Anda di halaman 1dari 21

PERADABAN ISLAM PADA MASA MUGHAL DI INDIA

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hj. Ismawati Hafied, M. Ag.

Oleh
Muhammad Awaludin
201521022

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) WALISONGO
SEMARANG
2015

I.

PENDAHULUAN

Ekspansi muslim untuk mencapai India sebenarnya tidak dilakukan sekali


saja, tetapi teradi beberapa kali, pada abad I H, ekspedisi muslim dipimpin oleh
Usman bin Abi Tsaqafi berhasil memasuki India namun hanya sampai Khurasan.
Ekspedisi Islam ke india selanjutnya terjadi pada masa al-Walid dari dinasti Bani
Umayyah yang dipimpin oleh Ibnu Qasim al-Tsaqaf (705 M) dan berhasil
menduduki sebagian besar wilayah India.
Sejak Islam masuk ke India, peradaban Islam mulai tumbuh dan menyebar.
Kedudukan Islam diwilayah ini berhasil menaklukan seluruh kekuasaan Hindu
dan serta mengislamkan sebagian besar masyarakat India pada saat itu.
Selama Islam berada di India dan meneguhkan kekuasannya disana ada
beberapa dinasti Islam yang sempat berdiri yang diantaranya yaitu Dinasti
Gaznawi, Mamluk, Khalji, Tuglug, Lodi dan dinasti Mughal yang memiliki nama
besar dan dicatat sejarah sebagai salah satu kerajaan besar Islam. Dinasti Mughal
membawa keharuman terhadap sejarah umat Islam, dimana pada saat itu segenap
dunia Islam mengalami kemunduran. Keberadaan dinasti Mughal sempat
membuat bangsa lain tercengang, dan umat lain menjadi segan karena kegagahan
dan kegigihan raja-raja yang membangun kerajaan Islam di wilayah belahan timur
dunia.
Penulis dalam makalah ini akan mencoba menghadirkan dan memaparkan
sejarah asal-usul berdirinya kerajaan Mughal, kemajuan yang telah dicapai pada
masa keayaan dan peyebab kemunduran dinasti Mughal ini.

II.

PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Mughal

Dinasti Mughal adalah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India


dari abad ke-16 hingga abad ke-19 (1527-1857 M), dengan menampilkan 15
orang sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas dinasti Mughal (Raja /
Sultan). Dinasti ini didirikan oleh Zaharudin Babur yang merupakan keturunan
Timur Lenk, penguasa Islam asal Mongol. (Sunanto, 2004:253)
Sebelum membicarakan tentang dinasti Muhgal sebagai The Great Islam
Empire di India, terdapat beberapa dinasti Islam yang lebih dahulu muncul dan
menguasai beberpa daerah di India. Imam Fuadi dalam bukunya Sejarah
Peradaban Islam : Dirasah Islamiyah II (2012 : 243) menyebutkan beberapa
dinasti itu diantaranya yaitu :
a. Ghaznawiyah ( 976 1020 M )
b. Ghouriyah ( 1148 1206 M )
c. Mamluk ( 1206 1209 M )
d. Khalji ( 1290 1320 )
e. Thugluq ( 1320 1413 M )
f. Sayyid ( 1414 1451 M )
g. Lodi ( 1451 1526 M )
Mughal merupakan kerajaan Islam di anak benua India, dengan Delhi
sebagai ibukotanya, berdiri antara tahun 1526-1858 M. Dinasti Mughal di
India didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur (1483-1858 M), salah satu
cucu dari Timur Lenk dari etnis Mongol, keturunan Jengis Khan. Ayahnya
bernama Umar Mirza menjadi amir di Fergana, turunan langsung dari
Miransyah putra kedua dari Jengis Khan. Pada usia 11 tahun, Babur
kehilangan ayahnya dan sekaligus menggantikan kepemimpinan ayahnya
sebagai penguasa Fergana dalam usia yang msih sangat muda, namun
demikian ia sangat pemberani sehingga kelihatan lebih matang dari usianya.
Dia mendapat latihan sejak dini, sehingga memungkinkannya untuk menjadi
seorang pejuang dan penguasa besar. (Yatim, 2000:131)
Zaharuddin Muhammad babur naik tahta untuk pertama kali pada
tahun 1500 M sebagai pengganti ayahnya. Setelah naik tahta ia mencanangkan
obsesinya untuk menguasai seluruh wilayah Asia Tengah, namun ambisinya
itu terlarang oleh kekuatan Uzbekistan. Namun berkat bantuan Ismail I dari
kerajaan Safawi, Babur dapat menguasai Kabul pada tahun 1512 M. Dari sini
ia memperluas kekuasaannya ke sebelah timur untuk merebut Delhi dari
dinasti Lody. (Editor, 2002:239)
2

