DISUSUN OLEH :
Bella Santika
Deliyana
Yusnawaty
Roderick Sosario
Suwandi
MGT 16829
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Manajemen Stres dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada selaku Dosen
mata kuliah Perilaku Keorganisasian yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai konsep, bentuk serta tanggung jawab perusahaan terhadap stress kerja. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan
kondisi seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk
menghadapi lingkungannya. Sebagai hasilnya, pada diri para karyawan berkembang berbagai
macam gejala Stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Stres dapat juga
membantu atau fungsional, tetapi juga dapat berperan salah atau merusak prestasi kerja. Secara
sederhana hal ini berarti bahwa Stres mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu
pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat Stres yang dialami oleh karyawan
tersebut.
Manajemen stress atau stress management secara umum adalah kemampuan dalam
menggunakan sumber daya (manusia) secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan
mental dan emosional yang muncul karena tanggapan (respon)
Dalam perusahaan dikenal istilah manajemen stress sebagai upaya untuk menangani
stress atau tekanan di lingkungan kerja. Pengertian manajemen stress dalam dunia kerja adalah
kemampuan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara lebih efektif agar tidak terjadi
gangguan atau tekanan pikiran akibat penumpukan pekerjaan.
Beberapa ahli mendefinisikan arti manajemen stress, diantaranya:
1. Goliszek
Pengertian manajemen stress menurut Goliszek adalah usaha untuk memecahkan kebiasaan stres
sehingga kualitas hidup menjadi lebih baik, yaitu dengan cara:
2. Smith
Pengertian manajemen stress menurut Smith adalah suatu keterampilan yang dimiliki seseorang
untuk mengantisipasi, mencegah, mengelola, dan memulihkan diri dari stress yang dirasakan
karena adanya ancaman ketidakmampuan dalam coping yang dilakukan.
Untuk mencegah kondisi yang lebih parah maka diperlukan manajemen stress yang baik.
Menurut Lieberman dkk, secara teoritis peran dukungan sosial adalah sebagai berikut
(Goldberger & Breznitz) :
Social resources dapat mengurangi peluang terjadinya situasi yang mampu membangkitkan
stress.
Bila situasi tersebut terjadi juga, interaksi dengan ‘significant orthers’ dapat
memodifikasikan persepsi indi-vidu terhadap situasi tersebut. Dengan demikian, intensitas
stres yang timbul dapat dikurangi.
Tingkat stres yang dialami oleh individu erat hubungannya dengan tingkat perubahan yang
ditimbulkan oleh situasi tersebut, dalam hal ini adalah perubahan peran. Social resources
dapat mengubah persepsi individu tentang relasi antara perannya yang terancam dengan
situasi yang menimbulkan stres.
Social resources dapat mengubah persepsi individu tentang strategi ‘coping’ yang tepat,
misalnya dengan cara mempengaruhi individu untuk menggunakan strategi tertentu.
Social resources dapat memodifikasikan dampak stresor yang mengikis harga diri dan
keyakinan individu.
Social resources berpengaruh langsung terhadap tingkat adaptasi yang dimiliki individu.
Dengan demikian, dukungan sosial tidak saja dapat meredam dampak stres melainkan
juga dapat mengurangi peluang terjadinya stres.
D. KEPUASAN KERJA
Kepuasan kerja akhir-akhir ini semakin terasa penting artinya dalam lingkup organisasi.
Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas organisasi baik
secara langsung ataupun tidak langsung. Ketidakpuasan merupakan titik awal dari masalah-
masalah yang muncul dalam organisasi, seperti kemangkiran, konflik manager-pekerja, ‘turn-
over’, serta banyak masalah lainnya yang menyebabkan terganggunya proses pencapaian
tujuan organisasi. Dari sisi pekerja, ketidakpuasan dapat menyebabkan menurunnya motivasi,
menurunnya moril kerja, menurunnya tampilan kerja baik secara kualitatif maupun secara
kuantitatif.
Secara umum dapat dikemukan bahwa pemecahan masalah-masalah organisasi dari segi
manusianya dapat dilakukan melalui prinsip-prinsip kepuasan kerja. Dengan adanya kepuasan
kerja yang tinggi akan muncul ikatan yang positif antara pekerja dengan pekerjaannya, sehingga
dari pekerja ini dapat diharapkan suatu hasil yang optimal. Dari hampir semua perusahaan yang
mengalami kemajuan yang pesat ditandai dengan gejala kepuasan kerja yang tinggi di antara
para pekerjanya.
Pada dasarnya, prinsip-prinsip kepuasan kerja diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan pekerja. Milton menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan kondisi emosional
positif atau menyenangkan yang dihasilkan dari penilaian pekerja berdasarkan pengalamannya
(Milton). Lebih jauh lagi, Milton mangatakan reaksi efektif pekerja terhadap pekerjaannya
tergantung kepada taraf pememnuhan kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikologis pekerja tersebut
oleh pekerjaannya. Kesenjangan antara yang diterima pekerja dari pekerjaannya dengan yang
diharapkannya menjadi dasar bagi munculnya kepu-asan atatu ketidakpuasan. Beberapa ahli
telah mencoba mengemukakan faktor-faktor yang terlibat dalam kepuasan kerja. Herzberg,
seperti yang dikutif oleh Gilmer (1961), mengemukakan faktor-faktor kemapanan atau keamanan
pekerjaan, kesempatan untuk maju, pandangan pekerja mengenai perusahaan dan
manajemennya, gaji, aspek-aspek intrinsik pekerjaan, kualitas penyeliaan, aspek-aspek sosial
dari pekerjaan, komunikasi, serta kondisi kerja fisik dan jam kerja sebagai faktor-faktor yang
menentukan kepuasan kerja. Perlu dicatat bahwa hasil penelitian diatas diperoleh dari laporan
pekerja yang sebagian besar pekerja dalam kondisi yang cukup baik, dengan gaji yang
mencukupi dan hubungan dengan atasan-bawahan yang baik.
Ruth Johnston (1975) menekankan bahwa kebutuhan akan uang dan kondisi fisik relatif
tidak penting bila dua hal tersebut, paling tidak sampai pada taraf tertentu, telah terpenuhi. Lebih
lanjut lagi, penelitian yang dilakukan Johnston menunjukkan urutan preferensi di antara pekerja
pria untuk pekerjaan yang menarik adalah rekan sekerja yang ramah, manajemen yang efisien,
gaji yang tinggi, dan penyelia yang penuh perhatian. Sedangkan bagi pekerja wanita, urutan
prefensinya bergerak dari rekan sekerja yang ramah, penyelia yang penuh perhatian, manajemen
yang efisien, dan gaji yang tinggi. Dalam penelitian berikutnya (Johnston, 1975) menunjukan
bahwa pekerja menilai keramahan dan perhatian pada pekerjaan sebagi suatu sifat yang istimewa
(Fraser).
Dari kenyataan-kenyataan di atas tampak bahwa faktor-faktor relasi sosial yang baik dan
penghargaan terhadap prestasi kerja merupakan faktor-faktor yang sangat menetukan kepuasan
kerja. Faktor gaji dan imbalan lainnya walaupun masih dianggap penting, tidak memperoleh
penekanan yang khusus. Dengan demikian, untuk meningkatkan kepuasan kerja kedua hal itu
harus terpenuhi terlebih dahulu.
E. STRES DAN KEPUASAN KERJA
Pekerjaan mengatur lalu lintas udara dianggap sebagi salah satu pekerjaan yang paling
menimbulkan stres. Jam demi jam mereka harus selalu waspada, mengawasi sejumlah pesawat
terbang yang datang dan pergi dengan kecepatan dan ketinggian masing-masing. Walaupun
demikian, dua buah penelitian (Singer & Ruterfranz, 1971; R.C Smith, 1973) menunjukan
bahwa aspek-aspek pekerjaan yang tidak disukai oleh pengawas lalu-lintas udara adalah
administrasi, kualitas manajemen, upah/gaji, kerja malam (saat lalu-lintas udara tidak padat),
dan yang disebut ‘stres’ (beban mental atau tanggung jawab yang besar) tidak termasuk
kedalam aspek pekerjaan yang tidak disukai dan bahkan terkadang termasuk ke dalam aspek
pekerjaan yang disukai.
Dari penelitian yang dilakukan Caplan dan kawan-kawan terhadap 2000 pekerja dari 23
jabatan di Amerika Serikat, Fraser menarik kesimpulan bahwa lingkungan stres yang dirasakan
secara subyektif lebih berperan sebagai penentu ketegangan daripada lingkungan itu sendiri, dan
bahwa reaksi subyektif seperti kecemasan, kemarahan, tekanan mental, dan gangguan-gangguan
psikosomatis berkaitan erat satu sama lainnya dan tampaknya lebih dipengaruhi oleh
ketidakpuasan terhadap pekerjaan daripada oleh sifat-sifat pekerjaan itu sendiri. Lebih jauh lagi,
Fraser juga mengatakan bahwa unsur-unsur yang sama, yang identik dengan pembangkit stres,
juga ditetapkan sebagai penyebab ketidakpuasan.
Salah satu kondisi kerja yang dapat menimbulkan stres pada diri pekerja adalah kerja
paruh waktu (shift work). Keluhan-keluhan yang muncul pada kondisi kerja ini antara lain
gangguan sulit tidur, gangguan pencernaan, dan gangguan-gangguan sosial (Goldberger &
Breznizt). Tetapi keadaan dapat diperbaiki oleh motivasi pekerja itu sendiri. Bila kerja lembur
atau kerja malam memang dikehendaki oleh pekerja itu sendiri, stres akan diperkecil dan
demikian pula ketegangan yang melaporkan bahwa masalah-masalah pembuluh darah jantung
(kardiovaskuler) lebih umum dialami oleh para pekerja siang hari daripada para pekerja malam
hari.
Dari penjelasan-penjelasan diatas tampak bahwa kepuasan kerja dapat mempengaruhi
kadar stres dan dapat mengurangi dampak menyakitkan dari stres tersebut. Robert R. Holt
menyatakan bahwa : “Job satisfaction is eudently highly relevant to occupational stress and its
pathogenics effects”.
F. Macam-macam dari Strestor
1. Strestor Yang Bersumber dari Pribadi
Kepribadian dan persepsi memainkan peran penting terhaadap tinggi rendahnya stres. Saat
seseorang mempresepsikan bahwa penceraian itu adalah sesuatu yang sangat menyakitkan
dan tidak ada jalan keluar nya, individu akan merasa semakin stres. Beberapa tipe
kepribadian lebih mudah terkenal stres di banding tipe kepribadian lainnya. Orang
kepribadian A, emosinya tinggi sehingga lebih mudah terkena stres.
2. Strestor pekerjaan
Propesi-propesi tertentu mempunyai potensi memunculkan stres lebih besar di bandingkan
propesi lainnya. Misalnya Polisi pemadam kebakaran, dokter dan juga propesi lainnya.
3. Sterestor Lingkungan
G. Dampak Stres
Apakah dampak stress? dampak stress dibedakan dalam 3 kategori, dampak Fisiologik,
dampak psikologik dan dampak perilaku.
1. Dampak Fisiologik
Secara umum orang yang mengalami stress mengalami sejumlah gangguan fisik seperti :
mudah masuk angin, mudah pening-pening, kejang otot (kram), mengalami kegemukan
atau menjadi kurus yang tidak dapat dijelaskan.
2. Dampak Psikologik
Adapun dampak psikologik antara lain:
a. Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini merupakan tanda pertama dan punya peran
sentral bagi terjadinya ‘burn out’.
b. Terjadi ‘depersonalisasi’ ; Dalam keadaan stress berkepanjangan, seiring dengan
kewalahan /keletihan emosi, kita dapat melihat ada kecenderungan yang bersangkutan
memperlakuan orang lain sebagai ‘sesuatu’ ketimbang ‘sesorang’.
c. Pencapaian pribadi yang bersangkutan menurun, sehingga berakibat pula menurunnya
rasa kompeten & rasa sukses.
3. Dampak Perilaku
Dampak perilaku seperti:
a. Manakala stress menjadi distress, prestasi belajar menurun dan sering terjadi tingkah
laku yang tidak berterima oleh masyarakat.
b. Level stress yang cukup tinggi berdampak negative pada kemampuan mengingat
informasi, mengambil keputusan, mengambil langkah tepat.
c. Mahasiswa yang stres berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif mengikuti
kegiatan pembelajaran.
H. Faktor Stres
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan Stres disebut Stressors. Meskipun Stres
dapat diakibatkan oleh hanya satu Stressors, biasanya karyawan mengalami Stres karena
kombinasi Stressors.
Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan
timbulnya Stres yaitu:
1. Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan
struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Dalam faktor lingkungan terdapat
tiga hal yang dapat menimbulkan Stres bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi.
Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut
membuat seseorang mengalami ancaman terkena Stres. Hal ini dapat terjadi, misalnya
perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan
membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua
pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya
teknologi yang digunakannya.
2. Faktor Organisasi
Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan Stres yaitu role
demands, interpersonal demands, organizational structure dan organizational leadership.
Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Role Demands
Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan
mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin
dicapai bersama dalam suatu organisasi tersebut.
b. Interpersonal Demands
Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya dalam organisasi.
Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya
akan dapat menyeba bkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan
dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat
perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan yang satu dengan karyawan lainnya.
c. Organizational Structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut dibuat dan
jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka akan
dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan dalam organisasi.
d. Organizational Leadership
Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu
organisasi. Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316)
dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada
hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik
pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja. Empat
faktor organisasi di atas juga akan menjadi batasan dalam mengukur tingginya tingkat
Stres. Pengertian dari tingkat Stres itu sendiri adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi
suatu pekerjaan atau masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam
mencapai suatu kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana
semuanya itu berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima sebagai
sesuatu yang tidak pasti tapi penting.
3. Faktor Individu
Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah
ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi antara
keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan
karena akibat tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah
ekonomi tergantung dari bagaimana seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan
yang cukup bagi kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan
seperlunya. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat
menimbulkan Stres terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut.
Sehingga untuk itu, gejala Stres yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur dengan
benar dalam kepribadian seseorang sehingga dapat digambarkan.
I. Solusi
Orang sekarang katanya gampang terkena stres. Mungkin ini karena semakin tingginya
tuntutan. Baik tuntutan dari tempat kerja anda atau tuntutan dari sekitar kita. Tempat kerja
menuntut agar produktivitas kerjameningkat agar target perusahaan tercapai. Kebutuhan
keluarga makin meningkat, sementara “kemampuan” masih tetap.
Kalau segala macam tuntutan itu tidak mampu di-management dengan baik, stress mudah
timbul. Bagaimana tips management stress agar anda terhindar dari serangan stres?
1. Tidur cukup
Kurang tidur merupakan salah satu sebab terbesar seseorang terjangkit stres. Mungkin
karena harus kejar deadline pekerjaan yang bertumpuk sampai harus mengorbankan waktu
tidur anda. Sesekali boleh saja anda lemburan, tapi jangan keterusan dan kompensasikan
kekurangan tidur anda itu. Kalau anda keseringan melanggar jatah waktu istirahat anda,
pasti tubuh anda akan “berontak”. Akibatnya waktu pagi hari wajah anda terlihat kurang
fresh, kantung mata menggantung, stamina pun kurang bugar. Berapa waktu ideal tidur
setiap harinya? Kalau kata pakar sekurang-kurangnya kita butuh waktu tidur minimal
delapan jam. Namun saya percaya anda yang paling tahu kebutuhan tidur anda. Sebagai
pedoman, gampangnya begini. Kalau waktu bangun anda merasa badan anda kurang
segar, itu tandanya kalau anda masih kurang tidur. Tapi kalau sudah segar berarti waktu
tidur anda cukup. Namun pedoman di atas jangan anda jadikan alasan buat tidur
berlebihan ya, karena efeknya pasti juga sama tidak baiknya. Tidur yang cukup (dan
bukan berlebihan) itu ikut membantu mengurangi tingkat ketegangan atau stress tubuh
anda.
