Anda di halaman 1dari 11

1

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR FLAVONOID PADA LIDAH


BUAYA (Aloe Vera) SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS SEBAGAI
ANTISKABIES

IDENTIFICATION AND DETERMINATION OF FLAVONOID LEVELS IN ALOE VERA


BY SPECTROPHOTOMETRY UV-VIS ANTI-SKABIES

Danti Nanda Sari


Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang jl. Barito No. 5
Malang
Penulis korespondensi : email dantinanda35842@gmail.com

ABSTRAK

Skabies adalah jenis penyakit kulit yang sering ditemui pada anak yang tinggal di
pesantren. Tujuan dari penelitian ini dapat mengetahui bagaimana cara mengindentifikasi
dan penetapan kadar suatu senyawa pada bahan alam yang dapat digunakan untuk
menyembuhkan sebuah penyakit. Telah dilakukan uji identifikasi yang dapat diketahui
senyawa yang ada didalam lidah buaya (Aloe Vera) yaitu senyawa antrakuinon yaitu
negatif, flavonoid yaitu positif, dan saponin yaitu positif. Selanjutnya dapat diketahui
hasil penetapan kadar flavonoid pada lidah buaya (Aloe Vera) dengan menggunakan
spektrofotometri UV-Vis yaitu 0,1333%. Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk
melakukan penelitian yaitu skrining fitokimia dan penetapan kadar flavonoid dari
tanaman lain dengan metode yang sama, supaya diketahui perbandingan hasil dengan
menggunakan standar flavonoid pada lidah buaya.

Kata Kunci : Skabies, Identifikasi, Penetapan Kadar menggunakan


Spektrofotometri UV-Vis

ABSTRACT
Scabies is a type of skinthat is often found in children who live in a boarding school.
Thepurpose of this research can find out how to identify and the determination of the
levels of a compound of natural materials that can be used to cure a disease. The test has
been carried out the identification of known compound that is antrakuinon compound that
is negative, flavonoids that is positive, and saponins that is positive. Then note the results
of the levels of flavonoids on Aloe vera by using uv-vis spectrophotometry i.e 0,1333%.
Advised on the researcher to conduct research that is screening phytochemicals and the
determination of the levels of flavonoids from other plants with the same method, so that
the results of the comparison by using known standards of flavonoids on Aloe vera.

Kata Kunci : Skabies, Screening Phytochemical, The Determination of the Levels of With
UV-Vis Spektrofotometer
2

PENDAHULUAN Tanaman lidah buaya (Aloe Vera)

Scabies adalah penyakit kulit merupakan tanaman yang cukup

menular yang disebabkan oleh dikenal oleh masyarakat luas

tungau Sarcoptes scabieiyang terutama Indonesia. Selainitu, Aloe

ditandai dengan gejala khas yaitu veramemeliki manfaatnya adalah

gatal pada kulit yang akhirnya Aloe Vera (Maryam, 2013. Gel Aloe

mengalami kerusakan pada kulit Vera mempunyai aktifitas sebagai

yang terserang (Iskandar, 2000). antibakteri, antijamur, peningkatan

Akhir-akhir ini telah dilakukan aliran darah ke daerah yang terluka

pengobatan untuk penanganan dan bertanggung jawab untuk

skabies, dengan memanfaatkan penyembuhan luka. Tanaman lidah

bahan-bahan alam yang terdapat di buaya mempunyai kandungan

sekitar masyarakat Indonesia. senyawa antrakuinon yang


mempunyai kemampuan sebagai
Penyakit ini sangat sulit untuk
antibiotik, saponin mempunyai
penyembuhannya dan sampai saat ini
kemampuan untuk membunuh
juga masih banyak yang belum bisa
kuman, dan flavonoid yang
menemukan obat yang dapat
mempunyai kemampuan untuk
membantu untuk penyembuhan
menghilangkan rasa sakitdan
secara baik dan mudah. kelemahan
aktivitas antiparasit terhadap tungau
dari obat tersebut seperti kontra
Sarcoptes Scabiei (Yuyun, 2012)
indikasi pada anak dan wanita hamil
yang dapat menyembuhkan
karena bersifat toksik pada susunan
antiskabies.
saraf pusat, berbau, lengket,
mengotoripakaian, menyebabkan Flavonoid merupakan senyawa fenol

iritasi, tidak efektif terhadap semua yang dimiliki oleh sebagian besar

stadium, dan harga cukup mahal. tumbuhan hijau (Wirdani et al.,

Banyak alternative untuk 2008). Flavonoid memiliki beberapa

menyembuhkan penyakit antiskabies bioaktivitas seperti antiinflamasi

menggunakan bahan alam, bahan antibakteri, analgesik, dan

alam salah satunya yaitu lidah buaya antikarsinogenik (Ahad et al., 2011).

(Aloe Vera). Salah satu cara untuk mengetahui


bahan aktif antiskabies diperlukan
3

skrining fitokimia, Tujuan skrining flavonoid yaitu tabung reaksi, botol


fitokimia yaitu untuk mengetahui hitam, saringan, water bath, kertas
bahwa tumbuhan itu mempunyai saring, botol semprot, keranjang alat,
kandungan bioaktif atau kandungan beaker glass, penjepit tabung, rak
yang berguna sebagai pengobatan, tabung, batang pengaduk, corong
metabolit skunder dapat kaca, gelas ukur, pipet volume,
diidentifikasi dengan melakukan uji erlenmeyer, cawan penguap,
penambahan beberapa reagen atau spektrofotometri UV-Vis, labu takar,
pereaksi-pereaksi. Selain dilakukan kuvet, kain flannel.
skrining dilakukan juga penetapan Bahan yang digunakan untuk
kadar flavonoid menggunakan mengidentifikasi kandungan senyawa
spektrofotometri UV-Vis. Dilakukan Antrakuinon, flavonoid, dan Saponin
ekstraksi dengan menggunakan yaitu Methanol P, etil asetat P,
maserasi karena maserasi yaitu magnesium P, asam klorida pekat P,
metode paling mudah atau sederhana etanol, air, aseton, serbuk halus asam
yang sering digunakan dalam skala borat, asam oksalat, natrium klorida,
kecil atau industri (Agoes,2007). benzene, ammonia, heksana,
Berdasarkan latar belakang diatas aquades.
terdapat penelitian yang Bahan yang digunakan untuk
menjelaskan, bagaimana cara penetapan kadar senyawa flavonoid
menyembuhkan penyakit antiskabies pada lidah buaya, etanol 70%,
yang sudah diuji meliputi uji in vitro. kuersetin, AlCl3, CH3COONa, dan
(Yuyun, 2012). Tujuan penelitian ini aquades.
dilakukan agar menjadi bahan
Prosedur Penelitian
referensi atau menjadi informasi
Skrining Fitokimia
tentang zat senyawa apa yang dapat
Skrining Glikosida Antraquinon (Uji
menyembuhkan penyakit scabies dari Bontrager)
tanaman lidah buaya (Aloe Vera). Uji Bontrager dilakukan dengan
cara melarutkan 2 mL sampel dengan
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan 10 mL akuades kemudian disaring,

Alat yang digunakan untuk filtrate diekstrak dengan 5 mL

mengidentifikasi kandungan senyawa benzene. Hasil ekstrak dibagi


4

menjadi dua bagian, A dan B. Filtrat Menimbang 25 mg baku standar


A digunakan sebagai blanko dan kuersetin dan dilarutkan dlam 25 ml
filtrate B ditambahkan 5 mL etanol 96%, kemudian diencerkan
ammonia kemudian dikocok, bila lagi dengan dipipet 1 ml dan diadd
terdapat warna merah berarti hasil kan sampai 10 ml dengan etanol 96%
positif. untuk 1000 ppm, lalu diencerkan lagi

Skrining flavonoid (metode Bate dengan dipipet kembali 5 ml

Smith-metchalf) kemudian diadd kan sampai 50 ml


dengan etanol 96%. Dari larutan
Uji flavonoid sebanyak 3 mL
standar kuersetin 100 ppm, kemudian
sampel diuapkan, dicuci dengan
dibuat beberapa konsentrasi yaitu 2
heksana sampai jernih. Residu
ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan 10
dilarutkan dalam 20 mL etanol
ppm.Dari masing- masing larutan
kemudian disaring. ditambahkan 0,5
standar kuersetin kemudian ditambah
mL HCl pekat kemudian dipanaskan
dengan 3 ml etanol 96%, 0,2 ml
pada penangas air, jika terjadi
AlCl3, 0,2 ml kalium asetat 1 M, dan
perubahan warna merah tua sampai
5,6 ml aquabides. Kemudian
ungu menunjukkan hasil yang positif
diinkubasi selama 30 menit dengan
(metode bate smith-metchalf).
suhu kamar dan diukur absorbansi
Skrining Saponin(metode forth) pada spektrofotometer UV-Vis.
Masukkan 2 mL sampel kedalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan Pembuatan Larutan Sampel Lidah
10 mL Buaya (Modifikasi Yuianti dkk)

Akuades lalu dikocok selama 30 Menimbang ekstrak lidah buaya

detik, diamati perubahan yang sebanyak 25 mg dan dilarutkan

terjadi. Apabila terbentuk busa yang dalam 25 ml etanol 96%, kemudian

mantap (tidak hilang selama 30 detik dipipet sebagai stok sebanyak 1 ml

maka identifikasi menunjukkan ada- dan diadd sampai 10 ml dengan

nya saponin. etanol 96% . lalu diambil untuk


pengujian yaitu dipipet 1 ml dan
Penetapan Kadar
ditambahkan 3 ml etanol 96%, 0,2 ml
Pembuatan Larutan Standar kuersetin
AlCl3, 0,2 ml kalium asetat 1 M, dan
(R. Yulianti dkk)
5

5,6 ml aquabides. Lalu diinkubasi etanol 70% hasil ektrak kentalnya


selama 30 menit dengan suhu kamar berwarna coklat tua segar, pahit, dan
dan diukur dengan absorbansi pada berbau khas aromatik. Hal ini dapat
spektrofotometri UV-Vis. dilihat perbedaannya karena
perbandingan sampel yang berbeda
sehingga hasil yang didapatkan juga
HASIL DAN PEMBAHASAN
berpengaruh, dengan perbandingan
Ekstraksi adalah suatu metode
bahan yang sama-sama
atau proses pemisahan suatu zat
menggunakan lidah buaya dan
berdasarkan perbedaan kelarutannya
pelarut etanol mendapatkan hasil
terhadap dua cairan tidak saling larut
yang berbeda.
yang berbeda, biasanya air dan yang
lainnya pelarut organik.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Skrining Fitokimia Ekstrak Lidah


Organoleptis dari Ekstrak Lidah Buaya
Buaya
Spesifikasi Hasil Skrining fitokimia merupakan
Pengamatan tahap pendahuluan dalam suatu
1. Organoleptis penelitian fitokimia yang mempunyai
Ektrak Lidah Hijau Pekat
Buaya tujuan untuk mengetahui senyawa
 Warna Khas Lidah
metabolit skunder didalam suatu
 Bau Buaya
 Bentuk Gel tanaman

Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia


Dari Ekstrak Lidah Buaya
Hasil ekstraksi 500g lidah buaya
Senyawa Reagen Hasil Keterangan
dengan metode maserasi Dugaan Uji
menggunakan pelarut etanol 70% Antrakuin 2 ml Tidak (-) Negatif
diperoleh ekstrak kental yang on Sampel + terjadi
10 ml perub
berwarna hijau pekat, pahit, dan HCl + 5 ahan
berbau khas lidah buaya, Sedangkan ml warna
Benzena
menurut (Galuh Dewi, 2012) hasil lalu
ekstraksi 5 kg daun lidah buaya dipanask
an
dengan metode yang sama yaitu
Flavonoid 2 ml Merah (+) Positif
maserasi dan menggunakan pelarut Sampel + Bata
6

HCL + yang positif dengan larutan berwarna


Mg merah tua yang ditambahkan dengan
Saponin 2 ml Berbu (+) Positif
Sampel + sa 0,5 HCl dan logam Mg. hampir
10 ml diseluruh tumbuhan terdapat
Akuades
senyawa flavonoid seperti buah,
akar, daun, dan kulit luar batang,
Uji Glikosida Antrakuinon flavonoid merupakan senyawa yang
(Bontrager) dapat mendeteksi mempunyai antioksidan dan dapat
antrakuinon namun uji ini akan menangkal radikal bebas yang
menunjukkan hasil yang negatif yang berperan pada timbulnya penyakit
sangat stabil atau turunan tereduksi degeneratif melalui mekanisme
dari tipe antranol. Karena itu uji perusakan pada system imunitas
bontrager dimodifikasi dengan tubuh. Lidah buaya mengadung
sebelumnya menghidrolisis dan senyawa flavonoid yang
mengoksidasi senyawa ini. menghasilkan warna merah setelah
Antrakuinon akan memberikan ditambahkan dengan reagen Mg dan
karakteristik warna merah, violet, 2 tetes HCl, menurut (Novilia Eka
hijau, dan ungu dengan basa. Tidak Syafitri dkk, 2014) pengujian
terjadinya perubahan warna, flavonoid pada ekstrak buah
menunjukkan bahwa tidak adanya Harendong (Melastoma affine D.
antrakuinon pada ekstrak etanol. Don) terjadi pembentukan warna
Sedangkan menurut (Dewa Ayu dkk, merah yang menandakan hasilnya
2014) ekstrak lidah buaya saat positif setelah ditambahkan dengan
ditambahkan NaOH 1N yang serbuk magnesium dan HCl
menghasilkan warna merah, namun kemudian dikocok.
dari hasil praktikum menghasilkan
Uji Saponin (Fort) saponin
warna bening kekuningan. Hal ini
memiliki kemampuan sebagai
disebabkan karena kurangnya bahan
pembersih dan antiseptik yang
yang digunakan ekstaksi.
mempunyai fungsi sebagai
Uji Flavonoid (Bate smith-metchalf) pembunuh kuman dan mencegah
metode ini dapat digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme yang
mendekteksi dan mendapatkan hasil bisa timbul pada luka sehingga luka
7

tidak mengalami infeksi yang berat, dan 10. Berdasarkan data diatas
uji ini dapat mendeteksi saponin dan (Tabel 3) senyawa flavonoid
menunjukkan hasil yang positif mempunyai nilai R yaitu 0,9408,
karena busa yang didapat setelah karena ada kenaikan pada garis linier
dikocok kuat selama 10 menit dan grafik diatas yang dapat dikatakan
ditunggu 8 menit busanya stabil, bahwa grafik linier ini memiliki nilai
menurut (Novilia Eka Syafitri dkk, absorbansi dan peningkatan yang
2014) saponin dapat dideteksi baik.
dengan uji busa dalam air panas. Hasil pengukuran absorbansi standar
Busa yang stabil selama 10 menit kuersetin dan penetapan kadar
dan tidak hilang jika ditambahkan 1 flavonoid esktrak lidah buaya.
ml HCl menandakan bahwa sampel
Tabel 3. Hasil Penetapan Kadar
mengandung saponin. Ekstrak Lidah Buaya
Sam Hasil Hasil SD KV
pel Absorba Kadar
nsi (438
0.8 Kurva Standart Kuersetin nm)
y = 0.0751x - 0.0279 I 0,476 A 0,1677 0,02 22,13
Absorbansi (A)

0.6 Absorbansi
R² = 0.9408 % 9503 2%
0.4 II 0,322 A 0,1164
Linear
(Absorbansi)
%
0.2
Linear III 0,323 A 0,1168
0 (Absorbansi) Rata- %
0 Konsentrasi
5 (ppm)
10 15 rata =
0,1333
Gambar 1. Grafik Regresi Linier %
Kurva Baku Standar Kuersetin
Penentuan kadar flavonoid
Air yang digunakan preparasi
dengan menggunakan
dapat membantu untuk melarutkan
spektrofotometri uv-vis adalah
sampel ekstrak lidah buaya, karena
sebagai pembanding dengan baku
pada saat preparasi sampel ekstrak
standar kuersetin. Pengukuran
lidah buaya tidak larut dengan etanol.
ditemukan dengan panjang
Hal ini disebabkan karena gel lidah
gelombang maksimum 438 nm dari
buaya mengandung polisakarida larut
standar kuersetin dengan beberapa
air, yang berperan menghalangi
konsentrasi (ppm) yaitu 2, 4, 6, 8,
8

kelembapan dan oksigen yang dapat senyawa flavonoid yang berfungsi


mempercepat pembusukan. Gel ini sebagai antioksidan. Penelitian
juga mengandung antibiotik dan (Sultana et al., 2009) menunjukkan
anticendawan yang berpotensi bahwa ekstrak methanol daun lidah
memperlambat dan menghalangi buaya mampu menghambat aktivitas
mikroorganisme yang DPPH sebesar 72,9 ± 1,5%,
mengakibatkan keracunan makanan sedangkan ekstrak etanol daum lidah
pada manusia (Reynold dan Dweck, buaya hanya sebesar 68,0 ± 1,3%.
1999). Sehingga lidah buaya cocok Menurut berbagai hasil penelitian
digunakan untuk menyembuhkan diatas dapat diketahui bahwa hasil
penyakit antiskabies, Mekanisme kadar 0,1333% dapat dikatakan
flavonoid sebagai antikabies yaitu bahwa tanaman lidah buaya
flavonoid mempunyai aktivitas mengandung senyawa flavonoid
sebagai antiseptik yang berfungsi sangat besar.
sebagai antibakteri, antioksidan dan UCAPAN TERIMA KASIH
menghambat pendarahan pada kulit Penulis mengucapkan terima kasih
(Harborne, 1987). kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Laboratorium Putra Indonesia
Flavonoid termasuk salah satu
Malang yang telah membantu
senyawa yang mempunyai aktivitas
penelitian ini.
sebagai antiskabies dengan kadar
diketahui 0,1333%, sehingga dapat DAFTAR RUJUKAN
diketahui kadar flavonoid dalam Redha Abdi. 2010. Flavonoid:

tanaman lidah buaya. Menurut Struktur, Sifat Antioksidatif Dan

penelitian yang dilakukan oleh Peranannya Dalam Sistem

(Botes et al., 2008) pada ekstrak Biologis. Jurusan Teknologi

etanol 95% gel daun lidah buaya Pertanian Politeknik Negeri

menunjukkan adanya aktivitas Pontianak, Jalan Ahmad Yani

antioksidan dengan kandungan Pontianak 78124.

flavonoid sebesar 20,2 ± 0,5


mg/100g. Metanol merupakan Tan Sukmawati Tansil., Angelina

pelarut yang lebih baik dibandingkan Jessica., Krisnataligan. 2017.

dengan etanol dalam menarik Scabies: Terapi Berdasarkan


9

Siklus Hidup. Fakultas UV-Vis. Fakultas Farmasi,


Kedokteran Universitas Universitas Muslim Indonesia.
Tarumanegara, Jakarta,
Indonesia. Mukhriani, Nonci FaridhaYenny,
Munawarah Sitti. 2015. Analisis
Haeria, Hermawati, Ugi Andi Tenri Kadar Flavonoid Total Pada
Dg. Pine. 2016. Penentuan Ekstrak Daun Sirsak (ANNONA
Kadar Flavonoid Total dan MURICATA L.) Dengan Metode
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Spektrofotometri UV-Vis. Jurusan
Etanol Daun Bidara (Ziziphus Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
spina-christi L.). Jurusan Farmasi Universitas Islam Negeri
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Alauddin Makassar.
Kesehatan UIN Alauddin
Makassar, Makassar- Indonesia Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun
Lidah Buaya (Aloe vera) Sebagai
Yulianti R 1Rizki., Dahlia Antiskabies
2Amaliah., Ahmad Aktsar Secara In Vitro. Fakultas
Roskiana. 2011. Penetapan Kedokteran Univertas Jember
Kadar Flavonoid Total Dari 2012,
Ekstrak Etanolik Daun Benalu
Mangga (Dendrophthoe Syailindra1 Firza, Mutiara2 Hanna.
pentandra L. Miq), Laboratorium 2016. Skabies.
Farmakognosi-Fitokimia 1Mahasiswa,Fakultas
Fakultas Farmasi Universitas Kedokteran, Universitas
Muslim Indonesia. Lampung. 2Bagian Parasitologi,
Fakultas Kedokteran, Universitas
Aminah1, Tomayahu Nurhayati, Lampung,
Abidin Zainal. No Date.
Penetapan Kadar Flavonoid Mukhriani, Nonci FaridhaYenny,
Total Ekstrak Etanol Kulit Buah Analisa Kadar Flavonoid Total
Alpukat (Persea americana Mill.) Pada Ekstrak Daun Sirsak
Dengan Metode Spektrofotometri (Annona Muricata L.) Dengan
10

Metode Spektrofotometri UV-Vis. Choirul. 2003. Berita Biologi : Jurnal


Sitti Munawarah. Jurusan Ilmiah Nasional. Pusat Penitian
Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Biologi, Vol. 6 No. 4.
Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar. Mabry,T.,J., Markham, K.R. &
Thomas, M.B. 1970. The
Karlina Andi Ainun. 2017. Uji systematic identification of
Aktifitas Ekstrak Lidah Buaya flavonoid. Berlin: Spinger-
(Aloe vera) Secara In Vivo Verlag
Terhadap Scabies Pada Kambing
Kacang (Capra hircus). Program Yulianti, dkk. Tanpa tahun.
Studi Kedokteran Hewan Penetapan Kadar Flavonoid
Fakultas Kedokteran Universitas Total Dari Ekstrak Etanolik
Hasanuddin Makassar. Daun Benal Mangga
(Dendrophthoe pentandra L.
Mabry, T.J., Markham, K.R. & Miq). Universitas Muslim
Thomas, M.B. 1970. The Indonesia
systematic identification of
flavonoid. Berlin: Spinger- Nur Azizah, dkk. 2014. Kartika
Verlag. Jurnal Ilmiah Farmasi :
Penetapan Kadar Flavonoid
Markham, K.H., 1988. Cara Metode AlCl3 RPada Ekstrak
Mengidentifikasi Flavonoid. Metanol Kulit Buah Kakao
(Edisi 2). Penerjemah: K. (Theobroma cacao L.) Fakultas
Padmaewinata dan I. Soediro. Farmasi Universitas Jendral
Bandung: Penerbit ITB. Achmad Yani.

Ditjen POM. 2000. Parameter Dwi Nugrahaningtyas, dkk. 2005.


standar umum ekstrak tumbuhan Isolasi dan Identifikasi Senyawa
obat. Jakarta: Depkes RI. Flavonoid Dalam Rimpang
dalam Rimpang Temu Ireng
(Curcuma aeruginosa Roxb.)
11

Universitas Sebelas Maret


(UNS) Surakarta 57126.

Abd Gafur, dkk. Tanpa tahun. Isolasi


dan Identifikasi Senyawa
Flavonoid dari Daun Jamblang
(Syzygium cumini). Universitas
Negeri Gorontalo.

Dewi Kusuma, 2012. Formulasi


Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun
Lidah Buaya (Aloe vera (L.,) Webb)
dengan Gelling Agent
Hydroxypropyl Methylcellulose
(HPMC) 4000 SM Dan Aktivitas
Antibakterinya Terhadap
Staphylococcus epidermidis.
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Ainun Karlina, 2017. Uji Aktivitas


Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera)
Secara In Vivo Terhadap Scabies
Pada Kambing Kacang (Capra
Hircus). Fakultas Studi Kedokteran
Hewan. Universitas Hasanuddin
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai