Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL KESEHATAN

GAMBARAN TINGKAT STRES KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA


KELUARGA YANG MENDERITA PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT

DI SUSUN OLEH:

NAMA : SARI YANA MIATI

NIM : 201802029

PRODI S1 KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS ST.FATIMAH MAMUJU

T.A 2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring laju perkembangan peradaban dunia, banyak terjadi perubahan pola


hidup dalam masyarakat. Masyarakat cenderung tidak disiplin dalam menerapkan
pola makan gizi seimbang, gaya hidup yang tidak sehat sehingga akan memherikan
dampak pada pergeseran pola penyakit, yaitu dari pola penyakit infeksius bergeser
ke pola penyakit degeneratif.

Resiko stroke meningkat seiring dengan beratnya dan banyaknya faktor


resiko. Data epidemiologi menyebutkan resiko untuk timbulnya serangan ulang
stroke adalah 30 % dan populasi yang pernah menderita stroke memiliki
kemungkinan serangan ulang adalah 9 kali dibandingkan populasi normal ( Misbach,
2004 ).

Stroke merupakan sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi


cepat, berupa defisit neurologis vokal dan latau global, yang berlangsung 24 jam
atau lebih atau langsung menimbulkan kematian. Penyebab stroke sangat kompleks
dengan berbagai faktor resiko seperti hipertensi, diabetes mellitus,
hiperkolesterolemia, gaya hidup dan ada penyebab yang tidak dapat dimodifikasi
seperti umur, jenis kelamin, genetik (Mansjoer, 2000).

Umumnya stroke berlanjut dengan depresi, artinya penderita sadar


kondisinya sudah lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari, hal ini disebabkan oleh
masalah-masalah yang timbul pada penderita stroke seperti kelumpuhan pada salah
satu sisi tubuh, menurun atau hilangnya perasaan (tidak bisa membedakan panas
dan dingin), gangguan lapangan pandang, gangguan persepsi (sulit membedakan
bentuk, ukuran, warna), rnasalah emosional (tertawa atau menangis tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya), masalah komunikasi (kesulitan dalam
mengungkapkan pendapat atau tidak bisa bicara sama sekali). Masalah-masalah
yang timbul pada penderita stroke menyebabkan stres berat pada keluarga,
persoalan kecil menjadi masalah besar, terkadang menimbulkan kemarahan yang
akhirnya menyebabkan perpisahan antara anggota keluarga, saudara laki-laki dan
perempuan bertengkar masalah tanggung jawab, sementara yang lainnya merasa
depresi dan ingin bunuh diri. Merupakan hal yang umum dan normal bila merasakan
kemarahan terhadap orang sakit. Meskipun, dalam hati sanubari, anda tahu itu tidak
logis. Kelelahan sendiri dapat menyebabkan situasi situasi yang bisa meledak, yang
dapat berakibatkan keretakan-keretakan perkawinan atau hubunga keluarga
(Henderson, 2004).

Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor 3 yang mematikan setelah


jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan
pembunuh no.l di RS Pemerintah diseluruh penjuru Indonesia. Diperkirakan ada
500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa
pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai
sedang dan repertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang
mengharuskan penderita terus menerus di kasur.

Penderita stroke memerlukan banyak dukungan untuk mempercepat


kesembuhan. Tidak dapat dipungkiri, merawat penderita stroke merupakan beban
psikososial yang tidak ringan. Perasaan cemas, tertekan, bingung, sedih, dan
jengkel akan menyelimuti anggota keluarga karena banyak faktor yang
mempengaruhinya teori tersebut.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum :

 Untuk mengetahui gambaran tingkat stres keluarga dalam merawat anggota


keluarga yang menderita stroke di rumah sakit.

Tujuan Khusus :

 Untuk mengidentifikasi gambaran tingkat stres keluarga dalam merawat


anggota keluarga yang menderita stroke di rumah sakit.
3. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana tingkat stres keluarga dalam merawat anggota keluarga yang


menderita stroke di rumah sakit ?

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penelitian Selanjutnya

Sebagai informasi tambahan bagi peneliti dalam memberikan pengetahuan


dalam meningkatkan kualitas hidup penderita stroke sehingga dapat meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan terutama dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap penderita dan keluarga.

