Anda di halaman 1dari 12

Laporan Individu

02 Mei 2017

LAPORAN TUTORIAL
MODUL 1

Disusun Oleh :
Nama : Dita Aldini Hi.Lamatta
Stambuk : 14 777 034
Kelompok : III (tiga)
Pembimbing : dr. Andi Ita Magfirah

BLOK TUMBUH KEMBANG ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2017
MODUL 1

SKENARIO

Nanang anak perempuan usia 5 bulan diantar ibunya ke poli anak, karena ibu
cemas dengan anaknya yang lahir berat badan kurang dari normal. Riwayat lahir,
cukup bulan dengan ibu yang mengalami hipertensi, spontan segera menangis
BBL 2300 gram ; PB 48 cm ; LK 30 cm. Selama perawatan sudah memperoleh
vaksin Hep B dan Polio oral. Nanang pernah mengalami kuning yang tampak
sampai dada dan menghilang satu minggu kemudian. Saat ini masih dapat ASI
dan rencana mulai mendapat makanan pendamping saat usia 5 bulan. Pada
pemeriksaan PB 64 cm, BB 5200 gram, LK 40 cm. Data dari KMS:

Lahir 2300 gram ; PB 49 cm


Usia 1 bulan 2800 gram ; PB 55 cm
Usia 2 bulan 3500 gram ; PB 58 cm
Usia 3 bulan 4700 gram ; PB 60 cm
Usia 4 bulan 5000 gram ; PB 63 cm
Pada pemeriksaan perkembangan dengan KPSP. Kedua anggota gerak dan
tungkai bergerak aktif. Dapat menatap wajah pemeriksa. Dapat mengeluarkan
suara (ngoceh). Saat ditest dapat mengerakkan kepala ke satu sisi. Kepala hanya
dapat tegak sudut 15 derajat. Sering bayi terdengar suara tertawa. Anak sering
rewel sehingga sering kali digendong.

KATA KUNCI

1. Anak perempuan 5 bulan


2. BBLR dan cukup bulan
3. Riwayat hipertensi pada ibu saat kehamilan
4. BBL 2300 gram, PB 49 cm, LK 30 cm
5. Pemberiaan vaksin Hep B dan polio oral
6. Ikterus yang tampak sampai dada dan menghilang satu minggu kemudian
7. Saat ini masih dapat ASI dan rencana mulai mendapat makanan
pendamping saat usia 5 bulan
8. Keadaan anggota gerak aktif
9. Bayi menangis spontan saat lahir

PERTANYAAN

1. Definisi pertumbuhan dan perkembangan


2. Apa saja fakto-faktor penyebab BBLR
3. Sebutkan tahap-tahap tumbuh kembang anak
4. Apakah ada hubungan ikterus dengan BBLR? jelaska klasifikasi dari ikterus
dan etiologi dari ikterus!
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?
6. Jelaska berat badan, panjang badan dan linggkar kepala pada neonatus!

JAWABAN

1. Definisi pertumbuhan dan perkembangan


Pertumbuhan (growth) : Perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ maupun
individu.
Perkembangan (development) : Perubahan yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (Skill) struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan/ maturasi.
2. Faktor-faktor penyebab BBLR
Umur ibu
WHO merekomendasikan bahwa usia yang dianggap paling aman
menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20 hingga 35 tahun.
Persentase tertinggi bayi dengan berat badan lahir rendah terdapat pada
kelompok remaja dan wanita berusia lebih dari 40 tahun. Ibu yang terlalu
muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang. Sedangkan
pada ibu yang sudah tua meskipun mereka berpengalaman, tetapi kondisi
tubuh dan kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat
mempengaruhi janin intra uteri dan dapat menyebabkan kelahiran BBLR.
Umur yang baik bagi ibu untuk hamil adalah 20-35 tahun. Kehamilan di
bawah umur 20 tahun atau lebih 30 tahun merupakan kehamilan yang
beresiko tinggi. Kehamilan pada usia muda merupakan faktor resiko
karena pada umur < 20 tahun kondisi ibu masih dalam pertumbuhan
sehingga asupan makanan lebih banyak digunakan untuk mencukupi
kebutuhan ibu. Sedangkan kehamilan lebih dari 35 tahun organ
reproduksi kurang subur serta memperbesar resiko kelahiran dengan
kelainan kongenital dan beresiko untuk mengalami kelahiran prematur.
Secara umum seorang perempuan disebut siap secara fisik jika ia telah
menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya, yaitu sekitar usia 20 tahun ketika
tubuhnya berhenti tumbuh. Hambatan yang akan terjadi pada kehamilan
dengan usia kurang dari 20 tahun yaitu pada saat hamil kurang
memperhatikan kehamilannya termasuk kontrol kehamilan yang akan
berdampak pada meningkatnya resiko komplikasi kehamilan .
Pada wanita yang hamil pada umur lebih dari 35 tahun juga menjadi salah
satu faktor penyebab terjadinya komplikasi kehamilan, terutama
meningkatnya kasus melahirkan bayi dengan BBLR. Hal ini disebabkan
karena resiko munculnya masalah kesehatan kronis. Anatomi tubuhnya
mulai mengalami degenerasi sehingga kemungkinan terjadi komplikasi
pada saat kehamilan dan persalinan, akibatnya akan terjadi kematian
perinatal juga menjelaskan bayi lahir prematur juga dikarenakan usia ibu
sangat muda atau terlalu tua. Untuk usia muda kurang dari 20 tahun dan
terlalu tua di atas 35 tahun. Faktor usia dapat mempengaruhi kondisi
mulut rahim karena terlalu lemah sehingga bayi dapat lahir prematur.
Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu
baik lahir hidup maupun lahir meninggal. Seorang ibu yang sering
melahirkan mempunyai resiko mengalami anemia pada kehamilan
berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisinya karena
selama hamil zat-zat gizi akan terbagi untuk ibu dan janin yang
dikandungnya. Paritas yang beresiko melahirkan BBLR adalah paritas 0
yaitu bila ibu pertama kali hamil dan mempengaruhi kondisi kejiwaan
serta janin yng dikandungnya, dan paritas lebih dari 4 dapat berpengaruh
pada kehamilan berikutnya kondisi ibu belum pulih jika hamil kembali.
Paritas yang aman ditinjau dari sudut kematian maternal adalah paritas 1-
4. Paritas ibu diklasifikasikan menjadi primipara (ibu yang melahirkan
anak pertama), multipara (ibu yang melahirkan anak kedua dan ketiga),
dan grandemultipara (ibu yang melahirkan anak keempat atau lebih). Ibu
dengan paritas lebih dari empat anak beresiko 2,4 kali lebih besar untuk
melahirkan BBLR karena setiap proses kehamilan dan persalinan
menyebabkan trauma fisik dan psikis, semakin banyak trauma yang
ditinggalkan menyebabkan penyulit pada kehamilan dan persalinan
berikutnya. Kehamilan grandemultipara (paritas tinggi) menyebabkan
kemunduran daya lentur (elastisitas) jaringan yang sudah berulang kali
direngangkan oleh kehamilan sehingga cenderung untuk timbul kelainan
letak ataupun kelainan pertumbuhan plasenta dan pertumbuhan janin
sehingga melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).Hal ini dapat
mempengaruhi suplai gizi dari ibu ke janin dan semakin tinggi paritas
maka resiko nuntuk melahirkan BBLR semakin tinggi .
Kehamilan ganda
Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada
janin pada kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sama. Sampai
kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin kembar sama dengan
janin kehamilan tunggal. Setelah itu, kenaikan berat badan lebih kecil
karena regangan yang berlebihan sehingga menyebabkan peredaran
darah plasenta mengurang. Berat badan satu janin pada kehamilan
kembar rata-rata 1000 gram lebih ringan daripada kehamilan tunggal.
Berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, dapat
berbeda antara 50-1000 gram, karena pembagian darah pada plasenta
untuk kedua janin tidak sama. Pada kehamilan ganda distensi uterus
berlebihan, sehingga melewati batas toleransi dan sering terjadi partus
prematurus. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan ganda
bertambah, yang akan menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain,
sehingga sering lahir bayi yang kecil.

