ini adalah
seorang hakim dan anggota parlemen pertama di Jerman yang berhasil
mengembangkan konsep badi prakarsa dan perkembangan bertahap dari
koperasi-koperasi kredit perkotaan, koperasi pengadaan sarana produksi
bagi pengrajin, yang kemudian diterapkan oleh pedagang kecil, dan
kelompok lain-lain.
Pedoman kerja Koperasi simpan – pinjam Schulze adalah :
1. Uang simpanan sebagai modal kerja Koperasi dikumpulkan dari
anggota.
2. Wilayah kerjanya didaerah perkotaan.
3. Pengurus Koperasi dipilih dan diberi upah atas pekerjaannya.
4. Pinjaman bersifat jangka pendek.
5. Keuntungan yang diperoleh dari bunga pinjaman dibagikan kepada
anggota.

Kelebihan koperasi Schultz-Delitsch adalah pada pengembangan


konsep badi prakarsa. Selain itu adalah perkembangan bertahap dari
koperasi kredit untuk koperasi pengadaan sarana produksi untuk pengrajin,
yang kemudian diterapkan juga untuk pedagang kecil dan lainnya. Pada
perkembangan selanjutnya dibentuk pula koperasi jenis lainnya seperti
koperasi asuransi dankoperasi produksi.
Ada seorang pelopor Jerman yang bernama Friedrich Wilhelm
Raiffeissen (1818-1888) kepala desa di Flemmerfeld, Weyerbush di
Jerman. Raiffeissen menganjurkan agar para petani menyatukan diri dalam

6
perkumpulan simpan-pinjam yang membentuk koperasi-koperasi kredit
berdasarkan solidaritas dan tanggungan tidak terbatas yang dipikul oleh
para anggota perkumpulan koperasi tersebut, dan dibimbing berdasarkan
prinsip menolong diri sendiri, mengelola diri sendiri, dan mengawasi diri
sendiri.
4. Sejarah Koperasi di Denmark
Denmark menjadi Negara yang paling berhasil di dunia dalam
mengembangkan ekonominya melalui koperasi. Jumlah anggota koperasi
di Denmark meliputi 30% dari seluruh penduduk Denmark. Dimana hampir
sepertiga penduduk pedesaan Denmark yang berusia antara 8 s/d 30 tahun
belajar di perguruan tinggi.
Dalam perkembangannya, tidak hanya hasil – hasil pertanian yang
didistribusikan melalui koperasi, melainkan meliputi pula barang – barang
kebutuhan sektor pertanian itu sendiri. Tidak hanya itu, di Denmark juga
berkembang koperasi konsumsi yang kebanyakan didirikan oleh serikat –
serikat pekerja di daerah perkotaan.
Karena begitu hebatnya gerakan koperasi di Denmark, maka bapak
koperasi di Indonesia, yakni Moh. Hatta memberi nama atau
julukan “Republik Koperatif”. J.W. Ames, S.Sc.D memberi julukan “the
mecca of the cooperative world” melihat betapa hebatnya kehidupan dan
gerakan koperasi di Denmark.
5. Sejarah Koperasi di Swedia
Pada tahun 1911 gerakan koperasi di Swedia berhasil mengalahkan
kekuatan perusahaan besar. Pada tahun 1926 Koperasi berhasil
menghancurkan monopoli penjualan tepung terigu yang dimilikki perusahan
swasta. Pusat koperasi Swedia (Swedish Cooperative Centre—SCC)
didirikan gerakan koperasi Swedia tahun 1958. Tujuannya, memberikan
masukan dan meningkatkan taraf kehidupan wanita dan laki-laki miskin
serta peran mereka dalam membangun negara. Membangun usaha
melalui kerja sama dan kolaborasi yang saling menguntungkan. Itulah
prinsip yang dianut SCC, atau prinsip berkoperasi tanpa batasan

