Anda di halaman 1dari 13

PASAR DAN LEMBAGA KEUANGAN

(EMI 208M – B3)

PERBANKAN SYARIAH

Dosen Pengampu: Dr. I Gde Kajeng Baskara, S. E., M. M., Ak.

DISUSUN OLEH:

Ni Made Prema Indriyani (01/2107521010)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat
pertolongan dan rahmat-Nya penulis berhasil dalam menyelesaikan ringkasan mata kuliah yang
berjudul “Perbankan Syariah” dan tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. I Gde Kajeng Baskara, S. E., M. M., Ak. selaku dosen pengampu mata kuliah Pasar
dan Lembaga Keuangan kelas B3.

Adapun paper mata kuliah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar dan
Lembaga Keuangan. Penulis sangat berharap pembuatan paper ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan dengan segala
informasi yang sudah ditulis. Penulis menyadari bahwa ringkasan mata kuliah ini banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran demi perbaikan paper yangtelah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat
kritik dan saran nantinya akan membuat penulis menjadi lebih baik kedepannya.

Semoga paper yang telah penulis buat dapat dipahami dan berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya. Demikian yang dapat disampaikan. Penulis berharap
semoga paper ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Jimbaran, 18 November 2022

Penulis

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bank merupakan lembaga perantara keuangan atau biasa dikenal financial intermediary.
Artinya, lembaga bank merupakan lembaga dalam kegiatannya berhubungan dengan masalah
uang. Oleh sebab itu, usaha bank akan selalu dihubungkan denhan masalah uang yang adalah
alat pelancar terjadinya perdagangan yang utama. Aktivitas serta usaha bank akan selalu
terhubung dengan komoditas, antara lain: 1. Memindahkan uang. 2. Menerima serta
membayarkan kembai uang dalam rekening koran. 3. Mendiskonto surat wesel, surat order
ataupun surat berharga lainnya. 4. Membeli serta menjual surat-surat berharga. 5. Membeli
serta menjual cek, surat wesel, kertas dagang. 6. Memberi jaminan bank.

Guna menghindari pengoperasian bank dengan system bunga, Islam memperkenalkan


prinsip muamalah islam. Bank islam lahir sebagai solusi alternatif terhadap persoalan
pertentangan antara bunga bank dengan riba. Dengan demikian, kerinduan umat Islam
Indonesia yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba sudah mendapat jawaban dengan
lahirnya bank islam. Bank Islam lahir di Indonesia sekitar tahun 90-an lebih tepatnya setelah
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992, yang direvisi dengan Undang-Undang Perbankan No. 10
Tahun 1998, dalam wujud sebuah bank yang beroperasinya dengan system bagi hasil atau bank
syariah. Kaitan antara bank dengan uang dalam suatu unit bisnis ialah penting, tetapi di dalam
pelaksanaanya mesti menghilangkan adanya ketidakadilan, ketidak jujuran serta penghisapan
dari satu pihak ke pihak lain. Kedudukan bank islam dalam kaitan dengan para kliennya ialah
sebagai mitra investor serta pedagang, sedang dalam hal bank pada umumnya, ikatannya ialah
sebagai kreditur atau debitur, sehubungan dengan jalinan investor dan pedagang tersebut, maka
dalam menjalankan pekerjaannya, bank islam memakai beragam teknik serta metode investasi
seperti kontrak mudharabah. Di samping itu, bank islam juga terlibat dalam kontrak
murabahah. Mekanisme perbankan islam yang berdasarkan prinsip mitra bisnis, ialah bebas
bunga. Oleh sebab itu, soal membayarkan bunga kepada depositor maupun pembebanan suatu
bunga dari para klien tidak timbul.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang ada dalam
penilaian paper ini yaitu:

1
1. Apa itu bank syariah?
2. Apa saja pendapatan bank syariah?
3. Apa saja perbedaan bank syariah dengan bank konvensional?
4. Apa dasar hukum bank syariah?
5. Apa saja prinsip bank syariah?
6. Apa karakteristik bank syariah?
7. Apa saja konsep dasar transaksi?
8. Apa saja produk perbankan syariah?
9. Apa saja keunggulan dan kelemahan bank syariah?
10. Apa saja contoh-contoh bank syariah?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin diraih oleh penulis dalam penulisan paper ini yaitu
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian bank syariah
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang pendapatan bank syariah
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang perbedaan bank syariah dengan bank
koonvensional
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang dasar hukum bank syariah
5. Untuk mengetahui dan memahami tentang prinsip bank syariah
6. Untuk mengetahui dan memahami tentang karakteristik bank syariah
7. Untuk mengetahui dan memahami tentang konsep dasar transaksi
8. Untuk mengetahui dan memahami tentang produk perbankan syariah
9. Untuk mengetahui dan memahami tentang keunggulan dan kelemahan bank syariah
10. Untuk mengetahui dan memahami tentang contoh bank syariah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertiang Bank Syariah


Bank syariah merupakan bank yang dalam kegiatannya, baik dalam penghimpunan
dana ataupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan serta mengenakan imbalan atas
dasar prinsip syariah.
Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankana (menerima titipan dana, meminjamkan
uang, serta jasa pengiriman uang) merupakan diijinkan dilaksanakan, kecuali jika dalam
melakaukan fungsi perbangkan melaksankan hal-hal yang dilarang syariah. Dalam praktik
perbankan konvensional yang dikenal sekarang ini, fungsi tersebut dilaksanakan berdasarkan
prinsip bunga. Bank konvesnional memang tidak serta merta identic dengan riba, tetapi
kebanyakan praktik bank konvensional bisa digolongkan sebagai transaksi ribawi.

2.2 Sumber Pendapatan Bank Syariah


Sumber pendapatan bank syariah yakni terdiri dari:
a. Bagi hasil kontrakk mudharabah serta kontrak musyarakah
b. Keuntungan atas kontrak jual-beli (al bai’)
c. Hasil sewa kontrak ijarah serta ijarah wa iqtina dan
d. Fee serta biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya

2.3 Perbankan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional


No Perbedaan Bank Konvensional Bank Syariah
1 Bunga Berbasis bunga Berbasis revenue/ profit loss
sharing
2 Resiko Anti risk Risk sharing
3 Operasional Beroperasi dengan Beroperasi dengan
pendekatan sector keuangan, pendekatan sector riil
tidak langsung terkait dengan
sector inti
4 Produk Produk tunggal (kredit) Multi produk (jual beli, bagi
hasil, jasa)

3
5 Pendapatan Pendapatan yang diterima Pendapatan yang diterima
deposan tidak terkait dengan deposan terkait langsung
pendapatan yang diperoleh dengan pendapatan yang
bank dari kredit diperoleh bank dari
pembiayaan
6 Dasar Hukum Bank Indonesia dan Al Qur’an Sunnah, fatwa
Pemerintah ulama, Bank Indonesia dan
Pemerintah
7 Aspek Sosial Tidak diketahui secara tegas Dinyatakan secara eksplisit
serta tegas ynag tertuang
dalam visi dan misi
8 Uang Uang merupakan komoditi Uang bukan komoditi, tetapi
selain sebagai alat hanyalah alat pembayaran
pembayaran
9 Falsafah Berdasarkan atas bunga (riba) Tidak berdasarkan bunga
(riba), spekulasi
(maisir),serta ketidakjelasan
(gharar).
10 Organisasi Tidak mempunyai Dewan Mesti mempunyai Dewan
Pengawas Syariah (DPS) Pengawas Syariah (DPS)
11 Operasional Dana masyarakat (Dana pihak Dana masyarakat (DPK)
ketiga/ DPK) berupa titipan berupa titipan (wadi’ah)
simpanan yang mesti dibayar serta investasi
bunganya pada saat jatuh (mudharabah) yang baru
tempo. Penyaluran serta pada akan mendapat hasil bila
sector yang menguntungkan, “diupayakan” terlebih
aspek halal tidak menjadi dahulu. Penyaluran dana
pertimbangan pada usaha yang halal serta
menguuntungkan.

4
2.4 Dasar Hukum Bank Syariah
Perbankan syariah menurut Undang-Undang No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah merupakan segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah serta Unit Usaha
Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, dan cara serta proses dalam melakukan
aktivitas usahanya. Bank yang menggerakan aktivitas usahanya berdasarkan prinsip syariah
serta menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah serta Pembiayaan Rakyat Syariah.

2.5 Prinsip Bank Syariah

Prinsip bank syariah ialah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank serta
pihak lain guna penyimpanan dana dan/atau pembiayaan aktivitas usaha, maupun aktivitas
lainnya yang sesuai dengann syariah.

Beberapa prinsip atau huku yang dianut oleh system perbankan syariah yakni diantara
lainnya:

a. Pembayaran pada pinjaman degan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman dengan
nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan
b. Pemberi dana mesti berbagi keuntungan serta kerugian sebagai akibat hasil bisnis
institusi yang meminjam dana.
c. Islam tidak memperbolehkan “menghasilkan uang dari uang”. Uang hanya adalah
media pertukaran serta bukan komoditas sebab tidak mempunyai nilai intrinsic.
d. Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak
mesti mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah
transaksi.
e. Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan pada
islam. Usaha minuman keras contohnya tidak boleh didanai oleh perbankan syariah.

2.6 Karakteristik Bank Syariah

Dibawah ini ialah karakteristik bank syariah yaitu:

 Berdasarkan prinsip syariah


 Implementasi prinsip ekonomi islam dengan ciri yaitu:
 Pelarangan riba dalam beragam wujudnya

5
 Tidak mengenal konsep “time-value of money”
 Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yang diperdagangkan
 Beroperasi atas dasar bagi hasil
 Kegiatan usaha untuk mendapatkan imbalan atas jasa
 Tidak memakai “bunga” sebagai alat guna memperoleh pendapatan
 Azas utama: kemitraan, keadilan, transaparansi serta universal
 Tidak membedakan secara tegas sector moneter serta sector riil (bisa
melaksanakan transaksi dua sector riil).

2.7 Konsep Dasar Transaksi

1. Efesiensi, mengacu pada prinsip saling membantu guna berikhtiar, dengan tujuan
meraih keuntungan sebesar mungkin serta biaya yang dikeluarkan selayaknya.
2. Keadilan, mengacu pada ikatan yang tidak menganiaya, saling ikhlas mengikhlaskan
antara pihak-pihak yang terlibat dengan persetujuan yang adil mengenai proporsi bagi
hasil, baik untung ataupun rugi
3. Kebenaran, mengacu pada prinsip saling menawarkan penolongan serta nasehat guna
saling mengembangkan produktivitas.

Lima transaksi yang lazim dipraktekkan perbankan syariah yakni:

1. Transaksi yang tidak mengandung ribal


2. Transaksi yang ditujukkan guna mempunyai barang dengan cara jual beli
3. Transaksi yang ditujukkan guna mendapatkan jasa dengan cara sewa
4. Transaksi yang ditujukkan guna mendapatkan modal kerja dengan cara bagi hasil
5. Transaksi deposito, tabungan, giro yang imbalannya ialah bagi hasil serta transaksi
titipan

2.8 Produk Perbankan Syariah

Produk perbankan ssyariah bisa dibbagi menjadi tiga bagian yakni terdiri dari:

1. Produk penyaluran dana


2. Produk penghimpunan dana
3. Produk yang berhubungan dengan jasa yang diberikan kepada nasabahnya

6
1. Produk penyaluran dana
a. Prinsip Jual Beli (Bai’t)
Transaksi jual beli dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya serta
waktu penyerahan barang, seperti:
 Pembiayaan Murabahah
Murabahah merupakan transaksi jual beli dimana bank
menyebut jumlah keuntungannya. Dalam perbankan, murabahah
lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan. Dalam transaksi
ini barang diserahkan segera sesudah akad, sedangkan pembayaran
dilaksanakan secara tangguh.
 Salam
Salam merupakan transaksi jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada. Umumnya transaksi ini diterapkan dalam
pembiayaan barang yang belum ada, seperti pembelian komoditi dijual
kembali secara tunai maupun secara cicilan
 Istishna
Produk istishna mirip produk salam, tetapi dalam istishna
pembayarannya bisa dilaksanakan oleh bank dalam beberapa kali
pembayaran
b. Prinsip sewa (Ijarah)
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada
dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tetapi perbedaanya
ada pada objek transaksinya. Jika pada jual beli objek transaksinya ialah barang,
maka pada ijarah objek transaksinya ialah jasa.
c. Prinsip bagi hasil (Syirkah)
Transaksi yang penanaman dana dari pemilik modal dengan pengelola
untuk melaksanakan usaha tertentu yang sesuai dengan syariah dengan
pembagian hasil antara kedua belah pihak berdasarkan perjanjian yang sudah
disepakati.
d. Akad pelengkap
Untuk memudahkan pelaksanaan pembiayaan, biasanya dibutuhkan
juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan guna mencari

7
keuntungan, tetapi ditujukan guna memudahkan pelaksanaan pembayaran.
Walaupun tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini
diijinkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan guna
melakukan akad ini. Besarnya pengganti biaya ini sekadar guna menutupi biaya
yang benar-benar muncul.
2. Produk penghimpunan dana
Penghimpunan dana di Bank Syariah bisa berwujud giro, tabungan, serta
deposito. Prinsip operasiona syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana
masyarakat ialah prinsip wadi’ah serta mudharabah.
a. Prinsip Wadi’ah (Simpanan)
Al-Wadi’ah dikenal dengan titipan maupun simpanan, adalah titipan
murni dari satu pihak ke pihak lain, baik perorangan ataupun badan hukum
yang mesti dijaga serta dikembalikan kapan saja jika si penitip
menghendaki.
b. Prinsip Mudharabah
Mudharabah ialah akad kerjasama antara dua pihak, dimana pihak pertama
menyediakan semua modal serta pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan
dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi
maka akan ditanggung pemiliki modal selama kerugian itu bukan sebab
kecerobohan si pengelola. Jika kerugian diakibatkan kecerobohan
pengelola, maka si pengelola yang bertanggung jawab.
3. Produk jasa perbankan
a. Sharf (Jual Beli Valuta Asing)
Pada prinsipnya, jual beli valuta asing dengan prinsip sharf. Jual beli
mata uang tidak sejenis ini penyerahannya mesti dilakukan pada waktu yang
sama. Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta asing ini.
b. Ijarah (Sewa)
Jenis aktivitas ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan (safe deposit box)
serta jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian). Bank dapat imbalan
sewa dari jasa tersebut.

8
2.9 Keunggulan Dan Kelemahan Bank Syariah

Keunggulan Bank Syariah Kelemahan Bank Syariah


Bank Syariah relative lebih mudah Jaringan kantor bank syariah belum luas
merespons kebijaksanaan pemerintah
Terhindar dari praktik money laundring Sumber Daya Manusia Bank Syariah masih
sedikit
Bank Syariah lebih mandiri dalam penentuan Pemahaman masyarakat mengenai bank
kebijakan bagi hasilnya syariah kurang
Tidak mudah dipengaruhi gejolak moneter Kekeliruan penilaian proyek berakibat lebih
besar daripada bank konvensional
Mekanisme Bank Syariah dilandaskan pada
prinsip efisiensi, keadilan serta kebersamaan

2.10 Contoh-Contoh Bank Syariah

Dibawah ini adalah contoh bank syariah yaitu:

a. PT Bank Syariah Mandiri


b. PT Bank Syariah Muamalat Indonesia
c. PT Bank Syariah BNI
d. PT Bank Syariah BRI
e. PT Bank Syariah Mega Indonesia
f. PT Bank Syariah Bukopin
g. PT BCA Syariah

BAB III

9
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian kita setuju bersama bahwa perbankan syariah ialah lembaga keuangan yang
menjalankan kegiatan perbankan konvensional murni tidak sama sekali ada hubungannya
dengan aktivitas keagamaan yang akan memunculkan kontradiksi apabila terjadi sebuah
kesalahan, maka agama islam termasuk di dalamnya umat islam itu akan tersalahkan.

Tetapi dalam kegiatannya perbankan syariah tidak boleh menyimpang dari landasan
serta prinsip-prinsip islam itu sendiri, sebab munculnya perbankan syariah merupakan untuk
menyempurnakan dari system sosialis serta konvensional. Yang bukan saja berorientasi pada
profibilitas tapi juga bagaimana perbankan islam itu sendiri mengedepankan etika serta moral
dalam berbisnis di dunia perbankan yang bisa menciptakan sebuah aktivitas perbankan yang
efisien serta efektif sehingga bisa berimplikasi pada pembangunan ekonomi, kesejahteraan
rakyat, menciptakan pasar ekonomi yang sehat serta menghilangkan paradigma dzalim.

3.2 Saran

Jadi tugas kita selaku akademisi ialah bagaimana kita meningkatkan serta menerapkan
aktivitas perbankan islam pada masyarakat dunia, sehingga tidak ada kata alergi saat
masyarakat mendengar istilah-istilah aktivitas perbankan syariah. Harapan kita bahwa sudah
cukup sampai disini saja aktivitas dunia bisnis baik yang basis finansial, investasi, perbankan,
pasar modal, pasar barang, dll. Yang hanya menguntungkan separuh pihak serta dipihak lain
tertidas. Mari jadikan perbankan syariah sebagai sarana guna membuat dunia bisnis baru yang
bernafaskan positif yang bisa memberikan kesejahteraan untuk seluruhnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ramadhan, Daniel. Makalah Bank Syariah. Acamedia. Link:


https://www.academia.edu/7782869/Makalah_bank_syariah

Nurhamna. Gambaran Umum Perbankan Syariah Di Indonesia. Osf.io, Link:


https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://osf.io/asytw/downl
oad/%3Fformat%3Dpdf&ved=2ahUKEwjexZqd2rn7AhXER2wGHXeRDkcQFnoEC
BEQAQ&usg=AOvVaw2xVTLeznIsJmEmGkJe50Kv

11

Anda mungkin juga menyukai