Anda di halaman 1dari 10

Implementasi Kebijakan Sistem Pemerintahan Berbasis

Elektronik di Kota Malang (Studi Implementasi Perwali No 8


Tahun 2023)

Lila Rahmatul Nasuha


Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya
Jl. Veteran, Kota Malang, 65145
Email: lilarahmasuha@gmail.com

Abstrak

Kualitas akan pelayanan publik dan tata kelola pemerintah sudah menjadi isu
yang selalu dihadapi oleh pemerintah di Indonesia. Adanya perkembangan akan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi peluang bagi pemerintah dalam
pemanfaatan di bidang TIK serta meningkatkan akan kualitas dari pelayanan publik
serta tata kelola pemerintahan. Tujuan penelitian ini adalah membahas implementasi
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di Kota Malang dengan studi
Implementasi Perwali No 8 Tahun 2023, serta kendala yang dihadapi dalam proses
implementasinya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
kualitatif, dengan penggunaan teori milik Grindle (1980) mengenai implementasi
kebijakan publik sebagai teori untuk analisa proses implementasi SPBE di Kota
Malang. Hasil dari temuan penelitian ini adalah implementasi SPBE di Kota Malang
dilakukan dengan baik oleh implementor SPBE, dengan didasarkan pada analisa
menggunakan berbagai indikator implementasi kebijakan publik milik Grindle yang
terdiri dari konten kebijakan dan konteks kebijakan. Namun ditemukan pula adanya
faktor kendala dalam implementasi SPBE di Kota Malang perubahan dan adanya
kebijakan baru dari pusat mengenai implementasi SPBE, tantangan infrastruktur IT,
dan beberap SDM yang belum cakap IT.
Kata Kunci; Implementasi Kebijakan, Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik,
SPBE, Perwali No 8 Tahun 2023.

1. Latar Belakang pelayanan publik. Keterbatasan akan


Sudah sejak lama isu yang informasi yang didapatkan serta akses
menjadi kendala atau pekerjaan rumah pelayanan publik yang memuaskan
bagi pelaksanaan pemerintahan di selalu menjadi pekerjaan rumah bagi
berbagai daerah Indonesia adalah pemerintah dalam menyelenggarakan
mengenai pelayanan publik itu sendiri, pemerintahan mendapatkan kepuasan
terutama dalam kualitas pemberian di mata publik. Sehingga persoalan
mengenai pelayanan publik serta pemerintahan yang baik, yang
transparansi dari pihak pemerintah Pemerintah Indonesia terbitkan dalam
selalu menjadi isu yang dihadapi oleh Undang-Undang No 25 Tahun 2004
pemerintah baik di tingkat nasional tentang Sistem Perencanaan
maupun daerah. Pembangunan Nasional, yang
Perkembangan Teknologi, kemudian diperjelas dalam Undang-
Informasi, dan Komunikasi (TIK) yang Undang No 17 Tahun 2007 tentang
semakin melaju pesat sejatinya Rencana Pembangunan Jangka
membawa banyak perubahan. Panjang Nasional Tahun 2005-2025,
Perkembangan TIK yang lebih maju, dimana meningkatkan kualitas
serta era digitalisasi yang kini semakin pelayanan publik sendiri sudah
cepat serta terbuka, membuat menjadi bagian dalam misi
masyarakat modern menuntut untuk pembangunan nasional berdasarkan
mendapatkan kemudahan dalam yakni memwujudkan bangsa yang
berbagai akses ke berbagai sektor mememiliki akan daya saing. Untuk
kehidupan, termasuk juga dalam hal misi tersebut bisa diwujudkan, maka
ini adalah kebutuhan akan adanya bisa dilakukan dengan pembangunan
peningkatan serta kemudahahan dan terhadap apartur negara yang
transparansi dalam kualitas pelayanan mencangkup
publik dari pemerintah kepada kelembangaan, pelayanan publik,
masyarakat umum atau publik, serta ketatalaksanaan, serta sumber daya
upaya peningkatan dalam tubuh manusia (SDM) dari aparatur negara.
