Anda di halaman 1dari 11

1.

apa definisi dan ciri ciri orang yang mengalami stress akademik

Stress akademikadalah perasaan tertekanyang dialami mahasiswa baik


securer fisik maupun emosional dikarenakan adanya tuntutan akademik dari
dosen maupun orang tua untuk mendapatkan hasil belajar yang baik,
tenggat tugas yang tidak tepat waktu, serta tidak kondisif nga suasana kelas
Gejala-gejala Stres AkademikIndividu yang mengalami stres akan
menunjukkan gejala emosional dan fisik (Hernawati, N. 2006;
Inayatillah, V. 2015). Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut.Gejala
emosionalSiswa yang mengalami stres akademik secara emosional ditandai
dengan: gelisah atau cemas, sedih atau depresi karena tuntutan akademik,
dan merasa harga dirinya menurun atau merasa tidak mampu untuk
melaksanakan tuntutan dari pendidikan atau akademik
Gejala fisikSiswa yang mengalami stres akademik secara fisik ditandai
dengan: sakit kepala, pusing, tidur tidak teratur, susah tidur, sakit
punggung, mencret, lelah atau kehilangan energi untuk belajar.Menurut
implusif.Gejala perilakuGejala perilaku seperti: dahi berkerut, tindakan
agresif, kecenderungan menyendiri, ceroboh, menyalahkan orang lain,
melamun, gelak tawa gelisah bernada tinggi, berjalan mondar-mandir, dan
perilaku sosial yang berubah

Barseli, Mufadhal, Ifdil Ifdil, and Nikmarijal Nikmarijal. "Konsep stres


akademik siswa." Jurnal konseling dan pendidikan 5.3 (2017): 143-148

2. (muthia)Apa saja penyebab stress akademik

Faktor Eksternal
1)Waktu dan uang, merupakan sumber daya yang dimiliki individu yang
dapat mempengaruhi cara seseorang menghadapi stressor
2) Pendidikan, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap cara
individu dalam menghadapi kondisi stress,
3)Standar hidup, standar yang diterapkan pada masing-masing individu
berbeda antara satu dengan lainnya, hal ini berpengaruh pada seseorang
menghadapi keadaan penuh stress,
4)Dukungan sosial, merupakan kenyamanan secara fisik dan psikologis yang
diberikan oleh oranglain dengan adanya orang-orang disekitar akan
membantu orang-orang tersebut menemukan alternatif cara coping dalam
menghadapi stressor,
5) Stessor dalam kehidupan termasuk peristiwa besar dalam kehidupan dan
masalah sehari-hari, merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi cara
seseorang menghadapi kondisi penuh stres
Faktor Internal
1) Kepribadian yang meliputi
a) Afek, afek negative dapat mempengaruhi kondisi stres dan kesakitan.
b) Kepribadian hardiness (kepribadian tahan banting), kepribadian tahan
banting meliputi komitmen terhadap diri sendiri, kepercayaan bahwa
dirinya dapat mengontrol apa yang terjadi dalam kehidupan serta
kemampuan untuk mengubah dan mengkonformasi dengan aktifitas baru.
c) Optimisme, Optimisme dapat membuat seseorang lebih efektif dalam
menghadapi kondisi yang stresful serta dapat menurunkan resiko dan
kesakitan.
d) Kontrol psikologis, perasaan seseorang dapat mengontrol kondisi yang
stresfull serta membantu dalam menghadapi stres secara lebih efektif,
e) Harga diri, dapat menjadi moderator antara stres dan kesakitan.
f) Strategi coping Coping atau strategi mengatasi stress berarti mengelola
situasi yang berat, menguatkan usaha untuk mengatasi permasalahan hidup
dan mencari cara untuk mengatasi atau mengurangi tingkat stres. Jenis
coping ada dua, yaitu coping yang berorientasi pada masalah dan coping
yang berfokus pada emosi.

Oktavia, W. K., Fitroh, R., Wulandari, H., & Feliana, F. (2019, November).
Faktor-faktor yang mempengaruhi stres akademik. In Prosiding Seminar
Nasional Magister Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (pp. 142-149).

3. (dani) apa saja dampak stress akademik


1. Perubahan Status Gizi

Menurut Wijayanti, dkk.,


(2019), perubahan gizi dapatterjadi ketika seseorang status mengalami
stres. Seseorang yang mengalami stres akut lebihcenderung mengalami
penurunan nafsu makan, mengalami stres sedangkan kronis seseorang
lebihyang cenderung mengalami peningkatan nafsumakan.
Ketika seseorang mengalami stres, makaakan terjadi pelepasan bebera
pa hormon yang dapatmempengaruhi perilaku makan dan asupan zat gi
ziseseorang. Perilaku makan yang tidak sehat dalamjangka waktu yang
lama dapat berat badan seseorang. Berat badan
yang tidak terkontrol dapatmempengaruhi keadaan status gizi.
2. Gejala Gastrointestinal
Gejala gastrointestinal bisa disebabkan oleh beberapa faktor,
salah satunya yaitu stres. Gejalayang biasanya dirasakan oleh pende
rita stres yaitunyeri pada perut, gejala pada kerongkongan
(esofageal), gejala pada kekuatan otot esofagus, lambung atau usus
yang tidak bekerja sebagaimanamestinya (dismotilitas atas), gejala p
ada usus
dan gangguan buang air besar yang dimana seseorangakan kehilang
an kemampuannya untukmengendalikan proses pembuangan melew
ati anus
(inkontinensia fekal). Seseorang yang mengalamitingkat stres tinggi
mempunyai peluang sebanyak2,037
kali dapat mengalami gejala gastrointestinal dibandingkan dengan se
seorang yang mengalamitingkat stres ringan (Afifah & Wardani,
2019).
3. Sindrom dispepsia fungsional
Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi seseorangmengalami sindro
m dispepsia fungsional salah satunya adalah tingkat stres. Semakin t
inggi tingkatstres seseorang, produksi maka akan hormonmeningkatk
an sekresi merupakan penyebab yang dialami semakin tinggi juga
adrenal asam utama yang dapat lambung yang dari kejadian sindrom
dispepsiafungsional (Chaidir & Maulina, 2015).
4. Dismenorea
Dismenorea bisa dialami oleh seseorang yang memiliki stres dengan
tingkat ringan sampai sedangdan tekanan psikis. Keadaan psikis ses
eorang dapatmemperberat rasa nyeri.Stres memperburuk nyeriyang
dirasakan ketika menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan dapat dapat
kali menstruasi (Ismail, dkk., 2015).

5.Perubahan Pola Makan


ketika seseorang mengalamistres, maka akan terjadi perubahan pol
a makanseperti makan dalam porsi yang banyak dan terjadipeningka
tan dari total konsumsi makan, karena haltersebut merupakan suatu r
espon tubuh terhadapgangguan emosional yang dialami, terutama st
res. Penderita obesitas cenderung memiliki rasa laparyang tidak terk
ontrol ditandai dengan munculnyadorongan untuk makan akibat dari
suatu masalahyang dikhawatirkan. Angraini (2014), makan dalampor
si banyak lebih cenderung dialami pada orang
yang mengalami stres, karena dengan mengonsumsimakanan terbuk
ti dapat menimbulkan rasa nyaman.
6. Prestasi Akademik menurun
(Nurkholis,2013). Dalam dunia pendidikan, prestasibelajar mahasisw
a merupakan tolak ukurkeberhasilan pendidikan dari hasil belajarnya.
Namunpada kenyataanya masih banyak mahasiswa yang memiliki nil
ai indeks prestasi yang rendah, haltersebut bisa terjadi dikarenakan k
urangnya tentangjurusan keilmuan minat mahasiswa yang dia ambilk
urangnya motivasi belajar, kurangnya usaha untukbelajar,
dan kemampuan dalam menyelesaikanmasalah. Akibat stresor terse
but, tidak sedikitmahasiswa mengalami kejadian stres dan akhirnyam
engakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

4. (dhoni) bagaimana cara menghindari stress akademik


PMI menyebutkan 5 teknik manajemen stress dalam buku Panduan
Manajemen Stres: 1) Mengenal diri sendiri. Mengetahui kekuatan,
kelemahan, hal-hal yang disukai dan yang tidak disukai dapat membantu
kita memetakan ke arah mana kehidupan akan kita bawa. Dengan mengenal
diri sendiri, akan lebih mudah untuk menentukan cara dan strategi apa yang
tepat untuk meringankan stress; 2) Peduli diri sendiri. Setelah mengetahui
diri secara mendalam, maka kebutuhan- kebutuhan dan kewajiban juga akan
tampak. Memenuhi kebutuhan diri sendiri merupakan salah satu cara untuk
mengatur stres yang dihadapi. Peduli akan diri sendiri dapat dimulai dengan
mencoba pola hidup sehat, bersosialisasi dengan teman dan sanak saudara,
merencanakan kegiatan yang realistis dan menjalani hobi;
3) Perhatikan keseimbangan. Sebagaimana manusia yang dianugerahi
beberapa aspek dalam dirinya, maka kelima aspek ini harus dipelihara dan
dipenuhi secara seimbang. Lima aspek pemeliharaan diri ini adalah: Aspek
Mental Emosional, Aspek Intelektual, Aspek Fisik, Aspek Spiritual dan
Aspek Rekreasional; 4) Bersikap proaktif dalam mencegah gangguan stres
dengan merawat kelima aspek di atas dengan baik dan rutin agar menjadi
sosok yang resilien dan memiliki kemampuan dan kekuatan lebih dalam
menghadapi stres; 5) Sinergi: Langkah-langkah sebelumnya ialah satuan
proses yang perlu dilakukan secara berurutan dan terpadu dengan kehendak
dan kesadaran penuh untuk bangkit dari keterpurukan dan stres.

Barseli, Mufadhal, Ifdil Ifdil, and Linda Fitria. "Stress akademik akibat Covid-19." JPGI
(Jurnal Penelitian Guru Indonesia) 5.2 (2020): 95-99.

5. (dani) bagaimana cara konselor mendiagnosa seseorang ygmengalami s


tresss akademik
Gejala emosional
Beberapa tanda yang menunjukkan siswa mengalami stresadalah perasaan gelisa
h, cemas, sedih, dan depresi. Hal inimuncul karena siswa tersebut tidak mampu
memenuhi tuntutanakademik pada dirinya.
Gejala fisik
Sementara dari sisi fisik yang terasa adalah rasa sakit kepalaatau pusing, jantung
berdebardebar, sulit tidur, diare, sertamudah lelah. Siswa merasa kehilangan sema
ngat untuk belajar.

The Jed Foundation. (n.d.). Student Stress 101: Understanding


Academic Stress.

6. (Akmal) Bagaimana cara konselor menangani stress akademik?

Permasalahan mahasiswa tingkat akhir dalammenyusun tugas akhir atau sk


ripsi tidak dihadapi secaraobjektif sehingga terkadang menimbulkan ke
cemasan atau kekhawatiran yang
berlebihan hingga menimbulkan stres. Melalui teknik Emotion
Focused Coping,
berbagai reaksi negatif terhadap stres dapat dilakukan denganmenginterve
nsi berupa copingbehavior atau kebiasaanmenghadapi masalah pengurangan
stres yang berdampakpositif bagi kehidupan mahasiswa penulisan skripsi.
Emotional Focused
Coping adalah upaya dalam mengendalikan reaksi emosional pada situasi
yang sangat menekan (Hakimah, Nida, Rohani,
2022). Pada dasarnya, teknik Emotion Focused
Coping dapat menawarkan solusi baru untuk mengatasi stres yang dialami m
ahasiswa saatmenghadapi skripsi atau urusan lainnya. Teknik Emotion
Focused
Coping bertujuan untuk mengurangi reaksi emosional terhadap pemicu st
res dan berfokus pada meminimalkan emosi yang muncul dari masalah.
Konselingteknik Emotion Focused
Coping mampu meningkatkan pengelolaan stres akademik mahasiswa
dengan menerapkan teknik yang sesuai yaitu, teknik perenungan,
teknik pengalihan, teknik penghindaran negatif.

Husniah, Wa Ode, and Muhammad Iqbal Fauzi. "TeknikEmotion


Focused
Coping Untuk Mengatasi Stres AkademikMahasiswa Tingkat Akhir Me
lalui Konseling Individual." Jurnal Pendidikan Dan Konseling (Jpdk)
5.1 (2023): 438-442.

