doi: 10.13057/smj.v3i1.45870
ABSTRAK
Hemofilia A yang didapat adalah penyakit yang jarang terdiagnosis dan seringkali salah
terdiagnosis namun berpotensi menyebabkan perdarahan yang mengancam nyawa. Penyakit
autoimun akibat pembentukan autoantibodi (inhibitor) terhadap FVIII ini hampir
setengahnya memiliki gangguan lain yang mendasari. Pemanjangan activated partial
thromboplastin time, mixing test yang tidak terkoreksi, rendahnya aktivitas FVIII, dan bukti
inhibitor FVIII mendukung penegakan diagnosis Hemofilia A yang didapat. Rintangan
dalam manajemen pasien dimulai dari penegakan diagnosis hingga penentuan terapi, baik
terapi hemostatik, imunosupresi, serta pengobatan penyakit penyerta. Pemilihan terapi serta
pengendalian terhadap efek samping dari pengobatan memerlukan perhatian khusus agar
tercapai hemostasis dan remisi yang bertahan lama.
ABSTRACT
dengan PT yang normal.19 Akan tetapi, menginaktivasi FVIII secara cepat dan non
pemanjangan aPTT dengan PT normal juga linear sehingga FVIII masih dapat ditemukan
didapatkan pada defisiensi kongenital faktor in vitro sekalipun titer inhibitor tinggi. Hal ini
VIII, IX, XI, dan XII serta dapat juga juga menyebabkan aktivitas FVIII maupun
disebabkan oleh antikoagulan lupus.20 Untuk titer antibodi tidak dapat digunakan sebagai
membedakan antara inhibitor dan defisiensi prediktor keparahan penyakit.5, 20
faktor koagulasi, digunakan mixing test atau
aPTT subtitusi dengan plasma normal. Plasma TATALAKSANA
pasien dicampur dengan plasma normal Tatalaksana pasien AHA sebaiknya
dengan rasio 1:1. Bila plasma pasien dilakukan oleh ahli hematologi yang
mengalami pemanjangan aPTT sekunder berpengalaman dalam menangani
akibat defisiensi faktor pembekuan maka permasalahan gangguan koagulasi dan
plasma normal akan menyediakan faktor yang idealnya pada rumah sakit dengan fasilitas
hilang sehingga aPTT akan terkoreksi menjadi agen hemostatik serta pemeriksaan FVIII.23, 27
normal. Namun pada pasien dengan inhibitor Prinsip dalam tatalaksana AHA antara lain
FVIII maka FVIII pada plasma normal juga mengontrol dan mencegah perdarahan;
akan terinhibisi dan aPTT tidak akan eradikasi inhibitor; serta tatalaksana penyakit
membaik. Kegagalan plasma normal dalam yang mendasari.27
mengoreksi aPTT lebih dari 50% dianggap Terapi hemostatik yang dapat
sebagai adanya inhibitor.1, 20 Interaksi antara digunakan antara lain recombinant porcine
antibodi dengan FVIII bergantung kepada FVIII (rpFVIII), activated prothrombin
waktu dan suhu sehingga perlu dilakukan complex concentrate (aPCC), recombinant
inkubasi pada suhu 37oC selama 2 jam atau activated FVII (rFVIIa), human FVIII
lebih untuk meningkatkan sensitifitas pada (hFVIII), desmopressin, dan antifibrinolitik.
