ANESTHESIA (TIVA)
Diajukan Kepada :
Pembimbing : Dr. Runik Istanti, Sp.An M.Sc
Disusun Oleh :
Sinta Tri Ciptarini
H2A011042
H2A011026
Tanggal
BAB I
STATUS PASIEN
A. Identitas Penderita
Nama
: Ny. SL
Usia
: 45 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Alamat
Pekerjaan
No. RM
: 32271
Tanggal MRS
B. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di Ruang OK RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu pada hari Selasa, 4 Oktober 2016, pukul 08.30
WIB
-
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
Riwayat Asma
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
Riwayat Kejang
: Disangkal
: Disangkal
: Diakui
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
Riwayat Asma
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
Riwayat Keganasan
: Disangkal
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan di Ruang OK RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu pada hari Selasa, 4 Oktober 2016, pukul 08.45 WIB
-
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: 15 (E4M5V6)
Vital sign
o Tekanan Darah
: 130/80 mmHg
o Nadi
o RR
: 22 x/menit, regular
o Suhu
: 36,5 0C (axiler)
Status Gizi
o Berat Badan
: 65 Kg
o Tinggi Badan
: 155 cm
o IMT
Primary Survey
o Airway
Bicara spontan, Nafas stridor (-), Nafas snoring (-), Nafas
gargling (-)
o Breathing
Breathing
Look
Listen
Feel
Flail chest
Retraksi
/
otot
pernafasan
Nafas cuping hidung
Respiratory Rate
Snoring
Stridor
Gargling
Ada hembusan nafas
bantu
(-)
(-)
(-)
22 x/ menit regular
(-)
(-)
(-)
Normal
o Circulation
Nadi
TD
Perdarahan
: 15 (E4M6V5)
(+/+).
o Expossure
Perdarahan external (-), jejas (-).
-
Status Lokalis
o Inspeksi : tampak benjolan di punggung berjumlah satu, pus
(-), darah (-), jejas disekitar benjolan (-)
o Palpasi
Lokasi
: punggung
Jumlah
: satu
Ukuran
: 4 cm
Batas
: tegas
Konsistensi
: kenyal
Permukaan
Mobile
-
: rata
: melekat pada dasarnya
Status Internus
o Kepala : Kesan mesocephal
o Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-),
pupil isokor (3mm/3mm), reflek pupil direk (+/+), reflek pupil
indirek (+/+)
o Telinga : Sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-),
gangguan fungsi pendengaran(-/-)
o Hidung : Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis
(-/-), septum deviasi (-/-), konka hiperemis (-/-)
o Mulut : Bibir kering (-), bibir sianosis (-), lidah kotor (-), gusi
berdarah (-), Tonsil T1-T1, faring hiperemis (-)
Sinistra
Lateral >Antero
posterior
Simetris
Simetris
Lateral >Antero
posterior
Simetris
Simetris
Dextra = sinistra
(-)
(-)
Normal
Dextra = sinistra
(-)
(-)
Normal
Sonor diseluruh
lapang paru
Sonor di seluruh
lapang paru
Vesikuler
Wheezing(-), ronki (-)
Vesikuler
Wheezing(-), ronki (-)
2. Palpasi
Stem fremitus
Nyeri tekan
Pelebaran ICS
Dextra = sinistra
(-)
(-)
Dextra = sinistra
(-)
(-)
3. Perkusi
Suara
lapang
paru
Peranjakan paru
Sonor di seluruh
lapang paru
Sulit dinilai
Sonor di seluruh
lapang paru
Sulit dinilai
Vesikuler
Wheezing(-), ronki (-)
Vesikuler
Wheezing(-), ronki (-)
Depan
1) Inspeksi
Bentuk dada
Hemitorak
Dinamis
2) Palpasi
Stem fremitus
Nyeri tekan
Pelebaran ICS
Arcus Costa
3) Perkusi
4) Auskultasi
Suara dasar
Suara tambahan
Belakang
1. Inspeksi
Bentuk dada
Hemitorak
4. Auskultasi
Suara dasar
Suara tambahan
Tampak anterior paru
SD : vesikuler
SD : vesikuler
o Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Batas atas
Pinggang jantung
Kiri bawah
ICS V 1-2
cm
linea
midclavicula sinistra.
konfigurasi jantung
Auskultasi
reguler, Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-),
SIV (-)
o Abdomen
o Inspeksi
Akral dingin
Oedem
Superior
-/-/10
Inferior
-/-/-
Sianosis
Capilary refill
-/<2/ <2
-/<2/ <2
D. Pemeriksaan Penunjang
-
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium diambil pada tanggal 18 Juli 2016
NO
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
1
Hemoglobin
2
Lekosit
3
Trombosit
4
Eritrosit
5
Hematokrit
HITUNG JENIS
6
Granulosit
7
Limfosit
8
Monosit
MCV, MCH, MCHC
9
MCV
HASIL
NILAI NORMAL
12,2
9,0
333,0
4,54
36,3
12,0 - 16,0
4,0 - 12,0
150,0 - 400,0
4,00 - 5,00
37,0 - 43,0
70,7
21,7
8
50.0 80.0
20.5 51.1
29
80,7
80.3 103.4
10
MCH
26,9
26.0 84.4
11
MCHC
33,3
31.8 36.3
HEMOSTASIS
12
Masa Pembekuan
415
26
13
Masa Pendarahan
215
15
120
<180
Non Reaktif
Non Reaktif
GLUKOSA SEWAKTU
14
Glukosa sewaktu
SERO-IMUNOLOGI
HEPATITIS
15
EKG
HBsAg
E. RESUME
11
>3 jari
Breathing : Spontan, RR : 22 x/menit, suara dasar
vesikuler
Circulation
12
Ondansetron 2 ml 4 mg (iv)
Diazepam 2 ml 10 mg (iv)
o Induksi
:
Propofol 6 ml 60 mg (iv)
o Analgetik post operasi
Ketorolac 1 ampul = 1ml 30 mg bolus iv
Fentanil 1 ampul = 2 ml 0,10 mg drip 20 tpm
Ketorolac thrometamine 1 ampul = 1 ml 30 mg drip
20 tpm
a. Terapi cairan
:
Maintenance (M)
Stress Operasi (SO)
Pengganti puasa (PP)
I Jam pertama
: 2 x BB = 2 x 65 = 130 ml
: Ringan 4 x 65 = 260 ml
: 8 x M = 8 x 130 = 1040 ml
: (1/2 x PP) + SO + M = (1/2 x
3. POST OPERASI
o Setelah operasi, rawat pasien di recovery room.
o Awasi tanda-tanda vital sampai stabil.
o Boleh makan minum setelah sadar penuh.
o Terapi lain sesuai dokter spesialis bedah.
13
BAB II
PEMBAHASAN
yang
optimal.
Kunjungan
perioperatif
bertujuan
14
d. Circulation
15
hematokrit.darah
Hemostasis : masa pendarahan, dan masa pembekuan
Kimia klinik : gula darah sewaktu
Serologi : HbsAg
16
B. OPERASI
1. Premedikasi
Premedikasi ialah pemberian obat sebelum induksi anestesi dengan
tujuan untuk melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari
anesthesia diantaranya: 1, 3, 4
o Meredakan kecemasan dan ketakutan
o Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus
o Memperkuat efek hipnotik dari agen anestesia umum (sedasi)
o Mengurangi mual muntah pasca operasi
o Menciptakan amnesia
o Mengurangi volume dan meningkatkan cairan lambung
o Menghindari refleks vagal
o Membatasi respons simpatoadrenal
Pada pasien ini mendapat obat-obat premedikasi berupa :
a. Pethidin dengan dosis 50 mg.
Dosis Pethidin 1mg/kgBB 1mg x BB= 1 x 65= 65 mg.
Berfungsi sebagai analgetic.
b. Diazepam dengan dosis 10 mg
Dosis premedikasi Diazepam 0,2 - 0,5 mg/kgBB
0,2 x BB = 0,2 x 65 = 13. Berfungsi sebagai ansiolitik, sedatif dan
dapat menimbulkan amnesia.
c. Ondansetron dengan dosis tunggal 4 mg. Pada pasien ini
diberikan 4 mg. Berfungsi sebagai antiemetic.
2. Induksi Anestesi
Proses pasien dari keadaan sadar sampai dengan tidak sadar untuk
mencapai trias anestesi yaitu sedasi, analgesik, muscle relaxant.
a. Propofol dengan dosis 100 mg 10 ml
Dosis induksi 1-2 mg/kgBB 2 x 65 = 130 mg, pemberian obat
induksi dikurangi sesuai kedalaman anestesi pasien bila sudah
dilakukan premedikasi sehingga pada pasien ini diberikan hanya 60
mg.
Obat ini onsetnya cepat dan duration of actionnya singkat.
Mekanisme kerja propofol adalah peningkatan aktivitas GABA
dalam menghambat neurotransmitter di SSP.
17
3. Maintenance
Proses menjaga kedalaman anestesi agar sesuai. Tidak boleh
terlalu dalam karena membahayakan pasien dan tidak boleh terlalu
ringan karena pasien masih merasakan nyeri dan menimbulkan trauma
psikis yang berkepanjangan.
Pada pasien ini menggunakan maintenance O2 3 liter.
4. Balance Cairan
a. Masuk
RL sebanyak 500 ml
b. Keluar
Perdarahan 50 ml, sedangkan pada hitungan Allowwed blood
looss (ABL)/darah yang hilang yang masih bisa ditoleransi yaitu
sebanyak 845 ml.
C. POST OPERASI
Kesadaran akan berangsur pulih dengan turunnya kadar obat
anestesi akibat metabolisme dan ekskresi.
Pemindahan pasien dari kamar operasi menggunakan Aldrette score
yaitu penilaian didasarkan respirasi, kesadaran, sirkulasi, aktivitas dan
18
warna kulit. Bila skor lebih dari 8 maka dapat dipindahkan ke ruang
perawatan.
Pada pasien ini mendapatkan skor 10 karena : pasien sadar penuh (2),
dapat melakukan pernafasan dalam, bebas dan dapat batuk (2), perbedaan
tekanan darah pre anastesi 20% (2) TD pasien sebelum operasi 130/80 dan
TD setelah operasi 118/78 mmHg, dapat menggerakkan 4 ekstremitas (2) dan
warna kulit normal (2).
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Latief SA. Suryadi KA. Dachlan MR, Petunjuk Praktis Anestesiologi dan
Terapi Intensif
Edisi 3. Jakarta Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2007.
4.
19
20