3. Tahap-tahap tumbuh kembang anak sesuai umur pada skenario


Perkembangan Kognitif
Fase Sensorimotor ( Piaget )
Selama fase sensorimotor bayi, terdapat tiga peristiwa yang terjadi
selama fase ini yang melibatkan antara lain;
(1) perpisahan yaitu bayi belajar memisahkan dirinya sendiri dari benda lain di
dalam lingkungan.
(2) penerimaan konsep keberadaan objek atau penyadaran bahwa benda yang
tidak lagi ada dalam area penglihatan sesungguhnya masih ada. Misalnya ketika
bayi mampu mendapatkan benda yang diperhatikannya telah disembunyikan di
bawah bantal atau di belakang kursi.
(3) kemampuan untuk menggunakan simbol dan representasi mental.
Dalam hal ini fase sensorimotor
terdiri atas 4 tahap yaitu:
Tahap pertama, dari lahir sampai 1 bulan diidentifikasi dengan
penggunaan refleks bayi. Pada saat lahir, individualitas dan temperamen bayi
diekspresikan dengan refleks fisiologis menghisap, rooting, menggenggam dan
menangis.
Tahap Kedua, reaksi sirkulasi primer. Menandai permulaan penggantian
perilaku refleksif dengan tindakan volunteer.Selama periode 1 4 bulan, aktifitas
seperti menghisap dan menggenggam menjadi tindakan yang sadar yang
menimbulkan respon tertentu.Permulaan akomodasi tampak jelas.Bayi
menerima dan mengadaptasi reaksi mereka terhadap lingkungan dan mengenai
stimulus yang menghasilkan respon Sebelumnya bayi akan menangis sampai
puting dimasukkan ke dalam mulut, sekarang mereka menghubungkan puting
dengan suara orang tua.
Tahap Ketiga, reaksi sirkular sekunder adalah lanjutan dari reaksi
sirkulasi primer dan berlangsung sampai usia bulan. Dari menggenggam dan
memegang sekarang menjadi mengguncang dan menarik.Mengguncang
digunakan untuk mendengar suara, tidak hanya sekedar kepuasan saja. Terjadi 3
proses perilaku pada bayi yaitu Imitasi, bermain dan afek yaitu manifestasi emosi
atau perasann yang dikeluarkan. Selama 6 bulan bayi percaya bahwa benda
hanya ada selama mereka dapat melihatnya secara visual. Keberadaan objek
adalah komponen kritis dari kekuatan hubungan orang tua dan anak, terlihat
dalam pembentukan ansietas terhadap orang asing pada usia 6 8 bulan.
Tahap Keempat, koordinasi skema kedua dan penerapannya ke situasi
baru. Bayi menggunakan pencapaian perilaku sebelumnya terutama sebagai
dasar untuk menambah keterampilan intelektual dan keterampilan motorik
sehingga memungkinkan eksplorasi lingkungan yang lebih besar.
Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik pada bayi dikategorikan dalam beberapa usia antara
lain yaitu dimana Usia 4 bulan, bayi mulai mengences, refleks Moro, leher tonik
dan rooting sudah hilang. Usia 5 bulan, adanya tanda pertumbuhan gigi, begitu
juga dengan berat badan menjadi dua kali lipat dari berat badan lahir. Usia 6
bulan, kecepatan pertumbuhan mulai menurun, terjadi pertambahan berat
badan 90-150 mg perminggu selama enam bulan kemudian, pertambahan tinggi
badan 1,25 cm per bulan selama enam bulan kemudian, mulai tumbuh gigi
dengan munculnya dua gigi seri di sentral bawah serta bayi mulai dapat
mengunyah dan menggigit. Di Usia 7 bulan, mulai tumbuh gigi seri di sentral atas
serta memperlihatkan pola teratur dalam pola eliminasi urine dan feces di Usia 8
bulan.
Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik bayi dibedakan menjadi 2 bagian yaitu motorik
kasar dan motorik halus. Dimana motorik kasar terdiri dari, kepala tidak terjuntai
ketika ditarik keposisi duduk dan dapat menyeimbangkan kepala dengan baik,
