masa lampau dan ECT masa kini setelah menonton tayangan beikut
ini.
Jawaban:
TABEL PEMBAHSAN
Hasil :
Pada tikus yang diberikan PTZ terdapat sedasi dan gerakan pada
tikus normal dalam pergerakannya dan efek kejang pada obat ini ada dan
secara tiba-tiba karena obat ini merupakan penginduksi kejang yang
bersifat antagonis GABA (FKUI,2015).
Pada tikus yang diberikan PTZ+Phenobarbital gerakan pada tikus
kurang aktif karena efek Phenobarbital yang membatasi penjalaran
aktivitas dan bangkitan dan menaikkan ambang rangsang sehingga tidak
memberikan pengaruh besar pada tikus walaupun telah diberikan
Pentylenetetrazol (PTZ )yaitu suatu stimulansia yang dalam dosis tinggi
dapat menyebabkan kejang, obat ini dalam percobaan antikonvulsi
digunakan sebagai penginduksi kejang, ia memiliki mekanisme sebagai
antagonis GABA (FKUI, 2015).
Pada tikus yang diberikan PTZ + ehtosuksimid gerakan pada tikus
ini sangat aktif karena mekanisme kerja obat ini menghambat kanal Ca
tipe T. etosuksimid mempunyai efek penting pada arus Ca2+, menurunkan
arus nilai ambang rendah (tipe T) sebagai pacemaker dari membangkitkan
cetusan listrik di korteks, tidak terdapat efek sedai dan kejang pada tikus
ini (Neal, 2006; FKUI, 2012).
Pada tikus yang diberikan PTZ + DPH gerakan pada tikus adalah
normal dan terdapat efek sedasi dan kejang tetapi setelah kejang tikus
bergerak normal akibat dari inhibisi kanal Na + pad membran akson
sehingga hantaran impuls listrik berlangsung cepat (Neal, 2006; FKUI,
2012).
Jawaban:
Diagnosa pada pasien ini yaitu epilepsi bangkitan mioklonik yang Adanya
satu atau banyak sentakan otot, kesadaran normal dan biasanya bilateral
dan simetris. .
Pemeriksaan dilakukan yaitu;
b. Lama serangan
d. Frekuensi serangan
e. Faktor pencetus
a. Elektroensefalografi (EEG)
Pemeriksaan EEG harus dilakukan pada semua pasien
epilepsi dan merupakan pemeriksaan penunjang yang paling sering
dilakukan untuk menegakkan diagnosis epilepsi dan tipe kejang
lainnya yang tepat dan bahkan sindrom epilepsi (Markand, 2009).
EEG juga dapat membantu pemilihan obat anti epilepsi dan
prediksi prognosis pasien (Smith, 2005).
Adanya kelainan fokal pada EEG menunjukkan
kemungkinan adanya lesi struktural di otak, sedangkan adanya
kelainan umum pada EEG menunjukkan kemungkinan adanya
kelainan genetik atau metabolik. Pemeriksaan EEG rutin sebaiknya
dilakukan perekaman pada waktu sadar dalam keadaan istirahat
dan pada waktu tidur (Sunaryo, 2006).
Gambaran EEG pasien epilepsi menunjukkan gambaran
epileptiform, misalnya gelombang tajam (spike), paku-ombak, paku
majemuk, dan gelombang lambat yang timbul secara paroksismal.
Jawaban:
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Individu
30 Januari2017
LAPORAN FARMAKOLOGI
BLOK NEUROPSIKIATRI
Disusun Oleh:
Nama : Dita Aldini Hi.Lamatta
No. Stambuk : 14 777 034
Kelompok : II (Dua)