2. Bagi pelayanan kesehatan

Dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan strategi bagi perawat


dalam memberikan asuhan keperawatan dirumah sakit yang lebih komprehesif pada
keluarga dan penderita stroke.

3. Bagi Institusi

Sebagi bahan masukan dalam memberikan materi perkuliahan yang dapat


bermanfaat untuk pengetahuan dan pengembangan ilmu keperawatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Stres


1. Pengertian Stres

Stres dapat didefenisikan sebagai respon adaptif, dipengaruhi oleh


karakteristik individual dan / atau proses psikologis, yaitu akibat dari tindakan,
situasi, atau kejadian eksternal yang menyebabkan tuntutan fisik dan / atau
psikologis terhadap seseorang . (Ivancevich dan Matteson, 1980 dalam Kreitner dan
Kinicki, 2004 ).

Stres adalah respons flsiologis terhadap naiknya emosi dan menekankan


fungsi adaptif dari reaksi" fight-or-flight "( menghadapi atau lari dari stress ).
Sementara Hans Selye, 1976, menyatakan bahwa stres merupakan situasi dimana
suatu tuntutan yang sifatnya tidak spesifik dan mengharuskan seseorang
memberikan respons atau mengambil tindakan ( Hidayat, 2007 ).

Menurut Dadang Hawari, 2001 stres adalah reaksi atau respon tubuh
terhadap stres psikososial ( tekanan mental atau beban kehidupan ).

Menurut Maramis, 1999 stress adalah segala masalah atau tuntutan


penyesuian diri dan karena itu, sesuatu yang menggangu keseimbangan kita.
Menurut Soeharto Heerdjan 1987, stres adalah suatu kekuatan yang mendesak atau
mencekam, yang menimbulkan tekanan, perubahan ketegangan emosi, dan lain-
lain.

Menurut Vincent Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brecht, 2000


bahwa yang dimaksudkan " stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang
disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh
lingkungan maupun penampilan individu didalam lingkungan tersebut"

2. Jenis Stres

Ditinjau dari penyebabnya, stres dapat dibedakan kedalam beberapa jenis:


 Stres fisik, merupakan stres yang disebabkan oleh keadaan fisik seperti suhu
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, suara bising, sinar matahari yang
terlalu menyengat, dan lain-lain.

 Stres kimiawi, merupakan stres yang disebabkan oleh pengaruh senyawa ia


yang terdapat pada obat-obatan, zat beracun asam, basa, faktor hormon atau
gas, dan lain-lain.

 Stres mikrobiologis, merupakan stres yang disebabkan oleh kuman, seperti:


virus, bakteri, atau parasit.

 Stres fisiologis, merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ
tubuh, antara lain: gangguan strukur tubuh, fungsi jaringan, organ, dan lain-
lain.

 Stres proses tumbuh kembang merupakan stres yang disebabkan oleh proses
tumbuh kembang seperti: pada masa pubertas, pernikahan, pertambahan
usia. Stres psikologis atau emosional, merupakan stres yang disebabkan oleh
gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk
menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan interpersonal, sosial budaya,
atau keagamaan (Hidayat, 2007 ).

3.Penyebab Stres

Menurut Brench Grand, 2004 stres ditinjau dari penyebabnya hanya


dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

 Penyebab makro, yaitu: menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti


kematian, perceraian, pensiun, luka batin, dan kebangkrutan.

 Penyebab mikro, yaitu: menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti:


pertengkaran rumah tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan
dimakan, dan antri.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Stres


a. Faktor biologis-Herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik, neurofsiologik, dan
neurohormonal.
b. Faktor psikoedukatiflsosio cultural-perkembangan kepribadian, pengalaman,
dan kondisi lain yang mempengaruhi.

5. Sumber Stres

Stres yang diatami manusia berasal dari berbagai sumber. Menurut Hidayat
(2007) ada tiga sumber stres:

a. Dalam Diri

Pada umumnya disebabkan oleh konflik yang terjadi antara keinginan dan
kenyataan berbeda, dalam hal ini adalah berbagai permasalahan yang terjadi yang
tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu diatasi, maka dapat menimbulkan
stres.

b. Dalam Keluarga

Stres bersumber dari masalah keluarga yang ditandai dengan adanya


perselisihan masalah keluarga (anggota keluarga sakit, putus sekolah), masalah
keuangan serta adanya tujuan yang berbeda diantara keluarga. Permasalahan ini
akan selalu menimbulkan suatu keadaan yang dinamakan stres.

c. Dalam Masyarakat dan Lingkungan

Sumber stres dapat terjadi di lingkungan atau masyarakat pada umumnya


seperti lingkungan pekerjaan, secara umum disebut sebagai stres pekerja karena
Lingkungan fisik, kurangnya hubungan interpersonal serta kurang adanya
pengakuan di masyarakat sehingga sulit untuk berkembang kearah yang lebih
baik( Hidayat, 2447 ).

6. Cara Mengendalikan Stres

Mengendalikan stres menurut Grant Brench, 2440 adalah sebagai berikut;


a. Sikap, keyakinan, dan pikiran kita harus positif, fleksibel, rasional, dan adaptif
terhadap orang lain.
b. Kendalikan faktor-faktor penyebab stres dengan jalan:

 Kemampuan menyadari (awareness skills).

 Kemampuan untuk menerima (acepetance skills).

 Kemampuan untuk menghadapi { coping skill ).

 Kemampuan untuk bertindak ( action skill ).

c. Perhatikan diri Anda, Proses interpersonaldan interaktif, serta lingkungan


d. Lembangkan sikap efisien.
e. Relaksasi.
f. Visualisasi ( angan-angan terarah ).
g. Circuit breaker dan koridor stres (Sunaryo, 2007 ).

7. Cara Menilai Stres

Terdapat beberapa cara untuk menilai stres, antara lain Skaia Homes dan
Rahe, 1967, beserta Skala Miller dan Smith, 1985.

 Skala Holmes dan Rahe

Skala ini menghitung jumlah stres yang dialami seseorang dengan cara
menambahkan nilai relatif stres, yang disebut Unit Perubahan Hidup ( life Change
Units - LCU ), untuk berbagai peristiwa yang dialami seseorang.

Tingkat Stres

Tidak signifikan : <>

Rendah : 150 - 200

Sedang : 200 - 299

Tinggi : > 300


 Skala Miller dan Smith

Beberapa aspek tertentu dari kebiasaan, gaya hidup, dan lingkungan


seseorang dapat menjadikannya lebih kebal atau lebih rentan terhadap dampak
negatif stres.

Skor Ketahanan Stres

0-10 : Memiliki ketahanan luar biasa terhadap stres

11-30 : Tidak terlalu rentan terhadap stres

31-50 : Cukup rentan terhadap stres

51-74 : Rentan terhadap stres

75-80 : Sangat rentan terhadap stres

( Hidayat, 2007 ).

8. Tahapan Stres

Menurut Van Amberg, sebagaimana dikemukakan oleh Hawari (2001) dal Hidayat,
2004 mengenai tahapan stres :

1. Stres yang disertai perasaan nafsu bekerja yang besar dan berlebihan, mampu
tanpa memperhitungkan tenaga yang dimiliki menyelesaikan pekerjaan
penglihatan menjadi tajam.

2. Stres yang disertai keluhan seperti bangun pagi tidak segar atau letih, lekas capek
pada saat menjelang sore, lekas lelah sesudah makan, tidak dapat rileks,
lambung atau perut tidak nyaman, jantung berdebar, hal tersebut karena
cadangan tenaga tidak memadai.

3. Tahapan stres dengan keluhan, seperti defekasi tidak teratur (kadang-kadang


diare), otot semakin tegang, emosional, insomnia, mudah terjaga dan sulit tidur
kembali, bangun terlalu pagi dan sulit tidur kembali, koordinasi tubuh terganggu,
dan mau jatuh pingsan.

4. Stres dengan keluhan tidak mampu bekerja sepanjang hari, aktivitas pekerjaan
terasa sulit dan menjenuhkan, respon tidak adekuat, kegiatan rutin terganggu,
gangguan pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat
menunm, serta timbul ketakutan dan kecemasan.

5. Stres yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental, ketidakmampuan


menyelesaikan pekerjaan yang ringan, gangguan pencernaan berat,
meningkatnya rasa takut dan cemas, bingung dan panik.

6. Stres dengan tanda-tanda seperti jantung berdebar keras, sesak nafas, badan
gemetar, dingin dan banyak keluar keringat, serta pingsan atau collaps.

9. Reaksi Tubuh Terhadap Stres

Reaksi terhadap stres berbeda-beda tergantung tingkat kedewasaan


kepribadiaan, pendidikan dan pengalaman hidup seseorang. Reaksi psikologis yang
mungkin timbul dalam menghadapi stres seperti menghadapi langsung dengan
segala resikonya, menarik diri dan tidak mau tahu tentang persoalan yang
dihadapinya, menggunakan mekanisme pertahanan diri (Hadi, 2004).

10. Tingkatan Stres

Potter (2005), membagi stres menjadi tiga lingkaran besar :

1. Stres Ringan, stressor yang dihadapi setiap orang teratur seperti terlalu
banyak tidur, kemacetan lalu lintas situasi seperti ini biasanya berlangsung
bebcrap menit atau jam dan belum berpengaruh kepada fisik dan mental
hanya saja mulai sedikit tegang.
2. Stres Sedang, berlansung lebih lama, dari beberaa sampai beberapa hari,
misalnya perselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan kerja, anak yang
sakit atau ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga.
3. Stres Berat, situasi kronis yang dapat berlangsung beberapa minggu sampai
beberapa tahun, seperti perselisihan perkawinan terus-menerus, kesulitan
finansial yang berkepanjangan, penyakit fisik yang berkepanjangan, pada
keadaan stres berat ini individu sudah mulai ada gangguan fisik dan mental.

11. Gejala Stres

Beberapa gejala untuk mengetahui seseorang mengalami stres:

a) Gejala fisik

Ditandai dengan muncul rasa sakit kepala, sakit lambung, hypertensi (darah
tinggi), sakit jantung atau jantung yang sering berdebar-debar tanpa sebab yang
jelas, insomnia, mudah lelah, berkeringat, hilangnya selera makan, sring buang
air kecil. hl

b) Gejala psikis.

Ditandai dengan gelisah atau muncul kecemasan, sulit berkonsentrasi, sikap


apatis, pesimis, hilangnya rasa humor, sering melamun, kehilangan gairah
terhadap belajar atau pekerjaan, cenderung bersikap agresif baik secara verbal
maupun non-verbal (physic aggression).

B. Tinjauan Umum Tentang Keluarga


1. Pengertian Keluarga Menurut Friedman

Menurut Friedman (1998) bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau
lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan aturan dan emosional dan individu
mempunyai peran masing - masing yang merupakan bagian dari keluarga. Pakar
konseling keluarga dari yogyakarta, syekti ( 1994 ) menulis bahwa keluarga adalah
suatu ikatan / persetujuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang
berlainan jenis yang hidup bersama atau seseorang perempuan yang sudah
sendirian dengan atau tanpa anak sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah
rumah tangga.

Menurut UU No. 10 Tahun1992 bahwa keluarga adalah unit kecil dari


masyarakat yang terdiri dari suami - isteri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah
dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
2.Struktur Ketuarga

Struktur peran yang menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga


secara formal maupun informal baik di keluarga atau masyarakat - Nilai atau norma
keluarga menjelaskan nilai atau norma yang dipeiajari dan dianut oleh keluarga yang
berhublmgan dengan kesehatan.

- Pola komunikasi keluarga menjelaskan bagimana cara keluarga berkomunikasi,


siapa pengambil keputusan utama, dan bagaimana peran anggota keluarga dalam
menciptakan komunikasi.

- Struktur kekuatan keluarga menjelaskan kemampuan keluarga untuk


mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga untuk memgubah perilaku
yang berhubungan dengan kesehatan.

3. Fungsi Keluarga

1. Fungsi ekonomi menjelaskan bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan


kebutuhan sandang, pangan, dan papan serta pemanfaatan lingkungan
rumah untuk meningkatkan penghasiian keluarga.
2. Fungsi mentlapatkan status sosial menjelaskan tentang upaya keluarga untuk
memperoleh status sosial dimasyarakat tempat tinggal keluarga.
3. Fungsi Pendidikan menjelaskan upaya yang dilakukan oleh keluarga dalam
pendidikan selain upaya yang diperoleh dari sekolah atau masya.rakat
sekitar.
4. Fungsi sosialisasi menjelaskan tentang hubungan anggota keiuarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar tentang disiplin, niiai, normal, budaya, dan
prilaku yang berlaku dikeluarga dan masyarakat,
5. Fungsi pemenuhan
 kesehatan Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah
kesehatan.
 Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat.
 Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit
 Mengetahui kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi
lingkungan rumah yang sehat. { Supra.titno, 2004 }

4. Pengertian Stres Keluarga

Gangguan pada tubuh dan sikap yang disebabkan oleh adanya suatu sistem
sosial yang saling berinteaksi satu sama lain yang menyebabka.n perubahan
tuntutan kerja maupun penampilan individu dalam lingkungan (Leininger dalam
Mulyadsi, 2003).

C. Tinjauan Umum Tentang Stroke

1. Pengertian Stroke

Stroke atau cedera serebrovaskular adalah kehilangan fungsi otak yang


diakibatkan berhentinya suplai darah ke bagian otak (Brunner dan Suddrath, 2001).
Menurut Tjahjono,dkk, 2000 Stroke adatah sindrom klinis yang awal timbulnya
mendadak, progresi cepat, berupa defisit neurologis vokal dan atau global yang
berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menunbulkan kematian dan semata-
mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.

2. Jenis Stroke

Stroke dibedakan berdasarkan penyebabnya, menurut Shimberg (1998), jenis


stroke dibagi atas tiga bagian besar:

a. Thrombosis

Pembuluh darah dari jantung menuju ke otak mengalami penyempitan yang


disebabkan terjadinya artherosclerosis (disebut sebagai pengerasan pembuluh
pembuluh darah arteri/nadi yang membawa darah dari jantung ke alat tubuh), akibat
tingginya kadar kolesterol dan tinggginya tekanan darah.
b. Embolus

Jenis stroke seperti ini akan terjadi pada saat suatu gumpalan dari jantung atau
lapisan lemak yang berasal dari dinding pembuluh arteri rantok dan menyumbat
pembuluh-pembuluh darah yang lebih kecil yang merupakan cabang dari pembuluh-
pembuluh arteri utama yang menuju ke otak.

c. Hemorrhage

Pembuluh arteri menuju ke otak mengalami pelemahan. Tekanan darah yang


tinggi telah menirnbulkan pukulan-pukulan yang besar terhadap pembuluh arteri
sehingga melemah dan rapuh dan akhimya pecah seperti balon yang ditiup terlalu
besar. Hemorrhage disebut juga pendarahan otak atau cerebral hemorrhage, stroke
jenis ini paling berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan yang Was yang
disebabkan tumpahan-tumpahan darah sehingga mengenai seluruh jaringan atak.

3. Penyebab Stroke

Shimberg (1998 ), membagi penyebab stroke atas empat bagian :

1. Trombosis (bekuan) darah di dalam pembuluh darah atak leher atau


arterosklerosis serebral merupakan penyebab utama yang merupakan
penyebab paling umum dari stroke. Tanda-tanda trombosit serebral
bervariasi, beberapa pasien dapat mengalami pusing, perubahan kognitif,
kejang dan beberapa mengalami awitan yang tidak dapat dibedakan dari
hemorage serebral atau embolisme serebral. Trombosis terebral tidak terjadi
dengan tiba-tiba, kehilangan bicara sementara, hemiplegia atau paraspesia
pada setengah tubuh.
2. Embolisme serebral, abnormalitas patologik pada jantung kiri seperti
endokarditis infektif, penyakit jantungrheumatik, infarkmiokard serta infeksi
primonal adalah tempat-tempat diasal emboli. Embolus biasanya menyumbat
dari arteri serebral tengah atau cabang-cabangnya yang merusak sirkulasi
serebral.
3. Iskemia serebral (Insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena konstriksi
ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak.
4. Hemoragi serebral, hemoragi dapat terjadi di luar dura mater ( hemoragi
ekstradural atau epidural ), atau di dalam substansi otak.

