Anda di halaman 1dari 27

KONSEP STRESS, EMOSI, DAN ADAPTASI

KELOMPOK 1

KELAS 2A KEPERAWATAN:
AAN ANDIKA U. ADJU
ANDINI PUTRI HASAN
AYULAN IMAM
DINA DEVITA RUSDIN
ERVINA SAIMA
GITA YULIANI LADIHA
SRI NURWANDA S. AHMAD

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN


KESEHATAN GORONTALO
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami
akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan- masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.

Gorontalo, 25 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
D. Manfaat Penulisan................................................................................2
BAB II TEORI DASAR...................................................................................3
A. Emosi....................................................................................................3
B. Stress.....................................................................................................5
C. Adaptasi................................................................................................16
BAB III IMPLIKASI EMOSI, STRESS DAN ADAPTASI TERHADAP
KEPERAWATAN............................................................................................17
BAB IV PENUTUP..........................................................................................22
A. Kesimpulan...........................................................................................22
B. Saran.....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Modernisasi dan perkembangan teknologi membawa perubahan
tentang cara berpikir
Dalam pola hidup bermasyarakat, sehingga perubahan tersebut
membawa pada kosenkuensi di bidang kesehatan fisik dan bidang
kesehatan jiwa.
Manusia harus selalu menyusuaikan diri dengan kehidupan dunia
yang selalu berubah-ubah. Manusia sebagaimana dia ada pada suatu ruang
dan waktu, merupakan hasil interaksi antara jasmani, rohani, dan
lingkungan. Ketiga unsur tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang
lain. Dalam segala masalah, kita harus mempertimbangkan ketiganya
sebagai suatu keseluruhan (holistic) sehingga manusia disebut makhluk
sumato-psiko-sosial.
Setiap individu pada suatu saat , misalnya orang merasa terharu
melihat banyaknya warga masyarakat yang tertimpa musibah Kebanjiran.
(Drs.sunaryo, 2004 : 149) sumber gangguan jasmani (somatic) maupun
psikologis adalah stress. Penyusuaian yang berorientasi pada tugas
adaptasi dan berorientasi pada pembelaan ego disebut mekanisme
pertahanan diri.
Pemahaman tentang stress dan akibatnya penting bagi upaya
pengobatan maupun pencegahan gangguan kesehatan jiwa. Masalah stress
sering dihubungkan dengan kehidupan modern dan nampaknya kehidupan
modern merupakan sumber gangguan stress lainnya. Perlu diperhatikan
bahwa kepekaan orang terhadap stress.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:

1
1. Apakah yang disebut dengan emosi?
2. Apakah yang dimaksud dengan stress?
3. Apakah yang dimaksud dengan adaptasi?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penulisan
makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian emosi,komponen emosi,efek dan emosi,serta
sakit mental karena gangguan emosi.
2. Mengetahui pengertian stress,penggolongan stress,kemampuan
individu menahan stress,sumber stress psikologis tahapan stress
reaksi-reaksi terhadap stress,dan cara pengendalian stress.
3. Mengetahui pengertian adaptasi dan dimensi adaptasi.

D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai bahan pembelajaran dalam mata kuliah psikologi
keperawatan.
2. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa dan pihak-pihak lain yang
akan melakukan penyusunan makalah dengan topik yang sama.
BAB II
TEORI DASAR

A. Emosi
Emosi adalah “manifestasi perasaan atau efek keluar dan disertai banyak
komponen fisiologi,dan biasanya berlangsung tidak lama” (Maramis,1990)
sedangkan menurut Bimo Walgito,1989 emosi adalah suatu keadaan perasaan
yang telah melampaui batas sehingga untuk mengadakan hubungan dengan
sekitarnya mungkin terganggu. Bisa perasaan marah, takut, sedih, senang,
benci, cinta, antusias, bosen, dan lain-lain sebagai akibat dari peristiwa yang
terjadi pada kita.
Jadi, emosi berujuk pada suatu perasaan dan pikiran khasya,suatu
keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak. Emosi sebagai gejala kejiwaan berhubungan dengan gejala
kejasmanian. Apabila individu mengalami emosi, dalam diri individu itu akan
terdapat perubahan-perubahan dalam kejasmanian, misalnya ketakutan pada
gejala kejasmanian tampak adalah muka pucat dan jantung berdebar-debar.
1. Komponen Emosi
Menurut atkirson R.I., dkk,komponen emosi terdiri dari:
a. Respon atau reaksi tubuh internal,terutama yang melibatkan system
otomatik, misalnya bila marah suara menjadi tinggi dan gemetar,.
b. Keyakinan atau penilaian kognitif bahwa lelah terjadi keadaan postif
atau negative, misalnya kegembiraan saat diterima perguruan tinggi
ternama
c. Ekspresi wajah, apabila merasa benci pada seseorang mungkin akan
mengerutkan dahi atau kelopak mata menutup sedikit.
d. Reaksi terhada emosi, misalnya marah-marah menjadi agresi atau
gembira hingga meneteskan air mata.
2. Afek dan Emosi
Afek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak
bisa dikontrol serta dikuasai oleh pikiran. Biasanya afek disertai reaksi
jasmaniah, yaitu peredaran darah. Denyut jantung, dan pernapasan bisa
cepat tau menjadi lemah,dan emosi merupakan gejala kejiwaan yang
berhubungan dengan gejala kejasmanian itu. Contohmya, orang yang
sedang marah akan mengambil, melempar, dan membanting, benda dari
sekitarnya, disertai dengan muka merah, tekanan darah meningkat,dan
tubuhnya menggetar.
Afek an emosi biasanya dipakai secara bergantian,dengan aspek-
aspek yang lain pada manusia (proses berpikir, psikomotor, persepsi,
ingatan) saling memengaruhi dan menentukan tingkat fungsi manusia itu
pada suatu waktu jenis gangguan afek dan emosi yaitu:
a. Defresi dan Melankolis
 Ciri-ciri psikologi misalnya, sedih, susah, murung, rasa tidak
berguna, kehilangan, gagal, putus asa, dan penyesalan yang
patologis.
 Ciri-ciri somatik, misalnya anoreksia, konstipasi, dan kulit
menjadi lembab atau dingin.
b. Kecemasan (ansietas)
 Ciri-ciri psikologi, misalnya khawatir, gugup, tegang, cemas,
rasa tidak aman, takut, dan lekas terkejut.
 Ciri-ciri somatik, misalnya debaran jantung yang cepat atau
keras (palpitasi). Keringat dingin pada telapak tangan, tekanan
darah meninggi,dan peristaltik bertambah.
3. Sakit mental karena gangguan emosi
Biasanya sakit mental karena gangguan emosi terkait dengan neurosis,
yaitu kesalahan penyesuaian diri secara emosional karena tidak dapat
diselesaikannya suatu konflik tak sadar. Sakit mental karena gangguan
emosi antara lain:
a. Neurosis cemas, yaitu kecemasan akan memobilisasi daya
pertahanan individu yang tidak ada kaitannya dengan keadaan atau
benda, tetapi mengambang bebas.
Gejalanya:
 Factor somatik, misalnya napas sesak,linu,lekas capek, dada
tertekan, keringat dingin,dan palpitasi.
 Factor psikologi, misalnya perasaan was-was, khawatir, dan
bicara cepat terpuus-putus.
b. Neurosis histerik, yaitu fungsi mental dan jasmani hilang tanpa
dikehendaki.
c. Gejalanya: kejang-kejang, anestesia, analgesia, buta,dan stupor.
d. Neurosis Fobik, yaitu adanya perasaan takut yang berlebihan
terhadap benda dan keadaan, yang oleh individu didasari bukan
sebagai ancaman.
e. Neurosis depresi, yaitu gangguan perasaan dengan ciri-ciri semangat
semakin berkurang,rasa harga diri rendah,menyalahkan diri sendiri,
gangguan tidur dan makan. Biasanya hal ini berakar pada rasa salah
yang tidak didasari.

B. Stress
Dewasa ini perubahan tata nilai kehidupan (perubahan psikosisosial)
berjalan begitu cepat karena pengaruh globalisasi, modernisasi, informasi,
industrialisasi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut
berpengaruh terhadap pola hidup, moral, dan etika. Beberapa contoh
perubahan hidup mialnya, pola hidup social religious berubah individualistis,
materialistis, dan sekuler, pola hidup produktif ke pola hidup konsumtif dan
mewah serta ambisi karrier yang menganut asas moral dan etika hukum.
Perubahan psikososial dapat merupakan tekanan mental ( stressor
psikososial) sehingga bagi sebagian individu dapat menimbulkan perubahan
dalam kehidupan dan berusaha beradaptasi untuk menanggulanginya.
1. Pengertian stress
a. Menurut Hans Selye, “stress adalah respon manusia yang bersifat
nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam
dirinya” (Pusdiknakes,Dep.Kes.RI,1989)
b. “Stress adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam,yang
menimbulkan suatu ketegangan dalam diri seseorang” (Soeharto
Heerdjan, 1987)
c. “Stress adalah suatu masalah tuntutan penyesuaian diri,dan karena
itu,sesuatu yang mengganggu keseimbangan kita” (Maramis,1999).
d. “Stress adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stressor psikososial
(tekanan mental atau beban kehidupan)” (Dadang Hawari,2001).
Jadi,secara umum yang dimaksud stress adalah reaksi tubuh terhadap
situasi yang menimbulkan tekanan,perubahan dan ketegangan emosi.
2. Penggolongan Stress
Menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti (1990), apabila ditinjau dari
penyebabnya stress dapat digolongkan se bagai berikut:
a. Stress fisik, disebabkan oleh suhu atau temperature yang terlalu tinggi
atau rendah, suara sangat bising, sinar yang terlalu terang,tersengat
arus listrik.
b. Stress Kimiawi, disebabkan oleh asam basa kuat,obat-obatan,zat
beracun, hormon atau gas.
c. Stress Mikrobiologi, disebabkan oleh virus bakteri parasit yang
menimbulkan penyakit.
d. Stress Fisiologi, disebabkan oleh gangguan struktur jaringan organ
atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
e. Stress Proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh
gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga
tua.
f. Stress psikis/emosional, disebabkan oleh gangguan hubugan
interpersonal, sosial, budaya dan keagamaan.
Adapun menurut Brench Grand (2000),stress ditinjau dari
penyebabnya dibedakan menjadi 2,yaitu:
1) Penyebab Makro, yaitu meyangkut peristiwa besar dalam kehidupan,
seperti kematian, perceraian, pensiun, luka batin dan kebangkrutan.
2) Penyebab Mikro, menyangkut peristiwa kecil seperti pertengkaran
rumah tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan dan
antri.
Stress dipengaruhi oleh faktor biologis dan psikoedukatif atau
sosiokultural. Faktor frisiologis berupa herediter,konsitusi tubuh,
kondisi fisik, neurofisiologi, dan neurohormonal. Sedang psikoedukatif
atau sosiokultural berupa perkembangan kepribadian, dan kondisi lain
yang mempengaruhinya.
3. Kemampuan individu menahan stress
Sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dadang Hawari (2001) bahwa stres
apabila di tinjau dari keperibadian individu di bedakan mejadi dua macam,
yaitu:,
a. Tipe yang rentan (vulnerable)
Dengan tipe ini memiliki resiko yang tinggi mengalami Individu
stress dengan ciri keperibadian sebagai berikut:
 Cita-citanya tinggi (ambisius)
 Agresif.
 Suka bersaing yang kurang sehat
 Banyak jabatan rangkap
 Mudah emosional, yang ditadai dengan mudah marah, mudah
tersingung mudah mengalami ketegangan, dan kurang sabar
 Terlalu percaya diri (over conpident)
 Self kontrol kuat
 Terlalu waspada
Tindakan dan cara bicaranya cepat serta idak dapat diam (hiperaktif)
 Cakap dalam berorganisasi (organisatoris)
 Cakap dalam memimpin (leader)
 Tipe kepemimpinan otoriter
 Bekerja tidak mengenal waktu (workaholic)
 Bila menghadapi tantangan senang bekerja sendiri
 Disiplin waktu yang ketat
 Kurang rileks dan serba terburu-buru
 Kurang atau bahkan tidak ramah
 Tidak mudah bergaul
 Mudah empati,namun juga mudah bersikap bermusuhan
 Sulit dipengaruhi
 Sifatnya kaku (tidak pleksibel)
 Pikiran tercurah kepekerjaan walaupun sedang libur
 Berusaha keras agar segala sesuatunya terkendali
b. Tipe yang kebal (immune)
Individu dengan tipe ini kebal terhadap stress, yang ciri-ciri
kepribadiannya sebagai berikut :
 Cita-cita atau ambisinya wajar
 Berkompetensi secara sehat
 Tidak agresif
 Tidak memaksakan diri
 Emosi terkendali,yang ditandai dengan tidak mudah marah,tidak
mudah tersinggung,penyabar dan tenang
 Kewaspadaan wajar
 Self control wajar
 Self confident wajar
 Cara bicara tenang
 Cara bertindak tenang dan dilakukan pada saat yang tepat
 Ada keseimbangan waktu bekerja dan istirahat
 Sikap dalam memimpin maupun dalam beorganisasi akomodatif
dan manusiawi
 mudah bekerja sama (kooperatif)
 Tidak memaksakan diri dalam menghadapi tantangan
 Bersikap ramah
 Mudah bergaul
 Dapat menimbulkan empati untuk mencapai kebersamaan (mutual
benefit)
 Bersikap fleksibel,akomodatif,dan tidak merasa dirinya paling
benar
 Dapat melepaskan masalah pekerjaan ataupun kehidupan disaat
libur
 Mampu menahan dan mengendalikan diri
4. Sumber stress psikologi
Menurut Maramis (1999), ada empat sumber atau penyebab stress
psikologis, sebagai berikut:
a. Frustasi
Timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral
melintang.
Frustasi ada yang bersifat instrinsik ( cacat badan dan kegagalan usaha
) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kemataian orang yang
dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran, dan lain-lain).
b. Konflik
Hal ini ditimbulkan karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih
macam keinginan,, kebutuhan atau tujuan.
c. Tekanan
Timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari hari. Tekanan dapat
berasal dalam diri individu maupun dari luar individu.
d. Krisis
Krisis adalah keadaan yang mendadak, yang menimbulkan stress
pada individu. Keadaan stress dapat terjadi oleh beberapa sebab
sekaligus, misalnya prustasi, konflik dan tekanan.
5. Tahapan stress
Menurut Dr.Robert J.Van Ambrg ( 1979 ), sebagaimana di kemukakan
oleh Prof.Dadang Hawari ( 2001 ) bahwa tahapan stress ada 6 tahapan,
sebagai berikut :
a. Stress tahap pertama ( paling ringan ), yaitu stress yang disertai
perasaan nafsu bekerja tanpa memperhitungkan tenaga yang dimiliki,
dan penglihatan menjadi tajam
b. Stress tahap kedua, yaitu stress yang disertai keluhan, seperti bangun
pagi tidak segar atau letih, lekas cape pada saat menjelang sore, lekas
lelah sesudah makan, tidak dapat relaks, lambung atau perut tidak
nyaman, jantung berdebar, dan punggung tegang. Hal ini karena
cadangan tenaga tidak memadai.
c. Stress tahap ketiga, yaitu stress dengan tahapan keluhan, seperti
depekasi yang tidak teratur otot semakin tegang, emosional, insomnia,
mudah terjaga dan sulit tidur kembali, koordinasi tubuh terganggu,
dan mau jatuh pingsan.
d. Stress tahap ke empat, aitu tahapan stress dengan keluhan, seperti
tidak mampu bekerja sepanjang hari, aktivitas pekerjaan terasa sulit
dan menjenuhkan, kegiatan rutin terganggu, gangguan pola tidur,
sering menolak ajakan, konsentrasi daya ingat menurun serta timbul
ketakutan dan kecemasan.
e. Stress tahap kelima, yaitu tahapan stress yang ditandai dengan
kelelahan fisik dan mental, ketidak mampuan menyelesaikan
pekerjaan yang sederhana dan ringan, gangguab pencernaan berat,
meningkatnnya rasa takut dan cemas, bingung, dan panic
f. Stress tahap keenam (paling berat), yaitu tahapan stress dengan tanda-
tanda seperti jantung berdebar keras,sesak napas,badan
gemetar,dingin,dan banyak keluar keringat,loyo,serta pingsan atau
collaps
6. Reaksi-reaksi Terhadap Stress
Stress dapat menimbulkan berbagai macam reaksi,baik reaksi
terhadapa tubuh maupun terhadap psikologis, adapun reaksi tubuh
terhadap stress sebagai berikut :
a. Rambut
Rambut semula yang berwarna hitam pekat,lambat laun akan
mengalami perubahan warna,ubanan terjadi sebelum
waktunya,demikian pula dengan perontokan rambut.
b. Mata
Ketajaman mata seringkali terganggu. Hal ini disebabkan karena otot-
otot bola mata mengalami kekenduran atau sebaliknya sehingga
mempengaruhi focus lensa mata.
c. Telinga
Pendengaran seringkali terganggu dengan suara berdenging (tinitus).
d. Daya pikir
Kemampuan mengingat, berpikir, dan konsentrasi menurun.
Seringkali menjadi pelupa mengeluh dan sakit kepala pusing.
e. Ekspresi wajah
Orang yang stress wajahnya nampak tegang,dahi berkerut,mimik
wajah nampak serius,tidak santai,bicara berat,sukar untuk senyum
atau tertawa dan kulit muka kedut.
f. Mulut
Mulut dan bibir terasa kering sehingga seseorang sering minum.
Selain itu, pada tenggorokan seolah-olah ada keganjalan sehingga ia
sukar untuk menelan, hal ini disebabkan karena otot-otot lingkar
spasme (muscle cramps) sehingga serasa “tercekik”
g. Kulit
Reaksi kulit bermacam-macam, pada kulit dari sebagian tubuh terasa
panas atau dingin dan bahkan keringat berlebihan. Reaksi lain
kelembapan kulit yang berubah,kulit menjadi lebih kering. Selain itu,
bisa terkena penyakit kulit,seperti munculnya eksim,urtikarian
(biduran), gatal-gatal dan pada kulit muka seringkali timbul jerawat
(acne) berlebihan,dan sering dijumpai kedua belah telapak tangan dan
kaki berkeringat.
h. Sistem pernapasan
Pernafasan seseorang yang sedang mengalami stress dapat terganggu
misalnya nafas terasa berat dan sesak disebabkan terjadi penyempitan
pada saluran pernafasan mulai dari hidung, tenggorokan dan otot otot
rongga dada. Nafas terasa sesak dan berat dikarenakan ptot otot
rongga dada ( otot otot antar tulang iga mengalami sepasme dan tidak
atau kurang elastis sebagaimana biasanya. Sehingga harus
mengeluarkan tenaga ekstra untuk menarik nafas. Stress juga dapat
memicu penyakit asma ( ashma bronehiale ) disebabkan karena otot
otot saluran nafas dan paru paru mengalami sepasme.
i. Sistem kardiovaskuler
Sistem jantunng dan pembuluh darah dapat terganggu faalnya karena
stress, misalnya jantung berdebar debar, pembuluh darah melebar(
dilatation ) atau menyempit( contriction ), sehingga yang
bersangkutan Nampak mukannya merah atau pucat. Pembuluh darah
tepi ( perifer) terutama dibagian ujung jari- jari tangan atau kaki juga
menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan. Selain dari pada itu
sebagian atau seluruh tubuh terasa “panas”( subfebril ) atau sebaliknya
terasa “dingin”.
j. Sistem pencernaan
Seringkali seseorang yang stress mengalami gangguan pada sistem
pencernaannya. Misalnya, pada lambung terasa kembung,mual dan
pedih. Hal ini disebabkan karena asam lambung yang berlebihan
(hyperacidity) dalam istilah kedokteran disebut gastritis atau dalam
istilah awam dikenal dengan sebutan penyakit magh. Selain gangguan
pada lambung tadi, gangguan juga dapat terjadi pada usus, sehingga
yang bersangkutan merasakan perutnya mulas, sukar buang air besar
atau sebaliknya sering diare.
k. Sistem perkemihan
Orang yang sering menderita stress faal perkemihan (air seni) dapat
juga terganggu. Frekuensi untuk buang air kecil lebih sering dari
biasanya, meskipun ia bukan penderita kencing manis (diabetes
mellitus).
l. Sistem otot dan tulang
Orang yang menderita stress seringkali juga megalami gangguan pada
otot dan tulang (musculoskeletal). Otot terasa sakit seperti di tusuk-
tusuk, pegal dan tegang. Selain itu,keluhan-keluhan pada tulang
persendian sering pula dialami,misalnya rasa ngilu atau rasa kaku bila
menggerakan anggota tubuhnya.
m. Sistem endokrin
Gangguan pada sistem endokrin (hormonal) pada mereka yang
mengalami stress adalah kadar gula yang meninggi,dan bila hal ini
berkepanjangan bisa megakibatkan yang bersangkutan wanita adalah
gangguan menstruasi yang tidak teratur dan rasa sakit
(dysmenorrhoe). Sedangkan reaksi psikologis terhadap stress antara
lain :
1) Kecemasan
Kecemasan merupakan respon yang paling umum merupakan
tanda bahaya yang menyatakan diri dengan suatu penghayatan
yang khas, yang sukar digambarkan jantung berdebar,keluar
keringat dingin,mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah
tidur.
2) Kemarahan dan agresi
Merupakan perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan
yang dirasakan sebuah ancaman. Reaksi umum lain terhadap
situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan agresi. Agresi
adalah kemarahan yang meluap-luap, dan orang melakukan
serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar. Kadang-
kadang disertai perilaku kegilaan,tindakan sadis dan usaha
membunuh orang.
3) Depresi
Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat.
Terkadang disertai rasa sedih yang berkepanjangan.
7. Cara mengendalikan stress
Adapun cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan stress yaitu :
a. Bersyukur
Bersyukur merupakan cara yang paling ampuh dalam mengatasi stress
bagaimana tidak. Karena pada umumnya orang mengalami stress
karena tidak kuat dengan apa yang telah terjadi atau keadaan yang
menimpanya. Dengan bersyukur kita akan senantiasa ingat bahwa
segala sesuatu yang kita peroleh merupakan pemberian dari tuhan.
b. Kenali penyebab stress
Meskipun terdengar mudah, namun tidak segampang itu untuk
mengenali sumber stress. Apabila stress baru saja terjadi,mungkin bisa
segera dikenali penyebabnya. Namun pada stress jangka
panjang,penyebabnya mungkin sudah dilupakan atau bertumpuk-
tumpuk dengan penyebab stress baru apabila sudah benar-benar
mengenali penyebab stress,berkonsentrasilah pada masalah tersebut.
Apabila belum bisa dipecahkan dengan segera,cobalah untuk
setidaknya memperkecil dampaknya.
c. Buatlah perencanaan yang baik
Stress terjadi karena perubahan. Jika direncanakan semua hal dengan
baik stress tidak akan berakibat buruk. Perubahan seharusnya bisa
dilupakan dengan menyenangkan. Namun,tanpa perencanaan yang
matang,perubahan bisa menjadi malapetaka. Buatlah perencanaan yang
baik untuk segala hal misalnya menikmati saat istirahat
dirumah,hingga merencanakan keuangan dengan benar.
d. Jagalah kesehatan
Tubuh yang sehat akan lebih mudah mengatasi stress. Makan dan
berolahraga yang teratur serta istirahat dengan cukup.
e. Jagalah perasaan anda
Berhentilah selalu menjaga perasaan orang lain jika perasaan sendiri
tidak dijaga dampaknya juga akan buruk untuk orang-orang disekitar
kita. Tidak ada salahnya menolak hal-hal yang tidak disukai.
Untungnya,perempuan seringkali lebih mudah menunjukan perasaan
ketimbang seorang laki-laki.
f. Mintalah bantuan
Jika tingkat stress sudah terlalu tinggi dan merusak kesehatan,
berkonsultasilah pada orang-orang terdekat atau konsultan ahli. Jangan
biarkan diri menderita stress terlalu lama.
g. Ingatlah bahwa sedikit stress justru baik karenanya dengan adanya
stress, maka akan memiliki rangsangan untuk melakukan sesuatu dan
bisa menjadikan stress sebagai alat pendorong untuk lebih berkembang
dan maju. Hal inilah yang disebut dengan stress yang positif.
h. Terima kenyataan bahwa stress adalah bagian dari hidup. Selama
hidup, stress tidak akan pernah bisa hindari 100%. Terimalah bahwa
dalam hidup selalu akan muncul yang namnya stress karena jika
menerima stress sebagian hidup. Secara mental dan fisik akan lebih
siap menghadapi stress.
i. Persiapkan diri untuk menghadapi berbagai bentuk stress setiap hari.
Persiapan yang baik adalah selalu mempersiapkan diri untuk
beradaptasi dengan segala situasi.
j. Hidupkan pengharapan dalam hati. Harapan dapat mengurangi dampak
stress yang muncul. Dimana dengan harapan akan merasa adanya jalan
keluar dari stress. Harapan akan muncul ketika kita sudah melakukan
tindakan positif.
k. Lakukan aktivitas baru. Sesuatu yang baru dan menarik akan terasa
lebih menyenangkan.
l. Meditasi sangat bagus tidak hanya untuk menghilangkan stress, tetapi
juga untuk relaksasi otot. Penelitian telah menunjukan bahwa mediasi
dapat membantu dalam menurunkan tekanan darah. Cobalah mulai
sekarang renungkan untuk memanggil energy positif. Caranya mudah,
cukup hanya mengambil napas panjang dan mengosongkan pikiran
anda. Lakukan meditasi sepuluh menit.
m. Optimisme dapat menangkal dampak negative stress, ketegangan dan
kecemasan telah di sistem kekebalan tubuh. Sangat penting untuk
mengelilingi diri dengan orang-orang positive.
n. Tertawa, membantu sel-sel kekebalan tubuh berfungsi lebih baik.
Temukan humor dalam hal-hal dan terlibat dalam aktivitas yang
membuat tertawa untuk meningkatkan fungsi ekebalan tubuh dan
ketahanan terhadap penyakit.
o. Olahraga teratur dan aktivitas fisik tidak hanya memperkuat sistem
kekebalan tubuh, sistem kardiovaskuler, jantung, otot, dan tulang tetapi
juga membantu dalam manajemen stress dengan menyediakan
gangguan dari situasi stress dan meningkatkan endorvin (merasa-baik
tubuh kimia).

C. Adaptasi
Ada beberapa transisi tentang penyesuaian dirimu, diantara berbaring:
a. Menurut Soeharto Heerdjan (1987), ” Penyesuaian diri adalah usaha atau
perilaku yang melanjutkan mengatasi kesulitan dan hambatan”
b. “ penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai keadaan lingkungan
tetapi juga mengubah lingkungan sesuai keadaan (keinginan diri)”(W.A
gerungan, 1996) jadi adaptasi adalah suatu perubahan yag menyertai
individu dalam merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungan
dan bisa mengetahui perilaku adaptasi.
BAB III
IMPLIKASI EMOSI, STRESS DAN ADAPTASI
TERHADAP KEPERAWATAN

a) EMOSI
Emosi adalah hal yang begitu saja terjadi dalam hidup kita. Bisa perasaan
marah, takut, sedih, senang, benci cinta, antusias, bosan dll sebagai akibat
dari peristiwa yang terjadi pada kita. Dan Menurut Daniel golemen, emusi
merujuk pada suatu perasaan dan pikiran pikiran khasnya, suatu keadaan
biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
b) STRES
Menerut selye tahun 1976, stress adalah segala situasi dimana tuntutan non
spesifik mengharuskan seorang individu untuk berespon atau melakukan
tindakan.menurut Hans Selye tahun 1950,stress adalah respon tubuh yang
bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntunan atau beban diatasnya.
 Macam macam stress,antara lain:
1) Stres fisik
Stress fisik yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena
temperature yang tinggi atau yang sangat rendah,suara yang
bising,sinaran matahri atau tegangan arus listrik.
2) Stres kimiawi
Stres disebabkan karena zat kimia seperti adanya obat obatan,zat
beracun,asam basa,pengaruh senyawa kimia.
3) Stres mikrobiologik
Stress ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri
atau parasit.
4) Stres fisiologik
Stress yang di sebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh
diantaranya gangguan dari struktur tubuh,fungsi jaringan,organ dan
lain lain.
5) Stres proses pertumbuhan dan perkembangan
Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan
perkembangan seperti pada pubertas,perkawinan dan proses lanjut
usia.
6) Stres psikis atau emosional
Stress yang di sebabkan gangguan situasi psikologis atau ketidak
mampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri seperti
hubungan interpersonal, sosial budaya atau faktor keagamaan.

A. EMOSI
Emosi adalah hal yang begitu saja terjadi dalam hidup kita. Bisa
perasaan marah, takut, sedih, senang, benci cinta, antusias, bosan dll
sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi pada kita.
Munurut Daniel Golemen, emosi merujuk pada suatu perasaan dan
pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
B. STRES
Menurut Selye tahun 1976, Stres adalah segala situasi dimana tuntutan
non spesifik mengharuskan seorang individu untuk berespon atau
melakukan tindakan.
Menurut Hans Selye tahun 1950, Stres adalah respons tubuh tubuh yang
bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban di atasnya.
• Macam-macam stres, antara lain:
1. Stres fisik
Stres fisik yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena
temperatur yang tinggi atau yang sangat rendah, suara yang
bising, sinar matahari atau tegangan arus listrik.
2. Stres kimiawi
Stres ini disebabkan karena zat kimia seperti adanya obat-obatan,
zat beracun, asam basa, faktor hormon atau gas dan prinsipnya
karena pengaruh senyawa kimia.
3. Stres mikrobiologik
Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri
atau parasit.
4. Stres fisiologik
Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh di
antaranya gangguan dari struktur tubuh, fungsi jaringan, organ
dan lain-lain.
5. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan
Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan
perkembangan sperti pada pubertas, perkawinan dan proses lanjut
usia.
6. Stres psikis atau emosional
Stres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis atau
ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri
seperti hubungan interpersonal, sosial budaya atau faktor
keagamaan.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi stress
Respons terhadap stresor yang diberikan setiap individu akan berbeda
berdasarkan faktor yang akan mempengaruhi dari stresor tersebut, dan
coping yang dimiliki individu, di antara stresor yang dapat
mempengaruhi respons tubuh antara lain:
1. Sifat stressor
Sifat stresor merupakan faktor yang dapat mempengaruhi respons
tubuh terhadap stresor. Sifat stesor ini dapat berupa tiba-tiba atau
berangsur-angsur, sifat ini pada setiap individu dapat berbeda
tergantung dari pemahaman tentang arti stresor.
2. Durasi stressor
Lamanya stresor yang dialami klien akan mempengaruhi respons
tubuh. Apabila stresor yang dialami lebih lama, maka respons
yang dilaminya juga akan lebih lama dan dapat mempengaruhi
dari fungsi tubuh yang lain.
3. Jumlah stressor
Jumlah stresor yang dialami seseorang dapat menentuka respons
tubuh. Semakin banyak stresor yang dialami pada seseorang,
dapat menimbulkan dampak besar bagi fungsi tubuh juga
sebaliknya dengan jumlah stresor yang dialami banyak dan
kemampuan adaptasi baik, maka seseorang akan memiliki
kemampuan dalam mengatasinya.
4. Pengalaman masa lalu
Pengalaman ini juga dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap
stresoryang dimiliki. Semakin banyak stresor dan pengalaman
yang dialami dan mampu menghadapinya, maka semakin baik
dalam mengatasinya sehingga kemampuan adaptifnya akan
semakin baik pula.
5. Tipe kepribadian
Tipe kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi respons
terhadap stresor. Apabila seseorang yang memiliki tipe
kepribadian A, maka lebih rentan terkena stress dibandingkan
dengan tipe kepribadian B. tipe kepribadian A memiliki ciri
ambisius, agresif, kompetitif, kurang sabar, mudah tegang, mudah
tersinggung, mudah marah, memiliki kewaspadaan yang
berlebihan, berbicara cepat, bekerja tidak kenal waktu, pandai
berorganisasi dan memimpin atau memerintah, lebih suka bekerja
sendirian bila ada tantangan, kaku terhadap waktu, ramah, tidak
mudah dipengaruhi, bila berlibur fikirannya ke pekerjaan dan
lain-lain. Sedangkan tipe kepribadian B memiliki sikap tidak
agresif ambisinya wajar-wajar, penyabar, senang, tidak mudah
tersinggung, tidak mudah marah, cara berbicara tidak tergesa-
gesa, perilaku tidak interaktif, lebih suka kerjasama, mudah
bergaul, dan lain-lain atau merupakan kebalikan dari tipe
kepribadian A.
6. Tingkat perkembangan
Tingkat perkembangan pada individu ini juga dapat
mempengaruhi respons tubuh di mana semakin matang dalam
perkembangannya, maka semakin baik pula kemampuan untuk
mengatsinya. Dalam perkembangannya kemampuan individu
dalam mengatasi stresor dan respons terhadapnya berbeda-beda
dan stresor yang dihadapinya
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Osimosi adalah suatu perasaan dengan pikiran-pikiran khasnya suatu
keadaan biologis dan psikologis dan sering kecenderungan untuk bertindak.
Emosi sebagai fakta kejiwaan berhubungan dengan fakta kejasmanian.
Apabila individu meningkat, dalam diri individu itu akan berada perubahan-
perubahan dalam kejasmanian.
Sedangkan menekankan yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda
tergantung pada masalah yang lanjut dan kemampuan menyelesaikan masalah
tersebut. Jika masalah tersebut bisa melewati dengan baik maka individu
tersebut akan senang,sedangkan jika masalah tersebut jika bisa melewati
dengan baik bisa menyebabkan individu tersebut marah-marah, frustasi,
hingga depresi .
Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial
berubah dalam bereson terhadap menekankan. Karena banyak stressor tidak
bisa menghindari,promosi kesehatan sering berbicara pada adaptasi
individu,keluarga atau komunitas terhadap menekankan. Ada banyak bentuk
adaptasi. Adaptasi psikologis memungkinkan homeostasis fisiologis. Namun
demikian mungkin terjdi proses yang mirip dalam dimensi psikososial dan
dimensi lainnya. Suatu proses adaptif terjadi komplikasi rangsangan dari
lingkungan. Intern dan eksternal menyebabkan penyimpangan keseimbangan
atau ganisme. Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya untuk
mempertahankan fungsi yang optimal.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan,silahkan
sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat dimaafkan dan
memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah
dan khilaf, alfa dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA

 Drs. Vryunaryo,M.Kes (2004) Spikologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC

 Susilawati,yeni sinanturik,dkk (2005). Konsep dasar keperawatan kesehatan


jiwa. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai