Anda di halaman 1dari 5

 Keterkaitan Energi dengan Ekonomi Makro

Ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang membahas tentang
perekonomian secara menyeluruh. Topik yang dibahas ekonomi makro
berhubungan dengan hal seperti pertumbuhan ekonomi, penerimaan negara, level
output nasional, neraca pembayaran, anggaran belanja, inflasi, dan sebagainya.
Jadi, ekonomi makro secara umum membahas berbagai hal yang berkaitan dengan
perekonomian nasional suatu negara, termasuk kerangka kebijaksanaan yang
diambil.

Energi dalam lingkup makro memiliki beberapa peranan penting. Energi


memainkan peran yang sangat penting dan strategis dalam kehidupan masyarakat
karena energi merupakan salah satu indikator pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Beberapa peranan strategis energi antara lain sebagai
sumber penerimaan negara, bahan bakar dan bahan baku industri, penggerak
kegiatan ekonomi, serta beberapa peranan penting lainnya. Kelangsungan berbagai
sektor di suatu negara, seperti sektor industri, rumah tangga, transportasi, jasa, dan
lain-lain tidak dapat dipisahkan dari penggunaan energi.

 Energi dalam Pertumbuhan Ekonomi

Dalam mencapai tujuan pembangunan, salah satu upaya yang dapat


dilakukan adalah memacu pertumbuhan ekonomi. Energi memiliki peranan
yang besar dalam perekonomian. Peningkatan penggunaan energi dapat
mendukung kinerja ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat
dari jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara
atau produk domestik bruto per kapita.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak bisa dipisahkan dari peran


energi dalam proses produksi. Keterkaitan antara energi dengan
perekonomian suatu negara umumnya dapat dilihat dalam komponen
ekonomi makro seperti penerimaan pemerintah, penerimaan ekspor, dan
neraca pembayaran.

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan output


perkapita dalam jangka panjang. Hal ini berarti bahwa dalam jangka panjang
kesejahteraan ekonomi tercermin pada peningkatan output perkapita yang sekaligus
memberikan banyak alternatif dalam mengkonsumsi barang dan jasa serta diikuti
daya beli masyarakat yang semakin meningkat. Dapat dikatakan bahwa
pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal yang diukur
dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan.

Menurut Chontanawat et al. (2006) peranan energi terhadap perekonomian


dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi penawaran dan sisi permintaan. Dari sisi
permintaan, energi merupakan salah satu produk yang langsung dikonsumsi oleh
konsumen demi memaksimumkan utilitasnya. Sedangkan dari sisi penawaran,
energi merupakan faktor kunci bagi proses produksi di samping modal, tenaga kerja,
dan material lainnya. Energi merupakan input penting bagi bergeraknya roda
perekonomian suatu negara.

Banyaknya penggunaan energi tergantung pada pertumbuhan ekonomi yang


sedang terjadi dimana pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari jumlah output yang
dihasilkan. Dalam hal ini energi merupakan salah satu input dasar dalam
menghasilkan output, sehingga kenaikan jumlah ouput yang akan dihasilkan akan
mempengaruhi permintaan akan input yang dalam hal ini adalah energi yang
semakin meningkat. Atau dengan kata lain jika terjadi pertumbuhan ekonomi yang
semakin meningkat maka akan menyebabkan permintaan akan energi akan
meningkat pula.

Alam (2006) menyatakan bahwa energi merupakan pusat perekonomian


karena mengendalikan semua kegiatan ekonomi. Para ekonom neo-klasik
mengeluarkan energi dari perekonomian, sehingga memisahkan ekonomi dari
ekologi atau sumber energi. Konsep fungsi produksi, hanya menyertakan modal dan
tenaga kerja untuk memproduksi output yang tergantung pada teknologi. Tidak
adanya energi dalam kerangka neo-klasik akan mendistorsi analisis mengenai
pertumbuhan ekonomi dan sumber pertumbuhan. Ini dikarenakan kecepatan
pertumbuhan ekonomi sering kali tergantung pada penggunaan energi.

Stern (2003) menyatakan bahwa hubungan antara energi dan output (PDB)
secara sederhana dapat dituliskan dengan persamaan Y = f(L, K, E, M), di mana Y
adalah output agregat ataupun sektoral, L adalah tenaga kerja, K adalah modal atau
kapital, E dan M masing-masing adalah energi dan material non-energi lainnya.
Komponen E dalam fungsi produksi di atas dapat saja memiliki hubungan
komplementer (saling melengkapi) atau substitusi (saling menggantikan) dengan
faktor produksi lain (non-E).

 Energi sebagai Sumber Penerimaan Negara

Dalam perekonomian Indonesia, energi memiliki peran yang sangat penting


bagi pergerakan ekonomi Indonesia, tidak hanya sebagai sumber bahan bakar dan
bahan baku industri namun juga sebagai salah satu sumber andalan penerimaan
negara.

Sektor energi memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.


Secara makro, kontribusinya dapat dilihat terhadap PDB nasional dan pada
besarnya penerimaan negara bukan pajak yang berasal dari sektor energi dan
sumber daya alam migas. Praktisnya, sektor energi berkontribusi langsung bagi
perekonomian nasional sekaligus menjadi sumber pendapatan negara.

Mohd Shahidan Shaari, Nor Ermawati Hussain dan Mohammad Shariff Ismail
melakukan penelitian tentang hubungan pertumbuhan ekonomi dengan konsumsi
energi di Indonesia, dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa
konsumsi energi berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi khususnya pada
konsumsi gas dan listrik (Shaari, dkk. 2012). Begitupun dengan penelitian yang
dilakukan oleh Olatunji Adeniran yang menunjukkan bahwa GDP memiliki hubungan
yang searah dengan konsumsi listrik; memiliki hubungan dengan konsumsi gas
namun tidak memiliki hubungan dengan konsumsi minyak. Secara keseluruhan
konsumsi energi memperngaruhi pertumbuhan ekonomi (Adeniran, Olatunji. 2010).

Sepanjang tahun 2015 – 2020, kontribusi energi sektor pertambangan migas


(hulu) rata-rata memberikan konstribusi bagi PDB nasional hampir mencapai Rp 400
triliun per tahun atau sekitar 2,85% per tahun. Secara nasional kontribusi PDB sektor
hulu migas memang terlihat relatif kecil, tetapi kelompok ini memberikan nilai
signifikan bagi pendapatan negara, terutama pada penerimaan negara bukan pajak
(PNBP). Setiap tahun, sektor migas menyumbang PNBP sekitar Rp 86 triliun per
tahun atau sekitar 25% dari seluruh PNBP nasional. Artinya, secara tidak langsung
kelompok hulu migas berperan besar menambah sumber pendapatan negara bukan
pajak. Demikian pula meskipun relatif kecil secara PDB nasional, namun secara
sektoral kelompok pertambangan dan penggalian, industri migas hulu memiliki peran
sangat besar.

PPT

 Keterkaitan Energi dengan Ekonomi Makro

Energi dalam lingkup makro memiliki beberapa peranan penting. Energi memainkan
peran yang sangat penting dan strategis dalam kehidupan masyarakat karena energi
merupakan salah satu indikator pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Beberapa peranan strategis energi antara lain sebagai sumber penerimaan
negara, bahan bakar dan bahan baku industri, penggerak kegiatan ekonomi, serta
beberapa peranan penting lainnya.

 Energi dalam Pertumbuhan Ekonomi

Banyaknya penggunaan energi tergantung pada pertumbuhan ekonomi yang


sedang terjadi dimana pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari jumlah output yang
dihasilkan. Dalam hal ini energi merupakan salah satu input dasar dalam
menghasilkan output, sehingga kenaikan jumlah ouput yang akan dihasilkan akan
mempengaruhi permintaan akan input yang dalam hal ini adalah energi yang
semakin meningkat. Atau dengan kata lain jika terjadi pertumbuhan ekonomi yang
semakin meningkat maka akan menyebabkan permintaan akan energi akan
meningkat pula.

 Energi sebagai Sumber Penerimaan Negara

Sepanjang tahun 2015 – 2020, kontribusi energi sektor pertambangan migas (hulu)
rata-rata memberikan konstribusi bagi PDB nasional hampir mencapai Rp 400 triliun
per tahun atau sekitar 2,85% per tahun. Secara nasional kontribusi PDB sektor hulu
migas memang terlihat relatif kecil, tetapi kelompok ini memberikan nilai signifikan
bagi pendapatan negara, terutama pada penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Setiap tahun, sektor migas menyumbang PNBP sekitar Rp 86 triliun per tahun atau
sekitar 25% dari seluruh PNBP nasional. Artinya, secara tidak langsung kelompok
hulu migas berperan besar menambah sumber pendapatan negara bukan pajak.
Kartiasih, Fitri., Yusman Syaukat dan Lukytawati Anggraeni. (2012). Determinan
Intensitas Energi di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan
Indonesia, 12(2), 192-214

Apriliana, Tria. (2014). ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI ENERGI DENGAN


PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA.
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Analisis-Hubungan-
Konsumsi-Energi-Dengan-Pertumbuhan-Ekonomi-Di-Indonesia.pdf,
diakses pada 6 September 2021 pukul 10.31 WITA.

Sidik, Budiawan. (2021, 8 Juli). Urgensi Penguatan Industri Hulu Migas (Bagian
Kedua). https://www.kompas.id/baca/riset/2021/07/08/urgensi-penguatan-
industri-hulu-migas-bagian-kedua/?
status=sukses_login&status_login=login&isVerified=false, diakses pada 6
September 2021.

Damayanti, F., Sasana, H., & Destiningsih, R. (2020). Analisis Faktor-Faktor


Pendorong Total Konsumsi Energi Akhir Di Indonesia. DINAMIC: Directory
Journal of Economic, 2(2), 501-514.

Anda mungkin juga menyukai