punggung kurang membulat, lengkung hanya di daerah lumbal, mampu duduk
tegak bila ditegakkan, mampu menaikan kepala dan dada dari permukaan
sampai sudut 90 derajat, melakukan posisi simetris yang dominan seperti
berguling dari posisi telentang ke miring. Begitu juga ketika duduk bayi mampu
mempertahankan kepala tetap tegak dan kuat, duduk dengan lebih lama ketika
punggung disangga dengan baik.Ketika posisi prone, bayi mengambil posisi
simetris dengan lengan ekstensi, berguling dari posisi telungkup ke telentang,
dapat mengangkat dada dan abdomen atas dari permukaan serta menahan berat
badan pada satu tangan.Selain itu ketika supine, bayi memasukkan kakinya ke
mulut dan bayi mengangkat kepala dari permukaan secara spontan.Duduk di
kursi tinggi dengan punggung lurus, ketika dipegang dalam posisi berdiri bayi
menahan hampir semua berat badannya dan tidak lagi memperhatikan
tangannya.Duduk condong kedepan pada kedua tangan, ketika dipegang pada
posisi berdiri, bayi berusaha melonjak dengan aktif. Di usia 8 bulan bayi duduk
mantap tanpa ditopang dan menahan berat badan pada kedus tungkai serta
menyesuaikan postur tubuh untuk mencapai seluruh benda.
Motorik halus
Bayi meliputi menginspeksi dan memainkan tangan, menarik pakaian dan
selimut ke wajah untuk bermain, mencoba meraih benda dengan tangan namun
terlalu jauh, bermain dengan kerincingan dan jari kaki, dapat membawa benda
kemulut.Bayi mampu menggenggam benda dengan telapak tangan secara sadar,
memegangi satu kubus sambil memperhatikan kubus lainnya.Meraih kembali
benda yang terjatuh, menggenggam kaki dan menariknya ke mulut,
memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya, memegang dua kubus
lebih lama dan membantingnya ke atas meja. Di usia 8 bulan bayi sudah
melakukan genggaman dengan cubitan menggunakan jari telunjuk, jari ke empat
dan kelima, mempertahankan dua kubus dengan memperhatikan kubus ketiga,
membawa benda dengan menarik pada tali dan berusaha untuk tetap meraih
mainan yang diluar jangkauan.
Perkembangan Bahasa
Komunikasi verbal bermakna bayi pertama kali adalah menangis,
untuk mengekspresikan ketidaksenangannya, mengeluarkan suara yang parau,
kecil dan nyaman selama pemberian makan, berteriak kuat untuk
memperlihatkan kesenangan, berbicara cukup banyak ketika di ajak bicara,
jarang menangis selama periode terjaga, berteriak mengeluarkan suara
mendekut dan bercampur huruf konsonan dan tertawa keras, mulai menirukan
suara, menggumam menyerupai ucapan satu suku kata, vokalisasi kepada
maianan dan bayangan di cermin, menikmati mendengarkan suaranya sendiri.
Selanjutnya menghasilkan suara vocal dan merangkai suku kata, berbicara ketika
orang lain berbicara, mendengarkan secara selektif katakata yang dikenal,
mengucapkan tanda penekanan dan emosi serta menggabungkan suku kata
sepertidada, namun tidak ada maksud di dalamnya.
Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial bayi pada awalnya dipengaruhi oleh refleksinya,
seperti menggenggam dan pada akhirnya bergantung terutama pada interaksi
antara mereka dengan pemberian asuhan utama.Kelekatan kepada orang
tua.Kelekatan orang tua dan anak yang dimulai sebelum kelahiran, sangat
penting disaat kelahiran.Menangis dan perilaku refleksi adalah metode untuk
memenuhi kebutuhan bayi dalam periode neonatal dan senyum social
merupakan langkah awal dalam komunikasi social. Bermain juga menjadi agen
sosialisasi utama dan memberikan stimulus yang diperlukan untuk belajar dan
berinteraksi dengan lingkungan

4. Klasifikasi ikterus
Terdapat 2 jenis ikterus: ikterus fisiologis dan patologis.
Ikterus fisiologis
Ikterus fisiologis memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Timbul pada hari kedua-ketiga.
b. Kadar bilirubin indirek (larut dalam lemak) tidak melewati 12 mg/dL
pada neonatus cukup bulan dan 10mg/dL pada kurang bulan.
c. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg/dL per hari.
d. Kadar bilirubin direk (larut dalam air) kurang dari 1mg/dL.
e. Gejala ikterus akan hilang pada sepuluh hari pertama kehidupan.
f. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis tertentu.
Ikterus patologis
Ikterus patologis memiliki karakteristik seperti berikut:
a) Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama kehidupan.
b) Ikterus dengan kadar bilirubin melebihi 12mg/dL pada neonatus cukup
bulan dan 10mg/dL pada neonates lahir kurang bulan/premature.
c) Ikterus dengan peningkatan bilirubun lebih dari 5mg/dL per hari.
d) Ikterus yang menetap sesudah 2 minggu pertama.
e) Ikterus yang mempunyai hubungan dengan proses hemolitik, infeksi atau
keadaan patologis lain yang telah diketahui.
f) Kadar bilirubin direk melebihi 1mg/dL.

etiologi dari ikterus


Penyebab ikterus dapat dibagi kepada tiga fase yaitu:
Ikterus Prahepatik
Produksi bilirubin yang meningkat yang terjadi pada hemolisis sel darah
merah. Peningkatan pembentukan bilirubin dapat disebabkan oleh:
- Kelainan sel darah merah
- Infeksi seperti malaria, sepsis.
- Toksin yang berasal dari luar tubuh seperti: obat obatan, maupun yang
berasal dari dalam tubuh seperti yang terjadi pada reaksi transfuse dan
eritroblastosis fetalis.
Ikterus Pascahepatik
Bendungan pada saluran empedu akan menyebabkan peninggian
bilirubin konjugasi yang larut dalam air. Akibatnya bilirubin mengalami akan
mengalami regurgitasi kembali kedalam sel hati dan terus memasuki peredaran
darah, masuk ke ginjal dan di eksresikan oleh ginjal sehingga ditemukan bilirubin
dalam urin. Sebaliknya karena ada bendungan pengeluaran bilirubin kedalam
saluran pencernaan berkurang sehingga tinja akan berwarna dempul karena
tidak mengandung sterkobilin.
Ikterus Hepatoseluler
Kerusakan sel hati menyebabkan konjugasi bilirubin terganggu sehingga
bilirubin direk akan meningkat dan juga menyebabkan bendungan di dalam hati
sehingga bilirubin darah akan mengadakan regurgitasi ke dalam sel hati yang
kemudian menyebabkan peninggian kadar bilirubin konjugasi di dalam aliran
darah. Kerusakan sel hati terjadi pada keadaan: hepatitis, sirosis hepatic, tumor,
bahan kimia, dll.
5. Faktor- faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap


tumbuh kembang anak, yaitu :

Faktor heriditer/ genetik


Faktor heriditer Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi
pada individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah
dan secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif,
psikososial maupun spiritual. Merupakan faktor keturunan secara genetik dari
orang tua kepada anaknya. Faktor ini tidak dapat berubah sepanjang hidup
manusia, dapat menentukan beberapa karkteristik seperti jenis kelamin, ras,
rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, dan beberapa keunikan sifat dan sikap
tubuh seperti temperamen. Faktor ini dapat ditentukan dengan adanya
intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas
jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan
tulang. Potensi genetik yang berkualitas hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan yang positif agar memperoleh hasil yang optimal.
Faktor Lingkungan/ eksternal
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi individu setiap hari
mulai lahir sampai akhir hayatnya, dan sangat mempengaruhi tercapinya atau
tidak potensi yang sudah ada dalam diri manusia tersebut sesuai dengan
genetiknya. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :
Lingkungan pranatal (faktor lingkungan ketika masihdalam kandungan)
Faktor pranatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu hamil, faktor
mekanis, toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, immunitas.
Lingkungan postnatal ( lingkungan setelah kelahiran )
Lingkungan posnatal dapat di golongkan menjadi:
Lingkungan biologis, meliputi ras, jenis kelamin, gizi, perawatan kesehatan,
penyakit kronis, dan fungsi metabolisme.
Lingkungan fisik, meliputi sanitasi, cuaca, keadaan rumah, dan radiasi.
Lingkungan psikososial, meliputi stimulasi, motivasi belajar, teman sebaya,
stress, sekolah, cinta kasih, interaksi anak dengan orang tua.
Lingkungan keluarga dan adat istiadat, meliputi pekerjaan atau pendapatan
keluarga, pendidikan orang tua, stabilitas rumah tangga, kepribadian orang tua.
Faktor Status Sosial ekonomi
Status sosial ekonomi dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan status sosial yang tinggi
cenderung lebih dapat tercukupi kebutuhan gizinya dibandingkan dengan anak
yang lahir dan dibesarkan dalam status ekonomi yang rendah.
Faktor nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang
kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak
sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,
vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak di penuhi maka proses
tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat.
Faktor kesehatan
Status kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh kembang.
Pada anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh kembang
sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi status kesehatan kurang baik,
akan terjadi perlambatan.

6. Berat badan dan tinggi badab normal pada bayi :


Perkembangan Normal ukuran lingkar kepala bayi :
Pada bayi baru lahir (0 bulan) : ukuran lingkar kepala normal adalah 34
35 cm.
Pada bayi usia 0 3 bulan : akan terjadi penambahan ukuran lingkar
kepala sebesar 2 cm per bulannya
Pada bayi usia 4 6 bulan : akan bertambah 1 cm per bulannya
Pada bayi usia 6 12 bulan : ukuran lingkar kepala akan bertambah 0,5
cm per bulan
Pada bayi usia 12 24 bulan (1 2 tahun) : ukuran lingkar kepala akan
bertambah 2 cm per tahun.
DAFTAR PUSTAKA

1) Adriana, D, 2011,Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak


, Salemba,Jakarta.Bahiyatun, 2011, Psikologi Ibu dan Anak,EGC, Jakarta.
2) Cendekia, 2013,T u m b u h K e m b a n g A n a k U s i a 2 5 T a h u n , http
://www.al-maghribi com. Dikutip pada tanggal 07 Februari 2013Damayanti.
3) Prof. Dewi Maritalia 2011,Tumbuh Kembang Balita: Kecerdasan,
Keterampilan,dan Perkembangan Secara Fisik ,http://www.ibudanbalita.com
. D i k u t i p pada tanggal 07 Februari 2013.
4) Depkes RI, 2007,Sistem Kesehatan Nasional,Jakarta., 2009, Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan, Jakarta.
5) Buku Tumbuh kembang anak. Edisi 2 Penyunting Prof. Soetjiningsih SpA(K)
dan Prof. IG.N. Gde Ranuh SpA(K)
6) Medscape 2015 Perkembangan pada anak

Anda mungkin juga menyukai