7
(Kooperation Utan Granser). Visi organisasi SCC adalah dunia bebas dari
kemiskinan dan ketidakadilan.
Usaha koperasi di Swedia, terutama ditujukan untuk memerangi
monopoli yang dilakukan oleh pengusaha besar yang memiliki modal besar
(kaum kapitalis). Oleh karena itu, usaha koperasi di negara ini difokuskan
pada penyediaan barang dengan harga murah dan mutu yang baik. Adanya
usaha ini, rakyat Swedia yakin bahwa melalui koperasi, mereka dapat
menghindari kaum kapltalis yang memonopoli perdagangan.
Dalam perkembangan selanjutnya berkat kesadaran para anggota dan
semua upaya pengurus koperasi, sehingga pada tahun 1911, gerakan
koperasi di Swedia berhasil mengalahkan kekuatan perusahaan besar milik
sekelompok orang yang semula sangat berkuasa dalam menentukan harga
dalam penjualan margari di Swedia pada masa itu.
6. Sejarah Koperasi di Amerika Serikat
Koperasi pertama yang berdiri di Amerika Serikat adalah The
Philadelphia Contributionship From Lose By Fire. Koperasi tersebut seperti
asuransi kebakaran. Kemudian berdiri koperasi pengairan yang mengurus
irigasi pertanian. Pada tahun 1880 berdiri koperasi-koperasi pertanian yang
besar. Sementara itu, di Amerika Serikat telah berkembang perkumpulan
simpan pinjam yang dikenal dengan nama Credit Union, berkat anjuran
Alphonso Desjardin (1854- 1921).
Amerika Serikat terkenal sebagai gembong atau biang Negara – negara
kapitalis yang besar dan kuat, namun di negeri ini dapat juga berkembang
usaha – usaha koperasi. Macam – macam koperasi yang berkembang di
Amerika Serikat, yaitu:
1) Koperasi penjualan yaitu koperasi yang mendistribusikan segala macam
hasil penjualan
2) Koperasi pembelian, ada dua jenis koperasi pembelian, yaitu:
a. Berusaha memperoleh atau memberi benih, pupuk, dan sebagainya
untuk menmabah dan meningkatkan produksi pertanian
b. Bertindak mengusahakan barang-barang kebutuhan sehari-hari

8
3) Koperasi jasa atau koperasi pelayanan ialah koperasi yang
menyelenggarakan berbagai macam usaha termasuk auransi,
pelayanan kelistrikan, pelayanan kesehatan, pelayanan perumahan,
pelayanan telepon terutama di desa-desa dansebagainya.
Pada tahun 1960 Amerika Serikat tercatat kurang lebih 500 buah
koperasi penghasil, 750 buah perkumpulan bank hipotek, 900 buah
koperasi listrik desa, danlainnya.
Di Amerika Serikat dikenal Credit Union. Pada perkembangan
selanjutnya beberapa ribu Federal Credit Union ini membentuk federasi
Asociation (CUNA) dengan maksud memperjuangkan kepentingan Union
seluruhnya terutama kedudukannya dalam hukum.
Perkembangan credit union di Amerika Serikat berkat bantuan positif dari
pemerintah dalam politik koperasi. Hal itu tercermin dalam federal credit
union act yang mempunyai maksud:
1) Memberikan kedudukan tersendiri kepada koperasi dalam pergaulan
hukum
2) Melindungi kepentingan masyarakat
3) Memlihara azas-azas koperasi
4) Memberi keistimewaan kepada koperasi
7. Sejarah Koperasi di Amerika Selatan, Afrika, Australia dan Selandia
Baru
Meskipun di Negara-negara Amerika Selatan atau Amerika latin rakyat
sangat membutuhkan peningkatan taraf hidup serta perbaikan
kemakmuran bersama, namun secara relatif perkembangan koperasi di
Negara-negara ini tidak begitu menonjol. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu kekolotan, banyak rakyat masih buta huruf dan kurangnya
modal. Namun beberapa di Negara Amerika Selatan menggalakkan
koperasi.
Di Afrika gerakan koperasi belum begitu banyak dikenal. Kalaupun ada,
keadaannya sangat sederhana dan menyesuaikan diri dengan tugas –
tugas yang sederhana pula.

9
Di Australia dan Selandia Baru perkumpulan – perkumpulan koperasi
mirip keadaannya dengan keadaan perkumpulan koperasi di eropa dan
mencapai hasil yang menggembirakan di dalam meringankan berbagai
kesukaran dalam merintis daerah – daerah baru.

2.2 Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia


Bangsa Indonesia telah lama mengenal kekeluargaan dan bergotong
royong yang telah lama dipraktekkan oleh nenek moyang bangsa
Indonesia. Kebiasaan sederhana ini, merupakan input untuk Pasal 33 ayat
1 UUD 1945 yang dijadikan dasar/pedoman pelaksanaan koperasi. Dimana
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada pertengahan abad ke-18
Berbagai penemuan di bidang teknologi (revolusi industri) melahirkan tata
dunia ekonomi baru. Tatanan dunia ekonomi menjajdi terpusat pada
keuntungan perseorangan, yaitu kaum pemilik modal (kapitalisme). Sistem
ekonomi kapitalis/liberal ini hanya memberikan keuntungan yang sebesar -
besarnya kepada pemilik modal dan melahirkan kemelaratan dan
kemiskinan bagi masyarakat ekonomi lemah. Pada mulanya kedatangan
mereka murni untuk berdagang. Nafsu serakah kaum kapitalis ini akhirnya
berubah menjadi bentuk penjajahan yang memelaratkan masyarakat.
Sejarah perjalanan koperasi dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Masa Penjajahan
Perkenalan bangsa Indonesia dengan koperasi dimulai pada
penghujung abad ke XIX, tepatnya pada tahun 1895. Pada masa
penjajahan di berlakukan “culturstelsel” yang mengakibatkan penderitaan
bagi rakyat, terutama para petani dan golongan bawah. Ditengah
penderitaan masyarakat indonesia, Raden Ario Wiriaatmadja, seorang
patih di Purwokerto, mempelopori berdirinya sebuah bank yang bertujuan
menolong para pegawai agar tidak terjerat oleh lintah darat. Usaha ini
mendapatkan persetujuan dan dukungan dari Residen Purwokerto E.
Sieburg. Badan usahanya berbentuk koperasi, dan diberi nama bank
penolong dan tabungan. Kegiatannya diawali dengan menolong pegawai
dan orang kecil dengan mendirikan : “Hulpen Spaaren Laudbouwcredeet”,
didirikan juga : rumah-rumah gadai, lumbang desa, dan bank-bang desa.

10
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo
memberikan peranan bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan
rakyat. Pada tahun 1915 dibuat peraturan Verordening op de Cooperatieve
Vereeniging, dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatieve.
Wiriaatmadja, patih Purwokerto (Banyumas) ini berjasa menolong
para pegawai, pedagang kecil dan petani dari hisapan lintah darat melalui
koperasi. Berdirinya Boedi Oetomo, pada tahun 1908 mencoba memajukan
koperasi rumah tangga (koperasi konsumsi). Serikat Islam pada tahun 1913
membantu memajukan koperasi dengan bantuan modal dan mendirikan
Toko Koperasi. Pada tahun 1927, usaha koperasi dilanjutkan oleh
Indonesische Studie Club yang kemudian menjadi Persatuan Bangsa
Indonesia (PBI) di Surabaya. Partai Nasional Indonesia (PNI) di dalam
kongresnya di Jakarta berusah menggelorakan semangat koperasi
sehingga kongres ini sering juga disebut “kongres koperasi”.
Tahun 1915 lahir UU Koperasi yang pertama: “verordening op de
Cooperative vereebiguijen” dengan Koninklijk Besluit 7 April 1912 stbl 431
yang bunyinya sama dengan UU bagi rakyat Indonesia, anggaran dasar
koperasi tersebut harus dalam Bahasa Belanda dan dibuat di hadapan
notaris.
Tahun-tahun selanjutnya diusahakan perkembangan koperasi oleh para
pakar dan politi nasional. Di zaman pendudukan jepang (1942-1945) usaha
– usaha koperasi dikoordinasikan/dipusatkan dalam badan-badan koperasi
tersebut yang befungsi sebagai pengumpul barang – barang logistik untuk
kepentingan perang. Tujuan kumiai tersebut bertentangan dengan
kepentingan ekonomi masyarakat. Fungsi koperasi hamya sebagai alat
untun mendistribusikan bahan – bahan kebutuhan pokok untuk kepentingan
perang jepang, bukan untuk kepentingan rakyat Indinesia.
Pergerakan koperasi selama penjajahan Belanda tidak dapat berjalan
lancar. Untuk membatasi laju perkembangan koperasi, pemerintah Belanda
mengeluarkan peraturan koperasi Besluit 7 April No. 431 tahun 1915,
antara lain:
a. Mendirikan koperasi harus mendapat izin dari gubernur jenderal

11
b. Fakta dibuat dengan perantaraan notaris dan dalam bahasa Belanda
c. Ongkos materai sebesar 50 golden
d. Hak tanah harus menurut hukum Eropa
e. harus diumumkan di Javasche Courant yang biayanya juga tinggi

Peraturan ini mengakibatkan munculnya reaksi dari kaum pergerakan


nasional dan para penganjurkoperasi. Oleh karena itu, pada tahun 1920
pemerintah Belanda membentuk “ Panitia Koperasi ” yang diketuai oleh J.
H. Boeke. Panitia ini ditugasi untuk meneliti mengenai perlunya koperasi.
Pada tahun 1927 pemerintah mengeluarkan peraturan No. 91 yang lebih
ringan dari perturan 1915. isi peraturan No. 91 antara lain:
a. Fakta tidak perlu dengan perantaraan notaris, tetapi cukup didaftarkan
pada Penasehat Urusan Kredit Rakyat dan Koperasi serta dapat ditulis
dalam bahasa daerah
b. Ongkos materai 3 golden
c. Hak tanah dapat menurut hukum adat
d. Berlaku untuk orang Indonesia asli, yang mempunyai hak badan hukum
secara adat.

Dengan keluarnya peraturan ini, gerakan koperasi mulai tumbuh


kembali. Pada tahun 1932, Partai Nasional Indonesia mengadakan kongres
koperasi di Jakarta. Pada tahun 1933, pemerintah Belanda mengeluarkan
lagi peraturan No. 108 sebagai pengganti peraturan yang dikeluarkan pada
tahun 1915. Peraturan ini merupakan salinan dari peraturan koperasi
Belanda tahun 1925, sehingga tidak cocok dan sukar dilaksanakan oleh
rakyat. Pada masa penjajahan Jepang, koperasi mengalami nasib yang
lebih buruk. Kantor Pusat Jawatan Koperasi diganti oleh pemerintah Jepang
menjadi Syomin Kumiai Cou Jomusyo dan Kantor Daerah diganti menjadi
Syomin Kumiai Saodandyo. Kumiai yaitu koperasi model Jepang, mula –
mula bertugas untuk mendistribusikan barang-barang kebutuhan rakyat.
Hal ini hanya alat dari Jepang untuk mengumpulkan hasil bumi dan barang
– barang kebutuhan untuk Jepang.

2. Masa Kemerdekaan

12
Setelah kemerdekaan 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memiliki
kebebasan untuk menentukan pilihan kebijakan ekonominya. Tekad para
pemimpin bangsa Indonesia untuk mengubah perekonomian Indonesia
yang liberal kapitalistik menjadi tata perekonomian yang sesuai dengan
semangat pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Bangsa Indonesia
bermaksud untuk menyusun suatu sistem perekonomian usaha
berdasarkan atas azas kekeluargaan. Bung Hatta menyatakan bangun
usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dalam pasal 33 ayat
1 UUD 1945 adalah koperasi. Koperasi adalah bangun usaha yang sesuai
dengan sistem perekonomian yang akan dikembangkan di Indonesia.
Agar perkembangan koperasi benar-benar berjalan dengan semangat
pasal 33 UUD 1945, maka pemerintah melakukan reorganisasi terhadap
Jawatan Koperasi dan perdagangan menjadi dua Jawatan terpisah.
Jawatan Koperasi mengurus pembinaan dan pengembangan koperasi
secara intensif dengan menyusun program dan strategi yang tepat.
Perkembangan koperasi pada saat itu cukup pesat, karena didukung penuh
oleh masyarakat.
Usaha pengembangan koperasi mengalami pasang surut mengikuti
perkembangan politik. Kongres-kongres koperasi, munas-munas, dan lain
– lain untuk pengembangan koperasi terus berlanjut. Tahun 1958: UU No.
70/1958 telah lahir UU tentang koperasi yang pada dasarnya berisi tentang
tata-cara pembentukan dan pengelolaan koperasi (seperti prinsip – prinsip
Rochdale). Terbit peraturan-peraturan pemerintah yang maksudnya
mendorong pengembangan koperasi dengan fasilitas-fasilitasnya yang
menarik (PP dari mendibud) tahun 1959: mewajibkan pelajar menabung
dan berkoperasi. Perkembangan tersebut tidak berlanjut, karena partai-
partai politik ada yang memanfaatkan koperasi sebagai alat politik untuk
memperluas pengaruhnya. Sehingga merusak citra koperasi dan hilang
kepercayaan masyarakat terhadap koperasi sebagai organisasi ekonomi
yang memperjuangkan peningkatan kesejahteraan mereka.
Pembangunan baru dapat dilaksanakan setelah pemerintah berhasil
menumpas pemberontakan G30S / PKI. Pemerintah bertekad untuk

13
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Namun keadaannya sperti itu, pemerintah pada tahun 1947 berhasil
melangsungkan Kongres Koperasi I di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kongres
koperasi I menghasilkan beberapa keputusan penting, antara lain:
a. Mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI)
b. Menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi
c. Menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari koperasi
Akibat tekanan dari berbagai pihak Agresi Belanda, keputusan Kongres
Koperasi I belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun, pada
tanggal 12 Juli 1953, diadakanlah Kongres Koperasi II di Bandung, yang
antara lain mengambil putusan sebagai berikut :
a. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) sebagai pengganti
SOKRI
b. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di
sekolah
c. Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia
d. Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru

Hambatan-hambatan bagi pertumbuhan koperasi antara lain


disebabkan oleh hal-hal berikut :
a. Kesadaran masyarakat terhadap koperasi yang masih sangat rendah
pengalaman masa lampau mengakibtakan masyarakat tetap merasa
curiga terhadap koperasi
b. Pengetahuan masyarakat mengenai koperasi masih sangat rendah

Untuk melaksanakan program perkoperasian pemerintah mengadakan


kebijakan antara lain :

a. Menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutama


koperasi
b. Memperluas pendidikan dan penerangan koperasi
c. Memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri
maupun pertanian yang bermodal kecil

14
Organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi sangat perlu
diperbaiki. Cara membantu mereka adalah mendirikan koperasi di kalangan
mereka. Dengan demikian pemerintah dapat menyalurkan bantuan berupa
kredit melalui koperasi tersebut. Untuk menanamkan pengertian dan fungsi
koperasi di kalangan masyarakat diadakan penerangan dan pendidikan
kader-kader koperasi.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hadirnya badan usaha koperasi ini membawa banyak sekali
keuntungan baik bagi perekonomian suatu negara bahkan untuk para
anggota dari koperasi tersebut. Perjalanan sejarahnya pun tidak selalu
berjalan mulus namun hasil dan dampaknya bisa kita lihat hingga saat ini.
Koperasi – koperasi yang ada saat ini adalah hasil dari perjalanan panjang
koperasi baik di dunia maupun di Indonesia.
Koperasi mulai muncul dan berkembang di Inggris pada tahun 1844 di
kota Rochdale yang dipelopori oleh Charles Howard sekitar awal abad ke
XIX. Namun ternyata, sebelum koperasi benar-benar berkembang seperti
saat itu ternyata inspirasi gerakan koperas sudah mulai ada sejak abad ke
VIII pada saat revolusi industri dengan penerapan sistem ekonomi kapitalis.
Adanya penderitaan yang dirasakan oleh rakyat kecil yang
padaumumnya merupakan kaum buruh di Eropa pada saat itu sebagai
akibat dari adanya revolusi industri dan penerapan sistem ekonomi kapitalls
yang lebih mengutamakan perolehan keuntungan sebesar-besarnya (profit
oriented), maka muncullah reaksi dari tokoh-tokoh pemerhati sosial, seperti
Karl Marx, yang sangat menentang sistem ekonomi kapitalis tersebut.
Seiring dengan hal tersebut, maka terjadilah dorongan dan keinginan untuk
merubah penggunaan prinsip-prinsip kapitalisme dalam pengaturan
aktivitas ekonomi di dalam masyarakat yang dipelopori oleh tokoh-tokoh
tersebut. Akibatnya, terjadilah pembaharuan di dalam massyarakat seiring
dengan lahirnya paham baru yang dikemukakan para tokoh penentang
sistem kapitalis tersebut pada abad ke 19 yang dikenal sebagai koreksi
terhadap sistem kapitalis. Sistem ekonomi yang baru tersebut dikenal
sebagai sistem sosialis atau sosialisme. Seiring dengan terjadi
pembaharuan di dalam masyarakat dan perekonomian di negara-negara
Eropa pada masa itu, maka berdirilah Koperasi Rochdale di Inggris yang
merupakan koperasi modern pertama yang lahir pada tahun 1844. Koperasl
ini didirikan oleh 28 orang buruh pabrik roti pada masa itu, Koperasi ini

16
didirikan dengan tujuan untuk membebaskan diri rnereka dari eksploitasi
kaum kapitalis dan tindasan sistem perekonomian kapitalis tersebut yang
dapat mereka peroleh melalui kesepakatan untuk menyatukan diri dan
kekuatan melalui badan usaha koperasi dengan harapan dapat
meningkatkan kesejahteraan mereka melalui pemenuhan kebutuhan-
kebutuhannya, terutama kebutuhan pokok.
Setelah perkembangan yang pesat di Inggris, kemudian
perkembangannya menyebar ke berbagai negara di Eropa, Amerika, dan
bahkan masuk di Asia termasuk Indonesia yaitu pada tahun 1986 oleh R.A.
Wiriaatmadja di Purwokerto, Banyumas, namun secara resmi gerakan
koperasi Indonesia baru lahir pada tanggal 12 Juli 1947 pada kongres I di
Tasikmalaya yang diperingati hingga saat ini sebagai Hari Koperasi
Indonesia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Itang, I., 2016. BADAN USAHA KOPERASI DAN BADAN USAHA NON
KOPERASI (Studi Komparatif). Islam. J. Ekon. Islam 7.
https://doi.org/10.32678/ijei.v7i1.35

Koperasi, Pengertian, Jenis, Fungsi, Prinsip dan Keuntungannya yang


Perlu Kamu Ketahui - Cermati.com [WWW Document], n.d. URL
https://www.cermati.com/artikel/koperasi-pengertian-jenis-fungsi-
prinsip-dan-keuntungannya-yang-perlu-kamu-ketahui (accessed
2.19.21).

Razak, Abd.R., 2012. EKONOMI KOPERASI DAN UKM, 1. Penerbit


Universitas Negeri Malang, Malang.

ARTA N SIANIPAR., 2016. Sejarah Koperasi di Dunia dan di Indonesia,


130231100047.URL
https://artanengsisianipar.wordpress.com/koperasi-
kewirausahaan/sejarah-koperasi-di-dunia-dan-di-indonesia/
(accessed 2.20.21).

MIZAROH., 2015. SEJARAH KOPERASI DI DUNIA DAN DI INDONESIA,


URL https://mizaroh.wordpress.com/koperasi/sejarah-koperasi-di-
dunia-dan-di-indonesia/ (accessed 2.20.21).

Susanto, T., 2020. Mengetahui Sejarah Koperasi Dunia & di Indonesia:


Tokoh Tokoh Koperasi. ToriqaMedia. URL
https://toriqa.com/sejarah-koperasi-dunia/ (accessed 2.20.21).

18

Anda mungkin juga menyukai