Jasmiadi
ABSTRAK
Obat Racikan merupakan obat yang dibentuk dengan mencampur bahan-bahan aktif yang
kemudian dimasukkan ke dalam cangkang kapsul. Dalam hal ini kapsul merupakan sediaan padat
yang terdiri dari satu atau lebih bahan padat dengan atau tanpa bahan inert yang dimasukkan dalam
cangkang yang umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai. Kapsul gelatin keras yang memiliki
keuntungan yakni mencegah bau dan rasa pahit pada obat sehingga sangat popular dikalangan
masyarakat. Oleh karena itu, untuk memperoleh mutu obat racikan kapsul harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan salah satunya adalah uji keseragaman bobot. Telah dilakukan
penelitian dengan tujuan untuk mengetahui keseragaman bobot obat racikan kapsul gelatin keras.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot dari sampel apotek diperoleh pada apotek A terdapat 10
kapsul yang menyimpang dari persyaratan bobot dengan persentase penyimpangan tertinggi 17%,
penyimpangan sedang 12% dan terendah 7,97% sedangkan untuk apotek B, C, D dan E tidak satu
pun kapsul yang menyimpang dari persyaratan bobot. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan
bahwa keseragaman bobot pada apotek A tidak memenuhi persyaratan bobot kapsul sedangkan
apotek B,C,D dan E telah memenuhi persyaratan bobot kapsul. Diharapkan kepada peneliti
selanjutnya untuk melakukan penelitian pada uji disolusi, keseragaman kandungan dan waktu hancur
pada obat racikan kapsul Keras atau Lunak.
58
Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721
tepat. Jadi bila digunakan salah dalam tahun III-Juni 2008, Prof. DR. Dr. Rianto
pengobatan atau dengan over dosis akan Setiabudi, Sp.FK menyebutkan bahwa
menimbulkan keracunan ( Moh.anief,2009 ). pemberian resep obat racikan (puyer) di luar
Menurut undang-undang, obat adalah negeri hanya 1%. ( Hadi, 2012 ).
suatu bahan atau campuran bahan yang Mutu obat dalam negeri ditingkatkan
dimaksudkan untuk digunakan dalam secara bertahap dengan penerapan G.M.P (
menentukan diagnosis, mencegah, Good Munifacturing Practice ) yaitu tata cara
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan produksi yang baik serta pembinaan industry
penyakit atau gejala penyakit, luka atau farmasi dalam negeri sekarang dikenal
kelainan badaniah atau rohaniah pada dengan CPOB (Moh. Anief, 2009 ).Salah satu
manusia atau hewan, termasuk memperelok upaya yang dilakukan pemerintah untuk
tubuh atau bagian tubuh manusia menjamin tersedianya obat yang bermutu,
(syamsuni,2006). Kini, dengan semakin aman dan berkhasiat dengan mengharuskan
lengkapnya obat paten dalam berbagai setiap industri farmasi untuk menerapkan
kemasan, sulit menerima alasan bahwa obat Cara Pembuatan Obat yang Baik ( CPOB ).
racikan lebih bisa disesuaikan dengan berat CPOB adalah pedoman pembuatan obat bagi
badan, mengingat dosis terapi setiap obat industri farmasi di Indonesia yang bertujuan
memiliki range dosis minimal dan dosis untuk memastikan agar sifat maupun mutu
maksimal sesuai jenis dan berat ringannya obat yang dihasilkan senantiasa memenuhi
penyakit. Apa obat jadi gak bisa disesuaikan ? persyaratan mutu yang telah ditentukan dan
Rasanya para pasien tidak sulit memecah sesuai dengan tujuan penggunaanya.
obat menjadi beberapa bagian sesuai dosis Sehingga untuk memperoleh
yang dianjurkan dokter. Ini mungkin lebih persyaratan kapsul yang baik menurut FI
mudah dan aman ketimbang menjadikan harus dilakukan beberapa pengujian dan
beberapa obat menjadi satu yang tidak bisa salah satunya adalah uji keragaman bobot.
dijamin keamanannya dalam proses Berdasarkan hal tersebut di atas agar dapat
pembuatannya menjadi satu kapsul atau satu mengetahui bobot suatu obat racikan maka
bungkus puyer ( cakmoki,2008 ). penulis melakukan uji keseragaman bobot
Obat dalam bentuk sediaan kapsul obat racikan kapsul gelatin keras yang ditebus
yang didefenisikan sebagai sediaan padat di beberapa apotek.
yang terdiri dari satu atau lebih bahan padat
dengan atau tanpa bahan inert yang BAHAN DAN METODE
dimasukkan dalam cangkang yang umumnya Jenis Penelitian
dibuat dari gelatin yang sesuai ( sartini,2007 ). Penelitian dilakukan secara observasi
Kapsul telah menjadi bentuk takaran untuk mengetahui keseragaman bobot kapsul
obat yang popular, karena memberikan gelatin keras menurut persyaratan sediaan
penyalutan obat yang halus, licin, mudah kapsul.
ditelan, tidak berasa, terutama Waktu dan Lokasi Penelitian
menguntungkan untuk obat-obat yang Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
mempunyai rasa dan bau yang tidak enak. 17 juni- 20 Juli 2013 di Laboratorium
Kapsul secara ekonomis diproduksi dalam Farmasetika Poltekes Negeri Makassar.
jumlah besar dengan aneka warna dan Populasi dan Sampel
biasanya memudahkan penyiapan obat di 1. Populasi
dalamnya, karena hanya sedikit bahan pengisi Suatu penelitian tentunya memiliki
dan tekanan yang diperlukan untuk populasi untuk mengumpulkan data yang
pemampatan bahan,seperti pada tablet. akan dianalisis. Penelitian ini mengambil
Kebanyakan sediaan kapsul diperuntukkan populasi yaitu resep racikan kapsul dari
untuk penggunaan oral, ada beberapa untuk apotek-apotek yang terdapat di daerah
penggunaan di rectal atau vaginal atau isi Makassar.
kapsul dapat dikeluarkan dari cangkangnya 2. Sampel
dan digunakan sebagai pengukur obat bentuk Berdasarkan populasi di atas,
serbuk. ( Sartini,2007 ). setelah memperoleh resep racikan dari
Campuran berbagai obat yang diracik dokter, maka dilakukan penebusan obat di
dan dijadikan "puyer" (obat bubuk) atau 5 apotek yang telah di pilih dalam hal ini
dimasukkan ke dalam kapsul atau sirup oleh kapsul gelatin keras di peroleh 30 biji dari
petugas apotek lazim disebut compounding. setiap apotek. Resep dari 5 apotek inilah
Lima puluh tahun yang lalu pembuatan obat yang menjadi sampel penelitian.
dengan cara racikan ini dikerjakan pada 60%
resep dokter, namun dalam Majalah
Kesehatan Keluarga, Dokter Kita edisi 06
59
10 7% 1.89% 0% 2% 7% 3 + - - - -
4 - - - - -
60
Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721
5 - - - - - pada kolom A dan B karena dari 20 kapsul
masing-masing memiliki bobot antara 0-2%
6 - - - - - yang tidak menyimpang dari persyaratan
7 + - - + - yang ada.
Jika dilihat dari segi homogenitas
8 + - - - +
yang dilakukan secara visual yakni semua
9 + - - - - isi kapsul tercampur secara sehingga dapat
10 + - - - + dikatakan homogen dan jika dilihat dari segi
kelembaban yakni semua isi kapsul memiliki
11 + - - + - kelembaban yang relatif.
12 + - - - - 3. Sampel Obat Racikan Apotek C
Pada sampel obat apotek C yakni
13 - - - - - setelah dilakukan uji keseragaman bobot
14 + - - - - kapsul disertai dengan perhitungan bobot
kapsul maka dinyatakan tidak satu pun
15 + - - - - kapsul yang menyimpang dari persyaratan
16 + - - - - pada kolom A dan B karena dari 20 kapsul
masing-masing memiliki bobot antara 0-7%
17 - - - - -
yang tidak menyimpang dari persyaratan
18 + - - - - yang ada.
19 - - - - - Jika dilihat dari segi homogenitas dan
kelembaban sama halnya dengan sampel
20 + - - - - obat racikan apotek B. Semua kapsul
KET : dinyatakn homogeny dan memiliki
+ : Tidak Homogen kelembaban yang relatif.
- : Homogen 4. Sampel Obat Racikan Apotek D
Pada sampel obat apotek D yakni
PEMBAHASAN dengan perlakuan yang sama di atas maka
Berdasarkan penelitian yang telah diperoleh satu kapsul yang menyimpang
dilakukan pada sampel obat racikan dengan dari persyaratan bobot kapsul yaitu 10%
mengacu kepada persyaratan bobot kapsul sama dengan penyimpangan 10% untuk
yang menyatakan tidak lebih dari 2 kapsul kolom A. Namun, sampel obat ini masih
yang penyimpangannya lebih besar dari 7,5%- memenuhi persyaratan bobot kapsul karena
10% untuk kolom A dan 15%-20% untuk hanya ada satu kapsul yang menyimpang
kolom B ( Farmakope Indonesia edisi karena menurut persyaratan yang ada tidak
III,1995). boleh lebih dari dua kapsul yang
1. Sampel Obat Racikan Apotek A menyimpang dari perbedaan penyimpangan
Pada sampel obat racikan apotek A bobot. Sehingga dapat dinyatakan
diperoleh penyimpangan kapsul dengan memenuhi syarat yang ada.
persen penyimpangan 7,97% dalam hal ini Jika dilihat dari segi homogenitas
penyimpangan lebih dari 7,5% pada kolom yakni ada 2 isi kapsul yang tidak tercampur
A, kemudian terdapat pula penyimpangan secara merata ( tidak homogen ) sedangkan
kapsul dengan persen penyimpangan 12% untuk kelembaban semua kapsul dinyatakan
dalam hal ini penyimpangan terjadi lebih memiliki kelembaban yang relatif.
dari 10% pada kolom A dan kapsul dengan 5. Sampel Obat Racikan Apotek E
persen penyimpangan 17% dalam hal ini Pada sampel obat apotek E diperoleh
penyimpangan terjadi lebih dari 15% pada tidak satu pun kapsul yang menyimpang
kolom B. Kemudian jika dilihat dari segi dari persyaratan pada kolom A dan B
homogenitas yang dilakukan secara visual karena dari 20 kapsul masing-masing
yakni ada lebih dari 10 isi kapsul yang tidak memiliki bobot antara 0-4% yang tidak
tercampur secara merata jadi dapat menyimpang dari persyaratan yang ada.
dikatakan tidak homogen dan jika dilihat dari Jika dilihat dari segi homogenitas
segi kelembaban yakni semua kapsul sama halnya dengan sampel apotek D yakni
memiliki kelembaban yang relatif. ada 2 kapsul yang dinyatakan tidak
2. Sampel Obat Racikan Apotek B homogen namun, dengan kelembaban yang
Pada sampel obat apotek B yakni sama dengan sampel obat apotek D.
setelah dilakukan uji keseragaman bobot Berdasarkan penelitian yang hampir
kapsul disertai dengan perhitungan bobot sama dengan penelitian ini yaitu “menurut
kapsul maka dinyatakan tidak satu pun penelitian M.Fikri,dkk, mahasiswa Akademi
kapsul yang menyimpang dari persyaratan Farmasi putra Indonesia Malang untuk uji
61
DAFTAR PUSTAKA
62
Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721
Anoniem, “ Pengaruh Obat “. Diakses pada tahun 2011
Kurniawan,H. Anoniem,”Racikan Puyer dan Tradisi Menulis Resep”. Diakses pada Hari Minggu 2 Desember
2012 pukul 18.39.
Samanoe,Y. Anoniem,”Pharmacy RS Puri Indah Obat Racikan”. Diakses Pada Hari Rabu,27 Mei 2009 pukul
00.15.
Soenarto. Anoniem ,”Obat adalah Suatu Bahan Kimia”. Diakses pada Tanggal 3 Mei 2012.
63