Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu
Bedah
Diajukan kepada:
Pembimbing Klinik : dr. Irwan Syafril, Sp.B
Disusun oleh :
Sinta Tri Ciptarini (H2A011042)
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kasus ini telah dipresentasikan dan disetujui oleh dokter pembimbing
dari:
Nama
NIM
: H2A011042
Fakultas
: Kedokteran
Universitas
Judul Kasus
BAB I
PENDAHULUAN
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin terletak di leher bagian depan
terdiri dari 2 lobus kanan dan kiri. Sebagai kelenjar endokrin , kelenjar tiroid
menghasilkan hormone yaitu tetra-iodothyroinine (T4) atau thyroxin dan tri-
BAB II
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Usia
Jenis kelamin
Alamat
Status
Pekerjaan
Suku
Agama
Pendidikan
Nomor RM
: Tn. S
: 43 th
: Laki-laki
:Pencar RT 03/ RW IV, Kaliputih Singorojo,Kendal
: Menikah
: Buruh
: Jawa
: Islam
: SMP
: 497731
: 28 Maret 2016
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis tanggal 29 Maret 2016, pukul
14.00, di Bangsal Anggrek RSUD Tugurejo Semarang
Keluhan utama : Benjolan di leher depan kanan
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien laki-laki, berusia 43 tahun, datang ke rumah sakit dengan
keluhan adanya benjolan yang muncul di leher depan sisi kanan sejak 4
tahun SMRS. Awalnya benjolan dirasakan sebesar kelereng, 1 tahun
terakhir, benjolan dirasakan semakin membesar berukuran kurang lebih
sebesar telur ayam kampung. Pasien tidak merasakan adanya nyeri di daerah
leher. Benjolan terasa sedikit nyeri saat batuk, bekerja dalam waktu lama,
dan angkat berat.
Tidak ada keluhan gangguan bernapas atau gangguan menelan.
Pasien tidak mengeluhkan sering berkeringat pada kedua tangannya, nafsu
makan normal, dan tidak ada penurunan berat badan. Tidak ada keluhan
demam, cepat haus, gangguan buang air besar, rasa berdebar-debar, cepat
lelah, rasa cemas dan sulit tidur.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit seperti ini sebelumnya : disangkal
Riwayat darah tinggi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
: disangkal
: diakui ( ibu )
: disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
dextra
Batas kiri bawah jantung
sinistra
Pinggang jantung
sinistra
batas atas jantung
sinistra
Auskultasi
: bunyi jantung dalam batas nomal, tidak ada suara
tambahan.
Pulmo
Tampak Depan
Tampak Belakang
SD Vesikuler
SD Vesikuler
Dextra
Sinistra
Palpasi
normal
normal
Pengembangan pernafasan paru Pengembangan pernafasan paru
normal
normal
Simetris, nyeri tekan (-), SIC Simetris, nyeri tekan (-), SIC
dalam
Perkusi
Auskultas
i
Abdomen
batas
normal,
taktil dalam
batas
normal,
taktil
(-)
Sonor seluruh lapang paru
Sonor seluruh lapang paru
Suara dasar vesicular, wheezing
Suara dasar vesicular, wheezing
(-), ronki (-)
(-), ronki (-)
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas
:
Superior
Inferior
Akral pucat
-/-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
Deformitas
-/-
-/-
Capillary Refill
STATUS LOKALIS :
Regio
Inspeksi
: Colli anterior
: Tampak benjolan di leher sisi kanan. Warna kulit
pada benjolan sama dengan warna kulit sekitar.
Palpasi
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
Pemeriksaan
Hematologi
darah rutin :
Hemoglobin
Hasil
Nilai Rujukan
L 11,20
11,7-15,5 g/dl
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
Elektrolit
Natrium
Chlorida
Kalium
Kimia Klinik
GDS
Ureum
Kreatinin
Imuno-serologi
T3
T4
TSH
7,24
3,82
L 32,40
255
3,6-11 ribu
3,8 5,2 juta
35 47 %
154 440 ribu
139
H 110
L 3,40
135-145 mmol/L
95,0-105 mmol/L
3,50-5,0
115
19.0
0.74
1,16
83,04
0,19
V.
RESUME
Pasien laki-laki, berusia 43 tahun, datang ke rumah sakit dengan
keluhan adanya benjolan yang muncul di leher depan sisi kanan sejak 4
tahun SMRS. Awalnya benjolan dirasakan sebesar kelereng, 1 tahun
terakhir, benjolan dirasakan semakin membesar berukuran kurang lebih
sebesar telur ayam kampung. Pasien tidak merasakan adanya nyeri di daerah
leher. Benjolan terasa sedikit nyeri saat batuk, bekerja dalam waktu lama,
dan angkat berat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik,
kesadaran kompos mentis, tanda vital dalam batas normal, status internus
dalam batas normal. Pada pemeriksaan status lokalis di dapatkan :
Pemeriksaan regio coli dextra :
Inspeksi
Palpasi
VI.
Daftar Masalah
Masalah Aktif
1. Benjolan di leher kanan
VII.
Masalah Pasif
-
DIAGNOSA
Diagnosis kerja
Diagnosis banding
1.
2.
3.
IX.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad sanam
Quo ad fungsionam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
STRUMA
3.1 Definisi
Struma adalah kelainan glandula tyroid dapat berupa gangguan fungsi
seperti tiritosikosis atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya,
seperti penyakit tyroid noduler. Berdasarkan patologinya, pembesaran tyroid
umumnya disebut struma.
Goiter atau struma atau gondok adalah suatu keadaan pembesaran
kelenjar tiroid apa pun sebabnya, pembesaran dapat bersifat difus, yang
berarti bahwa seluruh kelenjar tiroid membesar, atau nodusa, yang berarti
bahwa terdapat nodul dalam kelenjar tiroid. Pembesaran nodusa dapat dibagi
lagi menjadi uninodusa, bila hanya terdapat 1 nodul, dan multinodular, bila
terdapat lebih dari satu nodul pada satu lobus atau kedua lobus.2,3
dibagian bawah leher, antara fascia koli media dan fascia prevertebralis,
didalam ruang yang sama terletak trakhea, esofagus, pembuluh darah besar,
dan syaraf. Kelenjar tyroid melekat pada trakhea sambil melingkarinya dua
pertiga sampai tiga perempat lingkaran. Tyroid terdiri atas dua lobus, yang
dihubungkan oleh istmus dan menutup cincin trakhea 2 dan 3. Kapsul fibrosa
menggantungkan kelenjar ini pada fasia pretrakhea sehingga pada setiap
gerakan menelan selalu diikuti dengan terangkatnya kelenjar kearah kranial.
Sifat ini digunakan dalam klinik untuk menentukan apakah suatu bentukan di
leher berhubungan dengan kelenjar tyroid atau tidak.1,2
3.4 Patofisiologi
Bahan pokok pembuat hormon tiroid adalah yodium yang terdapat di
alam, terutama dari bahan makanan yang dari laut seperti rumput laut,
ganggang laut, ikan laut dan sebagainya. Yodium sedikit dalam buah-buahan,
manusia memerlukan sedikit sekali yodium dalam sehari, tetapi harus dipenuhi
secara teratur dan cukup. Hormon tiroid amat vital bagi perkembangan dan
pertumbuhan serta penyelenggaraan faal normal sel dan jaringan tubuh. Bagi
orang yang kelenjar tiroidnya kurang efisien, kebutuhan yodiumnya agak lebih
banyak dari orang normal. Seandainya yodium tidak tersedia secara cukup,
maka produksi hormon tiroid tidak mencukupi kebutuhan tubuh secara
memadai.
Sesuai dengan prinsip sistim umpan balik hipofisis tiroid, pada keadaan
ininTiroksin (T4) menunjukkan pengaturan umpan balik negatif dari sekresi
Tiroid Stimulating Hormon dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis,
sedang tyrodotironin (T3) merupakan hormon metabolik tidak aktif. Maka
hipofisis akan mengetahui kekurangan hormon tiroid sehingga hipofisis
terangsang untuk mengeluarkan TSH kedalam aliran darah.
menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid.2,4,6
Keadaan ini
Etiologi
Penyebab paling banyak dari struma non toxic adalah kekurangan
iodium. Akan tetapi pasien dengan pembentukan struma yang sporadis,
penyebabnya belum diketahui. Struma non toxic disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu :3
1
yodium 95%.
Kelebihan yodium: hipotesis gondok Karena kekurangan yodium tidak
berlaku untuk semua tempat.
Diagnosis
Anamnesa sangatlah penting untuk mengetahui patogenesis atau macam
kelainan dari struma nodusa non toksika tersebut. Perlu ditanyakan apakah
penderita dari daerah endemis dan banyak tetangga yang sakit seperti penderita
(struma endemik). Apakah sebelumnya penderita pernah mengalami sakit leher
bagian depan bawah disertai peningkatan suhu tubuh (tiroiditis kronis). Apakah
ada yang meninggal akibat penyakit yang sama dengan penderita (karsinoma
tiroid tipe meduler).
jumlah nodul
konsistensi
Penatalaksanaan
Tindakan operasi yang dikerjakan tergantung jumlah lobus tiroid yang
terkena. Bila hanya satu sisi saja dilakukan subtotal lobektomi, sedangkan
kedua lobus terkena dilakukan subtotal tiroidektomi. Bila terdapat pembesaran
kelenjar getah bening leher maka dikerjakan juga deseksi kelenjar leher
fungsional atau deseksi kelenjar leher radikal/modifikasi tergantung ada
tidaknya ekstensi dan luasnya ekstensi di luar kelenjar getah bening.
Indikasi tindakan bedah struma nontoksik adalah :
1
kosmetik
struma multinodular
struma restrosternal
Struma toksik dapat dibedakan atas dua struma diffusa toksik dan struma
nodusa toksik. Graves disease adalah bentuk umum dari tirotoksikosis.
Penyakit Graves terjadi akibat antibodi reseptor TSH (Thyroid Stimulating
Hormone) yang merangsangsang aktivitas tiroid itu sendiri. Penyakit grave
adalah hipertiroidisme yang seirng dijumpai.
Manifestasi klinis
Perjalanan penyakitnya tidak disadari oleh pasien meskipun telah diidap
selama berbulan-bulan. antibodi yang berbentuk reseptor TSH beredar dalam
sirkulasi darah, mengaktifkan reseptor tersebut dan menyebabkan kelenjar
tiroid
hiperaktif.
Gejala-gejala
hipertiroidisme
berupa
manifestasi
13.
14.
Diagnosis
Sebagian besar pasien memberikan gejala klinis yang jelas, tetapi
pemeriksaan laboratorium tetap perlu untuk menguatkan diagnosis. Pada
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon
tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau
merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
1
1) Karbimazol
2) Metimazol
3) Propiltourasil
Pengobatan dengan yodium radioaktif
3 Operasi tiroidektomi.
Pembedahan terhadap tiroid pada keadaan hipertiroidisme dilakuakn
terutama jika terapi medikamentosa gagal dan ukuran tiroid besar.
Pembedaham yang baik biasanya memberikan kesembuhan yang
permanen meskipun kadang dijumpai adanya hipotiroidisme dan
komplikasi yang minimal.2,6
2. Palpasi
Palpasi didaerah tonjolan kartilago tiroid dan kartilago krikoid di
bawahnya.temukan ismus tiroid yang biasanya terletak diatas cincin
trakea.
Langkah-langkah untuk pemeriksaan palpasi tiroid :
1) Pasien untuk menundukkan kepala sedikit dengan tujuan untuk
merelaksasi otot sternomastoid.
2) Letakkan jari-jari kedua tangan pada leher pasien. Minta pasien
meneguk air dan menelannya seperti pada pemeriksaan inspeksi,
lalu rasakan ismus tiroid naik pada telapak jari-jari anda.
3) Geserlah trakea kearah kanan dengan jari-jari tangan kiri, lalu
denganj jari-jari tangan kanan anda rabalah bagian lateral untuk
menemukan lobus kanan kelenjar tiroid pada celah/ruang antara
trakea yang tergeser tadi dengan otot sternomastoid, dan temukan
Biokimia.
Pemeriksaan
biokimia
secara
radioimmunoesai
dapat
secukupnya,
sehingga
dapat
mengecilkan
nodul
(Noer,
Termografi
Metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada suatu
tempat dengan memakai Dynamic Telethermography. Pemeriksaan ini
istmolobektomi,
atau
tiroidektormi
subtotal.
Penyulit
Karsinoma folikulare
Karsinoma papilare
Fibrosarkoma
Lain-lain
Sarkoma
Limfoma maligna
Haemangiothelioma maligna
Teratoma maligna
T0
T1.
pada tiroid
T2
T3
tiroid atau tumor ukuran berapa saja dengan ekstensi ekstra tiroid yang
minimal (misalnya ke otot sternotiroid atau jaringan lunak peritiroid)
T4a
T4b
Catatan :
Tumor multifokal dari semua tipe histologi harus diberi tanda (m) (ukuran
terbesar menentukan klasifikasi), contoh : T2(m)
*Semua karsinoma tiroid anaplastik/undifferentiated termasuk T4
Karsinoma anaplastik intratiroid resektabel secara bedah
$Karsinoma anaplastik ekstra tiroid irresektabel secara bedah
Nx
N0
N1
N1a
N1b
Metastasis jauh
Mx
M0
M1
Stadium klinis
Any T Any N M0
Stadium II
Any T Any N M1
T1
N0
M0
Stadium II
T2
N0
M0
Stadium III
T3
N0
M0
T1,T2,T3
Stadium IVA
T1,T2,T3
T4a
N1a
N1b
N0,N1
M0
M0
M0
Stadium IVB
T4b
TiapN
M0
Stadium IVC
TiapT
TiapN
M1
Tiap N
M0
Tiap N
M0
TiapN
M1
Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multiple dengan
konsistensi bervariasi dari kistik sampai dangan keras bergantung kepada
jenis patologi anatomi (PA) nya.
Disamping ini perlu dicari ada tidaknya benjolan pada calvaria, tulang
belakang, clavicula, sternum dll, serta tempat metastasis jauh lainnya yaitu
di paru-paru, hati, ginjal dan otak.
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan radiologis
metode
soft
tissue
technique dengan
posisi
leher
3. Pemeriksaan ultrasonografi
Diperlukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau nodul di posterior yang
secara klinis belum dapat dipalpasi. Disamping itu dapat dipakai untuk
membedakan nodul yang padat dan kistik serta dapat dimanfaatkan untuk
penuntun dalam tindakan biopsi aspirasi jarum halus.
6. Pemeriksaan Histopatologi
3. Karsinoma Folikulare
Dilakukan tindakan tiroidektomi total
4. Karsinoma Medulare
Dilakukan tindakan tiroidektomi total
5. Karsinoma Anaplastik
-
Bila nodul tiroid secara klinis suspek benigna dilakukan tindakan FNAB ( Biospi
Jarum Halus ). Ada 2 kelompok hasil yang mungkin didapat yaitu :
1. Hasil FNAB suspek maligna, foliculare Pattern dan Hurthle Cell.
Dilakukan tindakan isthmolobektomi dengan pemeriksaan potong beku seperti
diatas.
2.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembesaran tiroid atau struma sedang lazim ditemukan kebanyakan
karena defiiensi yodium. Apabila pada pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu
nodul maka pembesaran ini disebut struma nodusa. Struma nodusa tanpa disertai
tanda-tanda hipertiroidisme disebut struma nodusa non toksik. Kelainan ini sangat
sering dijumpai bahkan dapat dikatakan bahwa dari semua kelainan tiroid, struma
nodusa non toksik merupakan kelainan yang paling sering ditemukan. Penurunan
produksi hormon tiroid menghasilkan peningkatan TSH kompensator dengan
akibat hiperplasia dan hipertofi kelenjar. Diagnosis dapat diambil berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Daftar Pustaka
6. Mansjoer A et al. Nodul Tirod., Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Edisi IV.
Jakarta : Media Esculapius FKUI. 2001.h.799.