Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAHAN AJAR
EKONOMI PUBLIK I
(PERTEMUAN KE TIGA)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDDIN
MAKASSAR
2021

BAHAN AJAR 3
MATA KULIAH : EKONOMI PUBLIK I

1
Mata Kuliah : Ekonomi Publik I
Kode Mata Kuliah / SKS : 23 A 1123
Semester : Awal
Program Studi : Ilmu Ekonomi
Mata Kuliah Prasyarat : Ekonomi Mikro I dan Ekonomi Makro I
Dosen Penanggung
: Drs. M. Yusri Zamhuri, MA. Ph.D
Jawab
Tim Dosen 1. Dr. Abd. Hamid Paddu, MA
:
2. Dr. Indraswati Tri Abdi Reviane, MA
3. Dr. Tadjuddin Parenta, MA
4. Dr. Retno Fitrianti, SE, M.Si
5. Randi Kurniawan, SE, M.Sc

Mahasiswa dapat menjelaskan peranan


pemerintah dalam kehidupan ekonomi masyarakat
untuk mencapai kesejahteraan umum dan
Sasaran
mengalokasikan sumber daya yang optimal bagi
Belajar/Learning :
seluruh masyarakat.
outcome
Mahasiswa dapat menganalisis kegiatan-kegiatan
ekonomi publik dengan menggunakan pendekatan
ekonomi mikro maupun ekonomi makro.

Mata kuliah ini membahas tentang batasan dan


prinsip dasar dalam Ekonomi Publik, baik dari sisi
Deskripsi Mata Kuliah pengeluaran, maupun sisi penerimaan dan
kaitannya dengan perekonomian baik
pertumbuhan, inflasi dan ketimpangan ekonomi.

1. PENDAHULUAN

a) GarisBesar Materi Pokok Bahasan 3

Mahasiswa dapat menjelaskan beberapa konsep dasar efisiensi dan


kegagalan pasar sebagai akibat adanya efek eksternalitas dalam
pembahasan ekonomi publik. Pokok bahasan dan sub pokok bahasan

2
terdiri dari uraian berkaitan dengan efisiensi pasar dan keadilan dalam
sektor publik, serta adanya eksternalitas baik yang negatif maupun yang
positif.

b) Sasaran Pembelajaran / Learning objective

Mahasiswa mampu mendiskripsikan batasan dan prinsip dasar dalam


efisiensi dan kegagalan pasar akibat eksternalitas dan menerapkannya
dalam analisis anggaran belanja pemerintah.

c) Perilaku Awal / Entry behavior

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang peranan pemerintah dalam


suatu ekonomi, dan mampu menjelaskan bagaimana mekanisme peran
pemerintah dalam produksi barang pribadi dan barang publik.

d) Manfaat Pokok Bahasan


Setelah mahasiswa mengikuti dan memahami materi bahasan ini maka
mampu membedakan dan menguraikan situasi yang dianggap efisien
serta menemu kenali bentuk eksternalitas, sehingga mengakibatkan
kegagalan pasar untuk menghasilkan output pada tingkat yang efisien
dan optimal.

e) Urutan Pembahasan

Pada pertemuan ini, mula-mula akan diberikan semacam quiz untuk


mengetahui seberapa jauh pemahaman mahasiswa atas materi yang
telah disampaikan minggu lalu.

Selanjutnya akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan :


 Konsep efisiensi
 Konsep kegagalan pasar akibat efek eksternalitas yang ada

f) Petunjuk Belajar/instructional orientation:

Pada materi bahasan ketiga ini mahasiswa akan belajar memahami


tentang konsep-konsep efisiensi dan kondisi-kondisi yang bisa
menimbulkan pasar menjadi tidak efisien. Menjelaskan tentang

3
kegagalan pasar sebagai akibat adanya efek eksternalitas yang negatif
maupun positif.

2. PENYAJIAN MATERI BAHASAN

a) Uraian Materi bahasan


 Efisiensi
Konsep efisiensi yang diperkenalkan oleh Pareto mengatakan
bahwa kriteria efisiensi terpenuhi jika sumber daya yang digunakan
dalam suatu periode waktu tertentu tidak dapat lagi meningkatkan
kepuasan seseorang tanpa menurunkan kepuasan orang lain.
Kondisi-kondisi yang harus dipenuhi untuk tercapainya suatu
tingkat yang efisien adalah ketika manfaat marjinal yang dirasakan oleh
seluruh masyarakat (MSB = Marginal Social Benefit) sudah sama
dengan biaya marjinal yang ditanggung oleh seluruh masyarakat (MSC =
Marginal Social Cost). Hal ini disebabkan karena efisiensi tersebut
diperoleh pada tingkat keuntungan maksimum, di mana keuntungan
maksimum tercapai ketika marginal social benefit sama dengan marginal
social cost atau MSB = MSC.
Seperti diketahui bahwa keuntungan bersih itu diperoleh dari
selisih antara total social benefit dengan total social cost atau TSB –
TSC, seperti yang nampak pada ilustrasi berikut ini.

4
Nampak pada gambar di atas bahwa keuntungan maksimum
dioeroleh pada tingkat produksi sebesar Q* = 15000, di mana pada
tingkat produksi tersebut MSB = MSC = P = 1.50.
Selanjutnya, pasar dikatakan efisien atau pareto optimal jika
kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi. Kondisi-kondisi tersebut adalah :
1. Semua sumber daya yang produktif dimiliki secara pribadi.
2. Semua transaksi berlangsung di pasar dan pada setiap pasar yang
terpisah, terdapat banyak penjual yang bersaing menawarkan
produk yang relatif sama terhadap banyak pembeli yang juga
bersaing untuk memiliki barang tersebut.
3. Kekuatan ekonomi dihilangkan, dalam artian bahwa tidak ada
seorang pembeli atau penjual yang dapat mempengaruhi harga.
4. Semua informasi yang relevan tersedia bagi pembeli dan penjual
secara bebas.
5. Sumber daya bebas bergerak dan bebas digunakn di setiap
perusahaan.

5
Lalu kapan interaksi di pasar gagal mencapai tingkat yang efisien,
adalah pada saat :
1. Persaingan yang ada di pasar tidak sempurna. Misalnya produsen
di pasar hanya ada satu. Kondisi ini dikenal dengan istilah
monopoli. Pada kondisi tersebut, harga tidak lagi ditentukan oleh
kekuatan pasar, tetapi ditentukan oleh monopolis. Seperti nampak
pada ilustrasi berikut ini, di mana monopolis akan menetapkan
harga output nya sebesar P. Dan dengan tujuan mau
memaksimumkan keuntungannya, maka monopolis akan
menghasilkan output di bawah tingkat yang efisien (Qm < Q*).

2. Pemerintah melakukan intervensi ke pasar dalam bentuk


kebijaksanaan pajak. Seperti yang ditunjukkan dalam ilustrasi di
sebelah ini. Sebelum ada intervensi pemerintah ekonomi berada

6
pada tingkat yang efisien (titik E) yaitu output yang efisien sebesar
4 dengan harga sebesar 5.
Setelah pemerintah mengenakan pajak pada output tersebut,
menyebabkan harga yang harus dibayar oleh konsumen semakin
mahal yaitu sebesar 6, sehingga permintaan akan turun dari tingkat
yang efisien menjadi hanya sebesar 3. Demikian pula halnya dari
sisi produsen, adanya pajak menyebabkan harga yang diterima
oleh produsen semakin murah yaitu sebesar 4, sehingga output
yang ditawarkan pun berkurang dari tingkat yang efisien, yaitu
hanya sebesar 3..

3. Bentuk intervensi lain dari pemerintah di pasar adalah dalam


bentuk kebijaksanaan pemberian subsidi. Ditunjukkan pada ilustrasi
di sebelah.
Sebelum ada intervensi pemerintah, ekonomi berada pada tingkat
yang efisien (titik E) yaitu output efisien sebesar Q* dengan harga
sebesar 4.
Subsidi ini berdampak pada harga yang dibayar oleh konsumen
lebih rendah dari yang seharusnya mereka bayar yaitu hanya
sebesar 3, sehingga menyebabkan konsumsi mereka atas output

7
tersebut menjadi berlebihan dan itu berada di atas tingkat yang
efisien, sebesar Qs.
Demikian pula halnya dari sisi produsen, adanya subsidi
menyebabkan harga yang diterima oleh produsen semakin tinggi,
yaitu sebesar 5, sehingga output yang ditawarkan pun meningkat
lebih banyak dari tingkat yang efisien, sebesar Qs.