kondisi titer inhibitor rendah. 21, 22 Karena Human FVIII dan rpFVIII berperan sebagai
rendahnya standarisasi pada pemeriksaan terapi pengganti, sedangkan aPCC dan rFVIIa
mixing test maka pemeriksaan ini tidak dapat sebagai terapi jalur pintas.28 Terapi lini
mengeksklusi diagnosis AHA dan dilakukan pertama yang dipilih adalah rpFVIII, rFVIIa,
apabila pemeriksaan aktivitas FVIII tidak dan aPCC, sedangkan hFVIII lebih jarang
segera tersedia.23 Pada tahap ini perlu digunakan karena memiliki efikasi yang lebih
disingkirkan kemungkinan adanya rendah dan tidak efektif pada kondisi titer
antikoagulan lupus, inhibisi oleh heparin, inhibitor >5 BU.18, 23, 27 Sekalipun kontrol
serta acquired von willenbrand syndrome.20, 24 perdarahan akut merupakan prioritas, perlu
Tahap selanjutnya adalah pengukuran aktifitas diketahui bahwa setiap pemberian terapi
FVIII. Berdasarkan EACH2 dan GTH yang hemostatik berkaitan dengan risiko kejadian
masuk dalam kriteria inklusi AHA yaitu trombotik.23, 29
aktivitas plasma FVIII <50 U/dL, 6, 25 namun Eradikasi inhibitor dengan terapi
biasanya penurunan mencapai <5 U/dL.26 imunosupresi bertujuan untuk mengurangi
Apabila didapatkan penurunan aktifitas FVIII, risiko perdarahan dengan mempercepat
dilakukan pemeriksaan kekuatan inhibitor tercapainya remisi dan sebaiknya diberikan
FVIII dengan Bethesda assay maupun anti- pada setiap pasien AHA dewasa.18, 27, 30 Terapi
FVIII enzyme-linked immunosorbent assay imunosupresi yang umumnya digunakan
(ELISA).23, 24 Inhibitor dikatakan positif antara lain kortikosteroid, siklofosfamid,
apabila didapatkan inhibitor FVIII > 0,6 rituximab.23 Beberapa pilihan lain yang dapat
Bethesda unit (BU)/mL.25 Antibodi pada dipertimbangkan yaitu azathioprine,
AHA memiliki kinetika tipe II yang
Terapi jalur pintas dapat trombotik pada pemberian APCC terjadi pada
meningkatkan hemostasis pada pasien AHA 3 (4,8%) dari 63 pasien.17 Kejadian
dengan efikasi yang tinggi, namun hingga saat disseminated intravascular coagulation (DIC)
ini pemantauan hanya bisa dilakukan secara terjadi pada pemberian APCC >200
klinis karena belum didapatkan pemantauan U/kg/hari.40
secara laboratorium. Kekurangan lain dari Konsentrat FVIII dari spesies yang
obat golongan ini adalah biaya yang mahal berbeda memiliki rangkaian asam amino yang
serta risiko tromboemboli.31 rFVIIa sebagai berbeda dengan manusia. Hal ini
terapi jalur pintas bekerja melalui aktivasi FX, menyebabkan autoantibodi tidak bisa atau
baik melalui ikatan dengan tissue factor (TF) lebih sulit berikatan dan menginhibisi FVIII
ataupun langsung dipermukaan trombosit yang digunakan sebagai terapi pengganti
yang teraktivasi, dan memicu pembentukan kecuali bila terjadi reaksi silang antara
thrombin tanpa FVIII.32 Tissue factor adalah autoantibodi dengan rpFVIII.31 Sebelum
glikoprotein terikat membran yang pemberian rpFVIII, perlu dilakukan
diekspresikan sel pada subendotel.33 Waktu pemeriksaan titer inhibitor porcine FVIII.
paruh rFVIIa pendek sehingga obat ini Pemeriksaan dilakukan dengan metode
diberikan setiap 2-3 jam dan modifikasi dosis Bethesda assay dengan rpFVIII sebagai
atau interval dilakukan berdasarkan respon substrat.23 Titer antiporcine berpengaruh
klinis. Berdasarkan sebuah tinjauan sistematis, terhadap penentuan dosis rpFVIII18 dan pada
efikasi rFVIIa mencapai >90% dengan sebuah penelitiaan klinis, pasien dengan titer
kejadian kardiovaskular dan tromboemboli 0- antiporcine >20 BU tidak dapat diberikan
2,9%.34 EACH2 melaporkan 5 kasus (2,9%) rpFVIII.41 Reaksi silang inhibitor perlu
kejadian trombosis dari 174 kasus terkait dipertimbangkan dalam penentuan terapi
penggunaan rFVIIa.17 Dua penelitian yang pasien AHA karena sering terjadi terutama
melaporkan kematian terkait pemberian pada pasien dengan titer anti FVIII >100
rFVIIa berasal dari Jepang sebanyak 4 kasus BU/mL.42
(3%) dan GTH sebanyak 3 kasus (4,9%).34, 35 Rekomendasi internasional AHA
Activated Prothrombin Complex 2009 menyarankan penggunaan hFVIII atau
Concentrate merupakan konsentrat plasma desmopresin hanya apabila terapi jalur pintas
turunan fraksi protein yang dihasilkan dari tidak tersedia.30 Berdasarkan register EACH2,
pemisahan cryoprecipitate yang mengandung pasien yang mendapatkan hFVIII atau
faktor pembekuan yang terdiri dari FVII yang desmopresin memiliki kadar awal FVIII yang
teraktivasi serta FII, FIX, dan FX yang tidak lebih tinggi, titer inhibitor yang lebih rendah,
teraktivasi.36 Komponen-komponen tersebut perdarahan yang lebih sedikit, dan
bekerja melalui kompleks protrombinase yang mendapatkan asam tranexamat lebih sering.
mengkonversi protrombin menjadi thrombin Efikasi yang lebih rendah juga didapatkan
dan memicu terjadinya koagulasi tanpa pada kelompok yang mendapatkan hFVIII
keberadaan FVIII atau FVIIIa.37 Efikasi aPCC atau desmopresin dibandingkan terapi jalur
sebagai terapi lini pertama bila dibandingkan pintas.17 Penggunaan hFVIII dosis tinggi
dengan rFVIIa tidak jauh berbeda dengan dengan terapi imunosupresi untuk
kontrol perdahan mencapai >90%.17, 38 Pada menginduksi toleransi imun pada AHA tidak
sebuah studi retrospektif, APCC menunjukkan disarankan.23
kejadian trombotik termasuk infark miokard Penggunaan anti – fibrinolitik dengan
dan trombosis vena kebanyakan hanya terjadi terapi jalur pintas masih merupakan
pada pasien dengan faktor risiko tambahan.39 kontroversi. Kombinasi anti – fibrinolitik
Berdasarkan register EACH2 kejadian dengan aPCC memerlukan pengawasan
diikuti kombinasi steroid dengan tunggal yaitu 41% dengan 21%. Efek samping
siklofosfamid sebanyak 12%, dan rituximab dari penggunaan steroid yang ditemukan yaitu
sebanyak 3%. Efek samping terjadi pada 25 peningkatan GDS pada 12%, ulkus gaster
dan 41% dengan tingkat mortalitas karena sebanyak 4%, gangguan otot sebanyak 4%
komplikasi mencapai 3,8%. Penggunaan dan gangguan psikiatrik sebanyak 3%.25
kombinasi steroid dan siklofosfamid memiliki
tingkat kejadian efek samping yang lebih
tinggi dibandingkan penggunaan steroid
22. Favaloro EJ, Bonar R, Duncan E, Earl G, 33. Jurlander B, Thim L, Klausen NK, Persson E,
Low J, Aboud M, et al. Mis-identification of Kjalke M, Rexen P, et al. Recombinant
factor inhibitors by diagnostic haemostasis Activated Factor VII (rFVIIa):
laboratories: recognition of pitfalls and Characterization, Manufacturing, and Clinical
elucidation of strategies. A follow up to a Development. Seminars in Thrombosis and
large multicentre evaluation. Pathology. Hemostasis. 2001;27(4):373-83.
2007;39(5):504-11. 34. Tiede A, Worster A. Lessons from a
23. Tiede A, Collins P, Knoebl P, Teitel J, systematic literature review of the
Kessler C, Shima M, et al. International effectiveness of recombinant factor VIIa in
recommendations on the diagnosis and acquired haemophilia. Annals of
treatment of acquired hemophilia A. Hematology. 2018.
