(NYERI KEPALA)
“Kenapa Kepalaku?”
Disusun oleh :
NAMA : Mega Mutia Rahman
STAMBUK : N10117036
KELOMPOK : 8 (delapan)
Sumber: Hasan Sjahrir, 2008. Nyeri Kepala & Vertigo. Yogyakarta: Pustaka Cendekia
Press
Sumber: Hidayati, H., B. 2016. Pendekatan Klinis Dalam Manajemen Nyeri Kepala.
Vol 2(2). View On 07 April 2020. From [
http://dx.doi.org/10.21776/ub.mnj.2016.002.02.7 ]
Neuroregulator Nyeri
1. Neurotransmiter
a. Substansi P (Peptida)
b. Serotonin
Dilepaskan oleh batang otak dan kornu dorsalis untuk menghambat transmisi
nyeri.
c. Prostaglandin
2. Neuromodulator
Merupakan substansi sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh. Diaktivasi oleh
daya stress dan nyeri. Terdapat pada otak, spinal, dan traktus gastrointestinal.
Berfungsi memberi efek analgesik
b. Bradikinin
Dilepaskan dari plasma dan pecah disekitar pembuluh darah pada daerah yang
mengalami cedera. Bekerja pada reseptor saraf perifer, menyebabkan peningkatan
stimulus nyeri.Bekerja pada sel, menyebabkan reaksi berantai sehingga terjadi
pelepasan prostaglandin.
Impuls sepanjang saraf aferen sinaps di sumsum tulang belakang dan lulus
melalui anterolateral saluran ke talamus dan dari sana , antara lain, korteks
somatosensori, yang Cingular gyrus, dan insular korteks (->C). Koneksi yang tepat
memproduksi berbagai komponen sensasi nyeri: sensorik (Misalnya, persepsi
lokalisasi dan intensitas), afektif (penyakit), motor (refleks pelindung, tonus otot,
mimikri), dan otonom (perubahan di tekanan darah, takikardia, dilatasi pupil,
berkeringat, mual). Sambungan di thalamus dan sumsum tulang belakang dihambat
oleh yang turun saluran dari otak tengah, korteks periaqueductal abu-abu materi, dan
rafe inti, ini traktat mempekerjakan norepinefrin, serotonin, dan terutama
endorphines. Lesi thalamus, misalnya, dapat menghasilkan rasa sakit melalui tidak
adanya hambatan ini (Sindrom talamus). Untuk mengatasi nyeri, pengaktifan rasa
sakit reseptor dapat dihambat, misalnya, dengan pendinginan daerah yang rusak dan
oleh prostaglandin inhibitor sintesis (->C1). Transmisi nyeri dapat dihambat dengan
pendinginan dan bloker kanal Na + (anestesi lokal; ->C2). Transmisi di thalamus
dapat dihambat oleh anestesi dan alkohol (->C5). Upaya telah nowand lagi beenmade
untuk mengganggu nyeri transmisi dengan cara bedah saraf transeksi (->C6).
Electroacupuncture dan saraf transkutaneus stimulasi tindakan melalui aktivasi, turun
rasa sakit menghambat saluran (->C3). Reseptor endorphine yang diaktifkan oleh
morfin dan obat terkait (->C4). Endogen sakit menghambat mekanisme dapat dibantu
dengan metode psikologis pengobatan. Tidak adanya rasa sakit yang dibawa oleh
farmakologi berarti atau kongenital sangat jarang mengganggu kondisi analgesia
bawaan fungsi-fungsi peringatan. Jika penyebab nyeri tidak dihilangkan,
konsekuensinya dapat mengancam jiwa.
Sumber: Bahrudin, M. 2017. Patofisiologi Nyeri (PAIN). Vol 13 (1). View 07 April
2020. From [http://ejournal.umm.ac.id/]
4. Sistem SNOOP
Red flags adalah tanda bahaya atau kondisi yang harus diwaspadai. Beberapa
hal yang terkategori sebagai red flags pada kasus nyeri kepala.
Systemic Symptoms
Seizures
Setiap nyeri kepala yang disertai dengan kejang maka dokter wajib berhati-
hati karena terkategori dalam red flags. Kejang bisa diakibatkan oleh penyakit yang
mendasari. Penyakit yang mendasari terjadinya kejang bermacam-macam, misalnya:
tumor, vaskular, trauma kepala, dll.
Onset
Onset yang harus diwaspadai sebagai tanda bahaya (red flags) adalah: nyeri
kepala yang datang secara tiba-tiba, yang bersifat mendadak, yang baru pertama kali
muncul, atau yang dipicu oleh manuver valsava atau perubahan posisi. Apabila
disertai onset tersebut maka diagnosis yang mungkin adalah: SAH, AVM, tumor
primer, tumor metastasis, SAH, ICH, abses, meningitis, thrombosis vena, hipertensi
intrakranial, dll.
Onset dan perjalanan nyeri kepala dari waktu ke waktu memiliki implikasi
diagnostik dan terapeutik. Nyeri kepala dengan onset cepat berhubungan dengan nyeri
kepala klaster, sindrom SUNCT, dan trigeminal neuralgia. Nyeri kepala dengan onset
mendadak mengarah pada dugaan adanya mekanisme vaskular yang mendasari seperti
perdarahan subarachnoid. Onset nyeri kepala akibat gangguan oftalmologik dan
infeksi juga mendadak. Biasanya, pemeriksaan fisik dapat membantu dalam
membedakan kondisi yang serius. Nyeri kepala lain meskipun onsetnya dahsyat, bisa
jadi prognosisnya jinak. Contohnya adalah nyeri kepala yang berhubungan dengan
aktivitas seksual, batuk, dan mengejan.
Older
Usia tua pada kasus nyeri kepala merupakan tanda bahaya (red flags). Nyeri
kepala yang dimulai setelah usia 50 tahun mungkin disebabkan oleh kondisi serius,
seperti: giant cell arteritis, lesi massa, atau penyakit serebrovaskular. Nyeri kepala
atau nyeri wajah pada usia lanjut bisa diakibatkan oleh obat-obatan, penyakit
sistemik, postherpetic neuralgia (PHN), trigeminal neuralgia, atau gangguan pada
kepala, leher, mata, telinga, atau hidung. Untuk itu, pemeriksaan tambahan dilakukan
saat nyeri kepala muncul pada pasien usia tua baru dengan onset baru, terdapat
perubahan pola nyeri kepala dibandingkan dengan yang sudah ada, atau pemeriksaan
fisik didapatkan kelainan. Pada keadaan ini, MRI kepala dan laju endap darah
diperlukan untuk membantu mengidentifikasi atau mengeksklusi gangguan struktural
dan giant cell arteritis.
Progression of Headache
Positional Change
Nyeri kepala yang memburuk dengan perubahan posisi perlu diwaspadai (red
flags). Perubahan posisi yang memperburuk nyeri kepala misalnya adalah: berdiri
tegak atau berbaring.
Papil edema
Papil edema merupakan tanda bahaya (red flags). Nyeri kepala yang disertai
dengan adanya papil edema maka perlu dicurigai akan adanya penyebab sekunder
yang mendasari nyeri kepala, misalnya: tumor, IIH (Gambar 1), meningitis, atau
ensefalitis.
Precipitated Factors