4. Faktor Resiko Stroke

Faktor resiko stroke dibagi atas faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak
dapat diubah:

a. Faktor yang dapat diubah

Hipertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan alkohol dan obat,


kontrasepsi oral, hematokrit meningkat, bruit karotis asimtomatis, hiperurisemia, dan
dislipidemia.

b. Faktor yang tidak dapat diubah

Usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, riwayat TIA (Transient Ischemic
Attack) atau stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium, dan heterozigot atau
homozigot untuk homosistinuria (Mansjoer, 2000).

5. Manifestasi Klinis

Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi


(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat
dan jumlah aliran darah kolateral, fungsi otak yang rusak tidak dapat membaik
sepenuhnya. Manifestasi klinis stroke digolongkan atas lima bagian:

1. Kehilangan motorik.

Stroke adalah penyakit motorneuron atas dan mengakibatkan kehilangan


control volunter terhadap gerakan motorik. Karena neuron motor atas melintas,
gangguan control motor volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukkan
kerusakan pada motorneuron atas pada sisi yang berlawanan dari otak. Disfungsi
motor paling umum adalah hemiplegia (paralysis pada. salah satu sisi) karena lesi
pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh.
Di awal tahapan stroke gambaran klinis yang muncul adalah paralysis dan hilang
atau menurun refleks tendon dalam. Apabila refleks tendon dalam ini kembali
(biasanya dalam 48 jam), peningkatan tanus disertai dengan spastisitis (peningkatan
tonus otot abnormal) pada ekstremitas yang terkena.

2. Kehilangan komunikasi.

Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi.
Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi
dapat dimanifestasikan oleh disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan
bicara yang atau reseptif. Apraksia (ketidakmampua.n melakukan tindakan yang
dipelajari sebelumnya.

3. Gangguan Persepsi.

Stroke dapat mengakibatkan disfungsi persepsi visual, gangguan dalam


hubungan visual-spasial dan kehilangan sensori. Disfungsi persepsi visual karena
gangguan jaras sensori primer diantara mata dan korteks visual. Homonimus
hemianopsia (kehilangan setengah lapang pandang) dapat terjadi karena stroke dan
mungkin sementara dan permanen. Sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi
tubuh yang paralysis dan kehilangan sensori yang akhir.

4. Disfungsi Kandung Kemih.

Setelah stroke pasien mesngalami inkontinensia urinarius sementara karena


konfusi, ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan, ketidakmampuan untuk
menggunakan urinal karena kerusakan control motorik dan pastural. Kadang-kadang
setelah stroke kandung kemih menjadi atonik, dengan kerusakan sensasi dal respon
terhadap pengisisan kandung kemih.

5. Kerusakan Fungsi Kognitif dan Efek Psikologik.

Bila kerusakan telah terjadi pada labus frontal, mempelajari kapasitas,


memori, atau fungsi intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak. Disfungsi ini
dapat ditunjukan dalam lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman,
lupa, dan kurang motivasi yang menyehabkan pasien menghadapi masalah frustasi,
depresi umum terjadi dan diperberat oleh respons alamiah pasien terhadap penyakit
katastrofik. Masalah psikologik lain juga umum terjadi dan dimanifestasikan oleh
labilitas emosional, frustasi, dendam yang kurang kerja sama (Brunner & Sudarth,
2002).

6. Pencegahan(P.R.E.V.E.N.T)

Tujuh rencana pokok NSW Stroke Recovery Association Untuk pencegahan stroke :

1. Proper diet and exercise.

makan dan olah raga yang benar.

2. Reduce high blood Pressure (kurangi tekanan darah tinggi), yang merupakan
faktor resiko paling tinggi untuk terkena stroke.
3. Eliminate stress

singkirkan stres.

4. View diabetes and high blood pressure as high risks

pandanglah diabetes dan tekanan darah tinggi sebagai resiko tinggi.

5. End smoking habit

akhiri kebiasaan merokok

6. Notify your doctor of stroke warning signs

beri tahukan dokter anda tentang tanda - tanda peringatan stroke.

7. Take your medication as prescribed

makanlah obat - obatan yang diberikan dalam resep (Henderson, 2004).

Anda mungkin juga menyukai