7. . (sita) bagaimana penanganan seorang teman terhadap temannya yang


mengalami stress akademik

Peneliti menggunakan metode studi kasus, untuk memahami dan menangani


permasalahan yang dilami oleh AAR. Pelaksanaan penelitian dengan Cognitive
Behavioral Therapy teknik restrukturisasi kognitif dalam mengurangi stress akademik
yang dilaksanakan dalam 6 tahap, yaitu: Rasionalisasi, Identifikasi pikiran kedalam
situasi, Pengenalan dan latihan coping thought, Peralihan pikiran negative ke coping
tought, LatihanPenguatan positif dan Evaluasi. Teknik Restrukturisasi Kognitif akan
mengarahkan individu untuk meningkatkan fungsi berpikir, menekankan
pengambilan keputusan otak sebagai pusat analisis untuk mengurangi kesalahan
berpikir irasional dan menimbulkan kesan negatif terhadap diri individu. bahwa
konseli telah mampu memgatasi stres akademik yang dialaminya dengan
menamplkan perilaku baru yang lebih baik. Hal tersebut tidak lepas dari perubahan
pikiran negatif ke pikiran positif. Berikut uraian hasil konseling konseli AAR: 1). Sulit
konsentrasi Konseli AAR mulai berusaha fokus ketika ingin mengerjakan tugas dengan
mencari tempat yang tenang, dan betul-betul hanya belajar tidak mengerjakan dan
memikirkan hal lain. 2). Kehilangan harapan Konseli AAR sudah mulai mengerjakan
satu persatu tugas mata pelajarannya yang tertinggal, serta tidak terlalu memikirkan
nilai yang akan didapatkan nantinya. Konseli AAR lebih berfokus pada
kewajibannyadalammenyelesaikan tugas dengan sebaik mungkin dengan memikirkan
hasilnya atau nilai yang didapatkan nantinya. 3). Tidak memiliki prioritas hidup
Konseli AAR setelah melewati proses konseling ini ia telah mengetahui rencana masa
depannya, salah satunya ialah ingin kuliah di jurusan psikologi, dibuktikan dengan
percakapan konseli dengan peneliti yang sering menanyakan terkait dengan jurusan
psikologi. 4). Perfeksionis Konseli AAR sudah ingin 5). Berpikir negative Konseli AAR
sudah mulai mengurangi kebiasaanya berpikir negative terhadap hal-hal yang belum
tentu terjadi, salah satunya konseli AAR sudah lebih tenang menjalani SFH dan mulai
belajar dan tidak khawatir lagi ketika pembelajaran Kembali normal 6). Jenuh Konseli
AAR sudah merasa bisa berdamai dengan dirinya dan juga keadaan pembelajaran
saat ini. Sehingga, ia sudah mulai bersemangat menjalani hariharinya selama SFH ini
berlangsung
http://eprints.unm.ac.id/25283/1/1744042031_Alifah
%20Sulaeman_Artikel_Ilmiah_Skripsi.pdf
Sulaeman, A. (2022). STRES AKADEMIK SELAMA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS DI SMAN 1
PARE-PARE).

8. rafa) bagaimana jika program yang diberikan konselor tidakberjalan dengan baik
Konseling individual dapat memperkuat keyakinan mahasiswa terhadap
kemampuan mereka untuk menghadapi dan mengatasi stres akademik
sehingga jika program konseling yang diberikan konselor tidak ada
peningkatan secara signifikan maka mahasiswa akan mengalami stress
akademik yang berkelanjutan,
sertamahasiswa cenderung mempunyai pikiran atau perspektif negatif te
rhadap tujuan atau masa depanyang akan dihadapi.

Journal on EducationVolume 06, No. 01, September-Desember2023,

9. (manda) Mengapa si tokoh memilih orang luar/konselordaripada orang


yang ia percaya

Konselor dapat membantu mahasiswa memperoleh sumber dukungan sosial yang tepat,
seperti melalui program mentoring atau kelompok pendukung.
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa seeorang konselor
menjadi sarana pendekatan yang efektif dalam membantu mahasiswa mengelola stress
akademik. Konselor dinilai
lebih ahli untuk memberikan ruang yang lebih aman dan nyaman bagi
mahasiswa untuk menjelajahi dan memahami faktor penyebab stres serta
mengembangkan strategi yang tepat untuk mengatasinya.

Fuadi, A., Suprapti, F., Pranawukir, I., & Taupiq, T. (2023). Strategi Konseling Individual Untuk
Mengatasi Stres Akademik Pada Mahasiswa. Journal on Education, 6(1), 2987-2995.
https://doi.org/10.31004/joe.v6i1.3341

10.Apa kemungkinan yang terjadi jika seseorang tidak menemui


konselor?
Stres merupakan fakta dalam kehidupan, sehingga orang sering mengatakan
“stres menandakan adanya kehidupan”. Tanpa mampumengelola stres denga
n baik, maka bukan kehidupan yang lebih baik yang akan dijalani,
akan tetapi
mengakibatkan depresi,
bahkan tidak menutup kemungkinan untuk bunuh diri.
Untuk menghindari terjadinya stres, maka perlu dianalisisfaktor-
faktor penyebab
stres. Sementara jika kondisi penyebab stres tidak mungkindihindari, maka p
erlu mengelola stres, sehingga tidak menjadi distress
(stresberdampak negative),akan tetapi menjadi eustress
(stress berdampak positif).
Muslim, Muhammad.
"Manajemen stres upayamengubah kecemasan menjadi sukses." Journ
al Esensi 18.2 (2015).
11.Kapan kira kira seorang mahasiswa membutuhkan konseling?
Stres akademik diakibatkan oleh
pikiran negatif siswa terhadap tuntutan atau keadaandalam proses belajar me
ngajar. Tugas akademik yang
dianggap sebagai beban menjadikan munculnya pikiran negatif. Apabila pikir
an negatif tersebut dibiarkan akanmenyebabkan terganggunya proses belajarmen
gajar.Gejalastres akademik siswa disebabkan oleh
4 sebab, yaitu gejala perilaku, gejala pikiran, gejala fisik, gejala emosi.
Gejala emosi merupakan gejala yang
memiliki prosentase tertinggi dibanding dengan gejalayang
lainnya.Kondisi emosi siswa disebabkan oleh
pengaruh pikiran negatif atau positif.
Gejalapikiranberperan penting terhadap stres akademik yang
dialamisiswa. Permasalahanyang dipikirkan akan nampaksepertikondisi nyata,
sehingga siswa tidak mampumenentukan kondisi yang seharusnya.Dampakstresa
kademik bagi siswa adalah motivasi belajar siswa yang rendah, gagal dalam
pelajaran, kompetensi yang
dimiliki tidak berkembang.Tugas yang banyakdan struktur mata pelajaran yan
g
lebih banyak dibandingkan sekolah umum menjadikan siswa mengalami stre
s akademik dan berakibat pana menurunnya kualitas belajar.
Siswa yang mengalami stres akademik memerlukanbantuan bimbingan akade
mik yangsalah satunya adalah melaluikonseling yang berfokus pada aspek kogni
tif.

Rahmawati, Weni Kurnia.


"Efektivitas teknikrestrukturisasi kognitif untuk menangani stresakademik
siswa." JKI (Jurnal Konseling Indonesia) 2.1 (2016): 15-2

12.bagaimana yang terjadi jika di dunia ini tidak adanya ilmu psikologi atau
ilmu konselor karna pada dasarnya manusia punya naluri manajemen stress?
Peran psikologi dalam konseling membantu individu yang bermasalah
sehingga melegakan jiwanya danjuga membantu mengambil suatu keputusan
atau perilaku sebagai proses penyelesaian masalahnya. Penelitian ini
bertujuan, agar klien mampu mengambil keputusan dengan baik dan bijak
serta bisa membuat jiwanya tenang dalam menghadapi masalah. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kategori penelitian
kepustakaan (library research).Pada keilmuan psikologi dimana
menggabungkan antara jiwa dan perilaku manusia. Konseling dalam psikologi
diharapkan mampu membantu individu yang bermasalah sehingga melegakan
jiwanya dan juga membantu mengambil suatu keputusan atau perilaku
sebagai proses penyelesaian dari masalahnya. Psikologi Konseling adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut
konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Psikologi
Konseling pada hakikatnya membantu menyelesaikan masalah klien dan
sebagai proses psikologis yang mana klien menghadapi suatu masalah dan
konseling membantu memperbaiki
Sugiarto, Sambas, Prayitno Prayitno, and Yeni Karneli.
"Peran Psikologi Dalam Konseling." KENDURI: Jurnal Pengabdian dan
Pemberdayaan Masyarakat 1.1 (2021): 27-30.

13.Bagaimana cara diri sendiri mengetahui kalau iasedang mengalami s


tress dengan tekanan yang ia miliki?

Gejala secara psikologis individu yang mengalami stress, antara lain dita
ndai oleh: perasaan selalu gugup dan cemas, peka dan mudah tersinggung, g
elisah, kelelahan yang hebat, enggan melakukan kegiatan, kemampuan kerja
dan penampilan menurun, perasaan takut, pemusatan diri yang berlebihan, hil
angnya spontanitas, mengasingkan diri darikelompok, dan pobia (Waitz,
Stromme, Railo, 1983:41-
50). Perasaan selalu gugup dan cemas, merupakan indikasiindividu yang men
galami stress saat menghadapipermasalahan.
Jika individu selalu gugup setiap menghadapimasalah antara lain seperti saat
akan ujian mid semester, ujian, menghadap pimpinan, di
mana kondisi tersebutmerupakan indikasi dari perasaan stress. Individu yang
mengalami stress perasaannya menjadi peka dan mudahtersinggung (sensitif)
. Setiap hal yang adadisekitarnyadirasakan selalu mengawasi individu yang m
engalami stress.
Pada hal kondisi lingkungan semua berjalanbiasa dan tidak ada syak wasang
ka terhadap individu yang sedang stress tersebut. Kondisi seperti itu dapat me
nyebabkanindividu yang mengalami stress selalu gelisah perasaannya, di
mana gejala secara fisik diwujudkan dengan berjalan mondar-mandir tanpa tuj
uan yang jelas.

Sukadiyanto, Sukadiyanto."Stress
dan caramenguranginya." Jurnal Cakrawala Pendidikan 1.1 (2010).

14.Seberapa penting lingkungan sekitar kita pada kesehatan mental kita


dan pengaruhnya dalam kehidupansehari hari?

Banyak masyarakat yang hanya mementingkankesehatan fisik dibanding


kan kesehatan mental. Padahal, kesehatan mental itu bisa berdampak juga b
agi kesehatanfisik.
Ketika kita stress akibat permasalahan yang dihadapidan tidak bisa mencari ja
lan keluar dari permasalahantersebut, mengakibatkan kita mudah jatuh sakit k
arena pikiranyang tidak tenang.

Chelsea, Maria. "Mengenal Pentingnya MenjagaKesehatan


Mental." TarFomedia 2.1 (2021): 54-58.

15.Mengapa
mahasiswa dengan emosional yang matangmasih sulit mengatur waktu?

Selain itu, perbedaan sifat pendidikan yang dilihat darikurikulum, disiplin,


hubungan antara dosen denganmahasiswa, penyesuaian dalam hubungan so
sial, masalahekonomi serta pemilihan bidang studi dan jurusan, perubahanga
ya hidup, perubahan gaya belajar dari Sekolah MenengahAtas
(SMA) ke Perguruan Tinggi, tugas-tugas perkuliahan,
target pencapaian nilai dan problem-
problem akademiklainnya menjadi penyebab kesulitan mahasiswa dalam tahu
npertama perkuliahannya (Gunarsa & Gunarsa, 2000; Santrock,
2003). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukanoleh peneliti terha
dap 33 orang mahasiswa tahun pertamaProgram Studi Pendidikan
Dokter Fakultas KedokteranUniversitas
Udayana diketahui bahwa mahasiswa mengalamisejumlah masalah saat mem
asuki dunia perkuliahan. Masalahyang dialami mahasiswa seperti kesulitan m
engikuti sistemujian blok, sulit memahami pelajaran, sulit mengatur waktu, kur
ang mampu berkonsentrasi, kurang mampu membuatjadwal kegiatan,
dan kesulitan menjalin hubungan pertemanansehingga hal tersebut menimbul
kan dampak seperti waktutidur berkurang, sering merasa kesepian, mengala
mi masalahkesehatan, berkurangnya minat untuk mengikuti pelajaran, waktu
bersama keluarga berkurang, gagal menempuh ujianblok, mengeluh,
dan menangis.
Selain itu, dalam studipendahuluan tersebut diketahui bahwa beberapa maha
siswamampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemui dengancara mengat
ur waktu dengan membuat jadwal kegiatanseharihari dan menjalin hubungan
pertemanan dengan banyakorang, tetapi beberapa mahasiswa lainnya meras
a kurangmampu mengatasi kesulitan yang dihadapinya (Sasmita, 2014)

Sasmita, I. A. G. H. D., and I. Made Rustika.


"Peran efikasi diri dan dukungan sosial temansebaya terhadap penyesuaian di
ri mahasiswatahun pertama Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana." JurnalPsikologi Udayana 2.2 (2015): 280-289.

Anda mungkin juga menyukai