Anda di halaman 1dari 44

SURVEILANS , RESPON DAN PELAPORAN

FB DAN PENYAKIT POTENSIAL KLB

Subdit Surveilans dan Respon KLB


Direktorat Sepimkesma
Ditjen PP dan PL
DASAR HUKUM PENANGANAN,PENGENDALIAN,
PENANGGULANGAN FLU BURUNG (1)

• UU NO.4 TAHUN 1984, Tentang Wabah Penyakit Menular.


• PP NO.40 TAHUN 1991 Tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular.
• PERMENKES NO.1501 tahun 2010 Tentang Jenis Penyakit
tertentu yang Dapat Menimbulkan dan Tatacara
Penanggulangannya
• SK MENKES RI NO. 1371 tahun 2005 Tentang Penyakit Flu
Burung/Avian Influenza, Merupakan Penyakit Yang Dapat
Menimbulkan Wabah, serta Pedoman Penanggulangannya.

2
DASAR HUKUM PENANGANAN,PENGENDALIAN,
PENANGGULANGAN FLU BURUNG (2)

• SK MENKES No. 1372 TAHUN 2005 tentang Penetapan Kondisi


Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung/Avian Influenza.
• SK MENKES No. 1643 TAHUN 2005 tim Nasional Penanggulangan
Flu Burung.
• PERATURAN PRESIDEN RI No. 30 TAHUN 2010 tentang Komnas
Pengendalian Zoonosis
• SK MENKES No.756 TAHUN 2006 tentang Pembebasan Perawatan
Kasus Flu Burung di Rumah Sakit.
• INSTRUKSI PRESIDEN No.1 TH. 2007 tentang Penanganan &
Pengendalian Flu Burung (Avian Influenza)
• Peratura

3
10 STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN AI

1. Pengendalian peny. pada hewan


2. Penatalaksanaan kasus manusia.
3. Perlindungan kelompok risiko tinggi.
4. Surveilans epidemiologi pd hewan & manusia.
5. Restrukturisasi sistem perunggasan.
6. KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi).
7. Penguatan dukungan peraturan (Law Inforcement).
8. Peningkatan kapasitas (Capacity building).
9. Research and Development.
10. Monitor dan Evaluasi.

4
Ruang Lingkup

• Surveilans epidemiologi
• Sistem kewaspadaan dini
• Respon KLB
Pengertian Surveilans

surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis


secara sistematis dan terus menerus terhadap
penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah kesehatan tersebut agar dapat
dilakukan tindakan penanggulangan secara efisien
melalui proses pulta, lahta dan diseminasi informasi
kepada penyelenggara program
(Kepmenkes No.1116/Menkes/SK/VIII/2003)
Flu Burung
Lingkungan dan Perilaku
HewanHewanManusia
Transmisi Virus

Pencegahan & Pencegahan &


Penanggulangan FB Penanggulangan FB
(Manusia) INTEGRASI Hewan

Surveilans
Pertanian
Kesehatan Penyelidikan dan
Penelitian Kehutanan
Prinsip TANGGUNG JAWAB
SE AI Terintegrasi

Periode
Interpandemi (Fase 1 & 2)

K K
E Periode E
M Waspada pandemik (Fase 3,4 & 5) M
T K
A E
N S
Periode
Pandemik (Fase 6)
Surveilans untuk deteksi dini Influenza
Pandemi
Surveilans ILI di Puskesmas dan RS
Surveilans ILI Sentinel ( Lab)
Surveilans Cluster Pnemonia
Surveilans AI Unggas (SE, wabah dan
Virologi)
Surveilans AI Manusia
Surveilans Faktor resiko
Org yg mempunyai risiko paling
besar adalah pekerja peternakan,
penjual dan penjajah produk
unggas
APA YANG DI MAKSUD KONTAK?
Identifikasi dan diagnosis orang yang kontak dekat dng
kasus sejak 1 hari sebelum sakit (jarak < 1 m)

