PERBANKAN SYARIAH
DISUSUN OLEH:
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat
pertolongan dan rahmat-Nya penulis berhasil dalam menyelesaikan ringkasan mata kuliah yang
berjudul “Perbankan Syariah” dan tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. I Gde Kajeng Baskara, S. E., M. M., Ak. selaku dosen pengampu mata kuliah Pasar
dan Lembaga Keuangan kelas B3.
Adapun paper mata kuliah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar dan
Lembaga Keuangan. Penulis sangat berharap pembuatan paper ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan dengan segala
informasi yang sudah ditulis. Penulis menyadari bahwa ringkasan mata kuliah ini banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran demi perbaikan paper yangtelah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat
kritik dan saran nantinya akan membuat penulis menjadi lebih baik kedepannya.
Semoga paper yang telah penulis buat dapat dipahami dan berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya. Demikian yang dapat disampaikan. Penulis berharap
semoga paper ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Apa itu bank syariah?
2. Apa saja pendapatan bank syariah?
3. Apa saja perbedaan bank syariah dengan bank konvensional?
4. Apa dasar hukum bank syariah?
5. Apa saja prinsip bank syariah?
6. Apa karakteristik bank syariah?
7. Apa saja konsep dasar transaksi?
8. Apa saja produk perbankan syariah?
9. Apa saja keunggulan dan kelemahan bank syariah?
10. Apa saja contoh-contoh bank syariah?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin diraih oleh penulis dalam penulisan paper ini yaitu
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian bank syariah
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang pendapatan bank syariah
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang perbedaan bank syariah dengan bank
koonvensional
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang dasar hukum bank syariah
5. Untuk mengetahui dan memahami tentang prinsip bank syariah
6. Untuk mengetahui dan memahami tentang karakteristik bank syariah
7. Untuk mengetahui dan memahami tentang konsep dasar transaksi
8. Untuk mengetahui dan memahami tentang produk perbankan syariah
9. Untuk mengetahui dan memahami tentang keunggulan dan kelemahan bank syariah
10. Untuk mengetahui dan memahami tentang contoh bank syariah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
5 Pendapatan Pendapatan yang diterima Pendapatan yang diterima
deposan tidak terkait dengan deposan terkait langsung
pendapatan yang diperoleh dengan pendapatan yang
bank dari kredit diperoleh bank dari
pembiayaan
6 Dasar Hukum Bank Indonesia dan Al Qur’an Sunnah, fatwa
Pemerintah ulama, Bank Indonesia dan
Pemerintah
7 Aspek Sosial Tidak diketahui secara tegas Dinyatakan secara eksplisit
serta tegas ynag tertuang
dalam visi dan misi
8 Uang Uang merupakan komoditi Uang bukan komoditi, tetapi
selain sebagai alat hanyalah alat pembayaran
pembayaran
9 Falsafah Berdasarkan atas bunga (riba) Tidak berdasarkan bunga
(riba), spekulasi
(maisir),serta ketidakjelasan
(gharar).
10 Organisasi Tidak mempunyai Dewan Mesti mempunyai Dewan
Pengawas Syariah (DPS) Pengawas Syariah (DPS)
11 Operasional Dana masyarakat (Dana pihak Dana masyarakat (DPK)
ketiga/ DPK) berupa titipan berupa titipan (wadi’ah)
simpanan yang mesti dibayar serta investasi
bunganya pada saat jatuh (mudharabah) yang baru
tempo. Penyaluran serta pada akan mendapat hasil bila
sector yang menguntungkan, “diupayakan” terlebih
aspek halal tidak menjadi dahulu. Penyaluran dana
pertimbangan pada usaha yang halal serta
menguuntungkan.
4
2.4 Dasar Hukum Bank Syariah
Perbankan syariah menurut Undang-Undang No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah merupakan segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah serta Unit Usaha
Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, dan cara serta proses dalam melakukan
aktivitas usahanya. Bank yang menggerakan aktivitas usahanya berdasarkan prinsip syariah
serta menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah serta Pembiayaan Rakyat Syariah.
Prinsip bank syariah ialah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank serta
pihak lain guna penyimpanan dana dan/atau pembiayaan aktivitas usaha, maupun aktivitas
lainnya yang sesuai dengann syariah.
Beberapa prinsip atau huku yang dianut oleh system perbankan syariah yakni diantara
lainnya:
a. Pembayaran pada pinjaman degan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman dengan
nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan
b. Pemberi dana mesti berbagi keuntungan serta kerugian sebagai akibat hasil bisnis
institusi yang meminjam dana.
c. Islam tidak memperbolehkan “menghasilkan uang dari uang”. Uang hanya adalah
media pertukaran serta bukan komoditas sebab tidak mempunyai nilai intrinsic.
d. Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak
mesti mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah
transaksi.
e. Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan pada
islam. Usaha minuman keras contohnya tidak boleh didanai oleh perbankan syariah.
5
Tidak mengenal konsep “time-value of money”
Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yang diperdagangkan
Beroperasi atas dasar bagi hasil
Kegiatan usaha untuk mendapatkan imbalan atas jasa
Tidak memakai “bunga” sebagai alat guna memperoleh pendapatan
Azas utama: kemitraan, keadilan, transaparansi serta universal
Tidak membedakan secara tegas sector moneter serta sector riil (bisa
melaksanakan transaksi dua sector riil).
1. Efesiensi, mengacu pada prinsip saling membantu guna berikhtiar, dengan tujuan
meraih keuntungan sebesar mungkin serta biaya yang dikeluarkan selayaknya.
2. Keadilan, mengacu pada ikatan yang tidak menganiaya, saling ikhlas mengikhlaskan
antara pihak-pihak yang terlibat dengan persetujuan yang adil mengenai proporsi bagi
hasil, baik untung ataupun rugi
3. Kebenaran, mengacu pada prinsip saling menawarkan penolongan serta nasehat guna
saling mengembangkan produktivitas.
Produk perbankan ssyariah bisa dibbagi menjadi tiga bagian yakni terdiri dari:
6
1. Produk penyaluran dana
a. Prinsip Jual Beli (Bai’t)
Transaksi jual beli dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya serta
waktu penyerahan barang, seperti:
Pembiayaan Murabahah
Murabahah merupakan transaksi jual beli dimana bank
menyebut jumlah keuntungannya. Dalam perbankan, murabahah
lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan. Dalam transaksi
ini barang diserahkan segera sesudah akad, sedangkan pembayaran
dilaksanakan secara tangguh.
Salam
Salam merupakan transaksi jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada. Umumnya transaksi ini diterapkan dalam
pembiayaan barang yang belum ada, seperti pembelian komoditi dijual
kembali secara tunai maupun secara cicilan
Istishna
Produk istishna mirip produk salam, tetapi dalam istishna
pembayarannya bisa dilaksanakan oleh bank dalam beberapa kali
pembayaran
b. Prinsip sewa (Ijarah)
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada
dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tetapi perbedaanya
ada pada objek transaksinya. Jika pada jual beli objek transaksinya ialah barang,
maka pada ijarah objek transaksinya ialah jasa.
c. Prinsip bagi hasil (Syirkah)
Transaksi yang penanaman dana dari pemilik modal dengan pengelola
untuk melaksanakan usaha tertentu yang sesuai dengan syariah dengan
pembagian hasil antara kedua belah pihak berdasarkan perjanjian yang sudah
disepakati.
d. Akad pelengkap
Untuk memudahkan pelaksanaan pembiayaan, biasanya dibutuhkan
juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan guna mencari
7
keuntungan, tetapi ditujukan guna memudahkan pelaksanaan pembayaran.
Walaupun tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini
diijinkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan guna
melakukan akad ini. Besarnya pengganti biaya ini sekadar guna menutupi biaya
yang benar-benar muncul.
2. Produk penghimpunan dana
Penghimpunan dana di Bank Syariah bisa berwujud giro, tabungan, serta
deposito. Prinsip operasiona syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana
masyarakat ialah prinsip wadi’ah serta mudharabah.
a. Prinsip Wadi’ah (Simpanan)
Al-Wadi’ah dikenal dengan titipan maupun simpanan, adalah titipan
murni dari satu pihak ke pihak lain, baik perorangan ataupun badan hukum
yang mesti dijaga serta dikembalikan kapan saja jika si penitip
menghendaki.
b. Prinsip Mudharabah
Mudharabah ialah akad kerjasama antara dua pihak, dimana pihak pertama
menyediakan semua modal serta pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan
dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi
maka akan ditanggung pemiliki modal selama kerugian itu bukan sebab
kecerobohan si pengelola. Jika kerugian diakibatkan kecerobohan
pengelola, maka si pengelola yang bertanggung jawab.
3. Produk jasa perbankan
a. Sharf (Jual Beli Valuta Asing)
Pada prinsipnya, jual beli valuta asing dengan prinsip sharf. Jual beli
mata uang tidak sejenis ini penyerahannya mesti dilakukan pada waktu yang
sama. Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta asing ini.
b. Ijarah (Sewa)
Jenis aktivitas ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan (safe deposit box)
serta jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian). Bank dapat imbalan
sewa dari jasa tersebut.
8
2.9 Keunggulan Dan Kelemahan Bank Syariah
BAB III
9
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian kita setuju bersama bahwa perbankan syariah ialah lembaga keuangan yang
menjalankan kegiatan perbankan konvensional murni tidak sama sekali ada hubungannya
dengan aktivitas keagamaan yang akan memunculkan kontradiksi apabila terjadi sebuah
kesalahan, maka agama islam termasuk di dalamnya umat islam itu akan tersalahkan.
Tetapi dalam kegiatannya perbankan syariah tidak boleh menyimpang dari landasan
serta prinsip-prinsip islam itu sendiri, sebab munculnya perbankan syariah merupakan untuk
menyempurnakan dari system sosialis serta konvensional. Yang bukan saja berorientasi pada
profibilitas tapi juga bagaimana perbankan islam itu sendiri mengedepankan etika serta moral
dalam berbisnis di dunia perbankan yang bisa menciptakan sebuah aktivitas perbankan yang
efisien serta efektif sehingga bisa berimplikasi pada pembangunan ekonomi, kesejahteraan
rakyat, menciptakan pasar ekonomi yang sehat serta menghilangkan paradigma dzalim.
3.2 Saran
Jadi tugas kita selaku akademisi ialah bagaimana kita meningkatkan serta menerapkan
aktivitas perbankan islam pada masyarakat dunia, sehingga tidak ada kata alergi saat
masyarakat mendengar istilah-istilah aktivitas perbankan syariah. Harapan kita bahwa sudah
cukup sampai disini saja aktivitas dunia bisnis baik yang basis finansial, investasi, perbankan,
pasar modal, pasar barang, dll. Yang hanya menguntungkan separuh pihak serta dipihak lain
tertidas. Mari jadikan perbankan syariah sebagai sarana guna membuat dunia bisnis baru yang
bernafaskan positif yang bisa memberikan kesejahteraan untuk seluruhnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11