Tiada untaian kata yang lebih indah selain ucapan Alhamdulillah, segala puji
dan syukur penulis sampaikan kehadirat Alllah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas
akhir akademis pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda Rasullah SAW yang
telah memberikan cahaya kebenaran dan petunjuk umat manusia dengan akhlak dan
budi pekertinya menuju peradaban ke arah yang lebih baik, serta para keluarga, para
sahabat, dan para pengikutnya yang setia dan taat hingga akhir zaman. Karena berkat
perjuangan beliaulah sampai detik ini kita masih dapat menikmati manisnya Iman dan
Islam.
Program Pengelolaan buah Pala”. Hal ini tidak lepas dari peranan dan dorongan orang
mengucapkan rasa terimakasih kepada yang tercinta dan kasih. Tiada ungkapan yang
1. Ayahanda (Alm) M. Gazali, dan Ibu Rosnida curahan kasih dan sayang yang
begitu dalam membuat penulis dapat merasakan kekuatan cinta hingga kini,
i
walaupun dalam waktu yang relatif singkat. Semoga Bapak mendapatkan tempat
Aldri Frinaldi ,SH,M.Hum, Phd yang telah membimbing penulis yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya selama bimbingan dan juga
3. Ibu Penguji I Nora Eka Putri S.IP., M.Si dan Bapak Penguji II Adil Mubarak
S.IP.,M.Si yang telah memberikan kritikan dan saran sehingga penulis bisa
perkuliahan.
5. Sekretaris Nagari IV Koto Hilie Bapak Lasdi Prasasti S.H yang telah membantu
6. Untuk kakak ku kak linda, kak lina dan kak liza yang selalu memberi semangat
7. Special thanks to Achmad Ikhbal A.Md yang tak lelah – lelah memberikan
motivasi dan kritik serta mendengarkan keluh kesah dan yang selalu ada dalam
ii
8. Yoshi Indrayani, Farhaya Berlian Noviafni, Dina safitri yang sama – sama
berjuang untuk mendapatkan sarjana dan yang selalu memotivasi, suka dan duka
9. Teman – teman IAN 15, Mainisya Pratiwi S.AP dan Ella Dewitri S.AP yang telah
iii
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan strategi pemerintah nagari dalam program
Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan menggunakan metode deskriptif. Data dalam penelitian ini didapatkan dari
wawancara, obesrvasi dan studi dokumentasi. Uji keabsahan data dalam penelitian ini
Kecamatan Batang Kapas adalah kurangnya sarana dan prasarana serta dana untuk
melaksankan program ini serta masih banyaknya masyarakat yang belum mengatahui
program pengelolaan pala maka dari itu pendapatan petani sekitar belum meningkat.
v
DAFTAR ISI
v
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................. 38
3.2 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 39
3.3 Informan Penelitian ...................................................................................... 39
3.4 Jenis, Sumber, Teknik dan alat Pengumpulan Data ..................................... 40
3.4.1 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 40
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 41
3.4.3 Alat Pengumpulan Data ........................................................................ 43
3.4.4 Teknik Analisa Data .............................................................................. 43
3.4.5 Teknik Keabsahan Data ........................................................................ 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 46
4.1 Temuan Umum Penelitian .................................................................................... 46
4.1.1 Gambaran Umum Kantor Wali Nagari IV Koto Hilie ....................................... 46
4.1.2 Gambaran Umum Kelompok Dasawisma .......................................................... 56
4.2 Temuan Khusus ..................................................................................................... 58
4.2.1 Strategi Pemerintah Nagari ................................................................................ 58
4.2.1.1 Strategi Pemerintah Nagari IV Koto Hilie Dalam Penerapan Program
Pengelolaan Buah Pala Untuk Meningkatkan Pendapatan Petani .............................. 59
4.2.1.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Penerapan Program
Pengelolaan Buah Pala Di Nagari IV Koto Hilie ........................................................ 68
4.2.1.3 Upaya Dalam Penerapan Strategi Program Pengelolaan Buah Pala Di Nagari
IV Koto Hilie .............................................................................................................. 70
4.3 Pembahasan ........................................................................................................... 72
4.3.1 Strategi Pemerintah Nagari IV Koto Hilie Dalam Penerapan Program
Pengelolaan Buah Pala Untuk Meningkatkan Pendapatan Petani. ............................. 72
4.3.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Penerapan Program Pengelolaan
Buah Pala Di Nagari IV Koto Hilie ............................................................................ 74
4.3.3 Upaya dalam penerapan strategi program pengelolaan buah pala di nagari IV
Koto Hilie .................................................................................................................... 74
4.2 Analisis Data ......................................................................................................... 76
vi
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 81
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 81
5.2 Saran ...................................................................................................................... 83
Daftar Pustaka
Lampiran
vii
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
sumber daya alam yang melimpah baik itu yang berasal dari pertanian, perikanan,
dengan sumber daya alam yang melimpah tidak menjaminnya Indonesia menjadi
negera yang maju dan masih banyak masyarakat salah satunya petani yang berada di
garis kemiskinan.
perhatian pemerintah dan kurangnya pemanfaatan sumber daya alam dan juga
rendah. Seperti yang kita ketahui dimana kondisi pertanian cukup memprihatin
1
diadakan pelestaraian terhadap hasil pertanian sehingga bisa membuat para petani
tanaman rempah-rempah dan obatan-obatan salah satunya yaitu buah pala. Buah pala
adalah tanaman pohon yang berasal dari kepulauan di Maluku. Tanaman ini
mempunyai nilai ekonomis sebagai rempah-rempah yaitu umumnya biji buah pala
terbesar didunia dan juga Negara Grenada, kebutuhan pala dunia sebesar 90-95%
dipenuhi oleh kedua negara tersebut. Indonesia sebagai pemasok pala terbesar di
Provinsi Sulawesi Utara, Maluku, Sumatera Barat, Nangroe Aceh Darussalam dan
Papua, disusul oleh Granada sekitar 20-25%, dan sisanya sebesar 5% diproduksi oleh
Pala merupakan buah yang digunakan masyarakat untuk banyak hal seperti
dalam memasak, pembuatan obat – obatan hinga minyaknya yang digunakan sebagai
campuran parfum. Selama ini yang digunakan dari buah pala adalah biji buah pala itu
sendiri sedangkan kulit dan buahnya jarang dimanfaatkan oleh masyarakat. Sekarang
tanaman pala bisa diolah menjadi produk yang lainnya seperti selai, sirup dan
manisan. Sumatera Barat merupakan salah satu daerah penghasil tanaman pala.
Namun pada beberapa dekade terakhir, tanaman jenis pohon pala semakin sedikit
karena banyak ditebang dan diganti dengan tanaman lain dengan berbagai alasan
2
(Kepala Dinas Perkebunan Sumbar, Fajarudin). Meskipun pemerintah Provinsi
2015).
Barat. Upaya untuk pengembangan buah ini perlu ditempuh melalui versifikasi hasil
perkebunan, dengan tidak saja menjual komoditas dalam bentuk produk primer tetapi
juga dalam bentuk produk olahan. Tanaman pala dahulunya diolah secara tradisional
dan hanya bijinya yang dijual oleh masyarakat. Sebelum dipasarkan biji buah pala
waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut bila dijemur
dan akan terdengar suara bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian
dalam biji dijual sebagai pala. Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk
pala digunakan sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan
minuman penyegar. Minyak atsiri adalah senyawa mudah menguap yang tidak larut
di dalam air yang berasal dari tanaman. Minyak atsiri dapat dipisahkan dari jaringan
tanaman melalui proses destilasi. Pada proses ini tanaman dipanasi dengan air atau
uap air. Minyak atsiri akan menguap dari jaringan bersama uap air yang terbentuk
atau bersama uap air yang dilewatkan pada bahan. Minyaknya juga dipakai sebagai
3
Saat ini tanaman pala merupakan komoditi unggulan perkebunan di daerah
pesisir selatan, kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan
Pesisir Selatan Afrizon Nazar mengatakan luas lahan pala milik masyarakat yang
masyarakat pun semakin banyak. Tingginya minat masyarakat untuk berkebun pala
diantaranya sangat bagus untuk budi daya pohon pala diantaranya Kecamatan IV
Jurai, Batang Kapas, Sutera, Bayang dan Bayang Utara. Menurut Kepala bidang
perkebunan pesisir selatan “Kusnadi” saat ini luas areal tanaman pala masyarakat
yang terbesra dikabupaten tersebut mencapai 12 ribu hektare dan tingkat produksi
sekitar 235 ton pertahun. Dari luasan itu sekitar 540 hektare lahan perkebunan
komoditi tersebut sudah mulai panen, sekitar 600 hektare belum menghasilkan atau
baru siap tanam dan mulai berbuah. Sisanya tanaman tidak menghasilkan karena
2015).