Pada saat yang bersamaan Ibrahim Lodi sebagai pemimpin India saat
itu sedang dilanda krisis sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau.
Alam Khan, paman Ibrahim Lodi bersama-sama Daulat Khan Gubernur
Lahore, mengirim utusan ke Kabul meminta bantuan Babur untuk
menjatuhkan pemerintahan Ibrahim Lodi di Delhi. Permintaan itu langsung
diterima oleh Babur dan bersama pasukannya menyerang Delhi. Pada 1526 M
terjadilah pertempuran yang sangat dahsyat di Panipat dengan didukung
25.000 pasukan perang. Ibrahim Lodi beserta ribuan pasukannya terbunuh dan
Babur langsung memproklamasikan diri sebagai maharaja di India dan
mendirikan pemerintahannya yaitu Dinasti Mughal. (Editor, 2002:282)
B. Penguasa pada Masa Dinasti Mughal
Selama masa kepemimpinan dinasti Mughal di India terdapat 15 sultan
yang berkuasa, namun hanya enam sultan pertama yang mampu mencatatkan
sejarah sebagai penguasa besar dinasti Mughal di India. Sebab sultan yang
berikut-berikutnya lebih sibuk memperebutkan kekuasaan diantara kalangan
keluarga dinasti Mughal itu sendiri, sehingga menyebabkan kekuatan dinasti
ini pelan-pelan mulai melemah. Hal inilah yang akhirnya menjadi salah satu
sebab utama kehancuran dinasti Mughal.
Nama nama sultan yang pernah memerintah dinasti Mughal, diantaranya :
1. Zahiruddin Babur (1526-1530 M)
2. Humayaun (1530-1556 M)
3. Akbar (1556-1605 M)
4. Jahangir (1605-1627 M)
5. Shah Jahan (1627-1658 M)
6. Aurangzeb (1658-1707 M)
7. Bahadur Syah (1707-1712 M)
8. Jehandar (1712-1713 M)
9. Fahrukhsiyar (1713-1719 M)
10. Muhammad Syah (1719-1748)
11. Ahmad Syah (1748-1754 M)
12. Alamghir II (1754-1760 M)
13. Syah Alam (1760-1806 M)
14. Akbar II (1806-1837 M) dan
15. Bahadur Syah (1837-1858 M)
Di antara kelima belas sultan di atas yang mempunyai peran besar
terhadap perkembangan dan kemajuan Dinasti Mughal hanya enam sultan
pertama yang diantaranya adalah:

1. Babur (1526-1530 M)
Babur merupakan seorang keturunan Turki, dimana ayahnya adalah
keturunan langsung dari Timur Lenk dan ibunya dari keturunan Jengis
Khan. Namun Babur lebih bangga jika ia dinisbatkan pada jalur keturunan
ayahnya yaitu Timur Lenk karena kebanggannya menjadi seorang Turki.
(Gascoigne, 2002:1)
Babur lahir pada tanggal 14 Februari 1483 M. Ayahnya yang bernama
Umar Shaikh merupakan seorang amir di Fergana, sebuah provinsi kecil
namun sangat subur yang terletak di timur kota Samarkand. Pada usia 11
tahun, babur kehilangan ayahnnya dalam usia yang masih sangat muda.
(Gascoigne, 2002:3) namun demikian ia sangat pemberani sehingga
kelihatan lebih matang dari usianya. Dia mendapat latihan sejak dini,
sehingga memungkinkannya untuk menjadi seorang pejuang dan penguasa
besar.
Babur memiliki empat orang keturunan lansung yaitu Humayun,
Kamran, Askari dan Hindal. Humayun lahir pada tahun 1508 M, sementara
Kamran dan Askari lahir pada tahun 1509 dan 1516 M dan yang paling
muda lahir pada tahun 1519 M. Kabar kelahirannya didapatkan oleh Babur
pada saat melakukan ekspedisi ke wilayah Hindustan, sehingga anaknya
yang terakhir ini dinamai dengan Hindal. (Gascoigne, 2022:19)
Pada awal pemerintahannya Babur telah melakukan sesuatu yang luar
biasa, ditangannya dua penguasa Samarkand secara berturut - turut
meninggal hanya dalam jangka waktu enam bulan pada sebuah perang
sipil. Pada tahun 1496 M Babur bersama pasukannya melakukan
pergerakan ke arah barat untuk melakukan pengepungan terhadap kota
yang terkenal tersebut. Pada saat itu Babur baru berusia 13 tahun.
(Gascoigne, 2002:6)
Namun kemenangan dan keberadaanya di Samarkand membuat para
bangsawan kerajaan di Ferghana mengangkat seorang sultan baru dengan
menyerahkan sebagian wilayah provinsi kepada adik tiri Babur yang
bernama Jahangir. Mendengar hal itu, babur melakukan perjalanan
kembali ke Ferghana pada February 1498 M untuk mengembalikan situasi,
namun kepergiannya malah membuat ia kehilangan kekuasaan atas
Samarkand dan ketika ia tiba di Ferghana ternyata juga sudah terlambat.

