TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Stres
Stres adalah suatu respon respon tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap
sanggup mengatasinya artinya tidak ada gangguan pada fungsi organ tubuh,maka di
mengalami gangguan pada satu atau lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan
dan evaluasi individu terhadap stimulus yang memiliki potensi yang membahayakan
bagi dirinya. Sehingga ada perbandingan antara tuntutan yang menekan individu dan
dalam mekanisme ini akan meningkatkan respon stres, bagi fisiologi maupun
perilakunya.(Jacinta, 2004;120).
Stres adalah kondisi kejiwaan ketika jiwa itu mendapat beban. Stres itu sendiri
bermacam-macam, bisa berat, bisa juga ringan, dan stres dapat berkemungkinan
gairah nyata dalam kehidupan yang setiap harinya menjenuhkan. Stres yang
berlebihan, apabila tidak ditanggualangi sejak dini, akan membahayakan kesehatan.
(Jacinta, 2004;28).
2. Tahapan-tahapan stress
Gangguan stress biasanya timbul secara lamban, tidak jelas kapan mulainya
dan seringkali kita tidak menyadari. Namun meskipun demikian praktik psiakitri, para
ahli mencoba membagi stress tersebut dalam enam tahapan. Setiap tahapan
mana berguna bagi seseorang dalam rangka mengenali gejala stress sebelum
(1976) yang disadur Hawari (2001),bahwa tahapan stress adalah sebagai berikut:
a. Stres tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stress yang paling ringan, dan biasanya disertai
disadari cadangan energy dihabiskan disertai rasa gugup yang berlebihan pula.
b. Stres tahap II
Dalam tahapan ini dampak stress yang semula menyenangkan seperti yang di
karena cadangan energy tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak cukup waktu
Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan
mengganggu yaitu :
1) Gangguan lambung dan usus semakin nyata, misalnya keluhan gastritis, diare.
d. Stres tahap IV
8) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa
penyebabnya
e. Stres tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stress tahap V yang
ditandai dengan :
sederhan
4.) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah
f. Stres tahap V
2) Susah bernafas
3. Penyebab Stres
Gangguan ini dapat berupa hubungan dengan kawan dekat yang mengalami
interpersonal ini dapat merupakan sumber stress bagi seseorang dan yang
c. Perkawinan
setiaan.
4. Gejala Stres
Gejala adalah suatu keadaan yang tidak biasa dan patut di perhatikan pada
berikut:
a. Gejala fisik
sesuatu
8) Pegal-pegal di punggung
9) Kesemutan,berkeringat dingin
b. Gejala psikologi
masalah
c. Gejaala prilaku/Tindakan
d. Gejala interpersonal
lain atau menyerang orang lain dengan kata- kata,mengambil sikap terlalu
5. Akibat Stres
Stres dapat berakibat baik atau buruk terhadap kita. Kita akan hidup dan
tingkatnya. Stres yang optimal berperan dan berdampak positif serta konstruktif bagi
kita. Stres yang baik disebut dengan eustres. Bagi kita stres menjadi eustres atau
distres dipengaruhi oleh penilaian dan daya tahan kita terhadap peristiwa dan keadaan
Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri pekerja maupun
perusahaan. Pada diri pekerja konsekuensi tersebut berupa menurunnya gairah kerja,
kecemasan yang tinggi, frustasi dsb. Konsekuensi ini tidak hanya berhubungan
dengan aktifitas kerja saja tapi dapat meluas ke aktifitas lain diluar pekerjaan, seperti
tidak dapat tidur dengan tenang, selera makan berkurang, kurang mampu
berkosentrasi.(Mariska, 2009;34).