Tanaman pala yang biasanya digunakan hanya biji seakarang bisa diolah
menjadi rempah atau bahan makanan yang bermanfaat dan berkhasiat. Bagian buah
pala yang sekarang bisa digunakan mulai dari kulit, daging, dan bijinya. Hal ini
masyarakat menjadi lebih tau dan tidak membuang kulit buah pala tersebut, agar
4
pemanfaatannya lebih maksimal. Pengelolaan program ini diikuti oleh ibu – ibu PKK
di wilayah IV Koto Hilie yang dinamakan kelompok Dasawisma yang nanti akan
menjalankan program tersebut. Dalam pengelolaan buah pala pada IV Koto Hilie
Dimana penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai petani berjumlah 3.055 orang,
sedangkan petani pala didaerah ini berjumlah 150 orang. Akan tetapi dalam program
ini masih banyak masyarakat tani yang kurang berpatisipasi dalam program
pengelolaan buah pala ini, sehingga yang mengikuti program ini masih sedikit belum
seperti yang diharapkan oleh pemerintah nagari. Hal ini dapat dilihat dari anggota
dasawisma yang hanya berjumlah 15 orang dari jumlah petani pala yang berjumlah
150 tersebut. Hal ini tentu saja jauh dari harapan pemerintahan nagari.
Koto Hilie belum optimal dan pelatihan ini baru dilaksanakan dua kali dalam jangka
waktu dua tahun 2017-2018. Jadi pada daerah batang kapas pelatihan program
pengelolaan buah pala tersebut belum terlihat keberhasilannya dan dampaknya pada
kesejahteraan petani. Hal ini di karenakan oleh pealatihan program yang belum
Pengelolaan buah pala yang dilaksanakan di Batang Kapas dikelola oleh BumNag.
Badan usaha milik nagari (BumNag) yaitu badan yang mengelola segala hal usaha-
usaha yang dijalankan oleh Wali Nagari Batang Kapas. Keberadaan Kelompok
5
Dasawisma di Nagari ini dilandaskan pada SK IV Koto Hilie No
Sebelum program pengelolaan buah pala ini dilakukan pendapatan rata – rata
pendapatan petani meningkat karena kulit buah pala yang biasa dibuang sekarang
dapat diolah sebagai tambahan pendapatan apalagi rata - rata penduduk sekitar
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa tujuan program ini belum tercapai secara
maksimal dalam pemanfaatan buah pala. Hal ini terlihat dari sarana dan prasarana
yang kurang memadai dalam penerapan program pengelolaan buah pala. Sehingga
dampak dari program ini belum dapat dirasakan oleh seluruh petani di daerah
1. Sarana dan prasarana dalam pengelolaan buah pala yang masih kurang.
6
2. Penerapan pelatihan program pengelolaan buah pala dikecematan batang
belum terlihat.
pala.
yaitu strategi pemerintah nagari batang kapas dalam penerapan program PHUKP
Koto Hilie?
7
1.5 Tujuan Penelitian
Dalam rumusan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan penelitian
ini adalah
Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
dan dapat menjadi referensi untuk membahas hal hal yang menyangkut pada
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang berarti a general set
senjata yang digunakan untuk memerangi musuh selama peperangan. Jadi, istilah
strategi bersumber dari kalangan militer dan secara popular sering dinyatakan sebagai
“kiat yang digunakan oleh para jendral untuk memenangkan suatu peperangan”.
Namun saat ini sitilah strategi sudah digunakan oleh semua jenis organisasi dan ide –
ide pokok yang terdapat dalam penegrtian sebelumnya tetap dipertahankan, hanya
umum strategi diartikan sebagai suatu cara yang digunakan oleh manajer atau
pimpinan untuk tujuan organisasi. Strategi merupakan landasan awal bagi sebuah
organisasi dan elemen – elemen di dalamnya untuk menyusun langkah – langkah atau
tujuan organisasi dan implementasi misinya. Artinya bahwa para manajer memainkan
peran penting yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi.
9
Setiap organisasi pasti mempunyai strategi, meskipun strategi tersebuut tidak pernah
bagi semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang
diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi belaka dan mengabaikan
keputusan yang lain, dan strategi juga dapat mempengaruhi kemakmuran perusahaan
dalam jangka panjang. Adapun pengertian strategi menurut beberapa para ahli
diantaranya :
langkah pelaksanaan untuk mewujudkan sasaran – sasaran tersebut. Selain itu Sun
Tsu seorang ahli strategi dari cina yang hidup 500 SM mengatakan bahwa strategi itu
seperti airyang mengikuti bentuk kolam, di sungai air akan mengikuti aliran sungai di
laut air bisa menutupi samudra (Purnama,2016). Dengan demikian dapat dipahami
bahwa strategi menurut Tsu bergantung pada kondisi masing – masing. Walaupun
begitu startegi sebagai sebuah usaha tetap diperlukan untuk memecahkan masalah.
strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan
10
yang tepat oleh organisasi. Pendapat lain dikemukakan oleh Salusu (2006:101) yaitu
suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk
perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang
kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas
aloksi sumberdaya.
3) Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner: Strategi meupakan respons secara terus-
menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan
4) Porter: Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan
bersaing.
11
5) Andrews, Chaffe: Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti
pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung
menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang
demikian, perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat
terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi
pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
dilakukan.
strategi adalah suatu rancangan yang telah ditetapkan dari yang sebelumnya untuk
12
2.1.2 Tingkat – Tingkat Strategi
yaitu :
organisasi yang tidak dpat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak terkendali
itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok penekan, kelompok politik dan
kelompok sosial lainnya. Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara
organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat
sungguh – sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand
Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan apa
yang menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis itu,
tidak semata – mata untuk dijawab oleh setiap organisasi pemerintahann dan
organisasi nonprofit. Bagaimana misi itu dijalankan juga penting. Ini memerlukan
13
keputusan – keputusan stratejik dan perencanaan stratejik yang selayaknya juga
penguasa, para pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksenya strategi
c. Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi
lingkungan yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang
selalu berubah.
14
Tingkat – tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan menjadi
isyarat bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa mengelola organisasi tidak
boleh dilihat dari sudut kerapian administratif semata, tetapi juga hendaknya
yang tealh ditetapkan. Tipe strategi yang digunakan setiap organisasi tidaklah sama.
Ada beberapa strategi yang digunakan. Ada beberapa strategi yang digunakan dalam
suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut
Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai – nilai dan inisiatif –
Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi – implikasi strategi dari suatu
program tertentu. Kira – kira apa dampaknya apabila suatu program tertentu
15
Strategi sumber daya inimemusatkan perhatian pada memaksimalkan sumber –
sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi.
Sumber daya itu dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi, dan sebagainya.
memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan pesaing dipandang
organisasi yaitu:
agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Ada tiga strategi yang dapat
16
a. Cost leadership.
b. Diferensiasi.
c. Fokus.
masyarakat hukum adat lengkap dengan kaidah yang mengatur masyarakat. Setiap
nagari memiliki pemerintah sendiri yang dipimpin oleh penghulu – penghulu suku
ketentuan adat. Kata nagari berasal dari bahasa sanskerta yaitu “nagari”, yang dibawa
oleh bangsa yang menganut agama Hindu. Bangsa itu pula yang menciptakan
pembagian nagari serta menentukan pembagian suku – suku diantara mereka. Nagari
– nagari kecil itu merupakan suatu bentuk Negara yang berpemerintahan sendiri.
