Anda di halaman 1dari 7

Sejarah Koperasi Dunia

Gerakan Koperasi di dunia, di mulai pada pertengahan abad 18 dan awal


abad 19 di Inggris. Lembaga ini sering disebut dengan "KOPERASI
PRAINDUSTRI". Pada abad ini juga dikenal memunculkan Revolusi Industri
dan munculnya sebuah ideologi yang kemudian begitu menguasai sistem
perekonomian dunia. Kita mengenalnya dengan nama kapitalisme.
Ideologi ini, pada perjalanan sejarahnya, kemudian mendapatkan lawan
sepadan dengan hadirnya sosialisme. Koperasi hadir di antara dua
kekuatan besar ekonomi itu.

Penderitaan yang dialami oleh kaum buruh di berbagai Negara di


Eropa dialami pula oleh para pendiri Koperasi konsum si di Rochdale,
Inggris, pada tahun 1844.Pada mulanya Koperasi Rochdale memang
hanya bergerak dalam usaha kebutuhan konsumsi.

Dengan berpegang pada asasasas Rochdale, para pelopor Koperasi


Rochdale mengembangkan toko kecil mereka itu menjadi usaha yang
mampu
mendirikan
pabrikmenyediakan
perumahan
bagi
para
anggotanya,
serta
menyelenggarakan
pendidikan
untuk
meningkatkanpengetahuan anggota dan pengurus Koperasi.

Menyusul keberhasilan Koperasi Rochdale, pada tahun 1852 telah berdiri


sekitar 100 Koperasi Konsumsi di Inggris. Sebagaimana Koperasi
Rochdale, Koperasi-koperasi ini pada umumnya didirikan oleh para
konsumen.
Dalam rangka lebih memperkuat gerakan Koperasi, pada tahun 1862,
Koperasi-koperasi konsumsmi di Inggris menyatukan diri menjadi
pusat Koperasi Pembelian dengan nama The Cooperative Whole-sale
Society, disingkat C. W. S. Pada tahun 1945, C. W. S. telah memiliki
sekkitar 200 buah pabrik dan tempat usaha dengan 9.000 pekerja,
yang perputaran modalnya mencapai 55.000.000 poundsterling.
Sedangkan pada tahun 1950, jumlah anggota Koperasi di seluruh
wilayah Inggris telah berj umlah lebih dari 11.000.000 orang dari
sekitar 50.000.000 orang penduduk Inggris.

Koperasi juga berkembang di negara-negara lainnya. Pada masa Revolusi


Perancis dan perkembangan industri telah menimbulkan kemiskkinan
dan penderitaan bagi rakyat Perancis. Berkat dorongan peloporpelopor mereka seperti Charles Forier, Louis Blanc, serta Ferdinand
Lasalle, yang menyadari perlunya perbaikan nasib
rakyat,
para
pengusaha kecil di Perancis berhasil membangun Koperasi-koperasi
yang bergerak dibidang produksi.

Sehingga terdapat Gabungan Koperasi Konsumsi Nasional Perancis


(Federation Nationale Dess Cooperative de
Consommation), dengan
jumlah Koperasi yang tergabung
sebanyak 476
buah.
Jumlah
anggotanya mencapai 3.460.000 orang, dan toko yang dimiliki
berjumlah 9.900 buah dengan perputaran modal sebesar 3.600 milyar
franc/tahun.

Di Jerman, berdiri koperasi yang dipelopori oleh Herman Schultz-Delitsch


(1808-1883), hakim dan anggota parlemen pertama di Jerman yang
berhasil mengembangkan konsep badi prakarsa dan perkembangan
bertahap dari koperasi-koperasi kredit perkotaan, koperasi pengadaan
sarana produksi bagi pengrajin, yang kemudian diterapkan oleh pedagang
kecil, dan kelompok lain-lain.
Pedoman kerja Koperasi simpan-pinjam Schulze adalah :
1.
Uang simpanan sebagai modal kerja Koperasi dikumpulkan dari
anggota
2. Wilayah kerjanya didaerah perkotaan.
3. Pengurus Koperasi dipilih dan diberi upah atas pekerjaannya.
4. Pinjaman bersifat jangka pendek.
5. Keuntungan yang diperoleh dari bunga pinjaman dibagikan kepada
anggota.
Ada pula seorang pelopor yang bernama Friedrich Wilhelm Raiffeissen
(1818-1888) kepala desa di Flemmerfeld, Weyerbush di Jerman.
Raiffeissen menganjurkan agar para petani menyatukan diri dalam
perkumpulan simpan-pinjam yang membentuk koperasi-koperasi kredit
berdasarkan solidaritas dan tanggungan tidak terbatas yang dipikul oleh
para anggota perkumpulan koperasi tersebut, dan dibimbing brdasarkan

prinsip menolong diri sendiri, mengelola diri sendiri, dan mengawasi diri
sendiri.

