Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kita semua tentunya menghendaki agar kita dan keturunan –
keturunan kita dapat tumbuh sempurna,sehat,kuat bertenaga,bergairah
kerja,berdaya piker mantap dan selalu menunjukan berbagai prestasi,
sehingga kita dan keturunan-keturunan kita dapat menjadi manusia –
manusia pembangunan yang mampu meningkatkan harkat derajat nusa
dan bangsanya dalam percaturan hidup di dunia.
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok
senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital
dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh
tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya
"hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang
memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap
demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak
memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim),
vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim.
Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat
bertumbuh dan berkembang secara normal. Vitamin memiliki peranan
spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan
Vitamin digolongkan menjadi 2 bagian yaitu vitamin yang larut air
dan vitamin yang larut lemak. Vitamin yang larut air yaitu Vitamin B dan C
sedangkan Vitamin yang larut Lemak yaitu Vitamin A,D,E dan K. Setiap
vitamin larut lemak A,D,E dan K mempunyai peranan faali tertentu di
dalam tubuh.Sebagian besar vitamin larut lemak diabsorpsi bersama lipida
lain. Absorpsi membutuhkan cairan empedu dan pancreas. Vitamin larut
lemak diangkut kehati melalui system limfe sebagai bagian dari
lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak
dikeluarkan melalui urin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Vitamin yang Larut Air


