Anda di halaman 1dari 22

Bahan Bacaan

Lampiran 1

SEJARAH KOPERASI
Bahan Bacaan

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada pertengahan abad ke-18 telah
mengubah wajah dunia. Berbagai penemuan di bidang teknologi ( revolusi industri )
melahirkan tata dunia ekonomi baru. Tatanan dunia ekonomi menjajdi terpusat pada
keuntungan perseorangan, yaitu kaum pemilik modal (kapitalisme). Kaum kapitalis
atau pemilik modal memanfaatkan penemuan baru tersebut dengan sebaik-baiknya
untuk memperkaya dirinya dan memperkuat kedudukan ekonominya. Hasrat serakah
ini melahirkan persaingan bebas yang tidak terbatas. Sistem ekonomi kapitalis / liberal
memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya kepada pemilik modal dan melahirkan
kemelaratan dan kemiskinan bagi masyarakat ekonomi lemah.
Dalam kemiskinan dan kemelaratan ini, muncul kesadaran masyarakat untuk
memperbaiki nasibnya sendiri dengan mendirikan koperasi. Gerakan koperasi digagas
oleh Robert Owen (1771–1858), yang menerapkannya pertama kali pada usaha
pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia.
Gerakan koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh William King (1786–1865) –
dengan mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris. Pada 1 Mei 1828, King
menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The Cooperator, yang berisi berbagai
gagasan dan saran-saran praktis tentang mengelola toko dengan menggunakan prinsip
koperasi.
Pada tahun 1844 lahirlah koperasi pertama di Inggris yang terkenal dengan nama
Koperasi Rochdale di bawah pimpinan Charles Howart. Di Jerman, Frederich Willhelm
Raiffeisen dan Hermann Schulze memelopori Koperasi Simpan Pinjam. Di Perancis,
muncul tokoh-tokoh kperasi seperti Charles Fourier, Louis Blance, dan Ferdinand
Lassalle. Demikian pula di Denmark. Denmark menjadi Negara yang paling berhasil di
dunia dalam mengembangkan ekonominya melalui koperasi.

Para perintis Rochdale

Gerakan Koperasi yang pertama bermula sebelum Revolusi Industri di United Kingdom
pada awal abad ke-19. Dipelopori oleh sekumpulan pekerja miskin bangsa Inggris yang
tersiksa akibat :

1
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan

Kesengsaraan dan syarat kerja yang terlalu ketat

Gaji yang tidak mencukupi

Pengangguran yang meluas

Pengambilan untung berlebihan yang tidak terkontrol

Pemalsuan dan kecurangan dalam takaran/timbangan

Angka kemiskinan yang tinggi

Tingginya angka keterjangkitan penyakit dan kematian

Pemaksaan kerja untuk anak-anak usia 4 tahun

Kondisi kehidupan yang semakin sulit dan menyesakkan


Para pekerja yang tinggal di sebuah perkampungan kecil Inggris, Rochdale merasakan
bahwa mereka perlu bekerjasama. Akhirnya 28 orang ini mulai menabung dan berhasil
mengumpulkan sebanyak Ј28 untuk dijadikan modal. Tanggal 21 Desember 1844
merupakan titik permulaan gerakan koperasi dimana mereka membuka sebuah toko
Koperasi di Toad Lane di Rochdale, Lancashire. Toko Koperasi itu semakin
meningkat maju dan peristiwa ini kemudian dikenal sebagai hari gerakan koperasi
sedunia. Para penggagas tersebut kini dikenali sebagai Para Perintis Rochdale (The
Rochdale Pioneers).

Prinsip Koperasi Rochdale


Toko Koperasi yang diusahakan oleh Para Perintis Rochdale menjual barang-barang
kebutuhan sehari-hari seperti tepung, mentega, teh dan juga lilin, tetapi cara perniagaan
mereka berbeda dari toko-toko yang menjual kebutuhan sehari-hari yang lain.
Praktek perdagangan tidak jujur yang dikerjakan oleh pedagang pada saat itu seperti
pencurian berat timbangan, mencampur barang yang diperdagangkan atau kecurangan-
kecurangan lainnya seharusnya dihapuskan. Karena hal tersebut akan sangat
merugikan para pelanggan dan pembeli pada umumnya, padahal pembeli sangat berhak
untuk mendapatkan mutu yang baik sesuai dengan harga yang dibayarkan.
Untuk itu, perlu disusun sebuah sistem perdagangan yang menguntungkan kedua belah
pihak, baik pembeli dan penjual, di mana para pembeli toko juga merupakan anggota
dari koperasi tersebut. Sehingga kemudian diaturlah Prinsip-prinsip yang dilaksanakan
pada Koperasi itu, antara lain :

1. Pengawasan secara demokratis


2. Keanggotaan yang terbuka
3. Bunga atas modal dibatasi
4. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota sebanding dengan jasa masing-masing
anggota
5. Penjualan sepenuhnya dengan tunai
6. Barang-barang yang dijual harus asli dan tidak yang dipalsukan
7. Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip-prinsip anggota
8. Netral terhadap politik dan agama
9. Barang dan layanan yang baik dan berkualitas

2
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan

Tidak lama kemudian, toko-toko koperasi muncul dan Para Perintis Rochdale mulai
mendapat perhatian dunia. Walaupun ada toko-toko koperasi lain yang berdiri lebih
awal, akan tetapi mengingat proses pendirian dan semangat yang ada pada rochdale
maka dalam sejarah koperasi, rochdale inilah yang dianggap sebagai tonggak berdirinya
koperasi modern di dunia. Bahkan Prinsip-prinsip yang dijalankan oleh rochdale tetap
menjadi dasar prinsip koperasi sampai dengan saat ini meskipun tetap ada
penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan kondisi zaman.

