Anda di halaman 1dari 66

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

PENGELOLA LABORATORIUM BERBASIS WEB

MENGGUNAKAN V MODEL

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

Mifta Nauval Harizy

06.2020.1.90505

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya

kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan

judul “RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGELOLA

LABORATORIUM BERBASIS WEBSITE DENGAN V MODEL”. Laporan

proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi

pada program Strata-1 di Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Informasi, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya.

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini dapat terlaksana

dengan baik berkat dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini

peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua, saudara-saudara kami, atas doa, bimbingan, serta kasih sayang yang

selalu tercurah selama ini.

2. Bapak Andy Rachman, S.T.,M.Kom, selaku Dosen Pembimbing, atas bimbingan,

saran, dan motivasi yang diberikan.

3. Segenap Dosen Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut

Teknologi Adhi Tama Surabaya yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

4. Keluarga besar Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut

Teknologi Adhi Tama Surabaya, khususnya teman-teman seperjuangan, atas semua

dukungan, semangat, serta kerjasamanya.


5. Seluruh civitas akademika Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Informasi, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya yang telah memberikan

dukungan moril kepada penulis.

Kami menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan.

Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya

sehingga akhirnya laporan proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

bidang pendidikan dan penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih

lanjut. Amiin.

Surabaya, Desember 2022

Penyusun
DAFTAR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium adalah suatu tempat untuk mengadakan percobaan,

penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, kimia,

atau bidang ilmu lain (Emha, 2013). Laboratorium merupakan salah satu sarana

pendukung penting, yang bersifat sangat strategis dalam kegiatan pelaksanaan

sistem pendidikan, khususnya pada sistem pendidikan di perguruan tinggi

(Kertiasih, 2016). Laboratorium adalah salah satu sarana penting dalam kegiatan

pelaksanaan system pendidikan, khususnya pada system pendidikan di perguruan

tinggi. Media dan alat perkuliahan yang memadai sangatlah diperlukan dalam

lingkungan perguruan tinggi untuk memfasilitasi peserta didik secara maksimal

sehingga mampu berkontribusi positif untuk perkembangan serta pembangunan

nasional.

Sebagai salah satu jurusan yang berada di Departemen Teknologi Multimedia

Kreatif, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, di dalam Departemen Teknologi

Multimedia Kreatif terdapat beberapa laboratorium yang memiliki beragam sarana

dan prasarana untuk kegiatan praktikum. Seluruh peralatan tersebut dikelola oleh

Laboran yang mengatur fasilitas sarana dan prasarana peralatan praktikum. Tugas

dari Laboran Laboratorium Departemen Teknologi Multimedia Kreatif beberapa

diantaranya adalah mengawasi, memantau dan memperbaiki kerusakan yang terjadi

pada alat yang digunakan oleh pengguna dalam menjalankan aktivitasnya di

kampus maupun diluar kampus. Media dan alat perkuliahan yang memadai
merupakan faktor penting dalam menunjang proses belajar mengajar di perguruan

tinggi khususnya di Departemen Multimedia Kreatif Politeknik Elektronika Negeri

Surabaya. Media perkuliahan seperti piranti kontrol game dan komponen kecil

perangkat keras memiliki resiko besar terhadap kerusakan dan kehilangan, sehingga

dibutuhkan sebuah sistem peminjaman alat yang baik agar data peminjam, kondisi

dan keberadaan alat dapat diketahui.

Pada era globalisasi ini, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

berkembang dengan pesat serta pemanfaatan IT (Information Technology) dalam

bidang pendidikan sudah menjadi hal yang cukup wajar (Budiman, 2017). Saat ini,

kita telah berada berada dalam sebuah era yang sarat dengan teknologi komunikasi

dan informasi. Kemajuan teknologi telah memberikan sumber (resources)

informasi dan komunikasi yang amat luas dari apa yang telah dimiliki manusia.

Sebelumnya manusia mencari informasi hanya terbatas pada buku, surat kabar,

media cetak maupun secara lisan (Ahmad, 2012). Dengan dukungan ini, kita dapat

memperoleh dan mengirimkan informasi dengan cepat tanpa harus bertatap muka

dengan pihak yang dituju secara signifikan dapat membantu proses pekerjaan kita.

Dalam suatu proses pengembangan perangkat lunak diperlukan sebuah

permodelan yang menjadi acuan supaya pengembangan proses perangkat lunak

yang dilakukan bisa terlaksana secara terstruktur dan sistematis sesuai dengan

kondisi dan cara pelaksanaan proses pengembangan perangkat lunak tersebut

(Christian Eko Yunianto, 2021). System Development Life Cycle (SDLC)

merupakan model klasik yang bersifat sistematis dan berurutan dalam membangun
perangkat lunak (Rahmanika,2022). Beberapa model yang digunakan dalam SDLC

adalah waterfall, incremental, spiral, v-model, agile, dan masih banyak lagi.

V-model merupakan model metode SDLC yang dikembangkan dari model

Waterfall dan digambarkan dalam bentuk huruf V (S.Balaji, 2012). Tahapan dalam

V-Model mirip dengan tahapan didalam metode Waterfall, hanya dalam V-model

ini tahapan pengujiannya lebih dirincikan untuk masing-masing tahap. Munassar

dan Govardhan telah membandingkan lima model SDLC, dimana salah satu dari

model yang dibandingkan adalah model-v (S Mathur, 2013). Peneletian ini

menghasilkan detail terkait keuntungan dan kerugian dari masing-masing model.

Ratcliffe telah meneliti tentang keuntungan dari metode V-model dalam

pengembangan perangkat lunak. Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa V-

model merupakan framework yang memiliki kemudahan dalam melakukan

estimasi biaya dan monitoring kualitas yang tinggi. V-Model juga dapat bekerja

dengan sangat baik untuk proyek kecil dimana requirement sangat mudah

dipahami, serta memudahkan developer untuk mengatur dalam tiap tahapan karena

sifat kekakuan dari model dan setiap fase dalam siklus memiliki tujuan yang sangat

spesifik (Chandra, 2022).

Dari uraian diatas, maka diangkatlah topik “Sistem Informasi Pengelola

Laboratorium Berbasis Website Dengan V Model” untuk membuat aplikasi

berbasis web yang mampu membantu teknisi laboratorium menjaga, mengatur dan

mengelola jadwal ataupun alat-alat laboratorium dengan V-Model.


1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini berdasarkan latar belakang diatas adalah :

1. Bagaimana rancang bangun sistem informasi pengelola laboratorium berbasis web

menggunakan v model?

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian dapat sesuai dengan kemampuan dan hasil penelitian dapat

terarah, terfokus, dan tidak menyimpang maka diperlukan batasan – batasan sebagai

berikut :

1. Sistem Peminjaman akan diimplementasi dan dikembangkan menggunakan PHP

sebagai API, MySQL sebagai database penyimpanan, dan ReactJS untuk

tampilannya.

2. Implementasi sistem fokus pada pendataan dan pencatatan, serta peminjaman

ruangan dan alat laboratorium secara online.

3. Sistem yang dibangun ini memiliki fitur diantaranya, input peralatan, Teknisi

laboratorium, mahasiswa, input data, peminjaman ruang laboratorium, laporan atau

cetak.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Terbentuknya sistem informasi pengelola laboratorium berbasis web di

Departemen Teknologi Multimedia Kreatif Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

dengan menggunakan model V.


1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi

beberapa pihak, antara lain:

1. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh Politeknik Elektronika Negeri

Surabaya sebagai sistem informasi pengelola alat lab untuk membantu mengatur

dan mengelola alat laboratorium didalam Departemen Multimedia Kreatif.

2. Bagi Masyarakat

Dengan adanya Website Sistem Informasi Pengelolahan Alat Lab diharapkan dapat

bermanfaat bagi masyarakat untuk memudahkan kegiatan pinjam meminjam alat

dan fasilitas laboratorium.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menjadi kesempatan bagi peneliti dalam menerapkan teori-teori

yang diperoleh selama kuliah untuk diimplementasikan pada kehidupan

bermasyarakat. Hasil dari penelitian ini juga digunakan sebagai portofolio

penunjang kemampuan peneliti.

