Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sains dan Kesehatan

Journal homepage: https://jsk.farmasi.unmul.ac.id

Preparasi dan Karakteristik Floating Tablet Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.) dengan Variasi Kombinasi Xanthan Gum dan HPMC

Preparation and Characteristics of Floating Tablets of Guava Leaf Extract


(Psidium guajava L.) With Variations of Xanthan Gum and HPMC Combinations

Septia Andini1,*, Siti Sa’diah2, Suci Puspa1

1Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Pakuan, Bogor, Indonesia


2Fakultas Kedokteran Hewan, IPB, Bogor, Indonesia

*Email Korespondensi: septiaandini85@gmail.com

Abstrak
Floating Drug Delivery System (FRDDS) merupakan sebuah sistem penghantaran obat baru yang
dimaksudkan untuk memperpanjang waktu tinggal obat di lambung. Salah satu bentuk dari sistem
gastroretentif adalah floating tablet, yang dapat mengapung dan tinggal di lambung untuk beberapa
waktu. Sediaan dengan sistem ini cocok digunakan pada obat-obat yang memiliki aksi kerja di
lambung. Gastritis didefinisikan sebagai suatu peradangan atau pembengkakan pada lapisan dalam
lambung. Daun jambu biji terbukti memiliki kandungan aktif yang dapat berperan sebagai antitukak
lambung. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan floating tablet dan menentukan
kombinasi antara HPMC dengan xanthan gum yang optimum dalam formulasi tablet floating ekstrak
daun jambu biji berdasarkan pengujian keterapungan dan profil disolusi in vitro. Ekstrak dibuat
menggunakan metode maserasi dengan etanol 96% sebagai pelarut. Tablet dibuat sejumlah 3 formula
menggunakan metode granulasi basah. Masing-masing tablet berbobot 500 mg dengan kombinasi
variasi jenis HPMC K100M, HPMC K15M, HPMC K4M dengan xanthan gum sebagai floating agent.
Formula menghasilkan mutu tablet yang paling baik dengan kombinasi HPMC K100M dan xanthan
gum sebagai floating agent. Berdasarkan hasil profil disolusi in vitro, memperoleh kadar pelepasan
obat direntang 23,604% - 26,846% dalam waktu 360 menit (6 jam).

Kata Kunci: Ekstrak Daun Jambu Biji, Floating Tablet, Gastritis, HPMC

Abstract
Floating drug delivery system (FRDDS) is a new drug delivery system that is intended to prolong the
time of drugs in the stomach. One form of the gastroretentive system is a floating tablet, which can

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 4. 370


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Preparasi dan Karakteristik Floating Tablet Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dengan Variasi Kombinasi Xanthan Gum
dan HPMC

float and stay in the stomach for some time. Preparations with this system are suitable for use in drugs
that have an action on the stomach. Gastritis is defined as an inflammation or swelling of the inner
lining of the stomach. Guava leaves are proven to have active ingredients that can act as anti-ulcers.
This study aims to formulate floating tablets and determine the optimal combination of HPMC with
xanthan gum in the formulation of floating tablets of guava leaf extract based on flotation testing and
in vitro dissolution profiles. The extract was made using maceration method with 96% ethanol as
solvent. The tablets were made in a number of 3 formulas using the wet granulation method. Each
tablet weighed 500 mg with a combination of various types of HPMC K100M, HPMC K15M, HPMC K4M
with xanthan gum as a floating agent. The formula produced the best tablet quality with a combination
of HPMC K100M and xanthan gum as a floating agent. Based on the results of the in vitro dissolution
profile, the drug release rate ranged from 23,604%-26,846% with in 360 minutes (6 hours).

Keywords: Guava Leaf Extract, Floating Tablets, Gastritis, HPMC

Submitted: 08 June 2022 Accepted: 28 August 2022 DOI: https://doi.org/10.25026/jsk.v4i4.1226

1 Pendahuluan yang paling optimal dalam daya pencegahan


Gastritis merupakan awal mula penyebab antitukak atau aniulcer sebesar 250 mg/kgBB,
terjadinya penyakit tukak lambung. Tukak aktivitas antitukak yang dimiliki oleh daun
lambung adalah luka pada dinding lambung jambu biji (Psidium guajava L.) menunjukkan
yang timbul akibat dipengaruhi oleh asam bahwa kandungan senyawa flavonoid memiliki
lambung dan pepsin [1]. Banyak tanaman yang aktivitas dapat meningkatkan pelepasan
digunakan sebagai pengobatan tradisional salah prostaglandin di lambung, prostaglandin dapat
satunya tanaman jambu biji, yang banyak menghambat pelepasan asam lambung dan
digunakan yaitu pada bagian daunnya. Tukak mencegah tukak lambung.
lambung terjadi ketika asam dalam saluran Berdasarkan hal tersebut, dikembangkan
pencernaan merusak dinding bagian dalam sediaan ekstrak daun jambu biji yang ditujukan
lambung atau usus kecil. Akibatnya, akan terjadi untuk pengobatan ulkus lambung. Obat
luka terbuka yang sakit dan dapat menyebabkan didesain dalam bentuk sediaan lepas lambat
pendarahan. Saluran pencernaan dilapisi oleh untuk memperpanjang masa tinggal obat dalam
lapisan mukosa yang melindungi saluran lambung. Sediaan lepas lambat yang bisa tinggal
pencernaan dari asam. Peningkatan asam cukup lama di dalam lambung sangat penting
lambung terjadi karena meningkatnya untuk obat-obat yang terdegradasi di dalam
asetilkolin esterase, asam lambung naik ke usus atau obat yang memang diharapkan untuk
kerongkongan (refluks asam lambung) terjadi beraksi di lambung. Sistem yang dapat
ketika otot kerongkongan bagian bawah (otot digunakan untuk menahan obat berada dalam
lower esophageal sphincter) melemah. lambung dalam waktu yang cukup lama salah
Daun jambu biji secara tradisional satunya yaitu dengan menggunakan floating
berkhasiat sebagai anti diare karena kandungan drug delivery system (FDDS).
taninnya yang tinggi. Penelitian Utami, dkk [1] Floating drug delivery system (FDDS) yaitu
membuktikan bahwa ekstrak etanol daun membuat suatu sediaan dapat mengapung di
jambu juga dapat berkhasiat untuk mengatasi atas cairan lambung karena berat jenis sediaan
tukak lambung secara in vivo. Senyawa lain lebih kecil dari pada cairan lambung. Pada saat
yang dimiliki daun jambu biji yaitu flavonoid, sediaan mengapung di lambung, obat dapat
flavonoid total tidak kurang dari 1,41% dihitung dilepaskan secara perlahan dengan kecepatan
sebagai kuersetin [2]. Hasil penelitian Utami, yang dapat ditentukan. Mekanisme floating
dkk [1], dosis ekstrak etanol daun jambu biji dapat diformulasikan menggunakan polimer

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 4. 371


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Preparasi dan Karakteristik Floating Tablet Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dengan Variasi Kombinasi Xanthan Gum
dan HPMC

yang dapat mengembang seperti HPMC dan disimpan dalam wadah yang kering dan
(Hydroxypropyl Methylcellulose) [3]. bersih.
Polimer yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu variasi dari jenis HPMC (HPMC K100M, 2.2 Pembuatan Ekstrak Daun Jambu Biji
K15M, K4M) dan Xanthan Gum. HPMC Ekstraksi dilakukan dengan cara dingin
merupakan suatu polimer hidrofilik yang dapat yaitu maserasi menggunakan pelarut etanol
membentuk lapisan gel yang kental di sekeliling 96%. Sebanyak 1 kilogram serbuk simplisia
sediaan setelah terkena kontak dengan cairan daun jambu biji yang sudah terendam etanol
lambung. Gel yang terbentuk dapat menjadi 96% sebanyak 3 liter selama 6 jam pertama
penghalang fisik lepasnya obat dari matriks[4]. sambil sesekali diaduk, didiamkan selama 16
Kombinasi HPMC dan Xanthan Gum dapat jam kemudian disaring dan diambil filtrat dan
digunakan sebagai matriks dalam sediaan residunya. Residu diremaserasi 2 kali dengan
floating tablet. Sifat Xanthan Gum yang sangat masing- masing 3,5 etanol 96% dengan
mudah terhidrasi apabila disatukan dengan perlakuan yang sama. Hasil maserasi disaring
HPMC sebagai pembentuk gel yang kuat akan kemudian diuapkan dengan alat vaccum dry
menghasilkan pelepasan yang lambat bagi obat sampai diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental
yang mempunyai sifat mudah larut dalam air. dilakukan penetapan kadar air, kadar abu, uji
Menurut Radhakrishna, et al [5] perbandingan fitokimia dan penetapan kadar flavonoid.
konsentrasi matriks HPMC dan Xanthan Gum
yang digunakan 1 : 3 akan dapat menahan 2.3 Pembuatan Tablet
pelepasan obat lebih dari 12 jam untuk tablet
amoxycillin trihydrate dengan sistem floating. Proses pembuatan floating tablet ekstrak
daun jambu biji dilakukan menggunakan
2 Metode Penelitian metode granulasi basah (Tabel 1). Ekstrak daun
jambu biji dicampur dengan kombinasi matriks
(HPMC dan xanthan gum), larutan pengikat
2.1 Pembuatan Serbuk Simplisia Daun Jambu
(PVP) dan avicel PH 102, kemudian dibentuk
Biji
massa yang kompak lalu diayak dengan
Daun jambu biji (Psidium guajava L.) yang pengayak mesh 12 hingga terbentuk granul
digunakan didapatkan dari Balai Penelitian yang baik dan dikeringkan dengan oven pada
Tanaman Rempah dan Obat (Balitro), Cimanggu suhu 50°C hingga kelembaban granul 2 - 5%.
Bogor, selanjutnya dideterminasi di Lembaga Granul kering ditambahkan fase luar, yaitu
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Kebun Raya avicel PH 102, natrium bikarbonat, magnesium
Bogor. Pembuatan simplisia daun jambu biji stearat kemudian diaduk secara perlahan
dilakukan sesuai dengan prosedur standar sampai semua bahan tercampur dengan
pembuatan simplisia dengan proses homogen. Setelah itu dilakukan pengujian mutu
pengeringan menggunakan oven hingga granul dan dicetak menjadi sediaan tablet
dihasilkan simplisia serbuk ukuran mesh 40. menggunakan mesin tablet.
Simplisia yang diperoleh kemudian ditimbang

Tabel 1 Formulasi Floating Tablet


Bahan F1 (mg) F2 (mg) F3 (mg) Fungsi Bahan
Ekstrak daun jambu biji 250 250 250 Zat aktif
PVP 9,5 9,5 9,5 Pengikat
Natrium bikarbonat 88 88 88 Gas generating
Avicel PH 102 32,2 32,2 32,2 Penghancur dalam
Magnesium stearate 4,2 4,2 4,2 Glidan/anti adheren
Avicel PH 102 16,1 16,1 16,1 Penghancur luar
Xanthan gum 75 75 75 Polimer
HPMC K100M 25 - - Polimer
HPMC K15M - 25 - Polimer
HPMC K4M - - 25 Polimer

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 4. 372


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Preparasi dan Karakteristik Floating Tablet Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dengan Variasi Kombinasi Xanthan Gum
dan HPMC

2.4 Evaluasi Granul Tablet


yang ditunjuk pada skala ini menunjukkan
diameter tablet. Skala dikembalikan lagi pada
2.4.1 Pengukuran Kadar Air posisi nol kemudian tablet diletakkan mendatar.
Pengukuran kadar air dilakukan dengan Angka yang ditunjuk pada skala ini
menggunakan alat moisture balance. Syarat menunjukkan tebal tablet.
kadar air yang baik adalah 2 - 5% [6]. 2.5.3 Kekerasan Tablet
2.4.2 Kecepatan Alir Disiapkan 10 tablet yang akan diuji, lalu
Ditimbang dengan seksama 100 gram diletakkan pada ujung alat hardness tester. Putar
massa tablet lalu dimasukan di dalam corong. pangkal alat sampai tablet pecah dan lihat skala
Massa tablet dibiarkan mengalir melewati yang terbaca menunjukkan angka kekerasan
corong. Waktu yang diperlukan seluruh massa tablet. Dalam pengujian kekerasan tablet semua
tablet melalui corong menunjukkan waktu alir tablet harus hancur dengan beban 4-8 kg [8]
dan dicatat. Kecepatan alir dinyatakan sebagai 2.5.4 Kerapuhan Tablet
jumlah massa tablet yang melalui corong per
detik [7]. Digunakan alat friability tester, diambil 10
tablet kemudian ditimbang dan dimasukkan
2.4.3 Sudut Diam dalam alat uji. Alat dijalankan dengan kecepatan
Sudut diam dilakukan dengan mengukur 25 rpm selama 4 menit. Tablet kemudian
tinggi dan jari-jari tumpukan granul yang dikeluarkan dan dibersihkan dari serbuk yang
terbentuk pada pengujian kecepatan alir granul. menempel kemudian ditimbang lagi beratnya.
Bila sudut diam yang terbentuk ≤ 30° Dihitung persen kerapuhannya. Dikatakan baik
menyatakan bahwa sediaan dapat mengalir bila kehilangan berat tidak lebih dari 1% [8].
bebas dan bila sudut yang terbentuk ≥ 40°
menyatakan bahwa sediaan memiliki daya alir 2.6 Karakteristik Floating
yang kurang baik. 2.6.1 Floating Lag Time
2.4.4 Indeks Kompresibilitas Tablet dimasukkan ke dalam beaker glass
Ditimbang dengan seksama 50 gram massa yang berisi larutan HCl 0,1 N 100 mL. Suhu
tablet dimasukkan dalam gelas ukur 100 mL medium dijaga konstan 37±0,5°C diamati waktu
(volume bulk), kemudian dilakukan pengetukan yang diperlukan tablet ekstrak daun jambu biji
dengan tapped density tesster selama 5 menit untuk mulai mengapung (floating) dan
dan diamati volume akhir massa tablet (volume dilakukan secara visual.
tapped). 2.6.2 Total Waktu Floating

2.5 Evaluasi Tablet


Tablet dimasukkan ke dalam beaker glass
yang berisi larutan HCl 0,1 N 100 mL. Suhu
2.5.1 Keseragaman Bobot medium dijaga konstan 37±0,5°C dan diamati
Ditimbang satu persatu 20 tablet yang total waktu mulai dari tablet dimasukkan
telah dicetak dengan timbangan analitik, lalu sampai tablet berhenti mengapung.
catat bobot masing-masing tablet. Keseragaman 2.6.3 Pelepasan Obat Secara In Vitro
bobot dikatakan baik apabila tidak lebih dari 2
tablet yang masing-masing bobotnya Uji pelepasan zat aktif obat dari matriks
menyimpang dari bobot rata-rata >5% dan dilakukan dengan menggunakan alat disolusi
tidak satu tabletpun yang menyimpang dari model apparatus II USP yaitu model “paddle’’.
bobot rata-ratanya >10%. Tablet dimasukkan kedalam labu yang berisi
larutan HCl pH 1,0 sebagai medium. Jarak
2.5.2 Keseragaman Ukuran pengaduk dayung dari dasar labu adalah
Sebanyak 20 tablet diukur diameter dan 2,5±0,2 cm dan pengaduk dayung diputar
tebal tablet diukur menggunakan jangka sorong dengan kecepatan 50 putaran per menit. Suhu
dengan cara skala diatur pada posisi nol medium dijaga konstan 37±0,5°C dan volume
kemudian tablet diletakkan tegak lurus. Angka medium disolusi adalah 900 mL. Sampel obat

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 4. 373


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Preparasi dan Karakteristik Floating Tablet Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dengan Variasi Kombinasi Xanthan Gum
dan HPMC

yang terlepas ke dalam medium diambil pada penetapan kadar abu ekstrak daun jambu biji
menit ke 5, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, 300 yaitu sebesar 3,84%, hasil tersebut memenuhi
dan 360. Setiap pengambilan sampel (5 mL), persyaratan [2] yaitu tidak lebih dari 6,1%.
diganti dengan medium yang baru dengan 3.2 Hasil Uji Fitokimia
volume yang sama dengan yang diambil
sehingga medium selalu konstan. Tiap sampel Pengujian fitokimia dilakukan untuk
yang diambil dari medium disolusi diperiksa mengetahui golongan senyawa yang
serapannya dengan spektrofotometer UV-VIS terkandung dalam simplisia daun jambu biji.
pada panjang gelombang maksimum yang telah Berdasarkan hasil pengujian skrining fitokimia
diukur [9]. menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% daun
jambu biji positif mengandung senyawa
2.6.4 Penetapan Kadar Floating Tablet
metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, saponin,
Penetapan kadar flavonoid pada sediaan tanin, dan terpenoid. Hasil ini sesuai dengan
tablet floating ekstrak daun jambu biji [10] yang menyatakan bahwa pada ekstrak
dilakukan dengan menimbang sebanyak 10 daun jambu biji positif mengandung senyawa
tablet dan dihitung rata–rata bobot tablet. alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan
Kemudian tablet digerus hingga menjadi serbuk terpenoid.
dan ditimbang bobot serbuk setara dengan 3.3 Hasil Penetapan Kadar Flavonoid
kandungan 250 mg ekstrak. Sebanyak jumlah
gram serbuk yang telah disetarakan kemudian Pengukuran kadar flavonoid dilakukan
ditambahkan etanol sampai 100 mL, dipipet 1 terhadap ekstrak daun jambu biji dengan
mL lalu dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL , panjang gelombang 375,5 nm. Kadar flavonoid
ditambahkan etanol sampai tanda batas. Jika rata-rata yang diperoleh adalah 5,043%. Hasil
absorbansi terlalu besar dapat dilakukan kadar flavonoid yang didapat tidak jauh
pengenceran dengan cara yang sama. Serapan berbeda dengan hasil [11] yaitu memperoleh
larutan diukur pada panjang gelombang kadar flavonoid sebesar 5,27%. Kadar flavonoid
maksimum. yang diperoleh telah sesuai dengan [2] yaitu
tidak kurang dari 1,40%.
3 Hasil dan Pembahasan 3.4 Hasil Evaluasi Granul
Daun jambu biji yang digunakan sebanyak Uji mutu fisik massa tablet meliputi
9850 g. Untuk memperoleh menjadi serbuk, pengujian kadar air, kecepatan laju alir, sudut
daun jambu biji digrinder kemudian diayak istirahat dan indeks kompresibilitas. Hasil
dengan mesh 40 dan diperoleh serbuk simplisia pengujian granul menunjukkan semua formula
sebanyak 3620 g simplisia serbuk dengan hasil memenuhi syarat mutu granul (Tabel 2).
rendemen yaitu 36,75%. Hasil ekstrak yang
sudah dipekatkan adalah sebesar 500 gram.
Rendemen ekstrak etanol daun jambu biji
Tabel 2 Hasil Evaluasi Granul
adalah sebesar 16,67%. Formula
Evaluasi Granul
3.1 Hasil Karakterisasi Ekstrak Daun Jambu I II III
Kadar Air (%) 2,465 ± 0,02 3,71 ± 0,06 2,33 ± 0,11
Biji
Alir Granul (g/s) 9,202 ± 0,21 9,458 ± 0,01 9,352 ± 0,23
Hasil penetapan kadar air ekstrak daun Sudut Istirahat (ᴼ) 22,919±0,41 22,353±0,44 21,492±1,13
Indeks Kompresibilitas (%) 5,860 ± 0,08 6,528 ± 0,68 6,498 ± 0,09
jambu biji yang diperoleh yaitu 6,57%, hasil
tersebut memenuhi syarat penetapan kadar air
[2] yakni tidak lebih dari 10%. Kadar air yang
kecil dapat terhindar dari adanya kapang Pengujian laju alir dan sudut istirahat
ataupun mikroba yang tumbuh di dalam ekstrak bertujuan untuk menilai apakah granul tablet
daun jambu biji. yang diperoleh dapat mengalir dengan baik,
Proses penentuan kadar abu bertujuan sehingga pada saat proses produksi granul
untuk mengetahui kandungan mineral dari dapat mengalir baik ke dalam die dan menjamin
tanaman yang berasal dari proses awal daun keseragaman bobot granul pada saat proses
jambu biji hingga terbentuknya simplisia. Hasil pengempaan tablet. Pada pengujian laju alir

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 4. 374


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Preparasi dan Karakteristik Floating Tablet Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dengan Variasi Kombinasi Xanthan Gum
dan HPMC

granul, semua formula granul tablet memiliki karena mempengaruhi proses pengisian massa
lajuu alir yang baik yaitu tidak lebih dari 10 g/s, cetak kedalam die. Kombinasi matriks variasi
semakin kecil laju alir yang dibutuhkan massa HPMC dan Xanthan Gum tidak mempengaruhi
tablet untuk mengalir semakin baik kecepatan keseragaman bobot dari ketiga formula.
alirnya[12]. Uji keseragaman ukuran pada tablet
Hasil pengujian sudut istirahat ketiga berfungsi untuk mengetahui ukuran dari tablet
formula telah menunjukkan sudut istirahat yang meliputi tebal dan diameter pada tablet.
dengan kriteria baik karena berada pada Keseragaman ukuran dari formula 1, 2 dan 3
rentang 20 - 30ᴼ. Hasil dari uji kompresibilitas memenuhi syarat yaitu diameter tablet yang
pada seluruh formula menunjukkan sangat baik diperoleh tidak lebih dari 3 kali tebal tablet dan
sekali dan sesuai dengan persyaratan yaitu 5-12 1
tidak kurang dari 1 3 kali tebal tablet [14].
% [13]. Nilai indeks kompresibilitas dihitung
Uji kekerasan pada suatu tablet dilakukan
berdasarkan pengujian densitas granul. Makin
bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang
tinggi harga bulk density maka makin banyak
ketahanan tablet untuk dapat bertahan dari
ruang kosong intra partikel yang dimiliki granul.
berbagai goncangan mekanik saat pembuatan,
Granul dengan nilai indeks kompresibilitas
pengepakan, dan pendistribusian, semakin
terkecil terdapat pada Formula 1 dengan jenis
besar nilai kekerasan tablet semakin besar pula
HPMC K100M, karena nilai bobot jenis mampat
kemampuan untuk bertahan [15]. Pada
(tap density) pada Formula 1 lebih besar.
pengujian ANOVA diperoleh data nilai signifikan
Berdasarkan studi literatur, diketahui nilai tap
(sig) 0,000 < 0,05 yang mengartikan adanya
density dari eksipien HPMC K100M cukup kecil
perbedaan kombinasi matriks jenis HPMC dan
yaitu 0,557 g/cm3 [3].
xanthan gum di tiap formula memberikan
3.5 Hasil Evaluasi Tablet pengaruh terhadap nilai kekerasan tablet.
Evaluasi tablet floating ekstrak daun Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan, diperoleh
jambu biji meliputi keseragaman bobot dan nilai kekerasan yang berbeda. Hal ini
keseragaman ukuran, kekerasan dan kerapuhan menandakan bahwa perbedaan kombinasi
tablet (Tabel 3). matriks jenis HPMC dan xanthan gum di tiap
formula menghasilkan nilai kekerasan yang
berbeda nyata antara Formula 1, Formula 2, dan
Formula 3. Pengujian kekerasan tablet tertinggi
Tabel 3 Hasil Evaluasi Tablet ditunjukkan pada Formula 1, karena HPMC
Formula
Evaluasi Tablet
I II III K100M memiliki viskositas yang paling tinggi
Keseragaman Bobot (mg) 505 ± 1,97 505,7 ± 2,15 504,8 ± 2,09 diantara HPMC K15M dan K4M. Maka semakin
Keseragaman Ukuran (cm) besar viskositas eksipien HPMC, kekerasan
- Diameter 1,231±0,01 1,231±0,009 1,228±0,011
- Tebal 0,459±0,01 0,454±0,01 0,480±0,01 tablet semakin meningkat. Xanthan gum
Kekerasan Tablet (kg/cm2) 5,48 ± 0,37 4,51 ± 0,20 4,23 ± 0,24 berpengaruh dalam meningkatkan
Kerapuhan Tablet (%) 0,901±0,02 0,925±0,07 0,960±0,11
kompaktibilitas tablet [16]. Selain dipengaruhi
oleh eksipien, nilai kekerasan juga dapat
dipengaruhi oleh tekanan punch pada saat
Data keseragaman bobot tablet pengempaan tablet. Semakin besar tekanan
menunjukkan bahwa keseluruhan formula yang diberikan, kekerasan tablet juga akan
tablet telah memenuhi persyaratan, yaitu tidak semakin besar.
ada dua tablet yang nilainya menyimpang dari Uji kerapuhan dalam tablet atau sering
5% dan tidak ada satupun tablet yang bobotnya dikenal dengan friability test adalah metode
menyimpang dari 10% [14]. Hasil uji yang digunakan untuk menentukan atau
keseragaman bobot yang diperoleh mengukur kekuatan dari suatu fisik tablet tidak
menunjukkan bahwa semua produk obat bersalut terhadap tekanan mekanik atau
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan gesekan sewaktu pengemasan dan pengiriman.
yaitu CV < 5% untuk tablet dengan bobot lebih Tablet Formula 1 dengan jenis HPMC K100M
dari 300 mg. Keseragaman bobot tablet sangat merupakan tablet dengan kerapuhan paling
berkaitan dengan kecepatan alir massa cetak, kecil, sedangkan yang paling besar persen