Kemudian ia memutuskan untuk bersembunyi disebuah tempat yang aman


yaitu sebuah benteng kecil Khujand. (Gascoigne, 2002:7)
Babur memiliki keinginan besar untuk menguasai seluruh Asia Tengah,
namun sempat terhalang oleh kekuasaan Syaibani di Uzbekistan, Itulah
sebabnya ia kemudian menguasai Kabul. Sebagai kompensasi atas
kegagalannya menguasai tanah airnya sendiri, ia kemudian menerima
tawaran dari sebuah kelompok yang tidak puas terhadap kepemimpinan
Ibrahim Lodi. Sehingga pada pertempuran Panipath (1526) ia memperoleh
kemenangan atas Ibrahim Lodi dan berhasil merebut Delhi. Setelah
berkuasa di Delhi, kemenangan demi kemenangan ekspansi didapatkan
oleh pasukan Babur. Selanjunya pasukan Babur dapat menguasai Gogra
dan Bihar dari tangan Mahmud Lodi (saudara Ibrahim Lodi) pada 1529.
Babur meninggal dunia pada tahun 1530. (Fuadi, 2012:248)
Babur pada awalnya dimakamkan di sebuah taman yang ia bangun dan
dikenal dengan Banks of Jumna di agra, tapi sebenarnya dia sangat
berharap bahwa tempat peristirahatannya yang terakhir itu seharusnya
berada di taman favoritnya yang berada di Kabul. Jasad babur berada di
Agra selama kurang lebih 9 tahun, sebelum pada tahun antara 1540 dan
1544 M dipindahkan oleh Sher Shah ke Kabul di tepi jurang taman dimana
dia biasa duduk untuk melihat pemandangan di sekitar. (Gascoigne,
2002:32)

2. Humayun (1530 1556 M)


Sepeninggal Babur, tahta dinasti Mughal diteruskan oleh anaknya yang
bernama Humayun. Humayun memerintah selama lebih dari seperempat
abad. Pemerintahan Humayun dapat dikatakan sebagai masa konsolidasi
kekuatan periode I. Sekalipun Babur berhasil mengamankan Muhgal dari
serangan musuh, Humayun masih saja menghadapi banyak tantangan. Ia
berhasil mengalahkan pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat
yang bermaksud melepaskan diri dari Delhi. Pada tahun 1450 M Humayun
mengalami kekalahan dalam peperangan yang dilancarkan oleh Sher Khan
dari Afghanistan. Ia pun melarikan diri ke Persia.
Dipengasingan ia kembali menyusun kekuatan dan pada saat itu Persia
dipimpin oleh penguasa Syafawiyah yang bernama Tahmasp. Setelah lima
5

belas tahun menyusun keuatannya dalam pengasingan di Persia, Humayun


berhasil menegakkan kembali kekuatan Mughal di Delhi pada tahun 1555
M. Namun setahun kemudian yakni pada tahun 1556 Humayun meninggal.
Diantara enam raja pertama dinasti Mughal, Humayun merpakan salah
satu yang patut diingat karena sebuah kekalahannya, sesungguhnya dia
tidak memiliki karakter yang kuat seperti yang dimiliki oleh ayahnya
sebagai seorang keturunan lansung. (Gascoigne, 2002:57)
3. Akbar (1556 1605 M)
Setelah Humayun meninggal maka kekauasaan diteruskan oleh
anaknya Abu al-Fath Jalal Al- Din Muhammad Akbar yang lebih dikenal
dengan Akbar. Akbar dilahirkan di Amarkot, 15 oktober 1542 M dan
memerintah dari 1556 1605 M seja usia 13 tahun. Dikarenakan usia
Akbar yang masih sangat muda, maka ia kemudian mengangkat seseorang
yang bernama Bairam Khan sebagai wali sultan. (Suud, 2003:116)
Diawal masa pemerintahannya, Akbar menghadapi sisa- sisa
pemeberontakan dari keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di
Punjab. Pemberontakan yang paling mengancam kekuasaan Akbar adalah
pemberontaan yang dipimpin oleh Himu yang menguasai Gwalior dan
Agra. Pasukan pemberontak berusaha memasuki kota Delhi. Bairam Khan
menyambut kedatangan pasukan pemberontak tersebut sehingga terjadi
peperangan dahsyat yang disebut panipat II pada tahun 1556 M. Himu
dapat dikalahkan dan ditangap, kemudian dieksekusi mati. Setelah dewasa
Abar berusaha menyingkirkan wali sultannya Bairam Khan yang sudah
memiliki pengaruh yang sangat kuat dan terlampau memaksakan
kepentingan aliran Syiah. Pada tahun 1561 M, Bairam Khan melakukan
pemberontakan di Jullandur namun dapat dikalahkan oleh Akbar . (Yatim,
2000:142)
Masa kepemimpinan Akbar adalah puncak kejayaan dinasti Mughal,
tidak hanya dalam bidang politik dan militer saja, tetapi juga dibidang
ekonomi, pendidikan, seni budaya, administrasi dan keagamaan.
Pada 15 oktober 1605 M Akbar meninggal dunia setelah mengalami sakit
selama tiga minggu, yang mana sakitnya akibat geala diare dan
pendarahan didalam. Sementara itu perdebatan untuk siapa yang akan
melanjutkan tahta kekuasaan dinasti Mughal telah mengarah kepada Salin
(Jahangir). (Gascoigne, 2002:119)
6

4. Jahangir ( 1605 1627 M )


Semingggu setelah masa berkabung bagi ayahnya, Salim sebagai anak
keturunan lansung dari Akbar kemudian diangkat sebagai sultan dan
dipasangi tahta kerajaan di kota Agra pada 24 Oktober 1605, dan
kemudian ia mengumuman bahwa namanya selama menjadi sultan akan
berubah menjadi Jahangir yang berarti seorang penakluk dunia.
(Gascoigne, 2002 : 121)
Kepemimpinan Jahangir yang didukung oleh kekuatan militer yang
besar membuat semua kekuatan musuh dan gerakan pemberontakan dapat
dipadamkan, sehingga seluruh rakyat hidup dengan aman dan damai. Pada
masa kepemimpinannya, Jahangir berhasil menaklukan Bengala (1612 M)
dan Mewar (1614 M). Usaha usaha pengamanan wilayah serta penalukan
yang ia lakukan mepertegas kenegarawanan yang diwarisi dari ayahnya
yaitu Akbar. (Yatim, 1993:262)
5. Shah Jahan (1627 -1658 M)
Shah Jahan yang memiliki nama asli Khurram merupakan sultan ke
lima dalam urutan penguasa dinasti Mughal di India. Ia menerukan
kepemimpinan ayahnya yaitu Jahangir. Ia memiliki permaisuri yang
bernama Arjumand Banu yang kemudian lebih dikenal dengan nama
Mumtaz Mahal yang berarti wanita terbaik di istana. (Gascoigne,
2002:175)
Dalam catatan sejarah Shah Jahan merupakan seorang sultan yang
senang pada bidang puisi dan arsitektur, karenanya, hingga akhir hayatnya
ia tetap dikenal sebagai seorang sultan yang romantis. Saat permaisurinya
Mumtaz Mahal meninggal pada 7 juni 1631 M, ia mengabadikan nama
permaisurinya Mumtaz Mahal dalam sebuah bangunan makam yang
dikenal dengan Taj Mahal di Agra. (Gascoigne, 2002:176)
Pada masa pemerintahan ini bangsa Portugis telah memasuki wilayah
India, namun sayangnya mereka menyalahgunakan kebaikan yang
diberikan oleh Syah Jahan. Mereka melakukan perampokan dan
penculikan

serta

pembaptisan

paksa

terhadap

rakyat,

sehingga

menyebabkan Shah Jahan marah dan mengusir mereka sembari merebut


kembali pemukiman dari tangan portugis yang berada di Hughli Benggala.
6. Aurangzeb ( 1658 1707 M )
7

Shah Jahan memiliki dua anak yang memiliki kepribadian dan


pandangan yang berbeda dalam beragama yaitu Aurangzab dan Dara
Shukoh. Aurangzeb bersifat ortodoks1 sedanglan Dara Shukoh bersifat
sinkretik2 dalam pandangan keagamannya. Dari keduanya yang dianggap
banyak tampil dan berperan dalam perjalanan sejarah dinasti Mughal
adalah Aurangzeb. (Fuadi, 2012:252)
Pada masa pemerintahannya dikenal sebagai masa pengembalian
kedaulatan umat islam. Periode ini merupakan konsolidasi II dinasti
Mughal sebagai sebuah kerajaan dan sebagai negeri Islam. Aurangzeb
berusaha mengembalikan supermasi Islam yang mulai kabur akibat
kebiijakan politik keagamaan Akbar.
Pada tahun 1705 di usianya yang ke 87 tahun Aurangzeb mengalami
sakit yang sangat serius saat berada di daerah Devapur, dan kemudian
melakukan penarikan pasukan ke arah utara di daerah palaquin. Pada
Januari di tahun 1706 M dia telah mencapai kota Ahmednagar, sebuah
okota yang pernah ia taklukan 20 tahun yang lalu sebagai tempat operasi
militer dan ekspansi di Deccan. Dan pada saat itu dia mengetahui bahwa
seluruh India menginginkan kematiannya. (Gascoigne, 2002:239)
Satu keinginan Aurangzeb yang akhirnya terpenuhi yaitu dia meniggal
seusai dengan apa yang ia harapakan yaitu meninggal pada hari jumat.
Aurangzeb meninggal pada hari jumat tanggal 20 februari tahun 1707 M,
dia meninggal setelah melaksakan shalat dipagi hari. (Gascoigne,
2002:240)
C. Kemajuan dan Puncak Kejayaan Peradaban Dinasti Mughal

Kejayaan dinasti Mughal dimulai pada masa pemerintahan Akbar,


keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai
sebuah kesultanan besar. Dua gerbang India yakni kota Kabul sebagai gerbang
ke arah Turkistan, dan kota Kandahar sebagai gerbang ke arah Persia, dikuasai
oleh pemerintahan Mughal. Dinasti Mughalpun memberikan beberapa
sumbangan kejayaan bagi Islam diberbagai bidang yang diantaranya:
1 Suatu cara beragama bagi seorang penganut dengan menurut pada ajaran dasar / murni, serta kuat
memegang kepercayaan ajaran lama.
2 Suatu cara beragama bagi seorang penganut dengan memadukan atau menyelaraskan dua aliran
(lama dan baru)
8

1. Politik dan pemerintahan


a. Sistem pemerintahan yang membuat dinasti Mughal menjadi besar
adalah militeristik. Dalam pemerintahan tersebut, pemerintahan daerah
dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan). Sedang
wilayah distrik dipercayakan kepada Faudjar (komandan). Jabatanjabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak
kemiliteran, serta pejabat-pejabat harus mengikuti latihan kemiliteran.
(Yatim, 2000:149)
b. Politik Sulukhul (toleransi universal). Politik ini mengandung ajaran
bahwa semua rakyat India sama kedudukanya. Mereka tidak dapat
dibedakan menurut etnis dan agama. Politik ini dapat menciptakan
kerukunan masyarakat India yang sangat beragam. (Gascoigne,
2002:71) Diantara reformasi itu adalah :
Menghapuskan jizyah bagi non-muslim.
Memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran yang sama
bagi setiap masyarakat, yakni dengan mendirikan madrasahmadrasah dan memberi tanah-tanah wakaf bagi lembagalembaga sufi berupa iqtha atau madad maasy.
Membentuk undang-undang perkawinan baru, di antaranya
melarang orangorang nikah muda, berpoligami, bahkan ia
menggalakkan kawin campur antaragama. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan, stabilitas dan integrasi
masyarakat muslim dan non-muslim. (Gascoigne, 2002:73-74)
Menghapuskan pajak-pajak pertanian terutama bagi petanipetani miskin sekalipun non-muslim.
Menghapuskan tradisi perbudakan yang dihasilkan dari
tawanan perang dan mengatur khitanan anak-anak. (Thohir,
2004:205)
c. Terjalinan kerjasama dengan negara-negara Islam diluar India.
Sejumlah penguasa Islam telah mengirim duta atau perwakilan negara
mereka ke Delhi, misalnya Syarif Makkah, raja-raja Persia, Balkh,
Bukhara dan Kasgar; para gubernur Turki Basrah, Yaman dan
Hadmarut, para pemimpin negeri Maghiribi dan Raja Arbesinia.
(Suud, 2003: 118)
2. Bidang Adminstrasi
9

a. Dalam bidang adminidtrasi pemerintah Mughal memiliki beberapa


sistem untuk mengatur wilayah, diantaranya:
Membagi wilayah kedalam 20 provinsi yang masing-masing
dikepalai oleh gubernur.
Mata uang yang seragam
Penyeragaman bahasa brokrasi pemerintahan dan dokumen resmi
negara kedalam bahasa Persia.
b. Dalam melaksanakan kebijakan pemerintahan para penguasa diabntu
oleh beebrapa dewan, yang diantaranya :
Dewan-I tan yang bertugas mengangkat dan menempatkan para
aparat pemerintah daerah.
Mir Bashhi yang bertugas mengurus militer dan merekrut calon
pejabat.
Sadr al-Sudur yang bertugas mengurus masalah keagamaan.
Mansabdari yang bertugas mengurus pelayanan masyarakat.
(Fuadi, 2012:253)
3. Bidang Militer
a. Di bidang Militer, pasukan Mughal dikenal sebagai pasukan yang kuat.
Mereka sendiri terdiri dari pasukan gajah, berkuda dan meriam.
Dengan sistem inilah pasukan Mughal berhasil menaklukkan daerahdaerah di sekitarnya. (Gascoigne, 2002:80)
b. Qamarah yaitu sebuah style atau cara berburu yang paling sering
digunakan dinasti Mughal dengan membawa pasukan yang besar, dan
ini sekaligus merupakan sebuah latihan kemiliteran sejak Jenghis Khan
dan Timur Lenk. (Gascoigne, 2002:71)
4. Bidang Ekonomi
Dinasti Mughal merupakan dinasti besar dengan pengaruh yang cukup
kuat, bahkan beberapa catatan menuliskan bahwa dinasti ini sempat
menjadi dinasti adikuasa di dunia sebab perekonomiannya hampir
mengusai seperempat belahan dunia.
a. Untuk mengelola ekonomi pertanian pemerintah juga mengatur tentang
organisasi pertanian. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh
seorang pejabat local, yang dinamakan mukaddam, yang mana
kedudukannya dapat diwariskan, dia mempunyai tanggung jawab
menyetorkan penghasilan untuk menghindari tindak kejahatan. Kaum

10

petani dilindungi hak kepemilikan tanah dan pewarisan, tetapi jika


tidak loyal maka pejabat lokal berhak menyitanya. (Lapidus, 1999:299)
b. Dalam bidang ekonomi, kerajaan Mughal dapat mengembangkan
program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Namun yang
menjadi tumpuan adalah sector pertanian karena fator geografi dan
geologi wilayah India, selian itu disektor ini hubungan antara
pemerintah dan petani di atur dengan sangat baik. Dimana
terdapat deh yakni unit lahan pertanian kecil yang tergabung
dalam pargana (desa).
c. Adapun hasil pertaniannya yaitu berupa biji bijian, kacang, tebu,
sayuran, rempah rempah, tembakau, kapas dan bahan bahan
celupan. (Yatim, 2000:161)
d. Komoditi andalan berupa kain, rempah-rempah, opium, gula garam,
wol dan parfum.
e. Ekspor hasil panen ke Eropa, Arabia, dan Asia Tenggara, bersama
dengan hasil kerajinan seperti kain tenun, kain tipis bahan Gordyin
yang banyak di produksi di Gujarat dan Bengal.
f. Berdirinya indrustri pengolahan pertanian yang didirikan oleh Inggris
pada tahun 1611 M dan Belanda pada tahun 1617 M. (Fuadi,
2012:254)

5. Bidang Ilmu Pengetahuan


Ilmu pengetahuan pada masa dinasti Mughal tidak banyak menglamai
kemajuan dibandingkan denga n kemanjuan kemajuan yang dicapai oleh
kerajaan-kerajaan Islam sebelumnya. Namun ada beberapa catatan yang
menunjukkan bahwa pemerintah dinasti Mughal tetap memeprhatikan
keberlansungan bidang pendidikan ini, diantaranya :
a. Dalam bidang pendidikan, Akbar membangun bangunan khusus untuk
tempat pengajian ilmu, dia juga berusaha menarik simpati para ulama
dengan menghibahkan sejumlah madrasah dan perpustakaan.
b. Ada tiga bahasa nasional yaitu bahasa Arab sebagai bahasa agama,
bahasa Turki sebagai bahasa bangsawan, dan Persia sebagai bahasa
istana dan kesusastraan.
11

c. Pada masa Aurangzeb didirikannya pusat pendidikan di Lucknow.


d. Studi studi dibidangn yang dianggap kelimuan non-agama seperti
logika, filsafat, geometri, geografi, sejarah, politik, matematika dan
kedokteran digalakkan. (Fuadi, 2012:255)
e. Dokter dokter pengarang besar abad 17 M pada dinasti Mughal yaitu
Dara Shukuh yang mengarang buku berjudul Kedokteran Dara
Shukuh dan merupakan sebuah ensiklopedi medis besar dalam Islam.
(Sunanto, 2004:255)

6.

Bidang Seni dan Budaya


Ada cukup banyak karya seni berupa ornament, bangunan, dan seni
budaya yang ditinggalkan atau berjaya pada masa dinasti Mughal. Karya
seni

budaya itu merupakan hasil cipta dari pemikiran para penguasa

Mughal saat itu, bai yang bercorak Persia, Turki India atau bahkan
gabungan diantara ketiganya. Beberapa karya tersbut antara lain :
a. Karya seni terbesar yang pada dicapai pada masa dinasti Mughal
khususnya pada masa Akbar dibangunnya Red Fort atau Benteng
Merah di Agra yang meruipakan benteng yang dibangun untuk
menggantikan benteng lama miliki penguasa sebelumnya (Lodi).
(Gascoigne, 2002:71)
b. Istana Fatfur Sikri di Sikri, merupakan bangunan yang dibangun oleh
sultan Akbar sebagai penanda bahwa telah berdiri kota baru di Sikri.
(Gascoigne, 2002:85)
c.

Seni Budaya dan arsitektur puncaknya terjadi pada masa sultan Syah
Jahan yang ditandai dengan karya arsitektur monumental Taj Mahal.
Taj Mahal merupakan bangunan indah, yang dimaksudkan sebagai
tanda cinta kasih seorang sultan Shah Jahan kepada istri tercinta
Mumtaz Mahal. (Gascoigne, 2002:176)
12

d. Diwan-i-am sebuah bangunan yang didirikan oleh sultah Shah Jahan


sebagai tempat umum dan bisa digunakan sebagai ruang pertemuan
formal antara sultan dengan msyarakat. (Gascoigne, 2002:180)
e. Diwan-i-khas sebuah bangunan yang didirikan oleh sultah Shah Jahan
sebagai tempat umum dan bisa digunakan sebagai ruang pertemuan
khusus

untuk

kepentingan

administrasi

kerajaan.

(Gascoigne,

2002:182)
f. Selain itu juga Shah Jahan telah membangun Masjid Mutiara di Agra.
(Gascoigne, 2002:184)
g. Masjid Jami di Delhi. (Gascoigne, 2002:184)
h. Serta takhta Merak, yaitu singgasana yang dibuat dari emas, perak,
intan, serta permata cemerlang. (Suud, 2003:117)
i. Karya seni yang tidak kalah menonjol adalah karya sastra gubahan
penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun India. Penyair India
yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi
menghasilkan karya besar berjudul Padmavat, sebuah karya yang
mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. (Yatim, 1996:161)
j. Muncul juga seorang sejarawan yang bernama Abu Fazl dengan
karyanya bernamma Akbar Nama dan Aini Akhbari, yang memaparkan
sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figure pemimpinnya. (Gascoigne,
2002:89)
k. permainan polo dengan menggunakan bola yang menyala bola api
(Gascoigne, 2002:85)
l. Benteng Fathepur Sikri. (Gascoigne, 2002:86)
m. Taman Shalimar di Lahore
n. Lahirnya sejumlah penyair-penyair hebat seperti Urfi, Naziri, dan
Zunuri yang karyanya menduduki sejarah tertinggi dalam puisi persia.
13

o. Selain karya sastra, bidang seni lukis juga sangat berkembang. Ada tiga
wilayah yang menjadi pusat seni lukis yaitu

Ajanta yang menyajikan seni lukis murni Hindu

Delhi dan Jaipur meyajikan seni gaya campuran Islam Hindu


dengan pengaruh dominan Persia, Asia Tengah dan Eropa. (Fuadi,
2012:257)

7. Bidang Agama
Secara umum para sultan dinasti Mughal beraliran madzhab Sunni,
bahkan sebagian mereka terkenal dengan keortodoksannya yang
diantaramnya diwakili oleh sultan Jahangir, Syah Jahan dan Aurangzeb.
Walaupun sebegian besar sultan Mughal beraliran Sunni tapi ada juga yang
mencoiba membebaskan pikiran dan pemahaman terhadap agama, untuk
lebih jelasnya point-point di bawah ini akan membantu untuk memahami
bagaimana keadaan hidup beragama selama masa kejayaan Mughal di
India.

a. Pada masa Akbar berkembang paham Din i- llahi, ia pun dituduh


membuat agama baru.
Adapun ciri-ciri dari Din-i-Ilahi adalah sebagai berikut :
Percaya pada keesaan Tuhan.
Akbar sebagai khalifah Tuhan dan seorang padash (al-insan alkamil), ia mewakili Tuhan di muka bumi dan selalu mendapat
bimbingan langsung dari Tuhan, ia termashum dari segala
kesalahan.
Semua pemimpin agama harus tunduk dan sujud pada Akbar.
Sebagai manusia padash, ia berpantangan memakan daging
(vegetarian).
Menghormati api dan matahari sebagai simbol kehidupan.
Hari ahad sebagai hari resmi ibadah.
14

Assalamualaikum diganti Allahu Akbar dan Alaikum

Salam diganti Jalla Jalalah


b. Adanya

perbedaan

kasta

di

India

sangat

menguntungkan

perkembangan islam. Sehingga berkembanglah aliran agama islam di


India seprti Syiah.
c. Pada masa Aurangzeb pun dibuatlah risalah hukum islam yang dikenal
dengan Fatwa-I-Alamgiri. (Gascoigne, 2002:221)
d. Adapun kelompok sufi yang berkembang di India yaitu Qolandaris,
Qadiriyah dan Naqsyabandiyah menggantikan tarekat Suhrawardiyah
dan Christiyah.
e. Muncul seorang mujaddid terkemuka yang bernama Syekh Ahmad
Sirhindi

yang

kemudian

memperkenalkan

ajaran

tarekat

Naqsabandiyah. (Fuadi, 2012:255)

D. Fase Kemunduran dan Kehancuran kerajaan Mughal


Setelah mengalami masa masa kejayaan dari masa kepemimpinan
Akbar dan tiga raja selanjutnya selama satu setengah abad, lambat laun dinasti
ini mengalami kemunduran. Kemunduran masa pemerintahan ini ditandai
dengan kekuasaan politik yang mulai merosot, terjadinya sejumlah
pemberontakan kelompok sparatis Hindu, bersamaan dengan itu raja-raja
pengganti setelah Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang
telah dibangun oleh sultan-sultan sebelumnya. (Syukur, 2002:148)
15

Sepeninggal Aurangzeb (1707 M) tahta kekuasaan dipegang oleh


keturunannya lansung yang bernama Muazzam yang sebelumnya menjadi
penguasa di Kabul. Pada masa pemerintahannya yang hanya berjalan selama
lima tahun, ia dihadapkan pada pemberontakan kelompok Sikh saebagi akibat
dari tindakan ayahnya. Ia juga dihadapkan pada pemberontakan penduduk
Lahore karena sikapnya yang terlampau memaksakan ajaran Syiah kepada
mereka. (Fuadi, 2012:258)
Secara umum kemunduran dinasti Mughal ini antara lain dikarenakan
kekuasaan politik yang mulai merosot, suksesi kepemimpinan ditingkat pusat
menjadi aang perebutan, munculnya gerakan pemberontakan spratis Hindu di
belahan utara dan Islam di bagian timur yang semakin lama semakin
mengancam.
Namun penulis membagi sebab-sebab atau faktor-faktor kemunduran
dinasti Mughal ini kedalam faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Ketika Aurangzeb masih hidup di melihat sering terajadi perebuatna
kekuasaan dikalangan keluarga istana, karena itulah sebelum meninggal ia
membagi daerah kekuasaanya kepada ketiga anaknya. Muazzam (sulung)
berkuasa di India utara, Azam berkuasa di barat daya dan Kam Bakhs
diberi kekuasaan atas daerah Gulkandah, maka dengan demikian
perpecahan dapat dihindari. (Fuadi, 2012:258)
Kenyataannya menjadi lain ketika Aurangzeb telah meninggal dunia,
dan Muazzam menjadi pengganti pemegang tahata dinasti Mughal
menggantikan ayahnya. Muazzam berambisi untuk menguasai seluruh
daerah kekasaan ayahnya termasuk daerah yang sudah diberikan kepada
adik-adiknya tanpa mempertimbangkan wasiat dari ayahnya. Selain
berkonflik dengan keluarga, ia juga mendapatkan tantangan dari kalangan
Hindu yang tidak menyukai pemerintahan Muazzam. (Fuadi, 2012:259)
Konflik-konflik yang berkepanjangan ini mengakibatkan pengawasan
terhadap daerah menjadi lemah. Pemerintah daerah satu persatu
melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat, bahkan cendrung
memperkuat posisi pemerintahannya masing-masing. Ini tentu saja sangat
merugikan dinasti Munghal secara politis.
Disamping faktor politis, kemunduran dinasti Mughal juga disebabkan
faktor agama. Orang-orang India mayoritas beragama Hindu, sedangkan
16