Gerakan Koperasi di Indonesia


Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa
Tengah pada tahun 1896. Dia mendirikan koperasi kredit dengan tujuan membantu
rakyatnya yang terjerat hutang dengan rentenir. Koperasi tersebut lalu berkembang
pesat dan akhirnya ditiru oleh Boedi Oetomo dan SDI. Belanda yang khawatir koperasi
akan dijadikan tempat pusat perlawanan, mengeluarkan UU no. 431 tahun 19 yang isinya
yaitu:
 Harus membayar minimal 50 gulden untuk mendirikan koperasi
 Sistem usaha harus menyerupai sistem di Eropa
 Harus mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral
 Proposal pengajuan harus berbahasa Belanda
Hal ini menyebabkan koperasi yang ada saat itu berjatuhan karena tidak mendapatkan
izin Koperasi dari Belanda. Namun setelah para tokoh Indonesia mengajukan protes,
Belanda akhirnya mengeluarkan UU no. 91 pada tahun 1927, yang isinya lebih ringan
dari UU no. 431 seperti :
 Hanya membayar 3 gulden untuk materai
 Bisa menggunakan bahasa daerah
 Hukum dagang sesuai daerah masing-masing
 Perizinan bisa di daerah setempat
Koperasi menjamur kembali hingga pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431
sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang
menduduki Indonesia. Jepang lalu mendirikan koperasi kumiyai. Awalnya koperasi ini
berjalan mulus. Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat jepang untuk
mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat.
Pada tahun 1947 berhasil melangsungkan Kongres Koperasi I di Tasikmalaya, Jawa
Barat. Kongres Koperasi I menghasilkan beberapa keputusan penting, antara lain :
1. Mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia ( SOKRI )
2. Menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi
3. Menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi

Akibat tekanan dari berbagai pihak misalnya Agresi Belanda, keputusana Koperasi I
belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun, pada tanggal 12 Juli 1953,
diadakanlah Kongres Koperasi II di Bandung, yang antara lain mengambil putusan
sebagai berikut :
1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia ( Dekopin ) sebagai pengganti SOKRI
2. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah
3. Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia
4. Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru

Hambatan bagi pertumbuhan koperasi antara lain disebabkan oleh hal-hal berikut :

3
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan

1. Kesadaran masyarakat terhadap koperasi yang masih sangat rendah


2. Pengalaman masa lampau mengakibatkan masyarakat tetap merasa curiga terhadap
koperasi
3. Pengetahuan masyarakat mengenai koperasi masih sangat rendah

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

4
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan

Lampiran 2

IDENTITAS KOPERASI
Bahan Bacaan

Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi dapat dilakukan dari pendekatan asal
yaitu kata koperasi berasal dari bahasa latin “coopere” yang
dalam bahasa inggris disebutcooperation. Co berarti
bersama dan operation berarti bekerja, jadi berarti bekerja
bersama-sama.

Definisi Hatta
Moh. Hatta mengatakan “Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib
penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong-menolong
tersebut didorong oleh keinginan member jasa kepada kawan berdasarkan ‘semua buat
seorang seorang buat semua’.”

Definisi Munker
Koperasi adalah organisasi yang menjalankan “urusniaga” secara kumpulan, yang
berazaskan konsep tolong-menolong.

Pengertian Koperasi menurut Undang-undang Nomor 17 tahun 2012


Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan
hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk
menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang
ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.

ICA, Manchester 1995


Menurut International Cooperative Alliance (ICA) koperasi didefinisikan :
Koperasi adalah assosiasi yang bersifat otonom debgan keanggotaan bersifat terbuka
dan sukarela untuk meningkatkan kebutuhan ekonomi, social dan budaya melalui usaha
bersama saling membantu dan mengontrol usahanya secara demokratis.
Menurut definisi ini ada beberapa prinsip koperasi yang dominant seperti assosiasi
otonom, keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, prinsip control secara demokratik
dan partisipasi anggota secara ekonomi.

Secara sederhana koperasi dapat diilustrasikan sebagai berikut :

1
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan

Tujuan Koperasi
Menurut Undang-undang No. 17 tahun 2012 :
Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.

Nilai – nilai Koperasi


Nilai-nilai koperasi dapat dibedakan antara nilai-nilai etis dengan nilai-nilai
fundamental. Nilai etis koperasi bertitik-tolak pada nilai-nilai yang diperkenalkan oleh
para perintis koperasi, yaitu kejujuran dan keterbukaan. Sedangkan nilai-nilai
fundamental koperasi lebih bersifat universal, artinya berawal dari semangat untuk
memperbaiki nasib penghidupan sendiri berdasarkan prinsip tolong-menolong.
Menurut Mohammad Hatta, koperasi membawa semangat baru, yaitu menolong diri
sendiri. Dalam koperasi, setiap individu dapat mengoptimalkan kemampuan pribadi
yang diintegrasikan dalam konteks kebersamaan (individualitas dalam kolektivitas).
Rasa percaya diri yang tumbuh karena adanya kebersamaan akan menyadarkan setiap
individu bahwa mereka menghadapi berbagai kesulitan ekonomi yang relatif sama.
Mereka akhirnya yakin bahwa semua kesulitan ekonomi akan dapat diatasi dengan
usaha bersama. Usaha bersama ini tentu akan terus berjalan secara harmonis jika setiap
individu mampu memelihara kejujuran dan keterbukaan.

(1) Nilai yang mendasari kegiatan Koperasi yaitu:


a. kekeluargaan;
b. menolong diri sendiri;
c. bertanggung jawab;
d. demokrasi;
e. persamaan;
f. berkeadilan; dan
g. kemandirian.

(2) Nilai yang diyakini Anggota Koperasi yaitu:


a. kejujuran;w.hukumonline.com
b. keterbukaan;
c. tanggung jawab
Prinsip-prinsip koperasi :

Prinsip Rochdale
1. Pengawasan secara demokratis

2
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan

2. Keanggotaan yang terbuka


3. Bunga atas modal dibatasi
4. Pembagian SHU kepada anggota sebanding dengan jasa masing-masing anggota.
5. Penjualan sepenuhnya dengan tunai.
6. Barang-barang yang dijual harus asli dan tidak dipalsukan
7. Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip-prinsip koperasi
8. Netral dengan politik dan agama.

Prinsip Raiffeisen
Prinsip Raiffeisen sebagai berikut :
1. Swadaya
2. Daerah kerja terbatas3. SHU untuk cadangan
3. Tanggung jawab anggota tidak terbatas
4. Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan
5. Usaha hanya kepada anggota
6. Keanggotanya atas dasar watak, bukan uang.

Koperasi menurut UU No. 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian


1. Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka;
2. Pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokratis;
3. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi;
4. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen;
5. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota, Pengawas,
Pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat
tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi;
6. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan Koperasi,
dengan bekerjasama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional,
dan internasional; dan
7. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan
masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh Anggota.

Prinsip Koperasi menurut hasil kongres ICA di Manchester 1995

Keanggotaan yang bersifat sukarela dan terbuka.


Pengawasan demokratis oleh anggota
Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi
Otonomi dan kemandirian
Pendidikan, pelatihan dan penerangan
Kerjasama antar koperasi
Kepedulian terhadap masyarakat

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

3
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan

Lampiran 3

MANAJEMEN KOPERASI
Bahan Bacaan

KONSEPSI MANAJEMEN KOPERASI


Istilah manajemen sudah sangat jamak digunakan dalam
keidupan sehari-hari. Namun sayangnya, masih banyak
menganggap bahwa manajemen hanya sebatas pada
penggantian atau lebih tepatnya penerjemahan istilah
Management (Bahasa Inggris) menjadi Pengelolaan. Kata
manajemen tidak digali konsep dasarnya, padahal jika
dipahami dengan benar maka kata apapun yang
disandingkan dengannya akan dengan mudah dipahami,
termasuk konsep manajemen koperasi.
Para ahli memang berbeda-beda di dalam mendefinisikan pengertian manajemen,
namun pada umumnya mereka menyetujui unsur dasar dan tujuan yang sama dari
manajemen, seperti yang diungkapkan oleh R. Terry yang menyatakan bahwa
Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Uraian diatas setidaknya memberikan gambaran singkat mengenai pengertian
manajemen. Sekarang muncul pertanyaan apa manajemen koperasi itu ? Apakah ada
perbedaan antara manajemen koperasi dengan manajemen pada perusahaan atau
organisasi bukan koperasi? Bagaimanakah penerapan manajemen pada koperasi?
Terhadap pertanyaan diatas, pertama-tama dapat dikemukakan bahwa terdapat
prinsip-prinsip manajemen yang berlaku umum apapun jenis organisasinya (
Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengendalian ). Namun disamping
prinsip-prinsip umum tersebut terdapat hal-hal khusus yang berbeda dalam
mengimplementasikan manajemen, sesuai dengan kekhususan dan keunikan organisasi
yang bersangkutan. Jadi karena kita ketahui bahwa koperasi memiliki nilai dan prinsip-
prinsip ( jati diri) koperasi yang memang unik dan berbeda dengan organisasi bisnis
lainnya ( CV, FIRMA dan PT) maka penerapan manajemen pada koperasi secara
otomatis akan berbeda dan sangat unik.
Menurut saya, konsepsi dasar manajemen koperasi adalah suatu upaya seni
Pemelayanan terhadap pemiliknya dan siapa saja yang dilayaninya guna mencapai
tujuan berkoperasi dengan bekerjasama sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi serta
kesepakatan-kesepakatan bersama.
Dengan demikian, focus utama manajemen koperasi adalah berbasis pada upaya
melayani kebutuhan para pemilik (anggotanya) dan siapa saja yang mungkin
dilayaninya. Untuk itu, manajemen koperasi harus diselenggarakan oleh orang-orang

1
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan

yang bertanggung jawab untuk mengelola koperasi, nilai-nilai dan kekayaannya.


Mereka ini mengerahkan segala kemampuan kepemimpinannya dan memilih kebijakan
untuk mengembangkan koperasi berdasarkan pada pemenuhan aspirasi social ekonomi
para pemiliknya untuk membantu seluruh keanggotaan koperasi di dalam mencapai
tujuannya.
Manajemen koperasi tidak didasarkan pada pemaksaan wewenang, melainkan melalui
keterlibatan dan partisipasi. Para manajer professional koperasi menggunakan metoda
yang sama seperti manajemen pada umumnya. Hanya saja nilai-nilai dan tujuan yang
harus diperjuangkan metode itulah yang membuat manajemen koperasi unik dan
berbeda dari manajemen lainnya. Fungsi utamanya adalah mengupayakan
kepemimpinan koperasi bagi anggota dan pengurus terpilih di dalam pengembangan
kebijakan dan strategi yang akan memberdayakan koperasi dalam mewujudkan cita-
cita atau tujuannya.
Implementasi fungsi manajemen seperti planning, organizing, actuating maupun
controlling harus diwujudakan sesuai dengan kondisi dan keunikan koperasi, misalkan
pada penekanan fungsi Rapat Anggota sebagai media menyusun perencanaan dan
kebijakan yang sifatnya strategis, melakukan pengaturan pada organisasi koperasi, baik
secara struktur hierarkhi koperasi sampai dengan pengaturan tugas tanggung jawab
dan wewenangnya, implementasi perencanaan pengembangan organisasi dan usaha di
dalam upaya melakukan pemelayanan sebagaimana dijelaskan di atas, sampai pada
pengendalian dan pengontrolan yang dilakukan secara internal dan demokratis oleh
para setiap unsure dalam koperasi tersebut. Ini semua adalah bagian-bagian penting
Khusus untuk meletakkan criteria penilaian kinerja koperasi, Peter Davis memberikan
pandangannya yang dikenal dengan tujuh prinsip manajemen koperasi.

