Anda di halaman 1dari 61

HIPOTERMIA PADA

BAYI BARU LAHIR

Mustaring
BIKA FK UHO/RSUD BAHTERAMAS
Termoregulasi
Definisi
• Suhu neonatus normal: 36,5 – 37,5 ºC
• Hipotermia: suhu tubuh di bawah 36,5 ºC
• Hipertermia: suhu tubuh di atas 37,5 ºC
• Lingkungan suhu netral (NTE): Kondisi/suhu lingkungan
dimana suhu tubuh adalah normal dengan pengeluaran
kalori dan konsumsi oksigen yang minimal

2
Pengukuran Suhu
Suhu aksila
• Risiko bagi neonatus: rendah, kebersihan/hygiene terjaga,
pengukurannya relatif mudah dilakukan.
• Letakkan ujung termometer di tengah aksila dengan
lengan ditempelkan ke sisi badan neonatus selama kurang
lebih 5 menit.

3
Pengukuran Suhu (lanjutan)
• Kulit di daerah ini tidak bereaksi terhadap suhu rendah
melalui vasokonstriksi.
• Meskipun suhunya sedikit lebih rendah daripada suhu
sentral tubuh yang sebenarnya, tapi akan berubah
sama dengan suhu sentral tubuh.

4
Pengukuran Suhu (lanjutan)
Suhu rektum
• Merupakan prosedur invasif dan tidak selalu bisa
diandalkan.

Suhu lingkungan
• Setiap ruangan harus mempunyai termometer dinding.
• Pertahankan suhu ruangan antara 24°C dan 26°C

5
DEFINISI :

Hipotermi adalah suhu tubuh


kurang dari 36.50 C pada
pengukuran suhu melalui ketiak
Mekanisme terjadinya
Hipotermia
• Penurunan produksi panas
• Peningkatan kehilangan panas :
Konduksi
Konveksi
Radiasi
Evaporasi
• Kegagalan termoregulasi :
Gangguan fungsi hipotalamus
Hipoksia (intrauterin, saat persalinan, post partum)
Defek neurologik & paparan obat prenatal
Sepsis
Hipotermi sering terjadi :
 Pd neonatus terutama BBLR
karena :
pusat pengaturan suhu tubuh bayi
yang belum sempurna,
permukaan tubuh bayi relatif luas,
kemampuan produksi dan
menyimpan panas terbatas.
• Hipotermi merupakan suatu tanda
bahaya karena dapat menyebabkan
terjadinya perubahan metabolisme tubuh
yang akan berakhir dengan kegagalan
fungsi jantung, paru dan kematian
Faktor Risiko Hipotermia

• Lingkungan yang dingin


• Asuhan neonatus yang tidak tepat segera
setelah lahir misalnya pengeringan tubuh tidak
memadai, baju tidak memadai, dan dipisahkan
dari ibu.
• Prosedur penghangatan tidak memadai
(sebelum dan selama transport/ perjalanan).
• Neonatus yang sakit dan stres.

10
Mekanisme Termoregulasi
Produksi panas
• Pada saat lahir, suhu tubuh turun seketika diikuti dengan
stres dingin. Produksi panas terjadi akibat pelepasan
norepinefrin yang menyebabkan metabolisme simpanan
lemak coklat dan konsumsi oksigen dan glukosa.
• Respon tubuh utk menghasilkan panas :
• Shivering thermoregulation  menggigil/gemetar secara
involunter akibat kontraksi otot  panas
• Non-shivering thermoregulation  stimulasi saraf simpatis 
oksidasi lemak coklat (mekanisme utama bayi)
• Vasokonstriksi perifer  pengeluaran panas berkurang.

11
Mekanisme Termoregulasi (lanjutan)

• Catatan: Karena neonatus tidak menggigil, mereka harus


mengandalkan termogenesis tanpa menggigil atau
kimiawi untuk memproduksi panas.

Kehilangan panas
• Pada neonatus, kehilangan panas sangat besar sehingga
melebihi kemampuan untuk memproduksi panas dan
menjaga keseimbangan.

12
Metode kehilangan panas
Evaporasi
• Kehilangan panas ke udara ruangan dengan cara penguapan
air dari permukaan kulit yang basah atau selaput mukosa.
Konduksi
• Kehilangan panas dari molekul tubuh ke molekul suatu
benda yang lebih dingin yang bersentuhan dengan
tubuh.Terjadi jika bayi diletakkan pada permukaan yang
dingin dan padat.

14
Metode kehilangan panas (lanjutan)
Radiasi
• Kehilangan panas dalam bentuk gelombang
elektromagnetik ke permukaan benda lain yang tidak
bersentuhan langsung dengan tubuh.
Konveksi
• Kehilangan panas dari molekul tubuh/kulit ke udara yang
disebabkan perpindahan udara.

15
Metode kehilangan panas (lanjutan)

• Semua metode tersebut dapat menjadi masalah di bagian


bayi rumah sakit.
• Catatan: Neonatus sakit/prematur tidak mempunyai
kemampuan untuk meningkatkan suhu tubuhnya dengan
cara meningkatkan laju metabolik. Selain itu, simpanan
lemak coklat dan subkutan lebih sedikit dibandingkan
dengan neonatus cukup bulan.

16
Adverse Consequences of
Hypothermia
• High O2 consumption  hypoxia, bradycardia
• High glucose usage  hypoglycemia / decreased
glycogen stores
• High energy expenditure  reduced growth rate,
lethargy, hypotonia, poor suck/cry
• Low surfactant production  RDS
• Vasoconstriction  poor perfusion  metabolic acidosis
• Delayed transition from fetal to newborn circulation
• Thermal shock  DIC  death
Tanda Dan Gejala Hipotermia
Pengukuran suhu pada neonatus mungkin tidak dapat
mendeteksi secara dini adanya stres dingin, karena
neonatus akan menggunakan simpanan energi lebih
dahulu untuk mempertahankan suhu tubuhnya.

23
Tanda Dan Gejala Hipotermia (lanjutan)
Tanda awal hipotermia
• Kaki teraba dingin.
• Kemampuan mengisap rendah atau tidak bisa menyusu.
• Letargi dan menangis lemah.
• Perubahan warna kulit dari pucat dan sianosis menjadi
kutis marmorata atau pletora.
• Takipnea dan takikardia.

24
Tanda Dan Gejala Hipotermia (lanjutan)
Saat hipotermia menetap, tanda berikut berlanjut:
• Letargi
• Apnea dan bradikardia
• Risiko tinggi untuk terjadinya hipoglikemia, asidosis
metabolik, sesak napas, dan faktor pembekuan yang
abnormal (DIC, perdarahan intraventrikel, perdarahan
paru).

25
Axillar temperature

(if available)
Axillar temperature
(if available)
skin
Kangoroo Mother Care
Kangoroo Mother Care
Pengendalian Suhu
di Unit Perawatan Neonatus
Di ruang bersalin
• Berikan lingkungan hangat yaitu lingkungan yang
bebas dari aliran udara yang bertiup.
• Keringkan bayi segera.
• Kontak kulit dengan kulit bersama ibu secara langsung
dapat berfungsi sebagai sumber panas. Selimuti ibu
dengan bayinya sekaligus atau tutupi dengan kain.

34
Pengendalian suhu
di Unit Perawatan Neonatus (lanjutan)
Di ruang bersalin (lanj.)
• Gunakan radiant warmer pada saat lahir untuk semua
neonatus dari ibu yang mempunyai faktor risiko,
menunjukkan tanda stres intrapartum, atau
memerlukan tindakan resusitasi.
• Gunakan topi bayi atau penutup kepala, untuk
menutupi bagian kepala.

35
Penggunaan Radiant Warmer
• Bayi tidak menggunakan pakaian, kecuali popok, dan
diletakkan tepat dibawah penghangat di radiant warmer.
• Probe pengukur suhu diletakkan rata di kulit neonatus,
biasanya di bagian kanan perut.
• Suhu servo diatur 36,5°C.
• Suhu diukur setiap 30 menit atau sesuai instruksi dokter
untuk menentukan bahwa suhu neonatus berada pada
kisaran yang tepat.

36
Perawatan dalam inkubator
• Pastikan bahwa semua petugas yang terlibat dalam
perawatan ini mampu menggunakan inkubator dengan
benar, memantau suhu bayi, dan menyesuaikan suhu
inkubator untuk mempertahankan lingkungan suhu netral
(NTE).
• Inkubator memerlukan pasokan listrik yang tidak terputus,
karena itu diperlukan petugas terlatih untuk pemeliharaan
dan perbaikan, serta ketersediaan suku cadang untuk
perbaikan.

37
Perawatan dalam inkubator (lanjutan)
• Perhatikan lokasi inkubator di ruang bayi. Inkubator harus
jauh dari jendela yang tidak bisa ditutup rapat. Suhu
ruangan harus tepat dan tiupan angin minimal.
• Catatan: Jika inkubator terkena sinar matahari langsung
atau lampu fototerapi digunakan, pemantauan suhu
neonatus dan penyesuaian suhu inkubator perlu sering
dilakukan untuk mencegah pemanasan yang berlebihan.

38
Perawatan dalam inkubator (lanjutan)

• Jika neonatus memerlukan perawatan dalam inkubator,


penting untuk menganjurkan orang tua bayi berkunjung
dan memeluknya sesering mungkin, dan memanfaatkan
kontak kulit dengan kulit agar suhunya stabil.

39
Perawatan dalam inkubator (lanjutan)
• Suhu neonatus harus dipantau secara berkala, setiap 4
jam atau sesuai instruksi dokter untuk mempertahankan
suhu tubuh 36,5 – 37,5°C.
• Lubang jendela inkubator sedapat mungkin harus
digunakan saat melakukan perawatan neonatus, dan tidak
dengan membuka pintu inkubator yang lebih besar.

40
CARA PETUNJUK PENGGUNAAN
Kontak  Untuk semua bayi
kulit  Untuk menghangatkan bayi dalam waktu
singkat, atau menghangatkan bayi
hipotermi (32 – 36,4oC) apabila cara lain
tidak mungkin dilakukan
Kangaroo  Untuk menstabilkan bayi dengan berat
Mother badan < 2500 g, terutama
Care direkomendasikan untuk perawatan
(KMC) berkelanjutan bayi dengan berat badan <
1800 g
 Tidak untuk bayi yang sakit berat (sepsis,
gangguan napas berat).
 Tidak untuk Ibu yang menderita penyakit
berat yang tidak dapat merawat bayinya.
 Pada ibu yang sedang sakit, dapat
dilakukan oleh keluarga (pengganti ibu)
Kangoroo Mother Care
Kangoroo Mother Care
CARA PETUNJUK PENGGUNAAN
Pemancar  Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat
panas 1,500 g atau lebih
 Untuk pemeriksaan awal bayi, selama
dilakukan tindakan, atau menghangatkan
kembali bayi hipotermi

Lampu  Bila tidak tersedia pemancar panas, dapat


penghangat digunakan lampu pijar maksimal 60 watt
dengan jarak 60 cm

Inkubator  Penghangatan berkelanjutan bayi dengan


berat < 1,500 g yang tidak dapat
dilakukan KMC
 Untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan
napas berat)
CARA PETUNJUK PENGGUNAAN
Boks  Bila tidak tersedia inkubator, dapat digunakan
penghangat boks penghangat dengan menggunakan
lampu pijar maksimal 60 watt sebagai sumber
panas

Ruangan  Untuk merawat bayi dengan berat < 2500 g


hangat yang tidak memerlukan tindakan diagnostik
atau prosedur pengobatan,
 Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan
napas berat)
Klasifikasi hipotermia
Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi
 Bayi terpapar suhu  Suhu tubuh 32 ºC –
lingkungan yang rendah 36.4 ºC
 Waktu timbulnya kurang  Gangguan napas Hipotermia ringan-
dari 2 hari  Denyut jantung < 100 sedang
kali/menit
 Malas minum
 Letargi

 Bayi terpapar suhu  Suhu tubuh < 32 ºC


lingkungan yang rendah  Tanda lain hipotermia
 Waktu timbulnya kurang sedang Hipotermia berat
dari 2 hari  Kulit teraba keras
 Napas pelan dan
dalam

 Tidak terpapar dengan  Suhu tubuh


dingin atau panas yang berfluktuasi antara 36
berlebihan ºC – 39 ºC meskipun Suhu tubuh tidak
berada di suhu stabil (lihat Dugaan
lingkungan yang stabil sepsis)
 Fluktuasi sesudah
periode suhu stabil
Axillar temperature goal  36,5-37,50C
MANAJEMEN
HIPOTERMI BERAT

• Segera hangatkan bayi di bawah pemancar


panas.
• Gunakan inkubator atau ruangan hangat, bila
perlu.
• Ganti baju yang dingin dan basah dengan
pakaian yang hangat, topi dan selimut
hangat.
• Hindari paparan panas yang berlebihan dan
posisi bayi sering diubah.
MANAJEMEN
HIPOTERMI BERAT . . . .

• Bayi dengan gangguan napas (frekuensi


napas > 60 atau < 30 kali/menit, tarikan
dinding dada, merintih saat ekspirasi),
tatalaksana Gangguan Napas.
• Pasang jalur IV dan beri cairan IV sesuai
dengan dosis rumatan, dan pipa infus tetap
terpasang di bawah pemancar panas, untuk
menghangatkan cairan.
• Periksa kadar glukose darah, bila kadar
glukose darah kurang 45 mg/dL (2.6
mmol/L), kelola hipoglikemia.
MANAJEMEN
HIPOTERMI BERAT . . . .
• Nilai tanda bahaya setiap jam dan
kemampuan minum setiap 4 jam sampai
suhu tubuh dalam batas normal.
• Ambil sampel darah dan beri antibiotika
sesuai pengelolaan Kemungkinan besar
sepsis.
• Anjurkan ibu menyusui segera setelah
bayi siap :
• Bila bayi tidak dapat menyusu, beri ASI peras
• Bila bayi tidak dapat menyusu sama sekali,
pasang pipa lambung dan beri ASI peras
begitu suhu bayi mencapai 35 ºC.
MANAJEMEN
HIPOTERMI BERAT . . .

• Periksa suhu tubuh bayi setiap jam. Bila


suhu naik paling tidak 0.50C/jam, berarti
upaya menghangatkan berhasil,
kemudian lanjutkan setiap 2 jam.
• Periksa suhu alat yang dipakai untuk
menghangatkan dan suhu ruang tiap jam.
• Setelah suhu tubuh bayi normal:
• Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi;
• Pantau bayi selama 12 jam kemudian, dan
ukur suhunya setiap 3 jam.
MANAJEMEN
HIPOTERMI BERAT . . .

• Pantau bayi selama 24 jam setelah


penghentian antibiotika. Bila suhu bayi
tetap dalam batas normal dan bayi
minum dengan baik dan tidak ada
masalah lain yang memerlukan
perawatan di Rumah Sakit, bayi dapat
dipulangkan dan nasehati ibu bagaimana
cara menjaga agar bayi tetap hangat
selama di rumah.
MANAJEMEN
HIPOTERMI SEDANG

• Ganti pakaian yang dingin dan basah


dengan pakaian yang hangat,
memakai topi dan selimuti dengan
selimut hangat.
• Bila ada ibu/pengganti ibu, anjurkan
menghangatkan bayi dengan
melakukan kontak kulit dengan kulit
(perawatan bayi lekat).
MANAJEMEN
HIPOTERMI SEDANG . . .
• Bila ibu tidak ada:
• Hangatkan kembali bayi dengan alat pemancar
panas. Gunakan inkubator dan ruangan hangat,
bila perlu;
• Periksa suhu alat penghangat dan suhu
ruangan, beri ASI peras dengan menggunakan
salah satu alternatif cara pemberian minum dan
sesuaikan pengatur suhu.
• Hindari paparan panas yang berlebihan dan
posisi bayi lebih sering diubah.
MANAJEMEN
HIPOTERMI SEDANG . . .
• Anjurkan Ibu untuk menyusui lebih sering.
Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI
peras menggunakan salah satu alternatif cara
pemberian minum.
• Mintalah ibu untuk mengamati tanda bahaya
(mis. gangguan napas, kejang) dan segera
mencari pertolongan bila terjadi hal tersebut.
• Periksa kadar glukose darah, bila < 45 mg/dL
(2.6 mmol/L), kelola hipoglike-mia.
MANAJEMEN
HIPOTERMI SEDANG . . .

• Nilai tanda bahaya, Periksa suhu


tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik
minimal 0.5 ºC/jam, berarti usaha
menghangatkan berhasil, lanjutkan
memeriksa suhu setiap 2 jam.
• Bila suhu tidak naik atau naik terlalu
pelan, kurang 0.50C/jam, cari tanda
sepsis.
MANAJEMEN
HIPOTERMI SEDANG . . .

• Setelah suhu tubuh normal:


• Lakukan perawatan lanjutan.
• Pantau bayi selama 12 jam berikutnya,
periksa suhu setiap 3 jam. Bila suhu tetap
dalam batas normal dan bayi dapat minum
dengan baik serta tidak ada masalah lain
yang memerlukan perawatan, bayi dapat
dipulangkan. Nasihati ibu cara
menghangatkan bayi di rumah
LANGKAH PROMOTIF / PREVENTIF

• Rawat bayi kecil di ruang yang hangat (tidak <


25C dan bebas dari aliran angin).
• Jangan meletakkan bayi dekat dengan benda
yang dingin (misal dinding dingin atau
jendela) walaupun bayi dalam inkubator atau
di bawah pemancar panas.
• Jangan meletakkan bayi langsung di
permukaan yang dingin (mis. alasi tempat
tidur atau meja periksa dengan kain atau
selimut hangat sebelum bayi diletakkan).
LANGKAH PROMOTIF / PREVENTIF

• Pada waktu dipindahkan ke tempat lain, jaga


bayi tetap hangat dan gunakan pemancar panas
atau kontak kulit dengan perawat.
• Memakai pakaian dan mengenakan topi.
• Bungkus bayi dengan pakaian yang kering dan
lembut dan selimuti.
• Buka bagian tubuh yang diperlukan untuk
pemantauan atau tindakan.
• Berikan tambahan kehangatan pada waktu
dilakukan tindakan (mis. menggunakan
pemancar panas).
LANGKAH PROMOTIF / PREVENTIF

• Ganti popok setiap kali basah.


• Bila ada sesuatu yang basah ditempelkan
di kulit (mis. kain kasa yang basah),
usahakan agar bayi tetap hangat.
• Jangan memandikan atau menyentuh bayi
dengan tangan dingin.
• Ukur suhu tubuh sesuai jadwal pada tabel
(lihat lampiran)
TERIMA KASIH

61

Anda mungkin juga menyukai