Anda di halaman 1dari 14

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

EKU112M (A3)
MENGUKUR BIAYA HIDUP
Dosen Pengampu : Drs. I Wayan Wenagama, M.P.

KELOMPOK 2

NI MADE PREMA INDRAYANI (2107521010)

Ni Nengah yoni Swari (2107521012)

Made Tarina Mahalini (2107521013)

Ni Made Putri Gangga Pratiwi (2107521016)

I Putu Bagus Surya Mahardika (2107521018)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi perekonomian secara keseluruhan berpengaruh sangat besar terhadap
kita semua. Maka dari itu, penting untuk membahas sejumlah data yang digunakan
oleh para ekonom dan pembuat kebijakan untuk memonitor kinerja perekonomian
secara keseluruhan. Salah satu yang penting diketahui adalah perhitungan biaya
hidup. Perhitungan biaya hidup merupakan sebuah pengorbanan sumber daya atau
nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang
diharapkan memberi manfaat di saat sekarang atau ketika nanti di masa yang akan
datang.
Dalam ilmu ekonomi makro, untuk mengukur suatu pendapatan total dari
sebuah Negara dapat menggunakan PDB atau Produk Domestik bruto dan untuk
mengukur keseluruhan dari biaya hidup dapat menggunakan IHK.
Dalam sebuah negara penting untuk mengetahui perkembangan atau
pembangunan ekonomi dari tahun ke tahun. Ilmu Ekonomi makro menjelaskan
berupa data konkret tentang bagaimana suatu negara dapat tumbuh dan berkembang
bahkan suatu negara dapat melemah dalam bidang ekonomi.
PEMBAHASAN

A. Menerapkan Bagaimana IHK Dihitung


IHK atau Indeks Harga Konsumen merupakan indeks harga yang dimana
menghitung harga rata-rata dari barang maupun jasa yang dikonsumsi oleh rumah
tangga. IHK selalu digunakan untuk mengukur tingkat inflasi dari suatu negara dan
sebagai pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang pension. IHK menghitung
harga dari beberapa barang tertentu yang dimana berkaitan keperluan rumah tangga
misalnya seperti bahan makanan, dan beragam barang dan jasa yang dimana seluruh
barang tersebut adalah kebutuhan konsumen.
Indeks harga konsumen adalah ukuran biaya dari semua barang dan jasa yang
dibeli oleh konsumen yang akan dimanfaatkan mengamati perubahan dalam biaya hidup
sepanjang waktu . Menghitung indeks harga konsumen pun memiliki rumus yang dimana
membandingkan harga sekarang dengan harga tahun dasar.
Perumusan tersebut ialah:
Indeks harga disebut istilah tingkat harga . Yang dimana di dalam perumusan
indeks harga mengacu ke tahun dasar penetapan harga. Skala nya yang dipakai ialah
persentase dengan nilai dasar sebesar 100%, Indeks harga di tahun yang lain diketahui
melaksanakan perbandingan tingkat harga dengan tahun itu pada harga tahun dasar. Lalu
nilai pun diperoleh yang dikalikan dengan nilai 100 dan nilai yang sudah diperoleh dari
indeks harga adalah rasio dari tahun yang sekarang dan tahun dasar.

Contoh membuat perhitungan IHK:

1. Kalian mencari dulu harga-harga yang di tahun lalu seperti nota bahan makanan
yang tahun lalu lalu dipakai secara baik untuk menjadi catatan dan jika memiliki
nota dari tahun lalu kita pastikan dulu apakah memiliki tanggal. Dan yang tertera
merupakan buka harga sekarang
2. Dari yang harga kalian belanjakan sebelumnya kita jumlahkan harga-harga nya,
biasanya IHK itu terbatas pada barang konsumen yang dimana paling sering
digunakan seperti telur atau detergen ,shampoo dan bila kalian memakai catatan
belanjaan sendiri dan kita mencoba menentukan harga umum dan bukan hanya
menentukan perubahan dari satu barang mungkin kalian juga dapat menghilangkan
barang apa saja yang jarang dibeli .

3. Jika sudah mencari catatan dari harga tahun lalu sekarang kalian cari catatan dari
harga tahun sekarang , jika mencari lalu sekarang melakukan tujuan perbandingan
yang dimana dapat bermanfaat untuk memastikan harga yang digunakan dari merek
yang sama dan dari penjual yang sama dikarenakan perbedaan harga pada setiap
usaha dan pada satu merek oleh merek yang lain dan satu-satunya cara untuk
mengetahui perubahan harga pada setiap waktu adalah dengan meminimalkan
variable
4. Dan kita jumlahkan harga tahun sekarang , kalian harus memakai daftar barang yang
mirip dengan barang yang kalian gunakan sekarang dan kalian jumlahkan dengan
harga yang tahun lalu seperti bila sepotong roti ada pada daftar pertama kalian dan
sepotong roti harus menjadi bagian dari harga yang sekarang

5. Membagikan harga sekarang dengan harga yang lama , seperti kalau jumlah harga
yang sekarang 1.170.000 dan total harga yang lama ialah 1.040.000 jadi jumlah nya
1,125y ( dilambangkan secara matematis,1.170.000 ÷ 1.040.000 = 1,125)
6. Mengalikan jumlahnya dengan 100. Dasar untuk IHK ialah 100 yang dimana titik
awal jika membandingkan dengan landasan dasar yang sama dengan 100% membuat
angka kalian sebanding , Bayang IHK sebagai persentase . Harga yang lama
melambangkan baseline dan landasan dasar dideskripsikan 100%. Contohnya kita
guna seperti contoh sebelum nya yang dimana harga sekarang menjadi 112,5%
harga yang lalu