pemerintahan dalam hal ini adalah tata [2]
kelola pemerintah. Untuk semakin mendorong
reformasi birokrasi dengan
Karena itu dimulailah upaya
memanfaatkan perkembangan TIK,
besar berupa reformasi birokrasi
maka pada tahun 2018 dikeluarkannya
melalui pemanfaatan di bidang TIK,
Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018
dimana pada 2003 lalu telah
tentang Sistem Pemerintahan Berbasis
dikeluarkan Intruksi Presiden (Inpres)
Elektornik, yang mengatur
Republik Indonesia No 3 Tahun 2003
dilakukannya penerapan SPBE atau
tentang Kebijakan dan Strategi
Sistem Pemerintahan Berbasis
Nasional Pengembangan E-
Elektronik. [3] SPBE ialah
Government, yang menjadi gerbang
penyelenggaraan pemerintahan yang
awal penyelenggaraan e-government di
memanfaatkan TIK untuk memberikan
Indonesia. [1] Kemudian penerapan
layanan kepada Pengguna SPBE.
reformasi birokrasi dimulai pada tahun
Secara khusus, penerapan SPBE ini
2004, yang mana oleh pemerintah
dimandatkan untuk dilakukan oleh
menegaskan akan pentingnya
seluruh instansi pemerintah, baik di
penerapam prinsip-prinsip clean
pusat maupun di daerah, dimana
government dan good governance
Pemerintah Pusat telah menerbitkan
dengan sasaran mewujudkan tata
sebuah pedoman atau tuntunan bagi
kelola
instansi pusat maupun pemerintah di
daerah berupa perundang-undangan didapatkan dalam hasil penelitian ini
serta Rencana Induk SPBE Nasional. adalah: implementasi SPBE di
Untuk mendorong implementasi SPBE Pemerintah Kabupaten Tabanan belum
di berbagai pemerintahan serta berjalan maksimal. Masih banyak
pengembangan SPBE di berbagai kekurangan yang ditemukan dalam hal
tubuh pemerintahan, selain mengenai domain kebijakan, domain
mengeluarkan Pepres No 59 Tahun tata kelola, domain manajemen, dan
2018, dalam implementasinya, juga domain layanan SPBE. Dan juga
dilakukan pemantauan dan evaluasi adanya upaya yang bisa dilakukan oleh
terhadap implementasi SPBE yang Pemerintah Kabupaten Tabanan dalam
dilakukan oleh Kementrian meningkatkan indeks SPBE. [5]
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (PANRB), yang Penelitian lainnya membahas
diatur dalam Peraturan Menteri mengenai implementasi dari e-
Pendayagunaan Aparatur Negara dan government dari Kota Probolinggo
Reformasi Birokrasi No 59 Tahun dengan mengacu pada Peraturan
2020 tentang Pemantauan dan Evaluasi Presiden Nomor 95 Tahun 2018
SPBE. sebagai acauan dalam melihat
implementasi e-government. Hasil
Penelitian sebelumnya tentang penelitian menemukan bahwa
optimalisasi penyelenggaraan sistem Pemerintah Kota Probolinggo dalam
pemerintah berbasis elektronik (SPBE) penyelenggaraan sudah menerapkan
di Provinsi Lampung, yang mengenai pelayanan pemerintahan berbasis
optimalisasi pelaksanaan sistem elektronik. Hal ini dibuktikan dengan
pemerintahan berbasis elektronik di aplikasi umum di pemerintahan Kota
Prov. Lampung, serta merumuskan Probolinggo, yang mendukung
desain kebijakan yang diharapkan pengelolaan internal birokrasi dalam
mampu menunjang kinerja dan meningkatkan kinerja dan akuntabilitas
pelayan publik Provinsi Lampung. pemerintah daerah. Sementara untuk
Penelitian ini menemukan bahwa pelayanan publik elektronik di Kota
dalam pelaksanaan SPBE, perlu Probolinggo, ini dibuktikan dengan
didengarkan akan masukan dan adanya aplikasi khusus yang
terlibatnya berbagai pemangku dikembangkan oleh pemerintah daerah
kepentingan yang berkaitan dengan setempat. [6]
SPBE oleh Pemerintah Provinsi
Lampung agar penerapan SPBE lebih Penelitian lain membahas
optimal.[4] penelitian yang dilakukan dalam
mendeskripsikan kebijakan inovasi
Penelitian lain mengenai dalam penyelenggaraan Sistem
implementasi kebijakan sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
pemerintahan berbasis elektronik di (SPBE) di Kota Dumai, dengan
kawasan Pemerintahan Kab. Tabanan, penggunaan tiga dimensi kebijakan
serta upaya yang perlu ditempuh oleh inovasi yaitu Dimensi Penadbiran
Pemerintah Kabupaten Tabanan dalam
meningkatkan Indeks SPBE. Yang
kebijakan (tata kelola)/policy Dalam penelitian ini, peneliti
governance, Dimensi Sektoral, dan memilih penggunaan metodologi
Dimensi Interaksi, dari penggunaan kualitatif. Format data dari penelitian
ketiga dimensi kebijakan inovasi kualitatif akan tersaji dalam bentuk
ditemukan bahwa pelaksanaan dari teks yang bersifat deskriptif yang
kebijakan inovasi dalam berdasarkan pada data yang terperoleh
Penyelenggaraan Sistem Pemerintah melalui catatan di lapangan, dokumen
Berbasis Elektronik (SPBE) di Kota wawancara, foto dan gambar,
Dumai sudah berjalan dengan cukup dokumen milik pribadi, videotape,
baik. Hal lain yang ditemukan dalam memo atau catatan yang tertulis, serta
penelitian ini adalah beberapa dokumen resmi yang lain.[8]
hambatan dalam pelaksanaan Metode pengumpulan data
kebijakan inovasi.[7] dilakukan dengan proses wawancara,
Dalam prateknya, implementasi dengan menggunakan metode
SPBE di daerah yang ditujukan kepada purposive untuk pemilihan informan,
masyarakat melewati proses dimana informan yang terpilih untuk
implementasi yang panjang. Beberapa penelitian ini adalah adalah Kepala
penelitian sebelumnya telah membahas Dinas Kominfo Kota Malang, Kepala
mengenai implementasi SPBE, namun Bidang Aplikasi Informatika
belum ada yang menggunakan teori Diskominfo Kota Malang, Staff
implementasi kebijakan milik Grindle Bidang Aplikasi Informatika
dalam melihat implementasi dari Diskominfo Kota Malang, dan
penyelenggaraan SPBE. Oleh Masyarakat Pengguna SPBE.
karenanya, peneliti tertarik untuk 3. Hasil dan Pembahasan
mengambil tema penelitian mengenai Dalam menjelaskan dari
implementasi SPBE di Kota Malang implementasi SPBE di Kota Malang
dengan studi terhadap Perwali No 8 dengan studi Perwali no 8 Tahun 2023,
Tahun 2023, dengan melakukan peneliti menggunakan teori dari model
analisa juga terhadap faktor yang implementasi milik Grindle, yang mana
menjadi kendala dalam implementasi dikatakan dalam dinamika
SPBE di Kota Malang. implementasi kebijakan, ada 2 variabel
Tujuan dari penelitian ini yang digunakan dalam melihat proses
adalah untuk mengetahui implementasi implementasi yaitu policy content
dari SPBE di Kota Malang dengan (konten kebijakan) dan policy context
menggunakan teori model (konteks kebijakan). Selain itu juga
implementasi milik Grindle, serta akan dijelaskan mengenai kendala
mengetahui apa saja faktor kendala yang dihadapi dalam proses
dalam implementasi SPBE di Kota implementasi sistem pemerintahan
Malang. berbasis elektronik di Kota Malang,
yang dibahas sebagai berikut
2. Metode Penelitian 3.1 Konten Kebijakan
3.1.1 Kepentingan yang Terpengaruh
Kepentingan yang terpengaruh implementasi SPBE yang sebelumnya
dengan adanya Perwali No 8 Tahun terpisah dan dibangun sendiri oleh
2023 tentang SPBE di Kota Malang setiap Organisasi Perangkat Daerah
adalah dalam implementasinya, adanya (OPD), harus dilakukan integrasi antar
keharusan bagi pihak Pemerintah Kota aplikasi yang sudah dikembangkan,
Malang dalam menyusun Arsitektur sesuai dengan mandat dari SPBE
dan Peta Rencana SPBE, untuk Nasional yang memandatkan integrasi
mendukung keterpaduan dalam satu layanan publik.
implementasi SPBE. Keberadaan Mengacu pada teori Grindle
pentingnya penyusunan Arsitektur dan yang mengatakan bahwa manfaat dari
Peta Rencana ini diatur dalam Surat kebijakan publik memiliki 2 manfaat
Edaran (SE) Menteri PANRB No 18 yakni manfaat kolektif dan manfaat
Tahun 2022 tentang Keterpaduan ekslusif, dari kedua manfaat tersebut
Layanan Digital Nasional Melalui implementasi SPBE di Kota Malang
Penerapan Arsitektur SPBE dan Peta lebih memiliki manfaat kolektif, yang
Rencana SPBE, yang mana disebutkan mana dengan adanya implementasi
adanya surat edaran tersebut SPBE yang berdasarkan pada Perwali
dimaksudkan sebagai arahan untuk No 8 Tahun 2023 manfaat yang
mendorong penyelenggara SPBE diperoleh adalah peningkatan dalam
dalam hal ini instansi pusat dan pelayanan publik, dimana
pemerintah daerah, untuk menyusun dilakukannya integrasi antar aplikasi
Arsitektur SPBE dan Peta Rencana pelayanan publik dan aplikasi
SPBE, sebagai dasar penerapan SPBE. pemerintahan memberikan manfaat
Karenanya dapatpeneliti berupa kemudahan dalam akses
simpulkan, kepentingan yang pelayanan, yang mana akan
terpengaruh dengan adanya Perwali mempermudah dalam mendapatkan
No akses pelayanan publik.
8 Tahun 2023, membuat pihak
Pemerintah Kota Malang dalam 3.1.3 Derajat Perubahan yang
implementasi SPBE, harus melakukan Mungkin Terjadi
penyusunan terhadap Arsitektur dan Untuk pihak implementor atau
Peta Rencana SPBE, yang kini dalam hal ini mereka pihak yang
menjadi hal yang harus dilakukan guna bertugas dalam mengimplementasikan
mendukung terhadap keterpaduan SPBE di lingkungan Kota Malang,
implementasi SPBE di Kota Malang, perubahan yang terjadi juga adalah
yang tentunya hal ini juga diingikan mengenai kebijakan terkait SPBE
oleh Diskominfo Kota Malang dalam menjadi lebih lengkap, lalu adanya
menyukseskan implementasi SPBE di SOP yang lebih sesuai dengan
Kota Malang prosedur dari Perwali No 8 Tahun
3.1.2 Tipe Benefit 2023, yang membuat aplikasi yang
Disebutkan Kepala Dinas berkaitan dengan SPBE terus
Kominfo Kota Malang menjelaskan dilakukan pengembangan, serta
bahwa, perubahan dengan adanya diintergrasikan
Perwali No 8 Tahun 2018 membuat
yang membuat perubahan akan kinerja regulasi yang telah ditetapkan di
dari pelayanan publik dari Pemerintah tingkat nasional maupun daerah.
Kota Malang lebih meningkat.
Karenanya, adanya implementasi 3.1.5 Implementor Program
SPBE di lingkungan Pemerintah Kota
Diskominfo Kota Malang yang
Malang, derajat perubahan yang
menjadi Organisasi Perangkat Daerah
mungkin terjadi adalah peningkatan
(OPD) dalam pelaksanaan wewenang
kinerja Pemerintahan Kota Malang
kedaerahan sektor informatika dan
pada pemberian pelayanan publik
komunikasi, serta persandian dan
terhadap penduduk di Kota Malang,
statistik di Pemerintahan Kota Malang
serta kemudahan masyarakat dalam
menjadi implementor SPBE dalam hal
mengakses layanan publik, sehingga
ini ditunjuk menjadi leading sector
akan meningkatkan pelayanan publik
dalam implementasi SPBE. Sebagai
serta akan meningkatnya pelayanan
leading sector, Diskominfo Kota
administrasi pemerintahan.
Malang memilki tugas diantaranya
3.1.4 Lokasi Pengambilan memastikan jaringan berkaitan dengan
Keputusan penopang layanan berbasis elektronik
terpenuhi secara memadahi, lalu dari
Terkait dengan lokasi manajemen pengelolaan dilakukan
pengambilan keputusan, peneliti akan integrasi, melakukan manajemen
menjelaskan mengenai koordinasi yang pengamanan, pendampingan.
dilakukan oleh pihak Dinas
Komunikasi dan Informatika Kota 3.1.6 Sumber Daya yang
Malang yang adalah leading sector Dialokasikan
pada implementasi Perwali No 8
Untuk pelaksanaan SPBE itu
Tahun 2023 di Kota Malang. Dalam
sendiri di lingkungan Kota Malang,
proses implementasi SPBE, koordinasi
Pemerintahan Kota Malang telah
yang dilakukan adalah dengan
menunjuk Diskominfo Kota Malang
melibatkan juga pihak-pihak lain
sebagai leading sector, pada konteks
selain dari Diskominfo sebagai leading
tersebut sumber daya Pemerintah Kota
sector atau pengampu dari
Malang memiliki kualifikasi dalam
implementasi SPBE adalah terlibatnya
pelaksanaan program pemerintahan
pihak lain, yang kemudian
yang berkaitan dengan elektronik.
dibentuknya tim koordinasi SPBE
Namun untuk menunjang dari
dengan Diskominfo sebagai leading
keberhasilan dari implementasi SPBE,
sector. Koordinasi yang dilakukan
maka dibutuhkan pula sumber daya-
adalah untuk menyusun hal yang
sumber daya lainnya diluar pihak
berkaitan dengan SPBE, seperti
Dinas Komunikasi dan Informatika.
Arsitektur SPBE serta Peta Rencana
Dimana dibentuknya tim koordinasi
SPBE, yang juga Diskominfo memiliki
SPBE, yang tim itu dikoordinatori oleh
kewenangan untuk memastikan
Sekda sebagai ketua, namun setiap
keselarasan terhadap implementasi
perangkat daerah itu mengirimkan
SPBE di Kota Malang sesuai dengan
personilnya
untuk juga menyusun kebijakan, Malang, dalam upaya implementasi
menyusun strategi strategi untuk SPBE kemudian membentuk Tim
mengevaluasi SPBE. Koordinasi SPBE, yang mana
Dengan hal ini, ditarik kemudian ditunjuk pula Diskominfo
kesimpulan jika sumber daya yang Kota Malang sebagai implementor
dialokasikan oleh Pemerintah Kota utama atau leading sector dalam
Malang dan juga Diskominfo memiliki implementasi SPBE di Kota Malang.
kualifikasi yang sesuai dengan Dari pemaparan diatas, dapat
indikator dari SPBE, yang peneliti simpulkan mengenai faktor
menunjukkan dalam proses Kuasa, Kepentingan, dan Aktor yang
implementasinya telah dikerahkan Terkait, dalam implementasi SPBE,
sumber daya yang memiliki kepentingan dari Pemerintah Pusat
kompetensi dalam bidangnya yang terkait implementasi SPBE dijalankan
dibutuhkan. dan selaras dengan kepentingan dari
3.2 Konteks Kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam
implementasi SPBE, yang dibuktikan
3.2.1 Kekuatan, Kepentingan, dan dengan perubahan kebijakan terbaru
Strategi dari Aktor Terkait mengenai SPBE di Kota Malang,
Seiring dengan perubahan serta mengikuti adaptasi serta review dari
bertambahnya kebijakan yang terjadi peraturan yang ditetapkanoleh
di level pusat terkait dengan Pemerintah Pusat, yang kemudian
implementasi SPBE, dengan kuasa memberikan kuasa dan strategi kepada
yang dimiliki oleh eksekutif, membuat Diskominfo Kota Malang agar
Pemerintah Kota Malang harus implementasi Perwali No 8 Tahun
melakukan review dan pemutakhiran 2023 berjalan sesuai dengan apa yang
terhadap Perwali 59 Tahun 2019, diharapkan.
dengan penyesuaian terhadap 3.2.2 Karakteristik Rezim dan
kebijakan-kebijakan terbaru mengenai Institusi
SPBE, yang kemudian menghasilkan Dalam implementasi SPBE,
Perwali baru yaitu Perwali No 8 Tahun pihak eksekutif dalam hal ini adalah
2023 tentang Sistem Pemerintahan Pemerintah Kota Malang, mendukung
Berbasis Elektronik. Karenanya. penuh dengan adanya implementasi
Perwali baru ini dibuat juga atas SPBE. Dukungan terhadap
kepentingan dalam menyelaraskan dan implemnetasi SPBE oleh pihak
menyesuaikan terkait implementasi eksekutif Kota Malang dibuktikan
SPBE di tingkat daerah. dengan selain diterbitkannya Perwali
Dalam upaya menyukseskan No 8 Tahun 2023 sebagai pedoman
implementasi SPBE di Kota Malang, kebijakan dalam implementasi SPBE
kekuasaan dan kepentingan yang di Kota Malang, dimasukkannya pula
dimiliki oleh Pemerintah Kota Malang SPBE dalam salah satu bagian dari
sebagai eksekutif tertinggi di Kota
Indeks Kinerja Utama (IKU) mendukung implementasi SPBE, bila
Pemerintahan Kota Malang. pihak Diskominfo memerlukan bahan
mengenai relasi DPRD dan terkait SPBE yang menjadi tupoksi
Diskominfo terkait implementasi dari pihak lain, maka pihak lainnya
SPBE, menunjukkan bahwa baik dengan respon cepat memberikan data
DPRD dan Diskominfo memilki atau dokumen yang diperlukan dalam
pandangan yang sama terhadap penunjangan implementasi SPBE di
implementasi SPBE di Kota Malang. Kota Malang.