11
Kapasitas Surveilens dan Respon
yang diperlukan IHR (Ps.5 & 13)

 Tingkat Lokal  Tingkat Nasional


 Penilaian
Deteksi peristiwa  Notifikasi (ke WHO)
Melapor  Respon Kes – Masy
Penanggulangan pendahuluan ○ Langkah pengendalian
○ Dukungan (staff, lab)
○ Bintek
○ Hubungan Operasional
○ Rencana respon darurat
Kes – Masy.
• Tingkat Menengah ○ Siap-siaga 24 jam
– Konfirmasi
– Penilaian
– Melapor
MEMPERKUAT KAPASITAS SURVEILENS DAN
RESPONS NASIONAL (1)
Tingkat masyarakat / Puskesmas
 Mendeteksi peristiwa – peristiwa: penakit / kematian
melebihi perkiraan pada tempat dan periode waktu tertentu
diwilayahnya
 Segera Melaporkan semua informasi penting dan mendesak
kepada otoritas kesehatan yang berwenang meresponnya.
Informasi penting tersebut antara lain: gambaran klinis, hasil
– hasil lab, sumber dan jenis risiko, jumlah kasus dan
kematian pada manusia, kondisi – kondisi yang berpengaruh
pada penyebaran penyakit dan penanggulangan yang telah
dilakukan
 Melaksanakan penanggulangan pendahuluan secepatnya
MEMPERKUAT KAPASITAS SURVEILENS DAN
RESPONS NASIONAL (2)
Tingkat Menengah – Kabupaten / Propinsi
• Memastikan status dari peristiwa – peristiwa yang dilaporkan
dan memberi dukungan atau melakukan langkah
pengendalian tambahan

• Melakukan Penilaian atas peristiwa – peristiwa yang


dilaporkan dan jika mendesak semua informasi tersebut

• Melaporkan informasi tersebut ke tingkat nasional.

Kriteria Peristiwa yang mendesak antara lain: Berdampak


serius terhadap kesehatan masyarakat dan atau karena sifat
peristiwa yang tidak lazim atau tidak terduga dan sangat
berpotensi menyebar.
MEMPERKUAT KAPASITAS SURVEILENS DAN RESPONS
NASIONAL (3)
Tingkat Nasional :
 Penilaian
Melakukan penilaian atas semua laporan – laporan kejadian dalam
waktu 48 jam
 Segera memberitahu WHO melalui fokal point nasional ketika hasil
penilaian mengindikasikan bahwa kejadian tersebut termasuk yang
harus dilaporkan sesuai dengan paragraf 1 pasal 6 dan annex 2 IHR
 Respons kesehatan masyarakat
MEMPERKUAT KAPASITAS SURVEILENS DAN
RESPONS NASIONAL (lanjutan 3)
Tingkat Nasional (lanjutan)
 Respons kesehatan masyarakat
 Segera menetapkan langkah pengendalian yang diperlukan guna mencegah
penyebaran domestik dan internasional
 Memberikan dukungan melalui staf khusus, analisis lab dari sampel, bantuan logistik
 Memberi bantuan teknis yang diminta untuk melengkapi penyelidikan yang telah
dilakukan
 Menyediakan hubungan operasional langsung dengan pejabat kesehatan senior
untuk mendapatkan persetujuan yang cepat dan pelaksanaan pengendalian dan
langkah pemberantasan
 Melakukan hubungan langsung dengan kementerian lain yang terlibat
 Menyediakan komunikasi yang efisien, tersambung dengan dengan RS, Klinik, pintu –
pintu masuk, laboratorium dan sektor – sektor kunci lain guna mendiseminasikan
informasi dan rekomendasi yang diterima dari WHO.
 Membentuk, mengoperasikan, dan memelihara rencana respons darurat nasional ,
termasuk pembentukan tim multisektoral untuk merespon kejadian yang merupakan
PHEIC
masyarakat
PDSR DSO/TGC

KCD/Poskeswan Puskesmas Rumah Sakit

Ambil spesimen

RS Rujukan AI
Disnak Dinkes
Kab/Kota Kab/kota
Labkesda
Labkeswan
BTKLPPM
Disnak Prov Dinkes Prov
LDCC
BBV/BPPV/
Balitvet

Ditjen Peternakan Balitbangkes


Ditjen PP & PL
CMU/NDCC FAO
Jalur Jalur SMS dan SI-FB Jalur informasi kasus Jalur spesimen &
koordinasi Laporan standar & umpan balik hasil laboratorium

Jejaring Surveilans Epidemiologi Nasional


Kapan PE dimulai ?
• Pada saat adanya informasi kematian unggas
mendadak / Ai unggas
• Pada saat adanya informasi kasus suspek AI
manusia
• Pada saat adanya klaster Pneumonia
• Pada saat adanya informasi kasus konfirmasi
FB
1. Menginformasikan/koordinasi dengan disnak
2. Identifikasi manusia yang kontak dengan unggas
sakit/mati (population at risk)  jika ada yang
ILI  suspek AI  beri tamiflu, rujuk ke RS

AI Rujukan, PE lebih lanjut.


