Ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang membahas tentang
perekonomian secara menyeluruh. Topik yang dibahas ekonomi makro
berhubungan dengan hal seperti pertumbuhan ekonomi, penerimaan negara, level
output nasional, neraca pembayaran, anggaran belanja, inflasi, dan sebagainya.
Jadi, ekonomi makro secara umum membahas berbagai hal yang berkaitan dengan
perekonomian nasional suatu negara, termasuk kerangka kebijaksanaan yang
diambil.
Stern (2003) menyatakan bahwa hubungan antara energi dan output (PDB)
secara sederhana dapat dituliskan dengan persamaan Y = f(L, K, E, M), di mana Y
adalah output agregat ataupun sektoral, L adalah tenaga kerja, K adalah modal atau
kapital, E dan M masing-masing adalah energi dan material non-energi lainnya.
Komponen E dalam fungsi produksi di atas dapat saja memiliki hubungan
komplementer (saling melengkapi) atau substitusi (saling menggantikan) dengan
faktor produksi lain (non-E).
Mohd Shahidan Shaari, Nor Ermawati Hussain dan Mohammad Shariff Ismail
melakukan penelitian tentang hubungan pertumbuhan ekonomi dengan konsumsi
energi di Indonesia, dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa
konsumsi energi berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi khususnya pada
konsumsi gas dan listrik (Shaari, dkk. 2012). Begitupun dengan penelitian yang
dilakukan oleh Olatunji Adeniran yang menunjukkan bahwa GDP memiliki hubungan
yang searah dengan konsumsi listrik; memiliki hubungan dengan konsumsi gas
namun tidak memiliki hubungan dengan konsumsi minyak. Secara keseluruhan
konsumsi energi memperngaruhi pertumbuhan ekonomi (Adeniran, Olatunji. 2010).
PPT
Energi dalam lingkup makro memiliki beberapa peranan penting. Energi memainkan
peran yang sangat penting dan strategis dalam kehidupan masyarakat karena energi
merupakan salah satu indikator pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Beberapa peranan strategis energi antara lain sebagai sumber penerimaan
negara, bahan bakar dan bahan baku industri, penggerak kegiatan ekonomi, serta
beberapa peranan penting lainnya.
Sepanjang tahun 2015 – 2020, kontribusi energi sektor pertambangan migas (hulu)
rata-rata memberikan konstribusi bagi PDB nasional hampir mencapai Rp 400 triliun
per tahun atau sekitar 2,85% per tahun. Secara nasional kontribusi PDB sektor hulu
migas memang terlihat relatif kecil, tetapi kelompok ini memberikan nilai signifikan
bagi pendapatan negara, terutama pada penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Setiap tahun, sektor migas menyumbang PNBP sekitar Rp 86 triliun per tahun atau
sekitar 25% dari seluruh PNBP nasional. Artinya, secara tidak langsung kelompok
hulu migas berperan besar menambah sumber pendapatan negara bukan pajak.
Kartiasih, Fitri., Yusman Syaukat dan Lukytawati Anggraeni. (2012). Determinan
Intensitas Energi di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan
Indonesia, 12(2), 192-214
Sidik, Budiawan. (2021, 8 Juli). Urgensi Penguatan Industri Hulu Migas (Bagian
Kedua). https://www.kompas.id/baca/riset/2021/07/08/urgensi-penguatan-
industri-hulu-migas-bagian-kedua/?
status=sukses_login&status_login=login&isVerified=false, diakses pada 6
September 2021.