2. Olahraga cukup
Olahraga yang cukup itu pun bisa membantu mengurangi ketegangan anda. Biar tidak
suntuk selalu berada di depan layar monitor untuk menjalankan bisnis internet, lakukanlah
olahraga. Berolahraga membantu anda lebih sehat, meningkatkan energi dan stamina anda,
membuat pikiran lebih fresh–sehingga anda bisa bekerja online lebih baik dan membuat
tidur lebih pulas. Kalau anda belum rutin olahraga, saya sarankan mulai minggu ini. Bisa
dimulai dengan olahraga kecil seperti jalan-jalan, lari pagi, atau naik sepeda keliling
sekitar lingkungan rumah anda. Boleh juga kembali melakukan olahraga kegemaran yang
sudah lama tidak anda lakukan.
3. Makan teratur
Gara-gara telat makan akibat terlalu fokus memikirkan pekerjaan anda bisa berakibat fatal
dan meningkatkan potensi terkena stress. Makanlah makanan bergizi secara teratur.
Jangan sampai karena terlalu asyik bekerja, anda jadi lupa atau telat makan.
4. Musik
Suara musik mampu membuat tubuh anda terasa lebih enteng. Anda bisa dengarkan musik
untuk mengurangi ketegangan tubuh anda. Cobalah dan biarkan tubuh anda bergoyang
mengikuti irama musik. Dendangkan juga syair lagunya.
5. Liburan
Berlibur bersama keluarga atau orang-orang yang anda sayangi untuk sejenak terbebas
dari rutinitas yang membelenggu perlu anda lakukan untuk melemaskan urat-urat syaraf
anda.
6. Hubungan Sosial
Bertemu dengan teman-teman lama atau paling tidak coba menghubungi mereka bisa
mempererat kembali hubungan anda. Anda bisa ngobrol mengingat kisah jaman dulu kala.
Pasti stres anda akan lenyap seketika mentertawakan cerita-cerita lucu yang anda alami.
Perluas juga hubungan sosial anda dengan sering-sering tambah teman, banyak teman
pasti banyak rejeki.
7. Hobi
Kerjakan hobi anda untuk meredakan ketegangan.
8. Doa
Dekatkan diri pada-Nya, panjatkan doa, dan senantiasa ucapkan syukur atas segala
limpahan nikmat-Nya. Ini berpengaruh besar agar anda terhindar dari serangan stress
berat. Pada intinya, kunci management stress itu adalah terciptanya keseimbangan. Anda
tidak memberatkan satu sisi kehidupan dan melupakan sisi lainnya.
BAB III
KESIMPULAN
Stres dan kepuasan kerja mempunyai hubungan timbal-balik. Kepuasan kerja dapat
meningkatkan daya tahan individu terhadap stres dan dampak-dampak stres dan sebaliknya, stres
yang dihayati oleh individu dapat menjadi sumber ketidakpuasan.
Kebutuhan utama pekerja pada era teknologi canggih ini adalah adanya hubungan sosial
yang baik dengan pekerja lainnya dan dengan penyelia/atasan serta penghargaan terhadap
prestasi kerjanya. Sehingga dengan demikian, agar kepuasan kerja dapat tercapai maka
perusahaan hendaknya memperhatikan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Pada sisi lain, adanya
hubungan sosial yang baik ini dapat dipersepsi pekerja sebagi dukungan sosial yang dapat
menurunkan ketegangan yang dihayatinya.
Usaha menurunnya stres dan dampaknya dari lingkungan pekerjaan dapat dilakukan
melalui perancangan kembali pekerjaan dan memilih pekerja sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakannya. Tujuannya adalah agar pekerjaan tidak dipersepsi sebagai suatu tekanan atau
sumber ketegangan oleh pekerja.
Dalam usaha mengurangi kadar stres dan dampaknya tersebut penyelia atau atasan dapat
berperan sebagai konselor yang berusaha membantu pekerja mengatasi masalah-masalah yang
dihadapinya.
Stres muncul jika terdapat kesenjangan antara persepsi individu mengenai kebutuhan-
kebutuhannya dan persepsi individu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut dari
lingkungannya, serta adanya kesenjangan antara persepsi individu mengenai tuntutan
lingkungan. Kepuasan kerja, yang berarti terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pekerja,
menunjukkan kesesuaian antara persepsi individu mengenai kebutuhannya dan persepsi
mengenai pemenuhan kebutuhan tersebut dari lingkungan. Tampak jelas bahwa stres bahwa
kepuasan kerja sendiri berarti tidak adanya stres individu.
Kepuasan kerja merupakan kondisi emosional yang positif atau menyenangkan terhadap
pekerjaan, yang berarti bahwa makna pekerjaan bagi pekerja yang puas menjadi positif. Dengan
adanya makna pekerjaan yang positif ini pekerja menjadi lebih siap menghadapi tuntutan-
tuntutan pekerjaannya tersebut. Dengan demikian, walaupun individu dihadapkan pada pekerjaan
yang mempunyai kemungkinan memberikan stres yang besar, kadar stres dan dampak stres yang
dihayatinya tidaklah terlalu besar.
Makna pekerjaan bagi Pekerjaan-pekerjaan tertentu dapat kembali dirancang agar
tercapai kesesuaian dengan kemampuan dan kebutuhan pekerja. Misalnya dengan melakukan
pemerkayaan pekerjaan pada pekerjaan lini rakit. Pada perkerjaan-pekerjaan tertentu, misalnya
penjinak bom atau pelatih singa untuk sirkus, perubahan pada pekerjaan tersebut tidak dapat
dilakukan. Dalam hal ini, usaha mengu-rangi stres dan dampak stres lebih ditujukan pada
pemilihan pekerja yang sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan Cara lain yang dapat dipergunakan
untuk mengurangi stres dan dampaknya adalah dengan mengubah persepsi pekerja mengenai
pekerjaan dan kemampuannya. Menurut pendekatan interaksional, persepsi memegang peranan
yang besar dalam menentukan kadar stres dan dampak stres tersebut. Di lingkungan pekerjaan
perubahan persepsi pekerja dapat dilaku-kan oleh atasan pekerjaan tersebut yang memberikan
keyakinan diri dan perasaan aman kepada pekerjanya.
Faktor lain yang mempengaruhi daya tahan terhadap stres dalam pekerjaan adalah
dukungan sosial, yaitu jalinan ikatan sosial dan keluarga dari pekerja. Dukungan sosial dan
keluarga ini dapat menurunkan akibat-akibat ketidakpuasan dalam pekerjaan, dengan memberi
kepuasan-kepuasan dan pencapaian-pencapaian yang lain diluar pekerjaan. Dukungan sosial dan
keluarga dapat menyalurkan perasaan-perasaan negatif pekerja terhadap pekerjaannya dan
menimbulkan harga diri, penerimaan, serta kepercayaan terhadap diri sendiri. Dari penelitian-
penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, tampak bahwa kebutuhan pekerja yang utama
adalah hubungan sosial yang baik antara pekerja dan penyelia. Dengan demikian, tampak jelas
bahwa dukungan sosial memiliki arti yang penting bagi pemuasan kebutuhan pekerja dan
penurunan kadar stres maupun dampaknya.
Adanya hubungan yang baik dengan penyelia atau atasan memungkinkan pekerja untuk
mengkomunikasikan masalah-masalah yang dihadapinya, yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Hal ini tentu memiliki dampak yang baik bagi penurunan ketegangan pekerja tersebut karena
melalui cara demikian pekerja sedikit banyak dapat menyalurkan ketegangannya (kartasis).
Selain itu, dengan adanya hubungan yang baik ini, pekerja memperoleh keyakinan bahwa pihak
manajemen memberikan penghargaan terhadap dirinya sebagai manusia, pihak manajemen dapat
memahaminya, dan bukan merupakan ancaman bagi dirinya. Di lain pihak, komunikasi dari
pekerja merupakan suatu informasi yang berharga bagi pihak manajemen yang dapat
dipergunakan untuk memperbaiki kondisi kerja di perusahaan tersebut.