Mengingat kembali, dasar intervensi pemerintah di pasar adalah


karena pasar itu sendiri gagal menghasilkan output pada tingkat yang
efisien. Oleh karena itu, intervensi pemerintah tersebut dapat dipastikan
membawa ke arah yang efisien, jika terdapat beberapa hal berikut, yaitu:
1. Pemerintah memiliki kekuatan monopoli atas output tersebut.
2. Terdapat dampak dari transaksi pasar terhadap pihak ketiga.
3. Terdapat kesenjangan di pasar untuk suatu produk tertentu, di
mana marginal social benefit lebih besar daripada marginal social
cost atau MSB>MSC (contohnya adalah barang publik).
4. Informasi tidak sempurna tentang barang-barang yang
diperjualbelikan.
5. Adanya pasar yang tidak stabil.

8
Adapun kriteria yang diperlukan dalam intervensi pemerintah
tersebut, adalah:
1) Cost-benefit: apakah manfaat yang diterima oleh masyarakat
melebihi atas biaya yang dikeluarkannya? Menurut Kaldor, mereka
yang merasakan manfaat atas output tersebut akan memberikan
kompensasi kepada mereka yang dirugikan.
2) Pareto (optimal): apakah terdapat paling tidak beberapa anggota
masyarakat menikmati manfaat atas output tersebut tanpa
merugikan pihak lain? Jika iya, berarti ekonomi belum efisien atau
pareto optimal.
3) Majority rule (democracy): Apakah masyarakat yang merasakan
manfaatnya lebih banyak dar pada yang dirugikan?
4) Oligarchic (elite rule): apakah mereka bisa mengontrol manfaat
yang dirasakan oleh masyarakatnya?
5) Social justice (re-distributive): apakah manfaat yang dirasakan
oleh anggota masyarakat menjadi berkurang?

b. Pembahasan:
Setelah pemaparan materi bahasan tersebut di atas mahasiswa
diberi kesempatan bertanya atau membentuk kelompok diskusi atau
kegiatan brain storming dengan tetap berada dalam kendali atau
pengawasan fasilitator untuk tetap berfungsinya expert jugments
sebagai nara sumber dari sudut pandang kecakapan dan filosofi
keilmuan terkait.

c. Penelitian:
Fasilitator menguraikan berbagai contoh penelitian yang telah dan
sedang serta prospective dari berbagai sisi dalam ekonomi public yang
sedang dalam rencana kegiatan penelitian dari berbagai dosen dalam
lingkup sendiri maupun peneliti terkait secara nasional maupun
internasional. Demikianpula mahasiswa dapat megutarakan hal-hal
terkait yang diperoleh dan diketahuinya.

d. Penerapan:

9
Fasilitator menguraikan tentang penerapan dari berbagai contoh
eksternalitas baik yang negative maupun yang positif di Indonesia
maupun pada negara lain. Menguraikan berbagai cara melakukan
internalisasi sehingga tetap bisa mencapai efisiensi.

e. Latihan:
Mahasiswa di dalam kelas melakukan kegiatan berupa menuliskan
beberapa jenis barang yang menimbulkan efek eksternalitas baik positif
maupun negatif yang ada di Indonesia dan bagaimana menginternalisasi
dari eksternalitas tersebut.

f. Tugas Mandiri:
Dapat diberikan dalam bentuk mahasiswa menambahkan dengan
mencari tambahan materi terkait materi bahasan ini tentang dampak
ekternalitas dan efisiensi yang terjadi dalam perekonomian di Indonesia,
yang dilengkapi dengan data.

3. PENUTUP

a. Rangkuman
Fasilitator merangkum materi kuliah ini dengan memberikan
esensi dari materi bahasan dan keterhubungannya dengan materi
bahasan sebelumnya dan berikutnya.

b. Tes Formatif:

Fasilitator memberikan tes formatif untuk mengetahui tingkat


penguasaan pengetahuan yang diperoleh mahasiswa pada materi
bahasan ini dengan memberikan pertanyaan antara lain sebagai berikut:

a. Jelaskan syarat untuk tercapainya efisiensi.


b. Jelaskan perbedaan anatara eksternalitas negative dengan positif,
dan bagaimana cara menyelesaikannya.

10
c. UmpanBalik:

Mahasiswa dapat mengajukan hal tentang kondisi yang dialami


dan diharapkannya untuk memahami materi bahasan terkait.

4. DAFTAR PUSTAKA
1. Stiglitz, Joseph E., ”Economics of the Public Sector”, 4th ed, 2015
2. Hyman David., Public Finance, A Contemporary Application Of Theory to
Policy., South –Wetern, Cengage Learning, 2010
3. Musgrave, Richard A Peggy., Public Finance in Theory and Practice, Fifth
Edition, McGrow Hill Book Company, New York.1989
4. Berbagai Publikasi dan Jurnal.

11

Anda mungkin juga menyukai