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 4. 375


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Preparasi dan Karakteristik Floating Tablet Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dengan Variasi Kombinasi Xanthan Gum
dan HPMC

kerapuhannya adalah tablet Formula 3 dengan lag time paling lama. Hal ini dapat disebabkan
jenis HPMC K4M. Ini terjadi karena persentase karena HPMC K100M merupakan matriks
kerapuhan tablet juga berkaitan dengan nilai hidofilik yang memiliki viskositas yang sangat
kekerasan tablet. Semakin besar nilai kekerasan tinggi sehingga mempunyai ikatan partikel
tablet, maka kerapuhannya menjadi semakin sangat kuat, menyebabkan penyerapan media
kecil karena ikatan antar partikel penyusun memerlukan waktu yang lebih lama. Lambatnya
tablet semakin kuat. Kecilnya persen kerapuhan proses penetrasi media ini juga memperlambat
mengartikan bahwa mutu tablet yang proses reaksi antara natrium bikarbonat di
dihasilkan semakin baik, karena memperkecil dalam tablet sehingga gas CO2 menjadi lama
resiko berkurangnya kandungan zat aktif dalam terbentuk dan tablet lebih lama mengapung
tablet akibat kehilangan bagian fisik tablet di [11]. Setelah dilakukan pengamatan terhadap
beberapa sisi. Kerapuhan suatu tablet dapat waktu kemampuan mengapung tablet diketahui
dipengaruhi oleh proses pengempaan, semakin bahwa selama 12 jam tablet tetap dapat
tinggi tekanan yang diberikan pada saat mengapung dengan baik pada larutan uji
pengempaan maka tablet yang dihasilkan juga sehingga total kemampuan mengapung tablet
akan semakin kompak sehingga kerapuhannya dari Formula 1 sebesar 47 jam, Formula 2
kecil [17]. sebesar 35 jam, Formula 3 sebesar 28 jam.
3.6 Hasil Karakteristik Floating 3.7 Hasil Pelepasan Obat Secara In Vitro
Karakteristik floating merupakan Pengujian pelepasan obat (Tabel 5)
indikator penting. Pengujian karakteristik menggambarkan suatu kemampuan obat yang
floating terdiri dari pengujian floating lag time dapat terlarut dalam medium tertentu selama
dan pengujian total waktu floating (Tabel 4). interval waktu yang diharapkan sehingga dapat
Floating lag time adalah waktu yang dibutuhkan menunjukkan kemampuan obat terdisolusi
suatu tablet untuk mulai mengapung dalam dalam cairan tubuh [11]. Hubungan antara
cairan lambung. Total waktu floating kadar pelepasan zat aktif dan total waktu
merupakan parameter yang digunakan untuk floating yaitu semakin banyak waktu yang
menunjukkan seberapa lama obat atau sediaan didapatkan pada total waktu floating maka
dapat mengapung. Syarat floating lag time yang proses disolusi akan terhambat [19].
dipilih yaitu antara 10 - 600 detik dengan
memberikan tujuan tablet dapat mengapung
tepat dilambung dan memberikan sifat Tabel 5 Kadar Pelepasan Obat
mengapung yang baik. Persyaratan floating Waktu Kadar Bahan Aktif (%) ± SD
duration time adalah tidak kurang dari 12 jam (Menit) Formula 1 Formula 2 Formula 3
[18]. 5 10,240 ± 0,11 11,452 ± 0,20 13,971 ± 0,30
15 10,501 ± 0,20 12,016 ± 1,40 14,057 ± 0,26
30 10,898 ± 0,15 12,632 ± 0,72 15,132 ± 0,91
45 12,141 ± 0,16 13,144 ± 0,48 15,963 ± 0,16
Tabel 4 Hasil Karakteristik Floating 60 12,664 ± 0,08 13,730 ± 0,37 16,314 ± 0,51
Formula Floating Lag Time Total Waktu 90 14,033 ± 0,15 15,067 ± 0,76 17,038 ± 0,49
(detik) ± SD Floating (jam) 120 14,659 ± 0,10 20,500 ± 0,38 21,788 ± 0,06
1 45,32 ± 0,20 > 12 180 16,331 ± 0,21 22,653 ± 1,18 22,767 ± 1,40
2 38,64 ± 0,59 > 12
3 35,72 ± 0,45 > 12 240 17, 857 ± 0,15 24,533 ± 1,16 24,780 ± 0,42
300 19,299 ± 0,16 24,460 ± 1,12 25,685 ± 0,08
360 23,604 ± 0,17 26,362 ± 0,54 26,846 ± 0,63

Hasil uji floating lag time dan total waktu


floating menunjukkan bahwa formula 3 yang Pelepasan zat aktif dalam tablet untuk ke
mengandung kombinasi polimer jenis HPMC
tiga formula memiliki pola pelepasan yang
K4M dengan xanthan gum memiliki floating lag sama. Semakin besar viskositas eksipien jenis
time yang paling cepat dan formula 1 yang HPMC, dapat menurunkan jumlah pelepasan
mengandung kombinasi polimer jenis HPMC obat yang dilepaskan. Untuk mengetahui
K100M dengan xanthan gum memiliki floating pengaruh kombinasi HPMC K100M, K15M dan

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 4. 376


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Preparasi dan Karakteristik Floating Tablet Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dengan Variasi Kombinasi Xanthan Gum
dan HPMC

HPMC K4M dengan xanthan gum terhadap kadar flavonoid. Kadar suatu sediaan diatur
kadar pelepasan tablet, dilakukan analisis pada rentang syarat tertentu dalam Farmakope
menggunakan software SPSS Statistics 16. Pada Indonesia. Sediaan semakin baik jika persen
pengujian pelepasan kadar disolusi obat, kandungan zat aktif mendekati 100%. Hal ini
didapatkan nilai sig yang diperoleh Analysis of menunjukkan bahwa ketiga formula memenuhi
Variant (ANOVA) 0,009 < 0,05 yang mengartikan persyaratan kadar.
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
kombinasi jenis HPMC dan xanthan gum di tiap 4 Kesimpulan
formula terhadap uji pelepasan tablet. 1. Formula 1 merupakan formula terbaik
Pada pengujian pelepasan zat aktif sediaan floating tablet ekstrak daun jambu
diharapkan pada menit–menit awal, tablet lepas biji (Psidium guajava L.) berdasarkan
secara perlahan–lahan kemudian naik secara pengujian kekerasan, kerapuhan dan waktu
pelan–pelan sampai pada akhirnya menurun keterapungan tablet.
kembali dan terdisolusi secara menyeluruh. 2. Kombinasi matriks jenis HPMC K4M, HPMC
Berdasarkan hasil uji diperoleh data Formula 1 K15M, HPMC K100M dengan xanthan gum
kombinasi HPMC K100M dengan xanthan gum memperoleh kadar pelepasan obat
melepas zat aktif lebih rendah dari formula 23,604%-26,846% dalam waktu 360 menit
lainnya di awal waktu disolusi. Di antara tiga (6 jam).
jenis HPMC yang digunakan, tablet yang dibuat
dengan HPMC K4M telah menunjukkan laju 5 Konflik Kepentingan
pelepasan obat (26,846 ± 0,63%), HPMC K15M
(26,362 ± 0,54%) dan HPMC K100M (23,604 ± Tidak ada konflik kepentingan.
0,17%). Hal ini dikarenakan viskositas HPMC
yang berbeda, HPMC K4M (4000 mPa s), HPMC 6 Daftar Pustaka
K15M (15000 mPa s) dan HPMC K100M [1] Utami, C. P., Choesrina, R., Suwendar, 2017. Uji
(100000 mPa s). Tetapi perbedaan yang jauh Aktivitas Antitukak Lambung Ekstrak Etanol
tidak ditemukan pada profil pelepasan obat Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.)
tablet yang dibuat dengan HPMC K4M dan Berdaging Buah Putih terhadap Tikus Wistar
HPMC K15M. Menurut Ulla et al [20], kombinasi Jantan yang Diinduksi Aspirin, Prosiding
Farmasi Universitas Islam Bandung, Volume 3,
HPMC K100M dengan xanthan gum memiliki
(2), page 570-578.
ikatan yang dapat menurunkan persentase obat [2] Kementerian Kesehatan RI. 2017. Farmakope
yang terdisolusi dengan mekanisme Herbal Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral
pembentukan crosslinking yang menahan zat Pengawasan Obat dan Makanan.
aktif dalam obat terlepas secara perlahan. Maka [3] Rogers, T. L., 2009, Hypromellose, in : Rowe, R.
dari itu pada waktu akhir disolusi Formula 1 C., Sheckey, P. J., & Quinn, M. E. (eds.). Handbook
memiliki kadar pelepasan obat paling rendah. of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition.
Pharmaceutical Press and American
3.8 Hasil Penetapan Kadar Floating Tablet Pharmacists Association. London.
Penetapan kadar ini berkaitan dengan [4] Agatha, G. A. 2017. Optimasi Formula Floating
homogenitas dari bahan aktif dalam tablet sama Tablet Ranitidin HCl dengan Kombinasi Matriks
seperti keragaman bobot. Penetapan kadar HPMC dan Na-CMC Menggunakan Metode
Simplex Lattice Design. Skripsi. Fakultas
flavonoid dalam floating tablet dilakukan
Farmasi Universitas Muhammadiyah.
dengan membandingkan persentase kadar [5] Radhakrishna, M., K.G. Parthiban, Nelluri, R.,
flavonoid yang terkandung dalam tablet Nagapuri, S.D. & Perumulla A. 2012.
terhadap persentase kadar flavonoid yang Formulation and Evaluation of Floating Drug
terkandung dalam ekstrak daun jambu biji. Delivery System of Amooxycillin Trihydrate.
Kadar flavonoid dalam tablet floating Formula 1 IRJP.Volume 3 (8),pages 233-237.
sebesar 85,90%, Formula 2 sebesar 83,92% dan [6] Williams, J. C., T. Allen. 2007. Handbook of
Formula 3 sebesar 81,25%. Dari ketiga formula Powder Technology Granulation. 11.
memiliki kadar flavonoid yang berbeda – beda, [7] Siregar, Charles J.P. dan Wikarsa, S. 2010.
hal ini terjadi karena adanya pengaruh pada Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar
Praktis. Cetakan II. EGC. Jakarta.
saat proses penimbangan dalam menentukan

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 4. 377


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Preparasi dan Karakteristik Floating Tablet Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dengan Variasi Kombinasi Xanthan Gum
dan HPMC

[8] Lieberman, H. A. 1990. Pharmaceutical Dosage [15] Yanuar, R. F., Saifullah, T.N., Kuncahyo Ilham,
Forms. New York: Marcel Dekker, Inc. 2015. Optimasi Formulasi Tablet Sustained
[9] Chandiran S, Sivakumar T, Kumar BP, 2010. Release Dan HPMC K15M Sebagai Matriks
Preparation and evaluation of aceclofenac Mukoadhesif Secara Simplex Lattice Design,
loaded biodegradable microspheres, Majalah Farmaseutik, Volume 11, (3).
International Journal of Pharmaceutical and [16] Siswanto, A. dan Sulihtyowati, S, 2006. Optimasi
Biomedical Research, Volume 1, (1), pages 19- Formulasi Sediaan Tablet Lepas Lambat
23. Teofilin dengan Bahan Matrik HPMC, Na CMC
[10] Handarni, D., Putri, H.S., Tensiska, 2020. dan Gum xanthan, Majalah Farmasi Indonesia,
Skrining Kualitatif Fitokimia Senyawa Volume 17, (3), page 143-148.
Antibakteri pada Ekstrak Daun Jambu Biji [17] Devi, I.A.S., Q.A. Shodiquna, N.W.S.D.Eni, C.I.S.
(Psidium guajava L.), Jurnal Keteknikan Arisanti, P.O. Samirana, 2018. Optimasi
Pertanian Tropis dan Biosistem, Volume 8, (2). Konsentrasi Polivinil Pirolidon (PVP) sebagai
[11] Sari, S.P., Bestari. A.N., Sulaiman, T.N.S, 2019. Bahan Pengikat tehadap Sifat Fisik Tablet
Optimasi Formula Tablet Floating Famotidin Ekstrak Etanol Rimpang Bangle (Zingiber
Menggunakan Kombinasi Matriks Gum Xanthan cassumunar Roxb), Jurnal Farmasi Udayana,
dan Hidroksi Propil Metil Selulosa K100M, Volume 7, (2), page 45-52.
Majalah Farmaseutik, Volume 15, (2), page 86- [18] Sagita, E., Anwar, E., Surini, S, 2013. Pembuatan
95. Sediaan Tablet Mengapung Famotidin
[12] Aisiyah, S., Fudholi, A., Rohman, A, 2013. Menggunakan Kompleks Polielektrolit Kitosan-
Optimasi Formula Tablet Floating Nifedipin Pektin Sebagai Bahan Matriks, Majalah Ilmu
Menggunakan HPMC K15M, PVP K-30 dan Kefarmasian, Volume 8, (1), page 1-56.
Avicel PH 102 dengan Metode Simplex Lattice [19] Akbar, H. F., Sugiyartono, Setiawan, D, 2012.
Design, Journal of Pharmacy Volume 2, (1), page Pengaruh Penambahan Manitol terhadap
38-46. Pelepasan Ranitidin HCl dari Tablet Floating
[13] Aulton, M.E., 2002. Pharmaceutics: The Sciences dengan HPMC K100M sebagai matriks, Pharma
of Dosage Form. 2nd Edition. Churchill Scientia, Volume 1, (1), page 30-45.
Livingstone: London, United Kingdom. [20] Ulla, S.N., Roy, A.K., Kulkarni, M., Vinod,K.S.N,
[14] Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope 2011. Formulation and Evaluation Of Sustained
Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Release Matrix Tablets of Lornoxicam,
Kesehatan RI. International Journal of Drug Development &
Research, Volume 3, (1), page 31 – 44.

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 4. 378


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082

Anda mungkin juga menyukai