Mianangkabau, nagari tetap diakui sebagai masyarakat hukum adat dalam sebuah
lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN). Perpindahan dari nagari ke desa merupakan
sebuah culture shock (kegoncanagn budaya), karena perubahan yang terjadi tidak
hanya sekedar perubahan struktural, tetapi sekaligus juga perubahan orientasi dan
adalah bahwa pemerintahan nagari lebih menghormati martabat dan hak asli
17
masyarakat adat, disamping juga mempertimbangkan dan menselaraskannya dengan
nilai demokrasi modern (Otonomi Daerah dan HAM) serta menselaraskannya dengan
nilai nation state NKRI. Akan tetapi perubahan dari desa ke nagari tersebut,
(republik kecil), dan disebut Kato sebagai sal contained dan tribal society beragam
dengan primodial ikatan darah dan adat, yang efektif secara struktural-fungsional.
masyarakat.
pemimpin masyarakat yang memperoleh perintah dari masyarakat. Jika wali nagari
lalai dalam bekerja maka nagari tidak bakal berkembang dengan baik. Terdapat pada
18
Perda Provinsi Sumatera Barat pasal 9 No 7 Tahun 2018 tentang pemerintah nagari
yang disebutkan nagari di pimpin oleh kapalo nagari dan dibantu oleh perangkat
masyarakatnya.
kebutuhan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan masyarakat luas agar mereka
19
daya yang terkait dengan pekerjaan serta kativitas sosialnya, dll. Pemberdayaan
masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari
(basic need) masyarakat tetapi lebih sebagai upaya mencari alternative pertumbuhan
ekonomi lokal. Adapun menurut pendapat ahli yang lainnya yaitu Darmawan dalam
Levin (1987).
Menurut World Bank (2001) dalam Mardikanto dan Soebiato tahun 2013:
kelompok masyarakat (miskin) untuk mampu dan berani bersuara (voice) atau
20
menyuarakan pendapat, ide, atau gagasan – gagasannya, serta kemampuan dan
keberanian untuk memilih (choice) sesuatu (konsep, metoda, produk, tindakan, dll.)
yang terbaik bagi pribadi, keluarga, dan masyarkatnya. Dengan kata lain,
kemandrian masyarakat.
dan memiliki integritas tinggi terhadap perbaikan mutu-hidup masyarakat yang akan
difasilitasi. Fasilitator ini dapat terdiri dari aparat pemerintah (PNS), aktivis LSM,
yang akan berperan atau bertindak sebagai agen perubahan (agent of chamge) yang
21
berkewajiban untuk memotivasi, memfasilitasi, dan melakukan advokasi demi
berdayaan. Kemiskinan dapat dilihat dari indikator pemenuhan kebutuhan dasar yang
pruduktivitas yang rendah, sumberdaya manusia yang lemah, terbatasnya akses pada
tanah padahal ketergantungan pada sektor pertanian yang masih sangat kuat
Dalam upaya memebrdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi: menciptakan
22
a. Pembangunan pertanian.
b. Industrialisasi pedesaan.
output dan pendapatan para petani, juga untuk keterbatasan pangan di pedesaan dan
untuk memenuhi kebutuhan dasar industri kecil, serta untuk memenuhi kebutuhan
ekspor produk pertanian bagi Negara maju. Program industrialisasi pedesaan yang
berbasis pertanian, merupakan peningkatan nilai tambah suatu produk untuk akhirnya
dapat meningkatkan nilai jual dari produk tersebut sehingga dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat.
yang jelas dan harus dicapai, oleh sebab itu setiap pelaksanaan pemberdayaan
mencapi tujuan yang ingin dicapai. Strategi sering dipahami dengan metode, teknik,
atau taktik. Secara konseptual strategi sering diartikan dengan beragam pendekatan
seperti:
demi tercapainya tujuan – tujuan yang ditetapkan. Dalam hubungan ini strategi,
23
rumusan strategi senatiassa memperhatikan kekuatan dan kelemahan internal serta
Sebagai suatu kegiatan merupakan upaya – upaya yang dilakukan oleh setiap
Sebagai suatu instrument, strategi merupakan alat yang digunakan oleh semua
Sebagai pola pikir, strategi merupakan suatu tindakan yang dilandasi oleh
wawasan yang luas tentang keadaan internal maupun eksternal untuk rentang
24
Dari beragam pemahaman tentang strategi diatas dapat disimpulkan strategi
adalah suatu proses sekaligus produk yang penting yang berkaitan dengan
masyarakat.
sebelumnya, referensi yang ada dari hasil temuan atau pengamatan dilapangan.
25
Menurut Suharto dalam Mardikanto, dkk (2013:170) terhadap strategi
1. Motivasi.
Dalam hubungan ini setiap keluarga harus dapat memahami nilai kebersamaan,
interaksi sosial dan kekuasaan melalui pemahaman akan ahaknya sebagai warga
Negara dan anggota masyarakat. Karena itu, setiap rumah tangga perlu didorong
mereka sendiri.
26
3. Manajemen diri.
Setiap kelompok masyarakat harus mampu meilih pemimpin mereka sendiri dan
4. Mobilisasi sumberdaya.
sumbangan sukarela dengan tujuan menciptakan modal sosial. Ide ini didasari
pandangan bahwa setiap orang memilki sumbernya sendiri yang jika dihimpun,
perlu dilakukan secara cermat sehingga semua anggota memiliki kesempatan yang
sama. Hal ini dapat menjamin kepemilikan dan pengelolaan secara berkelanjutan.
27
sangat penting dalam menyediakan dan mengembangkan berbagai akses terhadap
membebaskan masyarakat miskin dari sekat – sekat kultural dan struktural yang
menghambat.
kemandirian mereka.
lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menhindari terjadinya persaingan
yang tidak seimbang (apa lagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah dan
28
4. Penyokongan: memberikan bimbingan atau dukungan agar masyarakat miskin
mampu menyokong masyarakat msikin agar tidak terjatuh kedalam keadaan dan
5. Pemiliharaan: dalam arti memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi
pembangunan dari pemerintah berupa dana, prasarana dan sarana tersebut diberikan
a. Kemantapan kelembagaan.
29
b. Ketersediaan sumberdaya manusia yang memadai, khususnya aparatur pemerintah
daerah.
dipahami sebagai suatu proses transformasi dalam hubungan sosial, ekonomi, budaya
dan politik masyarakat daerah. Perubahan struktural yang diharapkan adalah proses
yang berlangsung secara alamiah yiatu kalau yang menghasilkan harus menikmati.
September 2015 di New York, Amerika Serikat, menjadi titik sejarah baru
dunia hadir untuk menyepakati agenda pembangunan universal baru yang tertuang
dalam dokumen berjudul Transforming Our World: the 2030 Agenda for Sustainable
Development berisi 17 Tujuan dan 169 Sasaran yang berlaku mulai tahun 2016
hingga tahun 2030. Dokumen ini dikenal dengan istilah Sustainable Development
Goals (SDGs).
yang disepakati oleh negara anggota PBB pada tahun 2000 dan berakhir pada
30
akhir tahun 2015. Namun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar, baik
dari segi substansi maupun proses penyusunannya. MDGs yang disepakati lebih
dari 15 tahun lalu hanya berisi 8 Tujuan, 21 Sasaran, dan 60 Indikator. Sasarannya
peran yang seimbang terhadap negara maju. Secara proses MDGs memiliki
penyelesaian tuntas terhadap setiap tujuan dan sasaranya. SDGs juga bersifat
universal memberikan peran yang seimbang kepada seluruh Negara baik negara maju,
tanggung jawab yang sama antara satu dengan yang lain dalam mencapai SDGs.
