KELOMPOK 7
1. CIMELDA DOUW (1807010448)
2. SITTI FARADILLAH (1807010243)
3. RYSKA SEPTIANI (1807010236)
4. MARIA F. T. ROGE (1807010424)
5. ADELSY DAPA NGAILO (1807010149)
6. YULIANA DEDE (1807010129)
7. RENI Y. BOIMAU (1807010037)
8. ANANDA NDAPATAKA (1807010249)
Penyakit menular akut pada
tonsil, faring dan hidung,
kadang-kadang pada selaput
mukosa dan kulit. Difteri
dapat menyerang pada setiap
orang yang tidak mempunyai
kekebalan.
Difteri mempunyai
gejala demam disertai
adanya selaput tipis
(pseudomembran) putih
keabu-abuan pada
tenggorokan (laring,
faring,tonsil) yang tak mudah
lepas, tetapi mudah
berdarah.
Kelompok risiko tinggi penyakit
difteri terutama adalah anak-anak
(golongan umur 1-5 tahun) dan
lanjut usia.
Surveilans Difteri
Kegiatan surveilans
yang dilaksanakan di semua
tingkatkan Administrasi
Pemerintah yaitu tingkat
Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan juga di
Rumah Sakit dan Puskesmas.
1 NASIONAL
Kegiatan Pokok
a. Pencatatan dan pelaporan
b. Pengolahan, analisa data, dan rekomendasi.
c. Umpan balik
d. Diseminasi Informasi
e. Dukungan logistik buffer pusat dan pembiayaan operasional
2 PROVINSI
Kegiatan Pokok
a. Menyediakan dukungan logistik (APD, media transport
spesimen, Anti difteriserum/ADS dan eritromisin) serta
biaya operasional (Penyelidikan Epidemiologi, Monev, dll).
b. Pencatatan dan pelaporan
c. Pengolahan, analisa data dan rekomendasi.
d. Umpan balik
Memberikan hasil kajian minimal setiap 3 bulan
kepada pihak terkait:
1) Kabupaten/Kota
2) Lintas Program dan Lintas Sektor Terkait.
3 KABUPATEN/ KOTA
Kegiatan Pokok
a. Menyediakan dukungan logistik (APD, media transport
spesimen, Anti difteri serum/ ADS dan eritromisin) serta biaya
operasional (Penyelidikan Epidemiologi, Monev, dll).
b. Penenemuan kasus
c. Pencatatan dan pelaporan
d. Pengolahan, analisa data dan rekomendasi.
e. Umpan Balik
Memberikan hasil kajian minimal setiap 3 bulan kepada
pihak terkait:
1. Puskesmas
2. Rumah Sakit
3. Lintas Program dan Lintas Sektor terkait.
4 TINGKAT PUSKESMAS
Kegiatan Pokok
a. Penemuan kasus
b. Pengambilan dan pengiriman specimen
c. Pencatatan dan Pelaporan
d. Pengolahan, analisa data dan rekomendasi.
5 RUMAH SAKIT
Kegiatan Pokok
a. Penemuan kasus
b. Menyediakan ruang isolasi untuk
perawatan
c. Menyediakan logistik APD (Masker bedah,
penutup kepala, sarung tangan dan gaun),
obat-obatan
d. Melakukan pengambilan specimen
laboratorium
e. Pencatatan dan Pelaporan
SUMBER DATA
SURVEILANS DIFTERI
a. Sumber data kasus difteri
1. Rumah sakit
Laporan morbiditas dan mortalitas bulanan penderita
penyakitrawat inap dan rawat jalan
2. Puskesmas
Laporan morbiditas puskesmas sentinal sebagai
kabupaten/kota yang memiliki. Laporan mingguan (W2)
puskesmas, surveilans kab/kota dan surveilan provinsi.
3. Hasil pemeriksaan laboratorium
Laporan rutin bulanan balai laboratorium kesehatan
pusat/daerah
4. Hasil penyelidikan kasus kontak di lapangan
Penggumpulan aktif data difteri di lapangan sangat
penting dan bermanfaar, karena kemungkinan akan didapatkan
kasus tambahan dengan melakukan observasi atau
pemeriksaan terhadap kontak
b. Sumber Data Cakupan Program Imunisasi
Data cakupan imunisasi DPT menurut
desa dan puskesmas digunakan oleh
surveilans di kabupaten/kota, sedangkan
data cakupan imunisasi DPT menurut
kabupaten/kota digunakan oleh
surveilans propinsi. Data ini digunakan
untuk menganalisis hubungan antara
program cakupan imunisasi DPT dengan
kejadian penyakit difteri.
JEJARING KERJA SURVEILANS
DIFTERI
Alur Pelaporan Ditjen PP & PL
Kemenkes RI
Surveilans Difteri
Laporan KLB Difteri
Laporan Surveilans Integrasi PD3I
Provinsi
Dinas Kesehatan STP
Provinsi
W1 FP-PD
Puskesmas Rumah Sakit
Kasus
Pencegahan Difteri
1. IMUNISASI
Penyakit Difteri dapat dicegah dengan
Imunisasi Lengkap, dengan jadwal pemberian
sesuai usia. Saat ini vaksin untuk imunisasi rutin
dan imunisasi lanjutan yang diberikan guna
mencegah penyakit Difteri ada 3 macam, yaitu:
a) DPT-HB-Hib (vaksin kombinasi mencegah
Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B dan
Meningitis serta Pneumonia yang disebabkan
oleh Haemophylus infuenzae tipe B).
b) DT (vaksin kombinasi Difteri Tetanus).
c) Td (vaksin kombinasi Tetanus Difteri).
Jadwal imunisasi
1. Imunisasi dasar:
Bayi usia 2, 3 dan 4 bulan diberikan vaksin DPT-HB-Hib
dengan interval 1 bulan.
2. Imunisasi Lanjutan:
a) Anak usia 18 bulan diberikan vaksin DPT-HB-Hib 1 kali.
b) Anak Sekolah Dasar kelas 1 diberikan vaksin DT pada Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
c) Anak Sekolah Dasar kelas 2 dan 5 diberikan vaksin Td pada
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
d) Wanita Usia Subur (termasuk wanita hamil) diberikan
vaksin Td. Perlindungan optimal terhadap difteri pada
masyarakat dapat dicapai dengan cakupan imunisasi rutin,
baik dasar maupun lanjutan, yang tinggi dan merata.
Cakupan harus mencapai minimal 95%, merata di setiap
kabupaten/kota, dan tetap dipertahankan.