Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

ARTIKEL FORMULASI DAN EVALUASI KAPSUL DARI BERBAGAI EKSTRAK


TANAMAN

NAMA KELOMPOK :
KARINDI MURSALINA R.W
LINDRIYANI
MAYNATI SURISTYAWATI
MELLYNDA AYUNI
NADIA NIA NURULLITA
NANDA MAULIDIA
NITA ABNA
NUR FAJRIYAH SYA’BANI
WELLY JUNIFER

KELAS : IV B
DOSEN : HAIRUNNISA, M.Farm., Apt

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK
2020
Abstrak

Kapsul merupakan di definiskan sebagai bentuk sediaankesediaan padat, dimana satu bahan
macam obat atau lebih dan / atau bahan inert lainnya yang dimasukan kedalam cangkang atau
wadah kecil umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai. Dari data data yang disimpulkan yang
telah didapatkan adalah artikel suatu jurnal sediaan kapsul serta pengujian evaluasi dari
berbagai tanaman , daun , kayu atau batang, serta bahan yang digunakan sebagai bahan pelarut
yang akan digunakan unutuk dijadikan sebagai ekstrak pada tanaman juga ada manfaat dari
berbagai sediaan kapsul.

Kata kunci :Sediaan Kapsul, Tumbuhan Dalam Ekstrak,

1. PENDAHULUAN
Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk kesediaan padat, dimana satu bahan macam
obat atau lebih dan / atau bahan inert lainnya yang dimasukan kedalam cangkang atau wadah
kecil umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai. Tergantung pada formulasinya kapsul dari
gelatin bisa lunak dan bisa juga keras. Kebanyakan kapsul-kapsul yang sudah diedarkan
dipasaran adalah kapsul yang semuanya dapat ditelan oleh pasien, untuk keuntungan dalam
pengobatan. Begitu pula, kapsul dapat dibuat untuk disisipkan kedalam rektum sehingga obat
dilepaskan dan diabsorpsi ditempat tersebut, atau isi kapsul dapat dipindahkan dari cangkang
gelatin dan digunakan sebagai pengukur yang dini dari obat-obat bentuk serbuk Sedikitinya
satu kapsul yang diperdagangkan, Theo-Dur Sprinkle ( Key Pharmacheutikal) yang
dianjurkan dipakai dalam hal-hal sebagai berikut, untuk anak-anak atau pasien lain yang tidak
dapat menelan tablet atau kapsul. Dianjurkan agar isi kapsul, teofilin anhidrat dalam bentuk
sustained release, ditaburkan diatas sedikit makanan lunak segera sebelum ditelan.

2. METODE

Data-data berbagai sediaan kapsul yang merupakan dari sifat inert yang lakukan pada
tahap yang dapat katakan dalam ekstrak pada kapsul serta disajikan dalam review jurnal ini
diperoleh dari studi pustaka. Peneliti menggunakan pustaka primer. Pustaka primer
mencakup jurnal-jurnal terkait serta pustaka sekunder sebagai pustaka pendukung yang
didapat dari buku-buku acuan. Untuk pencarian sumber data digunakan instrumen pencari
berbasis online dengan menggunakan Google seperti Google Scholar, menggunakan kata
kunci “Sediaan Formulasi Kapsul Serta Pengujian ” dan “pengaruh bahan inert terhadap sifat
pada kapsul ”. Pustaka yang diinklusi adalah pustaka yang memiliki informasi tentang
pengaruh bahan ekstrak di dalam terhadap sifat fisik pada formulasi suatu sediaan kapsul
suatu tumbuhan yang mengandung berbagai manfaat dari suatu ekstrak yang digunakan
bahan pelarut yakni Etanol.
3. HASIL
Dari hasil yang dapat di terterakan pada suatu formulaTabel 1Bahan yang bersifat zat aktif
dan dengan bahan eksipien dengann berbagai uji aktivitas fisik pada sediaan kapsul
Bahan Sampel Judul

Daun Jeruk Parut FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK


SEDIAAN KAPSUL
EKSTRAKETANOL DAUN JERUK
PURUT (Citrus hystrix)

Daun Jati Belanda FORMULASI DAN EVALUASI


KAPSUL EKSTRAK ETANOL DAUN
JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia
Lamk.).

Daun Bayam FORMULASI DAN EVALUASI


SEDIAAN KAPSUL EKSTRAK DAUN
BAYAM (AMARANTHUS HYBRIDUS
L.,) BERDASARKAN
KESERAGAMAN BOBOT DAN
WAKTU HANCUR

Daun Plateka MUTU FISIK SEDIAAN KAPSUL


EKSTRAK BATANG DAN DAUN
PLETEKA (Reullia tuberossa L.)

Temugiring REVIEW JURNAL FORMULASI DAN


UJI FISIK SEDIAAN KAPSUL
EKSTRAK ETANOL TEMUGIRING
(Curcuma Heyneana)

4. PEMBAHASAN
Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk kesediaan padat, dimana satu bahan macam obat
atau lebih dan / atau bahan inert lainnya yang dimasukan kedalam cangkang atau wadah kecil
umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai. Tergantung pada formulasinya kapsul dari gelatin
bisa lunak dan bisa juga keras. Dari berbagai data hasil dapat disimpulkan berbagai jurnal
sediaan formulasi kapsul serta uji evaluasi adalah:

Jeruk Purut

Jeruk purut (Citrus hystrix) merupakan salah satu kelompok genus Citrus yang
bisamenghasilkan minyak atsiri. Daun jeruk mengandung senyawa kimia yang
merupakanmetabolit sekunder seperti minyak atsiri, flavonoid, saponin, dan steroid. Jeruk
purut dikenal banyak mengandung vitamin C yang berkhasiat untuk membantu menjaga
stamina tubuh. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Masyarakat lebih mengemari obat tradisional dalam bentuk kapsul
karena sangat efisien dikonsumsi tidak berasapahit dan cara minum yang sangat mudah
daripada sediaan yang lain. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental.
Formulasi sediaan kapsul ini menggunakan ekstrak daun jeruk purut yang di maserasi
menggunakan pelarut etanol 96% sebagai zat aktif, avicel 42% dan Aerosil sebagai zat
pengabsorben, amylum 6% dan talk 6% sebagai zat pengisi, dan Mg stearate 1% sebagai
lubrikan. Kapsul dibuat dengan mencampurkan semua bahan yang kemudian digerus hingga
homogen dan dimasukkan dalam oven. Kemudian dibagi menjadi 20 bagian dan dimasukkan
dalam cangkang kapsul.
Uji sifat fisik sediaan kapsul ekstrak daun jeruk purut yang dilakukan adalah uji
keseragaman bobot dan uji waktu hancur. Uji keseragaman bobot dilakukan dengan
menggunakan 20 kapsul yang dilakukan dengan menimbang satu-persatu kapsul dan
menghitung bobot rata-rata serta penyimpangan terbesar terhadap bobot rata-rata. Hasil uji
keseragaman bobot tidak memenuhi persyaratan yang mengindikasikan bahwa zat aktif yang
terkandung dalam kapsul tersebut tidak seragam. Uji waktu hancur dilakukan dengan 6 kapsul
dan menggunakan alat desintegrator tester. Hasil uji waktu hancur dari kapsul ekstrak daun
jeruk purutmembutuhkan waktu untuk hancur selama 9 menit. Hal ini memenuhi persyaratan
uji disolusi karena waktu hancur kapsul dalam air pada suhu 36º – 38º selama 30 menit untuk
kapsul.
Daun Jati Belanda
Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.). merupakan salah satu tanaman yang
berkhasiat membantu menurunkan berat badan dan menurunkan kadar lipid dalam darah.
Namun tanaman ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Pemanfaatan tanaman ini sebagai
obat dalam bentuk bahan utuh (simplisia) dianggap tidak lagi praktis sehingga perlu dilakukan
pengembangan menjadi obat tradisional dalam bentuk ekstrak yang dikemas dalam sediaan
kapsul. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk sediaan kapsul dari
ekstrak daun jati beland yang stabil, efektif dan aman didasarkan pada formulasi yang telah
ditetapkan. Penelitian dimulai dengan proses pembuatan simplisa yang dilanjutkan dengan
proses ekstraksi metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Selanjutnya dilanjutkan
pembuatan kapsul dari ekstrak daun jati belanda dengan formulasi yang terdiri dari ekstrak,
laktosa, pvp, avicel dan Mg stearat. Setelah didapatkan sediaan kapsul, maka dilakukan
evaluasi sediaan yang meliputi uji keseragaman bobot dan ui waktu hancur. Nilai keseragaman
bobot memenuhi persyaratan karena tidak ada bobot kapsul yang menyimpang dari rentang
keseragaman bobot yaitu 0,295 – 0,342 g dan 0,270 – 0,366 g. Pada uji waktu hancur, memiliki
waktu hancur 10 menit, hal ini telah memenuhi persyaratan dimana kapsul waktu hancur
kapsul yaitu tidak lebih dari 15 menit. Sehingga dari penelitian ini maka dapat disimpulkan
bahwa formulasi sediaan kapsul dari ekstrak etanol daun jati belanda ini telah sesuai dengan
persyaratan untuk sediaan kapsul.
Daun Bayam
Bayam (Amaranthus hybridus L.) telah terbukti secara empiris dapat digunakan untuk
penderita anemia. Banyak makan bayam akan meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh zat besi yang sangat besar jumlahnya pada bayam. Penelitian
yang telah dilakukan oleh Siti Fatimah (2009) membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun
bayam jenis Amaranthus hybridus L. pada tikus putih anemia mampu meningkatkan jumlah
eritrosit sebesar 6,46 juta. Berdasarkan kadar klorofil dan zat besi menunjukan bahwa bayam
Amaranthus hybridus L. lebih dapat memberikan pengaruh yang nyata, hal ini disebabkan
kadar klorofil Amaranthus hybridus L. lebih tinggi dan zat besi yang seimbang dengan kadar
klorofilnya.
Permasalahan ekstrak atau bahan alam adalah cenderung memiliki rasa yang tidak
enak dan bau yang khas. Oleh karena itu, untuk menutupi kekurangan bahan alam tersebut
sediaan dibuat dalam bentuk kapsul. Formulasi kapsul yang mengandung ekstrak kental
dengan kadar air cukup tinggi memerlukan perlakuan khusus untuk menghasilkan kapsul yang
baik. Oleh karena itu perlu adanya eksipien yang mampu mengadsorpsi serta eksipien yang
dapat meningkatkan sifat alirnya. Vivapur 101 adalah eksipien yang dapat digunakan sebagai
adsorbent. Penambahan aerosil pada formulasi diharapkan dapat menjaga higroskopisitas
sediaan kapsul (Agoes, 2007). Pada penelitian ini digunakan metode ekstraksi yaitu ekstraksi
maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Setelah didapat ekstrak kemudian
dilakukan pembuatan serbuk ekstrak daun bayam. Untuk membuat formulasi dan optimasi
bahan tambahan menggunakan Vivapur 101 dalam formulasi sediaan kapsul ekstrak daun
bayam ( Amaranthus hybridus L.). Setelah didapat serbuk ekstrak kering dibuat granul dengan
cara granulasi basah. Setelah granul kering kemudian dimasukkan ke dalam cangkang kapsul.
Sediaan kapsul ekstrak daun bayam yang telah jadi kemudian di evaluasi yang meliputi
uji keseragaman bobot dan uji waktu hancur. Dilakukan evaluasi ini bertujuan untuk
mengetahui apakah sediaan kapsul telah sesuai dengan persyaratan yang ada di farmakope
Indonesia edisi III. Dari hasil evaluasi uji keseragaman bobot diperoleh rata – rata berat tiap
isi kapsul 267,07 mg. Pada hasil uji waktu hancur untuk kontrol replikasi I rata – rata 9 menit,
replikasi II rata – rata 10 menit 33 detik, replikasi III rata – rata 10 menit 51 detik. Sedangakan
untuk kapsul replikasi I rata – rata 4 menit 56 detik, kapsul replikasi II rata – rata 9 menit 27
detik, kapsul replikasi III rata – rata 4 menit 14 detik. Dari hasil evaluasi formulasi kapsul
dengan uji keseragaman bobot dan waktu hancur telah memenuhi persyaratan.
Daun Plateka
Dalam penelitian ini, digunakan tanaman obat tradisional untuk menurunkan kadar
gula darah, salah satu contohnya adalah pletekan (Ruellia tuberose . L) yang berasal dari
Amerika Tengah, kini telah menyebar keseluruh dunia terutama didearah tropis seperti di
Indonesia. Pletekan yang hanya dianggap tambuhan liar yang biasa tumbuh dimana saja,
ternyata memiliki kandungan senyawa polifenol, isoflavon, dan fitosterol.
Batang dan daun pletekan (Reullia tuberrosa. L) merupakan tanaman liar yang
berkhasiat sebagai antidiabetes karena mengandung senyawa flavonoid. Konsumsi batang dan
daun pletekan dengan cara merebus kurang praktis sehingga perlu dilakukan pengembangan
menjadi bentuk sediaan kapsul dari ekstrak batang dan daun pletekan.
Pada penelitian ini ekstrak kental herbal batang dan daun pletekan akan di buat dalam
bentukserbuk sebelum dimasukkan kedalam cangkang kapsul dengan dosis 315mg/kapsul.
Pembuatan serbuk dilakukan dengan cara menambahkan Mg. oxidum 5% sebagai adsorben
(pelindung), talk 3% sebagai glindan (pelicin), dan pengisi kapsul yang digunakan adalah
amylum maydis 50%, mg. stearat 1% sebagai peningkat daya alir serbuk (lubrikan).
Pembuatan serbuk ini menggunakan metode tritulasi yaitu proses penggerusan obat dalam
lumping untuk mengecilkan ukuran .
Berdasarkan pembuatan sediaan kapsul yang berisikan serbuk maka diperlukan
beberapa uji yang meliputi meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji derajat kehalusan,
kadar air untuk mengetahui kelembapan, uji waktu alir bertujuan untuk mengetahuikecepatan
alir serbuk dan uji keserangaman bobot.
Hasil penelitian ini dilakukan dengan menunjukkan parameter mutu fisik yang
meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji kadar air, uji keseragaman bobot memenuhi
persyaratan sesuai standar. Sedangkan uji waktu alir tidak memenuhi standar yaitu sebesar 27,
50 detik. Karena penambahan amylum maydis yang terlalu banyak, dan pengujian waktu alir
menggunakan metode pengujian granul. Sebaiknya isi kapsul dibuat dalam bentuk granul
untuk memperbaiki waktu alir.
Temugiring
Hiperlipidemia merupakan penyakit yang banyak terjadi saat ini. Ada hubungan erat
antara hiperlipidemia dengan peningkatan resiko jantung koroner. (Soeharto, 2004). Sekarang
ini banyak dikembangkan obat alami yang dapat digunakan untuk pengobatan hiperlipidemia.
Temugiring merupakan suatu tanaman yang bermarga Curcuma yang banyak terdapat di
daerah tropis termasuk di Indonesia umumnya hidup di daerah yang lembab dan mudah
dibudidayakan. Rimpang temu giring mengandung minyak atsiri 0,8-3%, amilum, damar,
lemak, tanin dan zat pahit, zat warna kuning, saponin, dan flavonoid (Setiawan dkk., 1999;
Gunawan dkk., 1989).
Sediaan yang dibuat untuk menutupi rasa pahit dari temu giring adalah sediaan kapsul.
Formulasi kapsul dengan bahan tambahan laktosa 20%, Avicel 40% untuk dosis ekstrak etanol
temugiring 300 mg/kapsul, kapsul dengan formula yang tepat dan telah dilakukan evaluasi
sediaan, uji parameter yang digunakan adalah keseragaman bobot dan uji diisolusi. Sediaan
kapsul yang diperoleh memiliki standar persyaratan uji disolusi yaitu sediaan memiliki daya
hancur sebesar 7 menit. Hal ini sesuai dengan persyaratan Farmakope Indonesia bahwa
sediaan kapsul yang baik memiliki daya hancur kurang dari 15 menit, sedangkan uji
keseragaman bobot tidak memenuhi untuk 10% (18 kapsul) dan 20% (2 kapsul). Temugiring
(Curcuma heyneana) merupakan tanaman obat yang sering digunakan sebagai obat tradisional
untuk mengatasi hiperlipidemia (Anonim, 2009).
Evaluasi sediaan kapsul bertujuan untuk mengetahui mutu dan kualitas dari sediaan
kapsul ekstrak etanol temugiring. Evaluasi sediaan kapsul diantaranya adalah Uji
Keseragaman Bobot dan Uji Disolusi. Kapsul merupakan sediaan padat yang terbungkus dari
cangkang kapsul, keras dan lunak. Ekstrak temugiring yang didapatkan sebesar 17,9 gram dari
berat simplisia awal sebesar 250 gram. Uji disolusi telah memenuhi persyaratan pembuatan
kapsul yang baik.

KESIMPULAN
Berdasarkan review dari 5 jurnal ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan alam untuk
dikonsumsi sebagai obat dianggap kurang praktis maka dibuatlah bahan alam tersebut menjadi
ekstrak bahan alam untuk memudahkan pasien/masyarakat dalam mengkonsumsinya. Namun,
terdapat permasalahan dari ekstrak bahan alam ini yaitu cenderung memiliki rasa yang tidak enak
dan bau yang khas sehingga untuk menutupi kekurangan bahan alam tersebut maka dilakukan
pengembangan bentuk sediaan tersebut menjadi sediaan kapsul dari ekstrak bahan alam. Dari
berbagai jurnal penggunaan bahan alam menjadi sediaan kapsul yang mengandung ekstrak bahan
alam telah dilakukkan pengujian untuk dapat memenuhi persyaratan dalam sediaan kapsul seperti
uji keseragaman bobot, uji waktu hancur, uji waktu alir dan lain sebagainya. Setelah dilakukan
pengujian terhadap kapsul tersebut maka didapatlah bahwa sediaan kapsul bahan alam tersebut
telah memenuhi syarat untuk digunakan sebagai sediaan kapsul.

DAFTAR PUSTAKA

Dindha Pristika Aulia, Anizatun Azizah , Fanny Septyadi Hidayatulloh, Kartika Widiastuti.
FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN KAPSUL EKSTRAK ETANOL
DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix). Program Studi S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi. Jl. Cut Nyak Dhien No.16 Kalisapu, Slawi,
Kabupaten Tegal.
Via Fitria, Davit Nugraha, Ririn Risnanita. 2015. FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN
KAPSUL EKSTRAK DAUN BAYAM (AMARANTHUS HYBRIDUS L.)
BERDASARKAN KESERAGAMAN BOBOT DAN WAKTU HANCUR. Prodi DIII
Farmasi Stikes Muhammadiyah Ciamis. Volume 2, Nomor 1.
Siti Rauhun, Drs. Moch. Haminuddin. Apt. MUTU FISIK SEDIAAN KAPSUL EKSTRAK
BATANG DAN DAUN PLETEKA (Reullia tuberossa L.). Akademi Farmasi Putra
Indonesia Malang.
Yuni, Daisa Mei., Niza, Mutia Nurul., Nursafala, Sri., Afiyani, Windi., Gusti, Yoga Amanda.
Formulasi Dan Uji Fisik Sediaan Kapsul Ekstrak Etanol Temugiring (Curcuma Heyneana).
Program Studi S1 Farmasi Sekolat Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi.
Tegal.
Afita, Laely Nur., Aufa, Abi., Mardiantik, Ressy Krisbella., Fatmawati, Tris Naena. Formulasi dan
Evaluasi Sediaan Kapsul Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.).
Program Studi S1 Farmasi Sekolat Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi.
Tegal.

Anda mungkin juga menyukai