Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SWAMEDIKASI

OBAT OBAT WAJIB APOTEK (OWA)

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Nama Kelompok :

Dea Veronica Saputri PO.71.39.1.19.044


Maisie Ratu Adella PO.71.39.1.19.051
Nurrohmah Wafiq Wasi’ah PO.71.39.1.19.058
Risna Carnellia PO.71.39.1.19.066
Wulan Suci Rahmadini PO.71.39.1.19.073

Kelas: Reguler 3B
Dosen Pembimbing:
1. Ferawati Suzalin, S.Far.,Apt.,M.Sc
2. Mona Rahmi Rulianti, Apt, M.Farm

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Obat
Wajib Apotik”

Adapun tujuan dari penulisan dari tugas ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Ferawati Suzalin, S.Farm,Apt,MM.Sc. pada bidang studi Swamedikasi Obat Bebas. Selain
itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Swamedikasi Obat Wajib
Apotik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Ferawati Suzalin, S.Farm,Apt,MM.Sc.,


selaku dosen bidang studi Swamedikasi Obat Bebas yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Palembang, Oktober 2021

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selain memproduksi obat generik, untuk memenuhi keterjangkauan pelayanan
kesehatan khususnya akses obat, pemerintah mengeluarkan kebijakan Obat Wajib
Apoteker (OWA). OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker
Pengelola Apotek (APA) kepada pasien.
Dalam peraturan ini disebutkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan,
dirasa perlu ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri
secara tepat, aman dan rasional.
Peningkatan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional dapat dicapai
melalui peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan disertai dengan informasi yang
tepat sehingga menjamin penggunaan yang tepat dari obat tersebut. Oleh karena itu,
peran apoteker di apotek dalam pelayanan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
serta pelayanan obat kepada masyarakat perlu ditingkatkan dalam rangka peningkatan
pengobatan sendiri. Walaupun APA boleh memberikan obat keras, namun ada
persayaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan swamedikasi?
2. Apa yang dimaksud dengan OWA?
3. Bagaimana klasifikasi OWA?
4. Apa contoh obat OWA?
5. Peraturan perundang-undangan mana yang mengatur tentang OWA?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari swamedikasi
2. Untuk mengetahui pengertian dari OWA
3. Untuk mengetahui Klasifikasi OWA
4. Untuk mengetahui contoh-contoh OWA
5. Untuk mengetahui perundang-undangan yang mengatur tentang OWA
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Swamedikasi
Swamedikasi adalah upaya yang dilakukan oleh individu yang bertujuan
untuk mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obatan yang
dapat dibeli bebas di apotek atas inisiatif sendiri dan atas hasil konsultasi
dengan apoteker tanpa nasehat dokter. Dalam hal ini masyarakat merasa butuh
akan penyuluhan yang jelas dan tepat mengenai penggunaan secara aman dari
obat-obatan yang dapat mereka beli secara bebas tanpa resep dokter di apotek.
Swamedikasi (Self Medication) bagi sebagian masyarakat adalah melakukan
pengobatan mandiri, tanpa melalui dokter ketika sedang sakit.

2. Definisi Obat Wajib Apotik (OWA)


Obat wajib Apotek (OWA) Adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker
oleh Apotek tanpa resep dokter. Peraturan tentang Obat Wajib Apotek berdasarkan
keputusan menteri kesehatan RI No. 347/Menkes/SK/VII/1990 yang telah di
perbaharui dengan keputusan menteri kesehatan No. 924/Menkes/Per/X/1993, di
keluarkan dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Pertimbangan yang utama untuk obat wajib apotek ini sama dengan
pertimbangan obat yang diserahkan tampa resep dokter, yaitu
meningkatkan kemampuan masyrakat dalam menolong diri nya sendiri guna
mengatasi masalah kesehatan, dengan meningkatkan pengobatan sendiri
secara tepat,aman dan rasional.
b. Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkan peran apoteker di apotek
dalam pelayanan komunikasi, informasi dan eduksi atau pembelajaran serta
pelayanan obat kepada masyrakat sehingga masyrakat lebih mengerti tentang
penggunaan obat yang baik dan benar sesuai dengan dosis
c. Pertimbangan yang ketiga untuk meningkatkan penyediaan obat yang
dibutuhkan untuk pengobatan sendiri.

3. Daftar Obat Yang Tergolong Obat Wajib Apotik


a. Kontresepsi Oral
Bahasa umumnya adalah pil KB yang berfungsi untuk pengendali hormon jika
Anda sedang dalam fase perencanaan kehamilan. Untuk pembelian pertama, Anda
harus membawa serta resep dokter. Setelah apotek memiliki data, maka Anda bisa
membelinya dengan bebas di tempat yang sama. Anda pun tetap harus melakukan
kontrol rutin sekali dalam 6 bulan.
Obat KB ini mengandung Lynestrenol, Ethinylestradiol tipe Norgesttrel,
Levonorgestrel, dan Desogestrel. Produk obatnya antara lain adalah Exluton,
Microdiol, Pilkab, Marvelon, dan lain sebagainya.

b. Obat Gangguan Pencernaan


Masalah digestif seringkali dialami masyarakat yang kurang memperhatikan apa
yang dimakan. Sehingga akan muncul gejala seperti muntah maupun konstipasi.
Obat saluran pencernaan yang ada di apotek mengandung Metoklopramid yang
merupakan anti mual. Obat ini boleh diminum maksimal sebanyak 20 kaplet. Jika
gejala terus berlanjut, segera datang ke dokter spesialis.
Sedangkan untuk penyakit sembelit atau susah buang air besar, ada cukup banya
produk yang bebas dijual. Dan pada umumnya, obat konstipasi itu mengandung
Bisakodil Suppo.

c. Obat Tenggorokan Dan Mulut


Penyakit yang biasanya muncul di mulut dan tenggorokan adalah sariawan, sakit
radang, dan semacamnya. Untuk mengurangi gejala dan nyeri akibat sariawan dan
radang, gunakan obat yang mengandung Hexedetin. Jika kondisinya cukup berat,
gunakan obat dengan kandungan Triamcinolone Acetonide dengan maksimal
konsumsi sebanyak 1 tube saja.

d. Saluran Nafas
Saluran pernapasan seringkali menjadi hal pertama yang terasa sakit ketika ada
gejala penyakit tertentu. Jenis obat Mukolitik berfungsi untuk mengencerkan dan
mengeluarkan dahak dari paru-paru. Biasanya, Mukolitik mengandung
Asetilsistein, Karbosistein, dan Bromheksin. Obat untuk saluran napas tersebut
kini sudah disesuaikan menjadi obat bertanda biru.

e. Pereda Nyeri
Obat pereda nyeri termasuk dalam obat golongan biru, yang bebas dijual namun
tak boleh berlebihan digunakan untuk menghindari penyakit syaraf. Karena obat
jenis ini mematikan syaraf agar tidak merasakan sakit.
Untuk masalah nyeri haid, bisa menggunakan obat dengan kandungan
Metampiron. Untuk sakit gigi dan nyeri kepala hebat, dianjurkan untuk
mengonsumsi Asam Mefetamat untuk mengurangi gejala. Sedangkan untuk alergi,
bisa menggunakan Mebhidrolin dan Dexchlorpheniramine Maleat.

f. Obat Kulit Luar


Terkadang, iritasi dan panas dapat membuat kulit meradang. Dunia medis
menyebutnya dengan inflamasi. Nah untuk meredakan reaksi alergi dan inflamasi,
Anda bisa menggunakan obat dengan kandungan Betametason, Metilprednisolon,
serta Niestatin (untuk infeksi jamur).

4. Macam –macam OWA

Obat Wajib Apotik 1


No Nama Obat Ketentuan
Kontrasepsi oral
a.      Tunggal Lynestrenol (Exluton®)
b.      Kombinasi: 1.      Untuk pertama kali penggunaan pasien harus
ke dokter terlebih dahulu (penggunaan pertama
1 1). Ethinylestradiol – Norgestrel dengan resep dokter)
(Microdiol®) 2.      Obat yang diserahkan hanya satu siklus
2). Ethinylestradiol – Levonorgestrel 3.      Kontrol kedokter tiap 6 bulan sekali
(Cycloginon®, Pilkab®, Sydnaginon®)
3). Ethinylestradiol – Desogestrel
(Marvelon 28 ®, Mercilon 28®)
Obat saluran cerna
Indikasi: mual/muntah
Maksimal 20 tabletBila mual, muntah
Metoklopramid (Antimual)
2 berkepanjangan pasien dianjurkan agar kontrol ke
dokter
Indikasi: konstipasi
Bisakodil Suppo (Laksan)
Maksimal 3 suppo
3 Obat mulut dan tenggorokan
Hexetidin Indikasi: sariawan, radang tenggorokan
Maksimal 1 botol Diubah menjadi Obat Bebas
Terbatas untuk obat luar mulut dan tenggorokan
(kadar < 0,1%)
Indikasi: sariawan berat
Triamcinolone acetonide
Maksimal 1 tube
Obat saluran napas
a.      Mukolitik
Asetilsistein Maksimal 20 dus; sirup 1 botol
Karbosistein Maksimal 20 tablet; sirup 1 botol
Maksimal 20 tablet; sirup 1 botol
Bromheksin
4
Diubah menjadi Obat Bebas Terbatas
Pemberian obat asma hanya atas dasar pengobatan
b.      Asma
ulangan dari resep dokter
Salbutamol Maksimal 20 tablet; sirup 1 botol; inhaler 1 tabung
Terbutalin Maksimal 20 tablet; sirup 1 botol; inhaler 1 tabung
Ketotifen Maksimal 10 tablet; sirup 1 botol
Obat yang mempengaruhi sistem
neuromuskular
Indikasi: sakit kepala, pusing, demam, myeri haid
Metampiron
Maksimal 20 tablet; sirup 1 botol
Indikasi: sakit kepala, gigi
Asam mefenamat
Maksimal 20 tablet; sirup 1 botol
5
Indikasi: sakit kepala yang disertai ketegangan
Metampiron + Diazepam
Maksimal 20 tablet
Indikasi: alergi
Mebhidrolin
Maksimal 20 tablet
Indikasi: alergi
Dexchlorpheniramine maleat
Maksimal 20 tablet biasa; 3 tablet lepas lambat
Antiparasit
Indikasi cacingan
6
Mebendazol Maksimal 6 tablet; sirup 1 botolDiubah menjadi
Obat Bebas Terbatas
Obat kulit topikal
Indikasi: infeksi jamur lokal
Nistatin
Maksimal 1 tube
Indikasi: alergi dan peradangan kulit
Desoksimetason
Maksimal 1 tube
Indikasi: alergi dan peradangan kulit
Betametason
Maksimal 1 tube
Indikasi: alergi dan peradangan kulit
Triamsinolon
7 Maksimal 1 tube
Indikasi: alergi dan peradangan kulit
Hidrokortison
Maksimal 1 tube
Indikasi: infeksi bakteri pada kulit (lokal)
Kloramfenikol
Maksimal 1 tube
Indikasi: infeksi bakteri pada kulit (lokal)
Gentamisin
Maksimal 1 tube
Indikasi: acne vulgaris
Eritromisin
Maksimal 1 sirup
Obat Wajib Apotik 2
No Nama Obat Ketentuan Maksimal pemberian
6 Tab 200 mg
1 Albendazol
3 Tab 400 mg
Indikasi: infeksi pada kulit
2 Bacitracin
1 Tube
3 Bismuth subsilate 10 Tablet
Indikasi: acne
4 Clindamisin
1 Tube
Indikasi: obat luar untuk antiinflamasi
5 Dexametason
1 Tube
Indikasi: obat luar untuk antiinflamasi
6 Diclofenak
1 Tube
7 Fenoterol 1 Tabung
Indikasi: obat luar untuk antiinflamasi
8 Flumetason
1 Tube
Indikasi: obat luar untuk antiinflamasi
9 Hidrokortison
1 Tube
Tab 400 mg, 10 tablet
10 Ibuprofen Tab 800 mg, 10 tablet Diubah menjadi Obat Bebas
Terbatas
Indikasi: obat luar infeksi jamur lokal
11 Ketokonazol
1 Tube
Indikasi: obat luar untuk antiinflamasi
12 Metilprednisolon
1 Tube
13 Omeprazol 7 Tablet
Indikasi: obat luar untuk antiinflamasi
14 Piroksikam
1 Tube
Indikasi: obat luar untuk antiinflamasi
15 Prednison
1 Tube
16 Scopolamin 10 Tablet
17 Sucralfat 20 tablet
18 Sulfasaladin 20 tablet

Obat Wajib Apotik 3


No Nama Obat Ketentuan
1 Saluran pencernaan
Indikasi: antiulkus peptik
Famotidin Maksimal 10 tablet 20/40 mg
Pengulangan dari resep
Ranitidin Indikasi: antiulkus peptik
Maksimal 10 tablet 150 mg
Pengulangan dari resep
Sistem muskuloskeletal
Indikasi: antigout
Alopurinol Maksimal 10 tablet 100 mg
Pengulangan dari resep
Indikasi: antiinflamasi dan antirematik
2
Diklofenak natrium Maksimal 10 tablet 25 mg
Pengulangan dari resep
Indikasi: antiinflamasi dan antirematik
Piroksikam Maksimal 10 tablet 10 mg
Pengulangan dari resep
Antihistamin
Indikasi: antihistamin
Cetirizin Maksimal 10 tablet
3 Pengulangan dari resep
Indikasi: antihistamin
Siproheptadin Maksimal 10 tablet
Pengulangan dari resep
Indikasi: asma
Antiasma
4 1 tabung
Orsiprenalin
Pengulangan dari resep
Organ sensorik
Indikasi: obat mata
Gentamisin Maksimal 1 tube 5 gram atau botol 5 ml
Pengulangan dari resep
Indikasi: obat mata
5
Kloramfenikol Maksimal 1 tube 5 gram atau botol 5 ml
Pengulangan dari resep
Indikasi: obat telinga
Kloramfenikol Maksimal 1 botol 5 ml
Pengulangan dari resep
Antiinfeksi umum
Satu paket
a.      Kategori I (2HRZE/4H3R3) Sebelum fase lanjutan, penderita harus kembali ke
dokter
Satu paket
6 b.      Kategori II
Sebelum fase lanjutan, penderita harus kembali ke
(2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
dokter
Satu paket
c.      Kategori III (2HRZ/4H3R3) Sebelum fase lanjutan, penderita harus kembali ke
dokter
5. Peraturan tentang OWA
a. Kepmenkes no 347 tahun 1990 tentang Obat Wajib Apotek, berisi Daftar Obat
Wajib Apotek No. 1.
b. Kepmenkes no 924 tahun 1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2.
c. Kepmenkes no 925 tahun 1993 tentang perubahan golongan OWA No.1, memuat
perubahan golongan obat terhadap daftar OWA No. 1, beberapa obat yang semula
OWA berubah menjadi obat bebas terbatas atau obat bebas.
d. Kepmenkes no 1176 tahun 1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obat wajib Apotek (OWA) Adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker
tanpa resep dokter. Peraturan tentang Obat Wajib Apotek berdasarkan keputusan menteri
kesehatan RI No. 34/ Menkes/SK/VII/1990 yang telah di perbarui dengan kesehatan No.
924/Menkes/Per/X/1993.
Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyrakat, maka obat-
obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit
yang diderita  pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit
(salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik
(CTM), obat KB hormonal.
DAFTAR PUSTAKA
Karinov, 2021. “Daftar Obat Wajib Apotik” https://karinov.co.id/daftar-obat-wajib-apotek/,
diakses pukul 19.30.
Rokhman rifqi. M, 2016 “Obat Wajib Apotik” https://m-rifqi-
rokhman.staff.ugm.ac.id/2016/11/28/obat-wajib-apotek-lengkap/. diakses tanggal 20
Oktober 2021 pukul 20.00.

Anda mungkin juga menyukai