Nasonal Safety Council dalam Hidayat (2004) yakni : pegawai pos, perawat, jurnalis,
pilot pesawat, manajer tingkat menengah, sekretaris, polisi, petugas medis, para
medis, guru, pemadam kebakaran, petuga customer service dan pelayan. Apapun
profesi seseorang dapat mengalami stres kerja. Namun, ada profesi tertentu yang
sangat rentan terhadap stres kerja yaitu pekerjaan dibidang perawatan kesehatan,
b. Jenis pekerjaan itu sendiri sudah lebih “stresfull” dari pada jenis pekerjaan lainnya.
dimana lima diantaranya berasal langsung dari pekerjaan, yang satunya lagi berasal
dari interaksi antar lingkungan sosial pekerjaannya. Stressor itu meliputi: Stressor
yang ada pada pekerjaan itu sendiri, Konflik peran (dalam pekerjaannya), masalah
dalam hubungan dengan orang lain (adalah stressor yang potensial), perkembangan
karir, Iklim dan struktur organisasi., adanya konflik antara aturan kerja dengan
7. Penilaian Stres
Bagaimana proses penilaian orang terhadap hal, peristiwa, orang atau keadaan
terjadi sehingga akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa hal, peristiwa, orang atau
keadaan itu sungguh menekan, menegangkan dan penuh stres. Dikalangan ahli, proses
itu disebut penilaian kognitif (cognitive appraisal). Lewat proses itu, orang yang
menghadapi hal, peristiwa, orang atau keadaan menilai: apakah semuanya itu
2009;145)
Penilaian peristiwa sebagai mendatangkan stres itu dapat berpangkal pada tiga
pemikiran yaitu :
Bersamaan dengan, atau sesudah, proses penilaian itu, kita juga menilai dan
mempertimbangkan sumber daya yang tersedia pada kita untuk mengatasi stres.
Dengan melihat apakah hal yang kita hadapi akan mendatangkan stres, kita lalu
mengukur apakah sumber daya kita cukup atau tidak untuk mengatasi kerugian,
ancaman dan tantangan yang ada pada hal mendayangkan stres itu. Seperti sudah kita
lihat, sumber daya itu dapat bersifat fisiologis, psikologis, atau sosial.
(Yosep,2007;211)
pikiran,dan kondisi fisik seseorang,apabila stress ini terlalu besar maka dapat
sesuatu yang membuat kita mengalami tekanan mental atau beban kehidupan,suatu
atas jenisnya yaitu stress yang di sebut eustres (yang berdampak positif).Stres yang
sehingga dapat mencapai hasil yang optimal,tapi penelitian ini adalah pada stress
sebagai distress yaitu stress yang mengakibatkan dampak merugikan bagi manusia
karakter yang di miliki dan sampai dimana batas kemampuan mereka untuk
perilaku.Pengaruh stress terhadap daya tahan tubuh di tentukan oleh jenis lamanya,dan
frekuensi stress yang di alami seseorang,jika stress yang di alami seseorang itu berjalan
sangat lama membuat letih healt promoting response dan akhirnya melemahkan daya
tahan itu sendiri.Dari beberapa defenisi di atas dapat dilihat bahwa stress kerja
memberikan pengaruh yang sangat besar pada kondisi psikologis maupun fungsi
fisiologisnya,tetapi stress pada taraf tertentu dapat menjadi motivasi yang mendorong
seseorang untuk maju dan berkembang.Semua orang tidak akan bereaksi sama terhadap
suatu stressor karena respon seseorang terhadap stressor sangat di penggaruhi oleh
lambang stress yang di milikinya dan beberapa faktor lainnya,lagi pula stress kerja
sangat mempengaruhi daya tahan tubuh karena di tentukan oleh jenis,lamanya dan
Sumber stres kerja dikenal dengan job stressor yang sangat beragam dan
reaksinya beragam pula pada setiap orang. Berikut ini beberapa sumber stres kerja
(Jacinta, 2004)
a. Kondisi Kerja
Kondisi kerja ini meliputi kondisi kerja quantitative work overload, qualitative
work overload, assembli line- hysteria , pengambilan keputusan, kondisi fisik yang
Work overload (beban kerja yang berlebihan) biasanya terbagi dua, yaitu
fisik pegawai melebihi kemampuan nya. Hal ini disebabkan karena pegawai
harus menyelesaikan pekerjaan yang sangat banyak dalam waktu yang singkat.
Beban kerja yang kurang dapat terjadi karena pekerjaan yang harus dilakukan
tidak menantang atau pegawai tidak lagi tertarik dan perhatian terhadap
pekerjaannya.
Pekerjaan seperti SAR, Polisi, penjinak bom sering berhadapan dengan stres.
Hal seperti ini tidak selalu berlaku sama bagi setiap orang yang ada yang mudah
b. Faktor Interpersonal
mencapai kepuasan kerja. Adanya dukungan sosial dari teman sekerja, pihak
demikian perlu kepedulian dari pihak manjemen pada pegawai agar selalu tercipta
c. Perkembangan Karier
kerjanya, yang ditujukan pada pencapaian prestasi dan pemenuhan kebutuhan untuk
misalnya : sistem promosi yang tidak jelas, pegawai akan merasa kehilangan
pegawai dalam proses pengambilan keputusan dan tidak adanya dukungan bagi
kreatifitas pegawai.
membangun dan mengumpulkan semangat dari dalam diri individu untuk memenuhi
dukungan dari pasangan, konflik dalam rumah tangga merupakan faktor yang dapat
wahyuni,2013;133)
a. Gejala fisiologikal
1) Bingung
b. Gejala fisik
3) Gangguan lambung
4) Gangguan pernapasan
5) Gangguan kardiovaskuler
c. Gejala perilaku
a. Kondisi kerja yang buruk seperti ruangan kerja yang sempit, tidak nyaman,panas,
b. Kelebihan beban secara kuantitatif artinya beban atau volume pekerjaan melebihi
tenggang.
c. Pekerjaan yang tidak lagi menantang, tidak lagi menarik bagi yang bersangkutan
Menurut Yates (2002), ada delapan cara untuk mengatasi stress yaitu:
c. Memelihara hubungan yang baik dengan orang lain terutama dengan orang yang di
d. Melakukan tindakan yang positif dan konstruktif sebagai solusi atas masalah kerja
e. Memelihara hubungan sosial dengan orang di luar lingkungan kerja seperti tetangga
g. Melibatkan diri dalam pekerjaan di luar kegiatan rutin seperti kegiatan sosial dan
keagamaan
Efek bekerja pada (shift) malam hari pada pekerjaan antara lain: (Fish, 2002).
a. Efek Fisiologis
1) Kualitas tidur : tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan dan
biasanya diperlukan waktu istrahat untuk menebus kurang tidur selama kerja
malam.
2) Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk dan lelah.
b. Efek Psikososial
Efek ini menunjukan masalah lebih besar dari efek fisiolgis, antara lain
masyarakat.
terhadap kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari.
Sementara pada saat itu bagi pekerja malam diperlukan untuk istrahat atau tidur,
sehingga tidak dapat nerpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibatnya tersisih
c. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis
cenderung terjadi pada usia 40-45 tahun. Kerja malam juga dapat menjadi masalah
Menurut penelitian Baker dkk (1987), stres yang dialami seseorang akan
merubah cara kerja sistem kekebalan tubuh. Para ini juga menyimpulkan bahwa stres
akan menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dengan cara
sering dan mudah terserang penyakit yang cenderung lama masa penyembuhannya
karena tubuh tidak banyak memproduksi sel-sel kekebalan tubuh, ataupun sel-sel
1. Pengertian perawat
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat, baik di dalam
maupun di luar negri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undang yang
Hutaheaan,2010;28).
a. Peran Perawat
lingkungan. Peran perawat di pengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun
Peran perawat sebagai care Giver adalah perawat sebagai pelaku atau
atau penghubung antara klien, membela hak ataupun kepentingan klien dan
membantu klien untuk memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang
(8, 2010;29).
3) Counsenllor (konselor)
pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya interaksi ini merupakan
4) Educator (pendidik ).
keperawatan dan tindakan medik yang di terima klien ,sehingga klien atau
(8,2010;32).
5) Collaborator (kolaborasi ).
6) Coordinator (kordinator).
perawatan kepada klien dapat memanfaatkan semua sumber –sumber dan potensi
yang ada, baik materi maupun kemampuan klien secara terkordinasi sehingga
b. Fungsi Perawat
seseorang sesuai dengan perananya fungsi dapat berubah dari suatu keadaanyang
lain. Fungsi perawat adalah suatu pekerjaan yang harus di laksanakan seorang
dokter. Dalam hal ini perawat tidak bisa melakukan tindakan atau memberikan
aktifitas keperawatan di lakukan atas kerja sama dengan pihak lain atau tim
kesehatan yang lain.Dalam hal ini perawat dengan tim kesehatan yang
yang di berikan kepada klien, saling melindungi kepentingan setiap bagian dan
bersama- sama mencapai tujuan yang telah di sepakati oleh tim kesehatan yang
berkolaborasi dalam memberikan tindakan ataupun perawatan kepada klien
( 8,2010;35).
a. Proses Keperawatan
dengan menggunakan proses ilmiah. Proses pikir ilmiah ini di sebut dengan
apapun. Dengan kata lain proses keperawatan yaitu suatu cara menyelesaikan
1980 sampai sekarang tahap dari proses keperawatan terbagi atas lima tahap.
1) Pengkajian
lainnya.
2) Diagnosa Keperawatan
tanda atau gejala (S) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE).
3) Perencanaan Keperawatan
diharapkan.
keperawatan.
5) Evaluasi
ilmu dasar, klinik dan komunitas sebgai lnadasan untuk melakukan asuhan
menentukan diagnosa.
d. Shift Kerja
Seseorang akan berbicara mengenai shift kerja bila dua atau lebih
pekerja bekerja secara berurutan pada lokasi pada pekerjaan yang sama. Bagi
seseorang pekerja, shift kerja berarti berada pada lokasi kerja yang sama, baik
teratur pada saat yang sama (shift kerja kontinyu) atau pada waktu yang
berlainan (shift kerja rotasi). Shift kerja berbeda dengan kerja hari biasa,
dimana pada hari kerja biasa, pekerjaan dilakukan secara teratur pada waktu
yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan shift kerja dapat dilakukan lebih
dari satu kali untuk memenuhi jadwal 24 jam/hari. Biasanya perusahaan yang
berjalan secara kontinyu yang menerapkan shift kerja ini. (Jacinta, 2004;
2000).
hal yang harus diperhatikan dan diingat, seperti yang dikemukakan oleh
sosial.
b. Pekerja yang cenderung punya penyakit di perut dan di usus, serta yang
punya emosi yang tidak stabil disarankan untuk tidak di tempatkan di shift
malam.
c. Yang tinggal jauh dari tempat kerja atau yang berada di lingkungan yang
d. Sistem shift tiga rotasi biasanya berganti pada pukul 6 -14-22, lebih baik
e. Rotasi pendek lebih baik dari pada rotasi panjang dan harus dihindarkan
f. Rotasi yang baik 2-2-2 (metropolitan pola) atau 2-2-3 (continental pola).
g. Kerja malam 3 hari berturut-turut harus segera diikuti istrahat paling
sedikit 24 jam.
h. Perencanaan shift meliputi akhir pekan dengan dua hari libur berurutan.
i. Tiap shift terdiri dari satu kali istrahat yang cukup untuk makan
1. Umur
demografik mempunyai efek tidak langsung pada prilaku kerja individu. Hal tersebut
kerja. Semakin tinggi umur karyawan, semakin kecil memungkinkan untuk berhenti
bekerja, karena makin terbatas alternative kesempatan kerja. Semakin tinggi umur
karyawan maka semakin rendah tingkat absensi yang dapat dihadiri, tetapi makin
Menurut Siagian, (2002), terdapat korelasi antara kinerja dan kepuasan kerja
dengan umur seorang karyawan, artinya kecenderungan yang seiring terlihat ialah
bahwa semakin lanjut umur karyawan, kinerja dan tingkat kepuasan kerjapun
a. Bagi karyawan yang sudah lanjut usia, semakin sulit memulai karir baru di tempat
lain.
b. Sikap yang dewasa dan matang mengenai tujuan hidup, harapan, keinginan dan
cta-cita.
c. Gaya hidup yang sudah mapan.
e. Adanya ikatan batin dan tali persahabatan antara yang bersangkutan dengan rekan-
rekannya dalam organisasi. Sebaliknya, para karyawan yang lebih mudah usianya,
kepuasan kerja cenderung lebih kecil, karena berbagai pengharapan yang lebih
yang relative lebih rendah dibandingkan dengan karyawan yang berusia lebih tua
(Wulandari, 2010;135).
2. Beban kerja
menyebabkan stres pada seorang individu. Terlalu banyak pekerjaan berkaitan dengan
kemampuan untuk menyelesaikan semua pekerjaan tersebut dengan hasil yang sebaik-
baiknya. Sedangkan terlalu sedikit berkaitan dengan tidak adanya pekerjaan yang
dapat dikerjakan. Sejauhmana hal ini dapat menyebabkan seorang individu menjadi
stres, tergantung bagaimana dia dapat mengatasi keadaan tersebut. (Mariska, 2009;
135)
kesulitan dalam mempertahankan standar yang tinggi, merasa tidak mampu memberi
tenaga, Tuntutan pekerjaan yang terlalu banyak dan harapan yang berlebih terhadapa
pekerja dapat mempengaruhi imunitas tubuh dan kesehatan pekerja tersebut secara
dekat)
e. Beban kerja yang padat dan rutin namun sedikit memberi nilai dan arti bagi
kehidupan.
3. Tanggung Jawab
Salah satu ciri perawat profesional adalah melaksanakan tanggung jawab dan
dipercayakannya
tugasnya
leluhur keperawatan
keperawatan
pengabdiannya
Menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan masyaraklat dalam mengambil
secara hati-hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur. (Kozier 2006;25)
klien merasa yakin bahwa perawat bertanggung jawab dan memiliki kemampuan,
Kepercayaan tubuh dalam diri klien, karena kecemasan akan muncul bila
klien merasa tidak yakin bahwa perawat yang merawatnya kurang terampil,
pendidikannya tidak memadai dan kurang berpengalaman. klien tidak yakin bahwa
kompetensi.
jawabnya :
Contoh : Mohon maaf bu demi kenyamanan ibu dan kesehatan ibu saya akan
Misalnya, mohon maaf pak saya memprioritaskan dulu klien yang gawat dan
bersalaman dsb.
4. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien ( subjects the
patiens desires ) bukan pada kepentingan atau keinginan perawat misalnya, coba
ibu jelaskan bagaimana perasaan ibu saat ini. Sedangkan apabila perawat
saya itu banyak, dari pagi sampai siang, mohon pengertiannya pak, jangan mau di
layani terus.
( derogatory), misalnya, pasien yang ini mungkin harapan sembuhnya lebih kecil
6. Menerima sikap kritis klien mencoba memahami klien dalam sudut pandang klien
( see the patient point of view ). Misalnya perawat tetap bersikap bijaksana saat
klien menyatakan bahwa obatnya tidak cocok atau diagnosanya mungkin salah.
E. Kerangka Konsep
Berdasarkan konsep pemikiran di atas, maka disusunlah pola pikir variabel yang
umur
STRES KERJA
Beban Kerja
: Variabel Dependen
1. Umur
pembentukan kerja seseorang. Yang di maksud dengan umur dalam penelitian ini
adalah suatu batasan yang menunjukan lamanya hidup responden yang di hitung sejak
lahir dan ulang tahun terakhir dari perawat shift malam sampai saat penelitian ini di
a. 20 – 40
b. 41 – 50
Kriteria Objektif :
2. Beban kerja
kerja berlebihan, misalnya merawat terlalu banyak pasien, mengalami kesulitan dalam
menggunakan kuesioner.
Kriteria Objektif :
Apakah sudah terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab dengan baik tanpa
adanya tumpang tindih tugas atau tidak, masing-masing perawat mengetahui apa
yang menjadi hak dan tanggung jawabnya dan dapat melaksanakannya dengan baik
kuesioner.
Kriteria Objektif :