Anda di halaman 1dari 20

Evaluasi Kestabilan Mutu Fisik Sediaan Tablet Jamu Pelangsing

Merek X dan Y
Evaluation Physical Stability of Some Slimming Herbal Medicine
Tablets Brand X dan Y

Nadia Saso Paulangan(1), Zulham(2), Aisyah Fatmawaty(3)*


1. Akademi Farmasi Kebangsaan Makassar
2. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar
*email korespondensi : renysyahruni@yahoo.com

ABSTRAK
Tablet jamu pelangsing yang beredar di masyarakat saat ini telah banyak
membuat konsumen tertarik untuk membelinya, terutama individu yang
mengalami kegemukan. Namun peredaran tablet jamu pelangsing yang
beredar perlu memenuhi syarat uji kestabilan fisik. Mutu fisik suatu obat
tradisional dapat mempengaruhi kemampuan dan stabilitas obat. Tujuan
penelitian ini untuk mengevaluasi dan membandingkan mutu fisik tablet
jamu pelangsing yang beredar di masyarakat. Penelitian ini menggunakan
2 produk tablet jamu pelangsing merk dagang. Setiap produk diuji sifat
fisik meliputi uji kekerasan, keseragaman bobot, uji kerapuhan, uji
keseragaman ukuran dan uji waktu hancur. Data yang diperoleh
disesuaikan dengan standar Farmakope Indonesia dan kepustakaan lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tablet jamu pelangsing merek X
memenuhi persyaratan yang ditentukan, sedangkan tablet jamu
pelangsing merek Y tidak memenuhi persyaratan uji kerapuhan dan uji
waktu hancur. Dari hasil yang didapatkan menunjukkan tablet jamu
pelangsing merek X memiliki mutu fisik yang baik daripada tablet jamu
pelangsing merek Y.

Kata Kunci : Tablet, jamu, uji mutu fisik

ABSTRACT

Slimming herbal tablets are circulating in the community and make many
consumers are interested to buy it, especially individuals who are
overweight. However circulation of slimming herbal tablets in circulation
need to meet the requirements of physical stability test. The physical
quality of a traditional medicine can affect the ability and stability of the
drug. The purpose of this study is to evaluate and compare the physical
quality of slimming herbal tablets circulating in the community. This
research uses 2 tablets of trademark slimming herbal medicine products.

1
Each product is tested for physical properties including hardness test,
weight uniformity, frayness test, uniformity test size, and desintegration
test. The data obtained are compared to Indonesian Pharmacopoeia
standards and other literatures. The result showed that the tablets of
slimming herbs product X meet the requirements specified, while the
tablets of slimming herb product Y does not meet the requirements of test
fragility and test time is destroyed. From the result obtained show tablet
slimming herbal product X has a good physical quality than slimming
herbal medicine tablet product Y.

Key words : Tablet, Herbal, Physical Test

1
PENDAHULUAN bentuk krim, kapsul, pil maupun
Latar Belakang tablet.
Tablet adalah sediaan yang Tablet pelangsing yang
padat kompak, dibuat secara beredar di pasaran kebanyakan
kempa cetak, dalam bentuk mengandung bahan-bahan alam
tabung pipih, silindris, atau sehingga kebanyakan tablet
bentuk lain, kedua permukaannya pelangsing termasuk ke dalam
rata atau cembung, terbuat dari jenis obat tradisional yang
ekstrak kering atau campuran disebut jamu. Obat tradisional
ekstrak kental dengan bahan adalah bahan atau ramuan bahan
pengering dengan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
tambahan yang sesuai (BPOM, bahan hewan, bahan mineral,
2014). Sediaan tablet mempunyai sediaan sarian (galenik) atau
beberapa keuntungan antara lain campuran dari bahan tersebut
ketepatan dosis, dapat dikemas yang secara turun-temurun telah
secara baik, mudah dalam digunakan untuk pengobatan,
pemakaian dan stabilitas obat dan dapat diterapkan sesuai
dalam bentuk tablet baik selama dengan norma yang berlaku di
penyimpanan (Voight, 1994). masyarakat
Akhir-akhir ini banyak
kemunculan obat pelangsing di
berbagai media komunikasi baik
televisi maupun koran.
Kemunculan berbagai obat
pelangsing ini disebabkan banyak
konsumen yang tertarik
membelinya, terutama individu
yang mengalami kegemukan.
Obat-obat tersebut dijual dalam
berbagai bentuk mulai dari

1
4

(Permenkes, 2012). Jamu adalah Setiap metode yang


istilah dalam bahasa Indonesia digunakan dalam pembuatan
untuk obat herbal yang terbuat tablet jamu, tablet yang
dari tumbuhan obat segar atau dihasilkan harus memenuhi
kering. Jamu telah dikenal sejumlah standar kestabilan mutu
selama berabad – abad oleh fisik. Mutu fisik adalah
masyarakat Indonesia terkait keseluruhan ciri dan karakteristik
penggunaanya untuk kesehatan suatu produk yang mendukung
dan kecantikan. kemampuan produk, hampir
Kecenderungan masyarakat semua zat aktif yang diformulasi
pada zaman modernisasi untuk dalam bentuk sediaan solid oral
kembali ke alam (back to nature) bersifat stabil dalam kondisi
serta krisis yang melanda normal.
Indonesia mengakibatkan Mutu fisik dasar suatu tablet
turunnya daya beli masyarakat kempa yang baik dikarakterisasi
terhadap obat sintetis, selain itu oleh sejumlah spesifikasi yang
dengan menggunakan obat mencakup tampilan, ukuran,
tradisional dalam penggunaan bentuk, ketebalan, bobot,
tanaman obat atau obat homogenitas, kekerasan, dan
tradisional relatif lebih aman waktu hancur. Tablet yang
dibandingkan obat sintetis memiliki waktu hancur yang baik
(Banureah, 2009). Berdasarkan mampu hancur dan melepaskan
Keputusan Kepala BPOM, jamu ke dalam cairan tubuh untuk
harus memenuhi kriteria antara dilarutkan, begitupun juga
lain aman sesuai dengan dengan tablet yang memiliki
persyaratan yang ditetapkan, kekerasan dan keregasan yang
khasiat dibuktikan berdasarkan sesuai dengan persyaratan,
data empiris, memenuhi karena semakin kecil persentase
persyaratan mutu yang berlaku kehilangan bobot dari suatu tablet
(BPOM, 2014). maka semakin baik efek terapi
5

yang diberikan oleh sediaan obat merek X dan Y yang beredar di


dalam tubuh. Apotek Z.
Badan Pengawas Obat dan Manfaat Penelitian
Makanan memberlakukan Penelitian ini diharapkan
Persyaratan Obat Tradisional untuk memberikan informasi
yang harus dipenuhi bahwa untuk mengenai kestabilan fisik sediaan
melindungi masyakarat terhadap tablet jamu pelangsing yang telah
hal-hal yang dapat mengganggu beredar di Apotek.
dan merugikan kesehatan perlu
dicegah beredarnya obat
tradisional yang tidak memenuhi
persyaratan keamanan,
kemanfaatan dan mutu (BPOM,
2014). Berdasarkan latar
belakang tersebut peneliti tertarik
untuk mengetahui mutu tablet
jamu pelangsing yang beredar di
apotek.
Perumusan Masalah
Permasalahan yang timbul
adalah apakah beberapa sediaan
tablet jamu pelangsing merek X
yang beredar di pasaran telah
memenuhi persyaratan uji mutu
fisik tablet.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah
mengevaluasi dan
membandingkan kestabilan fisik
sediaan tablet jamu pelangsing
2

METODE PENELITIAN dengan menggunakan jangka

Jenis Penelitian sorong. Kecuali dinyatakan lain,

Penelitian ini merupakan diameter tablet tidak lebih dari 3

penelitian eksperimental skala kali dan tidak kurang dari 1 1/3

laboratorium. kali tebal tablet (Siregar, 2005).

Waktu dan Tempat Penelitian Uji keseragaman bobot

Penelitian dilaksanakan Tablet dibersihkan dari debu

pada bulan April sampai selesai kemudian ditimbang 20 tablet lalu

di Laboratorium Farmasetika ditimbang satu persatu dan

STIFA-AKFAR Makassar. dihitung bobot rata-ratanya. Jika

Prosedur Kerja ditimbang satu persatu, tidak

Uji kekerasan boleh lebih dari dua tablet yang

Pengujian dilakukan dengan masing-masing bobotnya

menggunakan alat uji kekerasan menyimpang lebih dari 5% dari

tablet (Monsanto Hardness bobot rata-ratanya dan tidak satu

Tester). Tablet diletakkan antara tablet pun yang bobotnya

anvil dengan plat datar yang diam menyimpang lebih dari 10% dari

lalu dijepit dengan memutar alat bobot rata-ratanya (Siregar,

penekan dimana angka yang 2005).

ditunjukkan oleh jarum penunjuk Uji Kerapuhan

pada skala dinyatakan sebagai Sebanyak 9 tablet ditimbang

titik nol. Selanjutnya, alat kemudian keregasan tablet

penekan diputar sampai tablet ditentukan dengan dimasukkan

retak atau pecah. Syarat ke dalam alat friabilator kemudian

kekerasan tablet 4 – 8 kg diputar dengan kecepatan 25 rpm

(Gennaro, A.R, dkk, 1995). dan dijalankan sebanyak 100

Uji keseragaman ukuran putaran. Tablet yang sudah diuji

Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang kembali,

kemudian diambil secara acak 20 kehilangan berat yang

tablet dan diukur diameter serta dibenarkan yaitu lebih kecil dari

tebal masing-masing tablet

6
7

0,5% sampai 1% (Lachman, permukaan air. Sebanyak 6 tablet


1994). dimasukkan ke dalam keranjang,
Uji Waktu Hancur turun naikkan keranjang secara
Pengujian dilakukan dengan teratur 30 kali tiap menit. Tablet
menggunakan tabung gelas dinyatakan hancur jika tidak ada
panjang 80 mm sampai 100 mm, bagian tablet yang tertinggal di
diameter dalam kurang lebih 28 atas kasa, kecuali fragmen
mm, diameter luar 30 mm hingga berasal dari zat penyalut. Kecuali
31 mm, ujung bawah dilengkapi dinyatakan lain, waktu yang
kasa kawat tahan karat berbentuk diperlukan untuk menghancurkan
keranjang. Keranjang disispkan keenam tablet tidak lebih dari 15
searah di tengah-tengah tabung menit untuk tablet tidak bersalut
kaca, diameter 45 mm, (Gennaro, 1995).
dicelupkan ke dalam air bersuhu Analisis Data
antara 36oC – 38oC sebanyak Pendekatan Teoritis
kurang lebih 1000 mL, sedalam Data yang diperoleh dari
tidak kurang dari 15 cm sehingga hasil beberapa pengujian
dapat dinaik turunkan dengan dibandingkan dengan
teratur. Kedudukan pada kawat persyaratan kestabilan fisik tablet
kasa pada posisi tertinggi tepat di dalam Farmakope Indonesia edisi
atas permukaan air dan III (Depkes RI, 1979), Farmakope
kedudukan terendah, yaitu mulut Indonesia IV (Depkes RI, 1995)
keranjang tepat di bawah dan kepustakaan lainnya.
8

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Hasil Uji Keseragaman Bobot Tablet
Bobot Bobot
Sampel % %
Tablet (g) Tablet (g)
Tablet Penyimpangan Penyimpangan
Merek X Merek Y
1 0,754 3,33 0,495 4,87
2 0,798 2,3 0,499 5,72
3 0,790 1,28 0,493 4,44
4 0,767 1,67 0,491 4,02
5 0,805 3,2 0,491 4,02
6 0,773 0,89 0,499 5,72
7 0,762 2,3 0,505 6,99
8 0,806 3,33 0,504 6,77
9 0,775 0,64 0,507 7,41
10 0,779 0,12 0,497 5,29
11 0,764 2,05 0,496 5,08
12 0,777 0,38 0,489 3,6
13 0,809 3,71 0,499 5,72
14 0,771 1,15 0,488 3,38
15 0,779 0,12 0,499 5,72
16 0,799 2,43 0,506 7,2
17 0,811 3,97 0,497 5,29
18 0,813 4,23 0,496 5,08
19 0,741 5 0,503 6,56
20 0,744 4,61 0,495 4,87
Berat 20
15,617 9,458
tablet
Berat
0,78 0,472
rata-rata
2

Salah satu faktor yang penyimpangan yaitu 5% dan 10%


mempengaruhi keseragaman sedangkan merek Y sebanyak 13
bobot adalah sifat alir granul. tablet menyimpang dari harga
Apabila sifat granul baik, maka yang ditetapkan pada
akan mempengaruhi pengisian penyimpangan 5% dan tidak
pada ruang kompresi oleh hopper satupun tablet yang menyimpang
dengan volume konstan, pada penyimpangan 10%.
sehingga akan memperoleh Berdasarkan Farmakope
tablet dengan bobot yang Indonesia edisi IV yaitu untuk
seragam. Semakin udah mengalir tablet yang bobotnya lebih dari
suatu bahan, maka akan semakin 300 mg, maka persentase
baik keseragaman bobotnya penyimpangan bobotnya yaitu
(Wilda Putri, 2012). tidak boleh lebih dari 2 tablet
Keseragaman bobot tablet yang masing – masing bobotnya
dapat menjadi indikator awal menyimpang dari bobot rata –
keseragaman kadar atau ratanya lebih besar dari 5 % dan
kandungan zat aktif. Bobot tablet tidak satu tablet pun yang
yang tidak seragam mengurangi bobotnya menyimpang dari bobot
efektitivas dari sediaan tablet rata – ratanya lebih dari 10 %.
yang dihasilkan. Berdasarkan Dapat disimpulkan bahwa tablet
tabel 1, keseragaman bobot jamu pelangsing merek X
tablet jamu pelangsing merek X memenuhi persyaratan
memenuhi persyaratan keseragaman bobot daripada
keseragaman bobot karena tablet jamu pelangsing merek Y.
sebanyak 20 tablet tidak
menyimpang dari bobot

Tabel 2. Hasil Uji Keseragaman Ukuran

9
10

Merek X Merek Y
Sampel
Diameter Diameter
Tablet Tebal (cm) Tebal (cm
(cm) (cm)
1 8,2 6,15 8,3 8,3
2 8,2 6,05 8,3 8,3
3 8,2 6,15 9,3 9,3
4 8,2 6,15 9,3 9,3
5 8,2 6,05 8,3 8,3
6 8,2 6,15 8,3 8,3
7 8,2 6,15 8,3 8,3
8 8,2 6,15 8,3 8,3
9 8,2 6,15 8,3 8,3
10 8,2 6,15 8,3 8,3
11 8,2 6,15 8,3 8,3
12 8,2 6,15 8,3 8,3
13 8,2 6,15 8,3 8,3
14 8,2 6,15 8,3 8,3
15 8,2 6,15 8,3 8,3
16 8,2 6,15 8,3 8,3
17 8,2 6,15 8,3 8,3
18 8,2 6,15 8,3 8,3
19 8,2 6,15 8,3 8,3
20 8,2 6,15 8,3 8,3

Keseragaman ukuran 11/3 kali tebal tablet (Siregar,


dilakukan dengan menggunakan 2005). Hasil evaluasi
jangka sorong, syarat keseragaman ukuran pada tablet
keseragaman ukuran tablet jamu merek X memenuhi
adalah diameter tablet tidak lebih persyaratan keseragaman ukuran
dari 3 kali dan tidak kurang dari sedangkan untuk tablet jamu
11

merek Y tidak memenuhi persyaratan keseragaman ukuran

Tabel 3. Hasil Uji Kekerasan Tablet


Kekerasan Kekerasan
Sampel
Tablet (kg) Rata-rata Tablet (kg) Rata-rata Parameter
Tablet
Merek X Merek Y
1 8 8
2 3 8
3 6 9
4 9 8
5 8 8
7,2 8,2 4-8 kg
6 8 8
7 8 8
8 8 8
9 8 8
10 6 9

Uji kekerasan tablet maka semakin lama waktu


bertujuan untuk mengetahui hancurnya. Hal ini dikarenakan
seberapa kuat tablet dalam semakin keras tablet
melawan tekanan mekanik menunjukkan jembatan yang
seperti goncangan, benturan dan terbentuk antar partikel semakin
terjadi keretakan tablet selama kuat (Lachman dkk, 1994).
pengemasan, penyimpanan dan Apabila tablet terlalu keras, maka
transportasi (Ansel, 1989). Tablet penetrasi air ke dalam tablet akan
yang baik memiliki kekuatan sulit sehingga untuk melepas zat
kekerasan minimum 4-8 kg/cm2. aktifnya membutuhkan waktu
Alat yang biasa digunakan adalah yang lama.
Hardness Tester. Hasil uji kekerasan tablet
Kekerasan tablet dari setiap tablet jamu pelangsing
berpengaruh terhadap waktu merek X dan Y terlihat bahwa
hancur. Semakin keras tablet, tablet jamu pelangsing Merek X
12

memiliki kekerasan rata-rata 7,2 dan konsentrasi dari bahan


kg dan tablet jamu pelangsing pengikat yang digunakan.
merek Y memiliki kekerasan rata- Semakin tinggi konsentrasi bahan
rata 8,2 kg menunjukkan tablet pengikat yang digunakan, maka
jamu pelangsing merek Y sangat semakin kuat kemampuan bahan
keras. Tablet jamu pelangsing pengikat dalam mengikat partikel-
merek Y dinyatakan tidak partikel serbuk membentuk
memenuhi persyaratan, karena granul pada proses granulasi,
lebih dari range yang ditetapkan sehingga dalam penggunaan
dimana range kekerasan tablet bahan pengikat harus sesuai
yaitu 4-8 kg/cm2. Perbedaan agar dapat dihasilkan tablet yang
kekerasan dari tiap tablet memenuhi syarat kekerasan yang
dipengaruhi oleh besarnya baik.
tekanan pada saat pengempaan
Tabel 4. Hasil Uji Kerapuhan
Sampel
Berat awal (g) Berat akhir (g) Friabilitas
Tablet

Merek X 16,92 16,90 0,11%

Merek Y 10,40 10,03 3,55%

Besar kecilnya kadar air kadar air dalam tablet maka


yang terkandung di dalam tablet semakin lembab tablet tersebut
akan mempengaruhi kekerasan sehingga akan memiliki
dan kerapuhan dari tablet kekerasan yang kurang baik dan
tersebut. Semakin kecil kadar air bersifat rapuh (Wilda Putri, 2012).
dalam tablet maka semakin Hasil uji kerapuhan tablet (tabel
kering tablet tersebut sehingga 4) terlihat bahwa kerapuhan dari
akan memiliki kekerasan yang tablet jamu pelangsing merek X
baik dan kerapuhan tablet yang memenuhi persyaratan yang
kecil. Sebaliknya semakin besar ditetapkan yaitu 0,11% atau
13

kurang dari 1% (Dirjen POM, dihasilkan kurang kompak dan


1995). Hal ini dikarenakan tablet mudah rapuh.
pelangsing merek X memiliki Persentase kerapuhan yang
kadar air dalam granul yang melewati syarat yang ditetapkan
rendah sehingga menghasilkan akan menghasilkan tablet yang
tablet yang sangat kompak dianggap tidak baik (Lachman,
membuat tablet tersebut tidak 1986). Kerapuhan tablet
mudah rapuh dan terserpih. berpengaruh terhadap kekuatan
Sedangkan tablet jamu tablet dalam menahan adanya
pelangsing merek Y tidak guncangan mekanik. Uji
memenuhi syarat hasil uji kerapuhan dapat dijadikan
kerapuhan yang diperoleh yaitu indikator bahwa tablet memiliki
3,55% dikarenakan kadar air kekuatan mekanis yang cukup
dalam granul memiliki kadar air sehingga dapat sampai ke
yang tinggi sehingga tablet yang konsumen dalam keadaan baik
(Voight, 1995).
Tabel 5. Hasil Uji Waktu Hancur
Waktu Hancur
Parameter
Merek X Merek Y
02:08 16: 10
02:36 17: 33
03:27 17: 40
< 15 menit
06:05 18: 07
07:08 19: 22
07:26 20: 12
Ket : (menit:detik)
Pengujian waktu hancur jamu pelangsing merek X
dilakukan untuk mengetahui sebanyak 6 tablet memenuhi
waktu yang diperlukan tablet syarat dengan rata-rata waktu
untuk hancur di dalam tubuh. yang diperlukan kurang dari 15
Hasil uji waktu hancur pada tablet menit. Sedangkan hasil uji waktu
14

hancur pada tablet jamu pecah dan hancur (Kusuma,


pelangsing merek Y tidak 2008).
memenuhi syarat yang Waktu hancur dapat
ditetapkan. mempengaruhi bioavailabilitas
Waktu hancur dipengaruhi (ketersediaan hayati) bahan obat,
oleh bahan pengikat yang keberadaan eksipien seperti
digunakan dalam pembuatan bahan pengikat akan
masing-masing tablet jamu mempengaruhi kemudahan
pelangsing, dimana dalam pemecahan obat dan kecepatan
memformulasi suatu tablet dari absorbsi obat dalam tubuh.
bahan alam pemilihan bahan Sehingga disimpulkan bahwa
pengikat juga perlu diperhatikan bahan obat tablet jamu
sehingga mutu fisik yang pelangsing merek X memiliki
diinginkan dalam suatu tablet bioavailabilitas yang lebih baik
jamu dapat memenuhi syarat daripada bahan obat tablet jamu
yang ditetapkan. Penyebab pelangsing merek Y.
hancurnya tablet disebabkan oleh
salah satu mekanisme aksi
bahan penghancur yaitu
pengembangan (swelling)
dengan mekanisme air
merembes ke dalam tablet
melalui celah antar partikel yang
dibentuk bahan penghancur,
dengan adanya air maka bahan
penghancur akan mengembang
dimulai dari bagian lokal lalu
meluas ke seluruh bagian tablet
akhirnya pengembangan bahan
penghancur menjadikan tablet
15

PENUTUP Ilmu Pengetahuan Alam :


Kesimpulan Surakarta.
Adapun kesimpulan yang
didapatkan dari hasil penelitian Anief, M, 2000, Farmasetika,
yang telah dilakukan bahwa Gadjah Mada University
sediaan tablet jamu pelangsing Press: Yogyakarta.
merek X memenuhi persyaratan
kestabilan uji fisik. Ansel, H.C., 1989, Penghantar
Saran Bentuk Sediaan Farmasi,
Sebaiknya dilakukan Edisi Keempat, UI: Jakarta.
evaluasi pada kestabilan sifat
kimia dan biologi sediaan tablet Ansel, H.C., 2005, Penghantar
jamu pelangsing yang telah Bentuk Sediaan Farmasi,
beredar di masyarakat. Edisi Keempat, UI: Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawasan Obat dan
Agoes, G, 2006, Pengembangan Makanan Republik Indonesia,
Sediaan Farmasi, Penerbit 2014, Persyaratan Mutu Obat
ITB : Bandung. Tradisional, BPOM: Jakarta.

Ardiani, Wilda Putri, 2012, Badan Pengawas Obat dan


Perbandingan Variasi Suhu Makanan Republik Indonesia,
Pengeringan Granul 2005, HK. 00. 05.4.2411
Terhadap Kadar Air dan Sifat Tentang Ketentuan Pokok
Fisis Tablet Parasetamol, Pengelompokkan Dan
Fakultas Matematika dan
16

Penandaan Obat Bahan Kurniawan, D.W., dan Sulaiman,


Alam Indonesia: Jakarta. T.N.S., 2009, Teknologi
Sediiaan Farmasi, Graha
Badan Pengawas Obat dan Ilmu: Yogyakarta.
Makanan Republik Indonesia,
2005, HK. 00. 05.41.1384 Kurniawan, S. 2013, Obat Ajaib
Tentang Kriteria dan Tata Sirih Merah Daun Kelor, Buku
Laksana Pendaftaran Obat Biru : Yogyakarta.
Tradisional, Obat Herbal
Terstandar dan Fitofarmaka: Lachman, C Lieberman, 1986,
Jakarta. Teori dan Praktek Farmasi
Industri, edisi ketiga.
Banureah, E.K, 2009, Analisis Terjemahan The Theory and
Kandungan Metampiron Practice of Industrial Pharma,
Pada Jamu Tradisional Yang Universitas Indonesia Press:
Beredar Di Kota Medan Jakarta.
Tahun 2009, Skripsi. Fakultas
Kesehatan Universitas Parrot, Eugene L., 1971,
Sumatera Utara : Medan. Pharmaceutical Technology,
University of Lowa: Amerika.
Gennaro, A.R. 1995, Remington’s
Pharmaceutical Sciences. Peraturan Menteri Kesehatan
18nd edition,Mack Publishing Republik Indonesia, 2012,
Company, Easton Registrasi Obat Tradisional,
Pensylavia. Menteri Kesehatan: Jakarta.

Hadisoewignyo, Lannie dan Siregar, Charles J.P, 2005,


Achmad Fudholi, 2013, Teknologi Farmasi Sediaan
Sediaan Solida, Pustaka Tablet. EGC: Jakarta.
Pelajar : Yogyakarta.
17

Siregar, Charles J.P, 2010,


Teknologi Farmasi Sediaan
Tablet, EGC: Jakarta.

Sulaiman, T.N.S, 2007,


Tekhnologi Formulasi
Sediaan Tablet, Fakultas
UGM: Yogyakarta.

Syamsuni, 2006, ilmu resep,


Penerbit Buku Kedokteran:
Jakarta.

Voight. R, 1994, Buku Pelajaran


Tekhnologi Farmasi, Edisi V,
Penerjemah Dr. Soendani
Noerono, Fakultas Farmasi
UGM: Yogyakarta.

Yuliarti dan Nurheti, 2008, Tips


Cerdas Mengonsumsi Jamu,
Penerbit Banyu Media:
Yogyakarta.

Wasito, H, 2011, Obat Tradisional


Kekayaan Indonesia, Graha
Ilmu: Yogyakarta.
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai