TINJAUKAN PUSTAKA
2.1 Konsep Stress
Stress merupakan reaksi yang normal, gangguan pada tubuh dan pikiran yang
disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan yang dipengaruhi oleh lingkungan
maupun penampilan individu di dalam lingkungan. (Titik Lestari, 2014). Stress adalah suatu
reaksi fisik dan psikis terhadap setiap tuntutan yang menyebabkan keteganggan dan
mengganggu stabilitas kehidupan sehari - hari (Priyoto, 2014). Stress merupakan respon
tubuh terhadap lingkungan di sekitarnya, sehingga dapat menjadi sistem pertahanan diri yang
dapat memproteksi diri kita (Nasir & Munith 2011). Stres adalah suatu kondisi atau keadaan
tubuh yang terganggu karena tekanan psikologis dan biasanya stres dikaitkan dengan
penyakit psikologis. Akan tetapi, lebih karena masalah kejiwaan seseorang selanjutnya
berakibat pada penyakit fisik yang bisa muncul akibat lemah dan rendahnya daya tahan tubuh
Stres bersumber dari frustasi dan konflik yang dialami individu dapat berasal dari
berbagai bidang kehidupan manusia. Dalam hal hambatan, ada beberapa macam hambatan
b. Hambatan sosial : kondisi perekonomian yang tidak bagus, persaingan hidup yang keras,
perubahan tidak pasti dalam berbagai aspek kehidupan. Hal-hal tersebut mempersempit
kesempatan individu untuk meraih kehidupan yang layak sehingga menyebabkan timbulnya
atau penampilan fisik yang kurang menarik bisa menjadi pemicu frustasi dan stres pada
individu. Konflik antara dua atau lebih kebutuhan atau keinginan yang ingin dicapai, yang
ingin dicapai, yang terjadi secara berbenturan juga bisa menjadi penyebab timbulnya stres.
Konflik bisa menjadi pemicu timbulnya stres. Faktor pemicu stres itu dapat diklasifikasikan
a. Stressor fisik-biologik, seperti : penyakit yang sulit disembuhkan, cacat fisik atau kurang
berfungsinya salah satu anggota tubuh, wajah yang tidak cantik atau ganteng.
c. Stressor Sosial, seperti iklim kehidupan keluarga : hubungan antar anggota keluarga yang
tidak harmonis (broken home), perceraian, suami atau istri selingkuh, suami atau istri
tingkat ekonomi keluarga yang rendah, lalu ada faktor pekerjaan : kesulitan mencari
pekerjaan, pengangguran, Ada dua macam stres yang dihadapi oleh individu yaitu :
a. Stres yang ego-envolved : stres yang tidak sampai mengancam kebutuhan dasar.
b. Stres yang ego-involved : stres yang mengancam kebutuhan dasar serta integritas
kepribadian seseorang. Stres semacam ego involved membutuhkan penanganan yang benar
dan tepat dengan melakukan reaksi penyesuaian agar tidak hancur karenanya. Kemampuan
individu dalam bertahan terhadap stres sehingga tidak membuat kepribadiannya “berantakan”
Menurut Greenwood III dan Greenwood Jr (dalam Yusuf, 2004) faktor faktor yang
mengganggu kestabilan (stres) organisme berasal dari dalam maupun luar. Faktor yang
b. Faktor Psikologis, stressor psikologis meliputi faktor persepsi, perasaan dan emosi, situasi,
c. Faktor Lingkungan (luar individu), stressor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, biotik
dan sosial. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi stres seseorang dilihat dari tiga sudut pandang yaitu sudut pandang
psikodinamik, sudut pandang biologis dan sudut pandang kognitif dan perilaku, kemudian
ada faktor tambahan berupa hambatan-hambatan yang dialami individu seperti hambatan
Setiap individu memiliki persepsi dan resepon yang berbeda – beda terhadapa stress.
Stres sudah menjadi bagian dari hidup seseorang. Mungkin tidak ada manusia biasa yang
belum pernah merasakan stres. Stres kini menjadi manusiawi selama tidak berlarut - larut dan
1) Stres ringan
Pada tingkat stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari
seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya lupa, ketiduran,
dikritik, dan kemacetan. Stres ringan sering terjadi pada kehidupan sehari - hari dan kondisi
dapat membantu individu menjadi waspada. Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit
2) Stres sedang
Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari. Respon dari
tingkat stres ini didapat gangguan pada lambung dan usus misalnya maag, buang air besar
tidak teratur, ketegangan pada otot, gangguan pola tidur, perubahan siklus menstruasi, daya
konsentrasi dan daya ingat menurun. Contoh dari stresor yang menimbulkan stres sedang
adalah 15 kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang berlebihan, mengharapkan
pekerjaan baru, dan anggota keluarga yang pergi dalam waktu yang lama.
3) Stres berat
Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa tahun.
Respon dari tingkat stres ini didapat gangguan pencernaan berat, debar jantung semakin
meningkat, sesak napas, tremor, persaan cemas dan takut meningkat, mudah bingung dan
panik. Contoh dari stresor yang dapat menimbulkan stres berat adalah hubungan suami istri
yang tidak harmonis, kesulitan finansial, dan penyakit fisik yang lama.
Tahapan stres dikemukakan oleh (Robert J. Van Amberg, dalam Yosep 2016) sebagai
berikut :
1) Sres Tingkat I
Tahapan ini merupakan tingkat stres paling ringan dan disertai dengan perasaan-perasaan
sebagai berikut :
a) Semangat besar.
dari biasanya.
Tahapan ini biasanya menyenangkan dan semangat menjadi bertambah tetapi tanpa disadari
2) Stres Tingkat II
Pada tahapan ini dampak stres yang menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan-
Pada tahapan ini keluhan keletihan semakin Nampak. Pada tahapan ini penderita sudah
harus berkonsultasi pada dokter, kecuali kalau beban stres dikurangi dan tubuh mendapat
4) Stres Tingkat IV
Pada tahapan ini sudah menunjukkan gejala yang lebih buruk yang ditandai dengan ciri-
ciri :
a) Tenaga yang digunakan untuk bisa bertahan sepanjang hari terasa sangat sulit.
d) Tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan dan sering terbangun dini hari.
5) Stres Tingkat V
Tahapan ini merupakan keadaan yang lebih mendalam dibandingkan dengan tingkat stres
6) Stres Tingkat VI
Tahapan ini merupakan tahapan puncak yang merupakan keadaan gawat darurat, ditandai
dengan :
a) Denyut jantung terasa amat keras, hal ini disebabkan zat adrenalin yang
1.Pengertian rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang 70 hingga 120 mm (bervariasi)
dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah (Fajar,
2011).
2. Pengertian merokok
menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Merokok menjadi kebiasaan yang sangat
3. Pengertian perokok
Menurut Wiarto dalam Sitepu (2019) perokok berasal dari berbagai kelas, sosial,
status, serta kelompok yang berbeda, hal ini disebabkan karena rokok dapat diperoleh dengan
mudah. Perokok dibagi menjadi dua yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif
adalah orang yang merokok secara langsung menghisap rokok, sedangkan perokok pasif
adalah orang yang tidak secara langsung menghisap rokok tetapi menghisap asap rokok yang
dikeluarkan dari mulut orang yang sedang merokok. Menurut WHO dalam Ramawan,
Rasyad, dan Nurimaba (2015) ada tiga tipe perokok menurut banyaknya jumlah batang rokok
yang dihisap yakni perokok berat : menghisap rokok lebih dari 20 batang sehari, perokok
sedang : menghisap rokok 11-20 batang sehari, dan perokok ringan : menghisap 1-10 batang
rokok sehari.
4. Kandungan rokok
Menurut Rocha, Anwar, dan Rahmadani (2019) setiap rokok mengandung lebih dari
4.000 jenis bahan kimia, dan 400 dari bahan-bahan tersebut dapat bersifat racun dalam tubuh
manusia, sedangkan 40 dari bahan tersebut bisa menyebabkan kanker. Beberapa zat
a. Nikotin
perokok. Nikotin termasuk salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan
sirkulasi darah, serta nikotin membuat pemakainya kecanduan. Nikotin menstimulasi otak
untuk terus menambah jumlah nikotin yang dibutuhkan. Setiap batang rokok rata-rata
b. Karbon monoksida
Salah satu zat berbahaya yang terkandung dalam rokok yaitu karbon monoksida. Gas
berbahaya pada asap rokok ini seperti yang ditemukan pada asap pembuangan mobil. Karbon
monoksida menggantikan sekitar 15% jumlah oksigen yang biasanya dibawa oleh sel darah
berkurang. Karbon monoksida juga dapat merusak lapisan pembuluh darah dan menaikkan
kadar lemak pada dinding pembuluh darah. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya
c. Tar
Tar merupakan zat lain yang juga terdapat dalam rokok dan digunakan untuk melapisi
jalan atau aspal. Tar mengandung bahan kimia yang beracun yang 21 dapat merusak sel paru-
paru dan menyebabkan kanker. Tar bukan zat tunggal, namun terdiri atas ratusan bahan kimia
d. Arsenic
Sejenis unsur kimia yang digunakan untuk membunuh serangga terdiri dari unsur -
unsur berikut:
1) Nitrogen okside, yaitu unsur kimia yang dapat mengganggu saluran pernafasan,
2) Amonium karbonat, yakni zat yang bisa membentuk plak kuning pada permukaan
e. Amonia
Amonia merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen.
Zat ini sangat tajam baunya. Amonia sangat mudah memasuki sel-sel tubuh. Saking kerasnya
racun yang terdapat dalam zat ini, sehingga jika disuntikkan sedikit saja ke dalam tubuh bisa
f. Formic acid
Zat ini sangat tajam, memiliki bau yang menusuk dan dapat menyebabkan lepuh.
Bertambahnya zat tersebut dalam peredaran darah dapat menyebabkan pernapasan menjadi
cepat.
g. Hydrogen cyanide
Zat ini merupakan zat yang mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi
pernapasan. Zat ini merupakan salah satu zat yang mengandung sangat berbahaya. Sedikit
h. Metanol
Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan terbakar. Meminum
Rongga mulut merupakan jalan masuk utama untuk makanan, minuman, dan bahan-
bahan lain, misalnya rokok. Kandungan rokok berupa tar, nikotin, karbon monoksida,
ammonia, dan derivat-derivat lainnya dapat mengiritasi rongga mulut saat dikonsumsi karena
adanya pembakaran. Kebiasaan merokok merupakan salah satu pencetus timbulnya gangguan
serta penyakit rongga mulut, antara lain dapat mengakibatkan gigi berubah warna, penebalan
mukosa, gingivitis bahkan penyakit kanker mulut (Novitasari, Wowor, dan Kaunang, 2014).
Selain itu merokok juga dapat menimbulkan pewarnaan noda pada gigi dan lidah dengan
merokok bisa menyebabkan timbulnya noda atau biasa disebut stain, noda ini biasanya
Menurut Alamsyah dalam Sumerti (2016) merokok pada tahap awal tidak dirasakan
efeknya, namun lama - kelamaan akan muncul berbagai penyakit dalam tubuh perokok,
khususnya efek dari kebiasaan merokok yang dapat di timbulkan terhadap gigi dan rongga
mulut yaitu:
a. Plak
Menurut Alamsyah dalam Sumerti (2016) tar yang mengendap di permukaan gigi
menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar sehingga terbentuknya plak gigi menjadi lebih
cepat.
b. Karang gigi
Menurut Alamsyah dalam Sumerti (2016) plak yang menumpuk pada gigi perokok,
jika tidak dilakukan pengendalian plak, maka timbunan bakteri di dalam plak mengalami
pertambahan massa, kemudian berlanjut dengan pengerasan yang disebut dengan karang gigi.
c. Gingivitis
Menurut Sumerti (2016) jumlah karang gigi pada perokok cenderung lebih banyak
dari pada bukan perokok. Karang gigi yang tidak dibersihkan dapat menimbulkan berbagai
d. Karies gigi
Menurut Alamsyah dalam Sumerti (2016) asap panas yang dihasilkan dari hisapan
rokok dapat mempengaruhi aliran pembuluh darah pada gusi. Perubahan aliran darah ini
mengakibatkan penurunan air ludah yang berada di dalam rongga mulut, ketika air ludah
mengalami penurunan otomatis mulut cenderung kering. Keadaan mulut yang kering
mengakibatkan bakteri dalam mulut berkembang biak dengan cepat dan menghasilkan asam
yang akan melarutkan email gigi, sehingga mulai terbentuk karies gigi.
e. Halitosis
Menurut Anwar dalam Sumerti (2016) merokok dapat menimbulkan bau mulut
(halitosis). Halitosis ini disebabkan oleh tar dan nikotin yang berasal dari rokok yang
berakumulasi di gigi dan jaringan lunak mulut yang meliputi lidah, gusi, dan sebagainya.