Tujuh prinsip manajemen Koperasi Peter Davis


No Prinsip manajemen pada Prinsip manajemen dalam koperasi
umumnya
1 Pluralisme Pluralisme ditemukan di dalam kepentingan
Mengelola atas nama mereka den dengan itu mengakui dan menyadari
kepentingan semua ada kepentingan orang lain. Di dalam manajemen
“stakeholder” koperasi anggota dimasukkan sebagai pelanggan.
2 Mentalitas Oleh karena keuntungan atas modal bukan criteria
Pengakuan terhadap utama bagi keanggotaan koperasi, mutualitas
kebutuhan untuk diantara stakeholder mudah diterima, karena balas
memperoleh keuntungan jasa bagi seseorang tidak diperoleh atas
pengorbanan orang lain
3 Kemandirian perorangan Dalam koperasi menekankan 2 hal : kebutuhan
Menghormati pribadi dan organisasi itu sendiri yang harus dipertahankan
tanggung jawab dari pengendalian pihak luar dan otonomi anggota
perorangan.
4 Keadilan Sama untuk koperasi, tetapi lebih mudah
Pembagian sumber yang dilaksanakan mengingat struktur kepemilikan
non eksploitatif mereka terhadap koperasi.
5 Keadilan alamiah Sama untuk koperasi, tetapi struktur kepemilikan
Hak untuk menjalankan koperasi dan budaya pertanggungjawaban akan
prosedur yang mandiri dan lebih mudah dilaksanakan.

2
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan

peraturan yang jujur(adil)


6 Kepedulian terhadap Struktur kepemilikan di dalam koperasi
orang menterjemahkan prinsip ini, melalui basis
Mengakui bahwa orang keanggotaan.
apakah karyawan, atau
pelanggan adalah subyek
dan bukan obyek bisnis.
7 Peran ganda pekerjaan Koperasi menyatukan prinsip ini dengan
dan karyawan mengkombinasikan aspek social dan komersial.
Pekerjaan mempengaruhi Prinsip koperasi memberikan pandangan yang
status social. holistic mengenai pelanggan, pekerja atau
pemasok.

Diolah dari berbagai sumber

3
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan

Lampiran 4

ORGANISASI KOPERASI
Bahan Bacaan

Perangkat organisasi koperasi terdiri dari :


A. Rapat anggota
B. Pengurus
C. Pengawas

Tugas, wewenang dan tanggung jawab perangkat organisasi koperasi :

A. Rapat anggota
Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi
Rapat Anggota berwenang:
1. Menetapkan atau merubah Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga
(ART), dan peraturan khusus
2. Menetapkan kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan
usaha koperasi
3. Memilih, mengangkat, dan memberhentikan pengurus dan pengawas
4. Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja
koperasi
5. menetapkan batas maksimum Pinjaman yang dapat dilakukan oleh Pengurus
untuk dan atas nama
6. Koperasi
7. Mensahkan laporan pengurus
8. Mensahkan laporan pengawas
9. Menetapkan pembagian selisih hasil usaha (SHU)
10. Keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat
11. Satu anggota satu hak suara
12. Meminta keterangan dan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas
tentang pengelolaan koperasi
13. memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran
Koperasi
14. Dilakukan paling sedikit sekali dalam satu tahun
15. Memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran
Koperasi; dan
16. Menetapkan keputusan lain dalam batas yang ditentukan oleh Undang-
Undang ini.

Pengawas
1. Pengawas dipilih dari dan oleh Anggota pada Rapat Anggota.
2. Persyaratan untuk dipilih menjadi Pengawas meliputi:

4
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan

a. Tidak pernah menjadi Pengawas atau Pengurus suatu Koperasi atau


komisaris atau direksi suatu perusahaan yang dinyatakan bersalah karena
menyebabkan Koperasi atau perusahaan itu dinyatakan pailit; dan
b. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
korporasi, keuangan negara, dan/atau yang berkaitan dengan sektor
keuangan, dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan.
3. Persyaratan lain untuk dapat dipilih menjadi Pengawas diatur dalam
Anggaran Dasar.
4. Pengawas bertugas:
a. mengusulkan calon Pengurus;
b. memberi nasihat dan pengawasan kepada Pengurus;
c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
Koperasi yang dilakukan oleh Pengurus; dan
d. melaporkan hasil pengawasan kepada Rapat Anggota.
5. Pengawas berwenang:
a. menetapkan penerimaan dan penolakan Anggota baru serta
pemberhentian Anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar;
b. meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari
Pengurus dan pihak lain yang terkait;
c. mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja
Koperasi dari Pengurus;
d. memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pengurus dalam
melakukan perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam Anggaran
Dasar; dan
e. dapat memberhentikan Pengurus untuk sementara waktu dengan
menyebutkan alasannya.

C. Pengurus
1. Pengurus dipilih dari orang perseorangan, baik Anggota maupun non-Anggota.
2. Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
persyaratan:
a. mampu melaksanakan perbuatan hukum;
b. memiliki kemampuan mengelola usaha Koperasi;
c. tidak pernah menjadi Pengawas atau Pengurus suatu Koperasi atau
komisaris atau direksi suatu perusahaan yang dinyatakan bersalah
karena menyebabkan Koperasi atau perusahaan itu dinyatakan pailit; dan
d. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
korporasi, keuangan negara, dan/atau yang berkaitan dengan sektor
keuangan, dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan.
3. Persyaratan lain untuk dapat dipilih menjadi Pengurus diatur dalam Anggaran
Dasar.
4. Pengurus dipilih dan diangkat pada Rapat Anggota atas usul Pengawas.
www.hukumonline.com
Pengurus bertugas:
a. mengelola Koperasi berdasarkan Anggaran Dasar;
b. mendorong dan memajukan usaha Anggota;
c. menyusun rancangan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan
dan belanja Koperasi untuk diajukan kepada Rapat Anggota;

5
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan

d. menyusun laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas


untuk diajukan kepada Rapat Anggota;
e. menyusun rencana pendidikan, pelatihan, dan komunikasi Koperasi
untuk diajukan kepada Rapat Anggota;
f. menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib;
g. menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien;
h. memelihara Buku Daftar Anggota, Buku Daftar Pengawas, Buku Daftar
Pengurus, Buku Daftar Pemegang Sertifikat Modal Koperasi, dan risalah
Rapat Anggota; dan
i. melakukan upaya lain bagi kepentingan, kemanfaatan, dan kemajuan
Koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat
Anggota.
j. Pengurus berwenang mewakili Koperasi di dalam maupun di luar
pengadilan.

D. Manajer (pengelola usaha)


1. Pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola yang diberi wewenang untuk
mengelola usaha koperasi
2. Rencana pengangkatan pengelola diajukan kepada rapat anggota untuk
mendapat persetujuan
3. Pengelola bertanggung jawab kepada pengurus
4. Hubungan kerja pengelola dengan pengurus berdasarkan perikatan
5. Sebenarnya, pengelola membayar dirinya sendiri berdasarkan kemampuannya
dalam mengelola usaha
6. Pengelola menanggung kerugian usaha koperasi karena kelalaian dan
kesengajaannya

Tugas pengelola :
1. Melaksanakan usaha koperasi
2. Mengajukan rancangan rencana anggaran pendapatan & belanja koperasi kepada
pengurus
3. Memberikan pelayanan usaha kepada anggota
4. Membuat studi kelayakan usaha koperasi
5. Membuat laporan perkembangan usaha koperasi

Wewenang pengelola :
1. Mengangkat dan memberhentikan karyawan atas persetujuan pengurus
2. Meningkatkan prestasi kerja karyawan

E. Keanggotaan
1. Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi
2. Keanggotaan dicatat dalam buku daftar anggota
3. Keanggotaan didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi
dalam lingkup usaha koperasi
4. Syarat keanggotaan diatur dalam AD dan ART
5. Keanggotaan koperasi tidak dapat dipindahtangankan
6. Setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama

6
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan

Kewajiban anggota :
1. Mematuhi AD dan ART
2. Mematuhi keputusan rapat anggota
3. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha koperasi
4. Memanfaatkan pelayanan koperasi
5. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas kekeluargaan

Hak anggota :
1. Menghadiri rapat anggota
2. Menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota
3. Memilih dan dipilih menjadi anggota pengurus
4. Memilih dan dipilih menjadi anggota pengawas
5. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam AD dan ART
6. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota baik
diminta maupun tidak
7. Memanfaatkan koperasi dan mendapatkan pelayanan yang sama antara sesama
anggota
8. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan
anggaran dasar

Sumber :
1. Modul LAPENKOP Nasional
2. UU No. 17 tahun 2012
3. Diolah dari berbagai sumber lainnya

7
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan

Lampiran 5 :

RAPAT ANGGOTA
Bahan Bacaan

Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat
anggota dihadiri oleh anggota atau wakil anggota yang pelaksanaannya diatur dalam
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).

Rapat anggota menetapkan :


 AD dan ART.
 Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi.
 Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus, dan pengawas.
 Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta
pengesahan laporan keuangan.
 Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas dalam pelak-sanaan
tugasnya.
 Pembagian sisa hasil usaha.
 Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.

Rapat anggota dilaksanakan minimal satu tahun sekali. Artinya, rapat anggota dapat
dilaksanakan lebih dari satu kali dalam satu tahun. Secara teknis, hal ini diatur dalam
AD dan ART koperasi bersangkutan. Ada beberapa jenis rapat anggota, antara lain :

RAT
RAT adalah rapat anggota yang diadakan setahun sekali. RAT merupakan forum
pertanggungjawaban pengurus dan pengawas atas penyelenggaraan program kerja
selama satu tahun. Pesertanya adalah seluruh anggota kope-rasi atau wakil kelompok
yang telah ditunjuk. Pada umumnya, agenda RAT sebagai berikut :
 Pembacaan risalah RAT tahun sebelumnya.
 Pengesahan agenda rapat.
 Pengesahan tata tertib rapat, termasuk di dalamnya tata cara pemilihan pengurus
dan pengawas.
 Pengesahan, penolakan, atau memberikan catatan terhadap laporan
pertanggungjawaban pengurus dan pengawas, termasuk di dalamnya menampung
pendapat dan pandangan anggota.
 Pengesahan, penolakan, atau memberikan catatan dan perbaikan terhadap program
kerja serta rencana pendapatan dan belanja, ter-masuk di dalamnya menampung
pendapat dan aspirasi anggota.
 Pemilihan pengurus dan pengawas.
 Pembacaan sumpah atau janji pengurus dan pengawas.
 Pengesahan AD dan ART.
 Dan hal-hal lain yang perlu diputuskan dalam rapat anggota.

Pra RAT

1
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan

Pra RAT diselenggarakan menjelang RAT. Pra RAT diselenggarakan, biasa-nya,


manakala anggota dalam sebuah koperasi cukup besar, sehingga sulit mengumpulkan
seluruh anggota dalam saat yang sama pada suatu tempat. Untuk itu, dilaksanakan pra
RAT.

Pra RAT biasanya diselenggarakan di tingkat kelompok anggota, komisaris daerah, atau
Tempat Pelayanan Koperasi (TPK). Pesertanya adalah anggota kelompok yang berada
dalam satu wilayah tertentu. Penamaan rapat jenis ini bisa berbeda antara satu koperasi
dengan yang lainnya, tergantung pada AD dan ART koperasi yang bersangkutan.

Agenda pra RAT hampir sama dengan RAT. Perbedaannya terletak pada pengambilan
keputusan. Kalau di RAT hasil yang diperoleh adalah ke-putusan akhir. Pra RAT
mendelegasikan wewenangnya kepada wakil yang ditunjuk untuk mengikuti RAT. Pra
RAT merekomendasikan kepada wakil yang ditunjuk agar memperjuangkan aspirasi
mereka agar dijadikan ke-putusan RAT. Jadi keputusan pra RAT tidak berkekuatan
tetap.

Rapat kelompok
Rapat kelompok adalah rapat yang secara rutin diselenggarakan oleh ke-lompok. Rapat
jenis ini dapat terjadwal dengan baik, dapat pula mendadak sesuai dengan kebutuhan
saat itu. Agenda rapat kelompok dapat berupa hal-hal yang bersifat strategis, dapat pula
berupa hal-hal yang sifatnya teknis.
.
Rapat anggota luar biasa
Rapat anggota luar biasa, biasanya dilakukan manakala terdapat peristiwa yang luar
biasa. Misalnya ada keputusan yang harus segera dibuat, kalau tidak, dapat mengancam
kelangsungan kehidupan koperasi mereka di masa depan. Contoh lain adalah mengganti
pengurus atau pengawas yang berha-langan tetap dikarenakan sakit, meninggal dunia,
atau tersangkut kasus hukum. Rapat anggota luar biasa dapat diadakan atas permintaan
sejumlah anggota koperasi atau atas keputusan pengurus yang pelaksanaannya diatur
dalam AD dan ART.

Cara Mengambil Keputusan dalam Rapat Anggota


1. Musyawarah untuk mufakat
Keputusan rapat anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai
mufakat. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka
pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
2. Satu anggota satu suara
Setiap anggota hanya memiliki satu hak suara, berapapun simpanan atau modal
yang ia miliki. Dalam sistem perwakilan, maka sang wakil memiliki jumlah suara
sebanyak anggota yang diwakilinya. Hak suara ini tidak dapat dipindahtangankan
atau diperjualbelikan.

3. Kuorum
Kuorum adalah jumlah minimal anggota yang harus menghadiri rapat anggota,
sehingga rapat anggota tersebut dikatakan sah. Bila tidak meme-nuhi kuorum, maka
rapat anggota tersebut tidak memiliki kekuatan hukum untuk melahirkan keputusan
atau ketetapan. Jumlah kuorum ini ditetapkan dalam AD dan ART koperasi yang
bersangkutan. Sebagai contoh, jumlah kuorum adalah minimal dua per tiga dari
jumlah anggota atau minimal setengah dari jumlah anggota ditambah satu.

2
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan

4. Informasi kepada anggota


Sebaiknya laporan pertanggungjawaban koperasi atau bahan informasi lain serta
agenda rapat disampaikan kepada anggota, minimal satu minggu sebelum
berlangsungnya rapat anggota. Hal ini dimaksudkan agar anggota memiliki waktu
untuk mempelajari isi laporan dan informasi lainnya, sehingga dalam rapat anggota
dapat terlibat aktif.
5. Keputusan rapat anggota mengikat
Apapun yang diputuskan dalam rapat anggota memiliki kekuatan hukum yang tetap.
Oleh karena itu, ia mengikat seluruh perangkat organisasi koperasi : pengurus,
pengawas, dan anggota. Juga mengikat bagi anggota yang berhalangan hadir dalam
rapat anggota. Menjadi tugas pengurus, pengawas, dan anggota melaksanakan isi
seluruh keputusan.
6. Keterlibatan anggota
Keberhasilan rapat anggota sangat ditentukan kepada sejauh mana anggota ikut
terlibat langsung dalam pengambilan keputusan secara aktif. Karena, sebagai
pemilik, anggotalah yang paling mengetahui seluk beluk kopera-sinya. Di samping
itu, bila keputusan yang diambil bertentangan dengan kepentingan anggota, maka
akan mengancam usaha anggota itu sendiri.

Kegiatan Rapat Anggota Tahunan

A. Sebelum
1. Pengurus bersama manajer mempersiapkan :
 Panitia penyelenggara rapat anggota tahunan.
 Laporan keuangan, laporan kerja, program kerja, rancangan anggaran dan
belanja dalam satu tahun buku.
 Menentukan agenda, tanggal, dan tempat rapat.
2. Panitia penyelenggara bertugas menyiapkan :
 Undangan berikut penyebarannya. Lazimnya, undangan berikut buku
laporan dan rencana kerja dikirim kepada peserta, satu minggu sebelum
acara. Peserta rapat adalah anggota, pengurus, dan pengawas.
 Agenda rapat dan tata tertib sidang.
 Risalah rapat tahun sebelumnya.
 Buku laporan dan rencana kerja pengurus dan pengawas.
 Hal-hal yang sifatnya teknis, seperti : ruangan, akomodasi, dan konsumsi.
 Format-format keputusan.
3. Pengawas bertugas menyiapkan dalam satu tahun buku :
 Laporan pengawasan.
 Rencana kerja pengawas.

B. Selama rapat berlangsung


1. Pembukaan.
2. Rapat dibuka oleh pimpinan sidang sementara.
3. Pemilihan ketua dan sekretaris sidang.
4. Pengesahan agenda rapat dan Pengesahan tata tertib rapat.
5. Pembacaan risalah rapat tahun sebelumnya.

3
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan

6. Laporan pertanggungjawaban pengurus dan Laporan pengawas.


7. Peserta menyampaikan pandangan umum tentang laporan pertang-
gungjawaban pengurus dan pengawas.
8. Manajer atau karyawan dapat membantu memberikan penjelasan atas ijin
pimpinan sidang.
9. Pengurus menyampaikan program kerja serta rancangan anggaran
pendapatan dan belanja koperasi.
10. Pengawas menyampaikan program kerja.
11. Pembahasan program kerja pengurus dan pengawas.
12. Pengesahan laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas.
13. Pengesahan program kerja serta rancangan anggaran pendapatan dan
belanja pengurus berikut pengawas.
14. Bila dibutuhkan dapat dilakukan penyesuaian kembali terhadap AD dan ART
koperasi, berdasarkan kesepakatan rapat anggota.
15. Jika pengurus atau pengawas demisioner (berakhir masa jabatannya atau
diberhentikan), maka dilakukan pemilihan pengurus dan pengawas.
Mekanisme pemilihan dapat dilakukan secara voting atau sistem formatur,
tergantung pada AD dan ART koperasi yang bersangkutan. Voting dilakukan
dengan memilih suara yang terbanyak. Tim formatur hanya memilih
beberapa orang saja. Kemudian tim itulah yang akan memilih pengurus dan
pengawas secara lengkap. Tim formatur dapat melaporkan hasil kerjanya
pada saat rapat anggota atau pada waktu lain sesuai dengan ketetapan dalam
AD dan ART.
16. Sekretaris sidang membacakan keputusan-keputusan yang telah diambil
dalam rapat anggota.
17. Ketua dan sekretaris sidang menandatangani keputusan-keputusan rapat.
18. Sekretaris sidang membacakan berita acara sidang. Berita acara ini akan
dijadikan risalah rapat tahun berikutnya.
19. Ketua dan sekretaris sidang menandatangani berita acara sidang.
20. Penutup.

C. Setelah rapat anggota


Panitia menyusun laporan penyelenggaraan rapat anggota dan menyampaikannya
kepada pengurus terpilih.
Pengurus menyebarluaskan hasil keputusan rapat kepada seluruh anggota dan instansi
terkait.

Sumber :
1. Modul LAPENKOP Nasional
2. UU No. 17 tahun 2012
3. Diolah dari berbagai sumber lainnya

4
MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan Koperasi 5

Lampiran 6

PERBEDAAN USAHA KOPERASI DAN BUKAN KOPERASI


Bahan Bacaan

KOPERASI CIRI-CIRI BUKAN KOPERASI


Usahanya Usahanya tidak harus sama dengan
berdasarkan kebutuhan dan kepentingan
kesamaan kebutuhan pemilik modal. Yang penting
DASAR PENDIRIAN
dan kepentingan adalah kepemilikan modal.
ekonomi di antara
anggotanya.
Minimal 20 orang (UU Dapat didirikan oleh satu orang.
No. 17/2012).
Dasarnya adalah
PENDIRI
kelayakan usaha
(anggota sebagai
pengguna).
Meningkatkan Keuntungan perusahaan yang
pendapatan anggota, sebesar-besarnya, di mana pemilik
TUJUAN
di mana anggota modal tidak harus sebagai
sebagai pengguna. pengguna.
Pelayanan bagi Pelayanan bagi pengguna.
anggota. Keuntungan CIRI USAHA Keuntungan bagi pemilik modal.
bagi anggota.
Anggota (kumpulan Pemegang saham (kumpulan
KEPEMILIKAN
orang). modal).
Pemilik dan Pemilik dan pengguna orangnya
HUBUNGAN
pengguna orangnya berbeda.
KEPEMILIKAN
sama.
Satu orang satu suara. PENGAMBILAN Satu saham satu suara.
KEPUTUSAN
Berdasarkan jumlah Berdasarkan besarnya saham yang
PEMBAGIAN SHU
transaksi anggota dimiliki.
(LABA)
dengan koperasinya.

Sumber : Modul LAPENKOP Nasional

MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan Koperasi 6

Lampiran 7 :

HAKEKAT USAHA KOPERASI


Bahan Bacaan

Keunggulan koperasi adalah terletak pada kerjasama di antara para anggotanya.


Dengan asas kebersamaan ini, maka volume usaha dapat diperbesar dan biaya dapat
ditekan. Caranya, dengan membeli atau menjual secara bersama-sama. Di samping itu,
karena anggota adalah pemilik sekaligus pengguna pelayanan, maka koperasi memiliki
potensi pasar yang cukup besar, bahkan dapat dikatakan hampir pasti.

Dasar usaha koperasi adalah kebutuhan dan kepentingan ekonomi yang sama di antara
para anggotanya. Untuk itu, hakekat usaha koperasi adalah sejauh mana koperasi dapat
memberikan manfaat ekonomi bagi anggotanya. Lebih jauh lagi, sejauh mana koperasi
dapat mempromosikan dan melakukan efisiensi dalam usaha anggotanya, serta dapat
meningkatkan nilai tambah hasil produksi anggotanya.

Koperasi sebagai badan usaha tentu harus dijalankan dengan prinsip ekonomi, di mana
akan muncul pendapatan dan biaya. Pelayanan kepada anggota adalah prioritas utama
usaha koperasi.

Organisasi Koperasi yang Baik


Untuk lebih mempertajam pengertian tentang usaha koperasi, maka akan diuraikan
keistimewaan organisasi koperasi, keterkaitannya dengan kepentingan dan kebutuhan
ekonomi anggotanya, serta bagaimana usaha koperasi seharusnya dikembangkan. Ada
beberapa ciri yang mempertegas usaha koperasi, yakni:
a. Adanya orang per orang yang bergabung karena memiliki ikatan, yaitu kepentingan
atau kegiatan usaha yang sama.
b. Anggota kelompok memiliki tujuan dan sasaran yang sama. Hal ini diwujudkan
lewat tindakan bersama.
c. Kerjasama kelompok diarahkan untuk memperbaiki ekonomi anggotanya. Caranya,
dengan membina hubungan yang khusus antara koperasi dengan anggotanya,
melalui pelayanan usaha.
d. Untuk itu, mereka menjalankan usaha bersama yang memudahkan untuk meraih
tujuan bersama, dengan cara misalnya: menawarkan barang produksi, membeli
barang konsumsi, membeli bahan baku produksi, simpan pinjam dan lain-lain. Hal
ini dilakukan secara bersama-sama melalui wadah koperasi, sehingga dapat
menekan biaya dan menaikkan posisi tawar.

Uraian di atas menunjukkan, bahwa koperasi harus dikelola secara profesional dengan
tunduk kepada hukum ekonomi dan koperasi. Caranya, di antara anggota bersatu,
bekerja sama, dan saling tolong-menolong untuk memperkuat usaha mereka melalui
koperasi. Untuk mewujudkan cita-cita di atas, maka para anggota harus mempunyai
kepentingan atau kegiatan ekonomi yang sama. Sedangkan usaha koperasi harus
terkait dengan usaha atau kepentingan anggotanya. Dengan begitu, bila koperasi

MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan Koperasi 7

memiliki usaha yang tidak memiliki kaitan dengan usaha anggotanya, maka dapat
dikatakan melanggar prinsip dan jati diri koperasi.

Alasan seseorang bergabung dalam koperasi, antara lain ingin:


a. Memperoleh kemudahan dalam meminjam.
b. Menjual produk dengan harga tinggi.
c. Membeli barang dengan harga murah.

Manfaat yang akan diperoleh anggota koperasi, yaitu:


a. Manfaat sebagai pelanggan:
1. Biaya akan lebih rendah karena ditanggung bersama-sama.
2. Dengan membeli bersama-sama dalam jumlah yang besar, maka anggota sebagai
konsumen akan mendapatkan harga yang lebih rendah.
3. Dengan menjual bersama-sama, maka anggota sebagai produsen akan
mempunyai posisi tawar yang lebih baik, sehingga bisa menetapkan harga yang
lebih tinggi.
b. Manfaat sebagai pemilik:
1. Mempunyai hak untuk memberikan saran bagi perkembangan koperasi. Juga
turut serta dalam pengambilan keputusan, sehingga akan mempengaruhi
kebijakan usaha koperasi agar sesuai dengan kepentingan anggota.
2. Memperoleh pendidikan dan pelatihan yang menunjang kegiatan usaha seperti:
 Cara-cara meningkatkan kualitas produksi dan informasi tentang teknologi
baru untuk meningkatkan nilai tambah.
 Strategi menghadapi persaingan pasar.
3. Mengikuti pertemuan-pertemuan dengan anggota lain, untuk mendiskusikan dan
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi sehingga akan memperoleh
gagasan baru dan segar.

Visi Pengembangan Usaha Koperasi


Untuk mengembangkan fungsi usaha yang dilakukan oleh koperasi, pengurus perlu
melihat terus menerus keterkaitan usaha koperasi dengan usaha (ekonomi) anggotanya.
Hubungan kuat yang ditujukan dengan pola usaha yang saling menunjang diharapkan
mampu memperbaiki peran ganda anggota, yaitu sebagai pemilik sekaligus pengguna.

Ada beberapa pola keterkaitan usaha ekonomi anggota dengan koperasi, antara lain:

Anggota Pelayanan Koperasi


a. Pengadaan bahan baku dan faktor produksi
b. Kredit produksi
Sebagai Produsen
c. Meningkatkan nilai tambah hasil produksi
d. Pemasaran hasil produksi

a. Pengadaan barang konsumsi


b. Pelayanan kredit konsumsi
Sebagai Konsumen c. Simpan pinjam
d. Pengadaan jasa asuransi
e. Pengadaan jasa perumahan

MFC. Doc.6.2013
Bahan Bacaan Koperasi 8

Lampiran 8

SELISIH HASIL USAHA (SHU) KOPERASI


Bahan Bacaan

Kemajuan koperasi tidak dapat diukur hanya dari besar kecilnya SHU yang diperoleh.
Hal itu sangat tergantung pada seberapa besar koperasi dapat meningkatkan
pendapatan anggota, melalui transaksi yang terjadi antara anggota dan koperasinya.

Meningkatnya pendapatan anggota dapat diukur dari jumlah SHU yang ia terima dalam
satu tahun buku dan manfaat langsung yang diterima oleh anggota. Seperti, kemudahan
memperoleh barang atau jasa sebagai akibat dari pelayanan, harga yang lebih murah
dari harga pasar, potongan harga, jaminan pembelian produk anggota, jaminan
ketersediaan barang, mutu yang standar dan lain sebagainya.

Surplus Hasil Usaha


1. Mengacu pada ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan Rapat Anggota, Surplus
Hasil Usaha disisihkan terlebih dahulu untuk Dana Cadangan dan sisanya digunakan
seluruhnya atau sebagian untuk:
a. Anggota sebanding dengan transaksi usaha yang dilakukan oleh masing-masing
Anggota dengan Koperasi;
b. Anggota sebanding dengan Sertifikat Modal Koperasi yang dimiliki;
c. pembayaran bonus kepada Pengawas, Pengurus, dan karyawan Koperasi;
d. pembayaran kewajiban kepada dana pembangunan Koperasi dan kewajiban
lainnya; dan/atau
e. penggunaan lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
f. Koperasi dilarang membagikan kepada Anggota Surplus Hasil Usaha yang
berasal dari transaksi dengan non-Anggota.
g. Surplus Hasil Usaha yang berasal dari non-Anggota sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat digunakan untuk mengembangkan usaha Koperasi dan
meningkatkan pelayanan kepada Anggota.

Defisit Hasil Usaha


1. Dalam hal terdapat Defisit Hasil Usaha, Koperasi dapat menggunakan Dana
Cadangan.
2. Penggunaan Dana Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
berdasarkan Rapat Anggota.
3. Dalam hal Dana Cadangan yang ada tidak cukup untuk menutup Defisit Hasil Usaha,
defisit tersebut diakumulasikan dan dibebankan pada anggaran pendapatan dan
belanja Koperasi pada tahun berikutnya.

Sumber :
1. UU No. 17 tahun 2012
2. Diolah dari berbagai sumber lainnya

MFC. Doc.6.2013

Anda mungkin juga menyukai