Islam merupakan agama yang minoritas pemeluknya namun dianut oleh


para penguasa dan elitnya. Inilah hal menyebabkan sering terjadinya
pemberontakan terhadap dinasti Mughal di India. (Syukur, 2002:148)
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini tidak bisa dipisahkan sama sekali dari konflik yang
terjadi di kalangan istana. Pertikaian dalam keluarga istana ini
menyebabkan adanya pihak luar yang terlibat dalam urusan istana. Kondisi
ini kemudian dimanfaatkan oleh golongan Hindu untuk melepaskan diri
dari pemerintahan dinasti Mughal.
Orang-orang Hindu melakukan
kepemimpinan Aurangzeb

namun

pemberontakan

bisa

sejak

ditumpas, sebab

masa
pasukan

Aurangzeb yang tangguh. Namun ketika kepemimpinan berada di tangan


Muazzam, pemberontakan oleh kaum Hindu dibawah pimpinan Banda
berhasil merebut kota Shadapura disebeah utara Delhi. (Fuadi, 2012:265)
Ketika dinasti Mughal dalam kondisi kacau, siatuasi semakin
diperparah dengan hadirnya bangsa Eropa (Inggris) di tanah India, walau
niat awalnya hanya untuk melakukan hubungan dagang. Namun melihat
kondisi India dibawah kekausaan dinasti Mughal yang sedang kacau,
Inggris kemudian memperkuat posisinya bukan dari urusan perdagangan,
tapi inggris memperlebar pengaruhnya dalam lapangan politik dengan
dibentuknya EIC (The East India Company) yang bermkasud untuk
menguasai sumber daya komoditi India. (Syukur, 2002:149)
Setelah Inggris merasa mendapat posisi yang kuat dan situasi dinasti
Mughal yang carut marut, maka Inggris memanfaatkannya untuk mulai
memperluas wilayah kekuasaannya dengan kekuatan bersenjata. Inggris
menyerang wilayah seperti Bengala (1757 M) hingga semua daerah yang
dulu dikuasai oleh dinasti Mughal kini jatuh ke tangan Inggris pada tahun
1857 M dan merupakan akhir dari catatan sejarah dinasti Mughal.

17

III.

KESIMPULAN
Islam telah mewariskan dan memberi pembaharuan terhadap khazanah
kebudayaan India. Dengan hadirnya dinasti Mughal, maka kejayaan India dengan
peradaban Hindunya yang nyaris tenggelam, kembali muncul. Mughal sebagai
dinasti Islam di India telah mencatatkan dirinya sebagai sebuah kekuatan besar
Islam yang cukup disegani dibelahan dunia, bahkan mampu menguasai hampir
seperempat perekonomian dunia saat itu. Selain itu kemajuan yang dicapai adalah
dinasti Mughal telah memberi Isnpirasi bagi perkembangan peradaban dunia baik
politik, ekonomi, budaya, arsitetur dan seninya.
Kejayaan Mughal telah berhasil membentuk sebuabh kota Islam-India dan
membentuk sebuah budaya muslim yang terbuka. Namun tampilnya sejumlah
penguasa yang lemahsetelah sepeninggal Aurangzeb bersamaan dengan terjadinya
perebutan kekuasaan, serta pemberontakan yang terjadi menyebabkan dinasti
18

Mughal menjadi kecil secara perlahan dan kemudian benar-benar hilang pada
tahun 1857 M.
Kemunduran suatu peradaban tidak lepas dari beberapa fator penting yaitu
lemahnya kontrol dari elit penguasa, perebutan tahta kekuasaan, pemberontakan
baik dari dalam maupun luar, lemahnya dukungan rakyat terhadap sebuah
kepemimpinan dan lemahnya sistem keamanan.

DAFTAR PUSTAKA

Fuadi, Imam, 2012, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islam II, Yogyakarta : Teras.
Gascoigne, Bamber, 2002, The Great Mughols : Indias Most Flamboyant Rulers, India :
Replika Pres.
Lapidus, Ira, 1999, Sejarah Sosial Umat Islam, Jakarta : Raja Garfindo Persada.

19

Suud, Abu, 2003, Islamologi Sejarah, Ajaran dan Peranannya Dalam Peradaban Umam
Manusia, Jakarta : Rineka Cipta.
Sunanto, Musyrifah, 2004, Sejarah Islam Klasik, Jakarta : Prenada Media.
Syukur, Fatah, 2010, Sejarah Peradaban Islam, Semarang : Pustaka Rizka Putra.
Thohir, Ajid, 2004, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam, Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Tim Editor, 2002, Ensiklopedi Islam 3, Jakarta : PT Ictiar Baru Van Hoeve.
Yatim, Badri, 2000, Sejarah Peradilam Islam, Jakarta : Rajawali Pres.

20

Anda mungkin juga menyukai