PENDAHULUAN
penyakit, meninggikan badan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan masih banyak
lagi. Tujuan mengonsumsi obat tentu tergantung pada penyakit yang diderita atau
jika ada tujuan lain dari seorang dokter maupun pasien tersebut (swamedikasi).
dengan segera atau dalam waktu yang cepat. Walaupun, banyak orang yang tidak
mengerti syarat cepat atau lambatnya obat memberikan efek. Beda obat akan beda
lama kerja yang dihasilkan. Bahkan pada beberapa obat yang sama namun
diproduksi oleh perusahaan yang berbeda juga memiliki perbedaan lama kerja dan
diabetes. Hasil riset kesehatan dasar (Riskedes) tahun 2007, diperoleh bahwa
menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Metformin HCl merupakan salah satu obat
dan hanya efektif bila ada insulin tetapi tidak merangsang sekresi insulin
(Sweetman, 2009).
Dalam ilmu farmasetika dan biologi farmasi (riset) dikenal adanya jenis obat
paten dan obat generik. Obat paten adalah jenis obat pertama yang produksi oleh
perusahaan atau perorangan yang memiliki hak paten atas penemuan obat baru
adalah 20 tahun. Setelah obat tersebut berhenti masa patennya, obat paten
kemudian disebut sebagai obat generik (generik adalah nama zat berkhasiat)
(Anonim, 2007).
obat yang dapat diperoleh dalam bentuk tablet metformin hidroklorida paten dan
kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi mempunyai permeabilitas yang rendah
(BCS kelas III). Hanya sekitar 50% - 60% metformin hidroklorida yang
dikonsumsi secara oral diabsorpsi dari saluran pencernaan. Oleh karena itu perlu
dilakukan uji ekivalensi in vitro (uji disolusi terbanding) dan uji sifat fisik untuk
inovator.
bermerek.
Sebagai parameter dan rujukan analisa kemiripan profil disolusi suatu tablet
Rumus Bangun
berbau; higroskopik.
Kelarutan : mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam eter dan
2.2 Tablet
Salah satu sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak
1994). Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan kempa cetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
Zat tambahan yang yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat
pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah dan zat lain yang cocok
bentuk sediaan farmasi lainnya seperti takaran obat cukup teliti, bentuk menarik
dan dapat digunakan untuk berbagai tujuan, menutupi rasa dan bau yang tidak
menjamin kestabilan sifat fisik dan kimia bahan obat, mudah dalam pengemasan,
Sediaan metformin hidroklorida dalam bentuk tablet tersedia dalam dua jenis,
Obat generik berlogo adalah nama obat yang sama dengan zat aktif berkhasiat
yang dikandungnya. Obat generik berlogo (OGB) umumnya diberi logo longkaran
OGB tidak memerlukan riset penemuan dan pengembangan obat yang sangat
6
mahal biayanya. OGB hanya memerlukan riset formulasi agar adarnya dalam
Obat generik bermerek yang lebih umum disebut obat bermerk adalah obat
Pemeriksaan kualitas tablet dilakukan untuk mengetahui mutu fisik dari tablet
ratanya tiap tablet, jika ditimbang satu persatu tidak boleh lebih dari 2
lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun
tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet: tidak satu tablet pun
A B
25 mg atau kurang 15 % 30 %
26 mg – 150 mg 10 % 20 %
b. Kekerasan Tablet
Kekerasan tablet biasanya 4-8 kg, tablet dengan kekerasan kurang dari 4
tablet lebih besar dari 8 kg akan didapatkan tablet yang cenderung keras
adalah tekanan pada saat pencetakan, sifat bahan yang dikempa serta
c. Kerapuhan Tablet
2.4 Disolusi
Uji disolusi merupakan suatu metode fisika yang penting sebagai parameter
kecepatan pelepasan dan pelarutan zat aktif dari sediaannya. Uji disolusi
digunakan untuk uji bioavailabilitas secara in vitro, karena hasil uji disolusi
berhubungan dengan ketersediaan hayati obat dalam tubuh (Banakar, 1992). Uji
disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan
kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Ada dua jenis
alat yang dapat digunakan untuk uji disolusi dengan kecepatan 50 rpm selama 30
9
jenis bukan disintegrasi. Untuk media disolusi digunakan 1000 mL larutan dapar
fosfat pH 5,8. Panjang gelombang maksimum 232 nm. Dalam waktu 45 menit
harus larut tidak kurang dari 80 % metformin hidroklorida dari jumlah yang
kualitas dan sifat-sifat produk obat dengan perubahan minor dalam formulasi atau
disolusi terbanding yaitu dengan melihat nilai f2 (faktor kemiripan) antara produk
100 rpm atau metode paddle pada 50 rpm dalam media pH 1.2 (larutan HCl), pH
100
𝑓2 = 50 log
𝑡=𝑛 2
√1 + ∑𝑡=1 [𝑅𝑡 − 𝑇𝑡 ]
𝑛
Keterangan :
Tt = persentase kumulatif obat yang larut pada setiap waktu sampling dari
produk;
sangat cepat (> 85% melarut dalam waktu ≤ 15 menit dalam ke-3
obat sudah dikenal, bahwa tidak ada efek terhadap motilitas saluran cerna atau
proses lain yang mempengaruhi absorpsi, juga diperkirakan tidak ada interaksi
antara eksipien dan zat aktif yang dapat mengubah farmakokinetik zat aktif. Jika
digunakan eksipien baru atau eksipien yang biasa digunakan tapi dalam jumlah
yang luar biasa besar, diperlukan tambahan informasi yang menunjukan tidak
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik (OHAUS
Carat Series). Strong Cobb hardness tester (Erweka), Roche friabilator (Erweka),
3.2.2 Bahan
generik berlogo 500 mg (C dari pabrik Y, D dari pabrik Z, dan E dari pabrik T),
Alat yang digunakan Strong Cobb hardness tester (Erweka). Cara : Sebanyak
10 tablet yang diambil secara acak, diperiksa kekerasannya, putar alat sampai
tablet pecah, catat skala yang ditunjukkan pada saat tablet pecah.
tablet (friabilator). Alat diputar sebanyak 100 putaran. Tablet dikeluarkan dari
alat, kemudian dibersihkan dari debu dan ditimbang kembali (W1). Kerapuhan
C4H11N5HCl tidak kurang dari 95,0 % dan tidak lebih dari 105,0 % dari jumlah
ke dalam labu terukur 100 mL, ditambahkan larutan NaOH 1 N, dikocok sampai
larut dan ditambahkan larutan NaOH 1 N sampai tanda batas. Konsentrasi teoritis
Dari larutan induk baku II dipipet 8,25 mL, lalu dimasukkan dalam
labu terukur 50 mL lalu dicukupkan dengan NaOH 1 N sampai tanda batas. lalu
Dipipet larutan baku II sebanyak 3,75 mL; 6 mL; 8,25 mL; 10,5 mL;
larutan NaOH 1 N.
dalam labu terukur 100 mL, dicukupkan dengan NaOH 1N sampai tanda batas,
Lalu dikocok homogen, disaring melalui kertas saring dan filtrat pertama lebih
14
larutan ini dipipet sebanyak 10 mL dan dimasukkan dalam labu terukur 50 mL,
dicukupkan dengan NaOH 1N sampai tanda batas. Lalu dipipet kembali sebanyak
metode dayung dengan kecepatan 50 rpm. Labu diisi dengan medium disolusi
dapar fosfat pH 6,8 sebanyak 900 mL dengan suhu diatur pada 37oC + 2oC.
setelah itu larutan dalam labu dipipet sebanyak 5 mL pada menit ke-5, 10, 15, 30,
45, 60, 90, dan 120. Pada setiap pemipetan larutan dalam labu diganti dengan
medium disolusi dengan volume dan suhu yang sama. Masing-masing larutan
yang dipipet dimasukkan ke dalam labu ukur dan diencerkan sampai memberikan
kalibrasi.
a. Laju disolusi obat dapat ditentukan dengan grafik antara kadar metformin
b. Analisa data yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan uji ANOVA satu
Persiapan / Pelaksanaan
1
Penelitian
2 Pengolahan data
Penulisan Skripsi/makalah
3
seminar
6 Ujian Akhir
V. PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L.V. Jr., Popovich, N. G., and Ansel, H. C. 2005. Ansel’s Phamaceutical
Dosage Form and Drug Delivery System, Eight Edition, Lippincot Williams
and Wilkins, Philadelphia, 154-162, 238-239.
Banakar, U.V. 1992. Pharmaceutical Dissolution Testing. New York : Marcel
Dekker Inc.
BPOM. 2004. Pedoman Uji Bioekivalensi. Available at www.Pom.go.id/ public/
hukum perundangan/pdf/HK.0005.3.1818.pdf. Jakarta: BPOM RI.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Lachman, dkk. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Terjemahkan oleh Siti
Suyatmi. Jakarta : Universitas Indonesis Press.
Martin, A, et.al. 1993. Farmasi Fisika. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Rowe, Raymond C., Sheskey, Paul J., Quinn, Marian E. 2009. Handbook of
Pharmaceutical Excipients 6th Edition. London : Pharmaceutical Press
Sweetman, Sean C.2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty sixth
edition. London : Pharmaceutical Press.
Voight, R. (1995). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Fifth Edition. Terjemahan
oleh Noerono S. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.