Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Sejarah Koperasi
Tugas Mata Kuliah Ekonomi Koperasi
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Maryunani, SE., MS.

Disusun oleh:
Adi Arif Fatoni [195020107111020]
Kukuh Dwi Mahardika [195020107111016]
Achmad Budi Prasetyo [195020107111017]

JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami selaku kelompok satu dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘Sejarah
Koperasi’ ini.
Adapun makalah ini kami susun dalam rangka pemenuhan tugas Prof. Dr. Maryunani,
SE., MS. pada mata kuliah Ekonomi Koperasi. Selain itu makalah ini juga kami susun dengan
tujuan menambah wawasan tentang perkembangan awal mula koperasi hingga bisa sampai
seperti sekarang ini baik bagi pembaca maupun penulis. Ucapan terimakasih kami ucapkan
kepada Prof. Dr. Maryunani, SE., MS. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan pada mata kulian ini.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Malang, 5 Maret 2020

Adi Arif Fatoni Kukuh Dwi Mahardika Achmad Budi Prasetyo


NIM. 195020107111020 NIM. 195020107111016 NIM. 195020107111017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi lahir pertama kali di Inggris, yaitu di kota Rochdale pada tahun 1844.
Koperasi timbul pada masa perkembangan kapitalisme sebagai akibat revolusi industri.
Seiring dengan perkembangan koperasi di Rochdale sangat mempengaruhi perkembangan
gerakan koperasi di Inggris maupun di luar Inggris, seperti Perancis yang dipelopori oleh
Charles Fourier dan Louis Blanc. Di samping negara-negara tersebut, koperasi juga
berkembang di Jerman yang dipelopori Ferdinan Lasalle, Friedrich W. Raiffesen (1818-
1888), dan Herman Schulze (1808-1883) di Denmark dan sebagainya termasuk Indonesia.
Pada dasarnya koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan
usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Bahwasanya koperasi sudah masuk ke Indonesia
sejak sekitar tahun 1896 yang dipelopri oleh Raden Ngabeu Ariawiriatmadja, Patih
Purwokerto. Namun resminya gerakan koperasi di Indonesia pada tanggal 12 Juli 1947
pada Kongres I di Tasikmalaya, yang pada akhirnya pada tanggal 12 Juli itu
ditetapkannya sebagai Hari Koperasi Indonesia.
Pada umumnya masyarakat menganggap koperasi merupakan organisasi social,
dimana melakukan kegiatan ekonomi dengan tidak mencari keuntungan, dan hanya untuk
memenuhi kebutuhan anggotanya saja. Tidak hanya itu, namun masyarakat mengatakan
juga bahwa koperasi hanya untuk kemakmuran pengurusnya saja. Hal tersebut merupakan
anggapan masyarakat yang tidak paham akan artinya koperasi yang sesungguhnya.
Karena koperasi merupakan kegiatan ekonomi maupun kegiatan usaha yang ideal, dimana
anggotanya berperan sekaligus menjadi produsen, konsumen dan pemilik. Sesuai dengan
UU. No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang berbunyi,”Bahwa Koperasi, baik
sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha berperan serta untuk
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD
1945 dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi”.
Di Indonesia koperasi merupakan bentuk usaha yang syah, terikat dan diakui dalam
UUD 1945 serta mempunyai Undang-undang khusus mengenai perkoperasian.Awalnya,
koperasi itu sendiri bermula dengan fungsi untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya,
namun siring dengan berkembangnya zaman, kini fungsi koperasi menjadi bermacam-
macam seperti yaitu sebagai tolak ukur kegiatan usaha, sebagai bentuk usaha baru, dan
sebagai alternatif kegiatan usaha.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan koperasi di dunia?
2. Bagaimana sejarah perkembangan koperasi di Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui perkembangan koperasi di dunia.
2. Mengetahui perkembangan koperasi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gerakan Koperasi di Inggris


Di inggris, sebelum adanya koperasi ada suatu sistem yang memiliki inti yang sama
dengan koperasi yaitu Friendly Society Act. Undang-undang ini memberi masyarakat
hak untuk memiliki tanah dan properti atas nama mereka. Friendly society act juga
mengatur dan menjamin seseorang bebas berorganisasi secara suka rela untuk
mengerjakan sesuatu usaha guna memepentingkan usaha bersama. Dengan hal ini mereka
dapat mengembangkan usaha bersama. Hal ini membuat banyak para pekerja mendirikan
pabrik pengolahan tepung
Robert Owen sering disebut dengan “penemu sosialisme inggris”, dia adalah penemu
dari pergerakan koperasi di Inggris. Walaupun dia merupakan seorang yang sangat
kapitalis, dirinya merupakan orang independen dan memiliki prinsip “means to the/and
end”.
Dia yakin bahwa jika orang yang bekerja ingin mencapai kesetaraan, maka orang itu
harus berubah terlebih dahulu dalam hal sikap. Owen menjadi yakin bahwa manusia akan
mengalami kemajuan apabila ada peningkatan lingkungan pribadi. Penerapan filosofi ini
terbukti sukses pada saat diterapkan pada masyarakat New Lanark namun karena
keterbatasan modal usahanya gagal pada tahun 1844.
Pengikut dari robert owen mengubah taktik yang dari kemakmuran perseorangan
menjadi perubahan anggran dasar, Aliran ini disebut Chartis.
Para Chartism berusaha memperbaiki taraf hidup masyarakat(terutama buruh).
Setelah mereka berhasil terbitlah people charter yang memiliki 6 tuntutan yang membuat
sistem politik lebih demokratis
1.Hak memilih pria secara umum
2.Pemilihan atas kesamaan derjat sebagai manusia
3.Pemilihan anggota parleemen tiap tahun
4.Penghapusan persyaratan anggota parlemen tidak boleh orang melarat
5.Anggota parlemen perlu dibayar pekerjaannya
6. Daerah pemilihan harus atas dasar arel yg sama
Dengan berhasilnya pergerakkan buruh, Dr.William king merupakan pendukung awal
gerakan koperasi. Dr. King memandang bahwa mereka harus bekerja untuk diri mereka
sendiri dan menikmati seluruh hasil kerja mereka.
Dr. King menasihati/memberitahu para pekerja/buruh untuk menabung untuk
menciptakan dana modal koperasi yang dapat digunakan dalam bisnis mereka sendiri. Dia
ingin para pekerja untuk memulai toko dengan modal kecil.
Dia percaya bahwa itu tidak akan gagal jika mereka bertukar uang tunai dan para
anggota memperluas kesetiaan mereka. Dia ingin para pekerja untuk tidak
mendistribusikan surplus perdagangan jika surplus dapat disimpan untuk memperkuat
modal masyarakat. Ketika modal meningkat, surplus dan volume bisnis juga meningkat.
Ini akan menghasilkan peningkatan kondisi sosial-ekonomi para anggotanya dan peluang
untuk menikmati seluruh produk kerja sama. Hal ini menjadi salah satu cikal bakal
lahirnya koperasi Rochdale
Pada tahun 1844,sekelompok pengrajin berjumlah 28 orang yang bekerja di pabrik
kapas di kota Rochdale, di utara Inggris mendirikan bisnis koperasi modern pertama,
“Rochdale Equitable Pioneers Society”. Awalnya para penenun menghadapi kondisi
kerja yang menyedihkan dan upah rendah, dan mereka tidak mampu membayar harga
makanan dan barang-barang rumah tangga yang tinggi.
Mereka memutuskan bahwa dengan mengumpulkan sumber daya mereka yang langka
dan bekerja bersama mereka dapat mengakses barang-barang pokok dengan harga lebih
murah. Awalnya, hanya terdapat empat barang yang dapat dijual: tepung, oatmeal, gula,
lilin dan mentega.

2.2 Gerakan Koperasi Di Jerman


Gagasan untuk mendirikan organisasi pertama yang berkarakter kooperatif
secara harfiah lahir dari kesengsaraan. Selama revolusi industri pada pertengahan
abad ke-19, banyak petani dan bisnis kerajinan kecil mendapati diri mereka kesulitan
secara finansial. Perkembangan ini terkait erat dengan efek negatif dari pembebasan
para budak dan pengenalan perdagangan bebas.
Selama reformasi, struktur baru muncul yang seharusnya membuat pembagian
properti lebih menguntungkan bagi orang-orang 'kecil'. Namun kenyataannya, situasi
petani semakin memburuk. Mereka terbebani dengan harus melunasi mantan
bangsawan/pemilik modal mereka dan tidak berpengalaman dalam manajemen bisnis
yang independen dan efektif. Dari fenomena tersebut terdapat dua orang yang merasa
tergugah menolong para petani,mereka adalah:
1.Frederich Wilhiem Raiffesen (1818-1888)
2. Hermann Schulze Delitzsch
a. Koperasi Kredit F.W. Raiffersen
Friedrich Wilhelm Raiffeisen adalah walikota Jerman yang hidup pada abad
ke-19. Untuk memberi petani kecil kesempatan untuk memperbaiki kondisi kehidupan
mereka, Raiffeisen percaya bahwa mereka harus dapat memperoleh pinjaman
keuangan berbiaya rendah.
Untuk melaksanakan ini, ia menciptakan koperasi simpan pinjam. Anggota koperasi
ini menabung dan siapa saja yang membutuhkan uang, dapat meminjam dengan
bunga yang menguntungkan.
Pada tahun 1864 dia berhasil mendirikan koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit
bernama “Darhlenkasssenverein” atau Peoples bank . Aktivitas dari koperasi ini
adalahg
1. Membeli tanah dan menjual tanah kepada petani dengan pembayaran yang nudah
dan ringan
2. Memberikan pinjaman berupa uang tunai dengan syarat mudah
b. Koperasi Kredit Herman Schulze delitzch
Franz Hermann Schulze, salah satu pendiri gerakan koperasi, lahir pada 1808
di Delitzsch (Prusia Saxony).Menganjurkan pembentukan dari operasi kredit, untuk
membantu kehidupan buruh dan tukang.Tahun 1850 dibangunlah koperasi khusus
pertukangan
Gagasan Herman digunakan sebagai dasar undang-undang koperasi pertama di jerman
tahun 1887 & 1889
Koperasi yang disaranakan Herman mirip dengan susunan dan cara kerja suatu bank:
1. keanggotaan dapat diperoleh dengan memebeli saham
2. Tiap anggota hanya diperkenankan memebeli satu saham
3. Memberi pinjaman dalam jangka pendek
4. Keuntungan yang diperoleh dibagikan ke anggota lain
5. pengurus harus di gaji

2.3 gerakan koperasi di perancis


Revolusi industri yang terjadi di Prancis juga mendorong berdirinya koperasi.
Untuk mampu menghadapi serangan industri yang terdapat di Inggris, Prancis
berusaha mengganti mesin-mesin yang digunakan dengan mesin-mesin modern untuk
mengganti tenaga manusia, yang berakibat pada peningkatan pengangguran. Kondisi
inilah yang mendorong munculnya pelopor-pelopor koperasi di Prancis seperti
Charles Fourier, Louis Blanc, dan ferdinand lasale
a. Charles Fourier
Demi mencapai kesetaran masyarakat, Charles F. Berprinsip yang menyatakan
bahwa kepedulian dan kerja sama adalah rahasia kesuksesan sosial. Dia percaya
bahwa masyarakat yang bekerja sama akan melihat peningkatan besar dalam tingkat
produktivitas mereka. Hal ini diterapakan pada sistem koperasi yang ia jalani
Charles Fourier adalah kritikus yang tidak senang dengan produksi skala besar dan
dampak yang ditimbulak oleh hal itu
Ia menyusun gagasan dengan membentuk falantres yang terdiri dari 30 sampai 400
keluarga yang bersifat komunal. Usahanya gagal karena persaingan ketat dari
kapitalis
b. Louis Blance
Dia percaya bahwa masyarakat yang bekerja sama akan melihat peningkatan
besar dalam tingkat produktivitas mereka. Pekerja akan diberi imbalan atas kerja
mereka sesuai dengan kontribusi mereka. Seorang sosialis dari perancis, Jurnalis dan
Sejarawan
Louis Blanc mendirikan koperasi produksi yang mengutamakan kualitas suatu
barang. Namun usahanya gagal karena beberapa alasan:
1. Adanya persaingan dari kaum kapitalis yang ketat
2.Kekurangan tenaga ahli
3. kekurangan modal
4. Adanya rintangan yang diciptakan oleh kaum kapitalis
C. Ferdinand Lasale
Ferdinand Lassalle belajar filsafat di Berlin, di mana ia masuk ke Helgel
Young Circle. Di lingkungan inilah Lassalle bertemu dan berteman dengan Karl Marx
Ia menganjurkan pendirian perusahaan koperasi baru yang dijalankan pekerja (dengan
modal yang disediakan Negara) untuk bersaing (dan akhirnya menggantikan)
perusahaan kapitalis swasta. Dengan cara ini, para pekerja akan mempertahankan nilai
surplus mereka sendiri dan masalah redistribusi pendapatan yang bisa diperdebatkan
secara politis dapat digerakkan untuk sementara waktu. Namuun hal yang diupayakan
mengalami kegagalan yang disebabkan oleh antara lain. Kurangnya Bantuan dari
pemerintah, dan diahalangi oleh kaum kapitalis.
2.4 Sejarah Koperasi di Indonesia
Membicarakan Gerakan koperasi di Indonesia tidak terlepas kaitannya dengan
perjalanan sejarah Indonesia yang dapat kita bagi menjadi dua, yaitu perjuangan bangsa
Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya dan sejarah ketatanegaraan negara Republik
Indonesia. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dapat kita
bagi mnjadi dua tongkak sejarah yang penting, yaitu:
1. Pada zaman penjajahan belanda,
2. Pada zaman penjajahan jepang
Adapun sejarah ketatanegaraan republic Indonesia dapat kita catat menjadi 6
tonggak sejarah yang penting, yaitu:
1. Masa berlakunya UUD 1945 (17 Agustus 1945-27 Desember 1949)
2. Masa berlakunya konstitusi RIS (27 Desember 1949-5 Juli 1959)
3. Masa berlakunya ekonomi terpimpin (5 Juli 1949- 11 Maret 1966)
4. Masa orde baru (11 Maret 1966-23 April 1998)
5. Masa transisi (Pemerintahan B.J. Habibie)
6. Masa reformasi
2.4.1 Gerakan Koperasi pada Jaman Penjajahan Belanda
Koperasi kredit Raiffeisen mempengaruhi pemerintah kolonial Inggris untuk
membentuk koperasi di India, ini mempengaruhi pembentukan koperasi di berbagai
negara Asia termasuk Indonesia. Selanjutnya yang menjadi latar belakang gerakan
koperasi Indonesia adalah lahirnua koperasi Rochdale di Inggris bagian Utara. Hal
tersebut melatarbelakangi karena ada kesamaan tujuan yaitu menolak kapitalis yang
ada. Karena ada persentase ketimpangan pendapatan yang mana warga pribumi yang
berjumlah 97,5% hanya mendapat bagian sebesar 20%. Itulah yang memacu ide dan
gagasan untuk mendirikan koperasi oleh beberapa bangsawan.
Awal mula diprakarsai di Purwekerto, dengan Patih Aria Wiriatmadja (dengan
bantuan moril dan dorongan E. Sieburgh selaku Kepala Daerah di Purwokerto)
mendirikan Bank Penolong dan Penyimpan (Hulp En Spaar Bank). Selanjutnya pada
tahun 1898 E. Sieburgh diganti oleh De Wolf Van Westerede. Lalu karena Indonesia
dengan budaya gotong royong sangat mensupport konsep koperasi kredit model
Raiffeisen, Hulp En Spaar Bank menambah fungsinya dengan turut membantu petani
dan berubah nama menjadi “Poerwokertosche Hulp Spaar En Landbouwcredit Bank”
(Muh. Hatta, 1954: 6). Bersamaan dengan berdirinya 250 lumbung desa dan di
sebelahnya terdapat bank desa. Ini terus meluas hingga hampir di seluruh Jawa dan
Madura dan menjadi cikal bakal Bank Rakyat Indonesia (BRI). Cita-citanya yang
belum terwujud semakin terhambat karena Belanda menyadari dan semakin khawatir
bahwa perkembangan koperasi akan meningkatkan persatuan, ditambah belum adanya
badan pemerintahaan yang mendorong koperasi.
Perkembangan koperasi berikutnya yang perlu dicatat adalah tatkala usaha
BudiUtomo ( Organisasi kebangsaan yang sangat disegani di masanya) saat
mendirikan koperasi konsumsi atau koperasi rumah tangga yang disebut “Toko Adil”,
namun karena kurangnya pengetahuan perkoperasian dan pengalaman berusaha, maka
koperasi ini mengalami kegagalan dan tak bertahan lama. Perjuangan akan terus
berlanjut, dan kemudian diteruskan oleh Serikat Dagang Islam dengan mendirikan
Toko. SDI yang berubah menjadi Serikat Islam bertujuan untuk menentang politik
pemerintah kolonial yang menguntungkan para pedagang asing. Usaha ini pun harus
tumbang setelah beberapa bulan berjalan. 1915 keluar Staatsblad nomor 431
(peraturan raja yang mengatur koperasi). Peraturan ini memiliki point-point yang
memberatkan proses pergerakan koperasi Indonesia
1. Koperasi yang akan didirikan harus dimintakan izin terlebih dahulu dari
Gubernur Jendral di Batavia
2. Anggaran dasarnya harus ditulis dalam bahasa Belanda
3. Akta pendiriannya harus disyahkan oleh Notaris
Biaya pendirian dan pengesahan amat tinggi, yaitu koperasi pemberian kredit
max f 10 per anggota, maka menurut UU ini harus dikeluarkan biaya untuk notaris
sebesar 115 f, izin pengumuman sebesar f 31,50 dan pajak usaha sebesar f 25.
Mensikapi atas keadaan banyaknya pembentukan koperasi yang tidak bertahan
lama. Maka pada tahun 1920 dibentuklah Cooperative Commissie (KomisiKoperasi)
yang diketuai oleh Prof. Dr. J. H. Boeke, yang bertujuan untuk mempermasyarakatkan
program koperasi. Lima tahun sejak peluncuran komisi ini jumlah koperasi
mengalami peningkatan dan berkembang secara pesat. Puncak pertumbuhan koperasi
tahun 1932 sangat didorong oleh hal-hal di bawah ini :
1. Adanya undang-undang koperasi tahun 1927 yang lebih sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi rakyat Indonesia
2. Adanya jawatan koperasi yang dibentuk tahun 1930.
2.4.2 Gerakan Koperasi Tahun 1950-1959
Berbeda dengan masa kolonial Belanda perkembangan koperasi di
zamanJepang memang jauh dari kata maksimal. Legalitas pendirian koperasi di masa
ituharus datang dari pemerintahan yang diwakili oleh seorang pejabat dengan
pangkatserendah-rendahnya seorang Suchokan atau Residen. Hal ini membuat
koperasisedikit banyak tidak bisa berkembang karena Jepang menghapus seluruh
peraturanyang selama ini sudah diberlakukan oleh pemerintah Belanda untuk
kehidupankoperasi
Sebagai alternatif maka Jepang mendirikan Kumiai atau koperasi ala
Jepang.Rangsangan ini tersambut baik hingga ke desa sebab tugas Kumiai adalah
sebagaialat penyalur kebutuhan rakyat, namun kenyataannya malah sebaliknya
malahmenjadikan Kumiai sebagai penyedot potensi rakyat. Ini membuat atensi
koperasidikalangan rakyat menurun dan membuat masa-masa berikutnya sebagai
masa sulit bagi koperasi.Di zaman Jepang juga muncul istilah-istilah lain, yaitu:
a.Shomin Kumiai Chuo Jimusho (Kantor Pusat Jawatan Koperasi) 
b.Shomin Kumiai Syodansyo (Kantor Daerah Jawatan Koperasi)
c.Jumin Keizikyoku (Kantor Perekonomian Rakyat)Semua itu adalah alat untuk
Jepang dalam membentengi koperasi. Bukan sebagaiwahana untuk menghidupkan
koperasi.
2.4.3 Gerakan Koperasi Tahun 1945 – 1949
Banyaknya nilai penting yang ada dalam diri koperasi membuatnya secara
tegas dicantumkan oleh pendiri republik ini pada UUD 1945 yang disahkan sehari
setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Dalam situasi pertahanan kemerdekaan di bawah gangguan tangan Belanda,
pemerintah tetap memperhatikan koperasi di mana pada Desember 1946 pemerintah
RI membuat Organisasi Jawatan Koperasi dan Perdagangan dalam negeri, yang mana
instansi tsb berdiri sendiri dan terpisah. Jawatan mengurus dan menangani pembinaan
gerak koperasi dan jawatan perdagangan mempunyai tugas mengurus dan menangani
bimbingan perdagangan.
2.4.4 Gerakan Koperasi Tahun 1950-1959
Setelah kembalinya RI dari status RIS, maka status Koperasi di negara-negara
bagian RIS dibubarkan, kemudian disatukan menjadi Organisasi Jawatan Koperasi
yang bernaung dalam kesatuan RI. Dan pada saat itu lah Dr. M. Hatta diangkat
sebagai bapak Koperasi Indonesia, karena beliau selalu mengemukakan gagasan-
gagasannya pada peringatan hari Koperasi.
Kemudian pada tahun 1958,lahirlah UU Koperasi No. 79 untuk
menyemournakan UU Koprasi sebelumnya. UU Koperasi no. 79 inilah yang
menyatakan bahwa “Koperasi adalah suatu perkumpulan beranggotakan orang-orang
atau badan hokum yang tidaj merupakan konsentrasi modal” .
2.4.5 Gerakan Koperasi Tahun 1959-1965
Karena semakin kuatnya liberalism, maka pada periode ini sendi dasar koperasi
dikorbankan untuk kepentingan politik. Hal yang menonjol pada periode ini adalah
Instruksi Presiden no. 3 thn 1960 tentang peningkatan Pendidikan koperasi dengan cara
1. Menumbuhkan Pendidikan koperasi untuk kader masyarakat.
2. Memasukan mata pelajaran koperasi di sekolah-sekolah.
Pada 21 April 1961, diadakan Musyawarah Nasional Koperasi 1 (MUNASKOP
1) di Surabaya untuk menyempurnakan Koperasi dengan ekonomi-ekonomi terpimpin.
Pada Agustus 1965, diadakan kembali MUNASKOP 2. Kegiatan ini justru membuat
hancurnya ideologi Koperasi dan mengganti definisi koperasi.
2.4.6 Gerakan Koperasi Pada Masa Orde Baru
Setelah kejadian G30S/PKI, masyarakat dan pemerintah mulai bangkit untuk
meningkatkan kembali kesejahteraan masyarakat leat koperasi.
Pada Juli 1966, diadakan Musyawarah Nasional dengan maksud merehailitasi
dan menstabilkan pembangunan koperasi, maka lahirlah UU no.12 tahun 1967 tentang
pokok-pokok perkoperasian. Pada 1973, lahirlah Inpres No. 4 tahun 1973 yang
memperkuat kedudukan koperasi sebagai perusahaan, khususnya koperasi di daerah
pedesaan yang perlu dikembangkan.
Karena adanya perkembangan ekonomi, DPR-RI mengesahkan UU no 25
tahun 1992. Dengan undang-undang ini, maka koperasi semakin diberi kesempatan
untuk berkembang semakin maju dan mandiri agar bisa bersaing dengan badan usaha
lain.
2.4.7 Koperasi Masa Pemerintahan Habibie
Setelah B.J Habibie menjadi presiden, beliau menempatkan masyarakat
menjadi objek dan subjek pembangunan, dengan istilah ekonomi kerakyatan atau
perekonomian rakyat. Kemudian pemerintah memberikan 17 program kredit kepada
masyarakat dan koperasi.
Pada masa ini, jumlah koperasi dan Lembaga swadaya meningkat. Namun, jati
diri koperasi mulai memudar dan menyimpang dari tujuannya. Sebagian koperasi
tidak tidak lagi mengacu kepada anggotanya, melainkan untuk kepentingan pemilik
usaha tersebut. Ditambah adanya kepentingan politik yang menyusup kedalam tubuh
koperasi.

2.4.8 Koperasi pada Pemerintahan Abdurrahman Wahid


Abdurrahman Wahid tidak lagi meneruskan kebijakan pemerintah untuk
koperasi pada masa jabatannya. Ia juga berpendapat bahwa usaha koperasi di
pisahkan dengan badan amal, artinya koperasi harus murni untuk bisnis sedangkan
kegiatan amal harus dilakukan terpisah.
Beliau juga membuat kebijaksanaan yaitu Menteri koperasi tidak lagi menjadi
Menteri yang memimpin suatu departemen sebelumnya seperti pada periode
sebelumnya, melainka menjadi Menteri koperasi, usaha kecil, dan menengah.
BAB III
KESIMPULAN

Sejarah Koperasi
Sejarah awal lahirnya koperasi diawali dengan terjadinya sistem awal kapitalisme
pada abad ke 19 di eropa. Dengan pesatnya ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan baru
banyak pekerjaan yang awalnya dikerjakan secara manual, perlahan mulai digantikan oleh
mesin.
Ide awal berdirinya koperasi dimulai karena adanya kecemburuan dari beberapa buruh
yang beerja di beberapa pabrik terhadap sistem kapitalisme awal yang sangat menguntungkan
satu pihak yaitu pemilik modal
Banyak buruh yang kehilangan pekerjaannya, dan akibat dari persaingan kaum buruh
dan kaum kapitalis yang ingin mendapatkan keuntungan yang banyak. Maka tingkat
kesejahteraan kaum buruh pun rendah.
Sejarah awal lahirnya koperasi diawali dengan terjadinya sistem awal kapitalisme
pada abad ke 19 di eropa. Dengan pesatnya ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan baru
banyak pekerjaan yang awalnya dikerjakan secara manual, perlahan mulai digantikan oleh
mesin.
Banyak buruh yang kehilangan pekerjaannya, dan akibat dari persaingan kaum buruh
dan kaum kapitalis yang ingin mendapatkan keuntungan yang banyak. Maka tingkat
kesejahteraan kaum buruh pun rendah.
Protes terhadap sistem ini bukan hanya terjadi di Inggris tetapi juga terjadi di jerman
dan prancis

Anda mungkin juga menyukai