Asisten
LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
( Monitoring Dan Kualifikasi Ruangan Serta Growth Promotion Test)
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
BANDUNG
2022
MONITORING DAN KUALIFIKASI RUANGAN SERTA GROWTH
PROMOTION TEST
1. Tujuan :
1.1. Menentukan kualifikasi ruangan, ruang steril/ non steril, serta
memonitoring ruangan sesuai dengan kualifikasinya.
1.2. Melakukan uji fertilitas media dan menentukan kesesuaian media uji yang
digunakan.
2. Prinsip :
2.1. Melakukan kualifikasi ruangan berdasarkan persyaratan berdasarkan
CPOB.
2.2. Growth Promotion Test (GPT) merupakan cara untuk membuktikan
kesesuaian media uji terhadap penggunaannya.
3. Teori Dasar
3.1. Bakteri.
Bakteri merupakan salah satu golongan mikroorganisme
prokariotik (bersel tunggal) yang hidup berkoloni dan tidak mempunyai
selubung inti namun mampu hidup dimana saja (Jawetz et al., 2004).
Menurut klasifikasinya bakteri dibagi menjadi 2 yaitu bakteri Gram
positif dan bakteri Gram negatif. Beberapa bakteri Gram positif dan
bakteri Gram negatif merupakan flora normal pada tubuh manusia. Flora
normal adalah mikroorganisme yang menempati suatu daerah tanpa
menimbulkan penyakit pada inang yang ditempati. Bakteri sebenarnya
makhluk yang suka akan keadaan basah, bahkan dapat hidup di dalam air.
Hanya di dalam air yang tertutup mereka tak dapat hidup subur, hal ini
disebabkan karena kurangnya udara bagi mereka. Tanah yang cukup
basah baik bagi kehidupam bakteri. (Jawetz et al., 2004).
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan
mempergunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah
mikroba.
3.2. Jamur.
Jamur adalah organisme yang dapat bertahan hidup pada berbagai
lingkungan dengan media yang berbeda-beda, serta memperoleh
makanannya dari media tempat jamur tersebut tumbuh. Jamur juga dapat
hidup pada sisa tumbuhan atau hidup melekat pada organisme lain. Jamur
memiliki kemampuan dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan
lingkungan yang ditinggalinya. (Artiningsih. 2006).
3.3. Media
Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi
yang dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme baik dalam
mengkultur bakteri, jamur, dan mikroorganisme lain (Benson, 2002).
Suatu media dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan baik
diperlukan persyaratan antara lain: Media diinkubasikan pada suhu
tertentu, kelembapan harus cukup, pH sesuai, dan kadar oksigen cukup
baik, media pembenihan harus steril, media tidak mengandung zat-zat
penghambat, dan media harus mengandung semua nutrisi yang mudah
digunakan mikroorganisme (Jutono, 1980; Radji,2010).
Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhan
meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor,
unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan
energi (Cappucino, 2014). Media pertumbuhan dapat berupa media cair,
media kental (padat), media yang diperkaya, media yang kering dan
media yang sintetik (Dwidjoseputro, 2005), sedangkan menurut Benson
(2002) media pertumbuhan mikrooorganisme berupa media padat, media
cair dan media semi padat. (Dwidjoseputro, 2005),
3.4. Monitoring Dan Kualifikasi Ruangan
Kualifikasi dan monitoring ruangan steril maupun non steril
memiliki peran yang sangat penting dalam menjamin bahwa lingkungan
primer produksi dan pemastian mutu produk farmasi dan kosmetik
memenuhi persyaratan yang berlaku, sekaligus menjadi tools control
dalam melakukan tindakan perbaikan, pencegahan dan peningkatan
berkelanjutan.
Ruangan bersih atau clean room adalah suatu ruangan tertutup di
mana jumlah partikel dalam udara, temperatur, kelembaban, dan tekanan
dikontrol sesuai persyaratan dan dapat terdiri dari satu atau lebih area
bersih (White, 2001). Pada dasarnya ruangan bersih atau clean room
dibatasi hanya oleh jumlah partikel suatu ruangan namun demikian
banyak regulasi yang mengatur tentang parameter uji lain untuk
meyakinkan kualitas ruangan yang akan digunakan. Pedoman yang
digunakan untuk pembagian ruangan bersih di Indonesia diatur dalam
buku Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang dibagi menjadi kelas
A, B, C, D, E, F dan G yang diadopsi sebagian pada klasifikasi ruangan
bersih versi EU GMP. Berikut adalah persyaratan ruangan bersih
berdasarkan CPOB di Indonesia. (Suplemen I CPOB, 2009)
Menurut CPOB, ruangan steril dikategorikan ruang kelas I dan II
atau sering disebut white area, yang harus memenuhi syarat jumlah
partikel dan mikroba. Kelas I sebenarnya berada dalam ruangan kelas II,
tetapi ruang kelas I memiliki alat LAF (Laminar Air Flow), yaitu alat
yang menjamin ruangan dalam kondisi steril dan bisa dipakai untuk
pembuatan secara aseptik. Sebaliknya, ruangan produksi steril harus
memenuhi syarat sebagai berikut, Ruangan produksi steril adalah tempat
yang disiapkan secara khusus dari bahan-bahan dan tat bentuk yang harus
sesuai dengan cara pembuatan obat yang baik (CPOB). Ruangan produksi
steril harus memenuhi syarat sebagai berikut: (Suplemen I CPOB, 2009)
1) Bebas mikroorganisme aktif
2) Untuk mendapatkannya, udara yang ada di dalam ruangan disaring
dengan HEPA filter agar mendapatkan udara yang bebas
mikroorganisme dan partikel.
3) Ada batasan kontaminasi dengan partikel
4) Tekanan positif, yakni tekanan udara di dalam ruangan lebih besar
daripada udara di luar, sehingga udara di dalam mengalir ke luar
(udara di luar yang lebih kotor tidak dapat masuk ke dalam ruangan
yang lebih bersih)
5) Minimal terbagi atas tiga area, yaitu area kotor (black area),
intermediate area (grey area), dan area bersih (white area)
6) Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron tidak lebih dari 350.000
partikel.
7) Jumlah jasad renik tidak lebih dari 100 per meter kubik udara.
8) Suhu 18 – 22°C, Kelembaban 35 – 50%. (Suplemen I CPOB, 2009)
Pipet Volume 10 mL
Batang Swab
Batang L
Pembakar Spiritus
Mikropipet
4.2. Bahan
Lap Tangan
Tissue
Benang Kasur
Aquadest Steril
Korek Api
Pseudomonas Aeruginosa
5. Cara Kerja Percobaan.
5.1. Uji Cawan Papar.
Dibawa cawan Petri steril dan TSA steril ke dalam laminar air flow.
Didinginkan TSA sampai ± 50oC dan dituangkan ke cawan Petri
sebanyak 15 – 20 mL dan dibiarkan memadat.
6.6.
8. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pada saat pengujian
kualifikasi dan monitoring ruangan, pengujian yang dilakukan di ruang
sterilisasi dan ruangan yang dijadikan tempat uji termasuk kedalam kategori
kurang steril karena jumlah koloni bakteri >1 koloni, yang mana hasil tersebut
tidak memenuhi kategori A yang memiliki persyaratan <1 koloni, hal ini tidak
berlaku pada tempat hasil uji pada LAF, karena LAF merupakan tempat yang
steril atau memiliki kategori A.
Pada sampel uji bakteri dan fungi yang dilakukan pembiakan dapat
menghasilkan tambahan koloni, hal tersebut berarti pada media yang diuji
bersifat fertile, karena dapat berkembangbiak, dan juga kondisi pengujian
mendukung media sampel bakteri maupun fungi untuk berkembangbiak.
9. Daftar Pustaka
Jawetz, E., J, Melnick dan Adelberg. 2004. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23.
EGC. Jakarta
Lestari, Sri Bintang, dkk. 2009. Pedoman Dasar Dispensing Sediaan Steril.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Jakarta