Terbukti pada tahun 2013 Sekretaris Jenderal PBB memberikan ruang yang lebih luas
31
kepada stakeholder non-pemerintah untuk terlibat dalam proses penyusunan Agenda
stakeholder dan my world survey, yang merupakan survey yang dilaksanakan oleh
PBB sebagai bahan masukan untuk penyusunan SDGs. My world survey adalah
global survey yang bertujuan untuk menangkap pandangan dan aspirasi warga untuk
menentukan agenda baru yang baik untuk dunia yang lebih baik. Hasil survey ini
Kelima prinsip dasar ini dikenal dengan istilah 5 P dan menaungi 17 Tujuan dan 169
Sasaran yang tidak dapat dipisahkan, saling terhubung, dan terintegrasi satu sama lain
ketimpangan. Agenda pembangunan ini juga menjanjikan semangat bahwa tidak ada
semua golongan akan ikut melaksanakan dan merasakan manfaat SDGs, dengan
32
SDGs tidak dirumuskan untuk berdiri sendiri. Terdapat kesepakatan-
dari pertemuan Konferensi PBB ketiga di Sendai, Jepang – yang menyepakati soal
penanganan kebencanaan hingga tahun 2030. Juga terdapat Addis Ababa Action
Agenda (AAAA) yakni kesepakatan antara Kepala Negara dan Pemerintahan, serta
Ada satu kesepakatan selain Sustainable Development Goals yaitu Paris Agreement
Paris Agreement adalah konvensi atau kesepakatan berbagai pihak (Negara) yang
tergabung dalam Konvensi PBB dalam hal perubahan iklim. Fokus kesepakatan ini
adalah upaya bersama untuk mengatasi perubahan iklim yang jika terjadi di satu
wilayah Negara akan memberikan dampak langsung maupun tidak langsung pada
Negara lain.
relevan, diantaranya:
33
pemerintah daerah merespon ancaman ini melalui kebijakan dan kerja sama
produk kain tenun sedangkan yang akan penulis lakukan ialah berfokus pada
2. Penelitian yang dilakukan oleh Armanu Thoyib (2005) yang meneliti tentang
budaya, strategi, dan kinerja. Hasil dari penelitian ini dapat dikemukakan
lebih detil (lebih rinci) bahwa (1) Kepemimpinan dan Budaya Organisasi bisa
penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan ialah pada
34
penelitian yang akan penulis lakukan ialah penelitian ini mencari hubungan
3. Penelitian yang dilakukan oleh Mahpud Sujai (2016) yang meneliti tentang
pendapatan petani.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Jova Engelina Langi (2015) yang meneliti
35
penelitian yang akan dilaksanakan penulis yaitu sama-sama menggunakan
berfokus di Desa. sedangkan yang akan penulis lakukan ialah yang berfokus
pada Kenagarian.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Ummi Zakiyah dan Iqbal Aidar Idrus (2017)
dan pendirian Badan Usaha Milik Desa. Adapun persamaan penelitian ini
penelitian ini berfokus pada pengelolaan sumber daya alam sedangkan yang
hubungan yang akan diteliti dengan tujuan yang digunakan dalam tujuan membantu
jalannya penelitian. Berikut ini skema kerangka konseptual dalam penelitian penulis.
36
Gambar 2. 1
Kerangka Konseptual
Meningkatnya
Pendapatan Petani
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
fenomena yang ada secara konseptual melalui pengumpulan data yang diperoleh,
dengan melihat unsur – unsur sebagai satuan objek kajian yang saling terkait.
digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah
Nasir (2003:53), adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu
objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang.
penelitian ini suatu rangkaian untuk mengamati data yang ada dan hasilnya bias
38
3.2 Lokasi Penelitian
Petani diKabupaten Pesisir Selatan (Studi kasus Nagari IV Koto Hilie)”. Untuk
Hilie Kecamatan Batang Kapas. Alasan peneliti memilih sebagai lokasi penelitian
kesejahteraan petani dilihat dari permasalahan yang ada yaitu seperti kurangnya
peralatan, pelatihan yang belum optimal. Untuk ini lokasi penelitian dilaksanakan
penulis adalah Kantor Walinagari IV Koto Hilie Kecamatan Batang kapas yang
Nagari.
data dengan perbandingan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut
dianggap dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia
yang diteliti.
39
Pada penelitian ini, data merupakan informasi yang diperoleh dari informan
yaitu Walinagari IV Koto Hilie kecamatan Batang Kapas kabupaten Pesisir Selatan.
Tabel 3. 1 Informan
Batang Kapas
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber data berupa hasil
tentang:
40
1. Strategi Pemerintah Nagari Dalam Penerapan Program Pengelolaan
b. Data Sekunder
Data sukendar adalah data yang menjadikan acuan dalam penelitian yaitu
1. Wawancara
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan
wawancara dilakukan untuk mendapatan data yang tidak bisa digali hanya dengan
41
melakukan observasi atau pengamatan saja, untuk itu dalam penelitian ini sangat
diperlukan.
Jadi teknik pengumpulan data dalam bentuk wawancara ini digunakan peneliti
untuk mendapatkan keterangan lisan melalui Tanya jawab dan bertatap muka
2. Observasi
Observasi diartikan sebagai suatu teknik atau cara untuk mengumpulkan data
dengan cara pengamatan langsung pada objek yang diteliti dengan menggunakan
panca indra agar dapat diambil data yang aktual dan nyata. Teknik ini diambil
3. Dokumentasi
dokumen, dan bahan tertulis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan
masalah penelitian dengan objek penelitian. Dalam hal ini penulis mencari dan
yang diteliti yaitu dokumen – dokumen PerNag Keberadaan BumNag di Nagari ini
pengangkatan panitia pelatihan pengurus badan usaha milik nagari (BUM Nag)
42
3.4.3 Alat Pengumpulan Data
keNagarian IV Koto Hilie. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah daftar pertanyaan untuk wawancara terstruktur dan observasi yang
mendalam untuk menjaring data yang tidak dapat diperoleh melalui daftar
pertanyaan.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan lainnya, sehingga dapat
mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana
yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang
yaitu:
1. Reduksi Data
43
Sugyono (2011:24) menjelaskan bahwa mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas
dan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya dan mencari bila
diperlukan.
2. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks bersifat naratif.
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan hubungan
3. Verifikasi data
bersifat semntara, dan akan ada perubahan-perubahan bila tidak dibarengi dengan
keabsahan data adalah triangulasi, yaitu teknik dalam pemeriksaan keabsahan data
44
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sendiri untuk keperluan
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang umum dengan apa yang dikatakan
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa
orang.
pengecekan ulang secara garis besar tentang berbagai hal yang telah disampaikan
oleh informan berdasarkan catatan lapangan dengan maksud agar informasi yang
diperoleh dalam penulisan laporan penelitian sesuai dengan apa yang dimaksud
informan.
45
BAB IV
Nagari IV Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas berdiri pada tahun 2004,
dengan dilantiknya Wali Nagari terpilih yaitu Bapak Yuharzi Yunus untuk periode
masa bhakti jabatan 2004-2009, dan pada saat itu keberadaan Kantor Wali Nagari
masih menumpang pada Kantor Kerapatan Adat Nagari (KAN) IV Koto Hilie sampai
pada tahun 2015 yaitu pada periode jabatan Wali Nagari Bapak Antosias.
Kemudian pada akhir masa jabatan Bapak Antosias sebagai Wali Nagari IV
Koto Hilie yakni pada tahun 2015 diadakan musyawarah dengan Kaum Suku Kampai
Pasar Kuok Kenagarian IV Koto Hilie dengan harapan ada kesepakatan dengan kaum
tersebut untuk dapat mendirikan Banguanan Kantor Wali Nagari pada Tanah Ulayat
Kaum Suku Kampai Pasar Kuok, hasil dari musyawarah antara Pemerintah Nagari
dengan Kaum suku kampai adalah diberikan izin dengan disertakan surat hibah kaum
pembangunan Kantor Wali Nagari IV Koto Hilie yang lokasinya berada di depan
Sampai pada keadaan saat ini Kantor Wali Nagari masih dalam tahap
46
Pendapatan dan Belanja Nagari (APB-Nag) IV Koto Hilie Tahun Anggaran 2019,
Gambar 4. 1
Kantor Wali Nagari IV Koto Hilie
2019 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Nagari IV Koto Hilie.
Dalam Peraturan Nagari ini bagian struktur organisasi terdiri dari: Pemerintah Nagari
terdiri dari Wali Nagari dan Perangkat Nagari, dan dibawahnya di bantu oleh
dipimpin oleh Sekretaris Nagari dan dibantu juga oleh staf – staf sekretariat yang
47
bertugas membantu Wali Nagari dalam Bidang Administrasi Pemerintahan.
Sekretariat Nagari terdiri dari 3 urusan yaitu : Kepala urusan tata usaha dan umum,
Kepala urusan perencanaan dan Kepala urusan keuangan. Untuk bagian Pelaksanaan
Kewilayahan atau Kepala Kampung yang merupakan unsur pembantu Wali Nagari
operasional yang terdiri dari Kepala Seksi Pemerintahan dan Kepala Seksi
4.2.
48
Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Kantor IV Koto Hilie
WALI NAGARI
SEKRETARIS NAGARI
LASDI PRASASTI, SH
KEPALA KEPALA
KEPALA KEPALA KEPALA
KEPALA KAMPUN KAMPUN
KAMPUNG KAMPUNG KAMPUN
KAMPUNG G KOTO G LIMAU
JALAMU TELUK G BUKIT
TAMBUN TUO SUNDAI
PASAR KUOK BETUNG
TULANG
49
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan
yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan Nagari, penyusunan Visi
Nagari IV Koto Hilie ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan pihak-
tokoh masyarakat, tokoh agama, lembaga masyarakat Nagari dan masyarakat Nagari
pada umumnya. Pertimbangan kondisi eksternal di desa seperti satuan kerja wilayah
DAN MAJU”
Selain penyusunan visi juga telah ditetapkan misi-misi yang memuat sesuatu
pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Nagari agar tercapainya visi Nagari
tersebut. Visi berada di atas misi. Pernyataam visi kemudian dijabarkan ke dalam
dan kebutuhan Nagari IV Koto Hilie sebagaimana proses yang dilakukan maka Misi
Nagari adalah :
Ibarat sapu lidi akan dapat digunakan membersihkan rumah dan lingkungan jika
diikat dalam satu ikatan, dan lidi itu semua bersih. Akan mustahil sapu lidi yang
50
Aparatur Pemerintah Nagari dan Kepala Kampung terlebih dahulu harus bersih
dari agar dapat membersihkan orang lain dan masyarakat dalam pembangunan.
a. Menghindari diri dari perbuatan yang melanggar aturan seperti, korupsi dan
b. Mengingatkan dan memberi teguran lisan dan tertulis hingga sanksi bagi yang
d. Membersihkan diri dari kelambatan dan kesulitan kerja dengan bekerja ikhlas,
Bersih dan Maju Bidang Sumber Daya Manusia dari renkdahnya kualitas dan
51
c. Menyelenggarakan Bina Mental spritual dalam rangka program “Revolusi
Mental” secara rutin dan berkala bagi aparatur pemerintahan dan pimpinan
dan belum bebas dari tumpukan sampah, menjadikan kondisi rumah dan
lingkungan berbau tidak sedap, tidak nyaman dan sumber penyakit serta polusi
lingkungan.
Bersih dan Maju Bidang Lingkungan Hidup dan Kesehatan adalah melalui
program :
d. Upaya kebersihan ini melalui gerakan bersih sampah oleh perorangan, keluarga
dan masyarakat dengan pengembangan pola gotong royong berkala dan rutin.
52
4. Bersih dan Maju Bidang Ekonomi dan Usaha.
Tidak dapat dipungkiri masih terdapat warga yang tergolong dhuafa atau pra-
Bersih dan Maju Bidang Ekonomi dan Usaha dari kehidupan dhuafa dan
memerlukan.
Suatu program tidak akan akurat tanpa data yang valid,data tidak banyak
53
c. Menghimpun data secara konvensional dan mengembangkan pengawetan dan
Nagari.
Suatu daerah harga bahan pokok dapat lebih mahal memperoleh dari luar apalagi
jalur transportasi banyak rusak, dan turun harga hasil produksi daerah itu sendiri.
Masalah utamanya adalah sarana infrastruktur terutama jalan, selain yang baru
c. Mengadakan rumah sederhana bagi rumah warga yang tidak layak huni.
Bencana tidak pernah diminta, karena musibah itu adalah kerugian diluar rencana
dan datangnya pun tiba-tiba, seperti banjir, tanah longsor ataupun kebakaran, maka
masyarakat.
54
b. Mengadakan survei lapangan sesegera mungkin dan melaporkan hasilnya ke
Agama bagi penganutnya merupakan modal hidup selamat sejahtera di dunia dan
hidup selamat serta bahagia di akhirat, semangat dan gairah beragama cukup
jumlah umat islam di Nagari IV Koto Hilie jumlah itu jauh kecil, maka Bersih dan
Maju dari lemahnya kualitas beragama dan Ukhuwah antar lingkungan Internal
sekitarnya.
55
Dalam menghadapi tantangan dari paham ideologi seperti radikalisme liberalisme,
berikut,antara lain :
yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika kepada Aparatur
Hilie didirikan pada Tahun 2010 dan aktif kembali pada Tahun 2018 tujuan
sekitar bisa berdaya. Moto dari Kelompok Dasawisma yaitu Saiyo maksudnya dalam
NO NAMA JABATAN
1 YENSI LIDIA MERTA KADER DASAWISMA
2 DESI ARISANTI KADER DASAWISMA
3 RISTA NOVALINDA KADER DASAWISMA
4 RIRI OKTAVIANI KADER DASAWISMA
5 LINDA FITRIA KADER DASAWISMA
6 YULIETRI KADER DASAWISMA
7 DESRAWATI KADER DASAWISMA
8 DESLI MARCELINA KADER DASAWISMA
9 HERNENTI KADER DASAWISMA
56
10 LISNAWATI KADER DASAWISMA
11 YUSNENZI KADER DASAWISMA
12 YUSRANENGSI KADER DASAWISMA
13 ELMA YENI KADER DASAWISMA
14 IFANITA KRISNA KADER DASAWISMA
15 DESMALENI KADER DASAWISMA
16 DARNI KADER DASAWISMA
17 REFMAWIDA KADER DASAWISMA
18 FEFI MARDONA KADER DASAWISMA
19 BATRA LINDA KADER DASAWISMA
20 SUARNI KADER DASAWISMA
21 SRI EVA MARLINA KADER DASAWISMA
22 SEVENDESRIZA KADER DASAWISMA
23 DESVIA HENDRA YENI KADER DASAWISMA
24 YUSNI DARTI KADER DASAWISMA
25 MARDIATI KADER DASAWISMA
26 GUSNIWISANTI KADER DASAWISMA
27 ELGA MISNI KADER DASAWISMA
28 WIDIA WATA KADER DASAWISMA
29 WIDIA NOVITA KADER DASAWISMA
30 Hj.EFFISWAL KADER DASAWISMA
31 MARIA SUSMITA KADER DASAWISMA
32 ALDA ROSIDA KADER DASAWISMA
33 GUSMAWARTI KADER DASAWISMA
34 ILFAROZA KADER DASAWISMA
35 MARIANIS KADER DASAWISMA
36 NURSIDAH KADER DASAWISMA
37 ELISSUARTI KADER DASAWISMA
38 NURANISA KADER DASAWISMA
39 MAWARNI KADER DASAWISMA
40 YUSNIDA NOVITA KADER DASAWISMA
41 MURNI KADER DASAWISMA
42 SRI YANTI KADER DASAWISMA
43 ULVINA SOLIANI KADER DASAWISMA
44 LITA HENDRIYATI KADER DASAWISMA
45 CITRA DEWI KADER DASAWISMA
46 FITRI YANTI KADER DASAWISMA
47 ROSMAYENTI KADER DASAWISMA
48 MAHUZZA EFIA F. KADER DASAWISMA
49 DESI RATNA DEWI KADER DASAWISMA
50 INDRAYANTI, S.Pd KADER DASAWISMA
57
51 MARLINA KADER DASAWISMA
52 YUDIASTUTI KADER DASAWISMA
53 ENI WIRDAYANTI KADER DASAWISMA
54 SUHERMA DENI KADER DASAWISMA
55 LAILATUL QADRI KADER DASAWISMA
56 YENI KADER DASAWISMA
57 DESFITRIANI KADER DASAWISMA
58 VERA FLORIDA KADER DASAWISMA
59 YENIARTI KADER DASAWISMA
60 DESMAWATI KADER DASAWISMA
61 HIDAYATUL GINA KADER DASAWISMA
62 TRIKE VANI, S.Pd KADER DASAWISMA
63 PITMAWATI KADER DASAWISMA
64 ASMAWARDELI KADER DASAWISMA
65 NENI SOPIA KADER DASAWISMA
66 YULIANI KADER DASAWISMA
aspek, yaitu: Motivasi dalam hal ini setiap pemerintah maupun organisasi harus bisa
pengalaman dengan pengetahuan dari luar, Manajemen diri setiap kelompok harus
bisa memilih pemimpin mereka serta mengatur kegiatan mereka sendiri, Mobilisasi
58
individual melalui tabungan regular dan sumbangan sukarela dengan tujuan
diajukan.