1.6 Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini ditentukan suatu metode yang dijadikan sebagai acuan

proses dalam penelitian ini. Alur dari metode tersebut memiliki urutan sebagai

berikut:

1. Studi Literatur

2. Wawancara
3. Pengembangan Website

4. Uji Kelayakan Aplikasi

5. Penyusunan Laporan Skripsi

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memberikan penjabaran tentang latar belakang penelitian, rumusan

masalah, tujuan, manfaat penelitian, batasan masalah, metodologi yang digunakan,

dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas mengenai landasan teori untuk proses pengembangan

Sistem Informasi Pengelola Laboratorium. Bab ini berisikan teori-teori pendukung

yang berkaitan dengan implementasi pada pengembangan website.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Dalam bab ini dijabarkan metodologi dan langkah-langkah yang dilaksanakan

dalam menyelesaikan permasalahan di penelitian ini.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Informasi

Sebuah sistem diartikan sebagai kumpulan atau himpunan dari suatu unsur,

komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, terpadu, dan saling

tergantung satu sama lain (Sutarman, 2012). Definisi lain dikemukakan oleh Abdul

Kadir bahwa sistem merupakan sekelompok elemen yang terintegrasi dengan

maksud dan tujuan yang sama (Kadir, 2012). Dari penjelasan tersebut, dipahami

bahwa sistem merupakan perkumpulan beberapa elemen yang saling berkaitan dan

bekerja sama dalam memenuhi suatu capaian. Elemen-elemen yang tergabung

dalam suatu sistem bekerja sama memproses masukan untuk mendapat luaran yang

diharapkan.

Pengertian sistem Informasi menurut John F. Nash adalah kombinasi dari

manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang

bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atau transaksi tertentu

dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan

dasar pengambilan keputusan yang tepat.

Secara sederhana, sistem informasi dipahami sebagai suatu himpunan atau

kumpulan dari kelompok orang-orang yang bekerja, prosedur-prosedur, dan sumber

daya peralatan yang mengumpulkan data dan mengolahnya menjadi informasi,

merawat, dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi (Wahyudi, 2016)

menyederhanakan pemahaman terhadap sistem informasi sebagai komponen-


komponen dalam organisasi atau perusahaan yang berhubungan dengan proses

penciptaan dan pengaliran informasi yang akan digunakan oleh satu atau lebih

pemakai (users). Para pemakai biasanya tergabung dalam suatu entitas organisasi

formal, seperti departemen atau lembaga suatu instansi pemerintahan yang dapat

dijabarkan menjadi direktorat, bidang, bagian sampai pada unit terkecil di

bawahnya.

2.2. Laboratorium

Laboratorium berasal dari bahasa Latin yang berarti “tempat bekerja”. Dalam

perkembangannya, kata laboratorium mempertahankan arti aslinya, yaitu “tempat

bekerja” khusus untuk keperluan penelitian ilmiah. Laboratorium adalah suatu

ruangan atau kamar tempat melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang

ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat serta adanya infrastruktur laboratorium

yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas dan sebagainya) (Mestika Sekarwinahyu,

2014).

Menurut Yaman, laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen,

pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan (Erlina Yaman, 2016).

Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-

kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium dapat juga diartikan sebagai suatu

tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang

berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain. Dari

uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laboratorium merupakan tempat atau

ruangan yang dilengkapi peralatan untuk melakukan kegiatan percobaan atau


eksperimen. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1980 pasal 29

menyatakan bahawa laboratorium mempunyai fungsi:

1) Mempersiapkan sarana penunjang untuk melaksanakan pendidikan dan

pengajaran dalam satu atau sebagian cabang ilmu, teknologi atau seni

tertentu sesuai dengan bidang studi yang bersangkutan, dan

2) Mempersiapkan sarana penunjang untuk melaksanakan penelitian dalam

satu atau sebagian cabang ilmu teknologi, atau seni tertentu sesuai dengan

bidang studi yang bersangkutan.

2.3. Inventory Control

Inventory control adalah segala Tindakan yang dilakukan untuk mengusahakan

tersedianya bahan-bahan (sediaan) dalam jumlah tertentu pada satu titik waktu

tertentu (Juliana Puspika, 2013). Inventory control adalah proses mengontrol dan

mengelola persediaan sumber daya atau peralatan yang dimiliki oleh suatu

perusahaan atau instansi. Proses ini bertujuan supaya sumber daya berupa alat

ruangan dan sebagainya mampu dikelola secara maksimal, sehingga dapat

menghasilkan keuntungan baik bagi perusahaan maupun pelanggan atau pemakai.

Dengan melakukan inventory control, sebuah perusahaan atau instansi akan

memperoleh banyak manfaat, di antaranya menyeimbangkan antara persediaan

dalam perusahaan dan permintaan para konsumen (Bachtiar, 2013). Selain itu,

perusahaan juga dapat meminimalisir pengeluaran dalam operasional. Sebab

dengan adanya pengontrolan dan pemantauan persediaan barang yang baik,


perusahaan atau instansi menjadi bisa mengoptimalkan pergerakan barang. Untuk

penjelasan lengkap mengenai tugas inventory control adalah sebagai berikut.

a. Menghitung stok barang di gudang

b. Menjamin ketersedian SDM

c. Melakukan pengecekan dan rekap data

d. Melakukan pendataan terhadap barang-barang

e. Membuat laporan

2.4. Website

Sebuah situs web (sering pula disingkat menjadi situs saja, website atau site )

adalah sebutan bagi sekelompok halaman web ( web page ), yang umumnya

merupakan bagian dari suatu nama domain ( domain name ) atau subdomain di

World Wide Web (WWW) di Internet. Sebuah web page adalah dokumen yang

ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir selalu

bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari

server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser baik

yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan

yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan

halaman (hyperlink) (Harminingtyas, 2014).

Untuk menyediakan sebuah website, maka harus tersedia unsur-unsur

penunjangnya, adalah sebagai berikut (Zaki, 2014) :

1. Nama domain (Domain name/URL – Uniform Resource Locator) Nama

domain atau biasa disebut dengan Domain Name atau URL adalah
alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi

sebuah website, atau dengan kata lain domain name adalah alamat yang

digunakan untuk menemukan sebuah website pada dunia internet.

Contoh : http://www.baliorange.net.

2. Rumah tempat website (Web hosting)

Web Hosting dapat diartikan sebagai ruangan yang terdapat dalam

harddisk tempat menyimpan berbagai data, file-file, gambar, video, data

email, statistik, database dan lain sebagainya yang akan ditampilkan di

website.

3. Bahasa Program (Scripts Program)

Adalah bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan setiap perintah

dalam website yang pada saat diakses. Jenis bahasa program sangat

menentukan statis, dinamis atau interaktifnya sebuah website. Semakin

banyak ragam bahasa program yang digunakan maka akan terlihat

website semakin dinamis, dan interaktif serta terlihat bagus. Beragam

bahasa program saat ini telah hadir untuk mendukung kualitas website.

Jenis jenis bahasa program yang banyak dipakai para desainer website

antara lain HTML, ASP, PHP, JSP, Java Scripts, Java applets, XML,

Ajax dsb.

4. Desain website

Desain website menentukan kualitas dan keindahan sebuah website.


Desain sangat berpengaruh kepada penilaian pengunjung akan bagus

tidaknya sebuah website. Untuk membuat website biasanya dapat

dilakukan sendiri atau menyewa jasa website designer.

2.5. PHP (Hypertext Preprosessor)

PHP atau kependekan dari Hypertext Preprocessor adalah salah satu bahasa

pemrograman open source yang sangat cocok atau dikhususkan untuk

pengembangan web dan dapat ditanamkan pada sebuah skrips HTML. Bahasa PHP

dapat dikatakan menggambarkan beberapa bahasa pemrograman seperti C, Java,

dan Perl serta mudah untuk dipelajari (Astria Firman, 2016). PHP merupakan

bahasa scripting server – side, dimana pemrosesan datanya dilakukan pada sisi

server. Sederhananya, serverlah yang akan menerjemahkan skrip program, baru

kemudian hasilnya akan dikirim kepada client yang melakukan permintaan.

Penulisan skrip PHP memiliki aturan tersendiri. Terdapat empat macam cara

penulisan skrip PHP seperti dibawah ini:

a. <? echo (“script PHP\n”); ?>

b. <?php echo (“script PHP\n”); ?>

c. <script language=”php”>

echo (“Penulisan PHP”);

</script>

d. <% echo (“mirip dengan ASP”); %>

Penulisan skrip PHP yang paling banyak digunakan adalah cara a dan b.

Perlu diingat bahwa penulisan skrip PHP bersifat case sensitive sehingga

penulisan huruf besar dan kecil perlu diperhatikan (ANHAR, 2012).


2.6. HTML (Hypertext Markup Language)

HTML atau Hyper Text Markup Language, atau HTM, adalah bahasa standar

yang biasa digunakan untuk mempublikasikan teks, gambar, video, dan audio di

situs web. HTML adalah bahasa yang digunakan untuk membuat situs web dengan

memanfaatkan tag yang sebelumnya didefinisikan dalam file notepad. HTML juga

dapat terhubung ke dokumen HTML lain atau sering dirujuk oleh tautan

(Rosenblum, 2022).

HTML (Hyper Text Markup Language) yang merupakan bahasa standar yang

paling umum atau yang paling sering digunakan oleh para web programmer dalam

membangun sebuah aplikasi web. HTML yang umum digunakan saat ini adalah

HTML versi 4.01. HTML versi 5 atau HTML5 menjadi bahasa HTML baru yang

hadir dengan tambahan fitur fitur baru yang berbeda dengan HTML4.01. Sejauh

mana perbandingan atau perbedaan yang ada antara HTML4.01 dan HTML5. inilah

yang diangkat dalam penelitian yang akan dilakukan yaitu menganalisis dan

melakukan perbandingan antara kedua versi HTML, yang meliputi penulisan script

dan desain interface, tag, atribut dan input types yang digunakan, penanganan

dokumen multimedia (video), validasi data, kecepatan akses dan kompatibilitas

terhadap browser (Bhupesh Rawat, 2021).

Sebuah halaman website akan diapit oleh tag <html>……</html>. File-file

HTML selalu berakhiran dengan ekstensi *.htm atau *.html. Jadi jika anda

mengetik sebuah naskah dan menyimpannya dengan ekstensi *.html maka anda

membuat file yang berformat HTML.


Berikut adalah beberapa contoh penggunaan tag HTML :

Tabel 2. 1 Contoh Penggunaan Tag Pada HTML

Contoh Hasil

<b>Ini tulisan tebal</b> Ini tulisan tebal


<i>Ini tulisan miring</i> Ini tulisan miring
<u>Ini tulisan bergaris bawah</u> Ini tulisan bergaris bawah
Ini baris 1<br>Ini baris 2 Ini baris 1
Ini baris 2
Ini garis horizontal <hr> Ini garis horizontal _______________

2.7. React JS

ReactJS merupakan library JavaScript yang dapat digunakan untuk

mendeskripsikan view (Contohnya elemen dalam HTML) berdasarkan beberapa

state (Keadaan, biasanya dalam bentuk data). Dalam perkembangannya, ReactJS

sering ditulis pula dengan nama React (Jubilee Enterprise, 2017). Library ini dibuat

oleh Facebook dan didistribusikan secara gratis. Salah satu contoh menonjol dari

penerapan ReactJS adalah kemampuannya untuk meng-update tampilan di layer

monitor secara cepat.

Penulisan syntax React JS yang deklaratif membuat alur kode menjadi lebih

mudah terprediksi dan mudah untuk dilakukan debug. React JS berbasis komponen

yang mana dapat membuat beberapa komponen yang terenkapsulasi sehingga

mengatur state-nya sendiri, kemudian komponen tersebut digabungkan untuk

membentuk user interfaces yang lebih kompleks (Nasution, 2021).

React juga memiliki beberapa batasan yang pasti dipertimbangkan sebelum

Bereaksi dipilih untuk usaha apa pun peningkatan. Ini adalah: Hanya substansi
View di pengontrol tampilan serbaguna atau MVC ditangani oleh theReact.In

dengan cara ini, perkakas ekstra diperlukan untuk menyelesaikan pengembangan

proyek. Pemanfaatan format inline dan JSX di beberapa kasus akhirnya menjadi

sangat tidak terduga dan tugas melelahkan untuk beberapa set pengembang. Begitu

juga jika harus ada kemunculan ReactJS, kekecewaan terjadi pada waktu kompilasi

daripada runtime seperti pada saat bahasa dan kerangka kerja yang berbeda, yang

dalam beberapa hal dapat kasus membingungkan dan melelahkan (Archana Bhalla,

2020).

Contoh penulisan script ReactJS :

class Btn extends React.Component {


render() {
let element = React.createElement(‘h1’, {}, ‘I do not
use JSX!’);
return element;

2.8. Mysql

MySQL adalah perangkat lunak database open source yang paling banyak

digunakan di dunia, dengan lebih dari 100 juta pengguna di seluruh dunia. MySQL

telah menjadi database pilihan bagi banyak orang pengembang perangkat lunak dan

aplikasi pada platform online dan desktop karena kecepatan, dan kemudahan

penggunaannya. Developer individu dan usaha skala kecil bukan satu-satunya yang

menggunakan MySQL. Bahkan Yahoo!, Alcatel-Lucent, Google, Nokia, Youtube,

WordPress, dan Facebook adalah semua pengguna MySQL (Bhupesh Rawat,

2021).

MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basis data

relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL


(General Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan

MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan

produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan

salah satu konsep utama dalam basis data yang telah ada sebelumnya; SQL

(Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian basis data,

terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan

pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis (Pratama, 2012).

MySQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain:

1. Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi

seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan

masih banyak lagi.

2. Perangkat lunak sumber terbuka. MySQL didistribusikan sebagai perangkat

lunak sumber terbuka, di bawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan

secara gratis.

3. Multi-user. MySQL dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu

yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.

4. 'Performance tuning', MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan

dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih

banyak SQL per satuan waktu.

5. Ragam tipe data. MySQL memiliki ragam tipe data yang sangat kaya,

seperti signed / unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp,

dan lain-lain.
6. Perintah dan Fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh

yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query).

7. Keamanan. MySQL memiliki beberapa lapisan keamanan seperti level

subnet mask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang

mendetail serta sandi terenkripsi.

8. Skalabilitas dan Pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam

skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu

tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung

mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.

9. Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien

menggunakan protokol TCP/IP, UNIX soket (UNIX), atau Named Pipes

(NT).

10. Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan

menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa

Indonesia belum termasuk di dalamnya.

11. Antar Muka. MySQL memiliki antar muka (interface) terhadap berbagai

aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API

(Application Programming Interface).

12. Klien dan Peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool)

yang dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap

peralatan yang ada disertakan petunjuk online. 13. Struktur tabel. MySQL

memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER


TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun

Oracle.

2.9. XAMPP

XAMPP adalah sebuah software yang berfungsi untuk menjalankan website

berbasis PHP dan menggunakan pengolah data MySQL yang dijalankan

dikomputer secara lokal. XAMPP berperan sebagai web serverpada komputer.

XAMPP juga dapat disebut sebuah CPanel server virtual, yang dapat membantu

Anda melakukan preview sehingga dapat memodifikasi websitetanpa harus online

atau terakses dengan internet (Riyanto, 2014).

Software XAMPP bersifat open sources yang dapat diperoleh secara gratis dari

situs www.apachefriends.org. XAMPP adalah perangkat lunak yang mendukung

banyak sistem operasi dan merupakan komplikasi dari beberapa program.

Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri dan terdiri atas Apache,

MySQL, dan bahasa pemrograman PHP (Bhupesh Rawat, 2021).

XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem

operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai

server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP

Server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa

pemrograman PHP dan Perl. Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat

sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam

GNU General Public License dan bebas, merupakan web server yang mudah
digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis (Randi V.

Palit., 2015).

2.10. Database

Database atau basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam

komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program

komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak

yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut

sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Sistem basis

data dipelajari dalam ilmu informasi (Andaru, 2012).

basis data bersifat integrated dan shared:

• Terpadu (integrated), berkasberkas data yang ada pada basis data saling

terkait (terjadi dependensi data).

• Berbagi data (shared), data yang sama dapat dipakai oleh sejumlah

pengguna dalam waktu yang bersamaan. Sering dinamakan sebagi sistem

multiuser.

Database mempunyai beberapa komponen didalamnya, yaitu :

• Tabel : Kumpulan dari rekaman data yang ada

• Fields (Kolom)

Kategori tunggal data yang akan disimpan dalam database.

• Records (Baris)

Kumpulan bidang terkait dalam database.


Tujuan utama DBMS adalah menyimpan dan mencari informasi basis data

dengan mudah, cepat, dan efisien. (Nanda Arista Rizki, 2019).

2.11. Data Flow Diagram (DFD)

2.12. Data Flow Diagram (DFD)

DFD adalah sebuah teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan

tranformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerakdari input menjadi output

(PRESSMAN, 2012). Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model

yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai

suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data,

baik secara manual maupun komputerisasi (Bambang Agus Herlambang, 2015).

DFD ini sering disebut juga dengan nama bubble chart, bubble diagram, model

proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. Terdapat 2 bentuk DFD, yaitu DFD

fisik (Physical Data Flow Diagram) dan DFD logika (Logical Data Flow Diagram).

Kegunaan Data Flow Diagram DFD

Digunakan untuk mendokumentasikan sistem yang ada serta digunakan

merencanakan rancangan dan desain sistem yang baru.

Simbol-simbol Data Flow Diagram

Dalam pengambaran diagram alir data dapat digunakan empat simbol yang lazim

dipakai. Simbol yang akan dipakai adalah proses, aliran data, agen eksternal, dan

data store atau penyimpanan. Keempat simbol tersebut dipadukan guna melihat

bagaimana suatu sistem tersebut berjalan untuk mengolah data dan menghasilkan
informasi. Untuk lebih jelasnya kita dapat lihat dalam tabel dibawah ini (Purwanto

SE, 2019).

Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik dari sebuah sistem. DFD

menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data diantara

komponen-komponen tersebut, asal, tujuan dan penyimpanan dari data tersebut.

Gambar dibawah ini menunjukkan simbol yang digunakan dalam DFD baik dalam

versi E.Yourdan dan De Marco maupun versi Chris Gane dan Trish Sarson. Berikut

adalah komponen-komponen dari DFD :

Tabel 2. 2 Komponen - Komponen DFD

Keterangan Yourdan C.Gane dan T.Sarson

Aliran Data / Flow

Proses / Process

Simpanan data / Data


store
Kesatuan luar, batas
sistem / External
entity, boundary

Aliran phisik /
Material flow

Pedoman penggambaran DFD dapat mengikuti langkah berikut (Soufitri,

2013) :

a. Identifikasi semua input dan output yang terlibat dengan kesatuan luar.

b. Gambarlah terlebih dahulu suatu diagram konteks (context diagram).

c. Gambarlah bagan berjenjang (hierarchy chart). Untuk mempersiapkan

penggambaran DFD ke level-level lebih bawah lagi.

d. Gambarlah sketsa DFD untuk overview diagram (level 0).

e. Gambarlah DFD untuk level-level berikutnya (1,2, dst).


Gambar 2. 1 Contoh Context Diagram (Soufitri, 2013)

Gambar 2. 2 Contoh DFD (Soufitri, 2013)


Gambar 2. 3 Contoh Diagram Berjenjang (Soufitri, 2013)

2.13. System Development Life Cycle (SDLC)

System Development Life Cycle (SDLC) merupakan model klasik yang bersifat

sistematis dan berurutan dalam membangun perangkat lunak (Rahmanika,2022).

Fungsi utama dari SDLC adalah mengakomodasi kebutuhan pengguna berkaitan

dengan sistem yang akan dikembangkan. Kebutuhan pengembangan sistem dapat


berupa perubahan atau penciptaan aplikasi baru apakah secara secara modular

maupun dengan proses instalasi baru (Scroggins, 2014).

System Development Life Cycle (SDLC) merupakan gambaran dari suatu usaha

dalam merancang sistem yang akan selalu bergerak seperti roda, yang melewati

beberapa langkah atau tahapan antara lain tahap investigate, analyze, desain,

implementasi dan perawatan. Dan langkah selanjutnya akan kembali pada tahap

investigate jika di rasakan bahwa sistem yang ada sudah tidak efisien lagi untuk

diterapkan (Raymond McLeod Jr, 2012).

Setiap langkah didalam SDLC mempunyai tujuan-tujuan yang mendukung

tujuan-tujuan penyusunan sistem, yaitu menyusun sistem informasi secara efisien

dan efektif. Langkah – langkah SDLC (Raymond McLeod Jr, 2012), menerangkan

sebagai berikut :

a) Tahap Perencanaan / Investigation

Mendifinisikan masalah yang muncul dalam sistem, Mengidentifikasi

kendala yang ada secara umum, Mengidentifikasi kendala yang ada secara

umum, Membuat studi kelayakan, Mempersiapkan usulan penelitian sistem.

b) Tahap Analisis

Mengumumkan penelitian sistem, Mendefinisikan kebutuhan informasi,

Menyiapkan usulan rancangan, Definisikan usulan kinerja sistem.

c) Tahap Perancangan / Desain sistem

Menyiapkan rancangan sistem yang terinci / logic sistem design,

Mengindentifikasi berbagai alternative konfigurasi sistem.

d) Tahap Penerapan
Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengidentifikasi sumber

daya fisik dan konseptual untuk menghasilkan suatu sistem yang bekerja,

dengan melakukan beberapa hal yaitu : merencanakan penerapan,

mengumumkan penerapan, mendapatkan sumber daya perangkat keras,

mendapatkan sumber daya perangkat lunak, menyiapkan database,

menyiapkan fasilitas fisik, training pengguna, dan masuk sistem baru.

e) Tahap pemeliharaan

Dalam penggunan sistem dipandang perlu diadakan pemeliharaan sistem.

Hal tersebut di ketahui atas beberapa alasan, antara lain : bermaksud untuk

memperbaiki kesalahan, menjaga kemutakhiran sistem, dan meningkatkan

sistem.

2.14. V-Model

V-model merupakan model metode SDLC yang dikembangkan dari model

Waterfall dan digambarkan dalam bentuk huruf V (S.Balaji, 2012). Tahapan dalam

V-Model mirip dengan tahapan didalam metode Waterfall, hanya dalam V-model

ini tahapan pengujiannya lebih dirincikan untuk masing-masing tahap. Munassar

dan Govardhan telah membandingkan lima model SDLC, dimana salah satu dari

model yang dibandingkan adalah model-v (S Mathur, 2013).

V-model merupakan versi peluasan dari model Waterfall karena tahapan

pengembangan yang dilakukan sama yang membedakan model Waterfall dilakukan

secara linear dan model V dilakukan secara bercabang. Menurut Supriyatin,

(Wahyu Supriyatin, 2015) tahapan pada model V ada 2 yaitu :


a) Tahapan Verivikasi Tahapan verifikasi dalam model V mengacu kepada

usaha penyesuaian spesifikasi software dengan kebutuhan klien/konsumen

dengan proses business case, requirement, analisis informasi, perancangan

sistem, unit design dan development.

b) Tahapan Validasi Tahapan validasi dalam model V merupakan

serangkaian tahapan yang mengacu kepada kesesuaian software dengan

spesifikasi yang sudah ditetapkan dengan proses unit test, interface test,

system test, acceptance test dan release testing.

Model-V juga menguatkan hubungan antara kegiatan pengembangan dan

pengujian. Hal itu menjadi verifikasi dari setiap fase proses pengembangan

daripada pengujian di akhir proyek (Mustafa Seckin Durmus, 2017). Model-V,

seperti yang didefinisikan di IEC 61508-3, ditunjukkan pada gambar 2.4 berikut.

Gambar 2. 4 Alur SDLC V-Model (Geeks For Geeks, 2022)


Berikut penjelasan masing-masing tahap beserta tahap pengujiannya (S Mathur,

2013):

1. Requirement Analysis & Acceptance Testing

Tahap Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall.

Keluaran dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance

Testing merupakan tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan

tersebut dapat diterima oleh para pengguna atau tidak.

2. System Design & System Testing

Dalam tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada

dokumentasi kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya.

Keluaran dari tahap ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem

secara umum, struktur data, dan yang lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan

contoh tampilan window dan juga dokumentasi teknik yang lain seperti Entity

Diagram dan Data Dictionary.

4. Architecture Design & Integration Testing

Sering juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang

akan digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti : pemakaian kembali tiap

modul, ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan antar interface, detail

teknologi yang dipakai.

5. Module Design & Unit Testing

Sering juga disebut sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi

modul-modul yang lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup

untuk memudahkan programmer melakukan coding. Tahap ini menghasilkan


spesifikasi program seperti : fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses

input-output untuk tiap modul, dan lain-lain.

6. Coding

Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah

dibentuk.

V Model memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan-kelebihan tersebut secara

garis besar dapat dijelaskan seperti berikut:

• V Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan

penambahan dan pengurangan method dan tool secara dinamik. Akibatnya

sangat mudah untuk melakukan tailoring pada V Model agar sesuai dengan

suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkan method dan

tool baru atau menghilangkan method dan tool yang dianggap sudah

obsolete.

• V Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model

berpartisipasi dalam change control board yang memproses semua change

request terhadap V Model.

V Model juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut

yaitu:

• V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan

sekali dalam suatu proyek.

• V Model terlalu fleksibel dalam arti ada beberapa activity dalam V Model

yang digambarkan terlalu abstrak sehingga tidak bisa diketahui dengan jelas

apa yang termasuk dalam activity tersebut dan apa yang tidak.
2.15. ISO 9126

ISO adalah singkatan dari International Standard Organization, sebuah badan

standardisasi internasional global yang mengatur standardisasi. Dalam persiapan

untuk standarisasi ISO, ada komite khusus untuk setiap bidang. ISO 9126 adalah

salah satu standar internasional untuk mengevaluasi kualitas perangkat lunak

(Ahmad Andreansyah, 2020).

Metode ISO 9126-1:2001 adalah standar internasional yang digunakan untuk

mengevaluasi kualitas perangkat lunak. Standar ISO/IEC 9126 ini dibagi menjadi

empat bagian yang membahas masing-masing karakterik, diantaranya model

kualitas (ISO/IEC 9126-1:2001), eksternal metrik (ISO/IEC TR 9126-2:2003),

internal metrik (ISO/IEC TR 9126-3:2003) dan kulitas metrik (ISO/IEC TR 9126

4:2004) (Noviani, 2020). Model kualitas standar ISO 9126-1 dibagi menjadi enam

karakteristik yaitu functionality, usability, reliability, portability dan efficiency

(Gambar 2.3) :

Gambar 2. 5 Model Kualitas ISO/IEC 9126 untuk eksternal dan internal metric
Dari gambar 2.3, dapat kita lihat bahwa terdapat enam komponen karakteristik

kualitas perangkat lunak beserta sub komponennya yaitu :

• Functionality

• Reliability

• Usability

• Efficiency

• Maintainability

• Portability

ISO 9126 adalah standar evaluasi produk software dari Organisasi International

untuk Standardisasi.

2.16. Skala Likert

Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam

kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa

survei. Ada dua bentuk pertanyaan yang menggunakan Likert yaitu pertanyaan

positif untuk mengukur minat positif , dan bentuk pertanyaan negatif untuk

mengukur minat negatif (Dryon Taluke, 2019). Pertanyaan positif diberi skor 4, 3,

2, dan 1; sedangkan bentuk pertanyaan negatif diberi skor 1, 2, 3, dan 4. Bentuk

jawaban skala Likert terdiri dari sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak

setuju.

Skala likert ini dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan.

Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam
kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa

survey (Edi Suwandi, 2018). Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert,

pendidik dan ahli psikolog Amerika Serikat. Rensis Likert telah mengembangkan

sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat di tahun 1932. Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang

akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable.

Setiap item instrumen yang menggunakan skala likert memiliki tingkatan dari

sangat positif hingga sangat negatif. Masing-masing tanggapan ini dinilai untuk

tujuan analitis. Skor ini dapat diartikan sesuai dengan tanggapan yang dimaksud.

Tabel 2. 3 Pemetaan Tanggapan dan Skor dalam skala likert

TANGGAPAN SKOR

Sangat Baik (SB) 5

Baik (B) 4

Ragu – ragu (RR) 3

Tidak Baik (TB) 2

Sangat Tidak Baik (STB) 1

Untuk menghitung rata-rata penyajian kepuasan dari sistem yang telah dibuat

dapat menggunakan skala likert rumus yang menjumlahkan hasil skor maksimal
dari setiap jawaban yang dipilih, untuk penjelasannya dari rumus sebagai

Persamaan 1 (Ahmad Andreansyah, 2020).

∑skor_observasi = (angka × skor_SB) + (angka × skor_B) + (angka × skor_RR)

+ (angka × skor_TB) + (angka × skor_STB).

Di sisi lain, untuk menghitung kelayakan menggunakan Persamaan 2 dengan

adalah rumus:

𝑺𝒌𝒐𝒓_𝑶𝒃𝒔𝒆𝒓𝒗𝒂𝒔𝒊
Tingkat kelayakan = ! 𝑺𝒌𝒐𝒓_𝑯𝒂𝒓𝒂𝒑𝒂𝒏 1 × 𝟏𝟎𝟎%
BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan beberapa tahap kegiatan mulai

dari Studi Literatur, Wawancara, Pengembangan Website, Uji Kelayakan Aplikasi,

hingga Penyusunan Laporan Skripsi. Pengembangan merupakan bagian yang

krusial pada penelitian ini karena pada pembuatan website ini terdapat kegiatan

desain untuk menentukan komponen-komponen apa saja yang akan dimuat pada

landing page website. Metodologi penelitian yang dilakukan ditunjukkan pada

gambar dibawah ini :

Gambar 3. 1 Metodologi Penelitian sistem informasi pengelola laboratorium berbasis web

3.2. Studi Literatur

Dalam metode ini, penulis akan mengumpulkan data dan informasi. Melalui

sumber data pendukung yang akan dimanfaatkan untuk menyelesaikan keseluruhan


proses penelitian ini. Studi literatur didapatkan dari beberapa jurnal atau buku

terkait yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian oleh Aldo Kevindra Rezandy pada tahun 2018 dengan judul

penelitian “Rancang Bangun Aplikasi Peminjaman Alat Berbasis Web

Pada Program Studi PSPT di SMKN 1 Surabaya”. Pada Penelitian

tersebut dijelaskan cara membuat website peminjaman yang sesuai

dengan alur peminjaman pada SMKN 1 Surabaya.

2. Buku yang ditulis oleh Maxi Ary dari, pada tahun 2014 dengan judul

“Merancang & Membuat Website” buku ini ditujukan untuk para pemula

yang ingin membuat website sederhana dimana didalamnya banyak

Langkah-langkah dasar untuk membangun website yang baik dan benar.

3. Buku yang ditulis oleh Wendy Willard dengan judul “HTML : A

Beginner’s Guide (Forth Edition)”. Buku yang ditulis pada tahun 2016

ini berisi pengertian dasar mengenai HTML, serta dijelaskan cara

menulis Tags dan element pada HTML untuk pemula.

4. Penelitian oleh Admaja Dwi Herlambang dan Aditya Rahmadi pada

tahun 2020 mengenai implementasi Model-V pada pengembangan

sistem informasi manajemen ruang rapat. Pada penelitian tersebut

dijelaskan proses analisis kebutuhan sistem Menggunakan V-Model.

5. Penelitian jurnal berjudul “Implementation of Incremental Models on

Development of Web-Based Loan Cooperative Applications” oleh

Ahmad Andreansyah, Andy Rachman, dan Rahmi Rizkiana Putri. Pada

penelitian tersebut digunakan ISO-9126 untuk melakukan pengukuran


kualitas perangkat lunak dari segi usability, functionality, efficiency,

reliability, portability, dsb.

3.3. Wawancara

Pada tahap ini, penulis melakukan wawancara untuk mengidentifikasi tujuan

dan kebutuhan yang diperlukan dalam membangun website. Peneliti melakukan

wawancara dengan salah satu ketua laboratorium di Departemen Multimedia

Kreatif Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Pada tahap wawancara tersebut

terdapat beberapa instrument yang ditanyakan peneliti yaitu :

Tabel 3. 1 Daftar Pertanyaan Wawancara

No Pertanyaan

1 Siapa yang bertanggung jawab melakukan penataan alat dan bahan di


laboratorium?
2 Bagaimana sistem peminjaman dan pengembalian alat dan inventaris
laboratorium saat ini?
3 Bagaimana alur peminjaman jika ada mahasiswa / dosen yang ingin
menggunakan fasilitas laboratorium?
4 Aspek apa saja yang dicatat ketika ada invidu yang ingin melakukan
peminjaman?
5 Selain untuk praktikum apakah lab juga digunkan untuk kelas materi
(tidak praktikum)? Jika iya, bagaimana alur peminjaman ruang
laboratorium untuk kegiatan diluar praktikum?
6 Apakah diperlukan sistem informasi peminjaman alat lab untuk
laboratorium di Departemen Multimedia Kreatif?
7 Fitur apa saja yang dibutuhkan untuk website sistem informasi pengelola
laboratorium Departemen Multimedia Kreatif?
8 Apa harapan dengan adanya website pengelola laboratorium di
Departemen Multimedia Kreatif?
Narasumber yang dipilih oleh penulis adalah Moh. Hasbi Assidiqi. Beliau

adalah dosen di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya yang juga menjabat

sebagai kepala lab (Kalab) dari lab Motion Capture di Departemen Teknologi

Multimedia Kreatif. Alasan penulis memilih beliau sebagai narasumber adalah

beliau yang pertama menginisialisasi menggunakan teknologi spreadsheet untuk

pendataan peminjaman alat lab, tidak lagi menggunakan buku. Berikut adalah

hasil dokumentasi dari kegiatan wawancara yang dilaksanakan di ruang dosen

lt.11 pascasarjana Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Gambar 3. 2 Foto Kegiatan Wawancara Bersama Moh. Hasbi Assidiqi

3.4. Pengembangan Website

Dalam pembuatan sistem informasi pengelola laboratorium berbasis web ini,

telah disiapkan juga penjadwalan dalam bentuk tabel, untuk membantu penulis

merencanakan proses pembuatan website ini. Penjadwalan bisa dilihat dalam tabel

berikut ini :
Tabel 3. 2 Penjadwalan Pembuatan Sistem Informasi Pengelola Laboratorium Berbasis Web

No Rencana Jadwal Kegiatan Bulan Ke


Kegiatan I II III IV V
1 Bimbingan dan

Konsultasi pada

dosen

Pembimbing

2 Wawancara

3 Pengembangan Website
1.Requirement

Analysis

2. System Design

3.Architecture
Design
4. Module Design

5. Coding

6.Unit Testing

7.Integration
Testing
8.System Testing

9.Acceptance
Testing
4 Uji Kelayakan
Aplikasi
5 Penyusunan
Laporan
Di penelitian kali ini, website akan dikembangkan menggunakan SDLC V-

Model sebagai landasan perancangan website. Pada gambar 3.2 dipaparkan

mengenai alur pengembangan website yang terbagi menjadi beberapa tahap dimulai

dari Requirement Analysis, System Design, Architecture Design, Module Design,

Unit Testing hingga Acceptance Testing.

Gambar 3. 3 Proses Model-V Sistem Informasi pengelola laboratorium berbasis web


3.4.1 Requirement Analysis

Pada tahap requirement analysis penulis mengidentifikasi persyaratan terkait

pengembangan website dengan cara mengumpulkan jawaban-jawaban dari hasil

wawancara yang telah dilakukan. Hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 3 Hasil Jawaban Wawancara Bersama Moh. Hasbi Assidiqi

No Pertanyaan Jawaban
1 Siapa yang bertanggung Yang bertanggung jawab adalah laboran di

jawab melakukan penataan dalam laboratorium tersebut

alat dan bahan di

laboratorium?

2 Bagaimana sistem Sebenarnya sudah ada sistem, namun

peminjaman dan sistem peminjaman masih berupa

pengembalian alat dan spreadsheet biasa dan masih banyak fitur

inventaris laboratorium saat yang perlu dikembangkan

ini?

3 Bagaimana alur peminjaman Sesuai dengan SOP yang disediakan oleh

jika ada mahasiswa / dosen kepala lab. Biasanya waktu peminjaman,

yang ingin menggunakan melakukan bukti peminjaman dengan cara

fasilitas laboratorium? selfie dan mengupload link foto selfie di

google spreadsheet serta mengisi tanggal

peminjaman.
4 Aspek apa saja yang dicatat Equipment yang dipinjam, Tanggal pinjam,

ketika ada invidu yang ingin tanggal Kembali, PIC peminjam / nama

melakukan peminjaman? peminjam. Biasanya kalua tidak mengisi

tanggal Kembali nantinya akan otomatis di

set menjadi akhir tahun, setelah akhir tahun

akan ditanyakan apakah peminjaman

diperpanjang atau tidak.

5 Selain untuk praktikum Iyaa, untuk peminjaman oleh mahasiswa

apakah lab juga digunkan biasanya langsung izin kepada kalab dan

untuk kelas materi (tidak harus menggunakan lab dalam keadaan

praktikum)? Jika iya, tidak ada kegiatan praktikum. Jika ada

bagaimana alur peminjaman jurusan atau prodi lain yang ingin

ruang laboratorium untuk meminjam harus menggunakan surat

kegiatan diluar praktikum? tertulis dan ditandatangani oleh kepala

jurusan atau kepala departemen.

6 Apakah diperlukan sistem Sangat diperlukan, karena sebelumnya kita

informasi peminjaman alat masih menggunakan buku, sekarang ada

lab untuk laboratorium di sistem menggunakan spreadsheet namun

Departemen Multimedia butuh sebuah sistem yang UI friendly untuk

Kreatif? memudahkan peminjam.

7 Fitur apa saja yang Fitur yang dibutuhkan kurang lebih adalah :

dibutuhkan untuk website Ada 3 nantinya yang akan mengakses.

sistem informasi pengelola Admin, operator lab dan user (Peminjam).


laboratorium Departemen Fitur lain yang dibutuhkan adalah

Multimedia Kreatif? tambahkan atau hapus inventory (by

operator lab), persetujuan peminjaman alat

(By Admin atau kalab), user login, dan

history user sudah pinjam ala tapa saja.

8 Apa harapan dengan adanya Harapannya bisa memudahkan kegiatan

website pengelola pinjam meminjam fasilitas laboratorium

laboratorium di Departemen dan juga ruangan laboratorium, dan juga

Multimedia Kreatif? sistem informasi yang dibuat nantinya bisa

terus dikembangkan.

3.4.2 System Design

Design System disusun sesuai dengan alur data yang akan diinputkan oleh user

dan yang akan diproses oleh server / database. Alur data ini digambarkan dalam

bentuk system design, diagram konteks, DFD (Data Flow Diagram), dan Diagram

berjenjang.

User dalam system design sistem informasi pengelola laboratorium ada 3 yaitu

Ketua Lab (Dosen), Laboran, dan peminjam / mahasiswa. Semua data yang ada

akan melewati sistem informasi pengelola laboratorium (Website) dan semua data

akan dikumpulkan di database dan akan dipanggil Kembali dari database untuk

diproses. Gambar berikut ini adalah penggambaran diagram system design dari

sistem informasi pengelola laboratorium berbasis web :


Gambar 3. 4 System Design Sistem informasi pengelola laboratorium

System design yang dibuat menjelaskan bahwa ada 3 tipe user yaitu laboran,

ketua lab, dan user (peminjam/mahasiswa).

• Mahasiswa / Peminjam

Dapat melakukan pendaftaran akun, melakukan peminjaman dan juga

melihat ketersediaan di laboratorium yang dipilih.

• Laboran

Memanajemen data peminjam dan menginput data barang, menghapus data

barang, serta melihat data peminjam dan melihat data peminjaman.

• Ketua Lab (Dosen)

Melihat data peminjaman, data peminjam dan menyetujui atau menolak

request peminjaman dari peminjam.

Selanjutnya digambarkan diagram konteks, yang menggambarkan alur data

dari ketiga user diatas.


Gambar 3. 5 Diagram konteks sistem informasi pengelola laboratorium

Diagram konteks diatas menunjukkan alur proses data mulai dari

peminjam/mahasiswa, laboran dan juga ketua lab / dosen. Selanjutnya akan

digambarkan DFD (Data Flow Diagram) Level 0. DFD level 0 dibuat untuk

menunjukkan process keseluruhan dari sistem informasi pengelola laboratorium.

Mulai dari proses daftar akun, login akun, melakukan peminjaman, pendataan alat

hingga proses persetujuan dari ketua lab / dosen. Gambar DFD sistem informasi

pengelola laboratorium bisa dilihat di gambar 3.6 berikut ini :


Gambar 3. 6 DFD Level 0 Sistem informasi pengelola laboratorium
Setelah DFD level 0, tahap selanjutnya adalah pembuatan DFD level 1. DFD

level 1 memaparkan alur process dan juga penyimpanan data yang lebih detail dari

proses peminjaman alat. process digambarkan mulai dari login peminjam hingga

persetujuan peminjaman dari ketua lab. Berikut adalah DFD level 1 dari sistem

informasi pengelola laboratorium :

Gambar 3. 7 DFD Level 1 (Proses Peminjaman Alat) Sistem Informasi Pengelola Laboratorium

Selanjutnya akan digambarkan diagram berjenjang dari sistem informasi

pengelola lab. Pada diagram berjenjang, proses sistem informasi pengelola lab ini

terdapat 4 proses yaitu Pendaftaran, Peminjaman, Input alat lab, Persetujuan.

