Kelompok 6
Anggota :
PENDAHULUAN
Penggunaan obat generik sebagai salah satu alternatif terapi masih sering
dipertanyakan dari segi mutu dan kualitas, sedangkan obat dengan merk dagang
sering dianggap memiliki khasiat lebih baik dibandingkan dengan obat generik.
Hal ini dikarenakan harga dari obat generik yang jauh lebih murah sekitar 24-67
meresepkan obat generik di rumah sakit umum milik pemerintah adalah 66%, di
rumah sakit swasta dan apotek hanya 49%. Sarana pelayanan kesehatan memiliki
sebanyak 69,7% ketersediaan obat esensial generik dari target 95% pada tahun
pilihan untuk pengobatan, meskipun memiliki harga yang lebih mahal daripada
obat generik, sehingga banyak dari pasien yang hanya membeli setengah obat dari
karena obat generik memiliki mutu lebih rendah daripada produk paten. Padahal,
baik tablet generik maupun paten memiliki zat berkhasiat yang sama dan telah
melalui berbagai uji untuk memenuhi persyaratan mutu, seperti uji BA (bio-
Penggunaan obat yang tidak tepat, tidak efektif, tidak aman, dan juga tidak
ekonomis saat ini telah menjadi masalah dalam pelayanan kesehatan, baik di
tidak rasional selama ini telah memberikan dampak negatif berupa pemborosan
dana, efek samping dari penggunaan obat yang kurang tepat akan menyebabkan
obat pada masyarakat hingga mutu pelayanan kesehatan yang optimal maka perlu
dilakukan pengelolaan obat secara rasional dan sistematis (Yuliastuti dkk., 2013).
Peresepan obat yang rasional sangat didambakan berbagai pihak, baik oleh
dokter, apoteker, maupun pasien, sehingga diperoleh peresepan obat yang efektif
(Anonim, 2006).
Obat yang digunakan di rumah sakit umumnya adalah obat generik, karena
harga obat nama dagang lebih mahal antara 3-5 kali daripada obat generik.
Rumah Sakit, juga mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan nomor 085/
Menkes/ Per/ I/ 1989 tentang kewajiban menuliskan resep dan atau menggunakan
1.2 Rumusan Masalah
2.Bagaimana perbedaan pengaruh sebelum dan sesudah pemberian edukasi pada
1.3 Tujuan Penelitian
secara rasional
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Obat
menurut Ansel (2005), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis,
mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia
atau hewan.
Seperti yang telah dituliskan pada pengertian obat di atas, maka peran obat
1. Penetapan diagnosa
3. Menyembuhkan penyakit
6. Penigkatan kesehatan
1. Berdasarkan Jenisnya :
Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas. Obat Bebas merupakan obat yang
bisa dibeli bebas di apotek, bahkan warung, tanpa resep dokter, ditandai
masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai lingkaran biru
Psikotropika dan Narkotika Psikotropika adalah zat atau obat yang dapat
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang
(Chaerunisaa, 2014).
serum, vaksin.
golongan:
acetaminophen.
(Anief, 2004).
Oral, obat yang diberikan atau dimasukkan melalui mulut, Contoh: serbuk,
suppositoria, laksatif.
Sublingual, obat yang diletakkan di bawah lidah dan melalui selaput lendir
masuk ke pembuluh darah agar mendapaktkan efek obat yang lebih cepat.
Parenteral, obat suntik melaui kulit masuk ke darah. Ada yang diberikan
Nama Generik (unbranded name), yaitu nama yang lebih mudah yang
Nama Dagang atau Merek, yaitu nama yang diberikan oleh masing-masing
Generik Obat (Unbranded Drug) adalah obat dengan nama generik, nama
resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan INN (International
10 Non-propietary Names) dari WHO (World Health Organization) untuk zat
berkhasiat yang dikandungnya. Nama generik ini ditempatkan sebagai judul dari
monografi sediaan obat yang mengandung nama generik tersebut sebagai zat
tunggal (Depkes, 2010). Obat generik berlogo yaitu obat yang diprogram oleh
pemerintah dengan nama generik yang dibuat secara CPOB (Cara Pembuatan
(Kemenkes) RI.Sedangkan obat generik esensial adalah obat generik terpilih yang
A. Pengenalan Obat Generik Obat pada waktu ditemukan diberi nama kimia
penelitian biasanya nama kimia disingkat dengan kode tertentu. Setelah obat itu
dinyatakan aman dan bermanfaat melalui uji klinis, barulah obat tersebut
didaftarkan pada Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM). Obat
tersebut mendapat nama generik dan nama dagang. Nama dagang ini sering
dengan nama dagang. Nama dagang biasanya diusahakan yang mudah diingat
oleh pengguna obat.Disebut obat paten karena pabrik penemu tersebut berhak atas
paten penemuan obat tersebut dalam jangka waktu tertentu. Selama paten tersebut
masih berlaku, obat ini tidak boleh diproduksi oleh pabrik lain, baik dengan nama
dagang pabrik peniru ataupun dijual dengan nama generiknya. Obat nama dagang
yang telah habis masa patennya dapat diproduksi dan dijual oleh pabrik lain
beberapa negara barat disebut branded generic atau tetap dijual dengan nama
3. Dari segi kualitas obat generik memiliki mutu atau khasiat yang sama
kebijakan untuk mengendalikan harga obat, di mana obat dipasarkan dengan nama
bahan aktifnya. Agar upaya pemanfaatan obat generik ini dapat mencapai tujuan
1. Produksi obat generik dengan Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB).
kesehatan.
1. Akses Obat.
Hal ini dalam rangka memenuhi kebutuhan obat pasien sesuai dengan
resep di setiap penjualan obat, yaitu membahas resep yang terlayani , resep yang
tidak terlayani oleh apotik, dan resep yang obatnya digantikan dengan obat lain
yang sejenis. Akses masyarakat terhadap obat esensial dipengaruhi oleh empat
2. Harga Obat.
Harga obat di Indonesia umumnya dinilai mahal dan struktur harga obat
sampai 1:5. Penelitian di atas juga membandingkan harga obat dengan nama
dagang dan obat generik menunjukkan obat generik bukan yang termurah. Survai
dampak krisis rupiah pada biaya obat dan ketersediaan obat esensial antara 1997 -
2002 menunjukkan bahwa biaya resep rata-rata di sarana kesehatan sektor swasta
jauh 13 lebih tinggi dari pada di sektor publik yang menerapkan pengaturan harga
berimplikasi secara langsung pada akses obat generik, sebagai gantinya pasien
yang tidak tersedia, pasien mengeluarkan uang lebih banyak untuk membayar obat
(Suryani, 2013).
4. Informasi Obat.
mereka yang ingin memakai obat generik. Informasi obat, antara lain mengenai
peringatanperingatan penggunaan suatu obat, serta harga obat, Juga bila perlu
informasi mengenai pilihan obat yang tepat bagi konsumen (Widodo, 2009).
5. Keterjangkauan Obat.
sosial politik.Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari 17.504 pulau
daerah rawan bencana baik bencana alam dan bencana buatan manusia seperti :
Kepulauan : Riau, NTB, NTT, Maluku dan Maluku Utara lebih memiliki
adalah Pulau Jawa, Bali, Sumatera dan Sulawesi (Kebijakan Obat Nasional,
2010).
2.3 Pengetahuan
Pengertian pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
seseorang (overt behaviour). Dari hasil pengalaman dan penelitian terbukti bahwa
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Apabila penerimaan perilaku baru
atau adopsi perilaku melalui proses seperti yang didasari oleh pengetahuan,
kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng
2007).
1. Tahu (Know) Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di
pelajari atau ransangan yang telah di terima oleh sebab itu, tahu ini merupakan
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan
menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat di artikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain.
satu sruktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat di lihat dari 16 penggunaan kata kerja, seperti dapat
mengelompokkan.
kesuluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
penilaian ini di dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau
dapat di lakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
a. Cara coba – salah ( trial and error ) Cara coba – coba ini di lakukan
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba 17 kemungkinan yang lain dan hal
tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan
enzim urease oleh Summers pada tahun 1926. Di mana pada suatu hari Summers
sedang bekerja dengan ekstrak ecotone dan karena terburu – buru ingin bermain
tenis, maka ekstrak ecotone yang disimpan di dalam kulkas. Keesokan harinya
didalam kulkas tersebut timbul kristal – kristal yang kemudian disebut dengan
enzim urease. Demikian juga dengan penemuan kina sebagai obat malaria yang
mengembara.
c. Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan dengan cara ini dapat
pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama, maupun ahli ilmu
penemuan pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji
dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut dapat
memecahkan masalah yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.
e. Cara akal sehat (common sense) Akal sehat atau common sense kadang
– kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini
berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasehat
orang tuanya, atau agar disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya
menghukum anak ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran,
bahwa hukuman merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi
merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak
kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini harus
diterima dan diyakini oleh pengikut – pengikut agama yang bersangkutan, terlepas
dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.Sebab kebenaran ini diterima
oleh para nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau
diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa
melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh dari intuitif
sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara – cara yang
manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini telah mampu
baik melaui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya
pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam
proses berpikir induksi itu beranjak dari hasil pengamatan indera atau hal yang
nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal yang konkret ke hal
yang abstrak.
berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut dengan silogisme. Silogisme
ini merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat
mencapai kesimpulan yang lebih baik. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku
bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlakuk
juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk
yang teratur terdiri dari tiga pernyataan atau proposisi, yaitu pernyataan pertama
umum.Pernyataan kedua yang sifatnya lebih khusus dari pada pernyataan yang
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini di sebut dengan “metode penelitian
1. Umur
psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar akan
mengalami perubahan baik dari aspek ukuran maupun dari aspek proporsi yang
mana hal ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Sedangkan pada aspek
psikologis (mental) terjadi perubahan dari segi taraf berfikir seseorang yang
menerima informasi yang semakin lebih baik jika di bandingkan dengan usia yang
umur maka tingkat kematangan dan kemampuan menerima informasi lebih baik
jika di bandingkan dengan umur yang lebih muda atau belum dewasa.
Menurut WHO (dikutip dalam Hurlock, 2009) umur seseorang dapat
Demikian pula dengan karakteristik yang lain yang akan membawa perbedaan
penyakit dan semakin banyak keterpaparan yang di alami, karena itu umur
2. Tingkat pendidikan
terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Pendidikan merupakan sebuah
yang lebih baik, lebih dewasa dan lebih matang terhadap individu, kelompok atau
semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya makin
penerimaan, informasi dan nilai – nilai yang baru diperkenalkan (Soekanto, 2002).
Adapun selain itu, pendidikan juga merupakan perubahan sikap, tingkah
laku dan penambahan ilmu dari seseorang serta merupakan proses dasar dari
aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Proses
belajar tidak akan terjadi begitu saja apabila tidak ada di sertai sesuatu yang
terhadap suatu hal.Prilaku yang di dasari pengetahuan lebih langgeng dari prilaku
terbagi atas 3 tingkat pendidikan formal yaitu pendidikan dasar (SD atau
aliyah dan sederajat), serta pendidikan tinggi (Akademik dan Perguruan Tinggi
3. Pekerjaan
Pekerjaan/karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau institusi,
kantor, perusahaan dengan upah dan gaji baik berupa uang maupun barang.
sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang
dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak
pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang
4. Minat
5. Pengalaman
baik seseorang akan melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut
menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam
6. Sumber
informasi adalah data yang diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti
sebagai sipenerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu
media menyatakan secara gamblang bahwa informasi adalah apa yang dipahami,
sebagai contoh jika kita melihat dan mencium asap, kita memperoleh informasi
1. Media Cetak
2. Media Elektronik
sarana komunikasi berbagai bentuk media massa seperti radio, televisi, surat
kabar, majalah yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang
dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal
Arab.Dalam bahasa Arab, masyarakat asal mulanya dari kata musayarak yang
sistem yang terwujud dari kehidupan bersama manusia, yang lazim disebut
a. Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran
jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritas, angka
1. Pendahuluan
Penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas yang sesuai dengan aturan
dan kondisi penderita akan mendukung upaya penggunaan obat yang rasional.
Kerasionalan penggunaan obat menurut Cipolle, et. al., (1998) terdiri dari
kontraindikasi, ada tidaknya efek samping dan interaksi dengan obat dan
makanan, serta ada tidaknya polifarmasi (penggunaan lebih dari dua obat untuk
hasil penelitian Worku dan Abebe (2003), menurut faktor sosiodemografi seperti
umur, jenis kelamin, dan pendapatan, yang paling banyak melakukan pengobatan
sendiri adalah kelompok usia di bawah 30 tahun (59,5.%), jenis kelamin wanita
pengobatan sendiri.
adanya referensi),
tokoh masyarakat.
perilaku pengobatan sendiri memberikan hasil yang signifikan. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian Hebeeb dan Gearhart (1993), Worku dan Abebe
perempuan lebih banyak melakukan peng- obatan sendiri secara rasional. Hasil
Kekuatan hubungan jika diurutkan mulai dari yang terkuat kemudian semakin
lemah adalah variabel pendidikan, sikap, pekerjaan, jenis kelamin dan yang
yang baik dan pengetahuan tentang pengobatan sendiri yang tinggi, serta
3. Kesimpulan
1. Pendahuluan
penyakit. Obat yang dikonsumsi harus selalu digunakan secara benar dan tepat
banyak di alami masyarakat, seperti demam, batuk, flu, nyeri, diare dan gastriris.
bebas dan bebas terbatas yang dilakukan biasanya didasari atas beberapa
pertimbangan antara lain mudah dilakukan, mudah dicapai, tidak mahal, dan
sebagai tindakan alternatif dari konsultasi kepada tenaga medis, meskipun disadari
bahwa obat-obat tersebut hanya sebatas mengatasi gejala dari suatu penyakit.
Swamedikasi dengan obat bebas dan bebas terbats yang dilakukan dapat
bahwa obat bebas dan obat bebas terbatas yang dikonsumsinya dapat
menimbulkan efek samping yang merugikan bagi tubuh. Dosis dari beberapa obat
yang dapat digunakan secara bebas terkadang tidak seaman obat dengan resep
dokter, sehingga ketika seseorang menggunakan obat bebas dan obat bebas
terbatas lebih dari dosis yang direkomendasikan, maka akan menimbulkan efek
Dampak buruk dari swamedikasi yaitu dapat terjadi salah obat, timbul efek
samping yang merugikan, dan dapat pula terjadi penutupan gejala gejala yang
kegagalan terapi akibat penggunaan obat yang tidak sesuai. Menurut WHO (2012)
obat bebas terbatas yang diperoleh di warung, toko obat maupun Apotek.
dapat dilihat pada tabel 3. Responden memperoleh obat paling banyak di warung
dengan presentase 62,22%, warga yang membeli di supermarket sebanyak 17,14%
, kemudian ada juga yang membeli di apotek sebanyak 12% dan warga yang
warung tidak akan mendapat penjelasan dan penggunaan obat yang benar dari
dengan metode yang diterapkan pada jaman dahulu sebelum banyak beredar jenis
obat-obatan baik obat modern maupun obat tradisional terutama yang dijual
sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi dan edukasi dalam hal ini adalah
pemahaman secara umum dan khusus tentang obat bebas dan obat bebas terbatas,
pemahaman terhadap informasi obat yang tercantum dalam brosur dan kemasan
obat, serta faktorfaktor yang penting diperhatikan dalam membeli obat bebas.
Secara umum responden memahami informasi yang tercantum dalam brosur obat,
maksimum penggunaan).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad (2015)
menyatakan bahwa responden sama sekali tidak memahami tentang obat itu
apakah termasuk penggolongan obat yang boleh dan tidak boleh untuk dijual
bebas, meskipun ada seorang responden yang mengenal tanda bulatan berwarna
pada kemasan obat dengan benar yaitu hijau dan biru meskipun tidak mengetahui
paracetamol diminum sebagai obat demam tanpa resep dokter. Hal ini
paracetamol. Dari hasil data kuesioner, banyak responden tidak. Penggunaan obat
bebas dan bebas terbatas disesuaikan dengan aturan yaitu jenis obat yang
dari kebenaran informasi tentang obat yang diterima. Informasi obat pada label
penandaan kemasan obat merupakan sumber informasi yang utama kepada pasien
Namun informasi tersebut sering tidak konsisten, tidak lengkap dan sulit
dipahami. Sarana informasi lain yang dinilai juga efektif untuk memberikan
edukasi pasien tentang manfaat dan penggunaan obat adalah komunikasi melalui
media iklan diantaranya media elektronik, media cetak. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Prinhanka (2009) bahwa, iklan obat dari media
3. Kesimpulan
pengetahuan baik penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas sebanyak 75
responden (42,9%), dan tingkat pengetahuan kurang baik penggunaan obat bebas
3.1 KESIMPULAN
terwujud dari kehidupan bersama manusia, yang lazim disebut sebagai sistem
kemasyarakatan.
Generik Obat (Unbranded Drug) adalah obat dengan nama generik, nama
resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan INN (International
segi kualitas obat generik memiliki mutu atau khasiat yang sama dengan obat
Adapun disini dari kelompok kami melakukan studi jurnal yang berjudul:
Sleman Yogyakarta
3.2 SARAN
Diharapkan setelah membaca makalah ini dan pada saat sudah dipaparkan hasil
makalah ini. Masyarakat lebih mengerti penggunaan dan perbedaan obat generik
dan obat paten, sehingga dapat menggunakan secara rasional.
DAFTAR PUSTAKA
Komisi Obat Nasional. (2010). Komisi Obat Nasional (KONAS) Tahun 2010.
Diakses dari http://bifar.kemenkes.go.id [20 Mei 2015]
Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, Dan Praktik, Ed 4. Vol 2 (alih bahasa: Renata Keumala
sari, dkk). EGC : Jakarta