Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PEDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Berdasarkan UU No.36 Th 2009 tentang kesehatan, Obat adalah bahan atau
panduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi untuk manusia. Menurut bentuk sediaan obat dibagi dalam beberapa
bentuk salah satunya adalah bentuk padat yang berupa tablet. Tablet adalah
sediaan padat yang mengandung bahan obat tanpa bahan pengisi. Tablet terbagi
menjadi beberapa macam yaitu : tablet kempa, tablet cetak, tablet trikurat, tablet
hipodermik, tablet sublingual, tablet bukal, tablet efervescen, dan tablet kunyah.
Sedangkan dalam segi bentuk tablet ada yang berbentuk pipih, bulat, persegi, dan
tablet yang pakai tanda belahan (scoret tablet, memudahkan untuk membagi
tablet).
Penggunaan obat dalam bentuk tablet memiliki beberapa keunggulan
diantaranya tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat
pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik, tablet
juga merupakan sediaan obat yang mudah ditelan sehingga kecil kemungkinan
1

tertinggal ditenggorokan. Masyarakat banyak yang lebih memilih mengonsumsi


sediaan dalam bentuk tablet dari pada sediaan dalam bentuk lainnya. Sediaan
tablet yang sering dikonsumsi oleh masyarakat salah satunya adalah tablet asma.
Asma merupakan penyakit inflamasi (radang) kronik saluran nafas menyebabkan
peningkatan hiperresponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik
berulang berupa nafas yang bersuara, sesak nafas, dada terasa berat, batuk-batuk
terutama malam menjelang dini hari. Asma terjadi ketika saluran pernafasan atau
bronkus mengalami radang. Bronkus yang berbentuk seperti tabung kecil
berfungsi untuk membawa udara masuk dan keluar dari paru-paru.
Di Indonesia seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk dan industri, maka
asma akan menjadi perhatian terlebih lagi dengan bertambahnya factor-faktor
pemicu. Peningkatan penyakit asma juga berkaitan erat dengan interior rumah,
gaya hidup, pola makan, kebiasaan merokok, paparan allergen, serta polusi udara
dari industry maupun kendaraan.
Menurut Organisasi Dunia (WHO) tercatat saat ini ada 300 juta penderita asma
diseluruh dunia. Indonesia sendiri memiliki 12,5 juta penderita asma. Sebanyak
95% diantarana adalah penderita asma tak terkontrol. (Kompas, 2009). Teofilin
digunakan sebagai obat asma dan saluran pernafasan. Teofilin merupakan
kelompok obat xanthine bronchodilator yang bermanfaat untuk mengatasi gejala
yang muncul akibat gangguan atau obstruksi saluran pernafasan, seperti asma.
Teofilin akan mempermudah pernafasan dan membantu meredakan gejala batuk,

sesak nafas, dan nafas parau dengan cara membuka jalur udara (bronkus) lebih
lebar keparu-paru agar udar abisa mengalir dengan lebih bebas. Obat ini
membuat otot-otot saluran pernafasan lebih rileks serta menurunkan respons
paru-paru terhadap penyebab iritasi. Teofilin juga dapat menyebabkan efek
samping berupa mual, muntah, gangguan saluran cerna, dan sakit kepala.
Sedangkan efek toksiknya yaitu berupa gelisah, sukar tidur, aritmia, dan
hipotesis. (Tjay dan kirana, 2002).
Berdasarkan penelitian Puspita Fitri (2012), identifikasi teofilin dalam jamu asma
yang beredar dipasar wilayah tanjung karang secara kromatografi lapis tipis
dihasilkan bahwa jamu asma sediaan serbuk dengan 4 merek yang berbeda
dinyatakan tidak mengandung teofilin.
Berdasarkann uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penetapan
kadar tablet teofilin dalam sediaan obat generik dan bermerek secara
spektrofotometri uv-vis. Metode spektrofotometri uv-vis merupakan pengukuran
serapan cahaya didaerah ultraviolet (200-400 nm) dan cahaya tampak (400-800
nm) oleh suatu senyawa. Alasan digunakannya metode spektrofotometri uv-vis
karena memiliki keunggulan yaitu hasilnya lebih akurat dan sampel yang
digunakan hanya sedikit. Prinsip spektofotometri uv-vis adalah absorpsi molekul
pada daerah ultraviolet atau sinar tampak berhubungan erat dengan strukturnya.
Dalam penentuan kadar suatu sampel larutan sampel secara spektrofotometri uv-

vis didasarkan atas hubungan antra absorban dengan konsentrasi (Cahyadi,


2006).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan :
Berapakah kadar tablet teofilin dalam sediaan obat generik dan bermerek yang
terdapat dibeberapa apotek daerah Bandar Lampung ?
1.3 Batasan Masalah
Peneliti hanya dibatasi utuk melakukan penetapan kadar tablet teofilin pada
sediaan obat generik dan bermerek yang terdapat dibeberapa apotek daerah
Bandar Lampung dengan menggunakan metode spektrofotometri uv-vis.
1.4 Tujuan Penelitian
1.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui berapakah kadar tablet teofilin
pada sediaan generik dan bermerek yang terdapat dibeberapa apotek
2.

daerah Bandar Lampung secara spektrofotometri UV-VIS.


Menambah ilmu pengetahuan dan memberikan informasi kepada
masyarakat agar berhati-hati dalam mengonsumsi tablet teofilin.

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
antara lain :

1.

Untuk menambah wawasan bagi penulis dan pembaca tentang


perbedaan kadar tablet

2.

teofilin pada sediaan obat generik dan

bermerek yang terdapat dibeberapa apotek daerah Bandar Lampung.


Bagi konsumen , atau masyarakat supaya lebih berhati-hati dalam
mengonsumsi tablet teofilin.

1.6 Hipotesa
1.

H0 : Kadar tablet teofilin pada sediaan obat generic dan bermerek


yang terdapat dibeberapa apotek daerah Bandar Lampung memenuhi

2.

syarat kadar yang telah ditetapkan.


HA : Kadar tablet teofilin pada sediaan obat generic dan bermerek
yang terdapat dibeberapa apotek

daerah Bandar Lampung tidak

memenuhi syarat kadar yang telah ditetapkan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Obat
Secara umum obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang
dipergunakan oleh semua mahluk hidup untuk bagian dalam atau luar tubuh
guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit. Sedangkan
pengertian obat menurut undang-undang adalah suatu bahan atau campuran
bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit
pada manusia atau hewan. Selain pengertian obat secara umum ada juga
pengertian obat secara khusus.
Berikut ini beberapa pengertian obat secara khusus :
a. Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam
bentuk serbuk, tablet, pil, kapsul, cairan, salep dan bentuk lainnya
yang secara teknis sesuai dengan buku resmi yang ditetapkan oleh
pemerintah.
b. Obat asli adalah obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah
Indonesia, yang diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan
digunakan dalam pengobatan tradisional.

c. Obat generik adalah obat yang diproduksi dan dipasarkan dengan


menggunakan nama kimia. Obat ini muncul setelah obat paten habis
masa patennya.( Sampurno, 2009)

d. Obat paten adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset dan
memiliki masa paten yang tergantung dari jenis obatnya. (Sampurno,
2009)
e. Obat branded named adalah obat yang telah abis masa hak patennya
yang diproduksi dan dipasarkan dengan nama dagang. (Sampurno,
2009)
2.2

Peran Obat
Obat merupakan salah satu komponen yang tidak dapat tergantikan dalam
pelayanan kesehatan. Obat berperan sangat penting dalam pelayanan
kesehatan karena penanganan dan pencegahan berbagai peyakit tidak dapat
dilepaskan dari tindakann terapi dengan obat atau farmakoterapi. Seperti
yang telah dituliskan pada pengertian obat diatas, maka peran obat secara
umum adalah :
a. Penetapan diagnose
b. Untuk mencegah penyakit
c. Menyembuhkan penyakit
d. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
e. Megubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
f. Meningkatkan kesehatan
g. Mengurangi rasa sakit

2.3

Penggolongan Obat
Penggolongan obat secara luas dibedakan berdasarka beberapa hal ,
1)
2)
3)
4)
5)

2.3.1

diantaranya :
Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat
Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian
Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan
Penggolongan obat berdasarka golongan kerja obat
Penggolongan obat berdasarkan jenisnnya

Penggolongan obat berdasarkan jenisnya menurut Peraturan Mentri


Kesehatan RI Nomor 949/Menkes/Per/IV/2000, obat digolonngkan
dalam (5) golongan yaitu :
a.

Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep
dokter disebut obat OTC (Over The Counter), terdiri atas obat
bebas dan obat bebas terbatas. Penandaan obat bebas diatur
berdasarkan S.K Menkes RI Nomor 2380/A/SKA/I/1983
tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas terbatas.
Di Indonesia, obat golongan ini ditandai dengan lingkaran
berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam.

b.

Obat bebas terbatas


Obat bebas terbatas ( dulu disebut daftar W ) yakni obat obatan
yang dalam jumlah tertentu masih bias dibeli diapotek.tanpa
resep dokter. Memakasi tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam
. contohnya obat anti mabuk (antimo), anti flu (noza). Pada
kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang
bertanda kotak kecil berdasar warna gelep atau kotak putih
bergaris tepi hitam, dengan tulisan sebagai berikut :
1) P.No 1 : Awas! Obat keras. Bacalah

aturan

pemakaiannya.
2) P.No.2 : Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari
badan.
3) P.No.3 : Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
4) P.No.4 : Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.

5) P.No.5 : Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan.


c.

Obat Keras
Obat keras (disebut obat daftar G = berbahaya) yaitu obat yang
berkhasiat

keras

dan

untuk

memperolehnya

harus

meggunnakan resep dokter, obat keras mempunyai tanda


lingkat merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K
didalamnya. Contohnya obat-obat yang termasuk obat keras
adalah antibiotic (tetrasiklin, penisilin), serta obat-obat yang
mengandung hormone (obat kencing manis, obat penenang).
Ada tanda peringatan pada kemasannya, dengan dasar hitam
tulisan putih :
1) P1. Awas Obat Keras. Baca aturan pemakaiannnya.
2) P2. Awas Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan
3)
4)
5)
6)

d.

ditelan.
P3. Awas Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan.
P4. Awas Obat Keras. Hanya utuk dibakar.
P5. Awas Obat Keras. Tidak boleh ditelan.
P6. Awas Obat Keras Obat Wasir, jangan ditelan.

Obat Wajib Apotek


Obat wajib apotek merupakan obat keras yang dapat diberikan
oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien. Tujuan
obat wajib apotek adalah memperluas keterjangkauan obat
untuk masyarakat. Maka obat-obat yang digolongkan dalam
obat wajib apotek adalah obat yang diperlukan bagi

10

kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Contoh-contoh obat


wajib apotek adalah : clindamicin 1 tube,obat luar untuk acne;
Diclofenac 1 tube, obat luar untuk anti infamansi (asam
mefenamat); flumetason 1 tube, obat luar untuk imflamasi;
Ibuprofen tab.400mg, 10 tab. Tab 600mg, 10 tab; obat alergi
e.

kulit (salep hidrokotison), alergi sitemik ( CTM).


Obat Psitropika
Obat psikotropika merupakan zat atau obat baik ilmiah atau
sintesis, bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Contohnya :
alprazolam, diazetpam, mengenai obat-obatan psikotropika ini
diatur dalam UU RI Nomor 5 tahun 1997.

Psikotropika dibagi menjadi :


1. Golongan I : sampai sekarang kegunaannya hanya
ditunjukan untuk ilmu pengetahuan, dilarang diproduksi,
dan digunakan untuk pengobatan. Contohnya : metilen
dioksi metamfetamin, lisergid acid diathylamine (LSD)
dan metamfetamin.
2. Golongan II, III, IV : Dapat digunakan sebagai pengobatan
asalkan sudah didaftarkan.
f.

Contohnya : diazetpam,

fenobarbital, lorazetpam dan klordiazepoksid.


Obat Narkotika

11

Obat narkotika merupakan obat atau zat yang berasal dari


tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semisintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan. (UU RI Nomor 22 th
1997 tentang narkotika) pada kemasan obat ini terdapat
lingkaranyang didalamnya terdapat palang (+) berwarna merah.
Obat Narkotika dibagi menjadi 3 golongan , yaitu :
1. Golongan I : Hanya dapat digunakan untuk kepentingan
ilmu

pengetahuan

dan

dilarang

digunakan

untuk

kepentingan lainnya. Contohnya : tanaman; papaver


somniferum L. (semua bag. Termasuk buah dan jerami
kecuali bijinya)..
2. Golongan II : Dapat digunakan untuk kepentingan
pelayanan

kesehatan

atau

perkembangan

ilmu

pengetahuan. Distribusi diatur oleh pemerintah. Contohnya


: morfin, dan garam gramnya petidin.
3. Golongan III : Dapat digunakan untuk kepentingan
pelayanan kesehatan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Distribusinya diatur oleh pemerintah. Contohnya : codein.
2.3.2

Peggolonngan obat berdasarkan mekanisme kerja obat


Dibagi menjadi 5 jenis penggolongan antara lain :
1) Obat yang bekerja pada penyebab penyakit

12

2) Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologi dari


penyakit
3) Obat yang menghilangkan gejala, meredakan nyeri
4) Obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsifungsi zat yang kurang
2.3.3

Penggolngan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian


Dibagi menjadi 2 golongan :
1) Obat dalam yaitu obat-obatan yang dikonsumsi peroral,
contohnya : tablet antibiotik, paracetamol.
2) Obat luar yaitu obat yang dipakai seacara topical,
contohnya : sulfur.

2.3.4

Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian


dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
1) Oral : obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalam
saluran cerna, contohnya : tablet, kapsul, serbuk.
2) Parektal : obatyang dipakai melalui rectum, biasanya
digunakan pada pasien yang tidak bias menelan, pingsan.
3) Sublingual : pemakasian obat dengan meletakan dibawah
lidah masuk kedalam pembuluh darah, efeknya lebih
cepat. Contohnya : obat hipertensi (tablet hisap, hormonhormon).
4) Parenteral : oabat yangdisuntika melalui kulit kealiran

2.3.5

darah.
5) Langsung keorgan : contohnya intrakardial.
6) Melalui selaput perut : contohnya intra peritoeal.
Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan
Dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Sistemik : obat atau zat aktif yang masuk kedalam
peredaran darah.

13

2) Local : obat atau zat aktif yang hanya berefek atau


menyebar bagian tertentu tempat obat tersebut berada,
seperti : mata , hidung, kulit.
2.3.6 Penggolongan obat berdasarkab golongan kerja obat
1) Antibiotok
2) Anti inflamasi
3) Anti hipertensi
4) Anti konvulsan
5) Anti koagulasi
6) Anti histamine
2.4 Teofilin
2.4.1 Struktur Kimia
a.
Rumus bangun

b.
c.

Rumus Kimia : C7H8N4O2H 2O


Nama Kimia : Teofilin Monohidrat [5967-84-0]

2.4.2 Sifat Fisika


a.
Pemerian : Serbuk hablur putih atau praktis putih, tidak berbau;
b.

melebur pada suhu 230 disertai peruraian.


Kelarutan : Sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah larut dalam
air panas; mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan
dalam ammonium hidroksida; agak sukar larut dalam etanol,

dalam kloroform, dan eter. (DepKes RI, 1995).


2.4.3 Efek Farmakologi
a.
Indikasi
Teofilin merupakan kortikosteroid sistemik
glukokortikosteroid

dengan

efek

dan anti inflamasi. Mekanisme kerja

dengan mempengaruhi sintesa protein. Kortikosteroid bereaksi

14

denganreseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel


b.

jaringan dan membentuk kompleks reseptor steroid.


Efek samping
Berupa mual, muntah, gangguan saluran cerna, dan sakit kepala

c.

( Tjay dan Kirana, 2002).


Efek toksik
Gelisah, sukar tidur, tachycardia, aritmia, dan hipertensi (Tjay
dan Kirana, 2002).

2.5 Spektofotometri UV-VIS


2.5.1 Definisi
Spektofotometri Ultraviolet-Visibel adalah metode yang digunakan
untuk mengukur serapan yang dihasilkan dari interaksi kimia antara
radiasi elektromagnetik dengan molekul atau atom dari suatu zat
2.5.2

kimia pada daerah Ultraviolet-Visibel (FI edisi IV, 1995)


Prinsip Spektrofotometri Ultraviolet-Visibel
Absorbs molekul pada daerah ultraviolet/sinar tampak berhubungan
erat dengan strukturnya. Dalam penentuan kadar suatu larutan
sampel secara spektrofotometri didasarkan atas hubungan antara
absorban dengan konsentrasi.

15

Anda mungkin juga menyukai