3. Melakukan evaluasi.
6. Diterima.
59
Dari ke 6 (enam) strategi diatas proposal permohonan yang telah masuk di kantor
wali nagari IV Koto Hilie terdapat 53 kegiatan dan yang diterima proposal
dikarenakan bukan prioritas dan tidak cukupnya anggaran belanja nagari. Maka dari
itu proposal yang diterima oleh wali nagari yaitu kegiatan yang dibutuhkan oleh
orang banyak. Adapun syarat – syarat administrasi yang harus dilakukan yaitu
terdapat pada Nomor : 140 / 040 / Kpts / WN.IV.KH / 2017 tentang pengangkatan
tim verifikasi nagari iv koto hilie tahun anggaran 2017 – 2018 kecamatan batang
kapas yaitu tim verifikasi mempunyai tugas melakukan Verifikasi Usulan terhadap
Kelayakan Usulan yang akan didanai tahun anggaran 2018 kegiatan verifikasi yaitu
Adapun anggran yang digunakan untuk program pengelolaan buah pala saat
ini belum ada, namun pemerintah nagari hanya menyediakan untuk pelatihan dan
dilapangan pada strategi pemerintah nagari IV Koto Hilie sebagai mana yang
60
ilmunya terhadap kelompok tani di Nagari IV Koto Hilie. Ilmu yang didapat
berlanjutan menjadi sebuah industri dan itu akan mendapat penghasilan
sampingan yang selama ini cuma penjualan buah pala saja, sekarang yang
dibikin sirup dengan bahan dasar kulit pala yang selama ini kulitnya sering
dibuang jadi bisa dimanfaatkan dan dikelola kembali dengan memakai alat
khusus terhadap pengelolaan kulit pala”.
Inti dari pertanyaan diatas adalah pelaksanaan strategi pemerintahan program
sampingan dan pada KeNagarian ini meminta bantuan kepada kelompok tani kapujan
Koto Hilie.
1) Motivasi
harus tau bagaimana sifat para anggotanya untuk melakukan kegiatan tersebut,
Inti dari pertanyaan diatas adalah bagaimana cara pemerintah nagari dalam
memotivasi anggota kelompok tani pengelolaan buah pala. Hal ini dapat dilihati dari
61
Adapun pendapat dari salah satu anggota kelompok Dasawisma yaitu Ibu
buah pala.
ia selalu memberikan kata – kata motivasi agar anggotanya semakin semangat untuk
dicapai melalui pengalaman pribadi atau ilmu yang di dapat dari luar.
62
Inti dari pertanyaan diatas yaitu bagaimana Pemerintah Nagari dalam
akan pentingnya program ini, maka masyarakat yang telah diwakilkan dalam
sekitar.
Adapun pendapat lain dari salah satu anggota kelompok Dasawisma yaitu Ibu
kesadaran masyarakat maupun anggota agar kelompok tersebut terus berjalan seperti
63
3) Manajemen Diri
Setiap kelompok maupun organisasi harus bisa memilih pemimpin mereka serta
sesuatu dan mampu dalam mengatur pengeluaran. Sebagai mana yang telah
dijelaskan oleh seorang warga sekitar keNagarian IV Koto Hilie yaitu Ibu Widya
mengatakan :
“Dalam memanajemen waktu ibu widya selalu membagi waktu agar segala
kegiatan yang ia lakukan selalu teratur dan tidak terbengkalai dan dalam
mengelola pengeluaran ibu widya mengalami kesusahan untuk mengaturnya
karena pengeluaran terkadang tak diduga - duga”.
Inti dari pertanyaan diatas yaitu bagaimana ibu / bapak dalam memanajemen
waktu dan mengatur pengeluaran. Dalam hal ini ibu widya selalu memanajemen
waktu kegiatannya akan tetapi dari segi pengelolaan pengeluaran ibu ini mengalami
kesusahan karena pengeluaran yang tidak diduga. Adapun pendapat warga yang lain
warga lain pada tanggal 29 April 2019 yaitu bapak Nurudi Dalam memanajemen
waktu kegiatan bapak nurudi selalu mengatur waktunya Bapak Nurudi mengatakan :
64
bungo palo yang lah bisa untuak apak jua kalau dalam mengeolala
pengeluaran apak ado malakuaan pengelolaan”.
Inti dari pertanyaannya sama dengan pertanyaan yang diatas, akan tetapi
bapak Nurdi ini selalau memanajemen waktu baik dari segi kegiatan maupun dari
segi pengelolaan pengeluaran. Namun ada juga pendapat warga lain pada tanggal 29
“untuak manajemen waktu kadang apak indak manantu karajo apak misalnyo
ado karajo nan yang labiah paralu bana itu yang apak karajoan atau ado
panen palo itu apak ambiak dulu untuak bisa apak jua ka langanan apak,
baitu pun mangalola pengeluaran karno pengeluaran apak tu kadang ndak
manantu kadang ado pengeluaran ndak diduga”.
Inti dari pertanyannya sama dengan pertanyaan diatas, Namun Bapak Nurdi
dalam hal memanajemen waktu dan mengelola pengeluran Bapak ini tidak
melakukannya karena bapak ini kerjanya tidak bisa ditentukan begitu juga halnya
dalam mengelola pengeluaran. Adapun pendapat dari warga lain yaitu Ibu Jimar
dalam hal memanajemen waktu dan mengelola pengeluaran Ibu Jimar mengatakan :
pengularannya. Adapun pendapat warga lain pada tanggal 29 April 2019 yaitu Ibu
Iyal mengatakan :
65
“Untuak manajemen waktu ibuk ndak ado malakuan manajemen waktu
karano kadang karajo ibuk ndak manantu kalau dalam hal mangalola
pengeluaran ibuk ado malakuaannyo karano kalau ndak ibuk kealola kadang
habih pendapatan tu ndak nampak hasil yang ibuk dapek salamo sabulan”.
Inti pertanyaannya sama dengan pertanyan yang sebelumnya akan tetapi Ibuk
Iyal tidak ada melakukan manajemen waktu, akan tetapi dari segi menegelola
pengeluaran Ibuk Iyal mengatur setiap pengeluarannya. Adapun pendapat dari warga
lain pada tanggal 29 April 2019 yaitu Bapak Iben Indra mengatakan bahwa :
“Dalam manajemen waktu apak taruih apak lakukan karano apak pagi – pagi
tu kaladang antah ado buah palo yang bisa apak ambiak untuak apak jua
atau marawat buah palo bia capek tumbuah bungonyo itu taruih apak lakuan
kalau siang baru apak istirahat, kalau mengalola pengeluaran apak lakuan
karno klau ndak dikelola hasil yang apak dapek tu ndak nampak jadi kayak
dapek pagi habih patang”.
Inti dari pertanyaannya sama dengan yang diatas, akan tetapi pendapat Bapak
Iben dalam hal memanajemen waktu dan mengelola pengeluaran itu sangat penting
kalau tidak diatur maka hasilnya juga tidak akan teratur. Adapun pendapat dari warga
ada melakukan manajemen waktu dan dari segi mengelola pengeluaran Ibu Sati ini
juga tidak ada mengaturnya karena terkadang ada pengeluaran yang tidak bisa di
tentukan. Adapun pendapat dari warga lain pada tanggal 29 April 2019 dalam hal
66
“Untuak manajemen waktu ibuk taruih lakuan karano kalau ndak diatur karajo
yang ado bisa tabangkalai baitu lo kalau mengelola pengeluaran ndak nampak
hasil pendapatan dalam 1 bulan mana tau ado yang balabiah bisa ditabungan
untuak kebutahan yang paralu”.
Inti dari pertanyaannya sama dengan pertanyaan yang seblumnya, namun Ibu
pendapat warga lain pada tanggal 29 April 2019 yaitu Bapak Malis mengatakan :
Imun selalu mengatur waktu kegiatannya dan dalam mengatur pengeluaran bapak ini
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada masyarakat dalam hal
memanajemen diri masih banyak masyarakat yang tidak memanajemen waktu baik
dari segi kegiatan maupun dalam mengatur pengeluaran, maka dari itu masyarakat
67
4.2.1.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Penerapan Program
1) Mobilisasi Sumberdaya
Memobilisasi sumberdaya masyarakat, diperlukan pengembangan metode untuk
sekretaris Nagari IV Koto Hilie pada tanggal 29 April 2019 yaitu Bapak Lasdi
Prassti, SH mangatakan :
“Sampai saat ini pengadaan latihan dan permintaan ilmu terhadap Kecamatan
Bayang sampai kini Alhamdulillah tidak ada hambatan dan kendala lainnya,
Cuma karena belanja untuk pembelian mesin pengelolaan kulit pala itu
tergolong mahal jadi Pemerintah Nagari juga mengkondidsikan ini terhadap
Dinas Pertanian Kabupaten Pesisir Selatan apakah bisa itu melalui berupa
bantuan atau hibah dari Dinas pertanian atau Pemerintahan Nagari harus
membeli alat tersebut, tapi kalau pembuatan manual mereka sudah lancar
Cuma kita harus mendapatkan izin terhadap BPOM dan MUI untuk
penertiban halal”.
Inti dari pertanyaannya sama dengan pertanyaan yang diatas dari segi
belum ada karena harganya tergolong mahal dan penghambat lainnya yaitu belum ada
izin dari BPOM dan MUI untuk hasil, yang telah diperoleh. Adapun pendapat lain
yaitu salah satu anggota kelompok Dasawisma Ibu Indriyanti, S.Pd mengatakan:
“Kelompok ini melakukan iyuran awal sekitar 20 ribu, kita ada 1 kelompom 6
atau 7 orang jadi sekitar 20 ribu atau 25 ribu satu orang. Dalam hal produksi
68
masih macet. Rencananya akan dibangkitkan lagi dan kalau sudah ada
modalnya kita akan membikinkan koperasi simpanan, jadi mereka sebagian
keuntungan untuk mereka sebagiannya lagi ditabung, suatu saat ia butuh
misalnya 1 tahun sekali boleh ambil menjelang lebaran ia ambil atau mau
diambil habis semua juga boleh. Disisakan misalnya sisa berapa nanti tetap
kompaklah. Hasilnya nanti dibagi tapi dimasukan kedalam tabungan. Bukan
koperasi simpan minjam tetapi koperasi simpan aja”.
Inti dari pertanyaan diatas yaitu apa faktor yang mempengaruhi strategi
penerapan program pengelolaan buah pala di Nagari IV Koto Hilie dapat kita lihat
dari kelompok Dasawisma yang melakukan iyuran kepada anggota kelompok untuk
pala ini yaitu dana untuk melakukan kegiatan dan alat – alat yang digunakan juga
masih memakai alat tradisional. Adapun pendapat lain dari Ketua Kelompok
Dasawisma yaitu Ibu Nuranisa pada tanggal 30 April 2019 berada didaerah Inunang
mengatakan :
“Malakukan iyuran ado gunonyo untuak praktek samo bali bahan jadi
anggota iyuran bara perorang. Untuk mambuek tabungan kelompok ndak ado
kami baru dulu kelompok lah ado tahun 2010 tapi alun aktif tahun 2018
kelompok dasawisma aktif baliak, yang mambuek tahambeknyo alat samo
modal usaho”.
Inti pertanyaannya sama dengan pertanyaan yang sebelumnya akan tetapi
kelompoknya yang baru aktif ditahun 2018 dan kelompk juga melakukan iyuran
kelompok, yang membuat terhambatnya program ini yaitu dari segi alat pengolahan
dan modal usaha. Adapun pendapat anggota kelompok lain yaitu Ibu Desi pada
69
“Yang mambuek tahambeknyo pelaksanaan program pengelolaan buah palo
ko modal usaho untuak prakteknyo alun ado tu masinnyo kami masih makai
manual”
Inti dari pertanyaan diatas sama dengan pertanyaan yang sebelumnya tetapi
pendat Ibu desi penghambat dari program ini yaitu modal usaha praktek dan alat yang
masih manual.
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa faktor –
faktor yang mempengaruhi strategi penerapan program pengelolaan buah pala yaitu
kurangnya modal atau dana dan juga alat dalam pengelolaan buah pala.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh sekretaris Nagari IV Koto Hilie yaitu
70
sering hadir menanyakan yang terkait dengan kelompoknya, jadi kalau 1
minggu mereka tidak ada datang kesini petugas kami yang akan datang
kelapangan melihat kelompoknya minimalnya dan pengembangan jejaringan
pemerintah nagari dalam pengelolaan hasil sirup pala akan meminta izin dari
BPOM dan MUI.
Inti dari pertanyaanya yaitu apa upaya atau tindakan yang dilakukan
pemerintah nagari agar kelompok dapat bertahan dapat dilihat bahwa dalam
anggota yang akan masuk apakah termasuk ia dalam kategori yang diharpakan
oleh pemerintah nagari untuk sosialisai para kelompok sering hadir ke kantor
pemerintah nagari akan meminta izin dari BPOM dan MUI. Adapun pendapat dari
seorang annggota kelompok yaitu Ibu Indri pada tanggal 29 April mengatakan :
anggota kelompok”
Inti dari pertanyaannya sama dengan pertanyaan diatas, akan tetapi dari
kepada ibu – ibu yang mengikuti majelis taklim untuk meningkatkan anggota
kelompok tersebut.
71
Dapat peneliti simpulkan dari kedua wawancara diatas bahwa upaya yang
seleksi serta ikut turun kelapangan untuk melihat kelompok tersebut jika kelompok
itu tidak pergi ke kantor wali nagari dalam 1 kali seminggu, namun dari kelompok
4.3 Pembahasan
1. Motivasi
72
memberikan kata – kata motivasi agar anggotanya semakin semangat untuk
kesadaran dan pelatihan kemampuan dapat dilihat dari segi pendidikan dasar
taklim.
3. Manajemen diri
informan bahwa dalam strategi pemberdayaan masyarakat perlunya dapat dilihat dari
pengeluaran, masih banyak masyarakat yang tidak memanajemen waktu baik dari
segi kegiatan maupun dalam mengatur pengeluaran, maka dari itu masyarakat
73
4.3.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Penerapan Program
ukuran yang menjadi acuan yang dapat mempengaruhi faktor - faktor penerapan
1. Mobilisasi sumberdaya
melalui tabungan regular dan sumbangan sukarela dengan tujuan menciptakan modal
sosial. Ide ini didasari pandangan bahwa setiap orang memiliki sumbernya sendiri
strategi penerapan program pengelolaan buah pala yaitu kurangnya modal atau dana
4.3.3 Upaya dalam penerapan strategi program pengelolaan buah pala di nagari
IV Koto Hilie
74
ukuran yang menjadi acuan upaya dalam penerapan startegi program pengelolaan
buah pala.
pala. Upaya yang dilakukan dari pemerintah nagari dalam pemilihan pengurus
kelompok dilakukannya seleksi serta ikut turun kelapangan untuk melihat kelompok
tersebut jika kelompok itu tidak pergi ke kantor wali nagari dalam 1 kali seminggu,
75
4.2 Analisis Data
No Rumusan Masalah Aspek dari Teori Data dan Analisis Data Refelksi Data
Suharto (2013:170)
1. Strategi pemerintah 1) Motivasi Sumber data : Seluruh permohonan
nagari IV Koto Hilie yang masuk disertakan dengan
dalam penerapan proposal RAB. Tim verifikasi
program pengelolaan memverifikasikan setiap proposal atau
buah pala untuk permohonana yang diajukan untuk
meningkatkan melakukan evaluasi verifikasi terhadap
pendapatan petani permohonan yang diajukan,
Melakukan evaluasi, Sekretaris nagari Dalam melakukan suatu
bertanggung jawab tentang anggaran kegiatan dalam
pemerintah nagari, Sekretaris nagari kelompok maka perlunya
mempertimbangkan hasil keputusan dorongan dari para
tim verifikasi. Misal: ada program pimpinan maupun
wajib kabupaten (kesiapsiagaan anggota kelompok agar
bencana, pembangunan rumah layak setiap pekerjaan yang
huni, pembangunan jambanisasi untuk dilakukan menjadi
masyarakat miskin). Sekalipun hasil semangat maka hasil
hasil putusan muslembang, Diterima. yang nantinya diperoleh
akan lebih bertambah.
Sumber data wawancara dari petikan
wawancara Sekretaris Nagari IV Koto
Hilie dan anggota kelompok
Dasawisma yang dilakukan pada
tanggal 29 April 2019 : Dalam
memotivasi anggota maupun
76
organisasi Pemerintah Nagari IV Koto
Hilie dan kelompok dasawisma ia
selalu memberikan kata – kata
motivasi agar anggotanya semakin
semangat untuk menjalankan tugas
atau program yang telah meraka
dirikan.
77
yang belum mengatahui
lebih banyak
menghabiskan hasil
panennya dengan cara
menjual biji buah pala
atau bunga pala saja.
3) Manajemen diri Sumber data wawancara dengan Dalam memanajemen
masyarakat disekitar KeNagarian IV diri berdasarkan hasil
Koto Hilie pada tanggal 29 April 2019 penelitian di lapangan
: masih banyak masyarakat yang tidak bersama masyarakat
memanajemen waktu baik dari segi sekekitar KeNagarian IV
kegiatan maupun dalam mengatur Koto Hilie dapat dilihat
pengeluaran, maka dari itu masyarakat bahwa masyarakatnya
cenderung tidak mendapatkan yang kurang memanajen
informasi program pengeloaan buah waktu, maka dari itu ia
pala. juga tidak mendapatkan
informasi tentang
program pengelolaan
buah pala begitu juga
halnya dalam mengelola
pengeluaran, jadi
masyarakat cenderung
tidak bisa mengatur
pengeluaran sehingga
berapa pun pendapatan
yang mereka miliki tidak
akan berpengaruh jika
mereka belum bisa
mengatur pengeluaran.
78
2 Faktor – faktor yang 1) Mobilisasi sumberdaya Sumber data wawancara dari petikan Dalam mobilisasi
mempengaruhi strategi wawancara Sekretaris Nagari IV Koto sumberdaya berdasarkan
penerapan program Hilie dan anggota kelompok hasil penelitian di
pengelolaan buah pala di Dasawisma yang dilakukan pada lapangan bersama
nagari IV Koto Hilie tanggal 29 April 2019 : faktor –faktor Sekretaris Nagari IV
yang mempengaruhi strategi Koto Hilie dan anggota
penerapan program pengelolaan buah kelompok Dasawisma
pala yaitu kurangnya modal atau dana faktor yang
dan juga alat dalam pengelolaan buah memperngaruhi startegi
pala. penerapan program
pengelolaaan buah pala
masih kurangnya modal
atau dana dan alat dala
mengelola buah pala.
3 Upaya dalam penerapan 1) Pembangunan dan Sumber data wawancara dari petikan Dalam upaya yang
strategi program pengembangan jejaring wawancara Sekretaris Nagari IV Koto dilakukan untuk
pengelolaan buah pala di Hilie dan anggota kelompok pembangunan dan
nagari IV Koto Hilie Dasawisma yang dilakukan pada pengembangan jejaring
tanggal 29 April 2019 : upaya dalam pemerintah nagari dan
penerapan program pengelolaan buah kelompok Dasawisma
pala dari pemerintah nagari dalam sudah terbilang baik
pemilihan pengurus kelompok namun sebaiknya dalam
dilakukannya seleksi serta ikut turun upaya perizinan hasil
kelapangan untuk melihat kelompok pengelolaan sirup pala
tersebut jika kelompok itu tidak pergi sebaiknya dilakukan
ke kantor wali nagari dalam 1 kali secepatnya agar kegiatan
seminggu, namun dari kelompok dapat secepatnya berjalan
dasawisma upaya yang dilakukannya sehingga dapat
agar meningkatnya anggota kelompok memasarkan atau
79
ia selalu menginformasikan tujuan promosikan hasil olahan
kelompok melalui acara majelis taklim pala.
dan pemerintah nagari akan meminta
izin BPOM dan MUI untuk hasil yang
diperoleh dari pengelolaan buah pala
80
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kapas Kabupaten Pesisir Selatan tentang Strategi Pemerintah Nagari Dalam Penerpan
Program Pengelolaan Buah Pala Untuk Meningkatkan Pendapatan Petani (studi kasus
1. Sesuai dengan data yang diperoleh peneliti, strategi pemerintah nagari dalam
a. Motivasi
81
Sedangkan kelompok Dasawisma ia melakukan penyuluhan kepada
c. Manajemn diri
dari segi kegiatan maupun dalam mengatur pengeluaran, maka dari itu
buah pala.
sumber dana karena dana yang dipakai melalui Alokasi Pemerintahan Nagari
yang tertuang didalam pendapatan Belanja nagari nagari IV Koto Hilie dan
juga alat dalam pengelolaan buah pala sehingga promgram pengelolaan buah
pala tersebut menjadi kurang lancar karena dana dan alat pengeloaan hasil
pala.
Kapas upaya yang dilakukan oleh pemerintah nagari dari segi pembangunan
82
turun kelapangan untuk melihat kelompok tersebut jika kelompok itu tidak
pergi ke kantor wali nagari dalam 1 kali seminggu, namun dari kelompok
program ini terhadap Dinas Pertanian Kabupaten Pesisir Selatan apakah bisa
itu melalui berupa bantuan atau hibah dari Dinas pertanian atau Pemerintahan
5.2 Saran
terpecahan, sehingga peneliti mengajukan beberapa saran. Saran tersebut anatara lain
sebagai berikut :
1. Motivasi
program pengelolaan buah pala sebaiknya dilakukan motivasi yang berbeda dari
pemberian penyuluhan atau kegiatan selanjutnya yang akan dibuat ada baiknya
hari yang tentukan atau ditambah misalnya pada tanggal merah diadakan
83
pertemuan untuk sosialisasi baik itu di dalam kantor maupun di lapangan agar
masyarakat sekitar semakin menyadari akan manfaat dari program yang didirikan
tersebut karena masih banyak yang tidak tahu dalam pengelolaan buah pala.
3. Manajemen diri
Dalam memanjen diri masih banyaknya masyarakat yang tidak mengatur dari segi
pengelolaan pengeluaran maka dari itu hasil yang ia peroleh terkdang tidak begitu
banyak dirasakannya ada lebih baik membuka tabungan untuk para petani agar
masyarakat meningkat.
Dalam pembangunan dan pengembangan jejaring sebaiknya izin BPOM dan MUI
secepatnya dilakukan karena semakin cepat mendapat izin dari BPOM dan MUI
84
85