Haematologica. 2020;105(7):1791-801. 35. Amano K, Seita I, Higasa S, Sawada A,
24. Kessler CM, Knobl P. Acquired haemophilia: Kuwahara M, Shima M. Treatment of acute
an overview for clinical practice. European bleeding in acquired haemophilia A with
Journal of Haematology. 2015;95(Suppl recombinant activated factor VII: analysis of
81):36-44. 10-year Japanese postmarketing surveillance
25. Tiede A, Klamroth R, Scharf RE, Trappe RU, data. Haemophilia. 2017;23:50-8.
Holstein K, Huth-Kuhne A, et al. Prognostic 36. Awad NI, Cocchio C. Activated Prothrombin
factors for remission of and survival in Complex Concentrates for the Reversal of
acquired hemophilia A (AHA): results from Anticoagulant-Associated Coagulopathy.
the GTH-AH 01/2010 study. Blood. Pharmacy and Therapeutics.
2015;125(7):1091-7. 2013;38(11):696-701.
26. Tiede A, Werwitzke S, Scharf RE. 37. Turecek PL, Varadi K, Gritsch H, Schwarz
Laboratory Diagnosis of Acquired HP. FEIBAR: mode of action. Haemophilia.
Hemophilia A: Limitations, Consequences, 2004;10(Suppl 2):3-9.
and Challenges. Seminars in Thrombosis and 38. Borg JY, Guillet B, Cam-Duchez VL,
Hemostasis. 2014;40:803-11. Goudemand J, Evesque HL. Outcome of
27. Kruse-Jarres R, Kempton CL, Baudo F, acquired haemophilia in France: the
Collins PW, Knoebl P, Leissinger CA, et al. prospective SACHA (Surveillance des Auto
Acquired hemophilia A: Updated review of antiCorps au cours de l’Hemophilie Acquise)
evidence and treatment guidance. American registry. Haemophilia. 2013;19:564-70.
Journal of Hematology. 2017;92:695-705. 39. Aledort LM. Comparative thrombotic event
28. Windyga J, Baran B, Odnoczko E, Buczma incidence after infusion of recombinant factor
A, Drews K, Laudanski P, et al. Treatment VIIa versus factor VIII inhibitor bypass
guidelines for acquired hemophilia A. activity. Journal of Thrombosis and
Ginekologia Polska. 2019;90(6):353-64. Haemostasis. 2004;2:1700-8.
29. Sumner MJ, Geldziler BD, Pedersen M, 40. Ehrlich HJ, Henzl MJ, Gomperts ED. Safety
Seremetis S. Treatment of acquired of factor VIII inhibitor bypass activity
haemophilia with recombinant activated (FEIBAr):10-year compilation of thrombotic
FVII: a critical appraisal. Haemophilia. adverse events. Haemophilia. 2002;8:83-90.
2007;13:451-61. 41. Kruse-Jarres R, St-Louis J, Greist A, Shapiro
30. Huth-Kühne A, Baudo F, Collins P, Ingerslev A, Smith H, Chowdary P, et al. Efficacy and
J, Kessler CM, Lévesque H, et al. safety of OBI-1, an antihaemophilic factor
International recommendations on the VIII (recombinant), porcine sequence, in
diagnosis and treatment of patients with subjects with acquired haemophilia A.
acquired hemophilia A. Haematologica. Haemophilia. 2015;21:162-70.
2009;94:566-75. 42. Türkantoz H, Königs C, Knöbl P, Klamroth
31. Knöbl P. Prevention and Management of R, Holstein K, Huth‐Kühne A, et al.
Bleeding Episodes in Patients with Acquired Cross‐reacting inhibitors against recombinant
Hemophilia A. Drugs. 2018;78:1861–72. porcine factor VIII in acquired hemophilia A:
32. Giansily-Blaizot M, Schved J-F. Data from the GTH‐AH 01/2010 Study.
Recombinant human factor VIIa (rFVIIa) in Journal of Thrombosis and Haemostasis.
hemophilia: mode of action and evidence to 2020;18:36-43.
date. Therapeutic Advances in Hematology. 43. Lenting PJ, Denis CV, Christophe OD.
2017;8(12):345-52. Emicizumab, a bispecific antibody