unggas 3. Berikan penyuluhan kepada masyarakat
4. Pemantauan kontak sampai 10 hari setelah
kontak terakhir
5. Pesan kewaspadaan terhadap masyarakat dan
puskesmas/petugas kesehatan tentang kasus ILI
dan atau Pneumonia selama 1 bulan di lokasi
tersebut.
PE Wabah dan Surv. Kontak Unggas FB
Penetapan
Data Pop PE Unggas Wabah FB-
Unggas &
Unggas
Faktor Risiko
Lain Epid. Wabah
FB-Unggas

Pop Unggas
sakit/mati PE Kasus ILI LAB

Manusia Kasus FB
Kontak
Deteksi Risiko
Unggas-Man
1. Tatalaksana kasus & rujuk ke RS
2. Identifikasi faktor risiko {hewan (unggas, babi, dll) ,
lingkungan, dll}
3. Pelacakan kontak (ke depan dan ke belakang)  kasus
ILI suspek AI ambil spesimen, beri tamiflu, rujuk

Suspek AI RS

Man 4. Identifikasi kasus tambahan (sebelum and setelah)


5. Memberikan edukasi kepada masyarakat
6. Pemantauan ketat kontak sampai 10 hari setelah
kontak terakhir
7. Beri peringatan/kewaspadaan kepada masyarakat dan
tenaga kesehatan/puskesmas di lokasi tersebut
selama 1 bulan
Skema
Deteksi Dini Risiko Unggas  ManMan
PE Deteksi Risiko
Unggas Unggas-Man
Kontak
PE Kontak
Kasus AI Lain
Kasus ILI Lab
PE
Ks Manusia Kasus AI
AI Kontak Deteksi Risiko
Man-Man
Tatalak
sana Pengobatan
Kasus Mencegah Penularan
Data Epid
Alur Pelaporan kasus FB
Masyarakat

KCD/Poskeswan Puskesmas Rumah Sakit


STP, W1,PWS KLB STP,KDRS, PWS KLB
Kontak Kasus AI rumah Kontak Kasus RS
RS Rujukan FB
Disnak Kab/Kota Dinkes Kab/kota
KKKKKKKKKKKa
KAb/Kota
STP,W1

Laporan
perkembangan
Disnak Prov Dinkes Prov kasus

STP

W1,

Ditjen Peternakan Ditjen PP & PL

Kasus manusia kasus unggas


Koordinasi
Sebagai Pengelola Laporan Surveilans
Email : sodso@surveilans.org

SMS Gateway:
 085 7645 99996
 085 7645 99997
Dugaan penularan antar manusia :
• Adanya paparan yang jelas dengan kasus
konfirmasi
Dan
• Interval waktu antara kontak dengan kasus
dan onset ≤ 7 hari
Dan
• Tidak ditemukan alternatif sumber penularan
lain
Skema Operasional

Tidak ada sinyal Epid


Klaster ILI/ISPA Penyelidikan
Sedang,Berat Epidemilogi Segera
ada sinyal Epid Penanggulangan
cepat
Lapor
I x 24 jam

Pusat

Verifikasi Sinyal virologi -


Epidemiologi
Virologi

Lapor sinyal
Menetapkan Dirjen WHO WHO
1 x 24 jam Focal Point IHR virologi
Minta Saran Perwakilan
Telah terjadi
Emergency Indonesia
( Dirjen PP&PL )
+
PHEIC Committe
ALUR PENANGGULANGAN EPICENTER
INFLUENZA
TGC Kab. lapor
Ditemukan ke Propinsi dan TGC Pusat
Sinyal Laporan ke Informasi ke
Pusat (POSKO) melakukan verifikasi
Epidemiolo Menkes dan WHO
tentang adanya epidemiologi dan
gi oleh TGC Dirjen PP&PL)
dugaan virology.
Kab. /Kota episenter

Pernyataan
Menkes
(stlh Instruksi Presiden
Epidemiologi Virologi kepada Gubernur
TGC Kab dan Propinsi berkonsulta
Positif: Positif: si dgn dan Bupati untuk
melakukan: - Surveilans aktif Adanya virus
Presiden) , melakukan
- Deteksi dini kasus influenza
- Manajemen ada tindakan
manusia baru yang Penanggulangan
kasus penularan
- Investigasi lapangan dapat ( containment )
- Karantina antar
- Tindakan menular
rumah dan manusia
penanggulangan anta r
(KLB atau
pemberian manusia
Wabah )
profilaksis untuk
kontak
- Mobilisasi
sumber daya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai