Nyeri Kepala
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu
Penyakit Saraf
Pembimbing Klinik :
dr. Siti Istiqomah, Sp.S
dr. Noorjanah Pujiastuti, Sp.S
Disusun oleh :
Sinta Tri Ciptarini (H2A011042)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................ii
Lembar Pengesahan........................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................2
A. Anatomi Otak.........................................................................2
B. Definisi Nyeri Kepala............................................................4
C. Etioligi Nyeri Kepala.............................................................5
D. Epidemiologi Nyeri Kepala...................................................5
E. Fisiologi Nyeri Kepala...........................................................6
F. Patofisiologi Nyeri Kepala.....................................................8
G. Klasifikasi Nyeri Kepala.......................................................9
1.
2.
3.
4.
5.
Migren..............................................................................10
TTH..................................................................................21
Cluster Headache..............................................................28
Nyeri Kepala Primer Lainnya...........................................36
Nyeri Kepala Sekunder....................................................38
LEMBAR PENGESAHAN
Referat ini telah dipresentasikan dan disetujui oleh dokter pembimbing dari :
Nama
NIM
: H2A011042
Fakultas
: Kedokteran
Universitas
Semarang,
Januari 2016
Dokter Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri kepala atau cephalgia termasuk keluhan yang umum dan dapat
terjadi akibat banyak sebab yang membuat pemeriksaan harus dilakukan dengan
lengkap. Nyeri kepala kronik biasanya disebabkan oleh migren, ketegangan, atau
depresi, namun dapat juga terkait dengan lesi intracranial, cedera kepala, dan
spondilosis servikal, penyakit gigi atau mata, disfungsi senditemporomandibular,
hipertensi, sinusitis, dan berbagai macam gangguan medis umum lainnya.1
Definisi menurut IASP (International assosiation for the study of pain),
nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang
sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan
jaringan. Nyeri kepala adalah perasaan sakit atau nyeri, termasuk rasa tidak
nyaman yang menyerang daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening kearah atas
dan belakang kepala. dan daerah wajah. IHS tahun 1988 menyatakan bahwa nyeri
pada wajah termasuk juga dalam nyeri kepala. Kini penanganan akan nyeri kepala
sudah memiliki standarisasi dari IHS untuk membedakan akan cluster headache,
migrain, tension headache dan dengan nyeri kepala lainnya.1
Nyeri kepala biasa disebabkan gaya hidup, kondisi penyakit, jenis
kelamin, umur, pemberian histamin atau nitrogliserin sublingual dan faktor
genetik. Prevalensi nyeri kepala di USA menunjukkan 1 dari 6 orang (16,54%)
atau 45 juta orang menderita nyeri kepala kronik dan 20 juta dari 45 juta tersebut
merupakan wanita. 75 % dari jumlah di atas adalah tipe tension headache.1,2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Otak
Bagian-bagian otak dapat secara bebas dikelompokkan ke dalam
berbagai cara berdasarkan perbedaananatomis, spesialisasi fungsional, dan
perkembangan evolusi. Otak terdiri dari batang otak terdiri atas otak tengah,
pons, dan medulla, serebelum, otak depan(forebrain) yang terdiri atas
diensefalon dan serebrum. 1
Diensefalon terdiri dari hipotalamus dan talamus. Serebrum terdiri dari
nukleus basal dan korteks serebrum. Masing-masing bagian otak memiliki
fungsi tersendiri. Batang otak berfungsi sebagai berikut: asal dari sebagian
besar saraf kranialis perifer pusat pengaturan kardiovaskuler, respirasi dan
pencernaan, pengaturan refleks otot yangterlibat dalam keseimbangan dan
postur, penerimaaan dan integrasi semuamasukan sinaps dari korda spinalis;
keadaan terjaga dan pengaktifan korteks serebrum, pusat tidur. 1
Serebellum berfungsi untuk memelihara keseimbangan, peningkatan
tonus
otot,
koordinasi
yangterlatih.Hipotalamus
dan
perencanaan
berfungsi
sebagai
aktivitas
berikut:
otot
volunter
mengatur
banyak
serebrum dapat dibagi menjadi 4 lobus yaitu lobus frontalis, lobus, parietalis,
lobus
temporalis,
dan
lobus
oksipitalis.
5
Masing-masing
lobus
ini
minor. Ramus dorsalis dari C2 memiliki cabang lateral yang masuk ke otot
leher superfisial posterior, Longissimus capitis dan splenius sedangkan cabang
besarnya bagian medial menjadi greater occipital nerve. 1
Saraf ini mengelilingi pinggiran bagian bawah dariobliquus inferior
,dan balik ke bagian atas serta ke bagian belakang melalui semispinalis capitis
yang mana saraf ini di suplai dan masuk ke kulit kepala melalui lengkungan
yang dikelilingi oleh superior nuchal linedan the aponeurosis of trapezius.
Melalui oksiput, saraf ini akan bergabung dengan saraf lesser occipital yang
mana merupakancabang dari pleksus servikalis dan mencapai kulit kepala
melalui pinggiran posterior dari sternokleidomastoid. Ramus dorsalis dari C3
memberi cabang lateral kelongissimus capitisdansplenius. Ramus ini
membentuk 2 cabang medial. 1
Cabangsuperfisial medial adalah nervus oksipitalis ketiga yang
mengelilingi sendi C2-3 zygapophysial bagian lateral dan posterior. Daerah
sensitif terhadap nyeri kepala dapat dibagi menjadi 2 bagian yaituintrakranial
dan ekstrakranial. Intrakranial yaitu sinus venosus, vena korteks serebrum,
arteri basal, duramater bagian anterior, dan fossa tengah serta fossa posterior.
Ektrakranial yaitu pembuluh darah dan otot dari kulit kepala, bagian dariorbita,
membran mukosa dari rongga nasal dan paranasal, telinga tengah dan luar,gigi,
dan gusi. Sedangkan daerah yang tidak sensitif terhadap nyeri adalah parenkim
otak, ventrikular ependima, dan pleksus koroideus. 1
Cephalgia atau nyeri kepala suatu gejala yang menjadi awal dari
berbagai macam penyakit. Cephalgia dapat disebabkan adanya kelainan organorgan di kepala, jaringan sistem persarafan dan pembuluh darah. Nyeri kepala
kronik biasanya disebabkan oleh migren, ketegangan, atau depresi, namun
dapat juga terkait dengan lesi intracranial, cedera kepala, dan spondilosis
servikal, penyakit gigi atau mata, disfungsi sendi temporomandibular,
hipertensi, sinusitis, trauma, perubahan lokasi (cuaca, tekanan) dan berbagai
macam gangguan medis umum lainnya.2
Nyeri dapat dibagi atas dua yaitu nyeri akut (fast pain) dan nyeri kronik
(slow pain). Nyeri akut, merupakan nyeri yang dirasakan dalam waktu 0,1
detik setelah stimulus diberikan. Nyeri ini disebabkan oleh adanya stimulus
mekanik dan termal. Signal nyeri ini ditransmisikan dari saraf perifer menuju
korda spinalis melalui serat A dengan kecepatan mencapai 6-30 m/detik.
Neurotransmitter yang mungkin digunakan adalah glutamat yang juga
merupakan neurotransmitter eksitatorik yang banyak digunakan pada CNS.
Glutamat umumnya hanya memiliki durasi kerja selama beberapa milidetik.4
Nyeri kronik, merupakan nyeri yang dirasakan dalam waktu lebih dari 1
detik setelah stimulus diberikan. Nyeri ini dapat disebabkan oleh adanya
stimulus mekanik, kimia dan termal tetapi stimulus yang paling sering adalah
stimulus kimia. Signal nyeri ini ditransmisikan dari saraf perifer menuju korda
spinalis melalui
10
hanya
sepersepuluh
ataupun
seperempat
sinyal
yang
area
tektum
dari
mesensefalon,
regio
abu-abu
dari
12
13
Patofisiologi 4
Teori vaskular
Vasokontriksi intrakranial di bagian luar korteks berperan dalam terjadinya
migren dengan aura. Pendapat ini diperkuat dengan adanya nyeri kepala disertai
denyut yang sama dengan jantung. Pembuluh darah yang mengalami konstriksi
terutama terletak di perifer otak akibat aktivasi saraf nosiseptif setempat. Teori ini
dicetuskan atas observasi bahwa pembuluh darah ekstrakranial mengalami
vasodilatasi sehingga akan teraba denyut jantung. Vasodilatasi ini akan
menstimulasi orang untuk merasakan nyeri kepala. Dalam keadaan yang
demikian, vasokonstriktor seperti ergotamin akan mengurangi nyeri kepala,
sedangkan vasodilator seperti nitrogliserin akan memperburuk nyeri kepala.
14
penderita
migren
yang
sedang
tidak
mengalami
serangan
mengalami
15
mengalami hilangnya penglihatan pada daerah tertentu (bintik buta atau skotoma)
atau melihat cahaya yang berkelap-kelip. Ada juga penderita yang mengalami
perubahan gambaran, seperti sebuah benda tampak lebih kecil atau lebih besar
dari sesungguhnya. Beberapa penderita merasakan kesemutan atau kelemahan
pada lengan dan tungkainya. Biasanya gejala-gejala tersebut menghilang sesaat
sebelum nyeri kepala dimulai, tetapi kadang timbul bersamaan dengan munculnya
nyeri kepala. Nyeri karena migren bisa dirasakan pada salah satu sisi kepala atau
di seluruh kepala. Kadang tangan dan kaki teraba dingin dan menjadi kebirubiruan. Pada penderita yang memiliki aura, pola dan lokasi nyeri kepalanya pada
setiap serangan migran adalah sama. Migren bisa sering terjadi selama waktu
yang panjang tetapi kemudian menghilang selama beberapa minggu, bulan bahkan
tahun.
Migren dengan aura dapat dibagi menjadi empat fase, yaitu:
Fase I Prodromal
Sebanyak 50% pasien mengalami fase prodromal ini yang berkembang
pelan-pelan selama 24 jam sebelum serangan. Gejala: kepala terasa ringan,
16
Fase IV pemulihan
Periode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang dihubungkan dengan
sakit otot dan ketegangan lokal. Kelelahan biasanya terjadi, dan pasien
dapat tidur untuk waktu yang panjang.
Pemeriksaan Penunjang 8
a. Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan untuk menyingkirkan nyeri kepala yang diakibatkan oleh
penyakit struktural, metabolik, dan kausa lainnya yang memiliki gejala hampir
sama dengan migren. Selain itu, pemeriksaan laboratorium dapat menunjukkan
apakah ada penyakit komorbid yang dapat memperparah nyeri kepala dan
mempersulit pengobatannya.
b. Pencitraan
CT scan dan MRI dapa dilakukan dengan indikasi tertentu, seperti: pasien
baru pertama kali mengalami nyeri kepala, ada perubahan dalam frekuensi serta
derajat keparahan nyeri kepala, pasien mengeluh nyeri kepala hebat, nyeri kepala
17
Diagnosis
Migren tanpa aura
A. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D.
B. Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4-72 jam (tidak diobati atau tidak
berhasil diobati).
C. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut :
1. Lokasi unilateral
2. Kualitas berdenyut
3. Intensitas nyeri sedang atau berat
4. Keadaan bertambah berat oleh aktifitas fisik atau penderita menghindari
aktivitas fisik rutin (seperti berjalan atau naik tangga).
D. Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini :
1. Mual dan/atau muntah
2. Fotofobia dan fonofobia
E. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.
18
bintik-bintik
atau
garis-garis)
dan
negatif
(hilangnya
penglihatan).
2. Gangguan sensoris yang reversible termasuk positif (pins and needles),
dan/atau negatif (hilang rasa/baal).
3. Gangguan bicara disfasia yang reversibel
C. Paling sedikit dua dari dibawah ini:
1. Gejala visual homonim dan/atau gejala sensoris unilateral 17
2. paling tidak timbul satu macam aura secara gradual > 5 menit dan /atau
jenis aura yang lainnya > 5 menit.
3. masing-masing gejala berlangsung > 5 menit dan < 60 menit.
D. Nyeri kepala mulai sewaktu aura atau mengikuti aura dalam waktu 60 menit
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
Tatalaksana 4,6,7,8
Medikamentosa
Terapi Abortif
1. Sumatriptan
Sumatriptan cukup efektif sebagai terapi abortif jika diberikan secara subkutan
dengan dosis 4-6 mg.
19
Indikasi: Untuk mengatasi serangan migren akut dengan atau tanpa aura
pada dewasa. Tidak ditujukan untuk terapi profilaksis migren atau
diulang setelah 2 jam, dan tidak lebih dari 10 mg dalam periode 24 jam.
Efek Samping: hiperestesia, parestesia, sensasi hangat dan dingin, nyeri
dada, mulut kering, dispepsia, disfagia, nausea, mengantuk, vertigo,
3. Eletriptan
20
Farmakologi:
HT1B, 5-HT1D dan 5-HT1F. Aktivasi reseptor 5-HT1 pada pembuluh darah
intrakranial menimbulkan vasokontriksi yang berkorelasi dengan meredanya
nyeri kepala migren. Selain itu, aktivasi reseptor 5-HT1 pada ujung saraf
sensoris pada sistem trigeminal menghambat pelepasan pro-inflammatory
neuropeptida.
Terapi Profilaktif
Tujuan dari terapi profilaktif adalah untuk mengurangi frekuensi berat dan
lamanya serangan, meningkatkan respon pasien terhadap pengobatan, serta
pengurangan disabilitas. Terapi preventif yang dilaksanakan mencakup pemakaian
obat dimulai dengan dosis rendah yang efektif dinaikkan pelan-pelan sampai dosis
efektif. Efek klinik tercapai setelah 2-3 bulan pengobatan, pemberian edukasi
supaya pasien teratur memakai obat, diskusi rasional tentang pengobatan, efek
samping obat. Pasien juga dianjurkan untuk menulis headache diary yang berguna
untuk mengevaluasi serangan, frekuensi, lama, beratnya serangan, disabilitas dan
respon terhadap pengobatan yang diberikan. Obat-obatan yang sering diberikan:
a. Beta-blocker:
- propanolol yang dimulai dengan dosis 10-20 mg 2-3x1 dan dapat
ditingkatkan secara gradual menjadi 240 mg/hari.
- atenolol 40-160 mg/hari
- timolol 20-40 mg/hari
- metoprolol 100-200 mg/hari
b. Calcium Channel Blocker:
- verapamil 320-480 mg/hari
21
Terapi non-medikamentosa
Terapi abortif
Para penderita migren pada umumnya mencari tempat yang tenang dan gelap pada
saat serangan migren terjadi karena fotofobia dan fonofobia yang dialaminya.
Serangan juga akan sangat berkurang jika pada saat serangan penderita istirahat
atau tidur.
Terapi profilaktif
Pasien harus memperhatikan pencetus dari serangan migren yang dialami, seperti
kurang tidur, setelah memakan makanan tertentu misalnya kopi, keju, coklat,
MSG, akibat stress, perubahan suhu ruangan dan cuaca, kepekaan terhadap cahaya
terang, kelap kelip, perubahan cuaca, dan lain-lain. Selanjutnya, pasien
diharapkan dapat menghindari faktor-faktor pencetus timbulnya serangan migren.
Disamping itu, pasien dianjurkan untuk berolahraga secara teratur untuk
memperlancar aliran darah. Olahraga yang dipilih adalah yang membawa
ketenangan dan relaksasi seperti yoga dan senam. Olahraga yang berat seperti lari,
tenis, basket, dan sepak bola justru dapat menyebabkan migren.
Prognosis
22
Untuk banyak orang, migren dapat remisi dan menghilang secara utuh pada
akhirnya, terutama karena faktor penuaan/usia. Penurunan kadar estrogen setelah
menopause bertanggungjawab atas remisi ini bagi beberapa wanita. Walaupun
demikian, migren juga dapat meningkatkan faktor risiko seseorang terkena stroke,
baik bagi pria maupun wanita terutama sebelum usia 50 tahun. Sekitar 19% dari
seluruh kasus stroke terjadi pada orang-orang dengan riwayat migren. Migrain
dengan aura lebih berisiko untuk terjadinya stroke khususnya pada wanita. Selain
itu, migren juga meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Para peneliti
menemukan bahwa 50% pasien dengan Patent Foramen Ovale menderita migren
dengan aura dan operasi perbaikan pada pasien Patent Foramen Ovale dapat
mengontrol serangan migren.
otot
yang
berlebihan,
berkurangnya
aliran
darah,
dan
23
24
akan
menyebabkan
terjadinya
alkalosis
yang
selanjutnya
akan
menyebabkan
vasokontriksi
perifer
yang
akan
mengakibatkan
25
26
Meskipun nyeri kepala NT umum dan berdampak besar pada masyarakat, sangat
sedikit studi yang terkontrol-baik dari pengobatannya yang telah dilakukan. Tidak
ada obat baru yang disetujui oleh FDA khususnya untuk pengobatan nyeri
kepala tension. Namun, mengingat sifat kronis gangguan ini dan risiko
penggunaan berlebihan-obat-obatan nyeri kepala pada pasien dengan nyeri kepala
sering, terapi profilaksis tampaknya terjamin untuk kebanyakan pasien. Sejak
nyeri kepala tension-type kronis adalah sebuah gangguan pengolahan nyeri
sentral, obat dengan sentral efek modulasi nyeri cenderung paling efektif.
Obat antidepresan
Antidepresan trisiklik obat pilihan untuk mencegah nyeri kepala tensiontype kronis, dan beberapa daripadanya juga efektif sebagai profilaksis migrain.
Antidepresan diuji pada studi double-blind, dikontrol plasebo yang mencakup
amitriptyline, doxepin, dan maprotiline. Amitriptyline mengurangi jumlah nyeri
kepala harian atau durasi nyeri kepala sekitar 50% pada sekitar sepertiga pasien
dalam beberapa studi, meskipun studi lain menemukan ini tidak lebih baik
daripada placebo.
Antidepresan trisiklik lainnya mungkin juga efektif, sebagaimana
disarankan oleh pengalaman klinis, meskipun belum diteliti pada nyeri
kepala tension-type kronis.
SSRI: fluoxetine, paroxetine, dan citalopram belum menunjukkan efikasi
studi-terkontrol. Obat ini sering digunakan, namun, karena mereka memiliki
insiden efek samping lebih rendah.
Muscle Relaxan
Cyclobenzaprine
adalah
relaksan
otot
struktural
terkait
dengan
27
28
dengan kontrol yang cermat, karena risiko habituasi dan nyeri kepala diinduksipengobatan.
PENGGUNAAN OBAT BERLEBIHAN
Sebuah kondisi yang sangat penting berkontribusi bagi berkembangnya
nyeri kepala dalam pola harian kronis adalah penggunaan obat berlebihan. Ini
paling mungkin terjadi pada pasien dengan nyeri kepala sering, terutama nyeri
kepala tension-type kronis.
Obat-obatan
yang
paling
umum
dihubungkan
dengan
nyeri
29
sekitar.
Pembengkakan dinding arteri carotis interna.
Pelepasan histamin.
Letupan paroxysmal parasimpatis.
Abnormalitas hipotalamus.
Penurunan kadar oksigen.
Pengaruh genetik
30
Glyceryl trinitrate.
Alkohol.
Terpapar hidrokarbon.
Panas.
Terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur.
Stres.
Positron emision tomografi (PET) scanning dan
Magnetic resonance
Cluster headache timbul karena vasodilatasi pada salah satu cabang arteri
32
33
oleh gangguan lainnya. Selain itu, nyeri kepala yang terjadi parah atau sangat
parah pada orbita unilateral, supraorbital atau temporal, dan nyeri berlansung
antara 18 sampai 150 menit jika tidak diobati, dan disertai satu atau lebih gejalagejala berikut ini: injeksi konjungtiva atau lakrimasi ipsilateral, hidung tersumbat
atau rinore ipsilateral, edema kelopak mata ipsilateral, wajah dan dahi berkeringat
ipsilateral, ptosis atau miosis ipsilateral, atau kesadaran gelisah atau agitasi.
Cluster headache episodik didefinisikan sebagai setidak-tidaknya terdapat dua
periode cluster yang berlangsung tujuh sampai 365 hari dan dipisahkan periode
remisi bebas nyeri selama satu bulan atau lebih. Sedangkan cluster headache
kronis adalah serangan yang kambuh lebih dari satu tahun tanpa periode remisi
atau dengan periode remisi yang berlangsung kurang dari satu bulan.13
Penatalaksanaan
34
2. Pengobatan Pencegahan
35
kabur,
bingung,
nystagmus,
ataksia,
tanda-tanda
36
lithium.
Topiramat digunakan untuk mencegah serangan cluster headache. Dosis
biasanya adalah 100-200 mg perhari, dengan efek samping yang sama
37
39
kranial dan servikal, nyeri kepala yang bukan disebabkan kelainan vaskular
intrakranial, nyeri kepala akibat adanya zat atau withdrawal, nyeri kepala akibat
infeksi, nyeri kepala akibat gangguan homeostasis, nyeri kepala atau nyeri pada
wajah akibat kelainan kranium, leher, telinga, hidung, gigi, mulut atau struktur
lain di kepala dan wajah, nyeri kepala akibat kelainan psikiatri.2
Nyeri kepala sekunder merupakan nyeri kepala yang disebabkan adanya
suatu penyakit tertentu (underlying disease). Pada nyeri kepala kelompok ini, rasa
nyeri di kepala merupakan tanda dari berbagai penyakit.
Adapun penyakit yang dapat menimbulkan nyeri kepala adalah:17
1. Infeksi sistemik seperti flu, demam dengue/demam berdarah denggue,
sinusitis, radang tenggorokan dan lain-lain
2. Aneurisma otak
3. Tumor otak
4. Keracunan karbon dioksida
5. Glaukoma
6. Kelainan refraksi mata (mata minus/plus)
7. Cedera kepala
8. Ensefalitis (radang otak)
9. Meningitis (radang selaput otak)
10. Perdarahan otak
11. Stroke
12. Efek samping obat
13. Dan lain-lain
Karakteristik Nyeri kepala Yang Menjadi Tanda Penyakit Serius
Sebagian besar nyeri kepala bersifat ringan atau disebabkan penyakit yang
ringan. Namun kita tetap harus waspada karena nyeri kepala juga dapat
merupakan gejala dari penyakit yang serius seperti radang otak/selaput otak,
perdarahan otak, stroke, tumor otak, glaukoma, dan lain-lain.2
Adapun karakteristik nyeri kepala yang menjadi tanda penyakit serius
adalah sebagai berikut :
1.
Sangat sakit paling sakit ( worst headache ever) : rasa sakit yang
dirasakan sangat sakit, jauh lebih sakit dibandingkan nyeri kepala sebelumnya
2.
40
3.
Nyeri kepala yang bertambah berat dalam beberapa hari atau beberapa
minggu
4.
5.
6.
7.
Nyeri kepala yang dicetuskan oleh bending, mengangkat beban, dan batuk
8.
9.
10.
2.
3.
41
5.
Nyeri
kepala
akibat
putus
obat
('withdrawal
headache')
Nyeri kepala juga bisa terjadi karena terlalu lama (lebih dari 15 hari) minum
obat nyeri kepala, kemudian ketika 'putus obat' malah menimbulkan keluhan
nyeri kepala.
BAB III
KESIMPULAN
42
Nyeri kepala dapat dikatakan sebagai rasa nyeri atau rasa tidak
mengenakkan pada daerah atas kepala memanjang dari orbital sampai ke daerah
belakang kepala (area oksipital dan sebagian daerah tengkuk). Cephalgia dapat
disebabkan adanya kelainan organ-organ dikepala, jaringan sistem persarafan dan
pembuluh darah. Faktor risiko terjadinya nyeri kepala adalah gaya hidup, kondisi
penyakit, jenis kelamin, umur, pemberian histamin atau nitrogliserin sublingual
dan faktor genetik.
Beberapa mekanisme umum yang memicu nyeri kepala yaitu peregangan
atau pergeseran pembuluh darah; intrakranium atau ekstrakranium, traksi
pembuluh darah, kontraksi otot kepala dan leher (kerja berlebihan otot),
peregangan periosteum(nyeri lokal), degenerasi spina servikalis atas disertai
kompresi pada akar nervus servikalis (misalnya, arteritis vertebra servikalis),
defisiensi enkefalin (peptida otak mirip- opiat, bahan aktif pada endorfin).
Nyeri kepala dapat diklasifikasikan menjadi nyeri kepala primer dan nyeri
kepala sekunder. Nyeri kepala primer dapat dibagi menjadi migren, tension type
headache, cluster headache dengan sefalgia trigeminal/autonomik, dan nyeri
kepala primer lainnya. Nyeri kepala sekunder dapat dibagi menjadi nyeri kepala
yang disebabkan oleh karena trauma pada kepala dan leher, nyeri kepala akibat
kelainan vaskular kranial dan servikal, nyeri kepala yang bukan disebabkan
kelainan vaskular intrakranial, nyeri kepala akibat adanya zat atau withdrawal,
nyeri kepala akibat infeksi, nyeri kepala akibat gangguan homeostasis, nyeri
kepala atau nyeri pada wajah akibat kelainan kranium, leher,telinga, hidung, sinus,
gigi, mulut atau struktur lain di kepala dan wajah, nyeri kepala akibat kelainan
psikiatri.
DAFTAR PUSTAKA
1
43
Pertemuan Nasional III Nyeri, Nyeri Kepala & Vertigo PERDOSSI, Solo, 4 6 Juli 2008.
44
45