Petama kali koperasi muncul di eropa pada awal abad ke-19. Ada dua
alasan yang mendasari pengaruh sosialisme yang terdapa di eropa itu
muncul dengan alasan sebagai berikut :
1.
Terdapatnya kesamaan motif antara gerakan koperasi dengan
gerakan sosialis.
2.
Sebagai suatu bentuk organisasi ekonomi yang berbeda dengan
bentuk struktur organisasi ekonomi kapitalis.

Perkembangan koperasi di eropa

A.

Inggris

Perancis

Jerman

Denmark
Swedia

Inggris

Penderitaan yang dialami oleh kaum


buruh di berbagai Negara di Eropa pada awal abad ke-19 dialami pula
oleh para pendiri Koperasi konsum si di Rochdale, Inggris, pada tahun
1844.

Pada mulanya Koperasi Rochdale memang hanya bergerak dalam


usaha
kebutuhan
konsumsi.
Tapi
kemudian
mereka
mulai
mengembangkan sayapnya dengan melakukan usahausaha produktif.
Dengan berpegang pada asasasas Rochdale, para pelopor Koperasi
Rochdale mengembangkan toko kecil mereka itu menjadi usaha yang
mampu mendirikan pabrik, menyediakan perumahan bagi para
anggotanya, serta menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan
pengetahuan anggota dan pengururs Koperasi.

Menyusul keberhasilan Koperasi Rochdale, pada tahun 1852 telah berdiri


sekitar 100 Koperasi Konsumsi di Inggris. Sebagaimana Koperasi
Rochdale, Koperasi-koperasi ini pada umumnya didirikan oleh para
konsumen.

Dalam rangka lebih memperkuat gerakan Koperasi, pada tahun 1862,


Koperasi-koperasi konsumsmi di Inggris menyatukan diri menjadi
pusat Koperasi Pembelian dengan nama The Cooperative Whole-sale
Society, disingkat C. W. S. Pada tahun 1945, C. W. S. telah memiliki
sekkitar 200 buah pabrik dan tempat usaha dengan 9.000 pekerja,
yang perputaran modalnya mencapai 55.000.000 poundsterling.
Sedangkan pada tahun 1950, jumlah anggota Koperasi di seluruh
wilayah Inggris telah berj umlah lebih dari 11.000.000 orang dari
sekitar 50.000.000 orang penduduk Inggris.

B.

Perancis

Perancis dan perkembangan industri telah menimbulkan kemiskkinan


dan penderitaan bagi rakyat Perancis. Berkat dorongan peloporpelopor mereka seperti Charles Forier, Louis Blanc, serta Ferdinand
Lasalle, yang menyadari perlunya perbaikan nasib
rakyat,
para
pengusaha kecil di Perancis berhasil membangun Koperasi-koperasi
yang bergerak dibidang produksi.
Dewasa ini di Perancis terdapat Gabungan Koperasi Konsumsi
Nasional
Perancis (Federation Nationale Dess Cooperative de
Consommation), dengan jumlah Koperasi yangtergabung sebanyak 476
buah. Jumlah anggotanya mencapai 3.460.000 orang, dan toko yang
dimiliki berjumlah 9.900 buah dengan perputaran modal sebesar
3.600 milyar franc/tahun.

C.

Jerman

Sekitar tahun 1848, saat Inggris dan Perancis telah mencapai kemaj
uan, munculseorang pelopor yang bernama F. W. Raiffeisen, walikota

di FlammersfieldIa menganjurkan agar kaum petani menyatukan diri


dalam perkumpulan simpan-pinjam.
Setelah melalui beberapa
rintangan, akhirnya
Raiffesien
mendirikan Koperasi dengan pedoman kerja sebagai berikut :
1.

dapat

Anggota Koperasi wajib menyimpan sejumlah uang

2.
Uang simpanan boleh dikeluarkan sebagai pinjaman dengan
membayar bunga.
3.
Usaha Koperasi mula-mula dibatasi pada desa setempat agar
tercapai kerjasama yang erat.
4.
Pengurusan Koperasi diselenggarakan oleh anggota yang dipilih
tanpa mendapatkan upah.
5.
Keuntungan yang diperoleh digunakan untuk membantu
kesejahteraan masyarakat

Pelopor Koperasi lainnya dari Jerman ialah seorang hakim bernama H.


Schulze yang berasal dari kota Delitzcsh. Pada tahun 1849 ia mempelopori
pendirian Koperasi simpan-pinjam yang bergerak di daerah perkotaan.
Pedoman kerja Koperasi simpan-pinjam Schulze adalah :
1.
Uang simpanan sebagai modal kerja Koperasi dikumpulkan dari
anggota
2. Wilayah kerjanya didaerah perkotaan.
3. Pengurus Koperasi dipilih dan diberi upah atas pekerjaannya.
4. Pinjaman bersifat jangka pendek.
5. Keuntungan yang diperoleh dari bunga pinjaman dibagikan kepada
anggota.

D. Denmark
Jumlah anggota Koperasi di Denmark meliputi sekitar 30% dari
seluruh penduduk. Denmark. Hampir
sepertiga penduduk pedesaan
Denmark yang berusia antara 18 s/d 30 tahun balajar di perguruan
tinggi.

Dalam perkembangannya, tidak hanya hasil-hasil pertanian yang


didistribusikan melalui Koperasi, melainkan meliputi pula barang-barang
kebutuhan sector pertanian itu sendiri. Selain itu, di Denmark juga
berkembang Koperasi
konsumsi.
Koperasi-koperasi konsumsi ini
kebanyak didirikan oleh serikat-serikat pekerja di daerah perkotaan.

PELOPOR-PELOPOR KOPERASI
A.

ROCHDALE

Yang terdiri atas 28 pekerja dipimpin Charls Howard di kota Rochdale


dibagian utara Inggris, pada tanggal 24 oktober 1844 mendirikan usaha
pertokoan merupakan milik para konsumen yang berhasil. Peristiwa ini
merupakan lahirnya Gerakan Koperasi Modern

Rochdale Equitable Pioneers Cooperative Society, dengan prinsip-prinsip


koperasinya :
1. Keanggotaan yang bersifat terbuka.
2. Pengawasan secara demokratis.
3. Bunga yang terbatas atas modal anggota.
4. Pengembalian sisa hasil usaha sesuai dengan jasanya pada koperasi.
5. Barang-barang hanya dijual sesuai dengan harga pasar yang berlaku
dan harus secara tunai.
6. Tidak ada perbedaan berdasarkan ras, suku bangsa, agama dan aliran
politik.
7. Barang-barang yang dijual adalah barang-barang yang asli dan bukan
yang rusak atau palsu.
8. Pendidikan terhadap anggota secara berkesinambungan.

B. SCHULTZE DELITSCH

Herman Schultz-Delitsch (1808-1883), hakim dan anggota parlemen


pertama di Jerman yang berhasil mengembangkan konsep badi prakarsa
dan perkembangan bertahap dari koperasi-koperasi kredit perkotaan,
koperasi pengadaan sarana produksi bagi pengrajin, yang kemudian
diterapkan oleh pedagang kecil, dan kelompok lain-lain.

Selain koperasi kredit, Schulze mendirikan koperasi jenis-jenis lain, antara


lain :
1. Koperasi asuransi untuk resiko sakit dan kematian.
2. Koperasi pengadaan bahan
memasarkan hasil produksi.

baku

dan

sarana

produksi

serta

3. Koperasi produksi, yaitu dimana anggota-anggotanya sebagai pemilik


dan pekerja pada koperasi tersebut pada saat yang sama.

C. RAIFFEISSEN
Friedrich Wilhelm Raiffeissen (1818-1888) kepala desa di Flemmerfeld,
Weyerbush di Jerman. Raiffeissen membentuk koperasi-koperasi kredit
berdasarkan solidaritas dan tanggungan tidak terbatas yang dipikul oleh
para anggota perkumpulan koperasi tersebut, dan dibimbing brdasarkan
prinsip menolong diri sendiri, mengelola diri sendiri, dan mengawasi diri
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai