OLEH:
FEBRIANI SAHARDJI
A1A119025
KENDARI
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penulis masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Sejarah Koperasi Mulai dari Inggris Sampai Masuk
Ke Indonesia”.
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak Drs. Abdullah
Igo B.D., M.Si selaku dosen dalam mata kuliah Dasar-Dasar Ekonomi Koperasi. Sehingga
penulis memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama penulis membuat dan
menyelesaikan makalah ini. Dengan begitu, ilmu yang telah penulis peroleh tidak akan sia-
sia.
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh semua pihak.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan..............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
3.2 Saran..............................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
sekitar tahun 1896 yang dipelopori oleh R.A.Wiriadmaja. Namun secara resmi
gerakan koperasi Indonesia baru lahir pada tanggal 12 Juli 1947 pada kongres I di
Tasikmalaya yang diperingati sebagaiHari Koperasi Indonesia.
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Gerakan Koperasi di dunia, di mulai pada pertengahan abad 18 dan awal abad
19 di Inggris. Lembaga ini sering disebut dengan “KOPERASI PRAINDUSTRI”.
Dari sejarah perkembangannya, dimulai dari munculnya revolusi industri di Inggris
tahun 1770 yang menggantikan tenaga manusia dengan mesin-mesin industri yang
berdampak pada semakin besarnya pengangguran hingga revolusi Perancis tahun
1789 yang awalnya ingin menumbangkan kekuasaan raja yang feodalistik, ternyata
memunculkan hegemoni baru oleh kaum kapitalis. Semboyan Liberte- Egalite-
Fraternite (kebebasan-persamaan- kebersamaan) yang semasa revolusi didengung-
dengungkan untuk mengobarkan semangat perjuang rakyat berubah tanpa sedikitpun
memberi dampak perubahan pada kondisi ekonomi rakyat. Manfaat Liberte
(kebebasan) hanya menjadi milik mereka yang memiliki kapital untuk mengejar
keuntungan sebesar-besarnya. Semangat Egalite dan Fraternite (persamaan dan
persaudaraan) hanya menjadi milik lapisan masyarakat dengan strata sosial tinggi
(pemilik modal kapitalis). Sistem ekonomi kapitalis / liberal memberikan keuntungan
yang sebesar-besarnya kepada pemilik modal dan melahirkan kemelaratan dan
kemiskinan bagi masyarakat ekonomi lemah. Dalam kemiskinan dan kemelaratan ini,
Beberapa orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi
terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara sepontan
mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya dengan
mendirikan koperasi.
Pada tahun 1771-1858 gerakan koperasi digagas oleh Robert Owen, dia
menerapkannya dalam usaha permintaan kapsa di New Lanark, Skotlandia. Ternyata
koperasi ini di kembangkan lagi oleh William King pada tahun 1786-1865 dengan
mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris. King lalu menerbitkan publikasi
bulanan yang berjudul The Cooperator pada tanggal 1 Mei 1828, yang isinya
mengenai gagasab dan saran tentang mengelola toko dengan menggunakan prinsip
koperasi. Koperasi pun berkembang di negara-negara lainnya. Pada akhirnya koperasi
6
berkembang luas di negara-negara lainnya. Di jerman juga berdiri koperasi yang
menggunakan prinsip koperasi yang sama dengan koperasi buatan inggris. Koperas di
Inggris didirikan oleh Charles Foirer, Raffeinsen, dan Schulze Delitch. Di Perancis,
Louis Blanc membuat koperasi dengan megutamakan kualitas barang. Di Denmark
Pastor Christiansine mendirikan koperasi pertanian.
1. Inggris
Penderitaan yang dialami oleh kaum buruh di berbagai negara di eropa pada
awal abad ke -19 di alami pula oleh para pendiri Koperasi konsumsi di
Rochdale,Inggris, pada tahun 1844. Pada mulanya Koperasi Rochdale memang
hanya bergerak dalam usaha kebutuhan konsumsi. Tapi kemudian mereka mulai
mengembangkan sayapnya dengan melakukan usaha-usaha produktif. Dengan
berpegangan pada asas-asas Rochdale, para pelopor Koperasi Rochdale
mengembangkan toko kecil mereka itu menjadi usaha yang mampu mendirikan
pabrik,menyediakan perumahan bagi para anggotanya, serta menyelenggarakan
pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan anggota dan pengurus
Koperasi.Menyusul keberhasilan Koperasi Rochdale, pada tahun 1852 telah berdiri
sekitar 100 Koperasi Konsumsi di Inggris. Sebagaimana Koperasi Rochdale,
Koperasi-koperasi ini pada umumnya didirikan oleh para konsumen. Dalam rangka
lebih memperkuat gerakan Koperasi, pada tahun 1862, Koperasi-koperasi
konsumsi di Inggris menyatukan diri menjadi pusat Koperasi Pembelian dengan
nama The Cooperative Whole-sale Society, disingkat C. W. S. Pada tahun 1945, C.
W. S. telah memiliki sekitar 200 buah pabrik dan tempat usaha dengan 9.000
pekerja, yang perputaran modalnya mencapai 55.000.000 poundsterling.
Sedangkan pada tahun 1950, jumlah anggota Koperasi di seluruh wilayah Inggris
telah berjumlah lebih dari 11.000.000 orang dari sekitar 50.000.000 orang
penduduk Inggris.
2. Perancis
3. Jerman
Sekitar tahun 1848, saat inggris dan perancis telah mencapai kemajuan,
muncul seorang pelopor yang bernama F.W.Raiffeisen, walikota di Flammersfield
ia menganjurkan agar kaum petani menyatukan diri dalam perkumpulan simpan
pinjam. Setelah melalui beberapa rintangan, akhirnya Raiffesien dapat mendirikan
Koperasi dengan pedoman kerja sebagai berikut :
Pelopor Koperasi lainnya dari Jerman ialah seorang hakim bernama H. Schulze
yang berasal dari kota Delitzcsh. Pada tahun 1849 ia mempelopori pendirian
Koperasi simpan-pinjam yang bergerak di daerah perkotaan. Pedoman kerja
Koperasi simpan - pinjam Schulze adalah :
8
4. Denmark
5. Swedia
Salah seorang pelopor Koperasi yang cukup terkemuka dari Swedia bernama
Albin Johansen. Salah satu tindakannya yang cukup spektakuler adalah
menasionalisasikan perusahaan penyaringan minyak bumi yang menurut
pendapatnya, dapat dikelola dengan cara yang tidak kalah efisiennya oleh
Koperasi. Pada tahun 1911 gerakan Koperasi di Swedia berhasil mengalahkan
kekuatan perusahaan besar. Pada tahun 1926 Koperasi berhasil menghancurkan
monopoli penjualan tepung terigu yang dimilikki perusahan swasta.Pada akhir
tahun 1949, jumlah Koperasi di Swedia tercatat sebanyak 674 buah dengan sekitar
7.500 cabang dan jumlah anggota hampir satu juta keluarga. Rahasia keberhasilan
Koperasi-koperasi Swedia adalah berkat program pendidikan yang disusun secara
teratur dan pendidikan orang dewasa di Sekolah Tinggi Rakyat (Folk High
School), serta lingkaran studi dalam pendidikan luar sekolah. Koperasi Pusat
Penjualan Swedia (Cooperative Forbundet), mensponsori program-program
pendidikan yang meliputi 400 jenis kursus teknis yang diberikan kepada karyawan
dan pengurus Koperasi.
9
mengatasi kemelaratan rakyat. Didirikannya juga : rumah-rumah gadai, lumbang
desa, dan bank-bang desa.
10
mengatur Perkumpulan Perkumpulan Koperasi bagi golongan Bumiputra
No. 91, peraturan ini diberlakukan bagi golongan Bumiputra.
b. Pada tahun 1933 ditetapkan Peraturan Umum Perkumpulan-Perkumpulan
Koperasi No. 21, peraturan ini diberlakukan bagi golongan yang tunduk
kepada tatanan hukum Barat.
Pada tahun 1908 lahir perkumpulan “Budi Utomo” didirikan oleh Raden
Soetomo yang dalam programnya memanfaatkan sektor perkoprasian untuk
menyejahterakan rakyat miskin, di mulai dengan koperasi industri kecil dan
kerajinan. Ketetapan kongres Budi Utomo di Yogyakarta adalah antara lain:
memperbaiki dan meningkatkan kecerdasan rakyat melalui pendidikan, serta
mewujudkan dan mengembangkan gerakan berkoprasi. Telah didirikan: “ Toko
Adil “ sebagai langkah pertama pembentukan koperasi konsumsi.
11
2.2.2 Koperasi di Indonesia setelah merdeka
Pada tahun 1960 dengan Inpres no.2, koperasi ditugaskan sebagai badan
penggerak yang menyalurkan bahan pokok bagi rakyat. Dengan inpres no.3,
pendidikan koperasi di Indonesia ditingkatkan baik secara resmi di sekolah-
sekolah, maupun dengan cara informal melalui siaran media masa,dll yang dapat
memberikan informasi serta menumbuhkan semangat berkoperasi bagi rakyat.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 140 tentang
Penyaluran Bahan Pokok dan menugaskan koperasi sebagai pelaksananya.
1961, diselenggarakan Musyawarah Nasional Koperasi I (Munaskop I) di
Surabaya untuk melaksanakan prinsip Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi
Terpimpin
1965, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 14 th 1965, dimana
prinsip NASAKOM (Nasionalis, Sosialis dan Komunis) diterapkan di
Koperasi. Tahun ini juga dilaksanakan Munaskop II di Jakarta
1967 Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 12 tahun 1967
tentang Pokok Pokok Perkoperasian disempurnakan dan diganti dengan
UU no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian Peraturan Pemerintah No.9
tahun 1995 tentang kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Koperasi
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta:
Erlangga
Sumarsono, Sonny. 2003. Manajemen Koperasi: Teori dan Praktik. Jember: Graha
Ilmu.
15