Gerakan koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh William King (1786–
1865) dengan mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris. Pada 1 Mei 1828.
King menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The Cooperator, yang berisi
berbagai gagasan dan saran-saran praktis tentang mengelola toko dengan
menggunakan prinsip koperasi.
Koperasi modern yang berkembang dewasa ini lahir pertama kali di Inggris,
yaitu di Kota Rochdale pada tahun 1844. Koperasi timbul pada masa
perkembangan kapitalisme sebagai akibat revolusi industri. Pada awalnya,
Koperasi Rochdale berdiri dengan usaha penyediaan barang-barang konsumsi
untuk keperluan sehari-hari. Akan tetapi seiring dengan terjadinya pemupukan
modal koperasi, koperasi mulai merintis untuk memproduksi sendiri barang
yang akan dijual.
Pada tahun 1876, koperasi ini telah melakukan ekspansi usaha di bidang
transportasi, perbankan, dan asuransi. Pada tahun 1870, koperasi tersebut juga
membuka usaha di bidang penerbitan, berupa surat kabar yang terbit dengan
nama Cooperative News.
The Women’s Coorporative Guild yang dibentuk pada tahun 1883, besar
pengaruhnya terhadap perkembangan gerakan koperasi, disamping
memperjuangkan hak-hak kaum wanita sebagai ibu rumah tangga, warga
negara, dan sebagai konsumen. Beberapa tahun kemudian, koperasi memulai
kegiatan di bidang pendidikan dengan menyediakan tempat membaca surat
kabar dan perpustakaan. Perpustakaan koperasi merupakan perpustakaan
bebas pertama di Inggris, sekaligus digunakan untuk tempat berbagai kursus
dan pemberantasan buta huruf. Kemudian Women Skill Guild Youth
Organization membentuk sebuah pusat yaitu Cooperative Union. Pada tahun
1919, didirikanlah Cooperative Collage di Manchaster yang merupakan
lembaga pendidikan tinggi koperasi pertama.
Pada tahun 1920 diadakan Cooperative Commissie yang diketuai oleh Dr.
JH. Boeke sebagai Adviseur Voor Volkscredetwezen. Komisi ini diberi tugas
untuk menyelidiki apakah koperasi bermanfaat di Indonesia, 12 Juli 1947
diselenggarakan kongres gerakan koperasi se Jawa yang pertama di
Tasikmalaya 1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 140
tentang Penyaluran Bahan Pokok dan menugaskan koperasi sebagai
pelaksananya. Pada tahun 1961, diselenggarakan Musyawarah Nasional
Koperasi I (MUNASKOP I) di Surabaya untuk melaksanakan prinsip Demokrasi
Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin pada tahun 1965, Pemerintah mengeluarkan
Undang - Undang No. 14 th. 1965, dimana prinsip NASAKOM (Nasionalis,
Sosialis, dan Komunis) diterapkan di koperasi. Tahun ini juga dilaksanakan
MUASKOP II di Jakarta
Setelah itu koperasi mulai cepat berkembang di Indonesia, hal ini juga
didorong sifat orang-orang Indonesia yang cenderung bergotong royong dan
kekeluargaan sesuai dengan prinsip koperasi. Bahkan untuk mengansitipasi
perkembangan ekonomi yang berkembang pesat pemerintahan Hindia-Belanda
pada saat itu mengeluarkan peraturan perundangan tentang perkoperasian.
Pertama, diterbitkan Peraturan Perkumpulan Koperasi No. 43, Tahun 1915, lalu
pada tahun 1927 dikeluarkan pula Peraturan No. 91, Tahun 1927, yang
mengatur Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi bagi golongan Bumiputra. Pada
tahun 1933, Pemerintah Hindia-Belanda menetapkan Peraturan Umum
Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi No. 21, Tahun 1933. Peraturan tahun
1933 itu, hanya diberlakukan bagi golongan yang tunduk kepada tatanan
hukum Barat, sedangkan Peraturan tahun 1927, berlaku bagi golongan
Bumiputra.
Lalu kita mengenal Moh. Hatta sebagai bapak koperasi. Beliau mengusulkan
didirikannya 3 macam koperasi :
Badan usaha yang hampir sama dengan koperasi yaitu CV Firma dan PT.
Dimana CV adalah salah satu bentuk badan usaha yang dibentuk oleh dua
orang atau lebih yang kemudian mempercayakan modal yang dimiliki kepada
dua orang atau lebih. Hal itu dilakukan untuk menjalankan perusahaan tersebut
sekaligus dipercaya untuk memimpin perusahaan. Tujuannya agar tercapainya
cita-cita bersama dengan tingkat keterlibatan masing-masing anggotanya
berbeda. Oleh karena itu, di dalam CV terdapat dua sekutu yang berbeda.
Kemudian firma dalah suatu bentuk persekutuan bisnis yang terdiri dari dua
orang atau lebih dengan nama bersama yang tanggung jawabnya terbagi rata
tidak terbatas pada setiap pemiliknya. Dan PT (Perseroan Terbatas / PT /
Korporasi / Korporat) Perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang memiliki
badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung
jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi
atau perseorangan yang ada di dalamnya.
Persamaan
1. Mencapai satu tujuan yaitu mendapatkan hasil yang
menguntungkan secara berkala demi berjalannya suatu
organisasi dan menghasilkan uang untuk kesejahteraan
masyarakat, organisasi dan pemiliknya. Untuk itu diadakannya
suatu pengorganisasian antara badan usaha, koperasi dan
perusahaan itu sendiri.
2. Jika mendapatkan hasil yang memuaskan dari kerja keras pasti
masyarakat yang bekerja diperusahaan tersebut akan
mendapatkan laba yang memuaskan.
3. Sama-sama memiliki perizinan hukum.
4. Bergerak dibidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur.
5. Penerimaan laba berbanding lurus dengan modal yang disetorkan
(semakin banyak modal maka semakin banyak laba yang
diperoleh dan sebaliknya).
6. Ada pemodal untuk membentuk badan usaha
7. Mencari laba
8. Ada izin usaha
9. Tanggungjawab terbatas
Perbedaan
1. Untuk firma maka apabila terdapat hutang tak terbayar, maka
setiap pemilik wajib melunasi dengan harta pribadi.
2. Untuk CV sulit untuk menarik modal yang telah disetor danmodal
besar karena didirikan banyak pihak.
3. Untuk koperasi pembagian keuntungan menurut perbandingan
jasa yang dibatasi,dan memiliki tujuan meringankan beben
ekonomi anggotanya, memperbaiki kesejahteraan anggotanya,
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.