7. Mengurangi 100 dari jumlah yang baru untuk mencari perubahan di dalam IHK ,
dengan melakukan ini kalian dapat mengurangi baseline yang dilambangkan 100
untuk menentukan perubahan setiap waktu
B. Masalah-Masalah Dalam Perhitungan Biaya Hidup
Tujuan penggunaan indeks harga konsumen (IHK) adalah mengukur
perubahan-perubahan biaya hidup. Dengan kata lain, indeks harga konsumen
membantu kita mengukur seberapa banyak pendapatan yang harus bertambah agar
dapat mempertahankan standar hidup. Namun demikian, indeks harga konsumen
bukanlah alat ukur yang sempurna untuk menghitung biaya hidup. Secara umum, ada
tiga masalah pokok yang sulit diatasi (Mankiw, 2006: 33).
1. Bias Substitusi
Masalah pertama disebut bias substitusi. Bias substitusi ini dapat digambarkan
dengan keadaan di mana konsumen akan mengganti barang-barang kebutuhannya
dengan barang-barang lain yang harganya lebih murah.
Apabila IHK diasumsikan dengan sekeranjang barang dan jasa tertentu, maka
indeks harga konsumen telah mengabaikan adanya kemungkinan substitusi
konsumsi. Akibatnya, indeks ini cenderung menetapkan kenaikan biaya hidup
yang terlalu tinggi dari satu tahun ke tahun berikutnya.
Misalnya, dalam suatu tahun harga apel lebih murah daripada buah pir, sehingga
konsumen lebih banyak membeli buah apel daripada buah pir. Ketika ekonom
statistika menetapkan isi keranjang barang dan jasa, buah apel lebih banyak
dimasukkan daripada buah pir.
Andaikan pada tahun berikutnya harga buah pir lebih murah dari apel, maka
konsumen akan merespon perubahan harga tersebut dengan mengonsumsi lebih
banyak pir daripada apel. Namun demikian, pakar statistika mengasumsikan
bahwa konsumen tetap membeli apel yang harganya sedang mahal dengan jumlah
yang sama seperti tahun sebelumnya. Oleh karena itulah indeks akan menghitung
peningkatan biaya hidup yang lebih besar.
2. Munculnya Barang-Barang yang Baru
Masalah kedua yang berhubungan dengan indeks harga konsumen adalah
munculnya barang-barang yang baru. Menurut Mankiw (2006: 34), ketika terdapat
barang baru di pasar, konsumen lebih banyak pilihan.
Selanjutnya, jumlah pilihan yang semakin banyak akan meningkatkan nilai
uang, sehingga konsumen membutuhkan lebih sedikit uang untuk
mempertahankan standar hidupnya. Maka dari itu, indeks ini tidak dapat
mencerminkan perubahan dalam daya beli uang karena IHK dihitung berdasarkan
keranjang barang dan jasa yang tetap.
Contohnya, ketika media online diperkenalkan pada pasar, seperti
kompas.com, konsumen dapat membacanya di sela-sela waktu kosong di mana
pun mereka berada. Dibandingkan dengan media cetak, seperti koran, pilihan ini
memberikan kenyamanan yang lebih besar dan biaya yang lebih murah.
Sebuah indeks biaya hidup yang sempurna seharusnya menunjukkan bahwa
pemasaran media online mengakibatkan penurunan biaya hidup. Bagaimanapun
juga, indeks harga konsumen tidak menunjukkan penurunan sebagai dampak dari
dipasarkannya media online.
Akhirnya, ekonom statistika merevisi isi keranjang barang dan jasa dengan
memasukkan media online ke dalamnya, sehingga indeks dapat memantau
perubahan harganya. Namun, penurunan biaya hidup yang semestinya terjadi
karena pemasaran media online tidak pernah muncul dalam indeks.
3. Perubahan Kualitas
Masalah ketiga adalah perubahan kualitas yang tidak terukur. Jika kualitas
suatu barang memburuk dari tahun ke tahun, nilai uang akan jatuh sekalipun harga
barangnya tetap. Demikian pula apabila kualitas barang tersebut meningkat dari
tahun ke tahun, nilai uang akan meningkat (Mankiw, 2006: 35).
Pakar statistika berusaha untuk memperhitungkan perubahan kualitas ini. Jika
kualitas suatu barang dalam keranjang berubah -- misalnya sebuah mobil jenis
baru memiliki tenaga yang lebih besar atau penggunaan bahan bakarnya lebih
hemat -- Ekonom statistika berusaha menyesuaikan harga barang tersebut dengan
perubahan kualitasnya.
Pada pokoknya, ekonom statistika mencoba menghitung harga sekeranjang
barang dan jasa yang kualitasnya tetap. Walaupun demikian, perubahan kualitas
tetap merupakan suatu masalah karena kualitas sangat sulit diukur.
Masih banyak perdebatan yang terjadi di antara para ekonom mengenai
seberapa sulit masalah pengukuran ini dan apa yang harus dilakukan untuk
mengatasinya. Berdasarkan penelitian tahun 1990-an, IHK dapat menimbulkan
inflasi sekitar satu persen per tahun dan ini dianggap terlalu besar pada saat itu
dari kenyataan sebenarnya.
Untuk menanggapi hal itu, pakar statistika melakukan perubahan teknis guna
memperbaiki indeks harga konsumen. Sejak itu, para ekonom percaya bahwa
ketidakakuratan tersebut sekarang kira-kira hanya setengahnya.
C. Perbedaan Deflator PDB dengan IHK
Indeks Harga Konsumen (IHK) dan deflator Produk Domestik Bruto (PDB)
merupakan instrumen untuk mengukur tingkat inflasi suatu negara. IHK dan deflator
PDB memiliki karakteristik yang dapat dibedakan. Berikut ini merupakan perbedaan
mendasar dari IHK dan PDB.
1. Pada IHK yang dihitung adalah barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen sehingga
hanya mengukur perubahan harga untuk barang/jasa tertentu.Sedangkan pada
deflator PDB yang dihitung adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri
sehingga deflator PDB mengukur rata-rata perubahan harga untuk barang/jasa secara
umum.
2. Melihat dari perbedaan nomor 1, deflator PDB memasukan semua konsumsi, baik
dari sektor rumah tangga, sektor usaha, maupun pemerintah. Sedangkan IHK hanya
menggunakan konsumsi sektor rumah tangga dalam perhitungannya.
3. Pada IHK barang impor yang dibeli oleh konsumen juga dihitung ke dalam IHK.
Sedangkan deflator PDB hanya memasukan output yang dihasilkan di dalam negeri.
4. IHK membandingkan harga kelompok barang & jasa terbaru dengan kelompok
tahun sebelumnya, dimana kuantitas barangnya tetap (Fixed Basket). Sedangkan di
dalam deflator PDB menggunakan harga dan jumlah terkini untuk membandingkan
sehingga jumlah kuantitasnya berubah-ubah.
5. Pada IHK kelompok barang dan jasa hanya diperbarui 4 atau 5 tahun sekali.
Sedangkan deflator PDB selalu menggunakan produksi terkini.
Tabel Perbedaan IHK dan Deflator PDB.

No. Indeks Harga Konsumen Deflator Produk Domestik Bruto

(IHK) (Deflator PDB)

1 Barang/jasa yang dibeli oleh konsumen Barang/jasa yang diproduksi dalam negeri
2 Hanya menggunakan konsumsi sektor Menggunakan konsumsi di semua sektor
rumah tangga dalam perhitungannya dalam perhitungannya

3. Memasukkan barang/jasa impor yang Hanya memasukkan output yang dihasilkan di


dibeli konsumen dalam negeri

4 Membandingkan dengan "paket" Membandingkan dengan harga & jumlah


barang/jasa dengan jumlah tetap (Fixed produksi terkini dengan harga & jumlah
Basket) produksi tahun dasar.

5 Paket/Kelompok barang tetap biasanya Selalu menggunakan produksi terkini


akan diperbarui 4 atau 5 tahun sekali

D. Menggambarkan Nilai Uang dari Waktu yang Berbeda


Pengertian Konsep Nilai Uang Atas Waktu
Time value of money adalah sebuah konsep kalkulasi nilai uang berdasarkan
waktu. Konsep ini diterapkan karena nilai nominal uang pada saat ini dapat berbeda
dengan nilai nominal uang di masa yang akan datang. Dengan kata lain, dalam hal ini,
waktu berubah menjadi fungsi dari uang.
Salah satu penyebab dari pengurangan nilai uang di masa mendatang ialah inflasi
(kenaikan biaya). Hal ini bisa jadi didasarkan pada teori ekonomi yang pernah
dikemukakan oleh seorang ekonom asal Austria, Eugen von Böhm-Bawerk (1851 –
1914). Menurut beliau, terdapat tiga alasan di balik berkurangnya nilai suatu barang di
masa depan, yakni:
1. Keuntungan yang akan diperoleh di masa mendatang dipertanyakan kepastiannya,
sementara keuntungan di masa kini dianggap sangat jelas.
2. Rasa puas manusia terhadap suatu keinginan atau kehendak yang hadir di masa kini
dianggap lebih bernilai dibandingkan rasa puas akan keinginan atau cita-cita di masa
depan.
3. Barang-barang yang tersedia di waktu sekarang dinilai lebih bermanfaat dan
dibutuhkan daripada barang-barang yang masih diprediksikan kelak muncul di masa
depan.
Setidaknya terdapat 2 (dua) pertimbangan sebagai dasar dari konsep nilai waktu
(time value of money) uang yaitu:
1. Presence of inflation : Konsep Presence of inflation, mempertimbangkan laju inflasi
pada setiap aktivitas ekonomi, sebagai contoh pada saat ini, dengan uang sebesar
Rp.1 juta akan dapat dibeli 10 unit barang. Jika inflasi diasumsikan sebesar 10 %
pertahun, maka pada 1 tahun yang akan datang hanya dapat dibeli 9 unit barang.
Atas berkurangnya daya beli akibat inflasi maka diperlukan kompensasi.
2. Preference present consumption to future consumption: Konsep Preference present
consumption to future consumption, mendefinisikan bahwa present consumption
lebih disukai daripada future consumption. Setiap orang akan lebih memilih untuk
membeli barang pada hari ini daripada tahun yang akan datang tingkat inflasi 0
%.Sehingga, atas penundaan pembelian barang (consumption), seseorang
memberikan syarat kompensasi.
Manfaat dari Konsep Nilai Waktu atas Uang
Sejatinya, konsep time value of money adalah metode penghitungan ekonomi
yang sangat diperlukan guna merencanakan keuangan masa depan. Pada umumnya,
konsep ini diterapkan dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Dengan begitu, seorang
manajer keuangan sangat dianjurkan untuk memahaminya dalam mengambil keputusan
finansial, seperti menjalankan investasi pada sebuah aktiva serta mencari sumber dana
pinjaman.
E. Menetapkan Indek Untuk Mengoreksi Dampak Inflasi
Variabel Ekonomi dan Bisnis
Inflasi merupakan kenaikan tingkat harga yang terjadi secara terus menerus yang
mempengaruhi individu, pengusaha serta pemerintah. Selain itu, secara umum inflasi
sering dianggap sebagai sebuah masalah yang krusial dan harus segera diselesaikan.
Dampak yang ditimbulkan akan menyebabkan perekonomian mengalami ketidakstabilan,
pertumbuhan ekonomi yang melambat, dan bahkan pengangguran yang akan terus
meningkat. Adapun dua hal yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi, yakni:
1. Inflasi Terjadi Karena Adanya Tarikan Permintaan (Demand-Pull Inflation)
Inflasi ini awalnya muncul dari adanya permintaan total (Agregat Demand), sementara
itu produksi sudah berada pada keadaan kesempatan kerja yang penuh. Faktor inflasi
dari sisi permintaan terjadi dikarenakan tingginya permintaan barang maupun jasa
relatif terhadap ketersediaanya. Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini
digambarkan oleh output rill yang melebihi output potensialnya.
2. Inflasi Terjadi Akibat Adanya Dorongan Biaya (Cost-Push Inflation)
Inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi inflasi yang
dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul dimulai dengan adanya penurunan dalam
penawaran total (Aggregate Supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi.
Indeksasi
Indeks harga dapat dipergunakan untuk melakukan koreksi efek dari inflasi ketika
membandingkan nilai uang dalam waktu yang berbeda. Semisal sejumlah nilai uang
secara otomatis dikoreksi yang dikarenakan perubahan tingkat harga oleh suatu
pemberlakuan peraturan maupun kontrak, maka jumlah itu dapat dikatakan telah
diindeksasi terhadap inflasi. Dengan kata lain, indeksasi (indexation) merupakan koreksi
otomatis berdasarkan aturan atau kontrak terhadap sejumlah nilai uang akibat adanya
efek inflasi.
Banyak kontrak yang memiliki jangka panjang antara perusahaan dan serikat
yang telah memasukan setengah hingga sebagian indeksasi upah terhadap indeks harga
konsumen. Biaya provisi sering disebut dengan tunjangan biaya hidup (cost of living
allowance) atau sering disebut dengan COLA. Cost of living allowance secara otomatis
akan dapat meningkatkan upah ketika indeks harga konsumen meningkat. Terdapat
sebuah contoh, yakni
F. Menghitung Suku Bunga Nominal dan Riil
Suku Bunga Nominal versus Tingkat Bunga Riil
Suku bunga nominal atau tingkat bunga nominal (nominal interest rate) mengacu
pada suku bunga sebelum disesuaikan dengan inflasi. Indikator ini memberitahu kita
berapa banyak peminjam harus membayar di masa depan sebagai imbalan atas pinjaman
rupiah hari ini. Istilah ini juga mengacu pada tingkat bunga surat utang, yang dihitung
berdasarkan persentase dari nilai nominalnya daripada harga pasarnya. Suku bunga
nominal sama dengan suku bunga riil ditambah ekspektasi tingkat inflasi. Kita dapat
merumuskannya sebagai berikut:
[Tingkat bunga riil = Tingkat bunga nominal - Tingkat inflasi]
Tingkat bunga riil merupakan selisih antara tingkat bunga nominal dan tingkat
inflasi. Tingkat bunga nominal menjelaskan berapa cepat jumlah Dolar pada rekening
bank Anda mengalami peningkatan setiap waktu, sementara tingkat bunga riil
menjelaskan kepada anda seberapa cepat daya beli pada rekening bank Anda meningkat
tiap waktu. Karena terkikis oleh inflasi, pemberi pinjaman dan investor biasanya fokus
pada suku bunga riil karena memberikan gambaran aktual tentang pengembalian riil yang
mereka dapatkan.
Perubahan tingkat bunga nominal mencerminkan perubahan dalam beberapa
faktor. Itu termasuk pengembalian riil yang diperlukan oleh pemberi pinjaman,
ekspektasi inflasi, dan biasanya juga, premi risiko untuk mengimbangi ketidakpastian.
Ketidakpastian ini dapat dikaitkan dengan kemampuan peminjam untuk membayar atau
faktor risiko ekonomi makro lainnya seperti nilai tukar dan pertumbuhan ekonomi.
Ketidakpastian yang lebih tinggi terkait dengan inflasi di masa depan, misalnya,
menyebabkan pemberi pinjaman menuntut premi risiko yang lebih tinggi, yang mana
menaikkan suku bunga nominal.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari materi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa IHK merupakan indeks
harga yang mengukur harga rata-rata dari barang maupun jasa yang dikonsumsi oleh
rumah tangga. Menghitung IHK dilakukan dengan membandingkan harga sekarang
dengan harga tahun dasar. Namun IHK bukanlah ukuran biaya hidup yang sempurna,
terdapat masalah-masalah pokok yang sulit diatasi, seperti bias substitusi, munculnya
barang-barang baru, dan terjadinya perubahan kualitas. IHK bukan satu-satunya
instrumen untuk mengukur tingkat inflasi suatu negara, deflator PDB juga dapat
digunakan. Melihat dari karakteristiknya IHK dan deflator PDB memiliki perbedaan
yang mendasar. Inflasi sendiri menyebabkan terjadinya pengurangan nilai uang
dimasa depan. Hal ini terkait dengan konsep nilai uang atas waktu. Untuk
membandingkan nilai uang dalam waktu yang berbeda saat melakukan koreksi
dampak dari inflasi, indeks harga dapat digunakan. Inflasi yang meningkat akan
berpengaruh pada naiknya suku bunga nominal. Meski suku bunga riil tetap, namun
premi untuk inflasi akan ikut mengalami kenaikan. Menghitung suku bunga nominal
dan riil dapat menggunakan rumus suku bunga nominal sama dengan suku bunga riil
ditambah dengan ekspektasi tingkat inflasi.
DAFTAR PUSTAKA

Belajar Ekonomi. (2018). Indeks Harga Konsumen, Indeks Harga Produsen, dan Penentuan
Tingkat Inflasi. Ajarekonomi.com. URL:
https://www.ajarekonomi.com/2018/11/indeks-harga-konsumen-indeks-harga.html
#:~:text=GDP%20deflator%20mengukur%20rata%2Drata,harga%20untuk%20bar
ang%2Fjasa%20tertentu.&text=IHK%20memasukkan%20harga%20barang%2Fjas
a,yang%20dihasilkan%20di%20dalam%20negeri. Diakses pada 12 Februari 2022.
Cerdasco. (2019). Suku Bunga Nominal. Cerdasco.com. URL:
https://cerdasco.com/suku-bunga-nominal/. Diakses pada 13 Februari 2022.
Mankiw, N.G. (2015). 7th edition.​ Principles of Economics. South-Western Cengage
Learning. Asia Pte Ltd. Singapore.
Mesran. (2021). Nilai Waktu Uang (Time Value Of Money). URL:
http://fkpt.org/berita/nilai-waktu-uang-time-value-of-money. Diakses pada 13
Februari 2022.
Ramadhani, Niko. (2021). Memahami Time Value of Money Lebih Dalam. URL:
https://www.akseleran.co.id/blog/time-value-of-money-adalah/. Diakses pada 13
Februari 2022.
Situsekonomi. (2019). Masalah-masalah dalam Perhitungan Biaya Hidup. Situsekonomi.com.
URL:https://www.situsekonomi.com/2019/03/masalah-masalah-dalam-perhitungan
-biaya.html?m=1. Diakses pada 12 Februari 2022.
Solihin, Muhammad. (2021). Persamaan dan Perbedaan antara Deflator PDB dan CPI.
URL:https://mangihin.com/persamaan-dan-perbedaan-antara-deflator-pdb-dan-cpi/.
Diakses pada 12 Februari 2022.
WikiHow. Cara Menghitung Indeks Harga Konsumen. wikiHow.com. URL:
https://id.wikihow.com/Menghitung-Indeks-Harga-Konsumen. Diakses pada 13 
Februari 2022.
Wikipedia. (2022). Indeks Harga Konsumen. Wikipedia.org. URL:
https://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_harga_konsumen. Diakses pada 13 Februari
2022.

Anda mungkin juga menyukai