Sehingga dari pemaparan mengenai 3.3 Hasil Implementasi Kebijakan
relasi Diskominfo dengan Pemerintah
Kota Malang dan DPRD Kota Malang Grindle menjelaskan, ada 2 hal
terkait implementasi SPBE, bisa yang dapat digunakan untuk mengukur
disimpulkan implementasi SPBE dari keberhasilan implementasi
didukung penuh baik oleh pihak kebijakan, yaitu; pertama dilihat dari
eksekutif dan juga legislatif. prosesnya, dengan mempertanyakan
apakah pelaksanaan kebijakan tersebut
3.2.3 Kepatuhan dan Responsivitas sudah sesuai dengan yang telah
Kepatuhan serta responsivitas ditentukan, yang merujuk kepada aksi
dari pihak yang terlibat dalam kebijakan. Kedua apakah tujuannya
implementasi kebijakan menjadi telah tercapai, dengan dilihat melalui
sesuatu hal yang wajib dilaksanakan dampak kepada masyarakat baik
jika ingin kebijakan tersebut bisa secara individu dan kelompok, serta
terealisasikan dengan baik selaras pada tingkat perubahan yang terjadi serta
tujuannya dimana hendak dicapai. penerimaan kelompok sasaran
Kepatuhan ini bisa ditinjau dengan kebijakan, dan perubahan yang terjadi.
melihat sebagaimana jauh pihak yang
ditunjuk dalam implementasi SPBE Dengan implementasi SPBE di
patuh dalam upaya implementasi Kota Malang yang banyak dilakukan
SPBE di Kota Malang. dalam bentuk pengembangan aplikasi
pelayanan publik oleh banyak dinas,
Diskominfo sebagai leading dampak kepada masyarakat adalah
sector dalam implemetasi SPBE kemudahan untuk masyarakat
menunjukkan kepatuhan dalam mendapatkan pelayanan publik yang
implementasi SPBE di Kota Malang, bisa dilakukan kapanpun dan
dibuktikan dengan Diskominfo dimanapun, dengan dilakukan secara
Malang yang membentuk program dan online. Dengan adanya aplikasi
kebijakan berkaitan dengan pelayanan publik secara online, maka
implementasi SPBE, serta strategi ini berdampak kepada masyarakat
yang dibutuhkan dalam mensukseskan yang tidak perlu datang ke dinas-dinas
implementasi SPBE di Kota Malang. atau pemerintah terkait untuk
Kepatuhan dari pihak lain yang terlibat mengurus dokumen-dokumen yang
dalam implementasi SPBE juga mereka butuhkan secara penuh. Dalam
dijelaskan, yang mana dalam implementasi SPBE pula, perubahan
yang terjadi adalah kemudahan bagi kompetensi yang memadahi mengenai
masyarakat mendapatkan layanan IT.
publik yang kini bisa diakses secara
online, yang dibuktikan juga dengan
respon penerimaan masyarakat yang
menyambut baik pelayanan publik
yang kini berkembang dengan baik 4. Kesimpulan
melalui implementasi SPBE yang
menghadirkan aplikasi pelayanan Berdasarkan hasil pembahasan,
publik. bisa diketahui bahwa implementasi
SPBE di Kota Malang yang dianalisa
3.4 Faktor Kendala menggunakan perspektif Konten
Kebijakan dan Konteks Kebijakan
Dalam pelaksanaan implementasi
berjalan dengan cukup baik. Ini
kebijakan publik, tentu tidak akan
dibuktikan dengan implementasi SPBE
selalu berjalan dengan lancar.
dilakukan dengan baik oleh
Tentunya akan ada faktor yang
Diskominfo, dengan disusunnya
menjadi hambatan atau kendala dalam
berbagai program maupun strategi
implementasi dari sebuah kebijakan,
yang mendukung pelaksanaan
baik kendala internal ataupun
implementasi Perwali ini, serta adanya
eksternal.
dukungan penuh dari rezim penguasa
Pertama, adalah adanya perubahan eksekutif dan legislatif yang
kebijakan di level pusat, dimana dalam mendukung penuh implementasi dari
perkembangannya muncul beberapa SPBE di lingkungan Kota Malang,
kebijakan baru yang berkaitan dengan yang dibuktikan dengan
SPBE yang membuat perlu dikeluarkannya Perwali No 8 Tahun
dilakukannya adaptasi serta review 2023 sebagai kebijakan yang menjadi
terhadap kebijakan SPBE pusat, untuk pedoman dalam implementasi SPBE di
dilakukan penyesuaian terhadap Kota Malang. Yang kemudian
implementasi SPBE di Kota Malang. mplementasi SPBE di Kota Malang
Kedua, adanya kendala lain berupa berdampak dan membawa perubahan
tantangan infrastruktur IT,d imana yang baik terhadap masyarakat sebagai
dikatakan bahwa infrastruktur IT sasaran dari aplikasi pelayanan publik
secara keuangan yang dimiliki oleh yang menjadi hasil dari implementasi
Pemerintah Kota Malang tidak mampu SPBE. Dimana ini juga berdampak
mencover semuanya, sehingga ini pada penerimaan masyarakat yang
menjadi kendala serta tantangan dalam positif terhadap implementasi SPBE.
implementasi. Ketiga, adalah
Kendala yang dihadapi dalam
diperlukannya peningkatan kapasitas
implementasi SPBE di Kota Malang
kompetensi mengenai IT di semua
adalah danya perubahan mengenai
dinas, terlebih terhadap peningkatan
kebijakan SPBE di level pusat, yang
kompetensi IT kepada SDM yang
mana kebijakan ini sangat penting
lebih tua yang masih banyak belum
dalam implementasi, yang membuat
memiliki
perlu dilakukan peninjauan kembali
kepada kebijakan SPBE di Kota Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik
Malang. Kemudian ada kendala berupa (SPBE) di Provinsi Lampung. Derivatif:
tantangan infrastruktur IT, yang Jurnal Manajemen Vol.16 No. 1 April
tentunya sangat dibutuhkan dalam 2022.
implementasi SPBE, dan terakhir
adalah kapasitas kompetensi mengenai [5] Prawira, M. G., Panjaitan, A. C., &
IT di semua dinas, terkhusus untuk Paraniti, A. S. (2023). Implementasi
SDM yang sudah tua yang Sistem Pemerintahan Berbasis
memerlukan bantuan dalam Elektronik Di Pemerintah Kabupaten
peningkatan kapasitas IT. Tabanan. Jurnal Raad Kertha Vol. 6,
No. 1, Periode Pebruari 2023-Juli 2023
5. Daftar Pustaka
[6] Rahmadi, A. N., Jibril, M., & A’yun,
[1] Intruksi Presiden Republik Indonesia M. (2021) Implementasi E-Government
No 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Kota Probolinggo (Studi Peraturan
Strategi Nasional Pengembangan E- Presiden Nomor 95 Tahun 2018
Government Tentang Sistem Pemerintahan Berbasis
[2] Purnomo, S. J. (2023). Elektronik). JIANA: Jurnal Ilmu
“Mewujudkan Pelayanan Publik dalam Administrasi Vol 19, No 3 (2021).
Sistem Pemerintahan Berbasis [7] Amri, U., Adianto, & As’ari, H.
Elektronik: Peran Diskominfo Provinsi (2022). Kebijakan Inovasi dalam
Jawa Tengah Pada 2018-2023”. Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan
Bappenas Working Berbasis Elektronik (SPBE) di Kota
Papers, 6(1), hal 99 Dumai. Jurnal Pendidikan Tambusai
[3] Peraturan Presiden Republik Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Indonesia No 95 Tahun 2018 tentang [8] Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Sistem Pemerintahan Berbasis Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Elektronik Bandung: CV Alfabeta.
[4] Khaidarmansyah, & Saifudin, R.
(2022). Optimalisasi Penyelenggaraan

Anda mungkin juga menyukai