Anda di halaman 1dari 9

1

MUTU FISIK SEDIAAN SABUN CAIR CUCI TANGAN EKSTRAK DAUN


BAYAM DURI (Amaranthus spinosus L.)

PHYSICAL QUALITY of HAND WASHED LIQUID SOAP EXTRACT


SPINACH SPINES’S LEAF (Amaranthus spinosus L.)
Juliati Wahyu Ningsih, Mardhiyah
Akademi Farmasi Putra Indoneisa Malang

ABSTRAK
Daun bayam duri (Amaranthus spinosus L.) memiliki aktifitas antibakteri terhadap Staphylococus
aureus. Staphylococus aureus karena dapat berbahaya bagi tubuh dan dapat menyebabkan
penyakit . Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui mutu fisik sediaan sabun cair cuci tangan
dari ekstrak daun bayam duri. Sabun cair cuci tangan dibuat dengan konsentrasi 1% daun bayam
duri. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium farmasetika dan farmakognosi Akademi Farmasi
Putra Indonesia Malang pada bulan Mei 2017. Tahapan penelitian meliputi ekstraksi daun bayam
duri, skrining fitokimia dan uji mutu fisik sabun cair. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptip dengan tujuan untuk mengetahui mutu fisik sediaan sabun cair cuci tangan
meliputi organoleptis yaitu berbentuk cair, berbau daun khas bayam duri dan berwarna hijau muda.
Uji pH dengan hasil rata-rata 5,21. Uji homogenitas dengan hasil homogen. Uji bobot jenis dengan
rata-rata 1,06 g/mL. Uji viskositas dengan rat-rata 933,3 cP dan uji evaluasi dan kestabilan busa
dengan rata-rata 1,4 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan sabun cair dengan tiga
replikasi sudah memenuhi uji mutu fisik.

Kata Kunci: Bakteri Staphylococcus aureus, ekstrak daun bayam duri, mutu fisik, sabun cair.

ABSTRACT

Leaves of spinach (Amaranthus spinosus L.) have antibacterial activity against Staphylococus
aureus. Staphylococus aureus as it can be harmful to the body and can cause illness. The purpose
of this research is to know the physical quality of liquid hand soap preparation from spinach leaf
extract thorn. Liquid hand washing soap made with 1% concentration of spinach leaves. This
research was conducted in pharmacetics and pharmacognosi laboratory of Pharmacy Putra
Indonesia Malang in May 2017. The research stages include extraction of spinach leaves of spines,
phytochemical screening and physical quality test of liquid soap. The research method used is
descriptive method with the aim to know the physical quality of liquid handwashing soap
preparation cover organoleptis that is liquid, smells typical of spinach leaves thorn and light green.
Test pH with an average yield of 5.21. Test homogeneity with homogeneous results. Test weights
of type with an average of 1.06 g / mL. Viscosity test with average 933,3 cP and evaluation test
and foam stability with average 1.4 cm. The results showed that liquid soap preparations with three
replications had met the physical quality test.

Key Words: Physical quality, Liquid soap, extract Spinach spines’s leaf, Staphylococcus aureus.
2

