Oleh Kelompok 4 :
Dwi Restarina
Eka Sripuspita
Juzri Sidik
Rafika Safitri
Siti Nina Inayah
Yoga Teguh Guntara
Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding
mukosa lambung, pylorus, duodenum atau esophagus.Ulkus peptikum sering disebut sebagai
ulkus lambung, duodenal atau esofageal, tergantung pada lokasinya.Ulkus ini disebabkan
oleh erosi area terbatas dari membrane mukosa.Ulkus peptikum lebih mungkin terjadi pada
duodenum daripada lambung. Biasanya ini terjadi secara tunggal,tetapi dapat terjadi dalam
bentuk multiple.Ulkus peptikum kronis
kronis cenderung terjadi pada kurvatura minor dari lambung,
dekat pylorus.
Ulkus peptikum adalah erosi mukosa gastro intestinal yang disebabkan oleh terlalu
banyaknya asam hidroklorida dan pepsin.Meskipun ulkus dapat terjadi pada osofagus, lokasi
paling umum adalah duodenum
duodenum dan lambung (Wardell, 1990).
Ulkus peptikum adalah putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas sampai
dibawah epitel (Sylvia & Lorraine. 2005. Hal 423) kerusakan mukosa yang tidak luas sampai
ke bawah epitel disebut sebagai eros, walau sering dianggap juga sebagai “ulkus” (mis., ulkus
karena stres). Ulkus kronis berbeda dengan ulkus akut, karena memiliki jaringan parut pada
dasar ulkus.
B. Etiologi
Infeksi Helicobacter pylori dan penggunaan obat antiinflamasi, baik steroid maupun
non steroid (termasuk aspirin), adalah factor pemicu terbanyak. Merokok meningkatkan
angka rekurensi ulkus , dan memperlambat penyembuhan ulkus. Jarang, ulkus berhubungan
sindrom zollinger-ellison, sindrom neoplasia endokrin multiple tipe 1, hiperparatiroidisme,
atau stress(misalnya luka bakar yang luas-ulkus curling).
Helicobacter pylori membentuk koloni pada lapisan mukosa yang menutupi epitel
lambung. Infeksi seringkali asimtomatik, walaupun gastritis superfisialis kronis hamper
selalu mengenai mukosa di bawahnya. Infeksi H. pylori berhubungan dengan ulkus peptikum,
serta peningkatan insidensi kanker lambung.Produksi urease dan sitotoksin, dan kerusakan
pelindung mukosa gaster,
gaster, diduga turut menjadi penyebab timbulnya penyakit.
Terdapat hubungan antara infeksi H. pylori dengan berkembangnya limfoma sel B
gaster pada jaringan limfoid terkait mukosa.Telah dilaporkannya adanya regresi tumor
menyusul eradikasi H. pylori.
C. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa bulan
dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa penyebab yang dapat
diidentifikasi.Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan 20-30% mengalami perforasi
atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang mendahului.
Nyeri : Biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau
sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri terjadi
bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan merangsang
ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam
merangsang mekanisme refleks local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri
biasanya hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan
alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri kembali
timbul.Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan memberikan tekanan lembut
pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan garis tengah.Beberapa gejala menurun dengan
memberikan tekanan local pada epigastrium.Biasanya pasien mengeluh nyeri tumpul seperti
tertusuk atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung.Nyeri biasanya hilang
dengan makan, karena makanan menetralisasi asam atau dengan menggunakan alkali.
Pirosis(nyeri uluhati) : Beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada
esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam. Eruktasi
atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.Beberapa pasien mengalami sensasi
luka bakar pada esophagus dan lambug yang naik ke mulut kadang-kadang disertai eruktasi
asam (sendawa).
Muntah : Meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat
menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut atau
pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami inflamasi di sekitarnya pada
ulkus akut.Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat
yang dihilangkan dengan ejeksi kandungan asam lambung.Hal ini dihubungkan dengan
obstruksi jalan keluar lambung oleh spasme mucosal pylorus, yang dapat dihubungkan
dengan jaringan parut atau pembengkakan akut dari membrane mukosa yang mengalami
inflamasi disekitarnya pada ulkus akut.
Konstipasi dan perdarahan : Konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus,
kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang dengan
perdarahan gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut
sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan gejala setelahnya.
Konstipasi terjadi kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan.Pasien juga datang
dengan perdarahan gastrointestinal.
D. Klasifikasi
Ulkus duodenal Ulkus lambung
I nsi den Insiden
Dapat mengalami penambahan berat badan Nyeri terjadi ½ sampai 1 jam setelah makan;
jarang terbangun pada malam hari; dapat hilang
Nyeri terjadi 2-3 jam setelah makan; sering dengan muntah.
terbangun dari tidur antara jam 1 dan 2 pagi.
Makan makanan tidak membantu dan kadang
Makan makanan menghilangkan nyeri meningkatkan nyeri.
Hemoragi jarang terjadi dibandingkan ulkus Hemoragi lebih umum terjadi daripada ulkus
lambung tetapi bila ada milena lebih umum duodenal, hematemesis lebih umum terjadi
daripada hematemesis. daripada melena.
Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat
menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidrochlorida dan pepsin). Erosi yang terjadi
berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin, atau berkenaan dengan
penurunan pertahanan normal dari mukosa.Mukosa yang rusak tidak dapat mensekresi mukus
yang cukup bertindak sebagai barier terhadap asam klorida.
Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :
a. Sefalik
Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau rasa
makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya merangsang saraf
vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan menimbulkan sedikit efek
pada sekresi lambung.Inilah yang menyebabkan makanan sering secara konvensional
diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum. Saat ini banyak ahli gastroenterology
menyetujui bahwa diet saring mempunyai efek signifikan pada keasaman lambung atau
penyembuhan ulkus. Namun, aktivitas vagal berlebihan selama malam hari saat lambung
kosong adalah iritan yang signifikan.
Obat-obatan digunakan
seperti : a. Mempengaruhi
histamine lambung
b. Antibiotik
Bismuth Bismuth
mematikan H>
pylori
c. Agen sitoprotektik
melindungi
c. Agen mukosa lambung
sitoprotektif d. Inhibitor pompa
proton
d. Inhibitor menurunkan asam
pompa proton lambung
e. Menetralisir asam
e. Antasida lambung
2 Resiko tinggi Tujuan : Volume cairan Mandiri :
gangguan tubuh tercukupi dalam Catat karakteristik Darah merah cerah
keseimbangan waktu 1x 24 jam muntah dan / mandakan adanya atau
volume cairan dan KH : drainase perdarahan arterial akut,
elektrolit kurang Haluaran urine karena ulkus gaster.
dari kebutuhan adekuat dengan Awasi tanda vital: Perubahan TD dan nadi
tubuh b.d intake berat jenis normal bandingkan dengan cepat dapat digunakan
yang tidak adekuat Tanda vital stabil hasil normal untuk perkiraan kasar
Membran mukosa sebelumnya tekanan darah. Hipotensi
lembab postural menunjukkan
Smeltzer, Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth. Vol 2. Ed
8. Jakarta : EGC. 2001.