Anda di halaman 1dari 16

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


DI INDONESIA

Disusun Oleh Kelompok 1

ANGGOTA
MUH ARSYAD YUSUF (220903502230)
NUR QALBI (220903502088)
IRNA ANDRIANI (220903501174)
AINUN MA’RIFAH MAKMUR (22090350)
AQILAH SYALSABILA (220903502158)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada hari kamis 22 februari 2024

Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah system informasi
manajemen. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, khususnya ucapan terimakasih kepada
Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos., SE., MM selaku dosen pengampu mata kuliah system informasi
manajemen.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami sendiri, dan yg
mendengarkan. Semoga tuhan semesta alam senantiasa meridhoi segala usaha kita semua. Aamin
ya rabbal alaminnn

Makassar, 22 februari 2024


Penyusun

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………. 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………… 3

BAB I……………………………………………………………………………………………... 4

PENDAHULUAN……………………………………………………………………………… 4

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….. 4

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………. 5

1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………... 5

BAB II…………………………………………………………………………………………….. 6

PEMBAHASAN………………………………………………………………………………….. 6

2.1 sejarah koperasi di indonesia …………………...…………….……………………………....6

2.2 faktor yang mempengaruhi fungsi permintaan………………………………………….….....9

2.3 fungsi penawaran………………………………………………............................................10

2.4 faktor yang mempengaruhi fungsi penawaran…....................................................................11

2.5 jenis jenis keseimbangan


pasar………………………………………………………………………………………………….

BAB III…………………………………………………………………………………………….. 13

PENUTUP…………………………………………………………………………………………. 13

2.5 Kesimpulan………………………………………………………………………………….13
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tahun 1895 di Leuwiliang didirikan pertama kali koperasi di Indonesia oleh Raden Ngabai
Ariawiriaatmadja, koperasi merupakan salah satu dari tiga sector usaha formal dalam
perekonomian Indonesia. Dalam kegiatannya, selain menekankan pada kepentingan social dan
ekonomi, juga menekankan pada kepentingan moral. Pemerintah Indonesia sangat
berkepentingan dengan Koperasi, karena Koperasi di dalam sistem perekonomian merupakan
soko guru. Keberadaan koperasi di Indonesia memiliki peran penting bagi setiap lembaga dan
anggota yang menjalankannya, salah satunya untuk membangun perekonomian.

Koperasi merupakan organisasi otonom dari orang-orang yang berhimpun budaya secara
bersama-sama melalui kegiatan usaha yang dimiliki dan dikendalikan secara demokratis. Melalui
koperasi, masyarakat bisa memulai usaha dengan cara meminjam modal ke koperasi yang
dimiliki oleh masyarakat tersebut. Peranan koperasi dalam kehidupan perekonomian yang penuh
persaingan diharapkan akan semakin meningkat. Dengan berkembangnya kegiatan usaha
koperasi, tuntutan agar pengelolaan dilaksanakan secara profesional semakin besar. Hal ini
memerlukan adanya sistem pertanggungjawaban yang baik serta informasi yang relevan dan
dapat diandalkan guna pengambilan keputusan, perencanaan maupun pengendalian koperasi.

Dalam UU No.25 Tahun 1992 Pasal 5 disebutkan bahwa dalam pelaksanaannya koperasi
memiliki beberapa prinsip, adapun prinsip-prinsip tersebut antara lain, keanggotannya bersifat
terbuka dan sukarela, pengelolaan yang dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha
dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pembagian
balas jasa yang terbatas terhadap modal, serta kemandirian.

Koperasi di negara Indonesia sering saja dipandang sebelah mata oleh Masyarakat luas, masih
banyak orang yang menganggap koperasi hanyalah lembaga keuangan biasa. Namun
kenyataannya koperasi merupakan salah satu dari tiga sektor usaha formal dalam perekonomian
Indonesia.masyarakat masih kurang mengerti bahwa manfaat koperasi itu sangat banyak
termasuk menyokong ekonomi nasonal, dari permasalahan tersebutlah kami terdorong untuk
membuat makalah ini, di makalah ini akan kami jelaskan manfaat dan peran koperasi di negara
Indonesia. Kami mengharapkan Masyarakat Indonesia bisa lebih memahami pentingnya
wawasan tentang manajemen koperasi serta memanfaatkan fasilitas-fasilitas di dalam negeri.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. bagaimana Sejarah singkat koperasi di Indonesia terbentuk
2. apa saja teori dasar koperasi
3. apa saja peran penting koperasi dalam ekonomi Indonesia
4. apa saja dampak negative jika koperasi di Indonesia tidak berjalan
5. hal apa saja yang membuat Masyarakat memandang sebelah mata koperasi ?
6. bagaimana menyadarkan Masyarakat bahwa wawasan tentang koperasi itu penting

1.3 TUJUAN

1. untuk mengetahui Sejarah terbentuknya koperasi di indonesia


2. untuk mengetahui apa saja teori dasar koperasi
3. untuk mengetahui bahwa koperasi memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia
4. untuk mengetahui dampak apa saja yang timbul jika koperasi di Indonesia tidak berjalan
5. untuk mengetahui alasan mengapa Masyarakat kurang minat terhadap koperasi
5. untuk memberi wawasan kepada Masyarakat tentang pentingnya manajemen koperasi

1.4 MANFAAT

1. untuk membagikan pengetahuan dasar tentang koperasi kepada Masyarakat awam


2. memberikan solusi, dan Tindakan apa saja yang perlu dilakukan dalam mengedukasi
Masyarakat tentang pentingnya ilmu koperasi
3. makalah ini memiliki manfaat untuk meningkatkan kesadaran kepada Masyarakat tentang
pentingnya ilmu koperasi
4. adanya informasi dari makalah ini berfungsi untuk membuka ide baru kepada orang orang
yang memiliki minat juang untuk mempertahankan koperasi di indonesia
5. makalah ini juga bermanfaat untuk memperkuat Kembali dasar-dasar pengetahuan koperasi
baik itu mahasiswa, tenaga pengajar, anggota koperasi, dan Masyarakat luas
BAB II : PEMBAHASAN

2.1 BAPAK PENDIRI KOPERASI

Koperasi Indonesia didirikan pada tanggal 12 Juli 1960 oleh Drs. Moh. Hatta. Pada waktu itu
beliau menjabat sebagai Wakil Presiden. Beliau memang ahli ekonomi. Menurut beliau ekonomi
kerakyatanlah yang bisa mensejahterakan rakyat Indonesia. Atas jasanya di bidang koperasi, Drs.
Moh. Hatta diangkat menjadi Bapak Koperasi Indonesia.