PENDAHULUAN hambat bakteri Staphylococus aureus


yang tinggi. Kandungan senyawa
, Mendengar kebiasaan mencuci
yang terdapat pada daun bayam duri
tangan dengan sabun seperti sudah
yaitu amarantin, rutin, spinasterol,
menjadi hal yang biasa dalam
hentriakontan, tannin, kalsium nitrat,
kehidupan sehari-hari. Tetapi,
garam fosfat, zat besi, serta Vitamin
nyatanya kebiasaan ini malah jarang
A, C, K dan piridoksin atau B6 dan
diterapkan oleh masyarakat
flavonoid. Kandungan senyawa yang
Indonesia. Padahal bermula dari
digunakan yaitu kandungan senyawa
kebiasaan yang biasa tersebut akan
flavonoid dan tanin yang dijadikan
berdampak luar biasa yaitu
sebagai antibakteri. Untuk
mengeliminasi kuman-kuman
memaksimalkan fungsi daun bayam
penyakit yang ada di tangan. Awal
duri sebagai antibakteri, maka dibuat
mula penyakit-penyakit yang
sediaan sabun cair cuci tangan.
menular pun bisa berasal dari
Menurut penelitian Rr.
interaksi pada tangan. Oleh karena
Sulistyaningsih, FirmansyahAmi
itu untuk membasmi kuman-kuman
Tjitraresmi (2016) bahwa ekstrak
yang menempel pada tangan
etanol daun bayam duri memiliki
diperlukan sabun cair cuci tangan
aktifitas antibakteri terhadap
untuk membersihkan kuman.
Staphylococus aureus. Bakteri pada
Salah satu pembersih tangan
tangan bukan hanya Staphylococus
yang digunakan yaitu sabun cair cuci
aureus saja tetapi juga terdapat
tangan. Sabun cuci tangan
bakteri streptococci dan kuman
merupakan suatu sediaan yang
haemophilus. Dari bakteri-bakteri
berbentuk cair yang berfungsi untuk
yang terdapat pada tangan bakteri
membersihkan bakteri pada tangan.
yang berbahaya yaitu bakteri
Sabun cair cuci tangan akan dibuat
Staphylococus aureus, karena selain
dengan menggunakan bahan alam.
menyebabkan penyakit, contohnya
Bahan alam yang digunakan dalam
diare juga dapat mengakibatkan
pembuatan sediaan sabun cair ini
hermolis, dimana keadaan tersebut
adalah daun bayam duri (Amaranthus
terjadi pemecahan sel-sel darah,
spinosus L.). Kelebihan dari daun
menghasilkan enzim-enzim yang
bayam duri ini yaitu memilki daya
3

berbahaya karena dapat menyerang kekentalan yang tinggi maka pada


hingga merusak kekebalan tubuh. pengaplikasiannya akan susah dan
Untuk itu dibuat sediaan sabun cair jika kekentalan rendah maka sediaan
cuci tangan karena daun bayam duri sabun cair cuci tangan akan terlalu
memiliki daya hambat bakteri encer untuk digunakan. Uji evaluasi
Staphylococus aureus. Untuk tinggi dan kestabilan busa dilakukan
mengetahui sediaan sabun cair cuci untuk mengetahui kemampuan
tangan adalah sediaan yang baik dan sediaan untuk membentuk busa, jika
memenuhi syarat sediaan sabun cair terlalu berbusa akan menyebabkan
cuci tangan, maka dilakukan uji mutu kulit tangan mejadi kering.
fisik.
Uji organoleptis dilakukan untuk METODOLOGI PENELITIAN
mengetahui bentuk, bau dan warna. Penelitian mutu fisik sediaan
Uji homogenitas dilakukan untuk sabun cair cuci tangan ekstrak daun
mengetahui sediaan sabun cair cuci
bayam duri (Amaranthus spinosus
tangan sudah tercampur dengan L.) termasuk jenis penelitian
sempurna dan tidak adanya partikel- deskriptip.
partikel. Uji pH dilakukan untuk
mengetahui tingkat keasaman Alat dan Bahan

sediaan yaitu, jika sediaan sabun cair Alat pembuatan ekstrak daun
cuci tangan terlalu asam maka akan bayam duri: bejana maserasi, mesin
terjadi iritasi pada tangan dan jika pH penghalus, timbangan analitik,
terlalu terlalu basa akan evaporator, viskometer brookfield,
menyebabkan tangan menjadi kering. piknometer, pH meter dan alat-alat
Uji bobot jenis dilakukan untuk gelas.
mengetahui bobot jenis sediaan
sabun cair cuci tangan karena bobot Adapun bahan – bahan yang

jenis suatu sediaan mempengaruhi digunakan dalam penelitian ini yaitu

densitas sediaan. Uji viskositas ekstrak daun bayam duri, etanol 70%

dilakukan untuk mengetahui , asam stearat, zinc sulfat, NaCl,

kekentalan sediaan sabun cair cuci propil paraben, asam sitrat, adeps

tangan karena jika sediaan memiliki lana, SLS, TEA dan gliserin.
4

Tahap Penelitian Tabel 1. Karakteristik Ekstrak Daun


Bayam Duri
Ekstrak Karakteris Hasil
Tahap persiapan meliputi
tik Pengamatan
penentuan formula, persiapan alat Daun Organole Bentuk =
Bayam ptis kental
dan bahan, penyusunan prosedur Duri Aroma =
kerja, pembuatan larutan pereaksi, khas daun
bayam duri
ekstrak daun bayam duri dan Warna =
Hijau tua
pembuatan sediaan.
Tahap pengujian merupakan
tahap dilakukannya pengujian 2. Hasil Uji Organoleptis Sediaan