Vitamin merupakan suatu senyawa yang telah lama dikenal oleh
peradaban manusia. Sudah sejak ribuan tahun lalu, manusia telah
mengenal vitamin sebagai salah satu senyawa yang dapat memberikan
efek kesehatan bagi tubuh. Seiring dengan berkembangnya zaman dan
ilmu pengetahuan, berbagai hal dan penelusuran lebih mendalam
mengenai vitamin pun turut diperbaharui. Garis besar sejarah vitamin
dapat dibagi menjadi 5 era penting. Disetiap era tersebut, terjadi suatu
kemajuan besar terhadap senyawa vitamin ini yang diakibatkan oleh
adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
II.1.1 Vitamin B1 (Thiamin)
Sejak akhir abad ke-19 telah diketahui bahwa insiden penyakit beri-
beri dapat diturunkan dengan suatu perubahan diet. Kemudian
Eijkman,seoran dokter dari Jawa menyatakan bahwa penyakit beri-beri
dapat disembuhkan dengan pemberian bekatul beras. Ternyata vitamin ini
juga ditemukan dalam ragi, sayur-mayur, kacang-kacangan, susu, kuning
telur dan hati.
Farmakodinamik : pada pemberian IV secara cepat dapat terjadi efek
langsung pada pembuluh darah perifer berupa vasodilatasi ringan, disertai
penurunan tekanan darah yang bersifat sementara. Meskipun tiamin
berperan dalam metabolisme karbohidrat, pemberian dosis besar tidak
mempengaruhi kadar gula darah. Tiamin pirofosfat adalah bentuk aktif
tiamin yang berfungsi sebagai ke enzim dalam karboksilasi asam piruvat
dan asam ketoglutarat. Peningkatan kadar asam piruvat dalam darah
merupakan salah satu tanda defisiensi tiamin.
Farmakokinetik : setelah pemberian parenteral absorbsi berlangsung
cepat dan sempurna. Absorbsi per oral berlangsung dalam usus halus dan
duodenum, maksimal 8-15mg/hari yang dicapai dengan pemberian oral
sebanyak 40mg.
Efek samping : tiamin tidak menimbulkan efek toksik bila diberikan per
oral dan bila kelebihan tiamin cepat diekskresi melalui urin.
Sediaan dan indikasi : tiamin HCl (vitamin B1, aneurin HCl) tersedia
dalam bentuk tablet 5-500 mg,larutan steril 100-200 mg untuk
penggunaan parenteral, dan eliksir mengandung 2-25 mg tiamin tiap mL.
Tiamin berguna untuk pengobatan berbagai neuritis yang disebabkan oleh
defisiensi tiamin, tiamin juga digunakan untuk pengobatan penyakit
jantung dan gangguan saluran cerna yang dasarnya defisiensi tiamin.
Contoh Obat : Neurobion, B1ipi, Xepavit
II.I.2 Vitamin B2 (Riboflavin)
Riboflavin (vitamin B2) dikenal pertama kali pada tahun 1879
sebagai suatu zat berwarna kuning yang terdapat dalam susu dan
dinamakan laktokrom. Ternyata zat yang sama ditemukan juga dalam
daging, hati, ragi, telur dan berbagai sayuran, dan selanjutnya disebut
sebagai flavin. Oleh peneliti di Inggris disebut vitamin B 2 setelah faktor anti
beri-beri dinamakan vitamin B1.
Defisiensi riboflavin ditandai dengan gejala sakit tenggorok dan
radang disudut mulut (stomatitis angolaris), keylosis, glositis, lidah
berwarna merah dan licin.
Farmakokinetik : pemberian secara oral atau parenteral akan diabsorbsi
dengan baik dan didistribusi merata keseluruh jaringan. Asupan yang
berlebihan akan dikeluarkan melalui urin dalam bentuk utuh.
Indikasi : penggunaannya yang utama adalah untuk pencegahan dan
terapi defisiensi vitamin B2 yang sering menyertai pelagra atau defisiensi
vitamin B kompleks lainnya,sehingga riboflavin sering diberikan bersama
vitamin lain. Dosis untuk pengobatan adalah 5-10 mg/hari.
Contoh obat : Nature’s Own, B complex ipi
II.I.3 Vitamin B3 (Asam nikotinat)
Asam nikotinat atau niasin dikenal juga sebagai faktor PP (pellagra
preventife), karena dapat mencegah penyakit pelagra pada manusia atau
penyakit lidah hitam pada hewan. Sumber alami vitamin ini adalah
hati,ragi dan daging.
Farmakodinamik dan Efek samping : bentuk amida dari asam nikotinat
yaitu niasinamit juga berefek anti pelagra. Dalam badan asam nikotinat
dan niasinamit diubah menjadi bentuk aktif NAD (nikotinamit adenin
dinukleotida) dan NADF (nikotinamit adenin dinukleotida fosfat). Efek
samping umunya timbul pada dosis besar yang dapat menurunkan
toleransi terhadap glukosa sampai terjadi hiperglikemia. Selain itu terjadi
kenaikan kadar asam urat dalam darah, gangguan fungsi hati, gangguan
lambung berupa mual sampai muntah serta peningkatan mutilitas usus.
Farmakokinetik : niasin muda diabsorbsi melalui semua bagian saluran
cerna dan didistribusi ke seluruh tubuh. Ekskresinya melalui urin sebagian
kecil dalam bentuk utuh dan sebagian lainnya dalam bentuk berbagai
metabolitnya antara lain asam nikotinurat dan bentuk glisin peptida dari
asam nikotinat
Sediaan : tablet niasin mengandung 25-750 mg. Sediaan untuk injeksi
mengandung 50 atau 100 mg niasin/ml. Tablet niasin 50-1000 mg, dan
larutan untuk injeksi umumnya mengandung 100mg/ml.
Contoh obat : Niacin 100 mg
II.1.4 Vitamin B6 ( Piridoksin)
Piridoksin yang oleh birch dan kawan-kawan dinamakn vitamin B6
diketemukan kira-kira 40 tahun yang lalu. Kekurangan vitamin ini dapat
menyebabkan timbulnya dermatitis pada hewan percobaan. Sumbernya
adalah ragi, biji-bijian (gandum, jagung, dan lain-lain), dan hati. Dalam
alam vitamin ini terdapat dalam 3 bentuk yaitu piridoksin yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, serta piridoksal dan piridoksamin yang terutama
berasal dari hewan. Ketiga bentuk piridoksin tersebut dalam tubuh diubah
menjadi piridoksal fosfat.
Farmakodinamik : pemberian piridoksin secara oral tidak menunjukan
efek farmakodinamik yang nyata. Piridoksal fosfat dalam ubuh merupakan
koenzim yang berperan penting dalam metabolisme berbagai asam
amino, diantaranya dekarbuksilasi, transminasi, dan rasemisasi triptofan,
asam-asam amino yang bersulfur dan asam amino hidroksida.
Farmakokinetik : piridoksin mudah diabsorbsi melalui saluran cerna.
Metabolit terpenting dalam ketiga bentuk tersebut adalah 4-asam
piridoksat. Ekskresi melalui urin terutama dalam bentuk 4-asam piridoksat
dan piridoksal.
Efek Samping : piridoksin dapat menyebabkan neuropatis sensorik atau
sindrom neuropati dalam dosis antara 50mg-2g/hari untuk jangka panjang.
Gejala awal dapat berupa sikap yang tidak stabil dan rasa kebas dikaki,
diikuti pada tangan dan sekitar mulut. Gejala berangsur-angsur hilang
setelah beberapa bulan bila asupan piridoksin dihentikan
Sediaan dan indikasi : piridoksin tersedia sebagai tablet piridoksin HCl
10-100mg dan sebagai larutan steril 100mg/ml piridoksin HCl untuk
injeksi. Selain itu mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B 6, vitamin
ini juga diberikan bersama vitamin B lainnya atau sebagai multivitamin
untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin B kompleks. Indikasi
lain adalah untuk mencegah atau mengobati neuritis perifer oleh obat.
Contoh obat : Pyridoxin, Pyravit
II.I.5 Vitamin B5 ( Asam Pantotenat)
Asam pantotenat dikenal sejak tahun 1933 sebagai suatu zat yang
esensial untuk pertumbuhan ragi. Selanjutnya diteliti bahwa suatu
dermatitis akibat defisiensi suatu faktor pada makanan hewan coba
ternyata dapat disembuhkan dengan estrak hati.
Dalam tubuh, asam pantotenat membentuk ke enzim A yang sangat
penting dalam metabolisme karena bertindak sebagai katalisator pada
reaksi-reaksi transferasi gugus asetil.
Farmakodinamik : defisiensinya pada manusia belum dikenal, tetapi
dapat ditimbulkan dengan memberikan diet yang mengandung antagonis
asam pantotenat yaitu omega-metil asam pantotenat. Sindroma yang
terjadi berupa kelelahan, rasa lemah, gangguan saluran cerna, gangguan
otot berupa kejang,pada ekstremitas dan parestesia.
Farmakokinetik : pada pemberian oral, pantotenat akan diabsorbsi
dengan baik dan didistribusi keseluruh tubuh dengan kadar 2-45
mikrogram/g. Dalam tubuh tidak dimetabolisme, dan dieksresi dalam
bentuk utuh 70% melalui urin dan 30% melalui tinja.
Sediaan : walaupun indikasinya belum jelas, asam pantotenat tersedia
sebagai Ca-pantotenat dalam bentuk tablet 10 atau 30 mg dan dalam
bentuk larutan steril untuk injeksi dengan kadar 50mg/ml.
Contoh obat : Panthothenac acid, Curcuma alba juice
II.1.6 Vitamin B7 ( Biotin)
Biotin dikenal juga sebagai vitamin B7 atau vitamin H (Haut) yang
berarti kulit,karena dianngap dapat melindungi tubuh terhadap suatu
sindroma yang disebut egg white injury. Pada manusia keadaan defisiensi
baru timbul bila diet hanya terdiri dari putih telur mentah sebagai sumber
protein, atau jika diberikan anti metabolit biotin misalnya biotin, sulfon,
dekstobiotin atau avidin. Gejala yang timbul pada manusia antara lain
dermatitis, sakit otot, rasa lemah, anaroksia, anemia ringan dan
perubahan EKG.
Contoh obat : Vitamin B complex
II.1.7 Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Merupakan satu-satunya kelompok senyawa alam yang
mengandung unsur Co dengan struktur yang mirip derifat porfirifin dengan
satu atom Co.
Sianokobalamin yang aktif dalam tubuh manusia adalah
deoksiadenosil kobalamin dan metilkobalamin. Dengan demikian
sianokobalamin dan hidroksokobalamin yang terdapat dalam obat serta
kobalamin lain dalam makanan harus diubah menjadi bentuk aktif ini.
Vitamin B12 dibutuhkan untuk sintesis DNA yang normal sehingga
defisiensi salah satu vitamin menimbulkan gangguan produksi dan
matulasi eritrosit yang memberikan gambaran sebagai anemia
megaloblastik berbeda dengan asam folat, defisiensi vitamin B12 juga
menyebabkan kelainan neurologik. Sumber vitamin B12 adalah
mikroorganisme. Bakteri dalam kolon manusia juga membentuk Vitamin
B12 tetapi ini tidak berguna untuk memenuhi kebutuhan individu yang
bersangkutan sebab absorbsi Vitamin B12 terutama berlangsung dalam
ileum.
Farmakokinetik : Sianokobalamin diabsorbsi baik dan cepat setelah
pemberian IM dan SK. Kadar dalam plasma mencapai puncak dalam
waktu 1 jam setelah suntikan IM. Setelah diabsorbsi, hampir semua
Vitamin B12 dalam darah terikat dalam protein plasma.
Sediaan : vitamin B12 diindikasikan untuk pasien defisiensi Vitamin B12
misalnya anemia pemislosa. Pada pasien tanpa komplikasi perbaikan
subjektif dan objektif dapat diperoleh. Vitamin B12 tersedia dalam bentuk
tablet untuk pemberian oral dan larutan untuk suntikan.
Contoh obat : B12ipi, Neurobion
II.1.8 Vitamin C (Asam Askorbat)
Defisiensi Vitamin C yang dinamakan skorbut telah dikenal
semenjak tahun 1720. Diketahui pula bahwa penyakit tersebut dapat
dicegah dengan pemberian sayur-mayur atau buah-buahan segar
terutama golongan jeruk yang ternyata mengandung vitamin C. Vitamin C
bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan
reduktor dan anti oksidan. Vitamin ini dapat secara langsung atau tidak
langsung memberikan elektron ke enzim yang membutuhkan ion-ion
logam tereduksi dan bekerja sebagai kofaktor untuk prolil dan
lisilhydroksilase dalam biosintesis kolagen.
Farmakokinetik : vitamin C mudah diabsorbsi melalui saluran cerna.
Pada keadaan normal tanpa kenaikan kadar vitamin C dalam darah
setelah diabsorbsi. Kadar dalam leukosit dan trombosit lebih besar
daripada dalam plasma dan eritros. Distirbusinya luas keseluruh tubuh
dengan kadar tertinggi dalam kelenjar dan terendah dalam otot dan
jaringan lemak. Ekskresi melalui urin dalam bentuk utuh dan bentuk
garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang
rangsang ginjal 1,4mg%.
Indikasi : Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan
pengobatan skorbut. Selain itu vitamin C digunakan untuk berbagai
penyakit yang tidak ada hubungannya dengan defisiensi vitamin C dan
seringkali digunakan dengan dosis besar. Karena sifat reduktornya vitamin
C digunakan untuk mengatasi methemoglobinemia idiopatik, meskipun
kurang efektif dibandingkan dengan metilen blue.
Sediaan : vitamin C terdapat dalam berbagai preparat baik dalam bentuk
tablet yang mengandung 50-1500mg maupun dalam bentuk larutan.
Contoh obat : Cipi, Vitalong C, Enervon C

II.2 Viamin Larut Lemak


Vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan K) diabsorbsi dengan cara
yang kompleks dan sejalan dengan absorbsi lemak. Dengan demikian
keadaan-keadaan yang menyebabkan gangguan absorbsi lemak seperti
defisiensi asam empedu, ikterus dan enteritis dapat mengakibatkan
defisiensi satu atau mungkin semua vitamin golongan ini. Vitamin larut
leak mempengaruhi permeabilitas atau transpor pada berbagai membran
sel dan bekerja sebagai oksidator atau reduktor, koenzim atau inhibitor
enzim. Vitamin A dan D mempunyai aktivitas mirip hormon. Vitamin-
vitamin ini disimpan terutama di hati dan dieksresi melalui feses, karena
metabolismenya sangat lambat, dosis yang berlebihan dapat
menimbulkan efek toksik.
II.2.1 Vitamin A (Retinol)
Beberapa gejala defisiensi vtiamin A seperti xeroftalmia dan
keratomalasia mulai dikenal pada pertengahan abad ke X. Timbulnya
gejala tersebut disebabkan asupan makanan yang tidak mencukupi.
Vitamin A didapat dalam dua bentuk yaitu vitamin A retinoit dan provitamin
A (karotenoid). Vitamin A terutama terdapat pada bahan yang berasal dari
hewan seperti mentega, telur, hati dan daging.
Farmakokinetik : Vitamin A diabsorbsi sempurna melalui usus halus dan
kadarnya dalam plasma mencapai puncak selama 4 jam, tetapi absorbsi
dosis besar Vitamin A kurang efisien karena sebagian akan keluar melalui
tinja. Kadar normal Vitamin A dalam plasma ialah 100-230 unit/dL. Selama
cadangan Vitamin A dihati cukup, kadar normal akan dipertahankan bila
terjadi penurunan kadar Vitamin A berarti persediaan Vitamin A dalam hati
berkurang.
Indikasi : Vitamin A diindikasikan untuk pencegahan defisiensi Vitamin A.
Contohnya buta senja.
Contoh obat : Aipi, Renuves
II.2.2 Vitamin D (Kalsiferol)
Vitamin D, senyawa yang larut dalam lemak, terbukti berguna untuk
mencegah dan mengobati rakitis yaitu penyakit yang banyak terdapat
pada anak-anak, terutama didaerah yang kurang mendapat sinar
matahari. pada tahun 1920, Mellanby dan Huldschinsky mendapatkan
bahwa rakitis dapat dicegah ataupun diobati dengan minyak ikan atau
dengan sinar matahari yang cukup.
Farmakokinetik : absorbsi Vitamin D melalui saluran cerna cukup baik.
Vitamin D diabsorbsi lebih cepat dan lebih sempurna. Gangguan fungsi
hati,dan kandung empedu dan saluran cerna seperti steatore akan
mengganggu absorbsi Vitamin D.
Sediaan Dan Indikasi : Vitamin D terdapat dalam beberapa macam yang
terbentuk sediaan, misalnya dalam minyak ikan yang biasanya juga
mengandung Vitamin A, dalam sediaan multivitamin, dalam sediaan yang
mengandung campuran dengan kalsium dan sediaan yang hanya
mengandung Vitamin D saja. Selain untuk pencegahan dan pengobatan
rakitis, Vitamin D antara lain digunakan untuk osteomalasia
hypoparatiroitdisme dan tetanilin fontil dan untuk keadaan lain dengan
alasan penggunaan yang belum atau tidak diketahui penggunaannya.
Contoh Obat : Kalzana D, Super Daily D, Vitamin D 1000
II.2.3 Vitamin E (Tokoferol)
Pada tahun 1922 evans dan bisop menyatakan bahwa tikus betina
membutuhkan bahan makanan penting untuk mempertahankan
kehamilan. Kekurangan zat tersebut dapat menyebabkan kematian dan
resorbsi janin. Vitamin E didapatkan pada telur, susu, daging, buah-
buahan, kacang-kacangan dan sayur-sayuran.
Farmakodinamik : Vitamin E berperan sebagai antioksidan dan dapat
melindungi kerusakan membran biologis akibat radikal bebas.
Farmakokinetik : Vitamin E diabsorbsi baik melalui saluran cerna. Dalam
darah terutama terikat dengan betalifoprotein dan didistribusi ke semua
jaringan. Gudang Vitamin E dijaringan tubuh dapat merupakan sumber
vitamin E untuk waktu lama. Kebanyakan Vitamin E diekskresi secara
lambat kedalam empedu, sedangkan sisanya diekskresi melalui urin
sebagai glukuronida dari asam tokoferonat atau metabolit lain.
Indikasi : penggunaan Vitamin E hanya diindikasikan pada keadaan
defisiensi yang dapat terlihat dari kadar serum yang terendah dan atau
peningkatan fragilitas eritrosit terhadap hidrogen peroksida. Penggunaan
Vitamin E untuk penyakit-penyakit yang mirip dengan keadaan yang
timbul sebagai akibat defisiensi Vitamin E. Untuk memperbaiki keadaan
defisiensi umumnya dicapai dengan Vitamin E dosis besar, 50-
200mg/hari, diberikan secara oral.
Contoh obat : Blackmores E, Vitamin E, Nourish Skin
II.2.4 Vitamin K (Filokuinon)
Dikenal dua jenis Vitamin K alam, yaitu Vitamin K 1 (filokuinun) dan
Vitamin K2 (senyawa menakuinun) dan satu jenis Vitamin K sintetik.
Vitamin K1 yang digunakan untuk pengobatan, terdapat pada kloroplas
sayuran bewarna hijau dan buah-buahan. Vitamin K2 disintesis oleh
bakteri gram-positif. Vitamin K sintetik yaitu Vitamin K3 (menadion)
merupakan derifet naftokuinun, dengan aktifitas yang mendekati Vitamin K
alam. Derifetnya yang larut dalam air,menadion natrium difosfat, didalam
tubuh diubah menjadi menadiun.
Farmakodinamik : Vitamin K berguna untuk meningkatkan biosintesis
beberapa faktor pembekuan darah yaitu protrombin. Vitamin K merupakan
suatu kofaktor enzim mikrosum hati yang penting untuk mengaktivasi
prekursor faktor pembekuan darah, dengan mengubah residu asam
glutamat menjadi y-karboksilglutamil.
Farmakokinetik : absorbsi Vitamin K melalui usus sangat tergantung dari
kelarutannya. Absorbsi filokuinon dan menakuinon hanya berlangsung
baik bila terdapat garam-garam empedu, sedangkan menadion dan
derifatnya yang larut air dapat diabsorbsi walaupun tidak ada empedu.
Metabolisme Vitamin K didalam tubuh tidak banyak diketahui. Pada
empedu dan urin hampir tidak ditemukan bentuk bebas, sebagian besar
dikonjugasi dengan asam glukuronat. Pemakaian antibiotik sangat
mengurangi jumlah Vitamin K dalam tinja, yang terutama merupakan hasil
sintesis bakteri usus.
Indikasi : Vitamin K digunakan untuk mencegah atau mengatasi
pendarahan akibat defisiensi Vitamin K. Gangguan absorbsi Vitamin K
dapat terjadi pada penyakit obstruksibiliaris dan gangguan usus seperti
sariawan, enteritis, enterokolitis dan reseksi usus. Vitamin K mungkin
bermanfaat pada hypoprotrombinemia yang disebabkan oleh pemakaian
salisilat dosis besar, racun ular yang menginaktifasi protrombin atau
asupan Vitamin A yang berlebihan.
Contoh obat : Vit-K, K-Kids, Aspar-K
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpuan
Adapun kesimpulan yang didapatkan, yaitu :
1. Vitamin larut air contohnya Vitamin B1, B2, B3, B5, B6, B7, B12, dan
Vitamin C sedangkan vitamin larut lemak yaitu Vitamin A, D, E, dan K
2. Semua jenis Vitamin sangat penting dalam tubuh dan sangat diperlukan
untuk kehidupan sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA

Amir, Syarif, dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi. UI ; Jakarta.


Tjay, Tan Hoan. 2008. Obat-Obat Penting. PT Elex Komputindo ; Jakarta.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan Makalah tentang Vitamin ini. Makalah ini disusun
dalam rangka memenuhi tugas Teori Farmakologi.
Dalam menyusun Makalah ini, penulis banyak memperoleh
bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen kami yaitu Ibu
Maulita Indrisari S.Si, M,Si, Apt. Kami menyadari bahwa dalam
menyusun Makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga Makalah ini
dapat bermanfaat bagi semuanya.

Makassar, 2 Juni 2016

Penulis
MAKALAH FARMAKOLOGI

“VITAMIN”

DISUSUN OLEH :

Nama : Nadia Saso Paulangan


Nim : 14.001

DOSEN : MAULITA INDRISARI S,Si,M.Si,Apt.

AKADEMI FARMASI KEBANGSAAN


MAKASSAR
2016

Anda mungkin juga menyukai