Lampiran 1
SEJARAH KOPERASI
Bahan Bacaan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada pertengahan abad ke-18 telah
mengubah wajah dunia. Berbagai penemuan di bidang teknologi ( revolusi industri )
melahirkan tata dunia ekonomi baru. Tatanan dunia ekonomi menjajdi terpusat pada
keuntungan perseorangan, yaitu kaum pemilik modal (kapitalisme). Kaum kapitalis
atau pemilik modal memanfaatkan penemuan baru tersebut dengan sebaik-baiknya
untuk memperkaya dirinya dan memperkuat kedudukan ekonominya. Hasrat serakah
ini melahirkan persaingan bebas yang tidak terbatas. Sistem ekonomi kapitalis / liberal
memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya kepada pemilik modal dan melahirkan
kemelaratan dan kemiskinan bagi masyarakat ekonomi lemah.
Dalam kemiskinan dan kemelaratan ini, muncul kesadaran masyarakat untuk
memperbaiki nasibnya sendiri dengan mendirikan koperasi. Gerakan koperasi digagas
oleh Robert Owen (1771–1858), yang menerapkannya pertama kali pada usaha
pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia.
Gerakan koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh William King (1786–1865) –
dengan mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris. Pada 1 Mei 1828, King
menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The Cooperator, yang berisi berbagai
gagasan dan saran-saran praktis tentang mengelola toko dengan menggunakan prinsip
koperasi.
Pada tahun 1844 lahirlah koperasi pertama di Inggris yang terkenal dengan nama
Koperasi Rochdale di bawah pimpinan Charles Howart. Di Jerman, Frederich Willhelm
Raiffeisen dan Hermann Schulze memelopori Koperasi Simpan Pinjam. Di Perancis,
muncul tokoh-tokoh kperasi seperti Charles Fourier, Louis Blance, dan Ferdinand
Lassalle. Demikian pula di Denmark. Denmark menjadi Negara yang paling berhasil di
dunia dalam mengembangkan ekonominya melalui koperasi.
Gerakan Koperasi yang pertama bermula sebelum Revolusi Industri di United Kingdom
pada awal abad ke-19. Dipelopori oleh sekumpulan pekerja miskin bangsa Inggris yang
tersiksa akibat :
1
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan
2
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan
Tidak lama kemudian, toko-toko koperasi muncul dan Para Perintis Rochdale mulai
mendapat perhatian dunia. Walaupun ada toko-toko koperasi lain yang berdiri lebih
awal, akan tetapi mengingat proses pendirian dan semangat yang ada pada rochdale
maka dalam sejarah koperasi, rochdale inilah yang dianggap sebagai tonggak berdirinya
koperasi modern di dunia. Bahkan Prinsip-prinsip yang dijalankan oleh rochdale tetap
menjadi dasar prinsip koperasi sampai dengan saat ini meskipun tetap ada
penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan kondisi zaman.
Akibat tekanan dari berbagai pihak misalnya Agresi Belanda, keputusana Koperasi I
belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun, pada tanggal 12 Juli 1953,
diadakanlah Kongres Koperasi II di Bandung, yang antara lain mengambil putusan
sebagai berikut :
1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia ( Dekopin ) sebagai pengganti SOKRI
2. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah
3. Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia
4. Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru
Hambatan bagi pertumbuhan koperasi antara lain disebabkan oleh hal-hal berikut :
3
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan
4
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan
Lampiran 2
IDENTITAS KOPERASI
Bahan Bacaan
Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi dapat dilakukan dari pendekatan asal
yaitu kata koperasi berasal dari bahasa latin “coopere” yang
dalam bahasa inggris disebutcooperation. Co berarti
bersama dan operation berarti bekerja, jadi berarti bekerja
bersama-sama.
Definisi Hatta
Moh. Hatta mengatakan “Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib
penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong-menolong
tersebut didorong oleh keinginan member jasa kepada kawan berdasarkan ‘semua buat
seorang seorang buat semua’.”
Definisi Munker
Koperasi adalah organisasi yang menjalankan “urusniaga” secara kumpulan, yang
berazaskan konsep tolong-menolong.
1
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan
Tujuan Koperasi
Menurut Undang-undang No. 17 tahun 2012 :
Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.
Prinsip Rochdale
1. Pengawasan secara demokratis
2
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan
Prinsip Raiffeisen
Prinsip Raiffeisen sebagai berikut :
1. Swadaya
2. Daerah kerja terbatas3. SHU untuk cadangan
3. Tanggung jawab anggota tidak terbatas
4. Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan
5. Usaha hanya kepada anggota
6. Keanggotanya atas dasar watak, bukan uang.
3
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan
Lampiran 3
MANAJEMEN KOPERASI
Bahan Bacaan
1
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan
2
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan
3
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan
Lampiran 4
ORGANISASI KOPERASI
Bahan Bacaan
A. Rapat anggota
Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi
Rapat Anggota berwenang:
1. Menetapkan atau merubah Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga
(ART), dan peraturan khusus
2. Menetapkan kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan
usaha koperasi
3. Memilih, mengangkat, dan memberhentikan pengurus dan pengawas
4. Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja
koperasi
5. menetapkan batas maksimum Pinjaman yang dapat dilakukan oleh Pengurus
untuk dan atas nama
6. Koperasi
7. Mensahkan laporan pengurus
8. Mensahkan laporan pengawas
9. Menetapkan pembagian selisih hasil usaha (SHU)
10. Keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat
11. Satu anggota satu hak suara
12. Meminta keterangan dan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas
tentang pengelolaan koperasi
13. memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran
Koperasi
14. Dilakukan paling sedikit sekali dalam satu tahun
15. Memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran
Koperasi; dan
16. Menetapkan keputusan lain dalam batas yang ditentukan oleh Undang-
Undang ini.
Pengawas
1. Pengawas dipilih dari dan oleh Anggota pada Rapat Anggota.
2. Persyaratan untuk dipilih menjadi Pengawas meliputi:
4
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan
C. Pengurus
1. Pengurus dipilih dari orang perseorangan, baik Anggota maupun non-Anggota.
2. Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
persyaratan:
a. mampu melaksanakan perbuatan hukum;
b. memiliki kemampuan mengelola usaha Koperasi;
c. tidak pernah menjadi Pengawas atau Pengurus suatu Koperasi atau
komisaris atau direksi suatu perusahaan yang dinyatakan bersalah
karena menyebabkan Koperasi atau perusahaan itu dinyatakan pailit; dan
d. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
korporasi, keuangan negara, dan/atau yang berkaitan dengan sektor
keuangan, dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan.
3. Persyaratan lain untuk dapat dipilih menjadi Pengurus diatur dalam Anggaran
Dasar.
4. Pengurus dipilih dan diangkat pada Rapat Anggota atas usul Pengawas.
www.hukumonline.com
Pengurus bertugas:
a. mengelola Koperasi berdasarkan Anggaran Dasar;
b. mendorong dan memajukan usaha Anggota;
c. menyusun rancangan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan
dan belanja Koperasi untuk diajukan kepada Rapat Anggota;
5
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan
Tugas pengelola :
1. Melaksanakan usaha koperasi
2. Mengajukan rancangan rencana anggaran pendapatan & belanja koperasi kepada
pengurus
3. Memberikan pelayanan usaha kepada anggota
4. Membuat studi kelayakan usaha koperasi
5. Membuat laporan perkembangan usaha koperasi
Wewenang pengelola :
1. Mengangkat dan memberhentikan karyawan atas persetujuan pengurus
2. Meningkatkan prestasi kerja karyawan
E. Keanggotaan
1. Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi
2. Keanggotaan dicatat dalam buku daftar anggota
3. Keanggotaan didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi
dalam lingkup usaha koperasi
4. Syarat keanggotaan diatur dalam AD dan ART
5. Keanggotaan koperasi tidak dapat dipindahtangankan
6. Setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama
6
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan
Kewajiban anggota :
1. Mematuhi AD dan ART
2. Mematuhi keputusan rapat anggota
3. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha koperasi
4. Memanfaatkan pelayanan koperasi
5. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas kekeluargaan
Hak anggota :
1. Menghadiri rapat anggota
2. Menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota
3. Memilih dan dipilih menjadi anggota pengurus
4. Memilih dan dipilih menjadi anggota pengawas
5. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam AD dan ART
6. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota baik
diminta maupun tidak
7. Memanfaatkan koperasi dan mendapatkan pelayanan yang sama antara sesama
anggota
8. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan
anggaran dasar
Sumber :
1. Modul LAPENKOP Nasional
2. UU No. 17 tahun 2012
3. Diolah dari berbagai sumber lainnya
7
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan
Lampiran 5 :
RAPAT ANGGOTA
Bahan Bacaan
Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat
anggota dihadiri oleh anggota atau wakil anggota yang pelaksanaannya diatur dalam
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).
Rapat anggota dilaksanakan minimal satu tahun sekali. Artinya, rapat anggota dapat
dilaksanakan lebih dari satu kali dalam satu tahun. Secara teknis, hal ini diatur dalam
AD dan ART koperasi bersangkutan. Ada beberapa jenis rapat anggota, antara lain :
RAT
RAT adalah rapat anggota yang diadakan setahun sekali. RAT merupakan forum
pertanggungjawaban pengurus dan pengawas atas penyelenggaraan program kerja
selama satu tahun. Pesertanya adalah seluruh anggota kope-rasi atau wakil kelompok
yang telah ditunjuk. Pada umumnya, agenda RAT sebagai berikut :
Pembacaan risalah RAT tahun sebelumnya.
Pengesahan agenda rapat.
Pengesahan tata tertib rapat, termasuk di dalamnya tata cara pemilihan pengurus
dan pengawas.
Pengesahan, penolakan, atau memberikan catatan terhadap laporan
pertanggungjawaban pengurus dan pengawas, termasuk di dalamnya menampung
pendapat dan pandangan anggota.
Pengesahan, penolakan, atau memberikan catatan dan perbaikan terhadap program
kerja serta rencana pendapatan dan belanja, ter-masuk di dalamnya menampung
pendapat dan aspirasi anggota.
Pemilihan pengurus dan pengawas.
Pembacaan sumpah atau janji pengurus dan pengawas.
Pengesahan AD dan ART.
Dan hal-hal lain yang perlu diputuskan dalam rapat anggota.
Pra RAT
1
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan
Pra RAT biasanya diselenggarakan di tingkat kelompok anggota, komisaris daerah, atau
Tempat Pelayanan Koperasi (TPK). Pesertanya adalah anggota kelompok yang berada
dalam satu wilayah tertentu. Penamaan rapat jenis ini bisa berbeda antara satu koperasi
dengan yang lainnya, tergantung pada AD dan ART koperasi yang bersangkutan.
Agenda pra RAT hampir sama dengan RAT. Perbedaannya terletak pada pengambilan
keputusan. Kalau di RAT hasil yang diperoleh adalah ke-putusan akhir. Pra RAT
mendelegasikan wewenangnya kepada wakil yang ditunjuk untuk mengikuti RAT. Pra
RAT merekomendasikan kepada wakil yang ditunjuk agar memperjuangkan aspirasi
mereka agar dijadikan ke-putusan RAT. Jadi keputusan pra RAT tidak berkekuatan
tetap.
Rapat kelompok
Rapat kelompok adalah rapat yang secara rutin diselenggarakan oleh ke-lompok. Rapat
jenis ini dapat terjadwal dengan baik, dapat pula mendadak sesuai dengan kebutuhan
saat itu. Agenda rapat kelompok dapat berupa hal-hal yang bersifat strategis, dapat pula
berupa hal-hal yang sifatnya teknis.
.
Rapat anggota luar biasa
Rapat anggota luar biasa, biasanya dilakukan manakala terdapat peristiwa yang luar
biasa. Misalnya ada keputusan yang harus segera dibuat, kalau tidak, dapat mengancam
kelangsungan kehidupan koperasi mereka di masa depan. Contoh lain adalah mengganti
pengurus atau pengawas yang berha-langan tetap dikarenakan sakit, meninggal dunia,
atau tersangkut kasus hukum. Rapat anggota luar biasa dapat diadakan atas permintaan
sejumlah anggota koperasi atau atas keputusan pengurus yang pelaksanaannya diatur
dalam AD dan ART.
3. Kuorum
Kuorum adalah jumlah minimal anggota yang harus menghadiri rapat anggota,
sehingga rapat anggota tersebut dikatakan sah. Bila tidak meme-nuhi kuorum, maka
rapat anggota tersebut tidak memiliki kekuatan hukum untuk melahirkan keputusan
atau ketetapan. Jumlah kuorum ini ditetapkan dalam AD dan ART koperasi yang
bersangkutan. Sebagai contoh, jumlah kuorum adalah minimal dua per tiga dari
jumlah anggota atau minimal setengah dari jumlah anggota ditambah satu.
2
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan
A. Sebelum
1. Pengurus bersama manajer mempersiapkan :
Panitia penyelenggara rapat anggota tahunan.
Laporan keuangan, laporan kerja, program kerja, rancangan anggaran dan
belanja dalam satu tahun buku.
Menentukan agenda, tanggal, dan tempat rapat.
2. Panitia penyelenggara bertugas menyiapkan :
Undangan berikut penyebarannya. Lazimnya, undangan berikut buku
laporan dan rencana kerja dikirim kepada peserta, satu minggu sebelum
acara. Peserta rapat adalah anggota, pengurus, dan pengawas.
Agenda rapat dan tata tertib sidang.
Risalah rapat tahun sebelumnya.
Buku laporan dan rencana kerja pengurus dan pengawas.
Hal-hal yang sifatnya teknis, seperti : ruangan, akomodasi, dan konsumsi.
Format-format keputusan.
3. Pengawas bertugas menyiapkan dalam satu tahun buku :
Laporan pengawasan.
Rencana kerja pengawas.
3
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan
Sumber :
1. Modul LAPENKOP Nasional
2. UU No. 17 tahun 2012
3. Diolah dari berbagai sumber lainnya
4
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan Koperasi 5
Lampiran 6
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan Koperasi 6
Lampiran 7 :
Dasar usaha koperasi adalah kebutuhan dan kepentingan ekonomi yang sama di antara
para anggotanya. Untuk itu, hakekat usaha koperasi adalah sejauh mana koperasi dapat
memberikan manfaat ekonomi bagi anggotanya. Lebih jauh lagi, sejauh mana koperasi
dapat mempromosikan dan melakukan efisiensi dalam usaha anggotanya, serta dapat
meningkatkan nilai tambah hasil produksi anggotanya.
Koperasi sebagai badan usaha tentu harus dijalankan dengan prinsip ekonomi, di mana
akan muncul pendapatan dan biaya. Pelayanan kepada anggota adalah prioritas utama
usaha koperasi.
Uraian di atas menunjukkan, bahwa koperasi harus dikelola secara profesional dengan
tunduk kepada hukum ekonomi dan koperasi. Caranya, di antara anggota bersatu,
bekerja sama, dan saling tolong-menolong untuk memperkuat usaha mereka melalui
koperasi. Untuk mewujudkan cita-cita di atas, maka para anggota harus mempunyai
kepentingan atau kegiatan ekonomi yang sama. Sedangkan usaha koperasi harus
terkait dengan usaha atau kepentingan anggotanya. Dengan begitu, bila koperasi
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan Koperasi 7
memiliki usaha yang tidak memiliki kaitan dengan usaha anggotanya, maka dapat
dikatakan melanggar prinsip dan jati diri koperasi.
Ada beberapa pola keterkaitan usaha ekonomi anggota dengan koperasi, antara lain:
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan Koperasi 8
Lampiran 8
Kemajuan koperasi tidak dapat diukur hanya dari besar kecilnya SHU yang diperoleh.
Hal itu sangat tergantung pada seberapa besar koperasi dapat meningkatkan
pendapatan anggota, melalui transaksi yang terjadi antara anggota dan koperasinya.
Meningkatnya pendapatan anggota dapat diukur dari jumlah SHU yang ia terima dalam
satu tahun buku dan manfaat langsung yang diterima oleh anggota. Seperti, kemudahan
memperoleh barang atau jasa sebagai akibat dari pelayanan, harga yang lebih murah
dari harga pasar, potongan harga, jaminan pembelian produk anggota, jaminan
ketersediaan barang, mutu yang standar dan lain sebagainya.
Sumber :
1. UU No. 17 tahun 2012
2. Diolah dari berbagai sumber lainnya
MFC. Doc.6.2013