SEJARAH DAN LATAR BELAKANG KOPERASI

1895 di Leuwiliang didirikan pertama kali koperasi di Indonesia. Raden Ngabai


Ariawiriaatmadja, Patih Purwokerto dan teman-temannya Mendirikan Bank Simpan Pinjam
untuk menolong temannya dan para pegawai negeri pribumi melepaskan diri dari cengkraman
pelepas uang.Bank Simpan Pinjam tersebut, diberi nama De Poerwokertosche Hulp-en
Spaarbank der Inlandsche Hoofden/ Bank Simpan Pinjam para priyayi Purwokerto. Atau dalam
bahasa Inggris the Purwokerto Mutual Loan and Saving Bank for Native Civil Servants. Lalu
tahun 1920 diadakan Cooperative Commissie yang diketuai oleh Dr. JH. Boeke sebagai Adviseur
Voor Volkscredetwezen. Komisi ini diberi tugas untuk menyelidiki apakah koperasi bermanfaat
di Indonesia, kemudian pada 12 Juli 1947 diselenggarakan kongres gerakan koperasi se Jawa
yang pertama di Tasikmalaya 1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 140
tentang Penyaluran Bahan Pokok dan menugaskan koperasi sebagai pelaksananya.lalu pada
tahun 1961, diselenggarakan Musyawarah Nasional Koperasi I (MUNASKOP I) di Surabaya
untuk melaksanakan prinsip Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin
1965, Pemerintah mengeluarkan Undang - Undang No. 14 th. Kemudian pada tahun 1965,
dimana prinsip NASAKOM (Nasionalis, Sosialis, dan Komunis) diterapkan di koperasi. Tahun
ini juga dilaksanakan MUASKOP II di Jakarta1967, Pemerintah mengeluarkan Undang -
Undang No. 12 tahun 1967 tentang Pokok - Pokok Perkoperasian disempurnakan dan diganti
dengan UU No. 25 tahun 1992 tentang PerkoperasianPeraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995
tentang kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Koperasi. Masa Penjajahan Belanda, gerakan
koperasi pertama di Indonesia lahir dari inisatif tokoh R. A. Wiriaatmadja pada tahun 1986.
Wiriaatmadja, patih Purwokerto ( Banyumas ) ini berjasa menolong para pegawai, pedagang
kecil dan petani dari hisapan lintah darat melalui koperasi. Berdirinya Boedi Oetomo, pada tahun
1908 mencoba memajukan koperasi rumah tangga ( koperasi konsumsi ). Serikat Islam pada
tahun 1913 membantu memajukan koperasi dengan bantuan modal dan mendirikan Toko
Koperasi. Pada tahun 1927, usaha koperasi dilanjutkan oleh Indonesische Studie Club yang
kemudian menjadi Persatuan Bangsa Indonesia ( PBI ) di Surabaya. Partai Nasional Indonesia
( PNI ) di dalam kongresnya di Jakarta berusah menggelorakan semangat koperasi sehingga
kongres ini sering juga disebut kongres koperasi.Pergerakan koperasi selama penjajahan Belanda
tidak dapat berjalan lancar. Untuk membatasi laju perkembangan koperasi, pemerintah Belanda
mengeluarkan peraturan koperasi Besluit 7 April No. 431 tahun 1915.
Berdasarkan peraturan ini rakyat tidak mungkin mendirikan koperasi karena :
> mendirikan koperasi harus mendapat izin dari gubernur jenderal
> fakta dibuat dengan perantaraan notaris dan dalam bahasa Belanda
> ongkos materai sebesar 50 golden
> hak tanah harus menurut hukum Eropa
> harus diumumkan di Javasche Courant yang biayanya juga tinggi

Peraturan ini mengakibatkan munculnya reaksi dari kaum pergerakan nasional dan para
penganjurkoperasi. Oleh karena itu, pada tahun 1920 pemerintah Belanda membentuk Panitia
Koperasi yang diketuai oleh J. H. Boeke. Panitia ini ditugasi untuk meneliti mengenai perlunya
koperasi. Pada tahun 1927 pemerintah mengeluarkan peraturan No. 91 yang lebih ringan dari
perturan 1915.

isi peraturan No. 91 antara lain :


1. Fakta tidak perlu dengan perantaraan notaries, tetapi cukup didaftarkan pada Penasehat Urusan
Kredit Rakyat dan Koperasi serta dapat ditulis dalam bahasa daerah
2. ongkos materai 3 golden
3. hak tanah dapat menurut hukum adat
4. berlaku untuk orang Indonesia asli, yang mempunyai hak badan hukum secara adat.

Dengan keluarnya peraturan ini, gerakan koperasi mulai tumbuh kembali. Pada tahun 1932,
Partai Nasional Indonesia mengadakan kongres koperasi di Jakarta. Pada tahun 1933, pemerintah
Belanda mengeluarkan lagi peraturan No. 108 sebagai pengganti peraturan yang dikeluarkan
pada tahun 1915. Peraturan ini merupakan salinan dari peraturan koperasi Belanda tahun1925,
sehingga tidak cocok dan sukar dilaksanakan oleh rakyat. Pada masa penjajahan Jepang, koperasi
mengalami nasib yang lebih buruk. Kantor Pusat Jawatan Koperasi diganti oleh pemerintah
Jepang menjadi Syomin Kumiai Cou Jomusyo dan Kantor Daerah diganti menjadi Syomin
Kumiai Saodandyo. Kumiai yaitu koperasi model Jepang, mula-mula bertugas untuk
mendistribusikan barang-barang kebutuhan rakyat. Hal ini hanya alat dari Jepang untuk
mengumpulkan hasil bumi dan barang-barang kebutuhan untuk Jepang.

Masa Kemerdekaan
Pada awal kemerdekaan, koperasi berfungsi untuk mendistribusikan keperluan masyarakat
sehari-hari di bawah Jawatan Koperasi, Kementerian Kemakmuran. tahun 1946, berdasarkan
hasil pendaftaran Koperasi terdapat sebanyak 2.500 buah koperasi. Koperasi pada saat itu dapat
berkembang secara pesat. Namun karena sistem pemerintahan yang berubah-ubah maka terjadi
titik kehancuran koperasi Indonesia menjelang pemberontakan G30S / PKI. Partai-partai
memenfaatkan koperasi untuk kepentingan partainya, bahkan ada yang menjadikan koperasi
sebagai alat pemerasan rakyat untuk memperkaya diri sendiri, yang dapat merugikan koperasi
sehingga masyarakat kehilangan kepercayaannya dan takut menjadi anggota koperasi.
Pembangunan baru dapat dilaksanakan setelah pemerintah berhasil menumpas pemberontakan
G30S / PKI. Pemerintah bertekad untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni
dan konsekuen.dengan keadaan sperti itu,pemerintah berhasil melangsungkan Kongres Koperasi
I di Tasikmalaya, Jawa Barat. Akibat tekanan dari berbagai pihak termasuk Agresi Belanda,
keputusan Kongres Koperasi I belum kodusif dan tidak dapat ditetapkan maka diadakanlah
Kongres Koperasi II di Bandung.
Hambatan-hambatan bagi pertumbuhan koperasi antara lain disebabkan oleh hal-hal berikut :
1. kesadaran masyarakat terhadap koperasi yang masih sangat rendah
pengalaman masa lampau mengakibtakan masyarakat tetap merasa curiga terhadap koperasi
2. pengetahuan masyarakat mengenai koperasi masih sangat rendah
Untuk melaksanakan program perkoperasian pemerintah mengadakan kebijakan antara lain :
1. menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi
2. memperluas pendidikan dan penerangan koperasi
3. memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri maupun pertanian yang
bermodal kecil

Organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi sangat perlu diperbaiki. Cara membantu
mereka adalah mendirikan koperasi di kalangan mereka. Dengan demikian pemerintah dapat
menyalurkan bantuan berupa kredit melalui koperasi tersebut. Untuk menanamkan pengertian
dan fungsi koperasi di kalangan masyarakat diadakan penerangan dan pendidikan kader-kader
koperasi.

2.2 TEORI DASAR MANAJEMEN KOPERASI

A. PENGERTIAN MANAJEMEN KOPERASI

manajemen koperasi bisa diartikan sebagai suatu penerapan ilmu manajemen di dalam ruang
lingkup koperasi yang mana para anggotanya diberi tanggung jawab dan wewenang untuk
melakukan pengorganisasian, perencanaan, dan pengendalian sumber daya koperasi untuk
mencapai tujuan koperasi.

B. PRINSIP DASAR MANAJEMEN KOPERASI

1. Keanggotaan Bersifat Sukarela Dan Terbuka

Koperasi akan menerima setiap anggotanya secara terbuka untuk siapapun yang ingin menjadi
anggota tanpa memandang status sosial masyarakat. Jadi, siapapun memiliki hak yang sama
untuk bisa mendaftarkan diri dan tidak ada paksaan atau kewajiban bagi masyarakat untuk
mendaftarkan dirinya menjadi bagian dari anggota koperasi.

2. Pengelolaan Dilakukan Secara Demokrasi

Struktur organisasi koperasi akan dibentuk sesuai dengan ketentuan yang sudah ada dengan asas
kekeluargaan yang menjunjung tinggi nilai demokrasi dalam penyelenggaraan rapat anggota,
penentuan pengurus, pembentukan pengawas, serta penunjukkan manajer sebagai karyawan yang
bekerja pada koperasi yang akan dibentuk.
3. Pembagian SHU Dilakukan Secara Adil

Koperasi memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, setiap
anggota koperasi haru mengeluarkan usaha yang maksimal dan mampu bersifat serta berlaku adil
dan juga merata, khususnya dalam hal pembagian sisa hasil usaha dalam mempertimbangkan
aspek kepercayaan dalam hal mengelola koperasi yang sudah diberikan oleh tiap anggota yang
dinilai dalam pembentukan besarnya jasa usaha tersebut.

4. Pemberian Balas Jasa yang Terbatas pada Pemodal

Koperasi harus memberikan timbal balik pada mereka yang sudah berinvestasi dan juga
mempercayakan koperasi dalam mengelola modal yang sudah diberikan dengan balas jasa sesuai
dengan keseimbangan, keadilan dan keterbatasan. Besarnya modal pun harus dinyatakan secara
transparan kepada seluruh anggota koperasi agar mereka mengerti bahwa pemberian balas jasa
yang dilakukan dalam koperasi sudah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang sedang berlaku.

5. Kemandirian

Koperasi dibentuk dengan prinsip kemandirian. Artinya, koperasi tidak berada dalam naungan
payung organisasi dan juga tidak bergantung maupun mengandalkan organisasi lain, koperasi
akan berdiri sendiri untuk membuat struktur organisasinya sendiri untuk bisa mengelola dan juga
menjalankan operasional perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan tiap anggota dan
masyarakat sekitar.

6. Pendidikan Perkoperasian

Koperasi memiliki arah dan juga tujuan untuk bisa bekerja sama dalam mengelola setiap
operasional koperasi yang bersifat positif. Dalam hal ini, koperasi memerlukan keahlian keahlian
dalam pengoperasiannya agar koperasi menjadi wadah yang memiliki prinsip dan asas
berlandaskan kekeluargaan yang bermanfaat. Untuk itu, pendidikan dalam hal perkoperasian
sangat penting untuk membentuk koperasi.

7. Kerjasama Antar Koperasi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa koperasi memiliki sifat yang mandiri dalam hal
pengorganisasiannya. Namun dalam menjalankan setiap kegiatan usaha, koperasi tetap harus
menjalin hubungan dan kerjasama yang baik antar koperasi dengan cara komunikasi dan juga
interaksi yang baik.
C. INTEGRASI DALAM JENIS KOPERASI

1. Integrasi Horizontal dalam Manajemen Koperasi

Integrasi Horizontal adalah kombinasi antar setiap koperasi yang sama dan setingkat untuk
mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Kombinasi ini dilakukan dengan harapan agar bisa
meningkatkan volume usaha yang lebih besar, sehingga tidak hanya bisa bekerja secara lebih
berhasil atau lebih bermanfaat, namun juga lebih memudahkan setiap bentuk perdagangan yang
ada di dalamnya.

2. Integrasi Vertikal dalam Manajemen Koperasi

Dalam hal ini, kombinasi akan berlaku pada koperasi yang sejenis, dari mulai primer hingga
induk sebagai satu unit usaha yang sudah tidak bisa lagi dipisahkan. Untuk itu, setiap unti harus
memiliki rencana kerja yang integral, sehingga setiap kegiatan yang dilakukan dari primer ke
induk dan sebaliknya bisa terus dilakukan secara kontinyu.

3. Paralelisasi dalam Manajemen Koperasi

Koperasi paralelisasi merupakan koperasi multi purpose atau koperasi serba usaha yang
menjalankan banyak sekali usaha untuk kepentingan tiap anggotanya. Salah satu contohnya
adalah koperasi desa atau KUD. Dalam koperasi serba usaha, cara bekerja dan cara menjalankan
usaha akan dilakukan secara berdampingan. Oleh karena itu, koperasi paralelisasi sangat sesuai
untuk dijalankan di pedesaan.

D. INTEGRASI DALAM SEKTOR KOPERASI

Dengan sifatnya yang horizontal dan vertikal, maka pemusatan dalam hal ini akan mencakup
integrasi dalam bidang idiil dan bidang ekonomi.

1. Bidang Idiil

Pemusatan yang dilakukan dalam hal ini berguna untuk mendapatkan segala bentuk bimbingan
dalam segi idiil, jadi bukan secara langsung melakukan usaha di dalam perekonomian, tapi
melakukan tugas untuk menghasilkan kebijakan yang umum.

2. Bidang Ekonomi

Pemusatan yang dilakukan dalam bidang ekonomi ini memiliki tujuan dalam hal mempermudah
dan juga melancarkan sektor koperasi. Seperti pembentukan Bank Umum Koperasi, Asuransi,
dll.
E. PENTINGNYA MANAJEMEN KOPERASI

Tak bisa dipungkiri bahwa koperasi juga memerlukan pengelolaan efektif dan efisien. Mengingat
bahwa koperasi juga merupakan salah satu badan usaha yang memiliki tujuan demi kemaslahatan
masyarakat. Yang tentunya, tujuan ini bisa terwujud jika koperasi memiliki manajemen koperasi
yang tepat. Dengan adanya manajemen dalam koperasi, maka pengelolaan koperasi bisa berjalan
lebih efektif dan efisien. Sehingga bisa dikatakan bahwa manajemen dalam koperasi memiliki
peranan yang sangat penting dalam pengelolaan pada setiap bidang-bidang koperasi.

Hal ini diharapkan agar koperasi bisa berjalan dengan baik dan mampu mensejahterakan anggota
serta masyarakat di lingkungannya. Keberadaan manajemen koperasi sangat penting karena
memiliki peran untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh koperasi.

Aspek-Aspek Dalam Manajemen Koperasi

Manajemen Operasi

Manajemen operasi diartikan sebagai salah satu aspek yang akan memusatkan perhatiannya pada
pengelolaan variabel-variabel kunci yang menentukan tercapainya Efisiensi dan efektivitas
kegiatan utama koperasi secara optimal. Manajemen operasi ini, meliputi:

1. Manajemen masukkan
2. Manajemen peralatan dan SDM
3. Manajemen keluaran

Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan dalam manajemen koperasi memiliki pusat perhatian terhadap pengelolaan
berbagai macam sumber keuangan dari suatu usaha. Pengelolaan keuangan ini dianggap sangat
penting demi keberlangsungan koperasi. Manajemen keuangan meliputi beberapa hal, yaitu:

1. Manajemen modal kerja


2. Manajemen kas
3. Manajemen piutang
4. Manajemen persediaan
5. Manajemen investasi jangka pendek

Manajemen Pemasaran

Pemasaran merupakan proses yang dilakukan untuk menimbulkan permintaan terhadap barang
dan jasa yang ditawarkan. Pemasaran ini meliputi beberapa tahap yaitu analisis pasar, identifikasi
kebutuhan konsumen, menyusun rencana kebutuhan konsumen, menguji rencana tersebut dan
melakukan evaluasi.
2.3 PERANAN KOPERASI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

 Peran Koperasi dalam Perekonomian Indonesia

Keberadaan koperasi di Indonesia memiliki peran penting bagi setiap lembaga dan anggota yang
menjalankannya, salah satunya untuk membangun perekonomian. Berikut adalah beberapa peran
koperasi dalam perekonomian Indonesia yang kamu harus ketahui, yaitu:

1. Mengembangkan Kegiatan Usaha Masyarakat


Contohnya, koperasi yang bergerak dalam bidang usaha pengadaan alat-alat pertanian
yang dibutuhkan oleh petani. Dengan adanya koperasi tersebut, maka petani bisa
membeli kebutuhan alat-alat pertanian di koperasi dengan harga yang lebih murah.
Karena itu, kegiatan usaha pertanian tersebut bisa menjadi lebih baik dan meningkat.
2. Meningkatkan Pendapatan Anggota
Kalau kamu menjadi anggota koperasi, kamu bisa mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU)
yang diperoleh koperasi sehingga kamu mendapatkan keuntungan. Hal ini karena
semakin besar jasa seorang anggota terhadap koperasi, maka semakin besar pula
penghasilan yang diperoleh anggota itu.
3. Mengurangi Tingkat Pengangguran
Kehadiran koperasi di Indonesia diharapkan bisa menolong nasib mereka yang
membutuhkan pekerjaan, karena dengan adanya koperasi akan dibutuhkan banyak
pekerja untuk mengelola usahanya. Setiap orang juga bisa belajar mengelola keuangan
dan mendapatkan penghasilan setiap bulan dari pengelolaan koperasi ini. Pada dasarnya,
koperasi bisa memberi kesempatan kepada tenaga kerja dan menyerap sumber daya
manusia.
4. Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat
Kegiatan koperasi bisa meningkatkan penghasilan para anggota koperasi. Ini berarti
peran koperasi bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan memperoleh
penghasilan yang tinggi, kemungkinan akan lebih mudah memenuhi kebutuhan hidup
yang beraneka ragam, dan sebagai alat perjuangan ekonomi untuk bisa bersaing dengan
badan usaha lainnya.
5. Turut Mencerdaskan Bangsa
Usaha koperasi bukan hanya kegiatan di bidang material atau jasa saja lho, tapi juga
mengadakan kegiatan pendidikan terhadap para anggotanya. Pendidikan tersebut antara
lain diberikan dalam bentuk pelatihan keterampilan serta manajemen bisnis dan
keuangan. Dengan begitu, peran koperasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa juga
sudah sangat terbukti dengan mengamalkan pengetahuan kepada anggota dan masyarakat
sekitar.
6. Membangun Tatanan Perekonomian Nasional
Koperasi sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa dan dikembangakan oleh
pemerintah, perlu dikembangkan bersama kegiatan usaha lainnya. Dengan
memberdayakan koperasi, berarti juga bisa memberdayakan masyarakat, yang pada
akhirnya akan mampu memberdayakan perekonomian nasional
2.4 DAMPAK NEGATIVE JIKA KOPERASI DI INDONESIA TIDAK BERJALAN

Jika koperasi tidak berjalan dengan baik atau mengalami kegagalan di Indonesia, ini bisa
memiliki dampak negatif yang luas pada ekonomi, masyarakat, dan pembangunan berkelanjutan.
Beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi jika koperasi tidak berjalan dengan baik di
Indonesia meliputi:

1.Ketidakstabilan Ekonomi:
Koperasi memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, terutama di sektor pertanian
dan perdesaan. Jika koperasi mengalami kesulitan atau kegagalan, ini dapat mengganggu
stabilitas ekonomi di daerah-daerah tersebut.
2.Pengangguran dan Kemiskinan:
Koperasi sering menjadi penyedia lapangan kerja bagi banyak orang di Indonesia, terutama di
pedesaan. Kegagalan koperasi bisa berarti hilangnya lapangan kerja dan meningkatnya tingkat
pengangguran, yang dapat berkontribusi pada kemiskinan.
3.Dampak pada Pertanian dan Ketahanan Pangan:
Koperasi pertanian berperan penting dalam memfasilitasi akses petani ke sumber daya dan pasar.
Kegagalan koperasi ini dapat mengganggu produksi pertanian, ketahanan pangan, dan distribusi
makanan.
4.Pengurangan Akses Layanan Sosial:
Koperasi sering memberikan layanan sosial seperti pendidikan dan perawatan kesehatan kepada
anggotanya. Kegagalan koperasi dapat berarti hilangnya akses terhadap layanan ini.
5.Pengurangan Akses Keuangan:
Koperasi kredit memberikan akses keuangan kepada kelompok-kelompok yang mungkin tidak
memiliki akses ke bank komersial. Kegagalan koperasi ini dapat mengurangi akses keuangan
bagi mereka yang membutuhkannya.
6.Dampak pada Keberlanjutan Lingkungan:
Koperasi di sektor pertanian dan lingkungan dapat memainkan peran dalam praktik
berkelanjutan. Kegagalan koperasi ini dapat mengurangi upaya berkelanjutan dalam sektor-
sektor ini.
7.Kehilangan Investasi:
Kegagalan koperasi dapat mengurangi minat investor untuk berinvestasi dalam koperasi atau
sektor-sektor yang bergantung padanya.

2.5 MASYARAKAT YANG MEMANDANG SEBELAH MATA KOPERASI

Meskipun koperasi memiliki banyak kelebihan dan manfaat, namun terkadang masih dipandang
sebelah mata oleh beberapa Masyarakat.Berikut beberapa alasan mengapa koperasi tidak selalu
mendapatkan pengakuan atau dukungan yang cukup:

1. Kurangnya Kesadaran Masyarakat, banyak orang yang belum begitu memahami apa itu
koperasi dan cara kerjanya.Hal ini dapat menyebabkan kurangnya minat,dukungan serta
partisipasi dari Masyarakat.
2. Persepsi Kecil,Koperasi seringkali di anggap sebagai usaha kecil dan lokal yang tidak
memiliki potensi pertumbuhan yang besar.Hal ini dapat membuat orang lebih tertarik pada
Perusahaan atau porporasi yang besar.
3.Tdak Menguntungkan Secara Finansial,Beberapa Masyarakat berpendapat bahwa koperasi
tidak menghasilkan keuntungan sebanyak usaha lain,sehingga dapat mempengaruhi tingkat
pendapatan dan investasi.
4. Tidak Seefektif Perusahaan Swasta,Beberapa Masyarakat berpendapat bahwa koperasi tidak
seefisien dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan dibandingkan dengan usaha swasta
yang dijalankan oleh pemilik atau Perusahaan swasta.
5.Persaingan Tidak Efektif,Di beberapa industry atau sektor,koperasi mungkin dianggap kurang
kompetitif dibandingkan Perusahaan swasta yang memiliki sumber daya lebih besar.
6. Distriminasi Politik,Beberapa koperasi mungkin tunduk pada peraturan atau kebijakan yang
rumit atau tidak fleksibel,yang mungkin membatasi pertumbuhan atau inovasi.
7. Batasan Sumber Daya,Koperasi sering kali mengandalkan kontribusi dari anggotanya untuk
modal dan sumber daya.Hal ini dapat menjadi hambatan jika anggota mempunyai sumber daya
yang terbatas.

2.6 UPAYA DALAM MENYADARKAN MASYARAKAT BAHWA KOPERASI ITU


PENTING
Menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pemahaman tentang koperasi bisa menjadi tugas
yang penting. Karena kesadaran masyarakat untuk berkoperasi masih sangat kurang , Terutama
masyarakat yang mengalami kesulitan mengakses permodalan ke sumber pembiayaan lembaga
perbankan. Sehingga perlu menggalakkan sosialisasi akan pentingnya koperasi untuk
meningkatkan kesejahteraan dalam perekonomian masyarakat , Berikut adalah beberapa langkah
yang dapat membantu dalam menangani upaya tersebut:

1. Edukasi Publik:
Membuat program edukasi publik yang menyampaikan informasi tentang apa itu koperasi,
prinsip-prinsipnya, manfaatnya, dan peran mereka dalam pemberdayaan ekonomi dan sosial. Ini
dapat dilakukan melalui seminar, lokakarya, atau kampanye media sosial.
2. Studi Kasus Sukses:
Menampilkan studi kasus koperasi yang sukses yang telah memberikan manfaat nyata kepada
komunitas mereka. Ini dapat membantu masyarakat melihat bagaimana koperasi dapat mengubah
kehidupan dan menghasilkan dampak positif.
3. Keterlibatan Komunitas:
Melibatkan komunitas secara langsung dalam koperasi atau dalam kegiatan yang terkait dengan
koperasi. Ini bisa melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan atau pemberian
dukungan dalam berbagai bentuk.
4.Kerja Sama dengan Pemerintah:
Bekerja sama dengan pemerintah untuk mengintegrasikan pemahaman tentang koperasi dalam
kurikulum pendidikan atau melalui program-program pelatihan.
5.Promosi Melalui Media Massa:
Menggunakan media massa, baik cetak, radio, televisi, atau platform daring, untuk menyebarkan
cerita dan informasi tentang peran penting koperasi dalam ekonomi dan masyarakat.
6.Kemitraan dengan Organisasi Terkait:
Bekerja sama dengan organisasi atau asosiasi yang memiliki fokus pada koperasi, seperti
lembaga-lembaga koperasi dan kelompok pemuda, untuk memperkuat upaya penyadaran ini.
7.Kampanye Kesadaran:
Mengadakan kampanye kesadaran khusus yang menyoroti manfaat koperasi dalam berbagai
aspek kehidupan, seperti keuangan, pertanian, atau perumahan.
8.Kemitraan Bisnis:
Membangun kemitraan antara koperasi dan bisnis lokal atau nasional untuk meningkatkan
visibilitas dan dukungan koperasi.
9.Dukungan Hukum:
Mengadvokasi perubahan hukum yang mendukung koperasi dan menghilangkan hambatan
hukum yang mungkin menghalangi perkembangannya.
BAB III : PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Link referensi :

https://wiss.co.id/read-21-peran-koperasi-dalam-perekonomian-indonesia-dan-fungsinya.html
https://accurate.id/marketing-manajemen/manajemen-koperasi/
https://www.jurnal.id/id/blog/peran-koperasi-dalam-perekonomian-di-indonesia/
https://www.jurnal.id/id/blog/manajemen-koperasi-definisi-proses-sbc/
https://koperasi.kulonprogokab.go.id/detil/536/sejarah-dan-latar-belakang-
https://koperasi.kulonprogokab.go.id/detil/81/gemaskop-pemerintah-dorong-minat-masyarakat-
berkoperasi
https://perinkopukm.jogjakota.go.id/detail/index/28425

Anda mungkin juga menyukai