Berikut proses yang terjadi didalam sistem informasi pengelola lab ini dapat

digambar ke dalam sebuah diagam berjenjang seperti pada gambar berikut ini :
Gambar 3. 8 Diagram Berjenjang Sistem Informasi Pengelola Lab

Diagram diatas menunjukkan bahwa didalam tahapan pendaftaran, ada 2

proses yaitu proses sign up dan login. Untuk di peminjaman terdiri dari 3 proses

yaitu proses pilih alat, proses isi detail pinjaman, proses cetak form pinjam. Untuk

persetujuan terdiri dari 2 proses yaitu proses review peminjam, proses

persetujuan. Sedangkan untuk I/O alat lab ada 2 proses yaitu proses input alat dan

proses hapus alat.

3.4.3 Architecture Design

Ditahap ini, struktur dari website dibangun menggunakan diagram berdasarkan

alur dari system design yang sudah dibuat oleh penulis. Ditahap ini dipaparkan

hirarki mulai dari homepage hingga fitur-fitur di page lainnya yang nantinya akan

menjadikan 1 keseluruhan website sistem informasi pengelola laboratorium.

Berikut adalah desain arsitektur dari website sistem informasi pengelola

laboratorium :
Gambar 3. 9 Architecture Design Sistem informasi pengelola laboratorium

Semua yang ada di desain arsitektur website dipecah menjadi beberapa

modul. Dimana setiap modul mempunyai fungsi masing-masing dan pengkodean

yang berbeda. Diagram diatas menunjukkan webpage apa saja yang tersedia

didalam sistem informasi pengelola laboratorium. Mulai dari account

management hingga halaman about untuk mengetahui informasi tentang kepala

lab dan penjelasan singkat tentang laboratorium.

Selain rancangan arsitektur mendetail dari sistem informasi, juga dilakukan

pembuatan tampilan website kasar yang akan dikembangkan menjadi sistem

informasi pengelola laboratorium berbasis web. Tampilan / UI masih dalam bentuk

design kasar dan dikembangkan menjadi website setelah proses sidang skripsi.

Berikut adalah tampilan halaman utama / landing page dari sistem informasi

pengelola laboratorium berbasis web :


Gambar 3. 10 Design Landing Page

Landing page didesain untuk bisa menampilkan informasi terkait peraturan

ataupun SOP baru dalam hal pinjam meminjam alat lab. Disediakan menu :

• About

Untuk mengetahui siapa kepala lab, atau sekilas informasi mengenai

departemen dan laboratoriumnya.

• Stock Alat

Disini pengunjung website bisa melihat stock alat tanpa harus login

terlebih dahulu. Jika mereka ingin melakukan peminjaman maka akan

dilarikan langsung ke halaman login.

• Laboratorium

Menu untuk melihat laboratorium apa saja di dalam departemen.

• Pinjam Alat
Menut pinjam alat, yang akan langsung menuju pada form peminjaman

sesuai SOP

• Pinjam lab

Menut pinjam laboratorium, yang akan langsung menuju pada form

peminjaman sesuai SOP

• Login

Menu untuk login user / mahasiswa, Untuk login admin dan customer

service, ada di bagian kanan bawah.

Berikut adalah tampilan kasar yang dibuat untuk halaman login :

Gambar 3. 11 Tampilan Login Mahasiswa

Desain login untuk ketua lab dan laboran kurang lebih sama dengan desain

diatas. Untuk mahasiswa, login menggunakan NRP dan Password. Jika dosen dan

laboran hanya menggunakan username dan password yang telah dibuat saja.
Jika belum memiliki akun, user akan diarahkan ke tampilan registrasi. Tampilan

registrasi didesain sebagai berikut :

Gambar 3. 12 Gambar Form Registrasi

Selanjutnya adalah desain dashboard atau tampilan awal setelah melakukan login.

Berikut adalah design beranda untuk mahasiswa / peminjam :

Gambar 3. 13 Gambar Halaman Beranda Mahasiswa


Berbeda dengan mahasiswa, beberapa fungsi seperti lihat form peminjaman,

lihat data peminjam ditambahkan dalam halaman beranda dosen / kepala lab :

Gambar 3. 14 Halaman Beranda Dosen / Kepala Lab

Untuk halaman beranda laboran, ditambahkan fitur I/O Alat. Fitur tersebut

adalah fitur dimana laboran bisa menambahkan maupun menghapus data

inventaris / alat lab sesuai dengan pengadaan departemen. Berikut adalah desain

kasar dari halaman beranda untuk laboran :

Gambar 3. 15 Beranda Untuk Laboran


3.4.4 Module Design

Di fase ini, penulis mengembangkan (UTPs) Unit Test Plans. Yang berisi

tentang apa saja fungsi dari modul-modul yang ada. Dalam hal ini dicantumkan

fitur yang ada pada setiap webpage nya. Module design ini nantinya akan melewati

tahap verifikasi setelah tahap pengkodean berlangsung. Berikut adalah pemaparan

fungsi-fungsi webpage yang dibuat :

Tabel 3. 4 Unit test plan dari website

Main Pages Test Case Fungsi Output yang Status


diinginkan (Pass /
Fail)
Account Management Pengaturan akun User maupun
Admin bisa login /
sign up dan bisa
mengedit data diri
dan juga mengedit
data booking.
Informasi Melihat Informasi User bisa melihat
terbaru informasi terkait
kebijakan baru,
atau update
informasi alat baru
dari admin.
Booking Alat Melakukan proses User bisa
booking alat melakukan
laboratorium peminjaman alat
dengan cara
mengisi data diri,
memilih alat yang
akan dipinjam dan
menerima tiket
konfirmasi terkait
peminjaman yang
sudah dilakukan
Customer Service Melakukan User dapat
komunikasi mengeluh atau
Bersama admin bertanya seputar
website informasi
laboratorium
langsung kepada
admin.
Lihat alat lab Melihat data dan User bisa memilih
gambar alat-alat di lab dan melihat
beberapa lab data alat yang ada
didalam lab. Mulai
dari yang tersedia
untuk dipinjam,
hingga yang tidak
terserdia untuk
dipinjam.

About Mengetahui ketua User bisa melihat


lab, pengelola, siapa kepala lab,
laboran dan sejarah laboran, dan
lab mengetahui
kegunaan lab-lab
yang ada.

Kolom status akan diisi setelah pengkodean dimulai (Setelah sidang proposal

skripsi). Data dari unit test plan digunakan untuk tahap validasi dari pengerjaan di

V Model. Berikut a

3.4.5 Coding

Pada tahap ini dilakukan proses pengkodean dilakukan. Proses pengkodean

mencangkup pembuatan database, pembuatan API, pembuatan tampilan.

• Database

Database yang dibuat menggunakan DBMS MYSQL

• API

API dibuat menggunakan Bahasa pemrograman PHP

• Tampilan (User Interface)

Tampilan pada website dibuat menggunakan framework React JS


3.4.1 Unit Testing

Didalam Fase ini, penulis memulai pengujian unit yang dikembangkan selama

fase desain modul. Di fase ini, penulis akan menghilangkan sebagian besar bug dan

masalah potensial, dan dengan demikian akan menjadi fase pengujian proyek yang

paling lama.

3.4.2 Integration Testing

Dalam tahap ini, penulis melakukan pengujian yang dirancang selama fase desain

arsitektur (Architecture Design), memastikan bahwa sistem berfungsi di semua

komponen dan integrasi pihak ketiga.

3.4.3 System Testing

Di tahap ini, penulis akan melakukan pengujian yang dibuat selama desain

sistem. sebagian besar berfokus pada pengujian kinerja keseluruhan dari desain

sistem.

3.4.4 Acceptance Testing

Di fase ini, penulis menerapkan semua pengujian yang dibuat selama fase

persyaratan awal (Verification) dan harus memastikan bahwa sistem berfungsi

dalam lingkungan langsung dengan data aktual, siap untuk diterapkan.

3.5.Uji Kelayakan Aplikasi

Pengujian perangkat lunak merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh informasi serta mengevaluasi mengenai kualitas dari produk atau

layanan yang sedang diuji. Tahap uji kelayakan kualitas aplikasi digunakan untuk

mendefinisikan kelayakan website sistem informasi pengelola laboratorium dari


sesuai dengan ISO-9126. Target pengujian aplikasi adalah end user yang

merupakan calon peminjam alat atau fasilitas dari laboratorium Departemen

Teknologi Multimedia Kreatif. Setelah end user melakukan pengujian, peneliti

akan memberikan survey dengan menggunakan metode skala likert. Sehingga hal

ini dapat memberikan penilaian objective terhadap Website Sistem Informasi

pengelola laboratorium.

3.6. Penyusunan Laporan Skripsi

Pada bagian ini dilakukan penyusunan dari laporan sekripsi sesuai dengan

sistimatika penuliasan ari Bab I dampai dengan Bab V. Bagian ini juga memuat

hasil penelitian dan pembahasan yang sifatnya terpadu. Hasil penelitian dan

pembahasan tidak dipecah menjadi subbab yang terpisah.

Hasil penelitian dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik, gambar dan diikuti

dengan pembahasan. Kesimpulan dan saran Kesimpulan berisi jawaban atas

pertanyaan yang diajukan pada bagian rumusan masalah. Kesimpulan disusun

dalam poin-poin dan menjawab tujuan penelitian. Kesimpulan berisi kalimat yang

ringkas dan jelas, dengan bahasa yang komunikatif tentang hasil yang diperoleh

selama penelitian. Saran merupakan sesuatu yang belum ditempuh dan layak untuk

dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Rosenblum, M. (2022, March 30). HyperText Markup Language (HTML).

Retrieved from CS142 Lectures:

https://web.stanford.edu/class/cs142/lectures.html

Kertiasih, N. L. (2016). PERANAN LABORATORIUM PENDIDIKAN UNTUK

MENUNJANG PROSES PERKULIAHAN JURUSAN

KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES DENPASAR. Jurnal Kesehatan

Gigi Vol.4 No.2, 59.

Budiman, H. (2017). Peran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam

Pendidikan. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 31-43.

Astria Firman, H. F. (2016). Sistem Informasi Perpustakaan Online Berbasis Web.

Jurnal Teknik Elektro Dan Komputer Vol.5, 29-36.

Christian Eko Yunianto, A. R. (2021). Pengembangan Aplikasi Pendeteksi

Kerusakan Sepeda Motor Berbasis Web Menggunakan Model V.

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan, 433 - 434.

Scroggins, R. (2014). SDLC and Development Methodologies. Global Journal of

Computer Science and Technology: C Software & Data Engineering

vol.14 , 0-2.

Chandra, Y. I. (2022). Penerapan Model Rapid Application Development dalam

Membangun Aplikasi E-Commerce Tanaman Hias di Toko Anak Tanam

Berbasis Web. IKRAITH-INFORMATIKA Vol 6 No 1, 68-78 .


S.Balaji, D. M. (2012). WATEERFALLVs V-MODEL Vs AGILE: A

COMPARATIVE STUDY ON SDLC. International Journal of

Information Technology and Business Management, 26-28.

Sutarman, A. (2012). Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Wahyudi, A. D. (2016). Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Staff

Administrasi Menggunakan Metode Profil Matching. Jurnal Teknoinfo

Vol.10 No 2, 44-47.

Erlina Yaman, S. (2016). Pengoptimalan Peran Kepala Labor dalam Menunjang

Pembelajaran IPA di SMPN 7 Kubung. Jurnal Penelitian Guru Indonesia

- JPGI (2016) Vol 1 No 1, 64-65.

Harminingtyas, R. (2014). ANALISIS LAYANAN WEBSITE SEBAGAI

MEDIA PROMOSI, MEDIA TRANSAKSI DAN MEDIA INFORMASI

DAN PENGARUHNYA TERHADAP BRAND IMAGE PERUSAHAAN

PADA HOTEL CIPUTRA DI KOTA SEMARANG. JURNAL STIE

SEMARANG, VOL 6, NO 3, 42.

Astria Firman, H. F. (2016). Sistem Informasi Perpustakaan Online Berbasis Web.

E-journal Teknik Elektro dan Komputer vol.5 no.2, 29-30.

Jubilee Enterprise. (2017). Mengenal Pemrograman ReactJS. Jakarta: Elex

Media.

Nasution, L. I. (2021). Penerapan React JS Pada Pengembangan FrontEnd

Aplikasi Startup Ubaform. Section Start Up Vol.2 No 2, 2.


Archana Bhalla, S. G. (2020). PRESENT DAY WEB-DEVELOPMENT USING

REACTJS. International Research Journal of Engineering and

Technology (IRJET) Volume: 07 Issue: 05 , 1156.

Bhupesh Rawat, S. P. (2021). MySQL Database Management System (DBMS)

On FTP Site LAPAN Bandung. International Journal of Cyber and IT

Service Management (IJCITSM) Vol. 1 No. 2, 174.

Pratama, A. (2012). Retrieved from IlmuKomputer.Com: IlmuKomputer.Com

Riyanto. (2014). Membuat Sendiri Aplikasi Web Store Dengan PHP, JQuery dan

Microsoft SQL . Yogyakarta: Gava Media.

Randi V. Palit., Y. D. (2015). Rancangan Sistem Informasi Keuangan Gereja

Berbasis Web Di Jemaat GMIM Bukit Moria Malalayang. E-Journal

Teknik Elektro dan Komputer vol. 4 no. 7, 2.

Andaru, A. (2012). PENGERTIAN DATABASE SECARA UMUM. Fakultas

Komputer Section Class Content, 1-2.

Nanda Arista Rizki, F. D. (2019). Database System (Sistem Basis Data).

Samarinda: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

MULAWARMAN.

PRESSMAN, R. S. (2012). Rekayasa perangkat lunak : pendekatan praktisi Buku

1. Yogyakarta: Andi.

Bambang Agus Herlambang, V. A. (2015). Perancangan Data Flow Diagram

Sistem Pakar Penentuan Kebutuhan Gizi Bagi Individu Normal Berbasis

Web . Jurnal Informatika UPGRIS, 79.


Ahmad Andreansyah, A. R. (2020). Implementation of Incremental Models on

Development of Web-Based Loan Cooperative Applications .

International Journal of Education, Science, Technology and Engineering

, 29.

Wahyu Supriyatin, Y. R. (2015). APLIKASI ANDROID SEBAGAI MEDIA

INFORMASI DALAM. ORBITH VOL. 11 NO. 3, 202 – 208.

Mustafa Seckin Durmus, R. T. (2017, November 16). Enhanced V-Model.

Informatica 42 (2018), pp. 577–585.

Noviani, M. I. (2020). Analisis Kualitas Perangkat Lunak Penilaian Kurikulum

2013 Menggunakan Standar ISO/IEC 9126-1:2001. Jurnal Pengembangan

Sistem Informasi dan Informatika, 34 - 40.

Dryon Taluke, R. S. (2019). ANALISIS PREFERENSI MASYARAKAT

DALAM PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DI PESISIR

PANTAI KECAMATAN LOLODA KABUPATEN HALMAHERA

BARAT. Jurnal Spasial Vol 6. No. 2, 534.

Edi Suwandi, H. F. (2018). ANALISIS TINGKAT KEPUASAN

MENGGUNAKAN SKALA LIKERT PADA LAYANAN SPEEDY

YANG BERMIGRASI KE INDIHOME. Jurnal Teknik Elektro

Universitas Tanjungpura, 1.

Raymond McLeod Jr, G. D. (2012). Software Testing Testing Across the Entire

Software Development Life Cycle. New Jersey: Wiley-Interscience.

ANHAR. (2012). Panduan Menguasai PHP dan MySQL Secara Otodidak.

Jakarta: Media Kita.


Emha, M. S. (2013). Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah.

SAMARINDA: REMAJA ROSDAKARYA.

Kadir, A. (2012). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Mestika Sekarwinahyu, M. R. (2014). Pengelolaan Laboratorium IPA. Tangerang

Selatan: Universitas Terbuka.

S Mathur, S. m. (2013). Advancements in the V-Model. International Journal of

Computer Applications, 30-35.

Zaki, A. (2014). Kiat jitu membuat website tanpa modal. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Juliana Puspika, D. A. (2013). INVENTORY CONTROL DAN

PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ROTI

PADA PABRIK ROTI BOBO PEKANBARU. JURNAL EKONOMI

Volume 21, Nomor 3, 2.

Bachtiar, A. (2013). INVENTORY CONTROL INDIRECT MATERIAL: EOQ

MODEL, EFEKTIVITAS PRODUKSI . Ekombis Review, 104-105.

Purwanto SE, M. (2019). Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pendekatan:

Teori & Praktik Siklus Akuntansi. Salatiga: Griya Media.

Soufitri, F. (2013). PERANCANGAN DATA FLOW DIAGRAM UNTUK

SISTEM INFORMASI SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SMP PLUS

TERPADU). Regional Development Industry & Health Science,

Technology and Art of Life, 244.


Geeks For Geeks. (2022, March 3). Software Engineering Sdlc V Model.

Retrieved from Geeks For Geeks:

https://www.geeksforgeeks.org/software-engineering-sdlc-v-model/

Anda mungkin juga menyukai