Anda di halaman 1dari 15

DASAR-DASAR EKONOMI KOPERASI

‘’SEJARAH KOPERASI MULAI DARI INGGRIS SAMPAI MASUK KE


INDONESIA’’

OLEH:

FEBRIANI SAHARDJI

A1A119025

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penulis masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Sejarah Koperasi Mulai dari Inggris Sampai Masuk
Ke Indonesia”.

Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak Drs. Abdullah
Igo B.D., M.Si selaku dosen dalam mata kuliah Dasar-Dasar Ekonomi Koperasi. Sehingga
penulis memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama penulis membuat dan
menyelesaikan makalah ini. Dengan begitu, ilmu yang telah penulis peroleh tidak akan sia-
sia.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengalami beberapa hambatan. Penulis


menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh semua pihak.

Kendari, 03 Oktober 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................5

1.3 Tujuan..............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah koperasi di Dunia...............................................................................6

2.2 Sejarah koperasi di Indonesia.........................................................................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................13

3.2 Saran..............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..................................... ..............................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi adalah sebuah organisasi kerjasama antar anggota yang bertujuan


untuk meningkatkan kesejahteraan bagi para anggotanya. Koperasi pada awalnya
terbentuk karena adanya ketidak adilan dalam pelaksanaan sistem ekonomi. Pada
pertengahan abad ke-18 kemajuan teknologi dan pengetahuan telah mengubah wajah
dunia. Berbagai penemuan di bidang teknologi melahirkan tata dunia ekonomi yang
baru. Tatanan dunia ekonomi menjadi terpusat pada keuntungan perseorangan, yaitu
kaum pemilik modal ( kapitalisme) atau borjuis. Kaum kapitalis atau pemilik modal
memanfaatkan penemuan baru tersebut dengan sebaik-baiknya untuk memperkaya
dirinya dan memperkuat kedudukan ekonominya. Hasrat serakah ini melahirkan
persaingan bebas yang tidak terbatas. Sistem ekonomi kapitalis/liberal memberikan
keuntungan yang sebesar-besarnya kepada pemilik modal dan melahirkan
kemelaratan dan kemiskinan bagi masyarakat ekonomi lemah. Banyak buruh yang
kelaparan dan meninggal. Gaji yang ditetapkan para pengusaha tidak cukup untuk
kebutuhan sehari-hari. Akibat keserakahan para pengusaha untuk mendapatkan
efisiensi dalam perusahannya. Cara yang ditempuh para pengusaha untuk mencapai
efisiensi adalah dengan menekan biaya produksi yaitu upah buruh. Karena hal ini
kehidupan para buruh semakin menderita.

Dalam kemiskinan dan kemelaratan ini, Beberapa orang yang penghidupannya


sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan
beban ekonomi yang sama, secara sepontan mempersatukan diri untuk menolong
dirinya sendiri dan manusia sesamanya dengan mendirikan koperasi. Petama kali
koperasi muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Pada tahun 1844 lahirlah koperasi
pertama di Inggris yang terkenal dengan nama Koperasi Rochdale di bawah pimpinan
Charles Howart. Di Jerman, Frederich Willhelm Raiffeisen dan Hermann Schulze
memelopori Koperasi Simpan Pinjam. Di Perancis, muncul tokoh-tokoh kperasi
seperti Charles Fourier, Louis Blance, dan Ferdinand Lassalle. Setelah keberhasilan
koperasi Rochdale ini menimbulkan banyak bermunculan koperasi-koperasi baru baik
di Eropa maupun Asia. Koperasi masuk ke Indonesia sejak akhir abad XIX yaitu

4
sekitar tahun 1896 yang dipelopori oleh R.A.Wiriadmaja. Namun secara resmi
gerakan koperasi Indonesia baru lahir pada tanggal 12 Juli 1947 pada kongres I di
Tasikmalaya yang diperingati sebagaiHari Koperasi Indonesia.

Awalnya keberadaan koperasi itu hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok


para anggotanya, sehingga hanya ada koperasi konsumsi atau single purpose. Namun
dalam perkembangannya fungsi koperasi menjadi bermacam-macam antara lain
sebagai tolak ukur kegiatan usaha, sebagai bentuk usaha baru, dan sebagai alternatif
kegiatan usaha.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah koperasi di dunia?

2. Bagaimana sejarah koperasi di Indonesia?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui sejarah koperasi di dunia dan di indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Koperasi Dunia

Gerakan Koperasi di dunia, di mulai pada pertengahan abad 18 dan awal abad
19 di Inggris. Lembaga ini sering disebut dengan “KOPERASI PRAINDUSTRI”.
Dari sejarah perkembangannya, dimulai dari munculnya revolusi industri di Inggris
tahun 1770 yang menggantikan tenaga manusia dengan mesin-mesin industri yang
berdampak pada semakin besarnya pengangguran hingga revolusi Perancis tahun
1789 yang awalnya ingin menumbangkan kekuasaan raja yang feodalistik, ternyata
memunculkan hegemoni baru oleh kaum kapitalis. Semboyan Liberte- Egalite-
Fraternite (kebebasan-persamaan- kebersamaan) yang semasa revolusi didengung-
dengungkan untuk mengobarkan semangat perjuang rakyat berubah tanpa sedikitpun
memberi dampak perubahan pada kondisi ekonomi rakyat. Manfaat Liberte
(kebebasan) hanya menjadi milik mereka yang memiliki kapital untuk mengejar
keuntungan sebesar-besarnya. Semangat Egalite dan Fraternite (persamaan dan
persaudaraan) hanya menjadi milik lapisan masyarakat dengan strata sosial tinggi
(pemilik modal kapitalis). Sistem ekonomi kapitalis / liberal memberikan keuntungan
yang sebesar-besarnya kepada pemilik modal dan melahirkan kemelaratan dan
kemiskinan bagi masyarakat ekonomi lemah. Dalam kemiskinan dan kemelaratan ini,
Beberapa orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi
terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara sepontan
mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya dengan
mendirikan koperasi.

2.1.1 Perkembangan koperasi di Eropa

Pada tahun 1771-1858 gerakan koperasi digagas oleh Robert Owen, dia
menerapkannya dalam usaha permintaan kapsa di New Lanark, Skotlandia. Ternyata
koperasi ini di kembangkan lagi oleh William King pada tahun 1786-1865 dengan
mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris. King lalu menerbitkan publikasi
bulanan yang berjudul The Cooperator pada tanggal 1 Mei 1828, yang isinya
mengenai gagasab dan saran tentang mengelola toko dengan menggunakan prinsip
koperasi. Koperasi pun berkembang di negara-negara lainnya. Pada akhirnya koperasi

6
berkembang luas di negara-negara lainnya. Di jerman juga berdiri koperasi yang
menggunakan prinsip koperasi yang sama dengan koperasi buatan inggris. Koperas di
Inggris didirikan oleh Charles Foirer, Raffeinsen, dan Schulze Delitch. Di Perancis,
Louis Blanc membuat koperasi dengan megutamakan kualitas barang. Di Denmark
Pastor Christiansine mendirikan koperasi pertanian.

1. Inggris

Penderitaan yang dialami oleh kaum buruh di berbagai negara di eropa pada
awal abad ke -19 di alami pula oleh para pendiri Koperasi konsumsi di
Rochdale,Inggris, pada tahun 1844. Pada mulanya Koperasi Rochdale memang
hanya bergerak dalam usaha kebutuhan konsumsi. Tapi kemudian mereka mulai
mengembangkan sayapnya dengan melakukan usaha-usaha produktif. Dengan
berpegangan pada asas-asas Rochdale, para pelopor Koperasi Rochdale
mengembangkan toko kecil mereka itu menjadi usaha yang mampu mendirikan
pabrik,menyediakan perumahan bagi para anggotanya, serta menyelenggarakan
pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan anggota dan pengurus
Koperasi.Menyusul keberhasilan Koperasi Rochdale, pada tahun 1852 telah berdiri
sekitar 100 Koperasi Konsumsi di Inggris. Sebagaimana Koperasi Rochdale,
Koperasi-koperasi ini pada umumnya didirikan oleh para konsumen. Dalam rangka
lebih memperkuat gerakan Koperasi, pada tahun 1862, Koperasi-koperasi
konsumsi di Inggris menyatukan diri menjadi pusat Koperasi Pembelian dengan
nama The Cooperative Whole-sale Society, disingkat C. W. S. Pada tahun 1945, C.
W. S. telah memiliki sekitar 200 buah pabrik dan tempat usaha dengan 9.000
pekerja, yang perputaran modalnya mencapai 55.000.000 poundsterling.
Sedangkan pada tahun 1950, jumlah anggota Koperasi di seluruh wilayah Inggris
telah berjumlah lebih dari 11.000.000 orang dari sekitar 50.000.000 orang
penduduk Inggris.

2. Perancis

Perancis dan perkembangan industri telah menimbulkan kemiskkinandan


penderitaan bagi rakyat Perancis. Berkat dorongan pelopor-pelopor mereka seperti
Charles Forier, Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle, yang menyadari perlunya
perbaikan nasib rakyat, para pengusaha kecil di Perancis berhasil membangun
Koperasi-koperasi yang bergerak dibidang produksi. Dewasa ini di Perancis
7
terdapat gabungan Koperasi konsumsi nasional Perancis (Federation Nationale
Dess Cooperative de Consommation), dengan jumlah koperasi yang tergabung
sebanyak 476 buah. Jumlah anggotanya mencapai 3.460.000 orang, dan toko yang
di miliki berjumlah 9.900 buah dengan perputaran modal sebesar 3.600 milyar
franc/tahun.

3. Jerman

Sekitar tahun 1848, saat inggris dan perancis telah mencapai kemajuan,
muncul seorang pelopor yang bernama F.W.Raiffeisen, walikota di Flammersfield
ia menganjurkan agar kaum petani menyatukan diri dalam perkumpulan simpan
pinjam. Setelah melalui beberapa rintangan, akhirnya Raiffesien dapat mendirikan
Koperasi dengan pedoman kerja sebagai berikut :

1. Anggota Koperasi wajib menyimpan sejumlah uang


2. Uang simpanan boleh dikeluarkan sebagai pinjaman dengan membayar
bunga.
3. Usaha Koperasi mula-mula dibatasi pada desa setempat agar tercapai
kerjasama yang erat.
4. Pengurusan Koperasi diselenggarakan oleh anggota yang dipilih tanpa
mendapatkan upah.
5. Keuntungan yang diperoleh digunakan untuk membantu kesejahteraan
masyarakat

Pelopor Koperasi lainnya dari Jerman ialah seorang hakim bernama H. Schulze
yang berasal dari kota Delitzcsh. Pada tahun 1849 ia mempelopori pendirian
Koperasi simpan-pinjam yang bergerak di daerah perkotaan. Pedoman kerja
Koperasi simpan - pinjam Schulze adalah :

1. Uang simpanan sebagai modal kerja Koperasi dikumpulkan dari anggota


2. Wilayah kerjanya didaerah perkotaan.
3. Pengurus Koperasi dipilih dan diberi upah atas pekerjaannya.
4. Pinjaman bersifat jangka pendek.
5. Keuntungan yang diperoleh dari bunga pinjaman dibagikan kepada
anggota.

8
4. Denmark

Jumlah anggota Koperasi di Denmark meliputi sekitar 30% dari seluruh


penduduk. Denmark. Hampir sepertiga penduduk pedesaan Denmark yang berusia
antara 18 s/d 30 tahun balajar di perguruan tinggi. Dalam perkembangannya, tidak
hanya hasil-hasil pertanian yang didistribusikan melalui Koperasi, melainkan
meliputi pula barang-barang kebutuhan sector pertanian itu sendiri. Selain itu, di
Denmark juga berkembang Koperasi konsumsi. Koperasi-koperasi konsumsi ini
kebanyak didirikan oleh serikat-serikat pekerja di daerah perkotaan.

5. Swedia

Salah seorang pelopor Koperasi yang cukup terkemuka dari Swedia bernama
Albin Johansen. Salah satu tindakannya yang cukup spektakuler adalah
menasionalisasikan perusahaan penyaringan minyak bumi yang menurut
pendapatnya, dapat dikelola dengan cara yang tidak kalah efisiennya oleh
Koperasi. Pada tahun 1911 gerakan Koperasi di Swedia berhasil mengalahkan
kekuatan perusahaan besar. Pada tahun 1926 Koperasi berhasil menghancurkan
monopoli penjualan tepung terigu yang dimilikki perusahan swasta.Pada akhir
tahun 1949, jumlah Koperasi di Swedia tercatat sebanyak 674 buah dengan sekitar
7.500 cabang dan jumlah anggota hampir satu juta keluarga. Rahasia keberhasilan
Koperasi-koperasi Swedia adalah berkat program pendidikan yang disusun secara
teratur dan pendidikan orang dewasa di Sekolah Tinggi Rakyat (Folk High
School), serta lingkaran studi dalam pendidikan luar sekolah. Koperasi Pusat
Penjualan Swedia (Cooperative Forbundet), mensponsori program-program
pendidikan yang meliputi 400 jenis kursus teknis yang diberikan kepada karyawan
dan pengurus Koperasi.

2.2 Sejarah Koperasi di Indonesia

2.2.1 Masa sebelum kemerdekaan

Pada masa penjajahan di berlakukan “culturstelsel” yang mengakibatkan


penderitaan bagi rakyat, terutama para petani dan golongan bawah. Peristiwa
tersebut menimbulkan gagasan dari seorang Patih Purwokerto: Raden Ario
Wiriaatmadja (1895) seorang pamor praja di Puworkerto untuk mendirikan
sebuah Bank untuk para pegawai negeri dan orang kecil dalam membantu

9
mengatasi kemelaratan rakyat. Didirikannya juga : rumah-rumah gadai, lumbang
desa, dan bank-bang desa.

Beliau memiliki inisiatif untuk menolong para pegawai yang menderita


karena terjerat oleh para rentenir dengan pinjaman bunga yang tinggi. Patih
mendirikan seperti yang didirikan di Jerman yaitu koperasi kredit modal. Cita-
citanya dilanjutkan oleh De Wolfvan Westerrode (seorang asisten Presiden
Belanda), ketika beliau cuti berhasil mengunjungi Jerman dan mengusulkan
pengubahan nama “Bank Pertolongan Tabungan” menjadi “Bank Pertolongan,
Tabungan dan Pertanian” dengan diadakannya pergantian nama bank tersebut,
maka bukan hanya pegawai negeri yang perlu dibantu, melainkan para petani
juga. Beliau pun juga mengusulkan atas perubahan jenis badan usaha tersebut,
dari Bank menjadi Koperasi, dan usul untuk mendirikan lumbung untuk tiap desa
supaya para petani dapat menyimpan hasil panen pada musim panen dan
memberikan pinjaman pada saat musim paceklik. Beliau berusaha menjadikan
para lumbung itu menjadi “Koperasi Kredit Padi” akan tetapi Pemerintahan
Belanda tetap berpendirian lain, melainkan membentuk lumbung desa yang baru,
bank-bank desa, rumah gadai dan “Centale Kas” yang sekarang berubah nama
menjadi “Bank Rakyat Indonesia (BRI)”. Adapun alasan pembentukan koperasi
belum bisa di laksanakan pada zaman Pemerintahan Belanda dikarenakan :

1. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang


memberikan penerangan dan penyuluhan tentang koperasi
2. Belum ada Undang-undang yang mengatur kehidupan koperasi
3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi
karena pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan digunakan
kaum politik untuk tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan itu.

Mengantisipasi perkembangan koperasi yang sudah mulai menyebar ke


masyarakat, maka Pemerintah Hindia belanda mengeluarkan peraturan
perundangan tentang perkoperasian, dengan tahap sebagai berikut :

a. Pertama kali pada tahun 1915 diterbitkan Peraturan Perkumpulan


Koperasi No. 43,Pada tahun 1927 diterbitkan peraturan kembali yang

10
mengatur Perkumpulan Perkumpulan Koperasi bagi golongan Bumiputra
No. 91, peraturan ini diberlakukan bagi golongan Bumiputra.
b. Pada tahun 1933 ditetapkan Peraturan Umum Perkumpulan-Perkumpulan
Koperasi No. 21, peraturan ini diberlakukan bagi golongan yang tunduk
kepada tatanan hukum Barat.

Pada tahun 1908 lahir perkumpulan “Budi Utomo” didirikan oleh Raden
Soetomo yang dalam programnya memanfaatkan sektor perkoprasian untuk
menyejahterakan rakyat miskin, di mulai dengan koperasi industri kecil dan
kerajinan. Ketetapan kongres Budi Utomo di Yogyakarta adalah antara lain:
memperbaiki dan meningkatkan kecerdasan rakyat melalui pendidikan, serta
mewujudkan dan mengembangkan gerakan berkoprasi. Telah didirikan: “ Toko
Adil “ sebagai langkah pertama pembentukan koperasi konsumsi.

Pada Tahun 1915 lahir UU Koperasi yang pertama: “Verordening Op De


Cooperative Vereenigining” dengan Koninklijk Besluit, 7 April 1912 stbl 431
yang bunyinya sama dengan UU bagi rakyat Indonesia, anggaran dasar koperasi
tersebut harus dalam Bahasa Belanda dan dibuat di hadapan notaris.

Pada tahun 1927 dibuat kembali peraturan “Regeling Inlandschhe


Cooperatieve” dan dibentuknya Serikat Dagang Islam dengan tujuan untuk
memperjuangkan kedudukan ekonomi pengusaha-pengusaha pribumi. Pada tahun
1929didirikan Partai Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan
semangat koperasi. Pada tahun 1933 dikeluarkan UU yang menyerupai UU No.
431 sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya.

Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia, kemudian Jepang


mendirikan koperasi “Kumiyai”. Awalnya koperasi yang didirikan ini jalan sesuai
rencana, namun di kemudian hari adanya perubahan drastis mengenai fungsi
koperasi itu didirikan, yakni menjadi alat Jepang untuk mengeruk keuntungan dan
menyengsarakan rakyat Indonesia.

11
2.2.2 Koperasi di Indonesia setelah merdeka

Pada tanggal 12 Juli 1947, dibentuk SOKRI (Sentral Organisasi Koperasi


Rakyat Indonesia) dalam Kongres Koperasi Indonesia I di Tasikmalaya, sekaligus
ditetapkannya sebagai Hari Koperasi Indonesia.

Pada tahun 1960 dengan Inpres no.2, koperasi ditugaskan sebagai badan
penggerak yang menyalurkan bahan pokok bagi rakyat. Dengan inpres no.3,
pendidikan koperasi di Indonesia ditingkatkan baik secara resmi di sekolah-
sekolah, maupun dengan cara informal melalui siaran media masa,dll yang dapat
memberikan informasi serta menumbuhkan semangat berkoperasi bagi rakyat.

Lalu pada tahun 1961, dibentuk Kesatuan Organisasi Koperasi Seluruh


Indonesia (KOKSI).Pada tanggal 2-10 Agustus 1965, diadakan (Musyawarah
Nasional Koperasi) MUNASKOP II yang mengesahkan Undang-Undang
koperasi no.14 tahun 1965 di Jakarta.

2.2.3 Koperasi di Indonesia pada zaman orde baru hingga sekarang

Berikut beberapa kejadian perkembangan koperasi di Indonesia pada zaman


orde baru hingga sekarang :
Pada tanggal 18 Desember 1967, Presiden Soeharto mensahkan Undang-
Undang koperasi no.12 tahun 1967 sebagai pengganti Undang-Undang no.14
tahun 1965.
Pada tahun 1969, disahkan Badan Hukum terhadap badan kesatuan Gerakan
Koperasi Indonesia (GERKOPIN).
Pada tanggal 9 Februari 1970, dibubarkannya GERKOPIN dan sebagai
penggantinya dibentuk Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN).
Pada tanggal 21 Oktober 1992, disahkan Undang-Undang no.25 tahun 1992
tentang perkoperasian, undang-undang ini merupakan landasan yang kokoh bagi
koperasi Indonesia di masa yang akan datang.
Masuk tahun 2000an hingga sekarang perkembangan koperasi di Indonesia
cenderung jalan di tempat.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

SEJARAH LAHIRNYA KOPERASI

 1844 di Rochdale Inggris, lahirnya koperasi modern yang berkembang


dewasa ini. Th 1852 jumlah koperasi di Inggris sudah mencapai 100 unit
 1862 dibentuklah Pusat Koperasi Pembelian “The Cooperative Whole Sale
Society (CWS)
 1818 – 1888 koperasi berkembang di Jerman dipelopori oleh Ferdinan
Lasalle, Fredrich W. Raiffesen
 1808 – 1883 koperasi berkembang di Denmark dipelopori oleh Herman
Schulze
 1896 di London terbentuklah ICA (International Cooperative Alliance)
maka koperasi telah menjadi suatu gerakan internasional

Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia

 1895 di Leuwiliang didirikan pertama kali koperasi di Indonesia (Sukoco,


“Seratus Tahun Koperasi di Indonesia”). Raden Ngabei Ariawiriaatmadja,
Patih Purwokerto dkk mendirikan Bank Simpan Pinjam untuk menolong
teman sejawatnya para pegawai negeri pribumi melepaskan diri dari
cengkeraman pelepas uang. Bank Simpan Pinjam tersebut, semacam Bank
Tabungan jika dipakai istilah UU No. 14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok
Perbankan, diberi nama “De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der
Inlandsche Hoofden” = Bank Simpan Pinjam para ‘priyayi’ Purwokerto.
Atau dalam bahasa Inggris “the Purwokerto Mutual Loan and Saving Bank
for Native Civil Servants”
 1920 diadakan Cooperative Commissie yang diketuai oleh Dr. JH. Boeke
sebagai Adviseur voor Volks-credietwezen. Komisi ini diberi tugas untuk
menyelidiki apakah koperasi bermanfaat di Indonesia.
 12 Juli 1947, diselenggarakan kongres gerakan koperasi se Jawa yang
pertama di Tasikmalaya

13
 1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 140 tentang
Penyaluran Bahan Pokok dan menugaskan koperasi sebagai pelaksananya.
 1961, diselenggarakan Musyawarah Nasional Koperasi I (Munaskop I) di
Surabaya untuk melaksanakan prinsip Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi
Terpimpin
 1965, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 14 th 1965, dimana
prinsip NASAKOM (Nasionalis, Sosialis dan Komunis) diterapkan di
Koperasi. Tahun ini juga dilaksanakan Munaskop II di Jakarta
 1967 Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 12 tahun 1967
tentang Pokok Pokok Perkoperasian disempurnakan dan diganti dengan
UU no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian Peraturan Pemerintah No.9
tahun 1995 tentang kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Koperasi

3.2 Saran

Setiap organisasi yang terbentuk pasti memiliki sejarah yang mendasari


berdirinya organisasi tersebut. Jadi untuk memahami dasar-dasar yang ada dalam
organisasi hendaknya perlu mengetahui juga sejarah dari didirikannya suatu
organisasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Edi Siswanto, Sri. 1987.Koperasi di Dalam Orde Ekonomi Indonesia. Jakarta:


Universitas Indonesia UI Press.

G. Kartasapoetra, dkk. 1989. Koperasi Indonesia. Jakarta: PT Bina Adaksara, PT


Rineka Cipta.

Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta:
Erlangga

Sumarsono, Sonny. 2003. Manajemen Koperasi: Teori dan Praktik. Jember: Graha
Ilmu.

Suradjiman, Drs. 1967. Ideologi Koperasi. Bandung: Ganaco.

http://id .wikipedia.org/wiki/koperasi diakses 14 Maret 2016

15

Anda mungkin juga menyukai