Anda di halaman 1dari 7

PERHITUNGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

Consumer Price Index (CPI) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Indeks Harga
Konsumen (IHK) adalah ukuran biaya keseluruhan barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ahli statistik pemerintah secara rutin menghitung dan
melaporkan indeks harga konsumen. Yang menjadi permasalahan pokok dalam pembahasan ini
adalah bagaimana cara menghitung indeks harga konsumen dan masalah masalah apa saja yang
muncul dalam pengukurannya.

CARA MENGHITUNG INDEKS HARGA KONSUMEN

Ketika menghitung indeks harga konsumen dan laju inflasi. Departemen menggunakan data
tentang harga harga ribuan barang dan jasa. Untuk melihat bagaimana sesungguhnya data
data statistik ini dibentuk, kita bisa mengambil sebuah contoh perekonomian yang sederhana ,
dimana konsumen hanya mengonsumsi dua macam barang, yaitu hotdog dan hamburger.

1. Tentukan Isi Keranjangnnya. Langkah pertama dalam menghitung indeks harga konsumen
adalah dengan menetapkan harga harga apa saja yang paling penting bagi rata rata konsumen
tertentu. Jika kebanyakan konsumen membeli lebih banyak hotdog dari pada hamburger. Maka
harga hotdog lebih penting dari pada harga hamburger, sehingga harus diberikan bobot dalam
mengukur biaya hidup.

2. Tetapkan Harga. Langkah kedua dalam menghitung indeks harga konsumen adalah
mengetahui harga setiap barang atau jasa yang ada dalam keranjang belanjaan rata rata
konsumen tersebut dari waktu ke waktu.

3. Menghitung harga seluruh isi keranjang. Langkah ketiga adalah menggunakan data harga
harga untuk menghitung jumlah harga keseluruhan isi keranjang barang atau jasa dari waktu ke
waktu.

4. Pilih tahun dasar dan hitung indeksnya. Langkah keempat adalah memilih salah satu tahun
sebagai tahun dasar, yang akan menjadi patokan perhitungandan perbandingan dengan tahun
tahun lain. Untuk menghitungnya, harga sekeranjang barang atau jasa setiap tahun dibagi dengan
harga tahun dasar, perbandingan ini kemudian dikalikan 100. Hasilnya adalah angka indeks
harga konsumen.
5. Hitung tingkat inflasi. Langkah kelima dan merupakan langkah terakhir adalah
menggunakan indeks harga konsumen untuk menghitung tinhkat inflasi (inflation rate), yaitu
persentase perubahan indeks harga dari periode sebelumnya. Tingkat inflasi antara dua tahun
tersebut dapat dihitung dengan rumus berikut,

Tingkat inflasi di tahun 2 = ((CPI tahun 2 CPI tahun 1) : CPI tahun 1) 100

Contoh yang hanya menggunakan dua macam barang tersebut memang sangat menyederhanakan
kenyataan yang ada, tetapi contoh tersebut dapat menggambarkan apa yang dilakukan para ahli
statistik menghitung indeks harga konsumen diberikan.

Selain indeks harga konsumen untuk keseluruhan perekonomian, nenerapa indeks harga lainnya
dapat dihitung untuk daerah daerah tertentudi negara lain dan untuk beberapa kategori kecil
barang ataupun jasa (seperti makanan, pakaian, dan energi). Indeks harga konsumen yang
mengukur harga biaya keranjang barang dan jasa yang dibeli oleh perusahaan perusahaan dan
bukan oleh konsumen juga dapat dihitung. Karena pada akhirnya perusahaan perusahaan
membebankan biaya tersebut kepada konsumen dalam bentuk harga konsumen yang lebih tinggi,
perubahan perubahan pada indeks harga produsen seringkali dianggap berguna dalam
meprediksi perubahan perubahan pada indeks harga konsumen

MASALAH MASALAH DALAM PERHITUNGAN BIAYA HIDUP

Tujuan dirumuskannya indeks harga konsumen adalah untuk mengukur perubahan perubahan
biaya hidup. Tapi indeks harga konsumen bukanlah ukuran biaya hidup yang sempurna, karena
didalamnya terdapat masalah masalah pokok yang sukar untuk diatasi.

1. Bias Substituisi (Substitution bias)

Masalah yang pertama adalah bias substitusi. Bias substitusi dapat diartikan perilaku konsumen
yang menganti atau mensubstitusi belanjaan mereka ke barang atau jasa yang harganya relatif
lebih murah.

Apabila dipaparkan yaitu, ketika harga harga berubah dari tahun ke tahundan harga harga
tersebut mengalami ketidakseimbangan, Konsumen meresponnya dengan membeli lebih sedikit
barang atau jasa yang harganya sedang mengalami kenaikan, dan lebih memilih membeli barang
barang atau jasa yang harganya sedang turun atau bahkan tidak mengalami kenaikan.
2. Munculnya barang barang baru

Masalah yang kedua adalah bermunculnya barang barang baru. Pada saat sebuah barang baru
diperkenalkan, para konsumen memiliki lebih banyak pilihan. Dengan banyaknya pilihan yang
ada, biasanya akan membuat uang lebih bernilai, sehingga konsumen memerlukan lebih sedikit
uang untuk membeli suatu barang atau jasa daripada sebelumnya untuk mempertahankan standar
hidupnya yang lama.

Adanya barang baru yang berguna tentu akan meningkatkan kesejahteraan para konsumen karena
pilihan mereka menjadi lebih banyak.

3. Perubahan kualitas yang tidak terukur

Permasalahan yang ketiga adalah perubahan kualitas yang tidak terukur. Apabila kualitas barang
menurun dari waktu ke waktu, nilai uang pun akan menurun. Begitu pula, jika kualitas suatu
barang meninkat maka nilai uang pun akan meningkat.

Ketiga masalah ini menjadi sukar untuk diatasi oleh indeks harga konsumen karena, indeks harga
konsumen tidak menghitung perilaku konsumen yang mensubstitusikan barang kebutuhannya hal
ini disebabkan ketidakstabilannya perilaku tersebut dari waktu kewaktu. Indeks harga konsumen
juga bukanlah ukuran yang sempurna karena tidak dapat menyesuaikan diri terhadap hal yang
baru. Sehingga Departemen statistik hanya memantau perkembangan harganya saja, namun
penurunan biaya hidup yang terjadi ketika barang baru memasuki pasar tidak pernah tercantum
dalam indeks. Dan juga, meskipun Departemen statistik berusaha keras menyesuaikan harga
barang untuk menjelaskan perubahan kualitas, hal ini pun menjadi masalah yang sulit, karena
kualitas suatu barang sulit untuk diukur.
DEFLATOR PDB VERSUS INDEKS HARGA KONSUMEN

Dalam mengukur seberapa cepat harga harga mengalami kenaikan, biasanya gambaran yang
dikemukakan oleh deflator GDB dan indeks harga konsumen kurang lebih mempunyai
kesamaan. Namun, ada perbedaan yang menyebabkan angka kedua ukuran ini berbeda.

1. Perbedaan pertama, Deflator GDP mencerminkan harga semua barang dan jasa yang
diproduksi di dalam negeri, sedangkan Indeks Harga Konsumen menghitung harga berbagai
barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen.

2. Perbedaan kedua, Deflator GDP membandingkan harga berbagai barang dan jasa yang
diproduksi saat ini dengan harga barang dan jasa yang sama di tahun dasar, sedangkan Indeks
Harga Konsumen membandingkan harga sekeranjang belanjaan barang dan jasa yang tetap
disuatu waktu atau tahun dengan harganya di tahun dasar.

MENGOREKSI EKONOMI TERHADAP INFLASI VARIABEL

Tujuan dari mengukur tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian adalah untuk melakaukan
perbandingan antara nilai moneter dari masa yang berbeda. Sekarang, setelah mengetahui
bagaimana indeks harga dihitung, yang selanjutnya indeks ini akan digunakan untuk
membandingkan pendapatan dari masa lalu dengan pendapatan pada saat sekarang.

STUDI KASUS

NILAI UANG DARI WAKTU KE WAKTU

Indeks harga digunakan untuk mengoreksi efek inflasi ketika membandingkan angka dollar dari
waktu yang berbeda.

Hal ini dapat meberi informasi nilai uang pada masa lalu sama dengan nilai uang pada masa
sekarang atau sebaliknya, sebagai contoh kita dapat membandingkan apakah upah seseorang
pada tahun 1931 dengan upahnya pada tahun 1999 mengalami kenaikan atau tetap bahkan tetap
pada nilai mata uangnya dengan cara berikut ini,

Pendapatan tahun 1999 = Upah tahun 1931 (Tingkat harga 1999 : Tingkat harga 1931)

= 80.000 (166 : 15,2)

= 873,684

Dengan demikian, gaji seseorang tersebut di tahun 1999 ternyata sedikit dibawah satu juta.
INDEKSASI

ketika beberapa jumlah dolar secara otomatis dikoreksi untuk inflasi oleh hukum atau kontrak
jumlah tersebut dikatakan diindeks untuk inflasi.

SUKU BUNGA NOMINAL DAN SUKU BUNGA RIIL

Bunga merupakan pembayaran di masa depan untuk transfer uang di masa lalu.

Suku bunga nominal (nominal interest rate) adalah suku bunga yang bisa dilaporkan tanpa
koreksi terhadap dampak inflasi.

Suku bunga riil (real interest rate) adalah suku bunga yang telah dikoreksi terhadap dampak
inflasi.

Untuk menghitung suku bunga riil adapun caranya berikut ini,

Suku bunga riil = (Suku bunga nominal Tingkat inflasi)

Contoh dalam pengerjaanya.

Tuan Raka memnijam $1000 untuk satu tahun

Tingkat suku bunga nominal pada tahun itu adalah 15%

Selama tahun tersebut tingkat inflasinya 10%

Suku bunga rii = (Suku bunga nominal Tingkat inflasi)

= 15% 10%

= 5%

Jadi Tingkat suku bunga riil yang diperoleh Tuan Raka adalah sebesar 5%.
KESIMPULAN

Sepanjang sejarah baru,kenaikan yang terus menerus pada keseluruhan tingkat harga
selama ini telah menjadi norma.inflasi mengurangi daya beli setiap unit uang sepanjang
waktu.ketika membandingkan jumlah moniter dari waktu waktu yang berbeda, penting bagi kita
untuk mengingat bahwa nilai uang tidak lagi sama dengan nilainya dari 20 tahun yang lalu
atau,kemungkina besar 20 tahun dari sekarang.

Bab ini membahas bagimana para pakar ekonomi mengukur keseluruhan tingkat harga
perekonomian dan bagaiman merekamenggunakan indeks harga untuk menyesuaikan harga
variable ekonomi dengan dampak inflasi.analisi ini hanya titik awal.kita menalaah sebab akibat
inflasi dan bagaimana inflasi berinteraksi dengan variable ekonomi lainnya.untuk
melakukannya ,kita harus menyentuh persoalaan pengukuran lebih lanjut.itulah tugas kita
selanjutnya.setelah mengetahui bagaimana pakar ekonomi mengukur kuantitas ekonomi
makrodan harga pada 2 bab yang lalu,kini kita siap mengembangkan model-model yang
menjelaskan pergerakan jaka panjang dan jaka pendek dalam variable-variabel ini.

ISTILAH ISTILAH PENTING


1. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index)
2. Indeks Harga Produsen (Producer Price Index)
3. Indeksasi (Indexaation)
4. Laju Inflasi (Inflation Rate)
5. Suku Bunga Nominal (Nominal Interest Rate)
6. Suku Bunga Riil (eal Interest Rate)
PERHITUNGAN BIAYA HIDUP

Disusun Oleh :
Kelompok II

I GEDE PRABANDHANA
ARIANTAKA (1607532048)
NI PUTU SWANDEWI
(1607532113)
A.A NGURAH AGUNG INDRA
BHAGASKARA (1607532114)
I WAYAN GEDE ARYA EKA PERTAMA (1607532116)

FAKULTAS ERKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITA UDAYANA
PROGRAM EKTENSI
2017

Anda mungkin juga menyukai