terhadap sediaan sabun cair cuci Sabun Cair Cuci Tangan

tangan ekstrak daun bayam duri Tabel 2. Uji Organoleptis Sediaan


Sabun Cair Cuci Tangan
meliputi uji organoleptis, uji pH, uji Formula Replikasi Organoleptis
(F) (R)
homogenitas, uji evaluasi bobot
F R1 Bentuk =
jenis, uji evaluasi viskositas dan sifat Cairan kental
Aroma =
alir dan uji evaluasi tinggi dan Khas daun
kestabilan busa. bayam duri
Warna =
Analisa data penelitian untuk Hijau muda
mengetahui apakah sediaan sabun R2 Bentuk =
Cairan kental
cair cuci tangan ekstrak daun bayam Aroma =
khas daun
duri yang dibuat dapat menghasilkan bayam duri
mutu yang baik. Warna =
Hijau muda
1. Hasil Ekstrak Daun Bayam Duri R3 Bentuk =
Cairan kental
Dalam pembuatan ekstrak Aroma =
Khas daun
digunakan 100 gram serbuk daun bayam duri
Warna =
bayam duri yang dimeserasi dengan Hijau muda
pelarut etanol 70% selama 3 hari Hasil pengamatan organoleptis
kemudian disaring, diuapkan dengan yang dilakukan oleh peneliti sediaan
menggunakan rotary evaporator dan sabun cair cuci tangan ekstrak daun
dipekatkan menggunakan waterbath bayam duri menunjukan hasil yaitu
dengan hasil rendemen 22,20 gram. mempunyai warna hijau muda,
aroma khas daun bayam duri, dan
5

berbentuk cairan kental. Sediaan Tabel 4. Uji Homogenitas Sediaan


Sabun Cair Cuci Tangan
sabun cair masih berbau daun khas
bayam duri karena sabun cair tidak Replikasi Homogenitas
R1 Homogen
diberikan pengaroma. Untuk warna R2 Homogen
R3 Homogen
sediaan yaitu hijau muda karena
Hasil pengamatan homogenitas
didapatkan dari ekstrak daun bayam
yang dilakukan oleh peneliti sediaan
duri.
sabun cair cuci tangan ekstrak daun
3. Hasil Uji pH Sediaan Sabun Cair
bayam duri menunjukkan hasil
Cuci Tangan
dengan ketiga replikasi yaitu
Tabel 3.Uji pH Sediaan Sabun Cair
Cuci Tangan homogen. Uji homogenitas dilakukan
untuk mengetahui sediaan sabun cair
Formulasi Replikasi pH
(F) (R) sudah tercampur dengan sempurna.
F R1 5,18
5. Uji Bobot Jenis Sediaan Sabun
R2 5,22
Cair Cuci Tangan
R3 5,24 Rumus bobot jenis zat cair :
Rata – rata 5,21
Bobot jenis =
Hasil pengamatan pH yang
Tabel 5. Uji Bobot Jenis Sediaan
dilakukan oleh peneliti sediaan sabun Sabun Cair Cuci Tangan
cair cuci tangan ekstrak daun bayam Replik Pikno Pikno Pikno Has
duri dengan menggunakan pH meter asi (R) koson + air + zat il
g (A) (B) (C)
menunjukkan hasil dengan rata - rata R1 16,13 41,72 43,11 1,0
74 26 27 4
pH 5,21 dan memasuki rentang pH
kulit yaitu 4,5 – 7. Uji pH dilakukan R2 16,11 41,33 43,11 1,0
73 61 28 7
untuk mengukur derajat keasaman R3 16,00 41,33 43,11 1,0
pada kulit, karena jika terlalu asam 25 58 25 7

akan menyebabkan kulit menjadi Rata – rata 1,0


6
iritasi dan jika terlalu basa akan
menyebabkan kulit menjadi kering. Hasil pengamatan bobot jenis
4. Uji Homogenitas Sediaan Sabun yang dilakukan oleh peneliti sediaan
Cair Cuci Tangan sabun cair cuci tangan ekstrak daun
bayam duri dengan menggunakan
piknometer 25 ml menunjukkan hasil
6

dengan rata – rata dari ketiga Hasil pengamatan viskositas


replikasi yaitu 1,06 gram/ml dan yang dilakukan oleh peneliti sediaan
tidak memasuki rentang yang telah sabun cair cuci tangan ekstrak daun
ditetapkan yaitu 1,01 – 1,10 gram/ml. bayam duri dengan menggunakan
Dilakukan uji bobot jenis untuk viskometer brookfield spindel 1
mengetahui pengaruh bahan – bahan menunjukkan hasil dengan rata – rata
dalam formula, karena jika suatu dari ketiga replikasi yaitu 933,3 cP
bahan yang dilarutkan kedalam air dan memasuki rentang yang telah
akan mempengaruhi densitasnya, ditetapkan yaitu 400 cP – 4000 cP.
baik semakin tinggi maupun semakin Uji viskositas dilakukan untuk
rendah. Semakin tinggi densitas mengukur kekentalan suatu zat atau
suatu zat maka semakin tinggi sediaan, karena jika terlalu kental
kerapatan suatu zat. Semakin tinggi maka akan susah keluar pada
kerapatan suatu zat maka penyebaran penuangan sabun cair. Dan jika
zat juga akam bagus dan pada saat terlalu cair maka sabun cair akan
digunakan dan diaplikasikan pada mudah jatuh dari tangan.
kulit, seluruh komponen bahan pada 7. Evaluasi Tinggi dan Kestabilan
sabun akan mencapai permukaan Busa Sedian Sabun Cair Cuci
kulit, sehingga efek terapi yang Tangan
diinginkan akan tercapai. Tabel 7. Evaluasi Tinggi dan
Kestabilan Busa Sedian Sabun Cair
6. Uji Viskositas Sediaan Sabun Cuci Tangan
Cair Cuci Tangan
Replikas Tingg Tinggi Hasi
Tabel 6. Uji Viskositas Sediaan Sabun i (R) i Busa l
Cair Cuci Tangan Busa Setela
Pada h5
Replik dPa· Cp Pusta Keteran Menit Menit
asi (R) S ka gan ke 0
R.1 9 90 400 Memenu R.1 6 4,4 1,6
0 cP – hi
4000 R.2 5,5 4,2 1,3
R.2 9,9 99 Memenu
cP
0 hi R.3 6,2 4,7 1,5
R.3 9,1 91 Memenu
0 hi Rata – rata 1,4
Rata-rat 933,3
Hasil pengamatan evaluasi
tinggi dan kestabilan tusa yang
7

dilakukan oleh peneliti sediaan sabun meliputi uji organoleptis, uji pH, uji
cair cuci tangan ekstrak daun bayam homogenitas, uji bobot jenis, uji
duri menunjukkan hasil dengan rata viskositas dan evaluasi tinggi dan
– rata dari ketiga replikasi yaitu 1,4 kestabilan busa.
cm dan memasuki rentang yang telah
ditetapkan yaitu 0 cm – 2 cm. UCAPAN TERIMAKASIH
Evaluasi tinggi dan kestabilan busa
Rasa terima kasih
dilakukan untuk mengetahui
dipersembahkan kepada UPT
kemampuan sabun cair membentuk
Laboratorium Akademi Farmasi
busa. Busa merupakan suatu sistem
Putra Indonesia Malang yang
dispersi yang terdiri atas gelembung
memberikan kemudahan dalam
gas yang dibungkus oleh lapisan
peminjaman alat.
cairan. Busa sendiri berfungsi
sebagai pembersih dan busa mudah
DAFTAR RUJUKAN
pecah karna terjadi difusi gas,
dimana busa-busa kecil akan Anisha Fazlisia, Elizabeth Bahar,
Yulistini. 2014. Uji Daya
bergabung menjadi busa yang lebih
Hambat Sabun Cuci Tangan
besar yang berarti tegangan pada Restoran Waralaba di
permukaan semakin besar, sehingga Kota Padang Terhadap
Pertumbuhan Bakteri
semakin mudah pecah maka tinjauan
Escherichia coli dan
dari hal tersebut memberikan Staphylococcus aureus
konklusi semakin busa mudah pecah Secara In Vitro. Jurnal
maka busanya semakin cepat turun. Kesehatan Andalas.

KESIMPULAN Angkaswati, Titis Dessy. 2014. Mutu


Fisik dan Aktifitas Antijamur
Berdasarkan hasil penelitian
dalam Menghambat candida
yang telah dilakukan dapat albicans dari Sediaan Gel
disimpulkan bahwa hasil evaluasi Ekstrak Tult Batang Turi
(Sesbanja grandiflora
formulasi sediaan sabun cair cuci
Corten). Akademi Farmasi
tangan ekstrak daun bayam duri Putra Indonesia Malang.
dengan konsentrasi 1% telah
Balai Besar Pengawas Obat dan
memenuhi syarat uji mutu fisik Makanan. Standart Nasional
8

Indonesia Sediaan Kosmetik. FMIPA Universitas Udayana,


Surabaya: Badan POM. Bukit Jimbaran.

Departemen Kesehatan Republik Putranti, Ristiyana Ika. 2013.


Indonesia. 1979. Farmakope Skrining Fitokimia dan
Indonesia. Edisi III. Jakarta:
Aktifitas Antioksidan Ekstrak
Departemen Kesehatan.
Rumput Laut Sargassum
duplicatum dan Turbinaria
Fauzi, Ahmad. 2013. Isolasi dan
ornata Dari Jepara. Fakultas
Identifikasi Senyawa
Golongan Flavonoid. Perikanan dan Ilmu Kelautan
Fakultas S1 Farmasi Institut Universitas Diponegoro
Ilmu Kesehatan Bhakti Semarang.
Wiyata Kediri.
Rr. Sulistyaningsih, Firmansyah,
Handbook of farmaceutical Ami Tjitraresmi. 2016. Uji
Excipients, edisi 5. 2011. Aktivitas Ekstrak Etanol
Editor Raymond C Rowe, Bayam Duri (amaranthus
Paul J Sheskey and Marian E
spinosus) Terhadap BakteriI
Quinn.
staphylococcus aureus dan
pseudomonas aeruginosa
Nurama, Yeni dkk. 2014. Pengaruh Dengan Metode Difusi Agar.
Penambahan Sari Fakultas Farmasi Universitas
Belimbing Wuluh Terhadap Padjadjaran, Jatinangor,
Sifat Fisik Sediaan Sabun Sumedang.
Wajah Berbentuk Cair.
Surabaya: Fakultas Tehnik.
Siti Umrah Noor, Desy Nurdyastuti.
Universitas Negeri
2009. Lauret-7-Sitrat sebagai
Surabaya.
Detergensia dan Peningkat
Busa pada Sabun Cair Wajah
Oktavia, Niken Rima. 2014.
Glysine soja (Sieb.) Zucc.
Efektivitas Beberapa Sabun
Fakultas Farmasi Universitas
Pembersih Wajah Antiacne
Pancasila Jakarta.
Terhadap Pertumbuhan
Wasitaatmadja, Sjarif M. 1997.
Bakteri Propionibacterium
acnes. Jakarta: UIN Syarif Penuntun Ilmu Kosmetik
Hidayatullah Jakarta. Medik. (UI-PRESS).
Universitas Indonesia.
Putu Yunia Irmayanti, Ni Putu Ayu
Dewi Wijayanti dan Cokorda Widia, Bella Ulfa. 2016. Formulasi
Istri Sri Arisanti. 2014.
dan Evaluasi Sediaan Sabun
Optimasi Formula Sediaan
Sabun Mandi Cair dari Mandi Cair Ekstrak Buah
Ekstrak Kulit Manggis Tomat (Lycopercium
(Garcinia Mangostana esculentum Mill) dengan
Linn.). Jurusan Farmasi Menggunakan Basis Minyak
Zaitun. Sekolah Tinggi Ilmu
9

Kesehatan Muhammadiyah
Ciamis.

Zakiyah, Alfidza. 2014. Aktivitas


Antibakteri dan Kandungan
Alkaloid Kuinin Kapang
Endofit Tanaman Kina
(Cinchona calisaya Wedd.).
Jurusan Biologi Fakultas
Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negri
Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai